Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan

Disusun oleh :

Kayla Rahma Mulqi 18310068

Yolanda Rosa 18310174

Muhammad Yosa Agusni 20310080

Mega 20310081

Wanda Fatresia 20310086

Naufal Hafidz Rizkillah 20310089

Rafif Falah Ramulya 20310095

Rahmat Burhanudin Ramadani 20310096

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberi


kesempatan serta ridho-Nya sehingga penulisan makalah mengenai
“Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan” berjalan dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menunaikan Tugas Semester
Pendek Blok Generic Skill dengan dr Ika Artini,M.kes
Kami menyatakan bahwa makalah ini sangat penting dan perlu
untuk mahasiswa pelajari. Materi makalah ini dapat digunakan dosen
maupun mahasiswa/mahasiswi sebagai calon dokter untuk belajar secara
mandiri.
Saya mengucapkan terima kasih kepada sumber yang telah
mendukung kesuksesan dari penyusun hingga selesainya penulisan
makalah ini. Mengingat penyajian materi yang masih dirasa kurang
lengkap,maka saya mengharapkan kritik dan saran.

Bandar Lampung, 9 agustus 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HalamanJudul.......................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar isi.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang…………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………….....
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
A. Pengertian Komunikasi Kesehatan................................................
B. Komunikasi Kesehatan pada pasien……………………………..
C. Prinsip Komunikasi.......................................................................
D. Komponen Dalam Komunikasi.....................................................
E. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi.....................................
F. Pentingnya Unsur Komunikasi Pelayanan Kesehatan...................
BAB III PENUTUP...............................................................................
A. Kesimpulan……………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang
selalu membutuhkan sesamanya dalamkehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia
lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia
dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang
disebut sebagai interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi
adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup
bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan
masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk,
sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat
mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982)
Profesor David K. Berlo dari Michigan State University menyebut secara
ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan interaksi sosial berguna untuk
mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui
keberadaan diri sendiridalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat
(Byrnes, 1965).
Jadi komunikasi jelas tdak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, sebab sangat erat
kaitannya dengan pergaulan antar manusia, berkomunikasi juga akan
memberikan pengaruh hidup pada seseorang dalam bermasyarakat, baik iyaa
seorang dokter, dosen, pedagang, pramugari, pemuka agama,ataupun seorang
tokoh adat dan sebagainya. Bisa disimpulkan yang menjadi indicator kegagalan
dan keberhasilan seseorang itu banyak dipengaruhi oleh kemampuannya dalam
berkomunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian komuikasi Kesehatan ?
2. Komunikasi Kesehatan Pada Pasien ?
3. Apa saja prinsip komunikasi ?
4. Apa saja komponen dalam komunikasi ?
5. Factor yang mempengaruhi komunikasi ?
6. Pentingnya unsur komunikasi dalam pelayanan kesehatan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami pengertian komunikasi kesehatan beserta
komponen-komponennya
2. Untuk mengetahui komuikasi kesehatan pada pasien
3. Dapat mengetahui apa itu komunikasi dalam pelayanan Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Kesehatan


1. Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicare atau
Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita
berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang
disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.Jadi
komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau
pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga
pesan yang dimaksud dapat dimengerti.Komunikasi adalah sebagai
pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain
(Davis,1981)
2. Kesehatan
Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani
maupun rohani. Jadi, Kesehatan adalah salah satu konsep yang sering
digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya. Faktor yang berbeda
menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan
penyakit (Gochman,1988; De Clercq,1993)
Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung paling tidak
komponen : biomedis,personal dan sosiokultural. keadaan (status) sehat
utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial, dan bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut
tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan
jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan
diukur secara tidak langsung.
3. Komunikasi Kesehatan
Proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui
saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk
mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan
yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental
(rohani), dan sosial.

