Anda di halaman 1dari 21

Transtheoretical Model

Kelompok 6

1. Ita Alman Andela / 25000321410020


2. Lelly Kurnia F / 25000321410001
3. Lukas Tersono Adi / 25000321410022

MATA KULIAH PERILAKU KESEHATAN


Transtheoretical Model mulai dibentuk pada awal 1980-an yang
diperkenalkan oleh James O Prochaska dan Carlo Diclemente
mengenai konsep awal yang disebut dengan SCM (Stage Of
Chage Model) digunakan untuk memahami perilaku. Konsep ini
kemudian diberi nama Transtheoretical Model yang merupakan
gabungan dari konsep yang dikembangkan oleh Velicer, Fava,
Norman, dan Redding (1996).
Next
Transtheoretical Model (TTM) memiliki point-point yang
dikhususkan untuk memfasilitasi dan mengakselerasi perubahan
perilaku berkaitan dengan kesehatan, baik perilaku adiktif
maupun perilaku non adiktif (Prochaska, et.al,1994)
Definisi
Transtheoretical Model (TTM) adalah salah satu teori tentang
perubahan perilaku yang telah dikembangkan oleh Prochaska yang
merupakan seorang psikoterapis.
Teori ini fokus pada pengaruh sosial dan biologis. Bangunan utama dari
model ini adalah proses perubahan, hasil perimbangan keputusan
dan juga skala rangsangan dimana model ini melibatkan pengambilan
keputusan, emosi, dan kepercayaan diri.
Komponen

Transtheoretical Model (TTM) terdiri


dari empat komponen yaitu:

1. Stage Of Change
2. Processes of change
3. Decisional Balance
4. Self-efficacy
1. Stage Of Change
Transtheoretical Model berbicara mengenai perubahan yang terjadi secara bertahap,

terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan perilaku

yang sempurna, yaitu:

5. Maintenance

4. Action Mempertahankan
perubahan
3. Preparation Perubahan dimulai
2. Contemplation Komitmen yang
1. Precontemplation serius untuk berubah
Mempertimbangkan
Belum menyatakan untuk berubah
Sikap /
belum siap ps
Rela
untuk berubah
Characteristics  Ambivalence
 Conflicted emotions

 Denial
 Ignorance of the  Experimenting with
problem small changes
 Collecting information
about change

 Disappointment
 Frustration  Direct action toward a
 Feelings of failure goal

 Maintenance of the
new behavior
 Avoiding temptation
2. Processes Of Change (Experiential)

Consciousness Dramatic relief


Peningkatan kesadaran tentang Individu dapat meningkatkan kesadaran melalui
penyebab, dampak dan penyembuhan pengalaman atau sesuatu yang membangkitkan
untuk masalah perilaku yang dialami 1 2 emosional individu,, sehingga tergerak untuk
individu. Upaya untuk meningkatkan adanya perubahan pada perilaku.
kesadaran dapat dilakukan dengan
kampanye media.
Environmental reevaluation
Self- reevaluation
Proses dimana membandingkan 4 3 Penilaian kognitif dan afektif mengenai
bagaimana kebiasaan individu yang tidak
dirinya sendiri dengan role model atau
sehat, akan atau telah mempengaruhi
panutan yang memiliki perilaku sehat
lingkungan sosial. Contohnya kebiasaan
.
merokok.

Self-Liberation 5
Keyakinan bahwa individu mampu
berubah dan memiliki komitmen atau
niat untuk melakukannya.
Processes Of Change (Behavioral)
Social Liberation
Ketersediaan, sarana atau alternative
untuk membantu merubah perilaku
tidak sehat..
6

8 Stimulus Control
Menghilangkan stimulus yang dapat meningkatkan
Counter Conditioning 7 kebiasaan yang tidak sehat, dengan cara
Diperlukan pembelajaran perilaku menambah alternative anjuran yang lebih sehat.
sehat yang dapat menggantikan
perilaku yang bermasalah.

Contigency management 9 10
Helping relationship
Bekerja selaras dengan bagaimana
Dibutuhkan dukungan dari pihak-
orang berubah secara alami .
pihak disekitar individu yang ingin
Hukuman seimbang dengan
merubah perilakunya.
penghargaan
3. Decisional Balance
Merupakan sebuah struktur yang membangun cerminan individu relatif

menimbang pro dan kontra dari suatu perubahan. Kategori pro yaitu

keuntungan diri sendiri dan orang lain, dan persetujuan / penerimaan

dirinya dan orang lain. Kategori kontra yaitu biaya yang dikeluarkan diri

sendiri dan orang lain, dan penolakan diri sendiri dan orang lain (Janis &

Manss, 1985).
4. Self-efficacy
Yaitu membangun keyakinan individu untuk dapat mengatasi resiko tanpa

kembali ke perilaku tidak sehat. Diadaptasi dari teori Bandura tentang Self-

Efficacy. Situational Templation Measure merupakan suatu dorongan untuk

terlibat perilaku tertentu pada suatu kondisi beresik tinggi.

