1. Stages of change
Dalam merubah suatu perilaku secara disengaja, ada beberapa tahapan yang harus
dilalui dengan sempurna. Dalam stage of change, terbagi menjadi lima tahapan be
rbeda. Tiga tahapan pertama merupakan tahapan pre-action, dua tahap lainnya ad
alah tahapan post-action (Conner & Norman, 2005). tahapan tersebut diantaranya:
a. Precontemplation. Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat unt
uk bertindak dimasa depan yang dapat diduga pada umunya 6 bulan ke depan.
Orang-orang yang mungkin termasuk di langkah ini adalah mereka yang tidak
diberitahu tentang konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka bersifat menent
ang atau tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi kesehatan.
b. Contemplation / Perenungan. Orang-orang berniat untuk merubah ke 6 bula
n berikutnya. Mereka sadar akan pro menguvbah perilaku tetapi juga sangat s
adar akan memberdayakan. Tahapan ini menyeimbangkan anatara biaya dan k
euntungan untuk menghasilkjan 2 sifat bertentangan yang dapat menyimpan d
alam periode lama.
c. Preparation / Persiapan. Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai
bertindak di masa mendatang. Secara khas mereka mengambil keputusan pent
ing dari masa yang lalu. Individu ini mempunyai suatu rencana kegiatan seper
ti sambungan suatu kelas pendidikan kesehatan, bertemu dengan dokter mere
ka, membeli suatu buku bantuan diri atau bersandar pada suatu perubahan.
d. Action/ Tindakan. Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik ant
ara pikiran dengan perilaku. Banyaknya anggapan tindakan sama dengan peril
aku. Namun dalam model ini perilaku tidak menghitung semua tindakan. Lan
gkah action adalah juga langkah dimana kewaspadaan melawan terhadap berb
uat tidak baik lagi adalah kritis.
e. Maintenance / Pemeliharaan. Dimana orang-orang sedang aktif untuk menc
egah berbuat tidak baik lagi tetapi mereka tidak menggunakan proses perubah
an sering seperti halnya orang-orang dalam perang. Suatu langkah yang mana
diperkirakan untuk terakhir. Ketika hasil dari maintenance positif / dapat men
gubah perilaku yang lebih baik maka akan terjadi termination / perhentian.
f. Relaps (kekambuhan) atau disebut juga sebagai revolving door schema dap
at terjadi pada proses perubahan perilaku menurut teori ini. Kekambuhan mer
upakan kembalinya perilaku seseorang pada kebiasaan yang lama. Biasanya p
ada tahap pelaksanaan (action) maupun pemeliharaan (maintenance) kekambu
han dapat terjadi, apalagi bila seseorang tidak mendapatkan dukungan positif
dari lingkungannya.
2. Processes of Changes
Processes of Changes merupakan aktivitas yang dilakukan individu untukmaj
u di tiap tahapnya. Hal ini penting sebagai panduan dalam programintervensi sepe
rti variabel yang perlu disiapkan individu dalam proses berpindah dari satu tahap
ke tahap yang lain. Ada 10 proses di dalamnya,yakni:
a. Conciousness raising merupakan peningkatan kesadaran tentang penyebab,
konsekuensi, cara penanganan suatu perilaku.
b. Dramatic relief merupakan proses dimana individu diharapkanuntuk menge
kspresikan perasaannya terhadap perilaku yangmenjadi masalah.
c. Self re-evaluation merupakan pandangan individu bagaimanadirinya denga
n perilaku yang menjadi masalahnya dan bagaimana jika tidak.
d. Enviromental re-evaluation merupakan pandangan individu melihatlingkun
gan sekitarnya jika ia melakukan hal yang menjadi masalah dan bagaimana ji
ka tidak
e. Self liberation merupakan keyakinan individu bahwa dia mampu berkomit
men dan bertindak merubah kebiasaan buruknyaf.
f. Social liberation merupakan kebutuhan peningkatan sosial ataualternatif kh
ususnya untuk orang-orang yang tertindas (minoritas).
g. Counterconditioning merupakan kebutuhan individu untukmempelajari peri
laku sehat yang bertujuan untuk mengganti perilaku tidak sehat
h. Stimulus control menghapus petunjuk untuk perilaku/kebiasaanyang tidak s
ehat dan menambah petunjuk untuk perilaku sehati.
i. Contingency management merupakan reward atau punishment yangdiri kita
berikan saat melakukan perilaku sehat maupun tidak sehat
j. Helping relationship merupakan dukungan yang diterima individudari orang
lain ketika ia melakukan perilaku sehat.
