Anda di halaman 1dari 22

Nama : Sasa Fatia Putri

Nim : 1613201081
Peminatan : Promosi Kesehatan
 Epidemiologi merupakan sains yang mempelajari
determinan penyakit pada populasi manusia. Determinan
adalah istilah inklusif yang merujuk kepada semua faktor,
baik fisik, biologi, perilaku, sosial, maupun kultural yang
mempengaruhi kesehatan dan terjadinya penyakit (Last,
2001). Konsep determinan kesehatan mencakup faktor
risiko dan kausa

 Menurut WHO Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari


distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan
peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan
yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan
ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah
tersebut.
 Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi,
perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas
dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku
manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas,
mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian,
dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal
activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga
merupakan perilaku manusia.

 Perilaku Manusia, perilaku manusia merupakan salah


satu faktor yang banyak memegang peranan dalam
menentukan derajat kesehatan suatu masyarakat.
Menurut H.L Bloom perilaku memiliki kontribusi besar
dalam menentukan status kesehatan individu maupun
masyarakat
 menurut WHO (World Health Organization), sehat
adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan
sosial yang merupakan satu kesatuan, bukan hanya
terbebas dari penyakit maupun cacat (health is a
state of complete physical, mental and social well-
being and not merely the absence of diseases or
infirmity).
 Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2009
tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan
adalah hak asasi manusia yang merupakan hak
fundamental setiap warga negara dan mutlak untuk
dipenuhi. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia berupaya untuk mewujudkan
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan
melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
 Behavioural epidemiology is Studies the role
of behavioural factor in health. Artinya Studi
peran faktor perilaku dalam kesehatan.
(dalam buku epidemiologi for Public Health
practice by Robert H.Friis dan Thomas A.
SellerS)
 Kesimpulan :
EPK adalah ilmu yang mempelajari distribusi
dan determinan dari peristiwa yang
berhubungan dengan kesehatan yang
dipengaruhi oleh aktivitas dan persepsi
manusia.
PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi


tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi
hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja
tetapi dalam perkembangan selanjutnya
epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit
non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi
dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran
penyakit pada manusia di dalam konteks
lingkungannya. Mencakup juga studi tentang pola-
pola penyakit serta pencarian determinan-
determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan
bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang penyebaran penyakit serta determinan-
determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.
• Salah satu faktor risiko dan faktor penyebab
adanya sebuah penyakit
• Banyak memberikan nilai risiko yang sering
muncul dalam analisis epid, tentang kejadian
penyakit dalam masyarakat
• Erat hubungannya dengan umur, sex, suku,
ras, status sosek dan berbagai aspek
kehidupan lainnya
kerangka yang diusulkan Epidemiologi Perilaku
untuk mengklasifikasikan berbagai tahapan
studi epidemiologi perilaku meliputi:
(a) membangun hubungan antara perilaku dan
hasil kesehatan,
(b) mengembangkan langkah-langkah dari
perilaku,
(c) mengidentifikasi pengaruh pada perilaku,
(d) intervensi mengevaluasi dirancang untuk
memodifikasi perilaku, dan
(e) menerjemahkan penelitian ke dalam
praktek.
(Sallis, J.F., Owen, N., and Fotheringham M.J.
(2000).
1. Mengamati hubungan perilaku masyarakat yang
dapat mempengaruhi masalah kesehatan.
2. Mengidentifikasi pengaruh lingkungan terhadap
perilaku masyarakat.
3. Menentukan prioritas terhadap faktor-faktor
perilaku yang dapat diubah.
4. Menetukan target intervensi dan membantu
perencanaan

Contoh : epidemiologi perilaku mempelajari siapa


yang obesitas, mengapa mereka obesitas ( pola
makan ), intervensi yang dapat dilakukan dan
mencegah orang lain agar tidak obesitas.
1. Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R)
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab
terjadinya perubahan perilaku tergantung pada
kualitas rangsangan (stimulus) yang
berkomunikasi dengan organisme. Artinya
kualitas dari sumber komunikasi (sources).

Ex : penyuluhan yang menarik tentang PHBS


Perubahan perilaku didasari oleh : Stimulus-
Organisme-Respons.

 Perubahan perilaku terjadi dengan cara


meningkatkan atau memperbanyak
rangsangan (stimulus).

 Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi


melalui proses pembelajaran (learning
process).

 Materi pembelajaran adalah stimulus.


2. Teori Festinger (Dissonance Theory)
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena
adanya keseimbangan antara sebab dan
akibat yang diambil (conssonance). Apabila
terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat,
maka dalam diri orang tersebut akan terjadi
ketidak seimbangan (dissonance).
Ex : seorang remaja merokok karena diajak
teman.
3. Teori Fungsi
 Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan
perilaku individu terjadi karena adanya kebutuhan.
Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat
mengakibatkan perubahan perilaku seseorang
apabila stimulus tersebut dapat mengerti dalam
konteks kebutuhan orang tersebut.
4. Teori Kurt Lewis
Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa
perilaku adalah merupakan suatu keadaan
yang seimbang antara kekuatan pendorong
(driving forces) dan kekuatan penahan
(restraining forces). Perubahan perilaku itu
dapat berubah apabila terjadi
ketidakseimbangan antara kedua kekuatan
tersebut.

