Anda di halaman 1dari 52

KELOMPOK 1

Disusun Oleh :

1. Iva Rosi Pramistya (108116036)

2. Tria Oktaviana Rahajeng (108116045)

3. Hendrawan (108116054)

4. Ayu Safitri (108116063)


DEFINISI HEALTH BELIEF MODEL (HBM)
HBM ini merupakan model kognitif yang artinya  perilaku individu dipengaruhi proses kognitif
dalam dirinya. Proses kognitif ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti variabel demografi,
karakteristik sosiopsikologis, dan variabel struktural.

Variabel demografi meliputi kelas, usia, jenis kelamin.  Karakteristik sosisopsikologis meliputi,
kepribadian, teman sebaya (peers), dan tekanan kelompok.  Variabel struktural yaitu
pengetahuan dan pengalaman tentang masalah.
Health Belief Model didasarkan atas 3 faktor
esensial :
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari
suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.

2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah


perilaku.

3. Perilaku itu sendiri.


Health Belief Model memiliki enam komponen
1. Perceived Susceptibility
yaitu :
Perceived Susceptibility adalah kepercayaan seseorang dengan menganggap
menderita penyakit adalah hasil melakukan perilaku tertentu atau kerentanan
yang dirasakan yang merujuk pada kemungkinan seseorang dapat terkena suatu
penyakit. Contohnya seseorang percaya kalau semua orang berpotensi terkena
kanker.

2. Perceived Severity
Perceived Severity adalah kepercayaan subyektif individu dalam menyebarnya
penyakit disebabkan oleh perilaku atau percaya seberapa berbahayanya penyakit
sehingga menghindari perilaku tidak sehat agar tidak sakit. Contohnya individu
percaya kalau merokok dapat menyebabkan kanker

3. Perceived Benefits
Perceived Benefits adalah kepercayaan terhadap keuntungan dari metode yang
disarankan untuk mengurangi resiko penyakit. Contoh lain adalah kalau tidak
merokok, dia tidak akan terkena kanker.
Next_
4. Perceived Barriers
Perceived barriers adalah kepercayaan mengenai harga dari perilaku yang
dilakukan. Perceived barriers secara singkat berarti persepsi hambatan
atau persepsi menurunnya kenyamanan saat meninggalkan perilaku tidak
sehat. Contohnya, kalau tidak merokok tidak enak, mulut terasa asam.

5. Cues to Action
Cues to action adalah mempercepat tindakan yang membuat seseorang
merasa butuh mengambil tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk
melakukan perilaku sehat.  contoh : untuk bertindak dalam konteks
berhenti merokok 

6. Self Efficacy
Self Efficacy adalah kepercayaan seseorang mengenai kemampuannya untuk
mempersuasi keadaan atau merasa percaya diri dengan perilaku sehat yang
dilakukan. Contoh : merasa percaya diri untuk berhenti merokok
Kelebihan HBM Kelemahan HBM
1. HBM mudah dan murah. 1. Rosenstock berpendapat bahwa model HBM

2. HBM adalah bentuk intervensi praktis untuk mungkin lebih berlaku untuk masyarakat kelas

peneliti dan perawat kesehatan  khususnya menengah saja.

yang berhubungan dengan perilaku pencegahan 2. Sheran dan Orbel (1995) menyatakan dalam

penyakit (misal screening, imunisasi, vaksinasi). penelitian sebelumnya, item kuesioner HBM

3. HBM adalah analisator perilaku yang tidak random dan dapat dengan mudah

beresiko terhadap kesehatan. 'dibaca' oleh responden sehingga validasinya

diragukan.

