Anda di halaman 1dari 10

Health Belief Model

Pada tahun 1950-an, seorang psikologis sosial di layanan kesehatan Publik A


S mengembangkan teori Health Belief Model, namun ia mengalami kegagalan pad
a program pencegahan penyakit. Kemudian HBM dipelajari sebagai perilaku yang
berkaitan dengan gejala-gejala sakit terhadap kepatuhan proses pencarian penyem
buhan. Secara bahasa, Health Belief Model memiliki 3 kata unsur utama yang dap
at dijadikan sebagai sebuah konsep yaitu health yang mengacu pada defenisi WH
O, bahwa sehat dapat diartikan sebagai keadaan sempurna baik fisik, mental, mau
pun sosial dan tidak terbatas dari penyakit dan cacat, belief atau keyakinan merup
akan suatu keyakinan yang dipengaruhi oleh budaya dan dapat menimbulkan sebu
ah tindakan dan model adalah suatu representasi dari suatu ide dalam suatu kondis
i. HBM adalah model perubahan perilaku kesehatan psikologi yang dikembangka
n untuk menjelaskan dan memprediksikan perilaku yang berhubungan dengan kes
ehatan terutama dengan penyerapan layanan kesehatan. Teori ini menjelaskan tent
ang kepercayaan orang terhadap masalah kesehatan, manfaat yang dirasakan dari t
indakan dan hambatan untuk bertindak dan menjelaskan keterlibatannya dalam pe
rilaku mempromosikan kesehatan. Konsep utama dari teori ini yaitu:
1. Kerentanan merupakan sebuah perasaan percaya akan kemungkinan sakit y
ang dapat terjadi pada dirinya sendiri
2. Keseriusan atau suatu prediksi tingkat keparahan dari penyakit yang diderit
a
3. Hambatan yang merupakan ada dalam diri seseorang untuk berperilaku seh
at
4. Keutungan yang dipertimbangkan terhadap biaya yang dikeluarkan dengan
tingkat keparahan penyakit yang diderita.
Ada beberapa komponen teori Health Belief Model, yaitu:
1. Perceived Susceptibility. Penilaian akan kerentanan tubuh terhadap penyak
it yang dapat membuat seseorang akan lebih berhati-hati dalam membentuk p
ola hidupnya. Ia akan menghindari perilaku yang dapat mendatangkan penyak
it dan melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kesehatan serta kebugaran
tubuhnya. Kerentanan yang dirasakan merupakan persepsi subjektif dengan m
empertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi
2. Perceived Severity. Tingkat keparahan yang dirasakan sebagai presepsi ind
ividu terhadap dampak atau bahaya dari suatu penyakit yang diderita. Perseps
i atas keseriusan penyakit yang diderita didasari adanya informasi atau penget
ahuan medis yang membuat individu semakin yakin.
3. Perceived Benefits. Kebermanfaatan yang dirasakan terhadap efektivitas be
rbagai tindakan yang dapat mengurangi ancaman bahaya penyakit. Dengan m
engadopsi berbagai perilaku baru dari informasi atau masukan baik dari dokte
r atau media massa seperti majalah, televisi, internet dan lain-lain sehingga m
enunjang seseorang untuk berperilaku sehat dan dapat mengurangi risiko pen
gembangan penyakit.
4. Perceived barriers. Hambatan yang dirasakan dalam melakukan tindakan k
esehatan yang disarankan sebagai sebuah evaluasi individu atas hambatan yan
g dihadapi dalam melakukan perilaku baru.
5. Perceived coasts. Persepsi terhadap biaya yang akan dikeluarkan dalam mel
akukan tindakan kesehatan
6. Modying variable. Karakteristik individu yang mempengaruhi persepsi prib
adi dan dapat dimodifikasi oleh variabel lain seperti budaya, tingkat pendidik
an, pengalaman masa lalu, ketrampilan dan motivasi
7. Cues to action. Sebuah isyarat yang menunjukkan adanya perilaku untuk m
elakukan tindakan yang mengarahkan pada perubahan perilaku individu. Tind
akan yang dilakukan merupakan keputusan untuk menerima tindakan kesehat
an yang direkomendasikan
8. Self-efficacy. Keyakinan individu dalam melakukan tindakan perilaku hidu
p sehat untuk menjaga proteksi kesehatan.
Theory Reasoned Action
Theory of reasoned action (TRA) menjelaskan tentang perilaku yang berubah
berdasarkan hasil dari niat perilaku, dan niat perilaku dipengaruhi oleh norma sosi
al dan sikap individu terhadap perilaku. Norma subjektif mendeskripsikan keperca
yaan individu mengenai perilaku yang normal dan dapat diterima dalam masyarak
at, sedangkan untuk sikap individu terhadap perilaku berdasarkan kepercayaan ind
ividu atas perilaku tersebut. Secara sederhana teori ini menguhubungkan antara ke
yakinan (belief), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku (behavior). Tu
juan utama TRA adalah untuk memahami perilaku sukarela individu dengan mem
eriksa motivasi dasar yang mendasari untuk melakukan suatu tindakan. TRA men
yatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku adalah prediktor ut
ama apakah mereka benar-benar melakukan perilaku itu atau tidak. Dapat dikatak
an bahwa sikap akan mempengaruhi perilaku melalui suatu proses pengambilan k
eputusan yang cermat dan memiliki alasan dan akan berdampak terbatas pada tiga
hal, yaitu :
1. Sikap yang dijalankan terhadap perilaku, didasari oleh perhatian atas hasil
yang terjadi pada saat perilaku tersebut dilakukan.
2. Perilaku yang dilakukan oleh seorang individu, tidak saja didasari oleh pan
dangan atau persepsi yang dianggap benar oleh individu, melainkan juga me
mperhatikan pandangan atau persepsi orang lain yang dekat atau terkait denga
n individu.
3. Sikap yang muncul didasari oleh pandangan dan persepsi individu, dan me
mperhatikan pandangan atau persepsi orang lain atas perilaku tersebut, akan
menimbulkan niat perilaku yang dapat menjadi perilaku.
Ada 7 komponen theory of reasoned action (TRA) yaitu
1. Behavior belief. Keyakinan seseorang terhadap perilaku tertentu dengan m
empertimbangkan untung dan rugi dari perilaku tersebut. Selain itu juga deng
an memahami motivasi seseorang terhadap konsekuensi yang akan terjadi jika
melakukan perilaku tertentu.
2. Normative belief. Dapat mencerminkan dampak dari norma-norma subyekt
if dan norma sosial yang mengacu pada keyakinan seseorang terhadap hal-hal
yang dipikirkan dan dianggap penting. Sehingga individu mendapat motivasi
untuk mengikuti saran atau anjuran orang lain terhadap suatu perilaku.
3. Attitude towards the behavior. Sikap adalah fungsi dari kepercayaan tentan
g konsekuensi perilaku atau keyakinan normatif, persepsi terhadap konsekuen
si suatu perilaku dan penilaian terhadap perilaku tersebut. Sikap juga berarti p
erasaan umum yang menyatakan keberkenaan atau ketidakberkenaan seseoran
g terhadap suatu objek yang mendorong tanggapannya. Faktor sikap merupak
an poin penentu perubahan perilaku yang ditujukan oleh perubahan sikap sese
orang dalam menghadapi sesuatu.
4. Importance Norms. Norma-norma penting atau norma-norma yang berlaku
di masyarakat sebagai pengaruh faktor sosial budaya yang berlaku di masyara
kat dimana seseorang tinggal. Unsur-unsur sosial budaya yang dimaksud sepe
rti “gengsi” yang juga dapat membawa seseorang untuk mengikuti atau menin
ggalkan sebuah perilaku
5. Subjective norms. Norma subyektif merupakan salah satu penentu utama ni
at perilaku yang merujuk pada cara persepsi kelompok atau individu seperti a
nggota keluarga, teman, dan teman sebaya dapat memengaruhi kinerja perilak
u seseorang. Keyakinan ini membentuk persepsi seseorang tentang perilaku d
an menentukan niat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilak
u tersebut.
6. Behavioral Intention. Niat ditentukan oleh sikap, norma penting dalam mas
yarakat dan norma subjektif. Niat perilaku adalah fungsi dari kedua sikap dan
norma subyektif terhadap perilaku itu (juga dikenal sebagai komponen norma
tif). Sikap menjadi seberapa kuat seseorang memegang sikap terhadap tindaka
n dan norma subyektif menjadi norma sosial yang terkait dengan tindakan.
7. Behavior. Perilaku adalah sebuah tingakan yang telah dipilih seseorang unt
uk ditampilkan berdasarkan atas niat yang sudah terbentuk. Perilaku merupak
an transisi niat atau kehendak ke dalam action atau tindakan.
Transtheoretical Model (TTM)
Transtheoretical model adalah teori terapi integratif yang menilai kesiapan in
dividu untuk bertindak atas perilaku baru yang lebih sehat, dan menyediakan strat
egi, atau proses perubahan untuk memandu individu. Model ini melibatkan emosi,
kognisi, dan perilaku. TTM berusaha memasukkan danmengintegrasikan konsep d
asar dari berbagai teori menjadi sebuah teori yangkomprehensif untuk dapat diapli
kasikan pada berbagai macam perilaku, populasidan berbagai macam latar belaka
ng. Teori ini dikembangkan oleh Prochaska and DiClemente pada akhir 1970,mel
alui penelitiannya tentang alasan mengapa beberapa orang mau berhenti merokok
dengan sendirinya. Dari penelitian itu dapat diketahui bahwa alasan orang untuk b
erhenti merokok adalah karena terdapat kesiapan untuk berhenti merokok pada dir
inya. Dari penelitian awalnya tentang merokok tersebut, kemudian berkembang da
lam penyelidikan dan aplikasi dengan berbagai perilaku kesehatandan kesehatan
mental, antara lain penggunaan dan penyalahgunaan alkohol, eatingdisorder dan o
besitas, pencegahan AIDS, dan lain sebagainya. Model ini terdiri dari konstruksi s
eperti: tahapan perubahan, proses perubahan, tingkat perubahan, self-efficacy , da
n keseimbangan keputusan.

1. Stages of change
Dalam merubah suatu perilaku secara disengaja, ada beberapa tahapan yang harus
dilalui dengan sempurna. Dalam stage of change, terbagi menjadi lima tahapan be
rbeda. Tiga tahapan pertama merupakan  tahapan pre-action, dua tahap lainnya ad
alah tahapan post-action (Conner & Norman, 2005). tahapan tersebut diantaranya:
a. Precontemplation. Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat unt
uk bertindak dimasa depan yang dapat diduga pada umunya 6 bulan ke depan.
Orang-orang yang mungkin termasuk di langkah ini adalah mereka yang tidak
diberitahu tentang konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka bersifat menent
ang atau tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi kesehatan.
b. Contemplation / Perenungan. Orang-orang berniat untuk merubah ke 6 bula
n berikutnya. Mereka sadar akan pro menguvbah perilaku tetapi juga sangat s
adar akan memberdayakan. Tahapan ini menyeimbangkan anatara biaya dan k
euntungan untuk menghasilkjan 2 sifat bertentangan yang dapat menyimpan d
alam periode lama.
c. Preparation / Persiapan. Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai
bertindak di masa mendatang. Secara khas mereka mengambil keputusan pent
ing dari masa yang lalu. Individu ini mempunyai suatu rencana kegiatan seper
ti sambungan suatu kelas pendidikan kesehatan, bertemu dengan dokter mere
ka, membeli suatu buku bantuan diri atau bersandar pada suatu perubahan.
d. Action/ Tindakan. Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik ant
ara pikiran dengan perilaku. Banyaknya anggapan tindakan sama dengan peril
aku. Namun dalam model ini perilaku tidak menghitung semua tindakan. Lan
gkah action adalah juga langkah dimana kewaspadaan melawan terhadap berb
uat tidak baik lagi adalah kritis.
e. Maintenance / Pemeliharaan. Dimana orang-orang sedang aktif untuk menc
egah berbuat tidak baik lagi tetapi mereka tidak menggunakan proses perubah
an sering seperti halnya orang-orang dalam perang. Suatu langkah yang mana
diperkirakan untuk terakhir. Ketika hasil dari maintenance positif / dapat men
gubah perilaku yang lebih baik maka akan terjadi termination / perhentian.
f. Relaps (kekambuhan) atau disebut juga sebagai revolving door schema dap
at terjadi pada proses perubahan perilaku menurut teori ini. Kekambuhan mer
upakan kembalinya perilaku seseorang pada kebiasaan yang lama. Biasanya p
ada tahap pelaksanaan (action) maupun pemeliharaan (maintenance) kekambu
han dapat terjadi, apalagi bila seseorang tidak mendapatkan dukungan positif
dari lingkungannya.
2. Processes of Changes
  Processes of Changes merupakan aktivitas yang dilakukan individu untukmaj
u di tiap tahapnya. Hal ini penting sebagai panduan dalam programintervensi sepe
rti variabel yang perlu disiapkan individu dalam proses berpindah dari satu tahap
ke tahap yang lain. Ada 10 proses di dalamnya,yakni:
a. Conciousness raising merupakan peningkatan kesadaran tentang penyebab,
konsekuensi, cara penanganan suatu perilaku. 
b. Dramatic relief merupakan proses dimana individu diharapkanuntuk menge
kspresikan perasaannya terhadap perilaku yangmenjadi masalah.
c. Self re-evaluation merupakan pandangan individu bagaimanadirinya denga
n perilaku yang menjadi masalahnya dan bagaimana jika tidak.
d. Enviromental re-evaluation merupakan pandangan individu melihatlingkun
gan sekitarnya jika ia melakukan hal yang menjadi masalah dan bagaimana ji
ka tidak
e. Self liberation merupakan keyakinan individu bahwa dia mampu berkomit
men dan bertindak merubah kebiasaan buruknyaf.
f. Social liberation merupakan kebutuhan peningkatan sosial ataualternatif kh
ususnya untuk orang-orang yang tertindas (minoritas).
