Berdasarkan teori HBM ini maka ada beberapa pertimbangan yang dapat menentukan perubahan
perilaku kesehatan seseorang diantaranya perceived susceptibility, yang berarti anggapan akan
adanya ancaman penyakit yang bisa menimpa seseorang. Perceived severity, yaitu pertimbangan
terhadap tingkat keseriusan suatu ancaman, apabila makin serius suatu ancaman penyakit maka
makin kuat dorongan seseorang untuk bertindak menghindarinya. Perceived benefits, yaitu
pertimbangan keuntungan yang selalu menjadi salah satu pertimbangan utama dalam mengambil
suatu tindakan. Jika tindakan atau perubahan perilaku yang dianjurkan dipandang
menguntungkan maka seseorang cenderung akan bertindak atau berubah perilakuanya. Perceived
barriers, merupakan pertimbangan hambatan yang mungkin akan dihadapi dalam mengambil
suatu tidakan atau perubahan perilaku. Selain empat persepsi HBM juga menunjukkan bahwa
perilaku juga dipengaruhi oleh isyarat untuk bertindak atau cues to action. Isyarat untuk
bertindak adalah peristiwa, orang, atau hal-hal yang menggerakkan orang untuk mengubah
perilaku mereka. Pada tahun 1988, self-efficacy ditambahkan ke empat keyakinan asli dari HBM
(Rosenstock, Strecher, & Becker, 1988). self-efficacy adalah keyakinan pada kemampuan
seseorang untuk melakukan sesuatu (Bandura, 1977). Orang pada umumnya tidak mencoba
melakukan sesuatu yang baru kecuali mereka berpikir mereka dapat melakukannya. Jika
seseorang percaya perilaku baru itu berguna (manfaat yang dirasakan), tetapi tidak berpikir
bahwa ia mampu melakukannya (hambatan yang dirasakan), kemungkinan itu tidak akan dicoba.
Iss 6
KOMPONEN
Transtheoretical Model (TTM) terdiri dari empat komponen yaitu stage of change, processes of
change, decisional balance dan self-efficacy.
Tahap awal dimana individu belum siap menghadapi perubahan. Mereka masih belum menyadari
kebutuhan untuk berubah. Pada tahap ini individu belum memilki niatan untuk berubah dalam
waktu dekat. Tahapan ini diperlukan stategi bagi individu untuk belajar lebih banyak mengenai
perilaku hidup sehat, memikirkan pro mengenai perubahan perilaku.
Individu yang berada dalam tahap ini sudah mulai berpikir untuk berubah dalam waktu dekat.
Strategi yang diperlukan pada tahap ini adalah individu membayangkan dampak positif atau
manfaat ketika mereka sudah melakukan perubahan perilaku, individu juga belajar mengurangi
kontra terhadap perubahan perilaku.
Individu telah siap melakukan perubahan dalam jarak dekat. Mereka sudah mengambil langkah-
langkah untuk berubah. Dalam tahap ini dibutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat mereka,
individu juga dapat mengatakan kepada orang lain mengenai rencana perubahan perilakunya dan
berpikir tentang hal-hal positif yang akan dia dapatkan.
Individu telah melakukan perilaku sehat dalam waktu dekat. Individu telah membuat komitmen
untuk berubah. Strategi yang diperlukan adalah mengganti kegiatan yang berkaitan dengan
perilaku sehat dengan hal-hal positif, menghargai diri sendiri dan menghindari situasi dan orang
lain yang berpotensi untuk membawa mereka kembali ke perilaku sebelumnya.
Individu telah memelihara perilaku sehat dalam jangka panjang. Di tahap ini individu telah sadar
pentingnya perilaku sehat.
Peningkatkan kesadaran tentang penyebab, dampak dan penyembuhan untuk masalah perilaku
yang dialami individu. Upaya untuk meningkatkan kesadaran dapat dilakukan dengan kampanye
media.
Individu juga dapat meningkatkan kesadaran melalui pengalaman atau sesuatu yang
membangkitkan emosional individu, sehingga individu tergerak untuk adanya perubahan pada
perilakunya. Contohnya psikodrama.
1. Self-reevaluation (Evaluasi Diri)
Proses dimana membandingkan dirinya sendiri dengan role model atau panutan yang memiliki
perilaku sehat.
Penilaian kognitif dan afektif mengenai bagaimana kebiasaan individu yang tidak sehat, akan
atau telah mempengaruhi lingkungan sosial. Hal ini juga dapat meningkatkan kesadaran dirinya
yang telah atau sedang menjadi model yang baik atau buruk bagi oranglain. Contohnya
kebiasaan merokok
1. Self-liberation (kebebasan pribadi)
Keyakinan bahwa individu mampu berubah dan memiliki komitmen atau niat untuk
melakukannya. Mudahnya seperti, resolusi di tahun baru atau membuat janji dengan kesaksian
publik. Hal ini diyakini dapat meningkatkan kekuatan kemauan seseorang
Ketersediaan, sarana atau alternatif untuk membantu merubah perilaku tidak sehat. Diperlukan
advokasi, prosedur pemberdayaan dan kebijakan yang tepat agar social liberation meningkat,
contohnya zona bebas asap dan juga peraturan dilarang merokok di tempat-tempat tertentu.