3. Penelitian cross sectional untuk

memperjelas hubungan perilaku dan keyakinan

seseorang.
HEALTH BEHAVIOR
1. Defindra Yudha P

2. Putri Septia Sari

3. Anis Isfatun K

4. Novan Gumregah
PERILAKU KESEHATAN

Menurut Skiner, yang dimaksud dengan perilaku kesehatan adalah


suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesahatan,
makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, prilaku
kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan ( health maintenance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila
sakit.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health
seeking behavior)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada
saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini di
mulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari
pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut
tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana
seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu
kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakat.
Menurut Becker, perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni
pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan
(health attitude) dan praktik kesehatan (health practice).
1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup
apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara
kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan
tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau memengaruhi kesehatan,
pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan
untuk menghindari kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan sikap yang sehat dimulai dari diri sendiri,
dengan memperhatikan kebutuhan kesehatan dalam tubuh.
3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua
kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan,
seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan
terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan,
tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk
menghindari kecelakaan.
Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau
kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang
tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup
mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan
lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit
atau terkena masalah kesehatan.
Health Promotion Apbliede
Kelompok 3
Myelinda ariyant
Anjas upi
Icha cahya p
The Policy Rainbow
The Policy rainbow merupakan salah satu model yang
sering di gunakan dalam kebijakan nasional dan
internasional yang di buat oleh Dahlgren dan Whitead
tahun 1991.
The policy rainbow mendeskripsikan lapisan lapisan
factor yang mempengaruhi potensi kesehatan
seseorang. Faktor factor yang mendeskripsikan antara
lain, factor yang tetap seperti usia, jenis kelamin dan
genetic dan factor yang termodifikasi, seperti factor
gaya hidup seseorangg, koneksi social dan komunitas
dan kondisi sosio ekonomi budaya dan lingkungan.
Model yang dibuat oleh Dahlgren dan Whitead ini telah
berguna dalam memberikan kerangka untuk
munculkan pertanyaan tentang besarnya konstribusi
dari masing masing lapisan untuk kesehatan,
kelayakan mengubah factor spesifik dan tindakan
pelengkap yang akan diperlukan untuk mempengaruhi
factor di lapisan lainnya .
Model ini telah membantu peneliti untuk
membangun berbagai hipotesis tentang factor
factor penentu kesehatan , untuk
mengeksplorasi pengaruh relative dari factor
penentu kesehatan dan interaksi antara berbagai
factor penentu
Health Educaton

1. Dewi Nur Oktaviani


2. Nurul Abibah
3. Arizal Setyawan
4. Ni’matul Khoeriyyah
Pengertian pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses yang di rencanakan dengan sadar untuk menciptakan peluang
bagi individu individu untuk senantasa belajar memperbaiki kesalahan (lieracy)serta meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya (life skills)demi kepentngan kesehatannya
Menurut DEPKES
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan
prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang
bisa dilakukan secara perseorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan bila perlu
Ruang lingkup Peran perawat

1. Dimensi Tempat 1. Advokat


penyelenggaraan 2. Pemberi perawatan (care
2. Ruang lingkup berdasarkan giver)
aspekkesehatan 3. Manager kasus
3. Berdasarkan tatanan 4. Konsultan
pelaksanaan 5. Pendidik
4. Berdasarkan tingkat 6. Perantara informasi
pelayanan 7. Inovator
5. Dimensi sasaran penkes 8. Mediator
6. Dimensi tempat 9. Negosiator
pelaksanaan 10.Role model
11.Aktivis sosial
TUJUAN PENKES HAKIKAT PENKES

1. Menetapkan masalah dan kebutuhan 1. Pemecahan masalah kesehatan


mereka sendiri 2. Penerangan pendidikan

2. Memahami apa yang dapat mereka lakukan 3. Kegiatan untuk membantu individu,
keluarga,kelompok
terhadap masalah dengan sumber daya yang
ada pada mereka ditambah dengan 4. Terjadi proses pertumbuhan dan
perkembangan
dukungan dari luar
5. Komponen vital dalam pendidkan kesehatan
3. Memutuskan kegiatan yang paling tepat dikomunitas
guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat
6. Kompetensi yang di tuntut dari tenaga
dan kesejahteraan masyarakat keperawatan
7. Salah satu peran yang harus dilaksanakan
METODE PENKES MEDIA PENKES

Metode pendidikan individual. Digunakan untuk 1. Media cetak


membina perilaku baru atau seseorang Booklet
yangmulai tertarik kepada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Leaflet
Flyer (selebaran)
Metode pendidikan kelompok. Dalam memilih
metode pendidikan kelompok harus mengingat Flipchart (lembar balik)
besarnya kelompok sasaran serta tngkat Rubrik
pendidikn formal pada sasaran
Poster
Foto yang mengungkapkan informasikesehatan
2. Media elektronik
televisi, radio, video, slide, film strip
3. Media papan(billboard)
STRATEGI PENKES KERUCUT EDGAR

Strategi global
Strategi berdasarkan piagam Ottawa tahun 1986
Menghasilkan 5 kebijakan :
a. Kebijakan berwawasan kesehatan
b. Lingkungan yang mendukung
c. Reorientasi pelayanan kesehatan
d. Keterampian individu
e. Gerakan masyarakat
The Transtheoretical Model
1. Khotjah Safinaturrohmah
2. Indri Wahyuni
3. Putri Utami
Definisi

The Transtheoretical Model adalah suatu model yang


integratf tentang perubahan perilaku.

