Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH PEMASARAN PROGRAM KESEHATAN

“PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU”

Disusun oleh:

Kelompok 6

1. Mahmudah Khurotul Aini (25000321410019)


2. Lukas Tersono Adi (25000321410022)
3. Ida Rahayu (25000321410030)

Dosen Pengampu:

Dr.Drs.Syamsulhuda Budi Musthofa, M.Kes

MAGISTER PROMOSI KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemasaran
Kesehatan Dan Perubahan Perilaku ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pemasaran Program Kesehatan. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pemasaran Program Kesehatan dan Perubahan
Perilaku menuju kualitas hidup yang baik bagi para pembaca dan juga bagi para
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syamsulhuda Budi Musthofa
selaku dosen mata Pemasaran Program Kesehatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi perbaikan
selanjutnya menuju arah yang lebih baik.

Semarang, April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

BAB II THEORY PERUBAHAN PERILAKU ..........................................................7

BAB III ..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. PEMASARAN KESEHATAN
Banyak dari masyarakat yang masih salah dalam mendefinisikan
pemasaran. Masyarakat umum masih mengartikan pemasaran hanya sebagai
penjualan, pembelian dan harga. Pemasaran berasal dari kata marketing, dan
pemasaran asal katanya adalah pasar yang berarti market, sedangkan yang bisa
dipasarkan adalah berupa produk (barang) atau jasa. Memasarkan barang tidak
hanya sekedar menawarkan atau menjual saja, tetapi di dalamnya terdapat
beberapa kegiatan yang mencakup penjualan pembelian, dengan berbagai cara,
menetapkan harga dan lain sebagainya.
Banyak dari masyarakat yang masih salah persepsi dalam mendefinisikan
kegiatan pemasaran. Pemasaran sering dikaitkan dengan mempengaruhi
(potensial) klien untuk memaksimalkan penjualan perusahaan (Leeflang &
Beukenkamp, 1981).
Gambaran demikian seringkali ‘dicap’ konotasi negatif. Sebagian besar
masyarakat masih mengartikan pemasaran hanya sebagai penjualan, pembelian
dan harga. Saat ini pemasaran dipahami tidak dengan pemahan kuno, pemasaran
lebih mengarah kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat yang memuaskan,
yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen (Shinta,
2011).
Menurut Cooper P.D., yang dimaksud dengan pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan untuk kepuasan keinginan dan kebutuhan melalui proses
penukaran (Cooper, 1979). Sedangkan Levey S., menyatakan bahwa pemasaran
adalah analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari program yang
dirancang secara hati-hati untuk pertukaran nilai dengan target pasar untuk
mencapai tujuan organisasi (Levey, 1984).(Husnaini & Panghiyangani, 2016)
Pemasaran di definisikan sebagai suatu proses sosial dan manajerial di
mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuaru yang bernilai satu sama
lain. Definisi ini berdasarkan konsep inti pemasaran, yaitu; kebutuhan, keinginan,
dan permintaan; produk; nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran, transaksi, dan
hubungan; pasar serta pemasar dan calon pembeli. (Husnaini & Panghiyangani,
2016)

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 1


B. DEFINISI PEMASARAN KESEHATAN
Penerapan teknik pemasaran niaga untuk mencapai suatu tujuan sosial
yang bermanfaat. Pemasaran sosial adalah suatu bentuk di siplin untuk
mengembangan kegiatan komunikasi kesehatan. Tujuannya adalah mendapat
kata yang tepat di pakai untuk meyakinkan para ibu agar berbuat seperti yang di
anjurkan, tokoh yang akan di pakai untuk menyampaikan pesan, saluran
komunikasi (langsung dan tidak langsung), dan bagaimana memanfaatkan
saluran komunikasi tersebut sebaik-baiknya. Pemasaran Sosial adalah sebagai
kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian
barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-
kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar
agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai. Pemasaran sosial selalu di
mulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaan yang dikaitkan dengan
kesehatan. Kemudian di lakukan penyampaian anjuran tentang produk atau
pelayanan dengan petunjuk cara pemakaian yang efektif. Walaupun produk
pemasaran sosial dapat berbentuk komoditi, seperti alat kontrasepsi atau oralit,
namun tujuan utamanya adalah meningkatkan motivasi dan merangsang kegiatan
masyarakat, perusahaan, agen atau pengecer serta untuk meningkatkan potensi
kemandirian masyarakat. Inilah yang dijadikan ukuran keberhasilan program
pemasaran sosial. (Husnaini & Panghiyangani, 2016)
Menurut William J Stanton, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Menurut Kotler (1993), pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh kebutuhan dan keinginan
melalui proses penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Sedangkan menurut The American Marketing, definisi pemasaran
telahberubah karena adanya perubahan konsumen dalam berkomunikasi.
Menurut American Marketing Association (2008), pemasaran adalah the
activity, set of institutions and prosesses for creating, communicating,
delivering, and exchanging offerings that have value for customers,
client, partners and society at large. (Riesta, 2016)