g. Counterconditioning merupakan kebutuhan individu untukmempelajari peri
laku sehat yang bertujuan untuk mengganti perilaku tidak sehat
h. Stimulus control menghapus petunjuk untuk perilaku/kebiasaanyang tidak s
ehat dan menambah petunjuk untuk perilaku sehati.
i. Contingency management merupakan reward atau punishment yangdiri kita
berikan saat melakukan perilaku sehat maupun tidak sehat 
j. Helping relationship merupakan dukungan yang diterima individudari orang
lain ketika ia melakukan perilaku sehat.
3. Decisional Balance (Putusan Seimbang)
Pengambilan keputusan dikonseptualisasikan sebagai "neraca" untuk keputus
an dengan mengkomparasi antara keuntungan dan kerugian perubahan perilaku. D
ua komponen keseimbangan putusan, pro dan kontra, telah menjadi konstruksi krit
is dalam model transtheoretical. Individu mengalami perubahan dengan cara yang
kritis berdasarkan tahap perubahan (stage of change) dan keseimbangan putusan.
Ketika seorang individu dalam tahap pre-contemplation, demi menjaga perilaku y
ang ada, pro yang mendukung perubahan perilaku sebanding dengan kontra relatif
untuk perubahan. Pada tahap pre-contemplation, pro dan kontra cenderung untuk
membawa bobot yang sama, sehingga meninggalkan ambivalen individu terhadap
perubahan. Jika terjadi ketidakseimbangan keputusan, seperti pro mendukung per
ubahan lebih besar dari kontra untuk menjaga perilaku tidak sehat, banyak orang p
indah ke tahap persiapan atau bahkan tahap aksi. Untuk individu yang memasuki t
ahap pemeliharaan, pro mempertahankan perubahan perilaku harus lebih besar dar
ipada yang kontra mempertahankan perubahan dalam rangka mengurangi risiko k
ambuh. Penelitian telah menemukan hubungan berikut antara yang pro, kontra, da
n tahap perubahan perilaku di 48 dan lebih dari 100 populasi diteliti dapat menuju
kkan yaitu:
a. Perubahan dari kontra  lebih  besar daripada pro dalam tahap precontemplat
ion.
b. Pro kontra melampaui pada tahap menengah.
c. Pro lebih besar daripada kontra dalam tahap aksi.
Decisional Balance membangun cerminan individu yang menimbang dari bai
k buruknya dari mengubah. Berasal dari model Mann’s dan Janis, pengambilan ke
putusan itu mencakup empat kategori dari pro (laba yang sebagai penolong). Baga
imanapun, suatu test yang empiris dari model mengakibatkan suatu banyak strukt
ur yang lebih sederhana. Hanya dua faktor, yang pro dan kontra ditemukan.
4. Self-Efficacy (Kepercayaan Diri)
Mencerminkan tingkat kepercayaan individu memiliki perubahan yang diingi
nkan dalam menjaga perilaku mereka dalam situasi yang sering memicu kambuh.
Hal ini juga diukur dengan kemungkinan individu merasa tergoda untuk kembali
ke perilaku bermasalah mereka dalam situasi berisiko tinggi. Pada tahap pre-conte
mplation dan contemplation, godaan individu untuk terlibat dalam perilaku berma
salah jauh lebih besar. Dalam penelitian, biasanya ditemukan tiga faktor yang men
cerminkan jenis yang paling umum pada situasi: mempengaruhi negatif atau gang
guan emosi, situasi sosial yang positif, dan keinginan. Untuk individu pada tahap
persiapan aksi, ada perbedaan antara self-efficacy dan godaan individu, dan perub
ahan perilaku tercapai. Kambuh sering terjadi dalam situasi ketika godaan mengal
ahkan perasaan, dan self-efficacy untuk menjaga perubahan perilaku yang diingin
kan. Self-Efficacy membangun kehadiran keyakinan situasi yang spesifik yang or
ang-orang mempunyai bahwa mereka dapat mengatasi situasi yang resiko-tinggi t
anpa relapsing kepada kebiasaan tak sehat atau yang resiko-tinggi mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Cahya Syilga. Helath belief model. Tersedia dari URL:


http://syilgagemily.blogspot.com/2012/06/health-belief-model.html

Fadilah Meiris. Teori health belief model. Tersedia dari URL:


https://www.academia.edu/34711807/teori_health_belief_model

Iffah Dyah. Membentuk Perilaku Hidup Sehat dengan Health Beliefe Model. Ters
edia dari URL: https://pijarpsikologi.org/membentuk-perilaku-hidup-sehat-
dengan-health-belief-model/amp/

Maulana Alex.  Theory of Reasoned Action. Tersedia dari URL:


https://bbs.binus.ac.id/gbm/2017/07/07/teori-yang-biasa-digunakan-untuk-
mengukur-perilaku-konsumen-theory-of-reasoned-action/

Raras Adyaning.Transtheoretical Model (TTM). tersedia dari URL:


http://adyaning-raras-anggita-psikologi15.web.unair.ac.id/artikel_detail-212002-
Perilaku%20Sehat-Transtheoretical%20Model%20(TTM).html

Shaluhiyah Zahroh. Transtheoretical Model. Tersedia dari URL:


http://mynewbloglindut.blogspot.com/2016/11/transtheoretical-model-mata-
kuliah.html

Soeraya Aldy. The Health Belief Model (HBM). tersedia dai URL:
https://www.academia.edu/35000975/The_Health_Belief_Model_HBM

Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action). tersedia dati URL:


https://kuliahmarket.wordpress.com/2017/01/29/teori-tindakan-beralasan-theory-
of-reasoned-action/amp/
Wikipedia. Teori tindakan beralasan. Tersedia dari URL:
https://translate.google.com/translate?
client=srp&depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=e
n&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Theory_of_reasoned_actio
n

Wikipedia. Model transtheoretical. Tersedia dari URL:


https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Transtheoretical_model&hl=id&sl=en&tl=id&cli
ent=srp&prev=search

Anda mungkin juga menyukai