Diperlukan pembelajaran perilaku sehat yang dapat menggantikan perilaku yang bermasalah.
Contohnya relaksasi sebagai counter stress, makanan bebas lemak sebagai pengganti makanan
berkalori banyak (Prochaska, J.O.,et all., 2013)
Menghilangkan stimulus yang dapat meningkatkan kebiasaan yang tidak sehat, dengan cara
menambah alternatif anjuran yang lebih sehat.
Terdapat konsekuensi yang diperoleh individu ketika ia memutuskan untuk mengambil langkah
perubahan. Pemberian reward akan membuat individu untuk mengulangi perubahan perilaku
yang sehat dibandingkan dengan pemberian punishment. Dapat disimpulkan bahwa penguatan
diperlukan agar seseorang mau mengulang atau meneruskan perilaku sehatnya.
10. Helping relationship (kerjasama)
Dibutuhkan dukungan dari pihak-pihak disekitar individu yang ingin merubah perilakunya,
seperti kerabat dekat, sahabat, teman, atau orangtua. Dukungan dapat diwujudkan dalam netuk
kepedulian, kepercayaan, keterbukaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya. Dukungan
dinilai dapat meningkatkan usaha individu untuk berubah.
Merupakan sebuah konstruk yang membangun cerminan individu relative menimbang pro dan
kontra dari suatu peribahan. Terdapat 4 kategori pro yaitu keuntungan diri sendiri dan orang lain,
dan persetujuan/penerimaan dirinya dan orang lain. serta 4 kategori kontra yaitu biaya yang
dikeluarkan diri sendiri dan orang lain, dan penolakan diri sendiri dan orang lain (Janis & Manss,
1985).
Yaitu membangun keyakinan individu untuk dapat mengatasi resiko tanpa kembali ke perilaku
tidak sehat. Diadaptasi dari teori Bandura tentang Self-Efficacy. Situational Templation
Measure merupakan suatu dorongan untuk terlibat perilaku tertentu pada suatu kondisi beresiko
tinggi. Self-Efficacy Measure merupakan suatu kepercayaan untuk tidak terlibat dalam hal
tertentu. (Velicer, Prochaska, Fava, & Norman, 1998)
Iss 2 2
Sasaran pendidikan kesehatan Menurut Notoatmodjo (2003) sasaran pendidikan kesehatan dibagi
dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :
a. Sasaran primer (Primary Target) Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala
upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan http://repository.unimus.ac.id 9
permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk
masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan juga sebagainya.
b. Sasaran sekunder (Secondary Target) Yang termasuk dalam sasaran ini adalah para tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk nantinya kelompok ini
akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya.
c. Sasaran tersier (Tertiary Target) Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di
tingkat pusat, maupun daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan
oleh kelompok ini akan mempunyai dampak langsung terhadap perilaku tokoh masyarakat dan
kepada masyarakat umum.
Iss 4 2
1. Kekuatan (Strength) Kekuatan atau strength adalah kondisi tubuh dalam menggunakan otot untuk
memaksimalkan tenaga pada saat melakukan suatu aktivitas fisik. Contoh latihan fisik untuk
meningkatkan kekuatan adalah push-up, sit-up, dan juga back-up.
3. Daya otot (Muscular power) Daya otot atau muscular power berkaitan dengan kemampuan otot
tubuh untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Salah satu jenis latihan untuk meningkatkan daya otot
adalah angkat beban.
4. Kecepatan (Speed) Kecepatan adalah kemampuan untuk berpindah dari satu posisi ke posisi
lainnya dalam waktu yang singkat dan cepat. Olahraga lari sprint jarak pendek adalah jenis aktivitas
fisik yang bisa meningkatkan kecepatan.
5. Kelenturan (Flexibility) Kelenturan atau fleksibilitas adalah keleluasaan gerakan terutama pada
bagian otot persendian. Unsur kebugaran jasmani ini bisa ditingkatkan dengan senam, renang, atau
yoga.
6. Kelincahan (Agility) Kemampuan untuk mengubah arah posisi tubuh dengan kecepatan dan
ketetapan yang tinggi disebut kelincahan. Cara melatih kelincahan atau agility bisa dengan squat
jump atau lari naik turun tangga.
9. Ketepatan (Accuracy) Ketepatan atau accuracy adalah kemampuan tubuh dalam untuk
mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Beberapa contoh olahraga yang
membutuhkan keakuratan ini adalah memanah, bowling, sepak bola dan basket.
10. Reaksi (Reaction) Reaksi adalah adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak dan
menanggapi suatu gerakan, rangsangan, maupun stimulus yang ditangkap oleh indera. Unsur
kebugaran jasmani reaksi bisa ditingkatkan salah satunya dengan olahraga bola basket yang di
dalamnya terdapat gerakan melempar dan menangkap bola.
Iss 8 2