C. KONSEP PEMASARAN
Menurut Mahaddhir (2012) Dalam (Husnaini & Panghiyangani, 2016) dalam
ilmu pemasaran terdapat konsep pemasaran yaitu :

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 2


1. Product ( produk)
Analisis Produk adalah suatu perencanaan dan pembuatan produk
sampai perpindahan hak ke tangan konsumen. Analisis ini penting sekali
bagi mahasiswa dalam mengacu pada pemahaman tentang pasar dan
produk, terutama manajemen pemasaran. Dan dapat menempatkan
permasalahan dengan jelas, karena produk merupakan objek dari
rangkaian aktivitas pemasaran.
2. Price ( harga )
Analisa harga pada umumnya merupakan dasar daripada program
pemasaran karena Keputusan penentuan harga sangat mempengaruhi
terhadap aktifitas seperti pemasangan iklan, promosi penjualan, program
penjualan dan seleksi program distribusi
3. Place ( Tempat )
Analisis Tempat yang dimaksud disini adalah mengkaji daerah penjualan
sebelum operasi penjualan dilaksanakan. Daerah penjualan perlu dikaji
ulang, agar sasaran penjualan mantap dan tepat. Dengan demikian
penguasaan pasar yang dikehendaki dapat dikendalikan.
4. Promotion ( promosi)
Pada dasarnya aktivitas penjualan barang tak dapat berjalan sendiri.
Sekalipun produk yang dibuat sempurna sekali dalam memenuhi
keinginan pembeli. Demikian pula penepatan harga yang baik tanpa
diikuti informasi yang gencar kadang-kadang mengalami kegagalan
dalam pemasaran. Maka kita perlu membuat suatu program analisa
promosi dan program aktivitas promosi. Analisa promosi digunakan
untuk mengumpulkan data dan menetapkan perencanaan promosi,
sedangkan program aktivitas promosi merupakan implementasi dari
strategi pemasaran. Dengan kata lain satu sebagai alat pendekatan dan
lainnya sebagai alat pelaksanaan program. (Husnaini & Panghiyangani,
2016)
D. STRATEI PEMASARAN KESEHATAN
1. Penyusunan Strategi
Strategi merupakan suatu rencana jangka panjang yang didesain untuk
mencapai tujuan tertentu yang biasanya merupakan sebuah kemenangan bagi
sebuah kelompok atau organisasi. Tujuan utama dari semua rencana strategi
pemasaran adalah untuk mengembangkan pemasaran dimana akan membantu
organisasi menyadari tujuannya. Untuk itu strategi merupakan jembatan antara
tujuan–tujuan dan kegiatan operasional. Strategi pemasaran adalah pendekatan
pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai yang telah ditetapkan
lebih dulu, didalamya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target
pasar, penempatan produk, di pasar bauran pemasaran dan tingkat biaya
pemasaran yang diperlukan (Kotler, 1989).

