Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KULINER RUMAH MAKAN


GUDEG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI YOGYAKARTA
Mata kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Fadli Hudaya,SEI,M.SI

Disusun oleh:
Emi Fasifka
(202101030021)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2023
Bab I

1.1 Latar Belakang


Perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang pasti ada di setiap daerah. Melalui
transaksi ini penjual dan pembeli dapat mengambil manfaat dalam memenuhi kebutuhan
ekonominya.
Berdagang menjadi satu pilihan yang sederhana bagi masyarakat dalam mencari
penghasilan untuk menafkahi keluarganya. Bermula dari modal yang relatif kecil disertai
dengan keahlian berdagang sehingga dari berdagang mereka mampu memenuhi kebutuhan
hidup mereka.
Bisnis kuliner merupakan salah satu dari sekian banyak bisnis jasa yang berkembang
dengan pesat walaupun pada masa krisis. Hal ini karena pada dasarnya makanan merupakan
salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, sehingga apabila makan dan
minum masih menjadi kebutuhan yang diutamakan maka bisnis kuliner akan terus tumbuh
dan berkembang. Perkembangan bisnis kuliner ini disertai dengan semakin banyaknya rumah
makan yang bermunculan, baik itu rumah makan biasa maupun rumah makan gudeg . Menu
yang ditawarkan pun semakin berkembang, mulai dari tempat yang hanya sekedar untuk
menikmati makanan rumahan dengan menu sederhana.
Dalam dunia usaha sekarang ini tingkat persaingan antara industri-industri bisnis
semakin tajam, itak terkecuali dengan perusahaan-perusahaan yang berada di Indonesia.
Dengan semakin majunya teknologi pada era digitalisasi ini, setiap perusahaan untuk selalu
meningkatkan kualitas produksi maupun manajemen pemasaran dengan tujuan
memaksimalkan keuntungan-keuntungan sesuai target yang diinginkan oleh perusahaan.
Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis telah meramba kesemua sektor usaha,
sehingga kompetisi yang ada antara perusahaan semakin ketat.
Perusahaan yang bergerak dalam dunia kuliner tidak terlepas dari persaingan tersebut,
dimana perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi berbagai kendala yang timbul dalam
mengelolah bisnis usaha pemasarannya, juga untuk menjamin perusahaan yang bersangkutan
supaya dapat beroperasi dengan manajemen yang efektif dan efisien. Penjualan memegang
peranan penting bagi setiap perusahaan agar produk yang dihasilkan perusahaan dapat terjual
dan memberikan penghasilan bagi perusahan menurut Rangkuti penjualan adalah pemindahan
hak milik atas baran atau pemberian jasa yang dilakuka penjual kepada pembeli dengan harga
yang telah disepakati. Keberhasilan usaha penjualan dapat dilihat dari volume penjualan
apakah perusahaan itu mendapatkan laba atau keberhasilan dalam Penjualannya. Setiap
perusahaan dapat meningkatkan penjualan produknya dengan menggunakan sistem pemasaran
yang efektif, serta strategi yang khusus dalam meningkatkan pasar konsumen yang ada.
Strategi pemasaran tersebut adalah strategi tentang marketing mix yaitupic (harga), product,
(produk) promotion (promosi), places (distribusi). Pemasaran merupakan salah satu fungsi
yang sangat penting dalam perusahaan, dimana dengan pemasaran yang tepat dapat
menentukan volume penjualan dan posisi perusahaan (produk) di pasar. Penguasaan pangsa
pasar sangat tergantung kepada kemampuan untuk memanfaatkan strategi pemasaran
perusahaan.
Kebutuhan masyarakat semakin meningkat, semakin tinggi tingkat pendapatan
masyarakat maka semakin tinggi dan canggih pula barang dan jasa yang dibutuhkannya.
Kemudian kebutuhan tersebut pada suatu saat akan mencapai titik jenuh jika hanya terpenuhi
barang-barang tertentu, sehingga menuntut produsen untuk selalu mencari dan menciptakan
barang dan jasa baru. Arti ikebutuhan itu sendiri adalah rasa kekurangan yang harus dipenuhi