Ex : motivasi orangtua kepada anaknya yang


sedang drop
TEORI LAWRENCE GREEN TENTANG
DETERMINAN PERILAKU KESEHATAN
a. Faktor predisposisi (predisposing factors)
faktor-faktor yang dapat mempermudah atau
mengpresdeposisikan terjadinya perilaku
pada diri seseorang atau masyarakat,
adalah pengetahuan dan sikap seseorang
atau masyarakat tersebut terhadap apa yang
dilakukan. Misalnya perilaku ibu untuk
memeriksakan kehamilannya akan
dipermudah apabila ibu tersebut tahu apa
manfaat dari periksa hamil, tahu siapa dan
dimana periksa hamil tersebut dilakukan
 b. factor pemungkin (enabling factors)
factor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah
fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang
memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
Misalnya, untuk terjadinya perilaku ibu periksa hamil, maka
diperlukan bidan atau dokter, fasilitas periksa hamil seperti
puskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu, dan sebagainya.
Agar seseorang atau masyarakat buang air besar di jamban,
maka harus tersedia jamban, atau mempunyai uang untuk
membangun jamban sendiri. Pengetahuan dan sikap saja
belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan
sarana atau fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung
perilaku tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat, agar
masyarakat mempunyai perilaku sehat harus terakses
(terjangkau) sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan
kesehatan.
 c. factor penguat (reinforcing factors)
Pengetahuan, sikap dan fasilitas yang
tersedia kadang-kadang belum menjamin
terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat. Sering terjadi, bahwa masyarakat
sudah tahu manfaat keluarga berencana (KB)
dan juga telah tersedia di lingkungannya
fasilitas pelayanan KB, tetapi mereka belum
ikut KB karena alasan yang sederhana, yakni
bahwa Toma (tokoh masyarakat) yang
dihormatinya tidak atau belum mengikuti KB.
Dari contoh diatas telah terlihat jelas bahwa
Toma (tokoh masyarakat) merupakan factor
penguat (Reinforcing factors) bagi terjadinya
perilaku seseorang atau masyarakat.
Perubahan Perilaku
Berdasarkan Domain Perilaku :
1. Knowledge
 Pengetahuan adalah hasil penginderaaan manusia.
Dengan sendirinya pada waktu penginderaan
sampai mengahsilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap suatu objek. Secara garis besarnya dibagi
menjadi 6 tingkat pengfetahuan, yaitu:
 a. Tahu (know)
 b. Memahami (comprehension)
 c. Aplikasi (aplication)
 d. Analisis (analysis)
 e. Sintesis (syntesis)
 f. Evaluasi (evaluation)
2. Sikap (attitude)
 Sikap adalah juga respons tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu yang
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi
yang bersangkutan (senang – tidak senang,
setuju – tidak setuju, baik – tidak baik, dsb.)
 Seperti hal nya pengetahuan, sikap juga
mempunyai tingkatan berdasarkan
intensitasnya sebagai berikut.
a. Menerima (retrieving)
b. Menanggapi (responding)
c. Menghargai (valuing)
d. Bertanggung jawab (responsible)
3. Tindakan atau praktik (practice)
Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi
3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu:
a. Praktik terpimpin (guided response), apabila
subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu
tapi masih tergantung pada tuntunan atau
menggunakan panduan.
b. Praktik secara mekanisme (mechanism), apabila
subjek atau seseorang telah melakukan atau
mempraktikkan sesuatu secara otomatis.
c. Adopsi (adoption), suatu tindakan atau praktik
yang sudah berkembang tidak sekedar rutinitas
tapi dilakukan modifikasi dan berkualitas.

( referensi: Notoatmojo,S. Promosi Kesehatan Teori


dan Aplikasinya. 2005. Jakarta: EGC )
Health belief Model didasarkan atas 3 faktor
esensial :
1. Kesiapan individu intuk merubah perilaku
dalam rangka menghindari suatu penyakit
atau memperkecil risiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan
individu yang membuatnya merubah perilaku.
3. Perilaku itu sendiri
( Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti persepsi tentang kerentanan
terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi
untuk memperkecil kerentanan terhadap
penyakit, potensi ancaman, dan adanya
kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan
 Epidemiologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang frekuensi, distribusi
dan determinasi suatu penyakit.
 Setiap aktivitas epidemiologi, selalu melihat
pada segi faktor risiko dimana faktor risiko
berupa perilaku adalah faktor risiko yang
mana sangat erat hubungannya dengan
TEMPAT, ORANG DAN WAKTU .

Anda mungkin juga menyukai