Tokoh

James Prochaska, John Norcross dan


Carlo DiClemente (1994)
5 Tahap Perubahan
1. Pra Perenungan (Precontemplation)

• Pada tahap ini seseorang tidak peduli untuk melakukan aksi terhadap masa depan yang
dapat diperkirakan. Pengukuran biasanya diukur dalam enam bulan berikutnya. Rasa
ketdakpedulian ini terjadi disebabkan oleh kurang tahunya mengenai konsekuensi suatu
perilaku.

2. Perenungan (Contemplation)

• Pada tahap ini seseorang peduli untuk berubah pada enam bulan berikutnya. Individu
lebih peduli dalam kemungkinan perubahan.Akan tetapi, seringkali peduli terhadap
konsekuensi secara akut.

3. Aksi (Action)

• Tahap dimana seseorang telah melakukan modifikasi spesifik pada gaya hidupnya
selama enam bulan terakhir. Pada tahap ini aksi sudah dapat diamati.
Lanjutan….

4. Aksi (Action)

• Tahap dimana seseorang telah melakukan modifikasi spesifik pada


gaya hidupnya selama enam bulan terakhir. Pada tahap ini aksi
sudah dapat diamati.

5. Pemeliharan (Maintenance)

• Pada tahap yang terakhir ini seseorang berupaya untuk mecegah


munculnya perilaku yang tidak diinginkan. Akan tetapi seringkali
seseorang tdak menerapkan proses perubahan aksinya.
Seseorang
dianggap
berhasil dan
permanen
mengadopsi
suatu perilaku
apabila

Telah
melalui “5
tahap
perubahan

3. Persiapan: Orang tersebut
1. Pra kontemplasi: sudah mulai memiliki
Perokok cenderung keinginan untuk melakukan
menghindari perubahan perilaku dan
membaca, 2. Kontemplasi: mungkin ia mulai dari sesuatu
Orang tersebut yang kecil, sepert perlahan-
berbicara atau (perokok) sudah
berpikir tentang mulai mengetahui lahan mengurangi jumlah
rokok yang biasanya
bahaya rokok. atau menyadari dihabiskan
bahwa perilaku yang
ia miliki adalah
sebuah masalah dan 5. Pemeliharaan: Orang
4. Aksi: Perokok mulai melihat tersebut mempertahankan
untuk tetap mengatur pola
sudah memulai keuntungan dan
kerugian yang bisa
makan yang baik dan
olahraga ketat, bahkan
untuk tdak ditmbulkan jika ia mungkin sampai menghitung
merokok lagi. tetap melakukan
perilaku tersebut.
kadar kandungan yang ada di
tap makanan.
Theory of Reasoned Action
1. Dewi Apriliani
2. Ahmad Fatoni
3. Desy Nur Annisa
Ajzen & Fishbein (1980)  perilaku dipengaruhi oleh kehendak/niat dalam membentuk
perilaku & bahwa kehendak tersebut adalah suatu fungsi sikap pada perilaku & norma
subjektif
Theory of Reasoned Action (TRA) menghubungkan antara
1. keyakinan (belief),
2. sikap (attitude),
3. kehendak (intention) dan
4. perilaku (behavior ).
Komponen dari TRA ini antara lain

1. behaviour belief
2. normative belief
3. attitude
4. importancenorms
5. subjektif norms
6. behaviour intention dan
7. behaviour .
Theory of reasoned action

•• Kepercayaan
Kepercayaan tentang
tentang Sikap
Sikap
hasil
hasil perilaku
perilaku
•• Evaluasi
Evaluasi terhadap
terhadap hasil
hasil

Norma
Norma
Niat
Niat Perilaku
Perilaku
Penting
Penting

•• Kepercayaan
Kepercayaan tentang
tentang
sikap
sikap dari
dari orang
orang yang
yang Norma
Norma
dianggap
dianggap penting
penting Subjektif
Subjektif
•• Motivasi
Motivasi untuk
untuk
mengikuti
mengikuti orang
orang yang
yang
dianggap
dianggap penting
penting
Keuntungan TRA
 Memberikan pegangan untuk menganalisis komponen perilaku dalam item yang
operasional.
Kelemahan TRA :
1. Bahwa kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang,
2. Kehendak tidak selau menuju pada perilaku itu sendiri,
3. Terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau mempengaruhi kehendak dan
perilaku (van oost, 1991 dalam smet,1994).
4. Tra tidak mempertimbangkan pengalaman sebelumnya dengan perilaku dan
mengabaikan akibat-akibat jelas dari variabel eksternal terhadap pemenuhan kehendak
perilaku.
Aplikasi TRA untuk meramalkan perilaku preventif dan telah digunakan dalam berbagai jenis
perilaku sehat yang berlainan, seperti
1. Pengaturan penggunaan substansi tertentu(merokok, alkohol, dan narkotik),
2. Perilaku makan dan pengaturan makan,
3. Pencegahanaids dan penggunaan kondom,
4. Perilaku merokok, penggunaan alkohol,
5. Penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran (fitness) dan praktik olahraga.
6. Tra juga banyak digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakan keselamatan dan
kesehatan kerja (k3)
Model Precede-
Proceed
1 . H A P S YA H N U R H AYAT I
2 . V I V I N U RA F N I S E P T I A N A
3.ANGGIN FITRIANI
Model Precede-Proceed

Perilaku kesehatan dianggap sebagai dipengaruhi oleh faktor-faktor individu


maupun lingkungan, dan karena itu memiliki dua bagian yang berbeda.
1. PRECEDE (Predisposing, Reinforcing, Enabling, Constructs in,
Educatonal/Ecological, Diagnosis, Evaluaton).
2. PROCEED (Policy,Regulatory, Organizatonal, Constructs in,
Educatonal, Enviromental, Development). Salah satu yang paling baik
untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program promosi kesehatan
adalah model Precede-Proceed.
Precede bagian dari fase (1-4) berfokus pada perencanaan program, dan
bagian Proceed, fase (5-8) berfokus pada implementasi dan evaluasi. Delapan
fase dari model panduan dalam menciptakan program promosi kesehatan,
dimulai dengan hasil yang lebih umum dan pindah ke hasil yang lebih spesifik.
(Fertman, 2010).
Delapan Fase Procede-Proceed (Fertman, 2010):

• Indikator utama sosial dari kesehatan dalam populasi spesifik ) yang


berefek kepada kesehatan dan kualitas hidup
• Contoh, pada pekerjaan industri yang kumuh dan berbahaya dengan rata-
Penilaian
Sosial rata kecelakaan yang tnggi, sedikitnya pelayanan kesehatan, dan
keterbatasan kesediaan makanan diluar pedangang keliling, pekerja
mungkin merasa tdak aman dan menjadi tdak sehat selama kondisi
bekerja.

• Langkah dalam penilaian ini adalah akan mengidentfikasi penyebab


utama dari penyakit tersebut, sepert faktor lingkungan (contohnya
Penilaian racun, kondisi kerja yang penuh tekanan, atau kondisi pekerjaan yang
Epidemiologi tdak terkontrol), faktor prilaku (contohnya sedikitnya aktvitas fisik, diet
yang buruk, merokok, atau konsumsi alkohol), dan faktor genetk
(contohnya riwayat keluarga).

Penilaian • Fase 3 bergant menjadi faktor mediasi yang membantu


Pendidikan atau menghindarkan sebuah lingkungan positf atau
dan Ekologis
prilaku positf, faktor-faktor predisposisi, faktor-faktor
pemungkin dan faktor-faktor penguat
Administrasi & Penilaian Kebijakan & Keselarasan Intervensi
• Fase ini berfokus pada pemastian kenyatan, untuk meyakinkan bahwa ini
ada dalam aturan (sekolah, tempat kerja, organisasi pelayanan kesehatan,
atau komunitas) semua dukungan yang memungkinkan, pendanaan,
kepribadian, fasilitas, kebijakan dan sumber daya lainnya akan ditampilkan
untuk mengembangkan dan pelaksanaan program.