oleh barang dan jasa.
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah,
terutama pada sektor perkebunan dan pertanian. Kedua sektor ini merupakan pintu utama dari
subsektor kebutuhan premier manusia, yaitu pangan. Banyak sekali kita jumpai sumber daya
alam dari dalam negeri yang di ekspor secara besar-besaran dengan harga yang seminimim
mungkin dan kembali dengan bentuk yang sedikit berubah dan harga yang sangat tinggi. Poin
utama dari kasus ini ialah, Indonesia masih kekurangan industri pengolahan kreatif khususnya
di bidang pangan atau yang sering disebut sektor kuliner. Pentingnya UMKM di tiap daerah
tidak diikuti oleh penangan sigap oleh pemilik UMKM khususnya di bidang kuliner sendiri
dan pemerintah. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pemilik usaha kuliner seperti
dari eksternal dan internal usaha. Permasalahan dari internal pemilik usaha ialah seperti
pengolahan keuangan, pembukuan cash-flow,investasi, pengolahan produk yang lebih
inovatif, kekurangan informasi, kekurangan modal awal, serta kekurangan tenaga kerja yang
terampil. Di sisi lain permasalahan timbul dari eksternal usaha kuliner, seperti pemain baru
yang muncul, produk substitusi yang sama dari franchise luar negeri, dan yang paling besar
adalah perdagangan bebas yang sudah di depan mata yaitu Asean Economic Community
2015. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya di sektor kuliner butuh strategi
pengembangan yang kokoh dan perlu melibatkan elemen-elemen besar sampai terkecil serta
instrumen hukum yang kuat dalam memproteksi UMKM kuliner dalam negeri.Pemerintah
juga harus menyelaraskan program kerjanya di tiap daerah dengan stimulan penumbuhan
UMKM baru di tiap kecamatan. Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu strategi dalam
pengembangan usaha mikro kecil dan menengah khususnya di sektor kuliner di Yogyakarta.
Konsumen merupakan salah satu unsur yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuannya, tanpa konsumen dapat dipastikan perusahaan tersebut adalah perusahaan
yang bangkrut. Perusahaan harus memiliki kemampuan untuk memberikan rangsangan dan
rangsangan kepada konsumen agar konsumen terdorong untuk membeli produk yang
dihasilkan perusahaan. Minat beli konsumen dapat timbul sebagai akibat adanya rangsangan
(stimulus) yang ditawarkan oleh perusahaan.Niat beli adalah tahap kecenderungan konsumen
untuk bertindak sebelum keputusan pembelian benar-benar dilaksanakan.
Dalam berdagang sangat erat kaitan atau hubungan antara perilaku pedagang
dengan tingkat penjualan, sebab pada hakikatnya tindakan tersebut berujung pada
boomerang sesuai dengan perbuatan kita sendiri.
Transaksi jual-beli pada prinsipnya mengaitkan dua pihak, yaitu penujual dan
pembeli. Penjual harus meyakinkan pembeli agar dapat mencapai sasaran penjualan
yang diharapkan. Dengan begitu penjual harus memahami beberapa masalah penting
yang berkaitan, yakni: jenis barang, harga produk, syarat penjualan (pembayaran,
pelayanan purna jual, garansi, dll). Masalah tersebut biasanya menjadi pusat perhatian
pembeli sebelum malakukan pembelian. Dengan adanya etika yag baik dapat
menghindari timbulnya rasa kecewa pembeli dalam bertransaksi.
Pada prinsipnya, disadari maupun tidak, notabene masing-masing manusia dimuka bumi
ini tidak pernah terlepas dari kegiatan bisnis, baik sebagai konsumen, perantara, ataupun
produsen. Masing-masing manusia memang tidak bisa terlepas dari kegiatan bisnis. Sebab,
tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam.
Kebutuhan- kebutuhan tersebut secara prinsipil ada yang harus dipenuhi dalam waktu dekat
maupun dalam hitungan jangka panjang. Dalam Islam ada ayat yang berbunyi:
‫َو ُقِل اْع َم ُلْو ا َفَسَيَر ى ُهّٰللا َع َم َلُك ْم َوَرُسْو ُلٗه َو اْلُم ْؤ ِم ُنْو َۗن َو َس ُتَر ُّد ْو َن ِاٰل ى ٰع ِلِم اْلَغْيِب َو الَّشَهاَد ِة َفُيَنِّبُئُك ْم ِبَم ا ُك ْنُتْم َتْع َم ُلْو َۚن‬