Self-Efficacy Measure merupakan suatu kepercayaan untuk tidak terlibat

dalam hal tertentu. (Velicer, Prochaska, Fava, & Norman, 1998).


Stages by Processes Of Change
Aplikasi Transtheoretical Model

Model ini sebelumnya telah diterapkan dalam penelitian merokok


dan cepat berkembang ke berbagai masalah perilaku seperti :
diet rendah lemak, aktivitas fisik, penyalahgunaan alkohol,
kenakalan remaja, pencegahan kehamilan yang tidak
direncanakan, penggunaan kondom untuk perlindungan HIV,
penyalahgunaan obat, dan manajemen stress.
Penerapan TTM Perubahan Perilaku
Kim Ting Liu , dkk
Penerapan TTM perubahan perilaku dan jumlah aktifitas fisik(PA) antara
mahasiswa
Mayoritas siswa adalah perempuan Melayu dan rata-rata sesi Latihan
per minggu adalah 2,62 dengan rata-rata 43,37 menit per sesi Latihan.
Temuan mendukung bahwa tahapan perubahan individu mempengaruhi
tingkat afikasi diri, atau kemampuan untuk membuat membuat
keputusan dan kinerja positif . Studi ini menegaskan bahwa membuat
keputusan dan mengambil keputusan yang benar adalah tindakan yang
sesuai dan dapat meningkatkan tingkat aktifitas fisik (PA)
Contoh Aplikasi Transtheoretical Model
1. Pra Kontemplasi
awalnya orang yang memiliki bentuk tubuh kurang ideal dan memiliki permasalahan keseshatan tubuh
menghindari segala promosi program diet. Bahkan, terkesan tidak percaya dengan segala program diet yang
ada.
2. Kontemplasi
Orang tersebut sudah mulai mengetahui atau menyadari bahwa perilaku yang ia miliki adalah sebuah masalah
dan mulai melihat keuntungan dan kerugian yang bisa ditimbulkan jika ia tetap melakukan perilaku tersebut.
3. Persiapan
Orang tersebut sudah mulai memiliki keinginan untuk melakukan perubahan perilaku dan mungkin ia mulai dari
sesuatu yang kecil, seperti perlahan-lahan membenahi pola makan dan melakukan olahraga meski belum rutin.
Contoh Aplikasi Transtheoretical Model
4. Aksi
Pemilik tubuh yang kurang ideal sudah mulai untuk mengatur pola makan dan melakukan olahraga rutin

5. Pemeliharaan
Orang tersebut mempertahankkan untuk tetap mengatur pola makan yang baik dan olahraga ketat, bahkan
mungkin sampai menghitung kadar kandungan yang ada di tiap makanan
Kesimpulan
The Transtheoretical model (TTM) berhasil mengintegrasikan beberapa teori
terdahulunya tentang modifikasi perilaku dengan lebih lengkap dan kompleks.
pola yang digunakan berbentuk pola umum, sehingga teori ini sangat fleksibel
untuk diterapkan di segala perubahan perilaku. Otomatis, teori ini dapat
digunakan oleh berbagai kalangan dan dapat digunakan untuk perubahan
perilaku apapun. The Transtheoretical model (TTM) melakukan perubahan
perilaku secara bertahap sehingga individu yang berkaitan tidak langsung
berubah secara drastis. Hal ini berdampak lebih baik agar perilaku sebelumnya
ketika re-lapsing dapat diminimalkan.
Daftar Pustaka
• Karen Glanz, Barbara K. Rimer, and K. Viswanath. 2008. Health behavior and health
education 4th ed : theory, research, and practice .
• Irwan. 2017. Etika dan Perilaku Kesehatan. CV Absolute Media, Yogyakarta.
• Jane Ogden, 2004, Health Psychologi, A Textbook Third Edition,Mc Graw Hil, Open
Univercity Press.
• Notoatmodjo, S. (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. jakarta: Rinneka Cipta.
• Notoatmodjo, S, 2015, Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
• Windi C.R. 2019. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Malang : Wineka Media.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai