Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran
diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2011).
Menurut WHO (dalam Fitriani, 2011), promosi kesehatan sebagai “The process of enabling individuals
and communities to increases control over the determinants of health and there by improve their
health” (proses yang mengupayakan individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan faktor kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan pada masa yang lalu, di mana
dalam konsep promosi kesehatan tidak hanya merupakan proses penyadaran masyarakat dalam hal
pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang kesehatan saja, tetapi juga sebagai upaya yang
mampu menjembatani perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun dalam organisasi dan
lingkungannya. Perubahan lingkungan yang diharapkan dalam kegiatan promosi kesehatan meliputi
lingkungan fisik-nonfisik, sosial-budaya, ekonomi, dan politik. Promosi kesehatan adalah perpaduan dari
berbagai 6 macam dukungan baik pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangundangan
untuk perubahan lingkungan (Mubarak dkk., 2007).
Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan) TRA - Fishbein & Ajzen, 1975 - 1.Niat seseorang
menentukan apakah sebuah perilaku dilaksanakan. 2.Perilaku akan mengikuti niat, tidak akan
pernah terjadi tanpa niat. 3.Niat dipengaruhi sikap-sikap terhadap suatu perilaku, seperti: apakah ia
merasa suatu perilaku itu penting. 4.Sifat Normatif, seseorang berpikir tentang apa yang dilakukan
orang lain (yang berpengaruh) akan mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan 5.Sikap
mempengaruhi Perilaku melalui proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan. 6.Perilaku
banyak dipengaruhi oleh sikap yangspesifik terhadap sesuatu 7.Perilaku tidak hanya dipengaruhi
oleh sikaptetapi juga norma-norma subjektif 8.Sikap terhadap perilaku tertentu bersama- sama
Norma Subjektif membentuk suatu intensi atau Niat untuk berperilaku tertentu.
12 Contoh Kasus – Seseorang tsb yang memiliki keyakinan Sikap bahwa suatu RS memberikan
pelayanan cepat, ramah, biaya relatif murah, lingkungan bersih, lokasi strategis dan mudah dicapai.
– Kemudian didukung pula oleh keinginan orang dekat ybs untuk berobat ke RS tsb yang disebut
Norma Subjektif. Seperti Orang tua, Istri, Anak, Teman Dekat, Petugas Kesehatan.
1. Empowerment (pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk mendatkan
control lebih besar atas keputusan dan tindkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
2. Partisipative (partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam pengambilan
keputusan.
3. Holistic (menyeluruh) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan interaksi
dari dimensi-dimensi tersebut.
4. Equitable (kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang didapat oleh klien.
5. Intersectoral (antar sector) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instansi terkait lainnya atau
organisasi.
6. Sustainable (berkelanjutan) yaotu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi kesehatan yang
berkelanjutan dalam jangka panjang.
7. Multi strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program kebijakan.
Sedangkan menurut Maulana, 2009 prinsip-prinsip promosi kesehatan anatara lain sebagai berikut: 1.
Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan turut terlibat
dalam program tersebut.
2. Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam perencanan dan
ilmplementasi intervensi.
3. Focus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan serta dimodifikasi dan
merupakan prioritas bagi pekerja.
8. Intervensi harus bersifat continue serta didasarkan pada prinsip pemberdayaan dan atau model yang
berorientasi p