Atinya: “Dan katakanlah : bekerjalah kamu, maka allah dan rasulnya serta orang –
orang mu’minin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan kembali kepada Allah yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata lalu diberitahukannNya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan.”. (At- Taubah Ayat (9: 105).
Dalam penelitian ini, objek yang digunakan adalah Bisnis Kuliner Gudeg
Bisnis Kuliner Gudeg adalah salah satu rumah makan penyedia makanan dan berbagai
macam jenis lauk yang sudah berdiri sejak tahun 1985. Warung makan yang
beralamatkan di Sleman DI Yogyakarta.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah diatas masalah yang sering dihadapi pada
dunia usaha adalah masalah modal yang sangat terbatas. Kurangnya modal akan
mengakibatkan kegiatan usaha terhambat, begitu juga yang dialami oleh para pedagang
kecil terutama daerah pedesaan maka rumusan permasalahan penelitian berikut ini
adalah Bagaimana analisis Ekonomi Islam terhadap strategi pengembangan bisnis di Sleman
DI Yogyakarta?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah diatas ,tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
strategi pengembangan bisnis yang diterapkan di Sleman DI Yogyakarta yang dikaitkan
dengan analisis Ekonomi Islam.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah:

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan di


bidang bisnis kuliner. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan ilmu Ekonomi
Islam sehingga dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan referensi mengenai
penerapan strategi pengembangan bisnis kuliner Gudeg di Sleman DI Yogyakarta.
Bab II

2.1 Telaah Teori


a. Strategi Pengembangan Bisnis
Kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategos yang artinya “a general set of
maneuvers cried aut over come a enemyduring combat” yaitu semacam ilmunya para jenderal untuk
memenangkan pertempuran.
1 Sedangkan dalam kamus Belanda-Indonesia, sertategis berasal dari kata majemuk, yang
artinya siasat perang, istilah strategi tersebut digunakan dalam kemiliteran sebagai usaha untuk
mencapai kemenangan, sehingga dalam hal ini diperlukan taktik serta siasat yang baik dan benar.
Sedangkan menurut Umar strategi merupakan tindakan yang bersifat incremenial (senantiasa
meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkna sudut pandang tentang apa yang di
harapkan oleh para pelanggan di masa depan.
2 Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi inti (core competition).
Strategi memiliki hirarki tertentu. Pertama adalah strategi tingkat korporat.
Strategi korporat, menggambarkan arah pertumbuhan dan pengelolaan berbagai bidang usaha
dalam sebuah organisasi untuk mencapai keseimbangan produk dan jasa yang dihasilkan.
Kedua adalah strategi tingkat unit usaha (bisnis). Strategi unit usaha biasanya menekankan
pada usaha peningkatan daya saing organisasi dalam satu industri atau satu segmen industri
yang dimasuki organisasi yang bersangkutan. Ketiga strategi tingkat fungsional. Strategi pada
tingkat ini menciptakan kerangka kerja bagi untuk manajemen fungsional seperti produksi
dan operasi, keuangan, sumber daya manusia, pemasaran ,dan penelitian dan inovasi
(research and innovation).

b. Kuliner Gudeg
Gudeg adalah hidangan khas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda
yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat hidangan ini. Di Jawa Tengah,
ada legenda yang mengaitkan asal-usul gudeg dengan berdirinya Kesultanan Mataram pada akhir
abad ke-16. Dikisahkan bahwa pada saat itu pejuang yang membuka hutan untuk pembangunan ibu
kota negara baru di wilayah Yogyakarta saat ini tidak mendapat pasokan makanan yang memadai.
Sementara itu hanya pohon nangka dan kelapa yang tumbuh subur di hutan tersebut. Saat masih
muda buah nangka keras, dan tidak dapat dimakan mentah, mereka pun merebus buah nangka muda
dalam santan dalam panci logam besar dan mengaduknya dengan papan kayu. Proses memasak
seperti ini dalam bahasa jawa sehari-hari disebut hangudek (jw. Hangudek) "mengaduk". Dari kata
inilah menurut legenda, menjadi asal mula nama makanan yang ditemukan oleh prajurit Mataram
tersebut, "Gudeg".
Gudeg dibuat dari daging buah nangka yang masih mentah. Berbeda dengan daging buah nangka
matang, yang lembut, kuning cerah, berminyak, dan rasanya sangat manis, nangka mentah memiliki
konsistensi padat dan agak kering, bergetah, berwarna keputihan atau krem ringan, dan tidak bisa
dimakan mentah. Setelah kulitnya dikupas, nangka muda dipotong kecil-kecil dan direbus terlebih
dahulu dalam air mendidih sampai lunak. Setelah itu, potongan nangka dituangkan dengan santan
sering dicampur dengan air kelapa, dibumbui dengan bumbu tertentu dan direbus lama biasanya
selama 4–6 jam.
Warna gudeg dihasilkan terutama oleh bumbu rempah-rempah yang digunakan. Rempah-rempah ini
juga memberikan cita rasa utama rasa gudeg, karena daging mentah nangka muda sebenarnya tidak
memiliki rasa khusus. Gudeg hadir dalam berbagai warna, mulai dari hampir putih atau krem muda
hingga merah tua atau cokelat. Variasi warna hidangan hidangan ini menjadi julukan jenis gudeg
tersebut, gudeg putih dan gudeg merah. Variasi gudeg putih disiapkan dengan rempah-rempah yang
tidak terlalu mengubah warna produk asli: lumbang, ketumbar, lengkuas, jahe, bawang
merah, bawang putih, lada hitam. Pada gudeg merah, rempah-rempah dan bumbu lain ditambahkan
selain bumbu di atas, yang memberi warna lebih gelap pada bubur nangka yang dihasilkan. Pewarna
merah biasanya dari daun jati dan Moringa oleifera, biasanya juga ditambahkan terasi, yang memberi
nuansa warna merah-kecokelatan. Selain itu, di Indonesia modern, teh celup terkadang dimasukkan ke
dalam hidangan selama proses perebusan untuk memberikan warna gelap dan rasa asam yang lebih
pekat pada gudeg. Teh ini kemudian diangkat sesudah hidangan matang. Dalam semua jenis gudeg
baik gudeg kering dan basah, atau gudeg merah dan putih biasanya ditambahkan gula aren, sebagai
pemanis. Rasa manis inilah yang menjadi cita rasa khas gudeg.[4][6][7]

c. Perspektif Ekonomi Islam


1. Pengertian Perspektif Islam
Membahas perspektif ekonomi Islam, ada satu titik awal yang harus kita perhatikan, yaitu ekonomi
dalam Islam sesungguhnya bermuara kepada akidah Islam, yang bersumber dari syariatNya. Islam
sebagai agama Allah mengatur kehidupan manusia baik kehidupan di dunia maupun akhirat.
Perekonomian adalah bagian dari kehidupan manusia, maka tentulah hal ini ada dalam sumber yang
mutlak yaitu al-Qur’an dan as-Sunah, yang menjadi panduan dalam menjalani kehidupan.
1.Ekonomi Islam secara mendasar berbeda dari sitem ekonomi yang lain dalam hal tujuan, bentuk
dan coraknya. Sistem tersebut berusaha memecahkan masalah ekonomi dengan jalan tengah antara
pola yang ekstrem yaitu kapitalis dan komunis. Singkatnya, ekonomi Islam adalah sistem ekonomi
yang berdasar pada al-Qur’an dan hadis yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia
dan akhirat (al- falah).
2. Salah satu yang diatur dalam ekonomi Islam adalah konsep penentuan harga yang seharusnya
dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Dalam konsep
Islam, pertemuan permintaan dan penawaran harus terjadi secara rela sama rela. Artinya tidak ada
pihak yang terpaksa melakukan transaksi pada tingkat harga tertentu. Keadaan rela sama rela
merupakan kebalikan dari keadaan aniaya, yaitu keadaan yang salah satu pihak senang di atas
kesedihan pihak lain.
3. Oleh karena itu, perlu ada standar harga dalm bisnis, yaitu prinsip transaksi bisnis harus dilakukan
pada harga yang adil, sebab hal itu merupakan cerminan dari komitmen syariat Islam terhadap
keadilan.
2. Motivasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Abdul Hamid Mursi (2009: 12) menerangkan motivasi dalam perspektif
Ekonomi Islam sebagai berikut:

1. Motivasi Fisiologis
Allah telah memberikan ciri-ciri khusus pada setiap makhluk sesuai
denga fungsi-fungsinya. Diantara ciri-ciri khusus terpenting dalam tabiat penciptaan
hewan dan manusia adalah motivasi fisiologis. Studi-studi fisiologis menjelaskan adanya
kecenderungan alami dalam tubuh manusia untuk menjaga keseimbangan
secara permanen. Bia keseimbangan itu lenyap maka timbul motivasi untuk melakukan
aktivitas yang bertujuan mengembalikan keseimbangan tubuh seperti semula. Motivasi
fisiologis diantaranya sebagai berikut:
a. Motivasi menjaga diri
b. Motivasi menjaga kelangsungan hidup

2. Motivasi Psikologis atau sosial


Motivasi ini meliputi:
a .Motivasi kepemilikan
b .Motivasi berkompetensi
c .Motivasi kerja

3.Motivasi bekerja dan berproduksi


Atas dasar tawakal dan meniadakan fatalismada tiga unsur yang menjadikan hidup manusia
positif dan berguna.
Pertama; mengimplementasikan potensi kerja yang dianugerahkan Allah.
Kedua; bertawakal kepada Allah,dan
mencari pertolonganNya ketika melaksanakan pekerjaan.
Ketiga; beriman kepada Allah untuk menolak bahaya, kedikatatoran, dan kesombongan atas
prestasi yang dicapai.

3. Strategi Pemasaran Ekonomi Islam


Adapun strategi pokok dari pemasaran Islam adalah sebagai berikut:
a. Penjualan
Fungsi penjualan juga merupakan sumber pendapatan yang di perlukan untuk menutup
biaya modal dengan harapan mendapatkan laba.Tetapi dalam penjualan islam telah memberikan
rambu, diantaranya adalah tidak boleh bersumpah palsu.
b. Pembelian
Fungsi pembelian bertujuan memilih barang barang yang di beli untuk dijual untuk
digunakan dalam perusahaan dengan harga, pelayanan dari penjual dengan kualitas produk
tertentu. Adapun syarat yang mesti dipenuhi berkenaan dengan objek (barang) yang akan di beli,
yaitu barang yang di beli harus bersih materinya.
Tanpa memperhatikan intensitas persaingan, perusahaan harus bersaing secara etis.Etika
pemasaran merujuk pada prinsip atau nilai-nilai mral secara umum yang mengatur perilaku
seseorang atau sekelompok.Standar-standar hokum mungkin tidak selalu etis atau sebaliknya,
karena hokum merupakan nilai-nilai dan standarstandar yang dapat dilaksanakan oleh
pengadilan.Etika terdiri dari nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral sesorang bukan perintah-
perintah sosial.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prespektif pelanggan
Keputusan pembelian merupakan proses pemecahan masalah yang penting bagi kebanyakan
konsumen, apakah itu individu maupun organisasi, berjalan melalui proses mental yang serupa
dalam memutuskan produk yang dibeli. Memahami perilaku pembeli (buying behaviour) dari
pasar sasaran merupakan tugas penting dari manajemen pemasaran
Kepuasan pelanggan tergantung pada kinerja penawaran dalam kaitannya dengan
ekspetasi pelanggan dan adakah penyimpangan antara kedua hal tersebut. Menurut Kotler,
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang membandingkan kinerja yang
dipresepsikan produk terhadap ekspetasi harapan mereka. Jika kinerja tidak berhasil memenuhi
ekspetasi atau harapan, pelanggan tidak akan puas. Sebaliknya jika kinerja sesuai dengan harapan
maka pelanggan akan puas.
Adapun Beberapa faktor yang mempengaruhi prespektif pelanggan diantaranya adalah:
1. Kualitas Produk
Pelanggan akan puas jika kualitas produk baik pelanggan akan dihadapkan dengan
banyak alternatif produk, harga yang murah sehingga pelanggan akan senantiasa mencari nilai
yang paling tinggi diantara beberapa produk yang ditawarkan. Peran manajemen pemasaran bukan
lagi hanya membuat strategi untuk mendapatkan pelanggan melainkan menjadikan pelanggan
tersebut loyal kepada perusahaan. Melalui pelanggan yang loyal perusahaan bisa mendapatkan
pelanggan baru
2. Kualitas pelayanan
Pelanggan akan puas jika seorang pelayan melayani dengan baik maka pelanggan yang
loyal akan menjadi aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Kepuasan pelanggan merupakan
salah satu kunci untuk menciptakan loyalitas pelanggan, karena pelanggan yang puas akan
cenderung loyal.
Pelayanan yang maksimal adalah senjata rumah makan guuudeg untuk tetap bertahan
dan tetap menjadi pilihan di tengah ketatnya persaingan. Kualitas yang buruk akan menimbulkan
ketidakpuasan pada pelanggan, tidak hanya pelanggan yang makan di rumah makan gudeg yang
bersangkutan melainkan berdampak juga bagi calon pelanggan. Karena pelanggan yang kecewa
akan bercerita pada orang yang ingin berkunjung ke rumah makan gudeg tersebut.

3. Harga
Sudah pasti orang menginginkan barang yang bagus dengan harga yang lebih murah
atau bersaing. Jadi harga di sini lebih diartikan sebagai akibat,atau dengan kata lain harga 20 yang
tinggi adalah akibat dari kualitas produk tersebut yang bagus, atau harga yang tinggi sebagi akibat
dari kualitas pelayanan yang bagus.

