NPM : F0G020054
Kelas : Tingkat 1 B
Mata Kuliah : Konsep Kebidanan
Dosen Pengampuh : Bunda Yetti Purnama, S.ST, M.Keb
F. PERANAN
Peran pemasaran dalam pelayanan kesehatan adalah untuk:
1) Menciptakan diferensiasi. Agar dapat bersaing dengan profesi lain, bidan di tuntut
mampu memberikan pelayanan yang beragam (tanpa menyimpang dari kewenangan yang
diberikan).
2) Manajemen kualitas pelayanan. Melalui proses pemasaran, bidan akan mampu
mengevaluasi diri mengenai kelebihan dan kekurangan pelayanan kesehatan yang ia tawarkan
kepada klien sehingga ia dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.
3) Meningkatkan produktifitas tenaga kesehatan di tuntut untuk memperluas wawasan
keilmuan serta ketrampilan teknisnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang
di berikan kepada klien.
G. KOMPONEN
Unsure pemasaran menurut Rhenald Kasandi tahun 1998
Unsure peamsaran berpusat pada 4 P=1C=konsumen
1c = konsumen ialah siapa yang akan memilih produk jassa asuhan kebidanan
4 P yakni : produk, price, place, promotion.
1. Consumer = pemberi produk / klien / penerima jasa
2. Produk = paket keseluruhan yang dapat berupa barang / jasa/ gagasan yang diserahkan
kepada konsumen
3. Price (harga) = titik awal dari riset pasar adalah menetapkan harga barang atau imbalan
jasa yang sesuai dengan keadaan tempat pemasaran
Factor yang mempengaruhi harga : apakan tingkat harga / imbalan dapat dijangkau oleh
konsumen, penetapan harga oleh pesaing, apakan konsumen merasakan keuntungan,
kemampuan untuk membeli jasa profesional
4. Place (tempat) = dalam hal ini diperhatikan kendala geografis dan keterbatasan terhadap
kapasitas beban kerja
5. Promotion (promosi) = cara bagaimana kesadaran tentang kebutuhan konsumen
terhadap barang atau jasa yang ditawarkan dan meyakinkan konsumen agar mau membeli.
Peranan kekuatan luar yang akan mempengaruhi pemasaran (Lia Yulianty, 2011 )
Selain komponen 4P dan 1C tersebutyang umumnya merupakan variable terkendali,
pemasaran dipengaruhi oleh kekuatan/vaiabel dari luar kendali, dapat berupa :
a. Persaingan, penting diketahui data tentang kegiatan kelemahan dan kekuatan pesaing
dan antisipasi “ serangan “ yang dapat dilontarkan oleh pesaing
b. Lingkungan budaya, lingkungan budaya dapat merupakan kendala bila konsumen
berasal dari kalangan etnik yang berbeda dengan pemberi jasa. Penjualan produk(barang/jasa)
harus menyesuaikan diri agar konsumen dapat dipuaskan
c. Kebijaksanaan pemerintah, peraturan tersebut banyak memeberikan perlindungan
terhadap pasar, asal dapat digunakan sesuai dengan ketentuan
d. Institusi, dapat berupa organisasi profesi/masyarakat yang mencerminkan kesadaran dan
dukungan terhadap hak – hak konsumen
H. PROSES
Langkah-langkah Saladin tahun 1999
1. Perencanaan produk menurut Mengadakan penelitian pasar diharapkan dapat
memperoleh informasi tentang :
pasar masa kini seperti : jumlah ibu-ibu atau masyarakat yang mau menerima
pelayanan
pasar masa depan seperti : jumlah ibu-ibu dan masyarakat yang diharapkan
struktur pasar : sasaran yang dicari untuk bekerja sama
sikap masyarakat : tingkat kepuasan atas pelayanan yang ada ( oleh dukun bayi )
tingkat dukungan tokoh-tokoh masyarakat (lurah, kader, PKK)
kemitraan yang ada
tingkat harga atau tariff yang dijangkau
pengambilan keputusan dalam rumah tangga.
Informasi dapat diambil secara lansung (primer) : wawancara, pengamatan lansung. Sekunder
mangambil data dari kelurahan, wawancara dengan tokoh masyarakat.
2. Keputusan dalam menetapkan harga dan tariff
Harga adalah imbalan uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk membayar produk atau
jasa yang diterimanya, dalam penetapan harga, perlu diketahui secara mendalam tentang
kemampuan konsumen / masyarakat
3. Tempat penyaluran barang atau jasa
Distribusi disini diartikan sebagai tempat jual jasa dalam hal ini tempat memberikan
pelayanan seperti di posyandu, pertolongan persalinan dirumah penduduk atau polindes.
