Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME ENTERPRENER

NAMA : Missye Dayana Sabilla


NPM : 211FF04039

pada awalnya pemasaran adalah bagian dari suatu ilmu ekonomi karena fokus utama
pemasaran adalah fungsi atau aktivitas distribusi produksi yang menghubungkan produsen dan
konsumen, sementara ilmu ekonomi menekankan fungsi produksi dan konsumsi. Kata ”marketing”
telah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1651 tetapi dengan perkembangan yang cukup pesat
tepatnya pasca revolusi industri di Abad 18 dunia marketing menjadikan suatu pemikiran pemasaran
yang cukup modern bahkan salah satu pakar ilmuwan ternama yaitu Jhon Adam Smith yang
memperkenalkan teori klasik marketing menyatakan bahwa pemasaran telah menerima reputasi yang
buruk, Banyak orang yang beranggapan bahwa pemasaran hanya sebatas menjual dan mengiklankan
suatu produk.
Pemasaran pada praktiknya sudah ada sejak zaman peradaban kuno. Bangsa Yunani kuno dan
Romawi telah mempraktikan ilmu dagang dan secara aktif berkomunikasi persuasif kepada
konsumennya. Begitu pula di peradaban-peradaban lain yang maju perdagangannya. Namun
demikian, konsep pemasaran modern yang dikenal saat ini baru muncul dan berkembang pada masa
Revolusi Industri yang terjadi pada abad ke-18 dan ke19. Periode ini ditandai dengan munculnya
perubahan-perubahan sosial yang didorong oleh perkembangan teknologi dan inovasi ilmu
pengetahuan. Salah satu perubahan tersebut adalah munculnya industri-industri yang memproduksi
barang konsumsi secara massa.Hal ini didukung pula oleh perkembangan modal transportasi dan
munculnya media massa yang mengharuskan produsen menemukan cara mengelola distribusi barang
dan jasa.
Pada masa Revolusi Industri, barang-barang konsumsi masih tergolong langka dan produsen
bisa menjual hampir semua barang yang mereka produksi selama konsumen mampu
membelinya.Karena itu, mereka fokus ke arah pengembangan produksi dan distribusi dengan
berusaha menekan biaya sekecil-kecilnya. Ini juga berpengaruh terhadap perkembangan ilmu
pemasaran kala itu, yang terkonsentrasi pada efisiensi biaya distribusi dan pembukaan pasar baru.
Sejak awal abad ke-20 hingga beberapa tahun pasca Perang Dunia II, kompetisi bisnis
semakin meningkat dan fokus ilmu pemasaran mulai pindah dari fokus produksi ke fokus penjualan.
Ilmu komunikasi, periklanan, dan merek mulai menjadi penting saat perusahaan berusaha menjual
sebanyak-banyaknya barang di pasar yang sudah semakin ramai (Assael, 1992).
DEFINISI PEMASARAN SECARA UMUM
Penting untuk terlebih dahulu menetapkan apa definisi pemasaran yang dikemukakan para
pakar pemasaran secara umum karena tujuan dalam bab ini adalah untuk memperkenalkan anda
terhadap dua definisi formal yang paling banyak diacu, yakni:
1. Menurut American Marketing Association (AMA)
Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan
dengan pelanggan dengan cara-cara yang menguntungkan organisasi dan para pemangku kepentingan.
2. Menurut UK Chartered Institute of Marketing
Pemasaran adalah proses manajemen yang mengidentifikasi, mengantisipasi, dan
menyediakan apa yang dikehendaki pelanggan secara efisien dan menguntungkan.
3. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu
perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya,
untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran
merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen.
Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam
kaitannya dengan pasar yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia.
PEMASARAN DITINJAU DARI BIDANG FARMASI
Pemasaran farmasi merupakan sub bagian dasar pemasaran dimana nilai pelayanan
kefarmasian atau yang lebih dikenal dengan (Pharmaceutical care) diaplikasikan. Orientasi pemasaran
farmasi tidak hanya terbatas pada produk tetapi justru memberikan perhatian yang berlebih pada
layanan farmasi yang prima. Sehingga pemasaran dan praktek pelayanan kefarmasian memiliki
sejarah hidup panjangberdampingan satu sama lain. Alat pemasaran telah digunakan untuk membantu
farmasis menangani banyak isu-isu dalam berbagai rung lingkup praktik, seperti berapa tarifnya untuk
satu resep obat, apakah perlu untuk mendapatkan pelayanan monitoring farmakokinetik atau satelit
peracikan di rumah sakit, yang produk bebasnya (OTC) dibawa, dan apakah akan menggunakan
perantara untuk semua produk atau memesan langsung dari produsen.