2.2 Telaah Penelitian Sebelumnya


a. Irvina Safitri , Darmawan Salman,Rahmadanih
Irvina Safitri , Darmawan Salman,Rahmadanih (2018) meneliti tentang “STRATEGI
PENGEMBANGAN USAHA KULINER” tujuan peneliti ini Agar usaha Rumah Makan Gudeg
dapat terus berkembang di tengah bermunculannya banyak pesaing dengan tingkat persaingan
yang begitu ketat, maka perlu ditetapkan strategi yang tepat. Hubungan dengan penyuplai bahan
baku oleh usaha Rumah Makan Gudeg dipelihara dengan menerapkan strategi menyiapkan
makanan dan minuman serta menyajikan lemang saat penyuplai mendatangi usaha untuk
menyuplai bahan.
b. Dewi Jayanti
Dewi Jayanti (2022) meneliti tentang ”ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN
KULINER DALAM PERSPEKTIF ISLAM” tujuan peneliti ini adalah Konsep strategi dalam
pengembangan bisnis yang diterapkan yakni strategi kombinasi bersama ialah sebuah strategi
integritas vertikal atau (strategi integritas ke depan, strategi integritas ke belakang, dan juga
strategi integritas horizontal), strategi intensif atau (strategi penetrasi pasar dan strategi
pengembangan produk). serta juga strategi diversifikasi yaitu menerapkan sebuah strategi
divertifikasi terkait/konsentrik. Strategi-strategi yang diterapkan secara umum sudah sesuai
dengan teori yang ada. akan tetapi perlu adanya sebuah perhatian sedikit dalam hal strategi yang
telah diterapkan supaya lebih optimal. Misalnya dalam sebuah strategi integritas vertical maka
perlu adanya perhatian yang sangat khusus terhadap para pemasok Jika sewaktu-waktu terjadi
sebuah peningkatan pemesanan. Jika dianalisis dengan etika Islam maka strategi yang telah
diterapkan secara umum sudah sesuai dengan teori yang ada. Dalam hal ini bukan hanya fokus
pada satu strategi saja akan tetapi secara umum dan tidak boleh melupakan hal-hal yang diatur
oleh agama Islam.

c. Hilma Yuniar Widya Ningrum, Deden Gandana Madjakusumah


Hilma Yuniar Widya Ningrum, Deden Gandana Madjakusumah ( 2022) meneliti
tentang. “Strategi Pengembangan Bisnis Menurut Persfektif Ekonomi Islam ” tujuan
penelitian ini adalah Strategi pengembangan bisnis menurut ekonomi islam yaitu terdiri dari
niat yang baik, memiliki akhlak yang baik, percaya kepada takdir dan ridha Allah, bersyukur,
kerja sebagai ibadah, menjaga aturan syariah, bersikap rendah hati, dan menghindari
kesombongan, selalu tepat waktu karena berlatih dalam shalat. Berdasarkan analisis SWOT,
faktor internal dan faktor eksternal di ketahui yang menjadi faktor strategis dari kekuatan
Rumag Makan Gudeg ini yaitu hubungan yang baik sesama karyawan dan memiliki kualitas
barang produk yang baik. Serta faktor strategi kelemahannya yaitu program perencanaan dan
sistem keuangan yang belum tercatat dengan baik, keterbatasan modal, dan belum
mempromosikan melalui media sosial. Ancaman dalam Rumah makan Gudeg ini adalah
mudah dalam mendapatkan produk yang sama dengan harga yang lebih murah dengan kualitas
yang hampar sama, harga yang tidak stabil, ekonomi karyawan sangat menjadi ancaman
karena mereka merupakan tulang punggung keluarga, sedangkan peluang dalam Rumah
Makan Gudeg ini adalah permintaan produk akan semakin tinggi. Ditinjau dari strategi
pengembangan bisnis untuk meningkatkan penjualan di RumahMakan Gudeg bahwa
berdasarkan dengan sifat Nabi Muhammad Saw yaitu Shiddiq, Amanah, Fathanah, Tabligh.
Dan dapat disimpulkan dari perspektif strategi pengembangan bisnis islam bahwa Rumah
Makan Gudeg ini belum sesuai dan belum menerapkan teori serta konsep strategi
pengembangan bisnis islam.

d. LB. Ruth Florida W. M. Hutabara


LB. Ruth Florida W. M. Hutabara (2015 ) meneliti tentang “Strategi Pengembangan
Usaha Kuliner Berbasis Ekonomi” tujuan penelitian ini yaitu Strategi Pengembangan
Usaha Kuliner Berbasis Ekonomi di Dusun Sleman DI Yogyakarta. khususnya dalam Studi
Klojen adalah kolaborasi antara pilar Model Pengembangan Ekonomi yaitu: a) Strategi dalam
Aspek Industri b) Strategi dalam aspek Teknologi c) Strategi Aspek Sumber Daya d) Strategi
Aspek Institusi e) Strategi Aspek Lembaga KeuanganSelain strategi pengembangan dalam
internal pengusaha.

2.3 Krangka Penelitian

Kerangka penelitian merupakan konsep pada penelitian yang saling berhubungan. Yang
mana penggambaran antara variabel yang satu dengan penggambaran yang lain dapat terkoneksi
secara detail dan juga sistematis. Selain itu, kerangka penelitian perlu dirangkai dan dilakukan agar
penelitian bisa lebih mudah dipahami.Hal ini karena nantinya di dalam sebuah laporan penelitian
harus disampaikan secara runtut dan juga sesuai dengan jalurnya, sehingga dibutuhkan kerangka
penelitian untuk proses pembuatannya. Oleh sebab itu, sebelum membuat tahap penelitian harus
lebih dulu dibuat kerangka penelitian.Fungsi lainnya dari kerangka penelitian adalah agar
persiapan pada penelitian lebih matang. Selain itu, pada kerangka penelitian juga bisa dibuat
bagaimana agar informasi dan juga kedalaman yang terdapat pada penelitian tetap bisa terjaga
dengan baik. Kerangka penelitian juga menjadi suatu konsep penelitian yang dapat mengaitkan
visualisasi dari suatu variabel dengan visualisasi lainnya. Sehingga penelitian tersebut bisa berjalan
secara sistematis dan dapat diterima oleh seluruh pihak atau seluruh kalangan. Sehingga, penting
membuat kerangka penelitian sebelum melanjutkan ke tahap penelitian.Kerangka penelitian juga
dapat diartikan sebagai alur akal berpikir yang menghubungkan antara teori dan juga suatu konsep
dengan berbagai variabel penelitian yang kemudian diidentifikasi menjadi masalah yang krusial.
Manfaat dari kerangka penelitian ini adalah agar dapat menghasilkan hipotesis atau kesimpulan.
Kerangka pemikiran teoritis di atas akan diterapkan dalam kerangka konseptual sesuai dengan
penelitian yang akan diteliti yaitu ” ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS
KULINER RUMAH MAKAN GUDEG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI
YOGYAKARTA”

Kerangka Alur Pikir

Kuliner Warung Makan


Gudeg di Yogyakarta

Analisis
Bab III

3.1 Desain Penelitian


Strategi 1.
Pengembangan Bisnis
Jenis Penelitian Kuliner Gudeg
Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yakni mendeskripsikan realita
produsen lemang dengan fokus pada strategi pengembangan. Pendekatan penelitian ini adalah
kualitatif yakni kaitannya strategi pengembangan yang mencakup aspek penyediaan sumberdaya
yang meliputi bahan baku, tenaga kerja, kualitas produk, bentuk strategi pengembangan dan
keberlanjutan usaha. Strategi yang ditempuh dalam memelihara hubungan dengan penyedia bahan
baku diketahui dengan menganalisis data klasifikasi
Perspektif Ekonomi sumber
Islambahan baku, mendeskripsikan proses
penghantaran bahan baku dari penyedia ke usaha lemang, serta mendeskripsikan aturan main atau
sistem kesepakatan antara penyedia bahan baku dengan usaha lemang. Strategi yang ditempuh
dalam memelihara hubungan dengan tenaga kerja diketahui dengan menganalisis data jumlah
tenaga kerja, sistem perekrutan tenaga kerja pada perusahaan, waktu kerja, serta cara-cara yang
ditempuh memelihara hubungan dengan pekerja. Strategi mempertahankan kualitas produk
lemang diketahui dengan mendeskripsikan perkembangan usaha lemang dari segi penggunaan
bahan baku, rasa, bentuk dan aroma, mendeskripsikan bagaimana penerapan inovasi-inovasi
(bentuk dan rasa) seiring dengan berjalannya waktu serta dengan melihat bagaimana strategi yang
dilakukan oleh pengusaha untuk terus memantau kualitas bahan baku dari penyuplai. Sedangkan
prospek keberlanjutan usaha lemang diketahui dengan menganalisis data seluruh strategi
keberlanjutan dari aspek bahan baku, harga, kualitas dan tenaga kerja untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan dari usaha lemang, serta melihat cara pengelola usaha mempertahankan
kelebihan usahanya dan memperbaiki beberapa kekurangan demi keberlanjutan usahanya.