B. Komunikasi Kesehatan Pada Pasien


1. Komunikasi Dengan Pasien Depresi
Depresi adalah suatu keadaan seseorang saat mengalami emosi yang
tidak menyenangkan karena suatu hal. Depresi merupakan suatu kondisi
saat seseorang mengalami suatu masalah berlebih sehingga otak sulit
untuk menerima informasi (Berry,2007). Pasien depresif umumnya
memiliki tekanan dan beban yang berat yang menyababkan tidak
terkontrolnya emosi. Keadaan depresif pun dapat terjadi karena
ketidaksiapan pasien untuk menerima hal baru.
Komunikasi yang berhasil, yaitu jika terdapat umpan balik antara
pengirim dan penerima pesan serta mendapatkan pemahaman yang sama
mengenai informasi yang diperbincangkan.Oleh karena itu, seorang
tenaga medis harus mampu untuk berkomunikasi dengan pasien depresif
dan membuat pasien tersebut mengerti serta paham mengenai topik
pembicaraan. Tanda-tanda dari pasien depresi menurut Floyd (2015)
adalah sebagai berikut:
a) Tidak mampu mengutarakan pendapat dan tidak berniat untuk
melakukan pembicaraan
b) Merasa dirinya sudah tidak berarti, tidak memiliki tujuan hidup,
serta merasa putus asa dan cenderung ingin bunuh diri
c) Gerakan tubuh tidak menunjukkan semangat, ketidaksabaran saat
duduk atau menulis
d) Menunjukkan rasa malas, lelah, tidak memiliki nafsu makan, sukar
tidur dan sering menangis
e) Berpikir secara lamban, seolah-olah pikiran kosong, dan
konsentrasi terganggu
f) Merasakan perasaan bersalah yang mendala, tidak masuk akal,
depersonalisasi dan halusinasi.
2. Komunikasi Dengan Pasien Pasif
Pasien yang pasif dapat membuat tenaga kesehatan merasa kesulitan
karena lebih menutup diri dan merasa sulit untuk mengungkapkan
sesuatu yang dirasakan/dialami. Hal ini akanmenyebabkan terganggunya
proses diagnosis dari pasien tersebut. Penyebab seorang pasien pasif
dapat dikategorikan dalam dua hal, yaitu karena sifat pasif tersebut
merupakan karakter natural/alami mereka atau karena pasif itu
disebabkan olehfaktor lainnya,seperti rasa sakit, tekanan, perasaan sedih
mendalam, dan sebagainya (Wiener, 1990).
Oleh karena itu, tenaga kesehatan harus memiliki kemampuan
interpersonal yang baik untuk dapat berkomunikasi dengan pasien.
Kemampuan interpersonal tersebut meliputi keinginan untuk mengenal
pasien bukan hanya sebagai benda yang harus diobati, namun sebagai
manusia yang memiliki perasaan untuk dimengerti.
Ciri-ciri seorang pasien pasif antara lain, yaitu bersifat menerima saja,
mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain karena tidak ingin
mengalami konflik, tidak berani menatap mata lawan bicarasaat sedang
berbicara, cenderung berbicara setelah lawan bicara selesai berbicara,
serta tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya.
Untuk melakukan komunikasi yang berhasil, tenaga kesehatan harus
mampu menyesuaikan diri secara cepat, tepat dan cermat pada kondisi
khusus ini.Hal yang dapat dilakukan pada pasien pasif diantaranya, yaitu:
a) Bertanya dan meminta sertamemberi kesempatan kepada klien
untuk menguraikan segala keluh kesahnya
b) Bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka kepada pasien
c) Menganjurkan pasien untuk menguraikan persepsinya dan
meneruskan pembicaraan
d) Menunjukkan perilaku penerimaan informasi dari pasien secara
mendukung dan fokus untuk mengklarifikasi setiap informasi yang
diberikan pasien
e) Memberikan saran yang sesuai dengan informasi yang didapat
dengan mengkonfirmasikannya lagi kepada pasien
f) Menghindari berinteraksi dengan agresif dan pasif.

Komunikasi asertif merupakan komunikasi yang tepat


dilakukan kepada pasien pasief karena komunikasi tersebut lebih
terbuka dan menghargai diri sendiri serta orang lain. Saat melakukan
komunikasi tersebut, tenaga kesehatan harus lebih terbuka, jujur,
memahami, dan mendengarkan pendapat diri dan orang lain, mencari
solusi dan keputusan bersama, dan menghargai diri sendiri dan orang
lain, serta mengatasi konflik. Sikap yang dilakukan dalam komunikasi
dengan pasien pasif, yaitu santai dan tidak kaku, badan tegak lurus,
ekspresi dan bahasa tubuh dapat terukur dan menyesuaikan kondisi,
dan melihat langsung dengan suasana santai.
3. Komunikasi Dengan Pasien Agresif/Marah
Marah merupakan suatu respon emosional yang diperlihatkan dari diri
seseorang ke orang lain karena merasa ada yang “salah” terhadap
dirinya.30 Kemarahan adalah suatu respons terhadap rasa takut, frustasi,
kurangnyakontrol, dan/atau kecemasan (Sheldon, 2010). Respon yang
muncul dari pasien marah tentu memiliki sebab tertentu, seperti adanya
kabar buruk yang diberikan oleh professional kesehatan ataupun karena
kurangnya informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
Lloyd dan Bor (2009) menyarankan professional kesehatan untuk
melakukan hal-hal berikut:
a) Jaga jarak, jangan menyentuh, jangan memotong pembicaraan,
memahami kemarahannya, memberi solusi, jika sudah berhenti
marah segera ambil alih pembicaraan
b) Mengetahui penyebab kemarahannya dan menunjukan kemauan
untuk berbicara dan mendengarkan pasien
c) Menanyakan pertanyaan yang sifatnya terbuka
d) Tidak menganggu atau mengancam pasien atau keluarganya
dengan cara apapun
e) Tidak menyetujui atau menjanjikan sesuatu yang tidak dapat
ditepati.
f) Jangan membicarakan orang yang marah atau agresif tanpa
sepengetahuan mereka karena mereka dapat menganggapnya
sebagai tindakan yang mengancam mereka
g) Coba untuk tidak tersinggung atau terlibat terlalu dalam secara
emosional
h) Jika keadaan semakin membahayakan, panggilah bantuan namun
tetap awasi pasien jika sedang menghadapi masalah dan
pertahankan situasi jika memungkinkan
C. Prinsip Komunikasi
Adapun prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl
Rogers, yaitu:
a) Perawat harus mengenal dirinya sendiri
b) Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya,
dan menghargai
c) Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien
d) Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman
bagi pasien
e) Kejujuran dan terbuka, Mampu sebagai role model, Altruisme, dan
Bertanggung jawab.
D. komponen dalam komunikasi
1. Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas mengirimkan pesan.
2. Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan. Bisa
berbentuk pesan yang diterima maupun pesan yang sudah
diinterpretasikan.
3. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan.
Pesan akan efektif bila jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh si
pengirim pesan.
4. Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara
ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh: catatan atau surat adalah kata;
bau badan atau cium parfum adalah penciuman (dicium), dan lain-lain
5. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali
kepada pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan
balik merupakan proses yang kontinue karena memberikan respons pesan
dan mengirimkan pesan berupa stimulus yang baru kepada pengirim
pesan.

