PENDAHULUAN
1
Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan
baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala
lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
2
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan
kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan laba.
Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan
konsumen. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dapat memberikan
kepuasan konsumen jika perusahaan tersebut menginginkan usahanya
tetap berjalan terus atau menginginkan konsumen mempunyai pandangan
yang baik terhadap perusahaan.
3
berikut : “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”.
4
2. Cepat tidaknya produk rusak, artinya produk yang cepat atau mudah
rusak harus segera diterima konsumen, dengan demikian
menghendaki saluran yang pendek dan cepat.
3. Skala produksi, artinya bila produksi berlangsung dalam ukuran kecil
maka jumlah produk yang dihasilkan dalam ukuran kecil pula,
sehingga tidak akan menguntungkan jika produsen menjualnya
langsung ke pasar. Dalam kondisi demikian kehadiran pedagang
perantara diharapkan, agar saluran yang dilalui produk cenderung
Panjang.
4. Posisi keuangan perusahaan. Produsen yang kondisi keuangannya
kuat cenderung untuk memperpendek saluran tataniaga. Agar efektif,
pengoperasian aset sehari-hari harus mengimplementasikan
strategi-strategi yang telah dikembangkan berdasarkan struktur dan
otomatisasi rantai pasokan. Proses yang dijalankan adalah
bagaimana membawa produk yang benar ke outlet yang benar dan
pelanggan yang tepat pada waktu yang tepat pula.
5
Menyediakan kebutuhan makanan dan minuman membutuhkan
prosedur yang baik untuk memperoleh hasil olahan makanan yang
berkualitas dan mempunyai harga jual yang tinggi. Kualitas makanan
dipengaruhi oleh bahan makanan, untuk itu pengolahan dan penyimpanan
bahan makanan tersebut harus diperhatikan oleh food product atau
kitchen agar memperoleh kualitas makanan yang baik. Apabila
penyimpanan bahan makanan dilakukan sesuai dengan standar dapat
memberikan keuntungan dari segi kualitas makanan juga dapat
mengurangi kerusakan bahan makanan agar tidak terbuang sia-sia.
Bahan makanan terdapat dua golongan yaitu groceries dan perishable.
Bahan makanan perishable yang mudah rusak memerlukan perlakuan
khusus sehingga kualitasnya tetap terjaga dan untuk bahan makan
groceries walaupun tidak mudah rusak tetapi untuk penyimpapan juga
perlu diperhatikan jika salah menyimpan dan membuat bahan makanan
cepat berjamur. Teknik penyimpanan bahan baku yang tidak tepat akan
memudahkan bahan makanan tersebut rusak. Teknik penyimpanan
makanan seperti First In First Out (FIFO) yaitu barang yang masuk
pertama ke gudang atau ke dalam chiller harus pertama dikeluarkan, serta
dilakukan pemisahan antara bahan makanan yang mudah rusak dan yang
tidak mudah rusak. Apabila teknik penyimpanan ini tidak diterapkan
dengan baik maka bahan makanan tersebut akan rusak kualitasnya,
terbuang dan merugikan restoran/warung.
6
Ruffino dan Bartono (2010 : 38) menyatakan bahwa ‘selain
pengadaan oleh purchasing standart penyimpanan bahan makanan juga
penting karena cara penyimpanan yang salah dapat mempengaruhi
kualitas barang yang disimpan. store biasanya dipusatkan pada satu
gudang milik kitchen yang di atur oleh storekeeper’. Karena hal itu
penyimpanan perlu mendapat perhatian yang serius agar bahan makan
tidak terkontaminasi terlebih dahulu sebelum diolah.
7
dari menyimpan bahan makanan sebelum diolah dan menyimpan
makanan yang sudah diolah. Hal ini perlu diperhatikan agar kualitas dari
sebuah produk tetap terjaga dengan menyimpan bahan makanan dengan
benar makan bahan makanan itu akan awet dan terjaga, sehingga dapat
meminimalisir pembengkakan biaya. Di dalam kitchen sendiri kita harus
bisa berkreasi dengan bahan makanan yang kita punya agar dapat
menjadikanya sebuah produk makanan yang memilki cita rasa yang
tinggi.