2. Data yang Dikumpulkan


Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Kuliner
Rumah Makan Gudeg Dalam Perspektif Ekonomi Islam Di Yogyakarta”, data yang peneliti
kumpulkan kali ini berupa pendapat dan harapan dari diterapkanya Perspektif Ekonomi Islam
Peneliti fokus mengumpulkan data melalui wawacara terhadap orang-orang yang mempunyai
andil dalam bergeraknya dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang sudah peneliti siapkan.
3. Sumber Data
Data Merupakan sekumpulan bukti atau fakta yang dikumpulkan idan disajikan untuk
tujuan tertentu, pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah sebuah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang
diteliti atau ada hubungan dengan yang diteliti. Data tersebut bisa diperoleh langsung dari
personel yang diteliti dan dapat pula berasal dari lapangan. Pada penelitian yang peneliti lakukan
ini data primer langsung peneliti da yang didapatkan dari pedagang Kuliner Rumah Makan
Gudeg.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh
studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak
langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.

4.Teknik Pengolahan Data


Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan, kemudian penulis melakukan teknik
pengolahan data dengan sebagai berikut:
a. Editing
adalah pengecekan atau penelitian kembali data yang telah dikumpulkan untuk mengetahui
dan menilai kesesuaian dan relevansi data yang dikumpulkan untuk bisa diproses lebih lanjut.
b. Organizing
adalah suatu proses sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, penyajian fakta untuk
tujuan penelitian melakukan pengelompokan data dari Rumah Makan Gudeg di Yogyakarta dan
menyusun data tersebut agar memudahkan untuk menganalisis data.
c. Analyzing
adalah dengan menberikan analisis lanjutan terhadap hasil editing dan organizing data
yang diperoleh dari sumber-sumber penelitian, dengan menggunkan kebenaran fakta yang
ditemukan yang pada akhirnya merupakan sebuah jawaban dan rumusan masalah.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Gudeg di Jalan Gajah Mada Nomor 2,
Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta. Alasan peneliti memilih tempat penelitian ini
dikarenakan rumah makan tersebut jika dilihat dari kacamata sepintas terlihat yang paling laris
dibanding rumah makan serupa yang lainnya. Dan berdasar testimoni para pembeli ataupun
langganan, pelayan rumah makan dan pemilik rumah makan juga memiliki etika yang baik dan
sangat religius, sehingga sangat mempermudah dan sangat membantu kelancaran dalam
melakukan penelitian.

3.3 Prosedur Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama yang harus dilakukandalam
penelitian oleh seorang peneliti, berikut tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini:
a. Observasi
Observasi (pengamatan) merupakan sebuah tekhnik atau cara mengumpulkan data dengan
melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedanng berlangsung. Pada penelitian ini
observasi dilakukan dengan mengamati bagaimana peran Analisi Strategi Pemasaran dalam
meningkatkan penjualan ditinjau dari etika bisnis islam .dan hasil observasi ini di catat dalam
catatan lapangan.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam
dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan. Kegiatan wawancara ini langsung dilakukan di lokasi Rumah Makan
Gudeg Yogyakarta mengenai masalah strategi pemasaran dalam meningkatkan penjualan
ditinjau dari etika bisnis islam, serta yang akan di wawancarai adalah pemilik usaha, karyawan
yang bekerja dan pembeli yang membeli di lokasi tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam kegiatan penelitiandimana
peneliti menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Sehingga yang akan diperoleh data yang lengkap bdan bukan berdasarkan perkiraan.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumen yang berupa gambar terkait
peran Analisi Strategi Pemasaran dalam menghadapi persaingan dan peningkatan produk di
umkm Yogyakarta ,dan hasil observasi ini di catat dalam catatan lapangan. Berupa Pembukuan
perbulan dari hasil penjualan Gudeg tersebut.

3.4 Metode Analisis


Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik deskriptif analisis. Penelitian
ini berorientasi memecahkan masalah dan melakukan pengumpulan data- data melalui
wawancara dan dokumentasi kemudian menganalisis data yang terkumpul untuk mencari
hubungan teori dan data yang diperoleh peneliti. Dalam penelitian ini teori yang digunakan
adalah perspektif ekonomi Islam, analisis strategi dan teori pengembagan kuliner
Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan gambaran mengenai analisis
strategi pengembangan kuliner di yogyakarta kemudian data tersebut diolah dan dianalisis
dengan pola pikir induktif yang berarti pola pikir yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat
khusus kemudian diteliti, dianalisis dan disimpulkan sehingga pemecahan persoalan atau solusi
tersebut dapat berlaku secara umum, sehingga apa yang dihasilkan dari penelitian ini dapat
berlaku secara umum.

Anda mungkin juga menyukai