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 3


Terdapat 4 (empat) langkah dalam pengembangan strategi yaitu:
a. Mendefinisikan area bisnis yang terlibat.
b. Mengidentifikasi pesaing.
c. Mendefinisikan perbedaan-perbedaan diantara pesaing.
d. Beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Strategi yang dimaksud tersebut di atas adalah suatu tindakan awal dalam
proses pembentukan perencanaan dalam meluncurkan produk atau jasa sesuai
dengan tujuan organisasi. Perencanaan Strategi adalah seni dan ilmu untuk
pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating).
Strategi pemasaran adalah langkah-langkah praktis dalam memenuhi situasi
pasar sasaran yang didasarkan pada kemampuan dan situasi organisasi. Strategi
pemasaran mencakup pernyataan misi, sasaran atau tujuan, dan fokus strategi,
termasuk dalam hal ini adalah segmentasi, targeting, dan positioning. (Husnaini &
Panghiyangani, 2016)
Strategi haruslah spesifik misalnya dalam hal tentang strategi penentuan
merek dan strategi pelanggan yang akan ditempuh (Kotler & Kevin, 2006). Strategi
akan mencakup berbagai kelompok sasaran yang diperoleh dari penelitian formatif
dan dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu :
1) Sasaran Primer
Yaitu sasaran pokok yang benar-benar kita harapkan berubah
kebiasaannya.
2) Sasaran Sekunder
Yaitu sasaran antara yang akan terlibat dalam penyampaian produk atau
pelayanan atau yang terlibat dalam penyampaian pesan-pesan secara
langsung. Contohnya kader posyandu.
3) Sasaran Tersier
Yaitu sasaran penunjang yang terlibat secara tidak langsung, namun
dukungannya sangat diperlukan. Contohnya tokoh masyarakat, tokoh
agama, dan sebagainya. (Husnaini & Panghiyangani, 2016)
Strategi pemasaran dapat dilakukan dengan mendesain aspek-aspek
dalam pemasaran sosial yang relevan dengan target. Misalnya, kampanye dalam
Keluarga Berencana (KB) di Indonesia pada tahun 1970-1980an ternyata tidak
mengaktifkan penggunaan vasektomi atau tubektomi karena dua cara ber-KB
tersebut sangat ditentang oleh tokoh-tokoh dan lembaga keagamaan, seperti MUI
karena dinilai merusak ciptaan Tuhan. Jika dua teknik ini dikampanyekan secara
gencar maka akibat yang bisa muncul adalah respons negatif dari masyarakat.
Dengan demikian pemasaran sosial untuk KB secara keseluruhan akan bisa
mengalami hambatan yang sangat besar.(Nadhir, 2020)

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 4


Sosial pemasaran produk, khususnya kondom untuk keluarga berencana
dan HIV pencegahan, biasanya dilakukan dengan menetapkan harga yang
biasanya sangat disubsidi oleh program yang mensponsori produk tersebut.
Strategi penetapan harga dan distribusi jaringan sebagai elemen inti dari
pendekatan pemasaran social. Chapman et al. (2005) menyimpulkan bahwa Basis
bukti pemasaran sosial berkembang pesat dan hampir secara eksklusif terkait
dengan HIV / AIDS, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi. Pemasaran sosial adalah penerapan prinsip-prinsip pemasaran dan
teknik untuk mendorong perubahan sosial atau perbaikan. apakah perubahan itu
terkait untuk tantangan kesehatan masyarakat, pencegahan cedera (Smith, 2006),
masalah lingkungan (Maibach, 1993), manajemen permintaan transportasi
(McGovern, 2005) atau sosial lainnya kebutuhan. (Santi, 2017).
2. Pelaksanaan Strategi
Sebaiknya kegiatan promosi dan hubungan masyarakat langsung
dilaksanakan pada saat pencanangan. Misalnya, dalam bentuk penyuluhan atau
pencanangan oleh kepala daerah yang dihadiri para pelaksana dan instansi serta
media yang terlibat. Bahan-bahan luar ruang seperti spanduk, poster atau papan
iklan dipasang. Agar mempermudah masyarakat dalam menerima informasi
pemasaran Kesehatan.(Husnaini & Panghiyangani, 2016)
Pelaksanaan dari aktivitas pemasaran sosial bisa dilakukan oleh
pemerintah, LSM atau pun oleh kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Kampanye peningkatan disiplin bagi pengemudi mobil dengan mengenakan sabuk
pengaman dimonitor oleh Polisi Lalu Lintas di jalan raya dan jika terjadi
pelanggaran di sidang oleh pengadilan. Kegiatan “Peningkatan Kesejahteraan
Keluarga” dilaksanakan oleh ibu-ibu PKK. Untuk pemasaran “demokratisasi” dan
“penegakan HAM” di Indonesia dilakukan oleh LSM dengan keterlibatan
pemerintah dalam skala rendah. Bahkan pelaksanaan pemasaran sosial pun juga
bisa dilakukan oleh kalangan industri/bisnis, seperti Unilever, Aqua, Cocacola.
(Nadhir, 2020)

