Anda di halaman 1dari 4

 

MODEL DALAM PROMOSI KESEHATAN YUNI SUSILOWATI, M.Pd 

2 DEFINISI

– Model adalah gambaran dari sebuah praktik bermutu yang mewakili suatu hal yang real.

– Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang dianggapnya berharga, keyakinan
mengenai suatu ide, objek atau perilaku 

3 Beberapa model dalam promkes Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
Transtheoritical Model (Model Transteoritik) Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan)
Stress and Coping (Stres dan Koping) 

4 Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan) HBM – - Rosenstock, 1974 –

– Sangat dekat dengan pendidikan kesehatan

– Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan maupun sikap

– Persepsi seseorang tentang kerentanan dan kemanjuran pengobatan mempengaruhi keputusan


dalam perilaku kesehatan

– Model ini digunakan untuk menjelaskan kegegalan partisipasi masyarakat secara luas dalam
program pencegahan dan deteksi penyakit 

5 Menurut Model Kepercayaan Kesehatan, Perilaku ditentukan oleh apakah seseorang:


Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu Menganggap masalah
kesehatan ini serius Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan Tidak mahal
Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan 

6 Aplikasi model kepercayaan kesehatan

1.Seseorang memiliki banyak anak dan menyadari masih berpotensi akan memiliki anak lagi.
2.Melihat kesehatan dan status ekonomi tetangganya menjadi rusak karena terlalu banyak anak
3.Mendengar bahwa teknik kontrasepsi tertentu menunjukkan efektivitas sebesar 95 %
4.Kontrasepsi aman dan tidak mahal

5.Dianjurkan oleh petugas kesehatannya agar mulai memakai kontrasepsi

– 1. Kemungkinan terkena penyakit sangat tinggi (rentan penyakit)

– 2. Jika terjangkit penyakit, penyakit tersebuat menimbulkan hal yang serius bahkan kematian.
– 3. Imunisasi adalah cara yang paling efektif utuk sebagai prilaku preventif

– 4 Tidak ada kendala serius tentang pelaksanaan imunisasi 


7 Kelemahan hbm Kepercayaan-kepercayaan kesehatan bersaing dengan kepercayaan-
kepercayaan serta sikap- sikap lain seseorang, yang juga mempengaruhi perilaku Kenyataannya
orang dapat membuat banyak pertimbangan tentang perilaku diluar pertimbangan kesehatan
Exampel : seseorang bergabung dalam kelompok olahraga karena kontrak social dan ketertarikan
pada seseorang dalam kelompok tersebut Keputusan yang diambil tidak ada kaitannya dengan
kesehatannya, tetapi mempengaruhi kondisi kesehatannya 

8 TRANSTEORITICAL MODEL (Model Transteoritik “Bertahap”) - Prochaska dkk, 1979 -


Asumsi dasar model ini adalah pada dasarnya seseorang tidak dapat mengubah perilaku dalam
waktu yang singkat, terutama pada perilaku yang sudah menjadi kebiasaan (Prochaska & Valicer
1997) Pembentukan perilaku berfokus pada kemampuan individu dalam membuata keputusan
(berdasarkan teori) daripada pengaruh social biologis Seseorang mempertimbangkan untung dan
rugi pengubahan suatu perilaku sebelum melangkah dari tahap satu ke tahap berikut 

9 Model TTM mengidentifikasi 4 Tahap

– Prekontemplasi adalah seseorang belum memikirkan perilaku sama sekali, orang tersebut
belum bermaksud mengubah suatu perilaku

– Kontemplasi adalah seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun masih belum
siap melakukannya

– Aksi adalah Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku

– Pemeliharaan adalah keberlangsungan jangka panjang dari perubahan perilaku yang terjadi 

10 Contoh KASUS
1.Seorang Ibu karena kurang mendapat pengetahuan dan pelatihan tidak pernah berfikir untuk
menutup makanan, memasak air minum atau menjaga kebersihan dapur.

2.Setelah mendengar siaran radio tentang bahaya kuman dan melihat tetangganya membersihkan
rumah, ia mulai berkontemplasi untuk mengambil aksi menjaga kebersihan di rumah.
3.Kemudian ia mencari informasi dari tetangga dan petugas kesehatan setempat akhirnya
memulai proses perubahan perilaku.