Implementasi atau Pelaksanaan


• Penyampaian program terjadi selama fase 5. Juga, proses evaluasi (fase 6),
yang mana dalam fase evaluasi yang pertama, terjadi dengan simultas
dengan pelaksanaan program.
Proses Evaluasi
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan baik data kuantitatif dan kualitatif untuk mengakses
kemungkinan dalam program sebagaimana untuk meyakinkan penyampaian program yang
berkualitas
contoh, kehadiran partisipan, dan perilaku selama berjalannya program akan dikumpulkan,
sebagaimana sebuah penilaian sebagaimana baiknya rencana yang tertulis menyelaraskan dengan
penyampaian sebenarnya dari pelajaran (apa isi yang sebenarnya yang telah disampaikan,
bagaimana itu disampaikan, dan seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyampaikan
itu).
Pengaruh Evaluasi
• Fokus dalam fase ini adalah evaluasi sumatif, yang
diukur setelah program selesai, untuk mencari tahu
pengaruh interfensi dalam prilaku atau lingkungan.
Waktunya akan bervariasi mulai dari sesegera
mungkin setelah selesaidari menyelesaikan aktivitas
intervensi sampai beberapa tahun kemudian.
Hasil atau Keluaran Evaluasi
• Fokus dari fase evualusi terakhir sama dengan
fokus ketika semua proses berjalan–indikator
evaluasi dalam kualitas hidup dan derajat
kesehatan.
TEORI PEMAHAMAN SOSIAL 8
Dita Rizky
Baerawati
(108116043)
Mirna
Arfi Nur ‘Afifah
(10811605 (108116061)
2)
Pemahaman Sosial
Suatu pendekatan yang menguraikan bagaimana orang membentuk kesan yang terpadu dan
berart dengan menggabungkan pengetahuannya tentang pemberi stmulus tersebut.

Pemahaman sosial merupakan kemampuan untuk mempersepsi orang lain/kelompok lain secara
akurat dan menafsirkan perilaku mereka. Meskipun tak seorangpun memiliki waktu atau energi
yang tak terbatas untuk mengevaluasi secara cermat suatu individu atau kelompok masyarakat
tertentu.
Riset tentang pemahaman
sosial
A. Memproses informasi tentang orang
1. Berdasarkan konteks
2. Ciri pusat
3. Prasangka negatvitas
B. Penonjolan
Para pengamat cenderung memberikan perhatan khusus kepada
bagian yang menonjol di bidang yang diamat.
C. Kategorisasi
Tanggapan para pengamat terhadap stmulus yang menonjol tdak
terpisah-pisah, mereka dengan segera dan secara spontan mengamatnya
sebagai bagian dari sebuah kelompok atau kategori.

D. Skema
Pemahaman yang teratur dan berstruktur ,termasuk pengetahuan
mengenai objek, hubungan antara berbagai pemahaman.
Pemahaman sosial Dalam
hubungannya dengan
kesehatan

Sangat meningkatkan pemahaman tentang bagaimana dan mengapa


orang-orang mengadopsi perilaku tak sehat dan sehat serta
bagaimana cara mengubah perilaku yang berpengaruh terhadap
kesehatan. Dimana dalm pemahaman sosial menjelaskan tentang
hubungan dan pengaruh lingkungan (eksternal), pribadi (internal)
mempengaruhi tngkah laku.
Dalam aplikasi teori pemahaman sosial dalam
kehidupan ada 3 pendekatan yang diperlukan

1. Lathan Penguasaan (desensitsasi modeling)

2. Modeling terbuka (modeling partsipan): Klien melihat model nyata

3. Modeling Simbolik; Klien melihat model dalam film, atau gambar.


TEORI PERUBAHAN PRILAKU
Kelompok 9 :
1.Riniyanti
2.Sahrul hardiyanto
3.Fidha fairuz syafira
Pengertian Praktis perubahan:
1. Tumbuh/ pertumbuhan
2. Kembang/ perkembangan/ berkembang
kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)

Sifat perubahan
1. Perubahan Spontan
– sebagai respon terhadap kejadian alamiah yang terkontrol
– perubahan yang akan terjadi tidak dapat diramalkan sebelumnya
2. Perubahan pada perkembangan
perkembangan/ kemajuan yang terjadi pada individu, kelompok dan
organisasi dalam pertumbuhan-perkembangan
Teori-teori perubahan

A.Teori Lewin (1951)


Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu
1. Tahap Unfreezing (pencairan)
Proses perubahan ini harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari
keadaan semula dengan meerubah terhadap keseimbangan yang ada. Masalah
biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem.
2. Tahap Moving(bergerak)
Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki
informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah
3. Tahap Refreezing (pembekuan)
Tahap ini dimana seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai
tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru
D. Motivasi dalam perubahan
Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia,sedangkan
kebutuhan dasar manusia yang dimaksud antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur, oksigen dll) berdasarkan kebutuhan
tersebut maka manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan
memenuhinya atau mengadakan perubahan.
2. Kebutuhan keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar
mendapatkan jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya
yang ada.
3. Kebutuhan social. Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan
dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
TERIMA KASIH

WASSALAMU’ALAIKUM
WR.WB

Anda mungkin juga menyukai