8
1.3 Pembatasan masalah
Banyak hal tentang kedisiplinan yang perlu ditingkatkan oleh
bartender, terutama dalam melaksanankan inventory dalam menjaga
ketersediaan Beverage Stock untuk dibahas, tetapi agar lebih fokus
dan tidak keluar dari pembahasan maka penulis perlu membatasi
permasalah yang akan dibahas dalam Karya Tulis Akhir ini, yaitu
faktor yang menyebabkan kesalahan pada yang dapat menghambat
proses penyimpanan antara lain sumber daya manusianya yang
belum dapat memahami alur penyimpanan yang benar atau bisa juga
karena fasilitas yang kurang memumpuni untuk penyimpanan bahan
makanan. namun dikarenakan keterbatasan waktu dan kemampuan
dari penulis, maka penulis membatasi permasalahan yang ada, yakni
teknik penyimpanan food suppies (bahan baku) di Warung Dimsum
Barata Tangerang. Antara lain hanya berfokus membahas mengenai :
Prosedur penyimpanan bahan makanan di Warung Dimsum
Barata Tangerang.
Kualitas bahan makanan di Warung Dimsum Barata Tangerang.
Apakah kendala yang sering terjadi saat menyimpan bahan
makanan di Warung Dimsum Barata Tangerang.
9
teknik penyimpanan food suppies (bahan baku) di Warung Dimsum
Barata Tangerang. Antara lain hanya berfokus membahas mengenai
Prosedur penyimpanan bahan makanan dan kualitas bahan makanan
di Warung Dimsum Barata Tangerang.
10
Pada bab ini membahas tentang teori yang mendasari
penelitian yang berfungsi sebagai pedoman dalam menganalisa
proses penyimpanan bahan makanan untuk menjaga kualitas
makanan.
BAB II Landasan Teori
Bab Pada bab ini penulis membahas tentang kewirausahaan,
UMKM, Kitchen, Dimsum, penyimpanan bahan makanan, dan
kualitas makanan.
Bab III Metodologi Penelitian
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai tempat dan
waktu pelaksanaan, metode dan teknik penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan data serta teknik untuk
menganalisa data.
Bab IV Hasil Dan Pembahasan
Bab ini merupakan inti dari pembahasan penelitian yang akan
dimulai dengan membahas sejarah singkat mengenai UMKM
Warung Dimsum Barata Tangerang, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki, penerapan standar penyimpanan bahan dengan benar,
serta upaya menjaga kualitas bahan makanan, kendala yang
ada di Warung Dimsum Barata Tangerang dan penyelesaian
permasalahan serta upaya-upaya yang dilakukan untuk
menjaga kualitas makanan agar kualitas makanan yang akan
dihasilkan tetap terjaga.
Bab V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis atas penting-nya
pengaruh penyimpanan bahan baku makanan terhadap kualitas
makanan agar kualitas makanan yang akan dihasilkan tetap
terjaga di Warung Dimsum Barata Tangerang. yang dibuatkan
dalam bentuk kesimpulan. Bab ini juga memuat kesimpulan dan
saran atas pembahasan teknik penyimpanan bahan makanan
dan sanitasi yang baik dalam yang diperoleh berdasarkan hasil
11
pembahasan data ataupun informasi yang didapat dan saran
dan masukan dari peneliti kepada Warung Dimsum Barata
Tangerang dengan melihat pada data hasil penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kewirausahaan
12
mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana
yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih
posisi puncak dalam karier.
