ABSTRAK
INTRODUCTION
Pengertian Tentang Profesi Tenaga Kesehatan Muslim
Profesi tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Bagi seorang tenaga kesehatan muslim, selain memberikan pelayanan
kesehatan, juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memperkuat iman serta nilai-
nilai keislaman dalam setiap tindakan yang dilakukan[1].
Sebagai seorang muslim, tenaga kesehatan perlu memiliki pemahaman yang benar akan
konsep kesehatan menurut Islam. Kesehatan dalam Islam bukan hanya sekedar tidak adanya
penyakit, tetapi juga meliputi kesehatan fisik, mental, dan spiritual. Oleh karena itu, tenaga
kesehatan muslim perlu memahami dan mengaplikasikan konsep kesehatan yang holistik ini
dalam setiap tindakan yang dilakukan[2].
Selain itu, sebagai tenaga kesehatan muslim, memiliki karakter dan akhlak yang baik juga
menjadi hal yang sangat penting. Hal ini karena dalam Islam, tenaga kesehatan dianggap
sebagai pelayan masyarakat yang memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan
pelayanan yang terbaik dan berakhlak mulia[3].
Islam menaruh perhatian yang Islam menaruh perhatian yang besar sekali yang besar sekali
terhadap dunia kesehatan untuk menolong orang yang sakit dan dan meningkatkan kesehatan.
Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja,beribadah dan melaksanakanaktivitas
lainnya.ajaran islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik
dan halal merupakan apresiasi islam terhadap kesehatan,sebab makanan salah satu penentu
sehat tidaknya seseorang[4].
Penting bagi tenaga kesehatan muslim untuk memiliki pemahaman yang benar tentang
konsep kesehatan dalam Islam, sehingga dapat memberikan pelayanan yang holistik dan tidak
hanya berfokus pada penyembuhan penyakit fisik, tetapi juga mengatasi masalah kesehatan
mental dan spiritual.Selain itu, karakter dan akhlak yang baik juga menjadi hal yang sangat
penting bagi tenaga kesehatan muslim, karena kesehatan dalam Islam tidak terlepas dari
akhlak dan moralitas[5].
Dalam menjalankan profesi sebagai tenaga kesehatan muslim, perlu juga memperhatikan
aspek syariat Islam dalam setiap tindakan yang dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman
tentang penggunaan obat-obatan, prosedur medis, hingga etika dalam berinteraksi dengan
pasien[6]. Sebagai contoh, tenaga kesehatan muslim perlu memperhatikan bahan-bahan yang
digunakan dalam obat-obatan, apakah halal atau tidak[7]. Selain itu, dalam berinteraksi
dengan pasien, tenaga kesehatan muslim perlu memperhatikan etika dalam berbicara dan
berperilaku, serta menjaga privasi pasien dengan baik[8].
Dengan profesi tenaga kesehatan muslim, diharapkan dapat memperkuat komitmen dan
tanggung jawab para tenaga kesehatan muslim dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
baik, berakhlak mulia dan sesuai dengan syariat Islam[9]. Hal ini akan berdampak positif
pada masyarakat yang menjadi pasien, serta mampu memperkuat citra tenaga kesehatan
muslim sebagai pelayan masyarakat yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia[10].
DISCUSSION
Prinsip nakes muslim adalah sebuah panduan etika yang harus dipegang oleh para tenaga
kesehatan muslim dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Prinsip-prinsip ini
mencakup nilai-nilai moral Islam yang harus diterapkan dalam praktek kesehatan.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seorang tenaga kesehatan muslim harus
selalu mengingat bahwa pelayanan kesehatan bukan hanya sekedar tugas profesi, tetapi juga
merupakan amal ibadah yang harus dilakukan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip nakes muslim, diharapkan para tenaga kesehatan muslim
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.
4. Tidak berbuat diskriminatif terhadap pasien Seorang tenaga kesehatan muslim harus
menghindari diskriminasi terhadap pasien. Ia harus memperlakukan semua pasien
dengan cara yang sama, tanpa memandang jenis kelamin, agama, ras, atau status
sosial.