E. TANTANGAN DALAM PEMASARAN KESEHATAN


Berbeda dengan pemasaran niaga biasa, diman pemasaran social belum
tentu memasarkan sebuah produk/ gagasan. Di dalam pemasaran Kesehatan
terdapat beberapa Tantangan umum pemasaran Kesehatan/ pemasaran sosial
yaitu :
a. Tantangan pertama adalah memperjuangkan kesetaraan dalam status
kesehatan di antara semua orang. Pemasar yang bekerja untuk kesehatan
masyarakat dan perubahan sosial harus merangkul filosofi bahwa keadilan

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 5


dalam status kesehatan dan keadilan sosial merupakan bagian integral dari
pekerjaan mereka.
Apa yang dapat dikembangkan oleh penelitian dan praktik pemasaran
sosial sebagai isu inti adalah bagaimana kita dapat meningkatkan
kemampuan kita, dan masyarakat, untuk mengatasi kesetaraan dan
keadilan melalui penggunaan pemasaran yang sadar dan sengaja.
b. Tantangan besar kedua yang dihadapi oleh program perubahan sosial, dan
kami percaya bahwa pemasar sosial mungkin berada dalam posisi yang
kuat untuk ditangani. Melawan pengaruh luas dari praktik pemasaran
komersial telah disebut "pemasaran kritis." Hastings dan Saren (2003) telah
mengemukakan argumen bahwa pemasaran sosial, dengan sifat uniknya
memiliki wawasan ke dalam sektor kesehatan publik dan komersial, berarti
bahwa mereka dapat berkontribusi pada tujuan sosial yang lebih luas
dengan mengidentifikasi bagaimana praktik pemasaran memengaruhi
perilaku baik untuk kerugian individu dan sosial dan kebaikan.
Dengan menganalisis kekuatan pasar, menyarankan solusi untuk
meningkatkan manfaat dan mengurangi biaya untuk keduanya kemudian
Memimpin upaya untuk memanfaatkan kekuatan pasar untuk memberi
manfaat bagi masyarakat. Keberlanjutan program kesehatan masyarakat
adalah salah satu topik yang lebih penting dalam promosi kesehatan
(Swerissen dan Crisp, 2004) dan literatur pemasaran sosial.
c. Masalah kebijakan pemerintah yang bisa secara positif atau negative dalam
menyikap produk pemasaran social dan Kesehatan masyarakat yang
menyangkut hajt hidup orang banyak. Oleh karena itu perlu ada rancangan
yang tepat dalam membuat promosi social, sehingga dapat membuat orang
lain mengubah perilakunya baik secara sadar atau tidak sadar. Pemasaran
sosial dapat menawarkan metodologi bagi banyak pemangku kepentingan
yang berbeda untuk secara sistematis mengembangkan segala upaya
penyebaran. Pendekatan total pasar untuk pengiriman komoditas dan
layanan di negara-negara berpenghasilan rendah ditetapkan untuk
membangun pasar yang adil, efisien, berkelanjutan, dan terjangkau untuk
komoditas dan layanan kesehatan di semua populasi. Tujuannya adalah
untuk memastikan subsidi ditargetkan kepada mereka yang paling
membutuhkannya, bahwa orang-orang yang sangat miskin dilayani secara
adil, dan tercipta pasar komersial yang berkelanjutan.(Santi, 2017)

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 6


BAB II
THEORY PERUBAHAN PERILAKU

A. TRANSTHEORITICAL MODEL (TTM)


Transtheoritical Model mulai dibentuk pada awal 1980-an yang
diperkenalkan oleh James Prochaska dan Carlo Diclemente mengenai konsep
awal yang mereka sebut dengan SCM (Stage of Change Model ) digunakan untuk
memahami perilaku. Konsep ini kemudian diberi nama Transtheoretical Model
yang merupakan gabungan dari konsep yang dikembangan oleh Velicer, Fava,
Norman, dan Redding (1996). Transtheoritical Model (TTM) memiliki point-point
yang dikhususkan untuk memfasilitasi dan mengakselerasi perubahan perilaku
yang berkaitan dengan kesehatan, baik perilaku adiktif maupun perilaku non
adiktif (Prochaska, et.al, 1994).