13
ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Setiap wirausahawan
(entrepreneur) yang sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu :
1. Kemampuan
2. Keberanian
3. Keteguhan hati
2.1.2 Wirausaha
Menurut Kasmir (2008) Wirausahawan (Entrepreneur) adalah
orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha
dalam berbagai kesempatan. Jiwa berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (kasmir, 2008).
14
Menurut meredith (2002) menyatakan bahwa wirausaha adalah
orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan usaha mengumpulkan serta sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan
mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan.
1. Peluang
15
yang dilakukan dan yang telah dilakukan serta kemampuan
dalam diri wirausaha.
2. Memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan
Banyak wirausaha melakukan pekerjaan atau melakukan bisnis
karena melihat kesempatan yang ada sekarang maupun prospek
karena melihat kesempatan yang ada sekarang maupun prospek
dimasa depan.
2.2 UMKM
16
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau
Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.
Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
17
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
18
informal. Contohnya pedagang kaki lima.
2 Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat
kewirausahaan.
3 Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4 Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
akan melakukan transformasi menjadi usaha besar (UB).
2.3 Kitchen
19
hotel dengan makanan yang dibuat hotel.
Menurut Iskandar Mahdi (2010). Dapur adalah suatu
ruangan atau tempat khusus yang memiliki perlengkapan dan
peralatan untuk mengolah makanan hingga siap untuk disajikan.
Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwasanya
kitchen/dapur adalah sebuah ruangan yang dilengkapi dengan
perlatan dan perlengkapan masak yang berfungsi sebagai tempat
mengolah makanan.
a. Conventional kitchen
Merupakan jenis dapur yang pada umumnya terdapat pada
suatu restoran berukuran kecil, dimana ruangan persiapan dan
penyelesaian makanan berada pada tempat yang sama.
b. Combined preparation and finishing kitchen
Merupakan jenis dapur berukuran menengah, dimana
ruangan dapur dibagi menjadi dua bagian, yaitu baguan
persiapan dan penyelesaian dan setiap bagian disesuaikan
dengan jenis makanan yang dikelola, seperti makanan panas,
kue, dan roti.
c. Convenience food kitchen
Merupakan jenis dapur yang terdapat pada perusahaan
penyedia makanan jadi. Dimana jenis dapur ini tidak
membutuhkan ruanagan persiapan, dapur jenis ini biasanya
menyediakan tempat penyimpanan produk yang sudah jadi dan
hanya menyediakan peralatan seperti microwave dan tempat
penggorengan.
d. Main kitchen
Merupakan jenis dapur yang ditemukan pada restoran-
20
restoran besar yang menyajikan bermacam-macam jenis
makanan. Ruangan dapur dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai dengan jenis makanan yang diolah, Pembagian dapur
tersebut terdiri dari, larder, vegetables, saucier, pattiserie.
c. Ventilasi.
Penghawaan di lengkapi dengan alat pengeluaran udara
panas maupun bau-bauan atau exhauster yang di pasang
setinggi 2 m dari lantai dan kapasitanya di sesuaikan dengan
luas dapur.
d. Pintu dan jendela
Pintu yang terhubung dengan halaman luar dibuat rangka,
dengan pintu bagian luar membuka arah ke luar, dan daun pintu
bagian dalam dilengkapi dengan alat pencegah masuknya
serangga yang dapat menutup sendiri dan intesitas cahaya
minimal 10 foot candle (fc).
e. Peraturan
1) Harus dipasang tulisan “cucilah tangan anda sebelum
menjamah makanan dan peralatan” di tempat yang mudah
dilihat.
21
2) Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban atau
WC.
3) Ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus, dan hewan
lainnya.
4) Udara di dapur tidak boleh diangka 5 juta per gram.
2.4 Dimsum
Dim Sum salah satu makanan ringan yang berasal dari negara
Cina yang biasa disajikan dengan cara dikukus maupun digoreng.