FUNGSI DAN PERAN PEMASARAN
Aspek pokok pemasaran meliputi enam hal, anatara lain :
1. Pemasaran berkenaan dengan upaya memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk itu,
pemahaman atas perilaku konsumen, berserta kebutuhan, keinginan mereka yang merupakan kunci
sukses pemasaran.
2. Pemasaran mencakup pertukaran, dimana pasar dan pelanggan saling memberikan sesuatu yang
bernilai, sehingga masing-masing pihak mendapatkan manfaat spesifik. Pemasar menyediakan produk
atau jasa, kemudian mengkomunikasikan dan memfasilitasi pengiriman atau penyampaian kepada
pelanggan. Sedangkan pelanggan melengkapi pertukaran tersebut dengan membayar uang senilai
tertentu yang disepakati dan memberikan informasi berharga yang berpotensi digunakan untuk
menfasilitasi pertukaran dimasa datang.
3. Pemasaran membutuhkan keputusan menyangkut 4 P (product, place, price and promotion) untuk
produk fisik misal seperti obat, alat kesehatan, kosmetik, dan lain-lain dan 7 P (product, price, place,
promotion, people, process and physical evidence untuk jasa, misal pelayanan informasi obat,
penyuluhan obat, dan lain sebagainya. 4P dan 7P ini dikenal dengan istilah bauran pemasaran
(marketing mix), yakni serangkaian aktivitas terkendali yang digunakan perusahaan untuk merespon
keinginan pasar sasaran.
4. Pemasaran dapat dilakukan oleh individu maupun organisasi.
5. Pemasaran berlangsung dalam berbagai setting atau konteks. Diantaranya perusahaan bisnis (profit-
oriented) dan organisasi nirlaba; online dan offline: barang fisik, jasa, maupun non tradtional
marketing (person, place, cause event, dan organization marketing).
6. Pemasaran membantu proses menciptakan nilai (value) bagi pelanggan. Konsep nilai mengacu pada
hubungan antra manfaat (benefit) dan biaya (cost), atau apa yang diterima sesorang dibandingkan apa
yang ia berikan. Sebuah produk dipersepsikan memberikan nilai positif apabila manfaat yang diterima
lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
mengapa perlu pemasaran dalam industri farmasi ? jawaban sederhananya adalah karena
pemasaran berkontribusi signifikan bagi perusahaan, konsumen, dan masayrakat lebih luas. Bagi
perusahaan, fungsi pemasaran amat membantu perusahaan dalam memahami kebutuhan dan
keingginan konsumen secara sistematis. Pemasaran membantu perusahaan menjalin relasi jangka
panjang saling menguntungkan dengan pelanggan sasaran. Pemasaran juga memfasilitasi aliran
produk secara efektif dan efisien dalam rantai pasokan, mulai dari bahan baku hingga produk akhir
sampai tangan konsumen. Dalam internal organisasi, fungsi pemasaran berkoordinasi dan berintegrasi
dengan fungsifungsi lainnya dalam rangka merancang, mengkomunikasikan, menentukan harga, dan
mendistribusikan produk. Disamping, fungsi pemasaran juga mendatangkan pendapatan dan laba bagi
perusahaan melalui produk atau jasa yang terjual.
Bagi konsumen, fungsi pemasaran memfasilitasi proses pembelian melalui penyediaan pilihan
produk dan jasa, informasi mengenai pilihan pilihan tersebut., ketersediaan produk dilokasi fisik
dan/atau virtual yang nyaman dan mudah diakses, serta layanan pra pembelian, saat pembelian hingga
purnabeli.
Pengetahuan pemasaran juga amat membantu sesorang untuk berkarir dalam beraneka
profesi, seperti manajer merek, manajer produk, manajer penjualan manajer periklanan, manajer
humas, manajer riset pasar, akademisi pemasaran, penelitian pemasaran, dan lain-lain.
Selain itu, bagi masyarakat luas, pemasaran berkontribusi positif lewat aktivitas
tanggungjawab sosial perusahaan. Kontribusi ini bermanfaat bagi para stake holder, mulai dari
karyawan, pelanggan, hingga masyarakat pada umumnya.
Secara garis besar, peran penting pemasaran diwujudkan melalui delapan fungsi universal yang
meliputi:
1. Pembelian (buying), yaitu memastikan bahwa produk yang dijual tersedia dalam jumlah
jumlah memadai agar dapat memenuhi permintaan pelanggan. Bagi pengecer, misalnya
kemampuan memahami perilaku konsumen bermanfaat dalam mengantisipasi preferensi
konsumen dimasa datang.
2. Penjualan (selling), yakni menggunakan periklanan, personal sellingdan promosi penjualan
untuk menyelaraskan produk dengan kebutuhan pelanggan.
3. Pengangkutan (transporting), berkaitan dengan memindahkan produk dari lokasi produksi ke
lokasi yang nyaman diakses oleh para pembeli.