5. Tidak merugikan pasien dalam segala bentuk Seorang tenaga kesehatan muslim harus
menghindari melakukan tindakan yang dapat merugikan pasien. Ia harus selalu
memperhatikan keamanan pasien dan menghindari melakukan kesalahan yang dapat
membahayakan pasien.
6. Mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku dalam praktek kesehatan Seorang tenaga
kesehatan muslim harus mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku dalam praktek
kesehatan. Ia harus selalu mengikuti prosedur dan panduan yang telah ditetapkan,
serta menjaga standar etika dan moral yang tinggi.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip nakes muslim ini, diharapkan para tenaga kesehatan
muslim dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermanfaat bagi
masyarakat. Prinsip-prinsip ini tidak hanya berguna bagi tenaga kesehatan muslim, tetapi
juga dapat menjadi pedoman bagi tenaga kesehatan dari agama lain untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih baik dan bermartabat.
Komunikasi Nakes Muslim
Berikut ini adalah pengertian dari komunikasi Islam menurut beberapa pendapat:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan(1) Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3) Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya (5)” (QS. Al- Alaq[96]:1-5).
Dari ayat di atas dapat paparkan, bahwasanya dalam ayat tersebut telah
memperlihatkan mulai terjadinya proses komunikasi antara Nabi Muhammad SAW dan
malaikat Jibril. Seperti sifat-sifat pernyataan yang dilontarkan malaikat Jibril yang
membingungkan Nabi Muhammad SAW, di sana awal terjadinya komunikasi antara malaikat
Jibril dan Nabi Muhammad SAW.
Hal ini juga yang merupakan prinsip dalam komunikasi Islam. Adab dalam Komunikasi
Islman:
1. Salam islami, berjabat tangan dan kalau perlu saling berpelukan (Al-Hadits).
2. Panggil klien dengan panggilan yang baik (al-Qur‟an).
3. Beri perhatian dan dengarkan terhadap apa yang dikomunikasikan klien baik secara
verbal atau nonverbal.
4. Mengenalkan diri jika belum kenal.
5. Validasi suasana hati klien.
6. Memulai kegiatan dengan “basmalah” dan mengakhirinya dengan “alhamdulillah”.
7. Hindari pertanyaan yang kiranya sulit dijawab klien
8. Tidak banyak menilai buruk dan menggunjing orang lain (Al-Qur‟an)
9. Beri nasehat jika perlu dengan cara yang baik (Al-Qur‟an)
10. Pujilah klien pada saat yang tepat dan jangan terlalu banyak memuji karena
pujianyang banyak hanya milik Allah (Minhajul Qasidin, Ibnu Qudamah)
11. Jangan berbohong dan terlalu banyak bersenda gurau (Al-Hadits)
12. Saling menjaga rahasia
13. Selalu mencari kelebihan-kelebihan klien. Ibnu Mubarak berkata:”Orang mukmin itu
selalu mencari kelebihan saudaranya, sedangkan orang munafik selalu mencari setiap
kekurangan saudaranya”
14. Perlakukan klien dengan cara yang disukai klien dari hal-hal yang baik.
15. Berdiamlah jika tidak bisa berkata dengan baik (al- hadits).
16. Menjaga keikhlasan, kesetiaan dan ketawadzuan (Minhajul Qasidin, Ibnu Qudamah)
17. Tidak membebaninya dengan hal-hal yang sulit
18. Berjiwa pemaaf dan tidak menjadikan satu lebih mulia dengan yang lainnya
(Minhajul qasidin, Ibnu Qudamah)
19. Buatlah kesepakatan / kontrak agar bias menindak lanjuti dan saling nasehat
menasehati.
20. Tim kesehatan harus mampu memberikan rasa aman dan nyaman (Q. S. Al-
Quraisy:4)
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dilihat adanya keterkaitan yang sangat
erat antara komunikasi terapeutik dengan komunikasi Islam. Tujuan komunikasi terapeutik
yaitu untuk menyembuhkan pasien melalui media pengobatan dengan prosedur- prosedur
yang berlaku. Adapun tujuan dari komunikasi Islam yaitu menjalin hubungan komunikasi
yang didasari pada nilai-nilai keislaman yang bersumber dan al-Qur‟an dan hadits.