Bidan harus bekerjasama dengan kader, PKK, dukun bayi sebagai agen perantara bila perlu
bekerjasama dengan KUD, lurah membangun tempat pelayanan kesehatan yang ditunjang
denga post obat desa.
4. Promosi
Adalah kegiatan komunikasi untuk memotivasi masyarakat agar mereka menyakini
keuntungan yang diperoleh bila menggunakan produk jasa bidan
5. Komunikasi untuk pemasaran social bidan
Dalam hal kegiatan pemasara social intinya dalah kegiatan promosi berupa kegiatan
komunikasi untuk memotivasi masyarakat agar mereka meyakini manfaat yang diperoleh bila
mereka mau melaksanakan upaya kesehatan masyarakat termasuk memanfaatkan jasa bidan
Langakah – langkah dalam pemasaran social menurut Yeyeh Rukiyah tahun 2011
1. Merencanakan dalam memilih strategi
Dalam melakukan perencanaan pertama lakukan riset pasar atau sasaran, kemudian tentukan
tujuan komunikasi dimana untuk tujuan informative dapat diguanakan media masa, untuk
tujuan persuasive digunakan media international atau kombinasi keduanya.
Selanjutnya menetapkan sasaran, pesan komunikasi yang spesifik dan ditujukan kepada
kelompok sasaran spesifik atau homogeny akan lebih efektif. Perlu dipelajari latar belakang
social, ekonomi dan budaya kelompok sasaran, juga pandangan kebiasaan apa yang
mendorong maupun menghamabat usaha permasyarakatan, pendayagunaan bidan.
Terakhir menetukan strategi komunikasi, komunikasi lebih efektif bila antara komunikator
dan sasaran bersifat hemofili (memilki atribut, karakteristik yang sama). Komunikasi yang
heterefili kurang kecuali bila komunikator memiliki empati yang tinggi.
2. Memilih saluran materi
Perlu diidentifikasi matetri yang profesional, relevan dengan kebutuhan sasaran Karen
sasaran akan lebih memperhatikan informasi yang serasi dengan kebutuhan
3. Menyampaikan pesan
Pesan dapat disampaikan secara lansung (interpersonal) disini bidan dapat lansung berfungsi
sebagai motivator atau tidak lansung sehingga bidan perlu dimanajemen dengan mediator/
komukator yang telah ada dan dikenal masyarakat yaitu ibu PKK, guru dll.
4. Pengembangan pesan dan uji coba
Kembangkan pesan –pesan sesuaikan kondisi masyarakat sasaran, lakukan uji coba (misalnya
pada kader kesehatan, lakukan perbaikan-perbaikan pesan)
5. Pelaksanaan kegiatan
Perkenalan kegiatan, diri dan kemampuan sebagai pemberi jasa dan bekerjasama dengan
tokoh masyarakat setempat.
Ada 4 perkembangan dari konsep yang ada menurut Yeyeh Rukiyah tahun 2011:
1. Konsep layanan : orientasi rumah sakit hanya untuk memberikan pelayanan dan fasilitas
yang lain
2. Konsep penjualan : orientasi rumahsakit hanya pada usaha untuk mencapai
pemanfaatan fasilitas dengan memadai
3. Konsep pemasaran : orientasi rumahsakit berusaha untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan pasien serta menciptakan pelayanan yang memuaskan
4. Konsep pemasaran soisal : orientasi pada usaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan
dan permintaan pasien serta memberikan kepuasan.
Pemenuhan itu dilaksanakan dengan efektif dan efisien sehingga mendorong kesejahteraan
pasien. Bila kita lihat definisi dan perkembangan konsep pemasaran, semakin jelas bahwa
adanya pergeseran dari rumah sakit dan dokter sebagai sentral menjadi pasien sebagai sentral.
Selain itu diperhatikannya factor kebutuhan, keinginan dan permintaan pasien dan lebih
lanjut perhatikan pula factor kepuasan pasien jadi tidak hanya melaksanakan kewajiban saja.
I. STRATEGI PEMASARAN
1. Strategi pemasaran secara umum
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran,
bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang
diharapkan dan kondisi persaingan.
Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan
strategi dalam pemasaran yaitu :
1. Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap
pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
2. Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah
memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
3. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan,
apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
J. PEMASARAN JASA SOSIAL ASUHAN KEBIDANAN
Kotler (2005) menjelaskan bahwa pemasaran sosial adalah strategi untuk mengubah
perilaku. Pemasaran sosial mengkombinasikan unsur-unsur pendekatan tradisional
untuk mengubah sosial dalam satu kerangka aksi dan perencanaan yang integral serta
menggunakan keterampilan teknologi komunikasi dan keahlian pemasaran.
Pemasaran sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan pemasaran komersial, pemasaran
sosial menggunakan teknik analisis yang sama (riset pasar, pengembangan produk,
penentuan harga, keterjangkauan, periklanan dan promosi). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pemasaran sosial adalah penerapan konsep dan teknik pemasaran
untuk mendapatkan manfaat sosial. Tentu saja ada sedikit perbedaan antara pemasaran
komersial dengan pemasaran sosial.
Perbedaan antara pemasaran komersial dan pemasaran sosial menurut Depkes (1997)
antara lain adalah: 1) penggunaan produk sosial biasanya lebih rumit dari pada produk
komersial, misal penggunaan oralit tidak semudah minum coca-cola, 2) produk sosial
sering kali kontroversial, 3) keuntungan produk sosial tidak cepat dirasakan, 4) saluran
distribusi untuk produk-produk sosial lebih sulit dikontrol karena biasanya menyangkut
banyak pihak, 5) konsumen pada umumnya tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan
berpendidikan rendah.
Pemasaran sosial dalam program-program kesehatan internasional berperan dalam
penjualan komoditi dan gagasan atau prilaku. Pada kenyataannya pemasaran sosial
hampir selalu dimulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaan yang berkaitan
dengan kesehatan. Berdasarkan itu disampaikan anjuran tentang produk atau pelayanan
baru, dan diberikan petunjuk tentang cara penggunaan yang efektif.
Produk-produk yang secara sosial bermanfaat (seperti kondom, pil kontrasepsi, tablet Fe
dan oralit) dan sering disubsidi, proses penjualan ternyata sangat rumit. Karena harus
meningkatkan motivasi konsumen, merangsang kegiatan perusahaan, agen dan
pengecer, meningkatkan potensi kemandirian program dimasa yang akan datang, dan
kesemuanya merupakan ukuran keberhasilan program. Teknik- teknik pemasaran
menjadi penting untuk “menjual” perilaku baru. Para konsumen harus melakukan
pertukaran yang rumit antara perilaku baru serta memerlukan waktu dan daya untuk
mendapatkan hasil yang hanya dapat dibuktikan dalam jangka waktu yang panjang dan
mungkin membuahkan akibat yang tidak menyenangkan dalam waktu pendek.
Pemasaran sosial pada dasarnya berorientasi pada konsumen. Konsumen atau pengguna
bukan hanya merupakan sasaran pokok, tapi juga sebagai pengukur apakah kegiatan
yang dilaksanakan cocok, diminati, dan berhasil. Konsumen secara sistematis dimintai
saran sepanjang proses pemasaran sosial, memberikan data untuk berbagai keputusan
pemasaran yang menentukan (Depkes, 1997).
Contoh langkah-langkah pemasaran dalam pelayan kebidanan:
1. Produk
a. Pelayanan pemeriksaan hamil (senam hamil, perawatan payudara, dan persiapan
laktasi)
b. Pelayanan bersalin
c. Pelayanan nifas
d. Pelayanan pemeriksaan bayi
e. Pelayaanan pemeriksaan balita
f. Penyuluhan kesehatan
g. KB/Konseling
h. Imunisasi ibu dan bayi
i. Kesehatan reproduksi remaja
2. Harga
Biaya pelayanan kesehatan menurut IBI
a. Alat kontrasepsi bawah kulit Rp.250.000
b. KB suntik Rp.5000 – Rp. 20.000Dll
3. Tempat pemasaran
a. RS
b. Puskesmas
c. Rumah Bersalin
d. BPM
4. Promosi pelayanan kebidanan
a. Pendekatan sosial masyarakat (langsung dan tidak langsung)
b. Promosi di lingkungan masyarakat (dengan pelayanan berkualitas dan memuaskan
kepada pasien)
c. Penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan (tentang PMS, seksualitas, kesehatan
reproduksi)
d. Promosi melalui jejaring sosial
5. Sasaran
a. Ibu hamil
b. Ibu bersalin
c. Ibu nifas
d. BBL
e. Balita
f. Lansia
g. Remaja
K.11. JURNAL YANG BERKAITAN DENGAN PEMASARAN SOSIAL JASA
KEBIDANAN
1). Setiap tahun promosi kesehatan masyarakat melalui media massa diperbaharui dalam
upaya merubah prilaku kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan. Promosi kesehatan ini
disampaikan pada masyarakat melalui sumber informasi yang terpercaya. Petugas kesehatan
tidak hanya memberikan promosi kesehatan melalui media massa saja, tetapi juga harus
memotivasi masyarakat secara langsung untuk mengubah perilaku kesehatan yang kurang
baik (Witney,Randolph at all, 2004).
Analisa kelompok:
Seorang bidan dalam upaya merubah dan meningkatkan derajat kesehatan dapat melakukan
berbagai pendekatan yaitu pendekatan sosial masyarakat (langsung dan tidak langsung),
promosi di lingkungan masyarakat (dengan pelayanan berkualitas dan memuaskan kepada
pasien), penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan (tentang PMS, seksualitas,
kesehatan reproduksi), promosi melalui jejaring sosial.
2). Dari hasil penelitian Karen Glanz dkk (1990) mengungkapkan bahwa salah satu aspek
penting dari pemasaran adalah analisis prilaku konsumen. Tiga bidang yang luas dapat
digunakan sebagai kerangka kerja untuk memahami faktor-faktor penentu prilaku konsumen
yang meliputi:
Pengaruh lingkungan
Pengaruh individu
Pengolah informasi dan pengambilan keputusan yang sebenarnya.
Analisa kelompok:
Cara meningkatkan kualitas pelayanan bidan yang ada di perkotaan sehingga dapat bersaing
dengan profesi lain dengan cara menciptakan diferensiasi dengan memberikan pelayanan
yang beragam tanpa menyimpang dari kewenangan atau kode etik yang ada. Bidan juga
mampu mengevaluasi diri mengenai kelebihan dan kekurangan pelayanan kesehatan yang ia
berikan kepada klien sehingga ia dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan, juga
harus mampu mengembangkan wawasan keilmuan serta ketrampilan teknis untuk
meningkatkan produktivitas kerjanya.
3). Berdasarkan hasil penelitian yang disadur dari jurnal internasional oleh Hampton,Geral
(2004) mengemungkakan bahwa profesionalisme berhubungan positif dengan kepuasan kerja
dimana profesionalisme dan manfaat yang ditemukan berhubungan positif dengan orentasi
pasar dan berdampak kepada imbalan yang diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
orentasi pasar yang baik akan menghasilkan kepuasan kerja yang positif.
Analisa kelompok:
Pelayanan yang diberikan bidan tidak hanya berfokus pada kebutuhan pasien, tetapi harus
memperhatikan keinginan dan permintaan klien tanpa menyimpang dari kewenangan dan
pelayanan kebidanan yang seharusnya di berikan sehingga menghasilkan kepuasan klien yang
berdampak pada imbalan yang akan diterima.
KESIMPULAN
pengertian dan tujuan dari pemasaran diantaranya adalah : American Marketing Assosoation
mendefinisikan marketing sebagai kegiatan bisnis yang mengarahkan arus barang atau jasa
dari produsen ke konsumen atau pengguna.
Pemasaran diidentik dengan Proses perdagangan barang yang diorentasikan sebagi proses
jual beli dan tawar menawar. Sehingga pemasaran kadang menjadi hal yang terlupakan ketika
kita membahas tentang penyediaan jasa.
Dalam penyediaan jasa asuhan kebidanan tentunya bidan perlu memiliki pengetahuan tentang
pemasaran sosial jasa asuhan kebidana secara lebih mendalam. Dalam hal ini pemasaran
sosial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu
seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat
masyarakat.
Pemasaran juga merupakan hal yang sangat penting bagi seorang bidan dalam penyediaan
jasa dalam bentuk pelayanan maupun asuhan kebidanan. Oleh karena itu yang dipasarkan
berupa cara hidup sehat, pandangan atau nilai, dan bakunya suatu barang / jasa, pemasaran ini
dikenal dengan sebutan pemasaran sosial. Sasaran khusus dalam pemasaran jasa asuhan
kebidanan adalah Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas, Bayi, Balita, Calon pengantin, Pasangan
usia subur, wanita usia menopause dan lanjut usia.
Dari beberapa defenisi dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan atau
proses tukar menuikar yang dapat memberikan nilai baik bagi konsumen maupun produsen
sehingga dapat tercipta serangkaian kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta
pemantauan.
Strategi pemasaran secara umum Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-
keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan
dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.