4. Penyimpanan (storing), berkaitan dengan aktivitas menyimpan produk sampai dibutuhkan
untuk dijual.
5. Standarisasi dan Pengelompokan (standardizing and grading), yakni memastikan bahwa
produk sesuai dengan pengendalian kualitas dan kuantitas dalam hal ukuran, berat dan
variabel lainnya.
6. Keuangan (financing) yaitu menyediakan fasilitas kredit kepada anggota saluran distribusi
(PBF) dan konsumen.
7. Pengambilan risiko (risk taking), yakni menghadapi segala ketidakpastian berkenaan dengan
pembelian yang dilakukan pelanggan di masa datang.
8. Pemastian informasi pemasaran (securing marketing information), menyangkut pengumpulan
informasi mengenai konsumen, pesaing, dan saluran distribusi demi kepentingan pengambilan
keputusan pemasaran.
ORIENTASI PEMASARAN FARMASI
ketika manajemen dan para pemasar akan memulai aktivitasnya, suatu pola pemikiran sebagai
orientasi atau filosofi dalam pemasaran akan memandunya dalam penentuan tujuan dan menyusun
startegi untuk mencapai keluaran hasil yang diharapkan. Ada beberapa tipe pola orientasi pemasaran
farmasi yaitu orientasi internal tercermin dalam orientasi produksi, orientasi produk, dan orientasi
penjualan, sedangkan orientasi eksternal terdiri dari orientasi konsumen dan orientasi social marketing
(holistic marketing). Kendati demikian, setiap orientasi memiliki keunikan dan konteks aplikasinya
masing-masing.
1. Orientasi produk
Berasumsi bahwa konsumen akan menyukai produk obat yang tersedia dimana-mana, mutu
yang baik dan harga ekonomis. Proses pemasaran produk obat-obatan mempunyai karakteristik
tertentu. Misalnya, obat-obatan yang dijual secara bebas dapat dilakukan secara umum kepada public
baik melalui media cetak maupun media elektronik. Namun obat-obatan yang termasuk dalam daftar
G sesuai dengan kode etik kedokteran tidak boleh diiklankan secara langsung kepada umum. Karena
pemasaran atau memperkenalkan produk-produk obatan yang termasuk dalam daftar G tidak dapat
dilakukan secara langsung maka produsen obat dalam kegiatan pemasarannya biasanya melakukan
beberapa hal salahsatunya menggunakan jasa PBF, menggunakan jasa detailer, dll
Perusahan farmasi di era revolusi industri konsep produk bukan hanya pada berorientasi pada
produk fisik saja tetapi akan berkonsentrasi pada upaya menciptakan efisiensi produksi, biaya rendah
dan distribusi massal.
2. Orientasi Produksi
Berasumsi bahwa konsumen akan menyukai dan mengutamakan produk yang telah tersedia
dan terjangkau oleh konsumen dan harganya ekonomis. Penganut orientasi yang bermula pada era
revolusi industri akan menciptakan efisiensi produksi, biaya rendah dan distribusi missal. Dengan
demikian fokus utama orientasi ini adalah distribusi dan harga. Orientasi ini masih banyak dijumpai
dinegara-negara berkembang seperti Indonesia, apalagi dalam situasi krisis ekonomi. Membanjiri
produk-produk murah dari negara lain merupakan salahsatu contoh aplikasi orientasi produksi. Risiko
terbesar orientasi produksi yang dihasilkan cendrung standard daan mengabaikan keinginan khusus
konsumen. Selain itu produk murah dipersepsikan berkualitas buruk oleh kebanyakan konsumen.
Sebagai contoh, obat generik yang ditargetkan sebagai program pemerintah untuk
meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas khususnya dalam hal daya
beli obat. Oleh karena pemasaran obat generik tidak memerlukan biaya promosi (iklan, seminar,
perlombaan) maka harga dapat ditekan sehingga produsen obat (pabrik obat) tetap mendapat
keuntungan begitupula konsumennya mampu membeli dengan harga terjangkau.
Banyak obat meragukan obat generik karena harganya jauh lebih murah dari obat
breandednya bisa jadi harganya seperempat dari harga breandednya. Hal ini terjadi karena biaya yang
dikeluarkan oleh produsen untuk menghasilkan obat lebih dari 50% merupakan biaya non
produksi.alokasi biaya yang paling besar adalah berupa iklan, seminar dikalangan medis, dan brosur
serta barang promosi lain. Kalaupun ada iklan OGB sifatnya missal dan dilakukan oleh pemerintah
disebut iklan layanan masyarakat. Biaya yang dikenakan oleh media jauh lebih kecil dibandingkan
dengan breandednya. Sehingga iklan popular yang dibintangi salahsatu artis berkomentar bahwa “buat
apa beli mereknya yang penting khasiatnya”, sehingga mutu produk yang seringkali diiklankan oleh
pemerintah tersebut membuat masyarakat semakin penasaran apakah obat generik ini mutu
kualitasnya akan sama dengan obat breanded generiknya. Sehingga dengan teknik perkembangan
teknologi dan pengujian klinisnya bahwa persepsi mutu obat generic sudah memiliki citra yang positif
ditengah-tengah masayarakat.