Dim Sum atau Dian Xin (dalam bahasa Mandarin) yang secara
harafiah berarti “menyentuh hati”. Dim Sum berasal dari daerah
Canton, Cina Selatan. Penyajian dim sum berkaitan dengan tradisi
minum teh di Cina pada pagi atau sore hari, yaitu Yum Cha (Diah
Surjani A, 2012:4). Dim Sum makanan kecil yang memiliki nilai gizi
tinggi ini biasanya diisi dengan daging, ayam, ikan, udang, buah-
buahan, dan sayur-sayuran. Kepopuleran dim sum di Indonesia
cukup luas, sangat diminati dan digemari oleh masyarakat Indonesia.
22
1. Dimsum Kukus
a. Siomay
Pada resep asli tradisinya siomay terbuat dari babi
dan udang, dibungkus dengan kulit pangsit, dan di bentuk
seperti bunga yang diatasnya ditaburi sago mutiara
berwarna merah dan disajikan dengan di kukus.
b. Hakau
Merupakan cincangan udang yang diisikan pada
kulit tepung yang sangat tipis, rasanya kenyal dan
warnanya bening, pada sisi depan berbentuk lipatan –
lipatan dan disajikan dengan di kukus.
c. Chicken Nori Roll
Campuran cincangan daging yang di gulung
menggunakan rumput laut yang renyah dan disajikan
dengan di kukus.
d. Nori Seafood
Daging ayam cincang yang di bentuk lonjong, dan
di balut dengan potongan nori dan diatasnya diberi
udang yang dibelah dan disajikan dengan di kukus.
e. Vegetable Dumpling
Jenis ini mirip dengan dimsum siomay, yang
membedakannya adalah campuran daging ayam di
tambah pongan kecil dari wortel, jamur dan daun
bawang, bentuknya serupa dan di atasnya di beri
potongan crab stick dan disajikan dengan di kukus.
f. Egg Roll
Daging ayam cincang yang digulung dengan telur
dadar tipis dan disajikan dengan di kukus.
g. Lu Mai Kai
Nasi yang dicampur dengan kuning telur, kepiting,
jamur, daging ayam dan juga cacahan kacang.
23
Kemudian dibungkus dengan daun teratai
2. Dimsum Goreng
a. Onde-Onde
Terbuat dari tepung yang berisikan selai kacang
merah lalu dibaluri oleh butiran wijen putih dan disajikan
dengan digoreng.
b Spring Roll
Campuran wortel jamur daun bawang yang di
cincang kecil dan dicampur beras ketan yang telah di
bumbuhi lalu dibungkus dalam kulit tepung yang tipis dan
disajikan dengan digoreng.
c Tofu Skin Rool
Sama seperti spring roll, yang membedakannya
tidak di bungkus dengan kulit tepung melainkan
dibungkus dengan tofu dan disajikan dengan digoreng.
d Dumpling
Campuran daging ayam dan udang yang
dibungkus dengan kulit pangsit dan disajikan dengan
digoreng.
1. Dimsum Manis
a. Mantao
Roti tampa isi yang kenyal dan sangat lembut di
makan dengan susu kental manis dan disajikan dengan di
kukus atau di goreng.
b. Cia Siu Pao
Mirip dengan mantao, tetapi cia siu pao
mempunyai isi sayuran, kacang – kacangan atau daging
dan disajikan dengan dikukus.
24
2. Dimsum Asin
Dimsum asin atau gurih lebih banyak variasinya,
contohnya shāomài, , Bāo, xiǎolóngbāo dan lain-lain.
25
tidak perlu disimpan dalam suhu dingin atau disimpan ditempat
kering.
26
7. Mengecek temperatur bahan makanan yang disimpan dan
area tempat penyimpanan.
8. Simpan bahan makanan di tempat yang didesain untuk
penyimpanan bahan makanan.
9. Menjaga semua area penyimpanan kering dan bersih.
27
sehingga berkurang kesegarannya. Metode FIFO sangat
dipengaruhi oleh tata letak penyimpanan seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
1. Letakkan produk dengan frekuensi pengeluararnya tinggi
dekat dengan pintu.
2. Penataan bahan makanan, diatur berdasarkan gclongan
masing-masing.
3. Bahan makanan diatur berdasarkan alphabeta atau
berdasarkan frekuensi penggunaan.
28
2.6 Kualitas Makanan
2.6.1 Pengertian Kualitas Makanan
Kualitas makanan didefinisikan sebagai sebuah konsep
kualitas yang dapat memberikan wawasan tentang bagaimana
mempertahankan kualitas produk dan bagaimana pelanggan
melihat produk disajikan.
Kualitas makanan menurut Peri (2006) dalam Winarjo dan
Japarianto (2017:1) adalah memberikan kualitas makanan yang
sesuai dengan harapan pelanggan dapat memberikan pengaruh
yang positif untuk hubungan antara perusahaan dan pelanggan.
Penilaian pelanggan dimulai dari saat pelanggan mencicipi
makanan kemudian memberikan penilaian terhadap kualitas
makanan tersebut. Kualitas makanan merupakan kesesuaian
makanan yang dikonsumsi oleh pelanggan.
Menurut Potter dan Hotchkiss (2012) kualitas makanan
adalah karakteristik kualitas dari makanan yang dapat diterima
oleh konsumen, seperti ukuran, bentuk, warna, konsistensi,
tekstur, dan rasa. Makanan lezat dan segar memainkan peran
penting dalam upaya untuk melampaui pesaing. Dengan
demikian, kualitas makanan adalah salah satu cara terbaik untuk
memaksimalkan keberhasilan dalam bisnis restoran.
Sedangkan menurut West, Wood dan Harger (2006);
Gaman dan Sherrington (1996); serta Jones (2000) menyatakan
bahwa secara garis besar dimensi kualitas makanan terdiri dari:
a. Warna
Warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan
sedemikian rupa supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak
serasi. Kombinasi warna sangat membantu dalam selera makan
konsumen.
b. Penampilan
29
Makanan harus baik dilihat saat berada di piring, di mana
hal tersebut adalah suatu faktor yang penting. Kesegaran dan
kebersihan dari makanan yang disajikan adalah contoh penting
yang akan mempengaruhi penampilan makanan baik atau tidak
untuk dinikmati.
c. Porsi
Dalam setiap penyajian makanan sudah ditentukan porsi
standarnya yang disebut standard portion size. Standard portion
size didefinisikan sebagai kuantitas item yang harus disajikan
setiap kali item tersebut dipesan.
d. Bentuk
Bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya
tarik mata. Bentuk makanan yang menarik bisa diperoleh lewat
cara pemotongan bahan makanan yang bervariasi.
e. Temperatur
Konsumen menyukai variasi temperatur yang didapatkan
dari makanan satu dengan lainnya, karena temperatur juga bisa
mempengaruhi rasa.
f. Tekstur
Ada banyak macam tekstur makanan yaitu halus atau
tidak, keras atau lembut, cair atau padat, empuk atau tidak.
g. Aroma
Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan
mempengaruhi konsumen sebelum konsumen menikmati
makanan, konsumen dapat mencium makanan tersebut.
h. Tingkat kematangan
Tingkat kematangan makanan akan mempengaruhi tekstur
dari makanan. Misalnya, wortel yang direbus di dalam air
mendidih yang lama akan membuat wortel menjadi lunak. Untuk
makanan tertentu seperti steak setiap orang memiliki selera
masing-masing untuk tingkat kematangan.
30
i. Rasa
Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi
dasar yaitu manis, asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu
empat rasa ini digabungkan di dalam makanan sehingga menjadi
satu rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.
31
itu sendiri.
d. Penyimpanan yang benar
Setelah dimsum di bentuk, simpan dalam tempat yang
bersuhu dingin seperti freezer dan juga jangan biarkan
dimsum terlalu lama berada di ruang terbuka, juga hindari
udara panas, karena udara panas akan memicu timbul dan
berkembangnya bakteri. Hal tersebut dapat merusak cita rasa
dan penampilan dimsum. Dimsum yang telah dibuat akan di
bekukan untuk menjaga kualitas cita rasa dan bentuk, bila
dimsum ingin dikonsumsi maka akan dikeluarkan dari freezer
dan dikukus.
e Proses memasak yang benar
Waktu pengukusan, penggorengan tidak boleh terlalu
lama karena akan merusak tampilan dimsum, pastikan
menggoreng atau mengukus dim sum dengan jumlah yang
pas sehingga waktu pelanggan mengonsumsi dimsum masih
dalam kondisi baik dan nikmat. Hindari sajian ulang bila dim
um disajikan ulang maka rasa akan berubah dan bentuk juga
berubah banyak kandungan yang hilang, sehingga cita rasa
berkurang.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
33
alam yang lain. Melalui kegiatan observasi peneliti dapat belajar
tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono,
2018). Sedangkan menurut Widoyoko (2014:46) observasi
merupaka “pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada
objek penelitian”. Observasi adalah pengumpulan data dengan
cara pengamatan langsung kepada suatu objek yang teliti dalam
waktu yang singkat dan bertujuan untuk mendapat gambaran
mengenai objek penilitian” (Keraf 2001). Observasi yang dilakukan
oleh penulis dengan cara mengamati secara langsung kegiatan
yang dilakukan di Warung Dimsum Barata Tangerang, khususnya
mengenai cara penyimpanan makanan olahan dimsum di Warung
Dimsum Barata Tangerang, penulis mengamati kegiatan yang
berkaitan dengan penyimpanan olahan dimsum, penyajian dan
mengamati persiapan pengolahan serta cara pembuatan dimsum.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana wawancara
(interview) adalah suatu kejadian atau proses interaksi antara
pewawancara dan sumber informasi atau orag yang diwawancarai
melalui komunikasi langsung (Yusuf, 2017:372). Menurut Keraf
(2001), wawancara atau interview adalah suatu cara untuk
mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung
kepada informasi atau seorang autoritis (seorang yang ahli atau
berwenang dalam suatu masalah)”. Sedangkan menurut Nazir
dalam Fandi Rosi (2016), wawancara adalah suatu proses untuk
memper oleh keterangan dengan tujuan penelitian yang dilakukan
dengan cara tanya jawab secara langsung atau bertatap muka
antarapewawancara (penanya) dan narasumber (responden)
dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(panduan wawancara). Penulis menerapkan metode ini dengan
34
cara membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu, kemudian
menanyakan pertanyaan tersebut secara langsung kepada
petugas yang terkait, guna mendapatkan keterangan yang
berkaitan.
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
36
DAFTAR PUSTAKA
PH, Bartono & E.M, Ruffino. 2005. Food Product Management di Hotel
dan Restoran. Jakarta: CV Andi Offset.
PH, Bartono & E.M, Ruffino. 2005. Tata Boga Industri. Jakarta: CV Andi
Offset.
Soekresno & Pendit. I.N.R. 1996. Petunjuk Praktek Food and Beverage
Service, PT.Gramedia Pustaka Utama.
Tri Astuti, Yulian D.P. 2015. Aneka Saus Kontinental. PT. Gaya Favorit
Press 2011.
Siti Hamidah dan Kokom Komariah. 2016. Resep dan Menu. Yogyakarta.
CV Budi Utama.
37
Sulastiyono, Agus. 2011. Manajemen Penyelenggaraan Hotel:
Manajemen Hotel. Bandung: Alfabeta.
Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008.
Ronal R et al. 2014. Pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan Pt. Babussalam Baru bagian pemasaran. JOM Fekon
Vol.1 no.2.
38
Sariah A. 2017. Pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan
pabrik kelapa sawit pt. Multimas nabati asahan. Medan.
39
LAMPIRAN
40