3. Decisional Balance (Putusan Seimbang)
Pengambilan keputusan dikonseptualisasikan sebagai "neraca" untuk keputus
an dengan mengkomparasi antara keuntungan dan kerugian perubahan perilaku. D
ua komponen keseimbangan putusan, pro dan kontra, telah menjadi konstruksi krit
is dalam model transtheoretical. Individu mengalami perubahan dengan cara yang
kritis berdasarkan tahap perubahan (stage of change) dan keseimbangan putusan.
Ketika seorang individu dalam tahap pre-contemplation, demi menjaga perilaku y
ang ada, pro yang mendukung perubahan perilaku sebanding dengan kontra relatif
untuk perubahan. Pada tahap pre-contemplation, pro dan kontra cenderung untuk
membawa bobot yang sama, sehingga meninggalkan ambivalen individu terhadap
perubahan. Jika terjadi ketidakseimbangan keputusan, seperti pro mendukung per
ubahan lebih besar dari kontra untuk menjaga perilaku tidak sehat, banyak orang p
indah ke tahap persiapan atau bahkan tahap aksi. Untuk individu yang memasuki t
ahap pemeliharaan, pro mempertahankan perubahan perilaku harus lebih besar dar
ipada yang kontra mempertahankan perubahan dalam rangka mengurangi risiko k
ambuh. Penelitian telah menemukan hubungan berikut antara yang pro, kontra, da
n tahap perubahan perilaku di 48 dan lebih dari 100 populasi diteliti dapat menuju
kkan yaitu:
a. Perubahan dari kontra lebih besar daripada pro dalam tahap precontemplat
ion.
b. Pro kontra melampaui pada tahap menengah.
c. Pro lebih besar daripada kontra dalam tahap aksi.
Decisional Balance membangun cerminan individu yang menimbang dari bai
k buruknya dari mengubah. Berasal dari model Mann’s dan Janis, pengambilan ke
putusan itu mencakup empat kategori dari pro (laba yang sebagai penolong). Baga
imanapun, suatu test yang empiris dari model mengakibatkan suatu banyak strukt
ur yang lebih sederhana. Hanya dua faktor, yang pro dan kontra ditemukan.
4. Self-Efficacy (Kepercayaan Diri)
Mencerminkan tingkat kepercayaan individu memiliki perubahan yang diingi
nkan dalam menjaga perilaku mereka dalam situasi yang sering memicu kambuh.
Hal ini juga diukur dengan kemungkinan individu merasa tergoda untuk kembali
ke perilaku bermasalah mereka dalam situasi berisiko tinggi. Pada tahap pre-conte
mplation dan contemplation, godaan individu untuk terlibat dalam perilaku berma
salah jauh lebih besar. Dalam penelitian, biasanya ditemukan tiga faktor yang men
cerminkan jenis yang paling umum pada situasi: mempengaruhi negatif atau gang
guan emosi, situasi sosial yang positif, dan keinginan. Untuk individu pada tahap
persiapan aksi, ada perbedaan antara self-efficacy dan godaan individu, dan perub
ahan perilaku tercapai. Kambuh sering terjadi dalam situasi ketika godaan mengal
ahkan perasaan, dan self-efficacy untuk menjaga perubahan perilaku yang diingin
kan. Self-Efficacy membangun kehadiran keyakinan situasi yang spesifik yang or
ang-orang mempunyai bahwa mereka dapat mengatasi situasi yang resiko-tinggi t
anpa relapsing kepada kebiasaan tak sehat atau yang resiko-tinggi mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Iffah Dyah. Membentuk Perilaku Hidup Sehat dengan Health Beliefe Model. Ters
edia dari URL: https://pijarpsikologi.org/membentuk-perilaku-hidup-sehat-
dengan-health-belief-model/amp/
Soeraya Aldy. The Health Belief Model (HBM). tersedia dai URL:
https://www.academia.edu/35000975/The_Health_Belief_Model_HBM