B. PENGERTIAN
Transtheoritical Model adalah perubahan perilaku atas kesiapan individu
untuk memiliki tindakan yang lebih sehat, memberikan strategi, atau proses
perubahan untuk memandu individu untuk berperilaku sehat melalui tahapan
perubahan dan pemeliharaan kesehatan. Model ini menjelaskan bagaimana
individu memodifikasi perilaku yang menjadi masalah dan memperoleh perilaku
positif. Transtheoritical adalah model yang fokus pada pembuatan keputusan oleh
individu. Asumsi dasar model ini adalah pada dasarnya individu tidak dapat
merubah perilaku dalam waktu yang singkat, terutama pada perilaku yang menjadi
kebiasaan sehari-hari, terdapat lima tahapan menuju perubahan bagi individu
yaitu Precontemplation,Contemplation, Preparation, Action, dan Maintanance.
Model Transtheoritikal Model merupakan model biopsikososial yang
integrative mengenai perubahan perilaku yang disengaja. Tidak seperti model
ataupun teori perilaku lainnya yang eksklusif hanya berfokus pada dimensi tertentu
seperti pengaruh sosial atau biologi. Model ini juga berupaya menyatukan dan
mengintegrasikan konstruksi kunci dari beberapa teori menjadi suatu model
perubahan perilaku yang komperhensif agar dapat digunakan dalam beragam
perilaku, populasi dan keadaan (pengobatan, upaya pencegahan, atau upaya
pembuat kebijakan).
The Transtheoritical Model menurut Prochaska dan DiClemente (1983)
adalah suatu model yang integratif tentang perubahan perilaku. Kunci pembangun
dari teori lain yang terintegrasi. Model ini menguraikan bagaimana orang-orang
memodifikasi perilaku masalah atau memperoleh suatu perilaku yang positif dari
perubahan perilaku tersebut. Model ini adalah suatu perubahan yang disengaja
untuk mengambil suatu keputusan dari individ tersebut.

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 7


Model ini melibatkan emosi, pengamatan dan perilaku, melibatkan pula
suatu kepercayaan diri. Transtheoretical Model juga dikenal dengan singkatan
“TTM” atau “Model Tahapan Perubahan”.

C. KOMPONEN

Transtheoritical Model (TTM) ) terdiri dari empat komponen yaitu :


Stage of Change, Processes of Change, Decisional Balance dan Self-
Efficacy.

1. Stage of Change
1. Precontemplation
Precontemplation adalah tahap dimana orang tidak berniat atau
belum untuk mengambil tindakan di waktu mendatang, biasanya diukur
sebagai 6 bulan ke depan, kemungkinan besar dikarenakan tidak
menyadari bahwa perilaku mereka ada masalah sehingga belum berfikir
untuk berubah, merasa nyaman dengan kebiasaan lama dan sama sekali
tidak berminat untuk melakukan perubahan. Atau mungkin berada pada
tahap ini karena mereka tidak diberitahu atau kurang informasi tentang
konsekuensi dari perilaku mereka.
2. Contemplation
Merupakan tahap dimana orang berniat untuk berubah pada 6 bulan
ke depan. Pada tahap ini seseorang mulai mempertimbangkan untuk
melakukan perubahan perilaku namun belum siap untuk melakukannya.
3. Preparation
Pada tahap ini seseorang sudah mulai melakukan perubahan-
perubahan kecil namun belum benar-benar meninggalkan perilaku lama,
meskipun pada tahapan ini seseorang sudah berniat untuk merubah
perilaku dan biasanya pada tahap ini sudah siap untuk mulai tindakan
untuk berubahan dalam waktu 1 bulan / 30 hari ke depan.