3. Orientasi Penjualan (selling orientation)
Berkeyakinan bahwa konsumen tidak tertarik untuk membeli produk dalam jumlah banyak,
jika mereka tidak diyakinkan dan bahkan bila perlu dibujuk dengan promosi yang gencar. Praktek
pemasaran ini umumnya dilakukan untuk produk yang kurang dikenal konsumen atau pemasaran
nirlaba (penggalangan dana sosial, dll). Kebanyakan praktek penjualan ini berorientasi [pada
penjualan jika menghadapi overcapacity (penawaran jauh melampaui permintaan). Tujuannya lebih
dititikberatkan pada “menjual apa yang bisa dibuat” dan bukannya “membuat apa yang diinginkan
pasar”.
4. Orientasi Konsumen (consumer orientation)
Berpandangan bahwa untuk mewujudkan keberhasilan pencapaian tujuan pemasaran terletak
pada kemampuan perusahaan farmasi dalam menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan
nilai pelanggan (customer value) kepada pasar sasarannya (target market) secara lebih efektif
dibandingkan para pesaing. Orientasi ini bertumpu pada empat pilar utama: pasar sasaran, kebutuhan
pelanggan, pemasaran terintegrasi (intregated marketing) dan profitabilitas. Pasar sasaran adalah
pelanggan yang dipilih untuk dilayani dengan program pemasaran khusus bagi mereka. Mengapa
pasar sasaran (target market), Alasannya adalah bahwa kebutuhan dan keinginan setiap pelanggan
begitu beragam. Amat sulit barang kali tidak mungkin) untuk bisa memenuhi semua kebutuhan dan
keinginan yang dimiliki semua pelanggan dengan tingkat kepuasan yang sama. Karena itu, sebagian
besar pemasar berfokus pada tipe pelanggan yang spesifik yang dijadikan target untuk dilayani. Lebih
lanjut keberhasilan pemasaran sangat ditentukan pula oleh kemampuan perusahaan farmasi dalam
membedakan lima jenis kebutuhan :

 Stated needs (contohnya konsumen membutuhkan obat generic berlogo (OGB) yang harganya
terjangkau).
 Real needs (contohnya, konsumen membutuhkan OGB yang biaya pengoperasionalnya
murah.
 Unstated needs (konsumen mengharapkan pelayanan informasi obat OGB dari perusahaan
farmasi).
 Secret needs (contohnya, konsumen ingin dipandang teman-temannya sebagai konsumen
yang cerdas dalam memilih produk).
 Delight needs (misalnya konsumen berharap bahwa perusahaan farmasi memberikan diskon
terhadap pembelian OGB dalam jumlah banyak).
Orientasi konsumen cukup cerdas untuk memahami apa yang mereka butuhkan, oleh sebab itu
orientasi konsumen menempatkan konsumen sebagai pusat dari segala aktivitas perusahaan tersebut,
dibutuhkan integrasi anatar fungsi pemasaran (seperti periklanan, layanan pelanggan, riset pemasaran)
dan antar departemen (departemen riset dan pengembangan, departemen akuntansi dan keuangan,
departemen produksi, departemen sumber daya manusia). Dengan kata lain dibutuhkan keselarasan
anatara external marketing (pemasaran yang ditujukan kepada pihak-pihak di luar perusahaan farmasi
dan internal marketing (proses merekrut, menyeleksi, melatih, dan memotivasi para karyawan
sedemikian rupa sehingga mereka sanggup melayani pelanggan secara memuaskan).
5. Orientasi societal marketing (holistic marketing)
Dalam industri dan bisnis farmasi, pemasaran farmasi harus dilandasi ketergantungan antara
empat Dimensi pokok antara lain: internal marketing, integrate marketing, relation ship marketing,
dan performance marketing. Pemasaran internal bertujuan memastikan bahwa setiap pihak (baik
individu maupun tim kerja) dalam perusahaan farmasi atau bisnis farmasi sungguh-sungguh
menghayati dan menerapkan prinsip-prinsip pemasaran farmasi. Fokus utamanya adalah merekrut,
menyeleksi, memperkerjakan, melath, dan memotivasi karyawan yang bersedia dan sanggup melayani
pelanggan dengan baik. Integrate marketing menekankan keselarasan antar elemen bauran pemasaran,
yakni produk, harga, promosi, kuantitas dan waktu pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai