Anda di halaman 1dari 6

PSIKOLOGI DALAM KESEHATAN

RAHMAT HIDAYAH
020150017

A. Ilmu Psikologi Dalam Kesehatan


Secara umum kesehatan  dibedakan atas kesehatan individu dan
kesehatan masyarakat. Kesehatan individu tercermin dari kesehatan fisik dan
kesehatan mental seseorang. Sehat secara fisik apabila seseorang merasa
dirinya sehat dan dapat dibuktikan secara klinis ketika organ-organ didalam
tubuh berfungsi normal. Sedangkan sehat secara mental meliputi sehat pada
pikiran, emosional dan spiritual. Kesehatan masyarakat  sebagai sebuah
cabang keilmuan mempelajari cara-cara pencegahan penyakit dengan
mengenali faktor-faktor risiko penyakit sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara agregat. Prof. Winslow dari Yale University
memberikan batasan ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan
mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk
meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan
individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis
dan perawatan untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan
aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya
(Leavel and Clark, 1958).
Dalam disiplin ilmu kesehatan masyarakat, dipelajari Ilmu Perilaku
untuk pendidikan kesehatan. Biasanya disebut Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku (PKIP). Dalam disiplin ilmu tersebut, mempelajari pentingnya
Psikologi dalam dunia Kesehatan menyangkut ilmu-ilmu perilaku kesehatan
untuk memberikan kontribusi nyata kepada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Pengembangan keilmuan dibidang Pendidikan Kesehatan dan
Ilmu Perilaku diarahkan kepada aspek konseptual dan aspek terapan, di

1
antaranya metode dan teknologi pendidikan promosi kesehatan serta bidang
ilmu perilaku kesehatan dengan mempertimbangkan dan mengapresiasi aspek-
aspek sosial budaya masyarakat. Peminat cabang keilmuan psikologi
kesehatan diharapkan memiliki kemampuan merumuskan, menganalisis,
merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi berbagai strategi, metode dan
teknik promosi kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan masyarakat.

B. Peran Psikologi dalam Dunia Kesehatan


Harapannya semua orang berada dalam kondisi sehat. Psikologi
Kesehatan (keperawatan) dikembangkan untuk memahami pengaruh
psikologis terhadap bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat,
dan mengapa mereka menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang mereka
lakukan saat mereka jatuh sakit.
Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan
mempromosikan intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga
mengatasi kesakitan yang dideritanya. Psikologi kesehatan tidak
mendefinisikan “sehat” sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian
yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial.
Psikologi kesehatan mempelajari seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang
rentang hidup. Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan
hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana
merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki
pola makannya.
Psikologi Kesehatan juga mempelajari aspek-aspek psikologis dari
pencegahan dan perawatan sakit. Seorang psikologi kesehatan misalnya,
membantu mereka yang bekerja di lingkungan yang memiliki tingkat stress
yang tinggi untuk mengelola stress dengan efektif, sehingga tekanan yang
dialami di lingkungan kerja tidak mempengaruhi kesehatan mereka. Seorang
psikolog kesehatan juga dapat bekerja dengan mereka yang sedang menderita

2
suatu penyakit agar dapat menyesuaikan mental dan fisik mereka dengan
penyakit tersebut atau untuk mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter
yang merawatnya. Psikologi kesehatan juga fokus pada etiologi dan kaitannya
dengan kesehatan, sakit dan disfungsi. Etiologi merujuk pada asal dan
penyebab sakit, dan psikolog kesehatan secara khusus tertarik pada faktor-
faktor perilaku dan sosial yang menyumbang kesehatan dan sakit dan
disfungsi. Faktor-faktor tersebut meliputi kebiasaaan yang merusak atau
menunjang kesehatan seperti konsumsi alkohol, merokok, olahraga,
mengenakan sabuk pengaman, dan cara-cara ‘berkawan’ dengan stress.
Psikologi kesehatan bertujuan untuk memahami dinamika psikologis
individu yang tetap menjaga kesehatannya, dinamika psikologis individu yang
sehat namun kemudian mendapat diagnosa penyakit kronis serta dinamika
psikologis individu saat merespon keadaan sakit kronis  yang sedang dialami.
Kita pasti pernah bertemu dengan orang yang tampak selalu sehat dan jarang
sakit. Terbersit dalam benak kita, apa yang dilakukan orang tersebut sehingga
kesehatannya terjaga? How does he or she maintain his or her
health? Dinamika psikologis apa yang tercermin pada individu yang berhasil
menjaga kesehatannya? Kita pernah pula berjumpa dengan orang yang sehat,
namun setelah orang tersebut mendapat diagnosa penyakit tertentu, muncul
banyak perubahan pada dirinya. Perubahan fisik dan juga perubahan
emosional. Orang tersebut menjadi lebih sensitif perasaannya-lebih emosional,
menjadi kurang semangat dalam berkarya-malas, bahkan mungkin
memperlihatkan perubahan perilaku yang sangat berbeda dalam
kesehariannya. 
Dinamika psikologis apa yang terlihat pada individu yang demikian?
Kita mungkin juga pernah bertemu dengan orang yang tengah berjuang dalam
menghadapi penyakit kronis yang dideritanya. Kita seolah dapat membaca
cerminan jiwanya, antara yakin dan tidak yakin bahwa dirinya bisa terbebas
dari penyakit yang dideritanya. Terkadang kita melihat orang itu tampak
bersemangat dan akan melakukan apapun demi kesembuhannya, namun di
saat lain kita meyaksikan orang tersebut berada pada puncak keputusasaannya.

3
Sehingga apapun yang kita katakan atau kita lakukan seolah tidak terlalu
bermakna bagi dirinya. Dinamika psikologis apa yang ada pada individu yang
demikian? Dinamika psikologis individu yang sehat ? Individu ini menyadari
bahwa kesehatan adalah sesuatu yang teramat penting. Bentuk kesadaran ini
tercermin dalam perilaku sehat (health behaviour). Perilaku sehat adalah
perilaku seseorang dalam mempertahankan status kesehatannya. Olah raga
teratur dan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi adalah contoh perilaku
sehat.
Individu selalu belajar (learn) dari kisah kesehatan orang lain. Proses
ini adalah bagian dari dinamika psikologis orang yang sehat. Karena ia
mendapatkan pemahaman (insight) bagaimana menjaga kesehatannya dan
bagaimana terhindar dari penyakit yang dialami oleh orang lain. Sehingga jika
ada keinginan untuk melakukan perilaku yang tidak sehat (poor health
behavior) - misal merokok - akan selalu ada yang informotaknya untuk tidak
meneruskan keinginan berperilaku tidak sehat. Dinamika psikologis individu
yang sehat kemudian sakit ? Individu yang sehat dapat melakukan banyak
aktivitas secara mandiri. Ketika kemudian ia terdiagnosa dengan penyakit
kronis tertentu akan muncul ketakutan dan kecemasan atas eksistensi dan
performansinya.
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas
penyakit kronis yang dideritanya, yaitu :
1. Penolakan (Denial)
Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit
kronis seperti jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya
ini, pasien akan memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita
tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita
sebenarnya berat) dan menyakini bahwa penyakit kronis ini akan segera
sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek (menolak untuk
mengakui bahwa penyakit kronis ini belum tentu dapat disembuhkan secara
total dan menolak untuk mengakui bahwa ada efek jangka panjang atas
penyakit ini, misalnya perubahan body image).

4
2. Cemas
Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan
merupakan sesuatu yang umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut
atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan membayangkan
kematian yang akan terjadi padanya. Bagi individu yang telah menjalani 
operasi jantung, rasa nyeri yang muncul di daerah dada, akan memberikan
reaksi emosional tersendiri. Perubahan fisik yang terjadi dengan cepat akan
memicu reaksi cemas pada individu dengan penyakit kanker.
3. Depresi
Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita
penyakit kronis. Kurang lebih sepertiga dari individu penderita stroke,
kanker dan penyakit jantung mengalami depresi. Untuk dapat memahami
respon yang terjadi atas perubahan yang ada pada penderita penyakit
kronis, perlu pemahaman yang mendalam tentang diri individu (self) itu
sendiri. Self merupakan salah satu konsep utama dalam ilmu psikologi. Para
psikolog mengacu pada self concept sebagai keyakinan atas kualitas dan
penilaian yang dimiliki seseorang.
Penyakit kronis dapat menghasilkan perubahan yang drastis
pada self concept dan self esteem. Beberapa perubahan yang ada bisa
bersifat sementara, walaupun ada juga yang bersifat permanen. Self
concept itu sendiri merupakan bagian dari self evaluation termasuk
didalamnya beberapa aspek seperti body image, prestasi, fungsi sosial dan
the private self.
1. The Physical Self
Body image merupakan penilaian dan evaluasi atas fungsi dan
penampilan fisik seseorang. Body image yang rendah berhubungan
dengan harga diri yang rendah diikuti dengan terjadinya peningkatan
depresi serta kecemasan.
2. The Achieving Self
Jika keadaan penyakit kronis menjauhkan individu dari
aktivitas ini, konsep diri individu yang bersangkutan bisa terkoyak dan

5
rusak. Namun jika pekerjaan dan hobi sama sekali tidak terpengaruh
oleh keadaan sakit dan sebagainya, individu dapat  memperoleh
kepuasan tersendiri dan meningkatkan harga dirinya.
3. The Social Self
Sebagaimana yang telah diketahui bersama, menciptakan
kembali kehidupan sosial pasien penderita penyakit kronis merupakan
aspek yang penting. Bentuk  sumber daya sosial yang dapat membantu
individu yang menderita penyakit kronis misalnya dengan pemberian
informasi, bantuan dan dukungan emosional. Partisipasi keluarga
dalam proses rehabilitasi merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan.
Memberikan informasi pada anggota keluarga lain (bahkan anak-anak)
yang akurat dan cukup mengenai keadaan individu yangs akit
(misalnya gangguan/penyakit yang dialaminya, proses/treatment yang
akan dijalaninya bahka perubahan emosional yang terlihat) merupakan
sesuatu yang penting untuk dilaksanakan agar terhindar dari
kebingungan dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi antara
individu yang sakit dengan pihak keluarga.
Dengan demikian, setiap individu memiliki dinamika
psikologisnya  tersendiri bilamana dikaitkan dengan status
kesehatannya. Antara individu yang sehat, individu yang sehat
kemudian sakit dan individu yang telah terkena penyakit kronis
memiliki dinamika psikologis dan emosional yang harus dipahami.
Psikologi kesehatan mencoba memahami aspek kejiwaan (psikologis
dan emosional) individu yang berada pada salah satu situasi diatas
(terlebih pada individu yang sakit).

Anda mungkin juga menyukai