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 8


4. Action
Pada tahap ini seseorang sudah benar-benar melakukan perubahan
perilaku. Perilaku lama sudah mulai ditinggalkan dan menggantinya
dengan perilaku yang baru dan biasanya telah merubah perilaku mereka
selama 6 bulan terakhir dan bekerja keras untuk lebih baik.
5. Maintenance
Seseorang sudah meninggalkan perilaku lama dalam beberapa
waktu menjadikan perilaku yang baru dan menjadi sebuah kebiasaan.
Keadaan ini ditandai dengan perilaku yang baru sudah dilakukan dalam
waktu yang relative lama dan biasanya diukur dengan mengubah perilaku
mereka lebih dari 6 bulan yang lalu. Pada tahap ini orang-orang juga
bekerja keras untuk mencegah relapse (kambuh) dengan waspada
terhadap situasi yang menggoda mereka untuk kemabali lagi ke perilaku
yang tidak sehat khususnya saat stress.
6. Relaps (Kekambuhan)
Relaps (kekambuhan) atau disebut juga sebagai revolving door
schema dapat terjadi pada proses perubahan perilaku menurut teori ini.
Kekambuhan merupakan kembalinya perilaku seseorang pada kebiasaan
yang lama. Biasanya pada tahap pelaksanaan (action) maupun
pemeliharaan (maintenance) kekambuhan dapat terjadi, apalagi bila
seseorang tidak mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya.

2. Processes of change
Perubahan perilaku melalui Experience:
1. Consciousness raising (peningkatan kesadaran)
Peningkatkan kesadaran tentang penyebab, dampak dan penyemb
uhan untuk masalah perilaku yang dialami individu. Upaya untuk mening
katkan kesadaran dapat dilakukan dengan kampanye media.

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 9


2. Dramatic relief (penyuluhan dramatic)
Individu juga dapat meningkatkan kesadaran melalui pengalaman
atau sesuatu yang membangkitkan emosional individu, sehingga individu
tergerak untuk melakukan perubahan pada perilakunya. Contohnya
Psikodrama.

3. Environmental reetion (Evaluasi Lingkungan)


Penilaian kognitif dan efektif mengenai bagaimana kebiasaan
individu yang tidak sehat, akan atau telah mempengaruhi lingkungan
social. Hal ini juga dapat meningkatkan kesadaran dirinya yang telah atau
sedang menjadi model yang baik atau buruk bagi orang lain. Contohnya :
merokok.

4. Social liberation (kebebasan sosial)


Ketersediaan sarana atau alternatif untuk membantu merubah
perilaku tidak sehat. Diperlukan advokasi, prosedur pemberdayaan dan
kebijakan yang tepat agar sosial liberation meningkat. Contohnya : Zona
bebas asap dan juga peraturan dilarang erokok di tempat-tempat tertentu.

5. Self-reevaluation (Evaluasi Diri)


Proses dimana membandingkan dirinya sendiri dengan role model
atau panutan yang memiliki perilaku sehat.

Perubahan perilaku melalui Behavioral:


1. Stimulus Control (pengendalian rangsangan)
Meningkatkan stimulus yang dapat meningkatkan kebiasaan yang
tidak sehat, dengan cara menambah alternatif anjuran yang lebih sehat.

2. Helping relationship (kerjasama)


Dibutuhkan dukungan dari pihak-pihak disekitar individu yang ingin
merubah perilakunya, seperti kerabat dekat, sahabat, teman, atau
orangtua. Dukungan dapat diwujudkan dalam betuk kepedulian,
kepercayaan, keterbukaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya.
Dukungan dinilai dapat meningkatkan usaha individu untuk berubah.

3. Counter Conditioning (kondisi yang berlawanan)


Diperlukan pembelajaran perilaku sehat yang dapat menggantikan
perilaku yang bermasalah. Contohnya relaksasi sebagai counter stress,
makanan bebas lemak sebagai pengganti makanan berkalori banyak.

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 10


4. Contingency Management (pengelolaan kemungkinan)
Terdapat konsekuensi yang diperoleh individu Ketika ia memtuskan
untuk mengambil Langkah perubahan. Pemberian reward akan membuat
individu untuk mengulangi perubahan perilaku yang sehat di bandingkan
dengan pemberian punishment. Dapat disimpulkan bahwa penguatan
diperlukan agar seseorang mau mengulang atau meneruskan perilaku
sehatnya.

5. Self-liberation (kebebasan pribadi)


Keyakinan bahwa individu mampu berubah dan memiliki komitmen
atau niat untuk melakukannya. Mudahnya seperti, resolusi di tahun baru
atau membuat janji dengan kesaksian publik. Hal ini diyakini dapat meni
ngkatkan kekuatan kemauan seseorang.