4.Setelah satu periode waktu, ibu tsb menutup makanan, memasak air minum dan menjaga
kebersihan lingkungan dapur sebagai tugas rutin sehari-hari.

1. Seorang remaja yang telah mengenal seks bebas tidak pernah berfikir untuk berhenti akan
kebiasaan buruknya

2. Setelah mendengar informasi dari berbagai media bahwa seks bebas adalah pencetus penyakit
HIV/AIDS
3. Kemudian ia memeriksakan diri ke tumah sakit untuk memeriksakan kondisi kesehatannya

4. Dalam jangka waktu yang lama ia merubah perilaku seks bebasnya menjadi remaja yang lebih
melindungi diri terhadap paparan pergaulan seks bebas. 

11 Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan ) TRA - Fishbein & Ajzen,
1975 –

1.Niat seseorang menentukan apakah sebuah perilaku dilaksanakan.

2.Perilaku akan mengikuti niat, tidak akan pernah terjadi tanpa niat

. 3.Niat dipengaruhi sikap-sikap terhadap suatu perilaku, seperti: apakah ia merasa suatu perilaku
itu penting.

4.Sifat Normatif, seseorang berpikir tentang apa yang dilakukan orang lain (yang berpengaruh)
akan mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan

5.Sikap mempengaruhi Perilaku melalui proses pengambilan keputusan yang teliti dan
beralasan.

6.Perilaku banyak dipengaruhi oleh sikap yangspesifik terhadap sesuatu

7.Perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikaptetapi juga norma-norma subjektif

8.Sikap terhadap perilaku tertentu bersama- sama Norma Subjektif membentuk suatu intensi atau
Niat untuk berperilaku tertentu. 

12 Contoh Kasus

– Seseorang tsb yang memiliki keyakinan Sikap bahwa suatu RS memberikan pelayanan cepat,
ramah, biaya relatif murah, lingkungan bersih, lokasi strategis dan mudah dicapai

. – Kemudian didukung pula oleh keinginan orang dekat ybs untuk berobat ke RS tsb yang
disebut Norma Subjektif. Seperti Orang tua, Istri, Anak, Teman Dekat, Petugas Kesehatan. 

13 Stress and Coping (Stres dan Koping)


– STRESS Keadaan yang terganggu akibat tekanan psikologis

– Biasanya dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi kondisi kejiwaan

– Banyak hal yang memicu stress diantaranya, kesal, khawatir, keletihan, frustasi, tertekan,
kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, PMS, focus berlebih pada suatu hal, perasaan bingung,
duka cita yang mendalam dan rasa takut.
– Koping (Kemahiran bertahan) menstabilkan factor yang dapat membantu individu dalam
mempertahnkan adaptasi psikososial selama periode stress.

– Koping meliputi perilaku kognitif dalam upaya mengurangi atau menghilangkan stress terkait
kondisi dan tekanan emosional (lazarus dan folkam, 1984) 

14 Baung et al (1981), Stress sebagai suatu proses kejadian atau tekanan (Stressor) di suatu
lingkungan mengancam keberadaan atau kesejahteraan suatu organisme. Caplan (1981), Stress
sebagai suatu kondisi yang disebabkan perbedaan antara kebutuhan individu dan kemampuan
individu untuk merespon kebutuhan tsb. Lazarus & Folkman (1984), Stress adalah hubungan
antara manusia dan lingkungannya, pandangan ybs untuk merespon terhadap kelebihan beban
diluar kemampuannya dan membahayakan kesejahteraannya. Sarafino (1990), Stress sebagai
suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan
persepsi jarak antara tuntutan dari situasi dengan sumber daya yang berupa sistem bioligis,
psikologis dan sosial dari seseorang. 

15 Contoh Stressor: Panas Dingin Kesedihan Latihan Obat Kurang Tidur Nutrisi Bising
Ketakutan Kemarahan Frustasi Penuh Sesak Perubahan Keadaan

Anda mungkin juga menyukai