Berdasarkan hal tersebut, baik komunikasi terapeutik maupun komunikasi Islam sama- sama
bertujuan untuk mencapai tujuan yang agung, yaitu menyembuhkan pasien dan menjalin
komunikasi yang baik dengan berlandaskan pada al-Quran maupun Sunnah. Jika kedua hal
tersebut dapat terwujud, maka akan menghasilkan suasana yang harmonis antara manusia.
Selain itu, keterkaitan yang erat antara komunikasi terapeutik dengan komunikasi
Islam juga dapat dilihat dari adab-adab yang harus dipenuhi dalam menjalankan kedua
komunikasi tersebut. Ada aturan- aturan dan adab-adab yang harus dijalankan oleh perawat
maupun tenaga medis dalam menjalankan komunikasi terapeutik terhadap pasien-pasiennya.
Adab-adab tersebut tentunya bertujuan untuk menciptakan suasana komunikasi yang
harmonis antara perawat dan pasien dalam proses penyembuhan atau pengobatan pasien. Jika
adab- adab tersebut tidak dipenuhi, maka komunikasi terapeutik dalam proses penyembuhan
pasien tidak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, pasien tidak akan sembuh secara
cepat. Adapun adab-adab dalam komunikasi terapeutik yang sebagaimana yang telah
dipaparkan pada bagian sebelumnya, sangat banyak mencerminkan nilai-nilai Islam. Di
antaranya adalah memperlakukan pasien dengan cara yang baik, baik dari perkataan maupun
perbuatan, menjaga kerahasiaan pasien, mengontrol emosi dan bersikap sabar dalam
mengahadapi pasien, serta sikap-sikap dan adab-adab baik lainnya. Hal tersebut jelas
merupakan sikap-sikap yang mencerminkan nilai-nilai Islam yang sangat tinggi.
The Nine-Golden Habits Na-Kes Muhammadiyah
The Nine Golden Habits adalah merupakan sikap yang menjadi program unggulan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sebagai salah satu upaya mewujudkan cita-cita
Muhammadiyah yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Di sisi lain melalui program ini Badan Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan ingin menawarkan investasi yang amat berharga untuk meraih
keberuntungan besar, yakni syurga, Jannatun Naiim.
The Nine Golden Habits merupakan program penguatan nilai-nilai Islami bagi seluruh
civitas akademika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang berfungsi sebagai
perwujudan Visi dan Misi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sehingga terwujud
atmosfir Al-Islam dan Kemuhammadiyahan bagi seluruh civitas akademika Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Badan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan berharap kiranya seluruh civitas akademika
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mampu merealisasikannya dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga terwujud kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang
Islami sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah. AdapunLandasan program The
Nine Golden Habits adalah :
1. Perintah bertaqwa kepada Allah secara maksimal. (QS. Ali Imran : 102)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
Dia banyak menyebut Allah.
4. Amal yang paling dicintai Allah SWT. Adalah amal yang dilakukan secara terus
menerus.
Dari Aisyah radliallahu ‘anhabah wadia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
pernah ditanya; “Amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Dia menjawab; ‘Yang
dikerjakan terus menerus walaupun sedikit, lalu beliau bersabda: ‘Beramallah sesuai
dengan kemampuan kalian.’
CONCLUSION
Dalam pandangan agama islam pelayanan nakes merupakan tugas mulia, baik secara
tersurat maupun tersirat. Profesi petugas kesehatan harus dijadikan sebagai profesi
yang sebenarnya dan profesional. dalam menjalankan tugas harus memperhatikan
ketelitian, kecermatan, dan kewaspadaan guna meminimalisir resiko negatif yang
munkin timbul.dalam keadaan darurat membolehkan segala yang dilarang tetapi
hukum asalnya adalah At-tahrim ( keharaman )
REFERENCES
Harjani Hefni, Komunikas Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2015.
Arifuddin Tike, Dasar-dasar Komunikasi: Suatu Studi dan Aplikasi (Yogyakarta: Kota
Kembang Yogyakarta, 2009
https://bim.umsu.ac.id/the-nine-golden-habits-2/