3. Decisional Balance
Merupakan sebuah konstruksi yang membangun cerminan individu
relative menimbang pro dan kontra dari suatu perubahan. Terdapat 4
(empat) kategori pro yaitu keuntungan diri sendiri dan orang lain, dan
persetujuan/penerimaan dirinya dan orang lain. Serta 4 kategori kontra yaitu
yang dikeluarkan diri sendiri dan orang lain, dan penolakan diri sendiri dan
orang lain.

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 11


4. Self-efficacy
Yaitu membangun keyakinan individu untuk dapat mengatasi resiko
tanpa kembali ke perilaku tidak sehat. Diadaptasi dari teori Bandura tentang
Self-Efficacy. Situational Templation Measure merupakan suatu dorongan
untuk terlibat perilaku tertentu pada suatu kondisi beresiko tinggi. Self-
Efficacy Measure merupakan suatu kepercayaan untuk tidak terlibat dalam
hal tertentu.

D. KELEBIHAN
The Transtheoritical Model (TTM) berhasil mengintegrasikan beberapa
teori terdahulunya tentang modifikasi perilaku dengan lebih lengkap dan
kompleks. Pola yang digunakan berbentuk pola umum, sehingga teori ini sangat
fleksibel untuk diterapkan di segala perubahan perilaku. Otomatis, teori ini dapat
digunakan oleh berbagai kalangan dan dapat digunakan untuk perubahan perilaku
apapun. The Transtheoritical Model (TTM) melakukan perubahan perilaku secara
bertahap sehingga individu yang berkaitan tidak langsung berubah secara drastis.
Hal ini berdampak lebih baik agar perilaku sebelumnya ketika re-lapsing dapat
diminimalkan.

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 12


BAB III
APLIKASI TRANSTHEORETICAL MODEL

Tahapan Stages of Changes terhadap perubahan pola diet seseorang

1. Pra Kontemplasi
Awalnya orang yang memiliki bentuk tubuh kurang ideal dan memiliki
permasalahan kesehatan tubuh menghindari segala promosi program diet.
Bahkan, terkesan tidak percaya dengan segala program diet yang ada.
2. Kontemplasi
Orang tersebut sudah mulai mengetahui atau menyadari bahwa perilaku yang
ia miliki adalah sebuah masalah dan mulai melihat keuntungan dan kerugian
yang bisa ditimbulkan jika ia tetap melakukan perilaku tersebut.
3. Persiapan
Orang tersebut sudah mulai memiliki keinginan untuk melakukan perubahan
perilaku dan mungkin ia mulai dari sesuatu yang kecil, seperti perlahan-lahan
membenahi pola makan dan melakukan olahraga meski belum rutin.
4. Aksi
Pemilik tubuh yang kurang ideal sudah mulai untuk mengatur pola makan dan
melakukan olahraga rutin
5. Pemeliharaan
Orang tersebut mempertahankkan untuk tetap mengatur pola makan yang baik
dan olahraga ketat, bahkan mungkin sampai menghitung kadar kandungan
yang ada di tiap makanan

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 13


DAFTAR PUSTAKA

Husnaini, & Panghiyangani, R. (2016). Husaini Panghiyangani, Roselina. Pemasaran


Lembaga Dan Layanan Kesehatan.

Irwan. 2017. Etika dan Perilaku Kesehatan. CV Absolute Media, Yogyakarta.

Jane Ogden, 2004, Health Psychologi, A Textbook Third Edition,Mc Graw Hil, Open
Univercity Press.

Notoatmodjo, S. 2003 Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rinneka Cipta.

Notoatmodjo, S, 2015, Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta:Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, S, 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi (Edisi Revisi). Jakarta
Rineka Cipta.

Nadhir, M. (2020). Modul Pemasaran Sosial. April, 36.


https://www.researchgate.net/publication/340593433_Modul_Pemasaran_Sosial

Ogden, J., & Hills, L. (2008). Understanding sustained behavior change: the role of life
crises and the process of reinvention .Health, 12(4), 419-437.

Riesta, L. (2016). Analisis Strategi Pemasaran Rumah Sakit. Fkmui, 1969, 9–26.
Santi, Y. (2017). Makalah Pemasaran Sosial Kesehatan. Id.Scribd.Com, UNIVERSITAS
BRAWIJAYA.

PEMASARAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU 14

Anda mungkin juga menyukai