E. Factor yang mempengaruhi komunikasi


1. Situasi/suasana
Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan
mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara
bising yang diterima komunikan saat proses komunikasi berlangsung
membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh karena itu,
sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan
sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman. Komunikasi yang
berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat mungkin
diterima dengan kurang tepat pula. Misalnya, apabila perawat
memberikan penjelasan kepada orang tua tentang cara menjaga kesterilan
luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu saja pesan tersebut kurang
diterima dengan baik oleh orang tua karena perhatian orang tua tidak
berfokus pada pesan yang disampaikan perawat, melainkan pada
perasaan sedihnya.
2. Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi.
Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan
sehingga antara komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi
tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat mempengaruhi
pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu,
komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada
komunikan, dapat dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi
dan kalimat yang jelas.

F. Pentingnya unsur komunikasi dalam pelayanan Kesehatan


Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang
lain dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan
dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu melakukan komunikasi
diantara sesamanya. Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yang
dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial dengan orang lain
merupakan hasil dari suatu komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi
unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai
bagian dari sistem sosial.
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan
dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual
maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan memberikan dampak
pada buruknya hubungan antar individu atau kelompok. Tatanan klinik
seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok
sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama
untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada
konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu
konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan
unsur hubungan antar individu yang bekerja Komunikasi di lingkungan
rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama
untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada
konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu
konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan
unsur hubungan antar individu yang bekerja Komunikasi di lingkungan
rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya.
Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen
internal an konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur
hubungan antar individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara
horisontal ataupun hubungan secara vertikal.
Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan,
unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider merupakan
gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih
mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara
individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah
sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit,
diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu
yang terlibat.
Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber
stres, pada umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi
yang buruk.Keperawatan yang menjadi unsur terpenting dalam memberikan
pelayanan dalam hal ini perawat berperan sebagai provider.
Fokus perhatian terhadap buruknya komunikasi juga terjadi pada tim
keperawatan. Hal ini terjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah:
a) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik
saat melakukan intraksi dengan klien.
b) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan
komunikasi dua arah secara terapeutik.
c) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual
yang berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri
sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu


hubungan interpersonal yang mencerminkan penerapan komunikasi yang
lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan permasalahan
yang dapat terjadi pada komunikasi yang dijalin oleh tim keperawatan
dengan kliennya. Modifikasi yang perlu dilakukan oleh tim keperawatan
adalah melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model konseptual
sebagai dasar ilmiah dalam melakukan tindakan keperawatan. Sebagai
contoh adalah melakukan komunikasi dengan menggunakan pendekatan
model konseptual proses interpersonal yang dikembangkan oleh Hildegard
E.Peplau.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi
tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara
secara terus menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan,
melancarkan, melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka
mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun
hubungan antar manusia.
Terdapat 3 prinsip dalam komunikasi, yaitu : Adanya proses
komunikasi, Makna yang dikandung pesan, dan Menuju suatu model proses
komunikasi yang umum dan memusat
Komponen komunikasi hampir sama dengan unsure-unsur
komunikasi, yaitu: Komponen komunikan, Komponen komunikator,
Komponen pesan, dan Komponen umpan balik.
Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi, yaitu : Latar Belakang
Budaya, Ikatan kelompok atau Group, Harapan, Penddikan dan Situasi.
Dari hasil pembahasan mengenai komunikasi kesehatan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa komunikasi merupakan penyampaian informasi yang
berisi ide, perasaan, perhatian, makna, serta pikiran yang diberikan oleh
pengirim informasi kepada penerima informasi dengan harapan si penerima
pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan
perilakunya. Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal.
Komunikasi verbal yang paling baik miliki setiap individu adalah sikap
asertif yaitu tidak menang sendiri dan tidak terlalu menahan diri terhadap
intervensi orang lain.

B. Saran
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca baik di masa yang sekarang maupun masa yang akan datang.
Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
makalah ini, karena penulis pun masih dalam tahap pembelajaran. Penulis
memohon kritik dan saran kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Alo, Lilliweri.2008.Dasar – Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta:


PustakaPelajar.

Jufri, Andry.2013.Makalah Komunikasi Kesehatan.


http://andryjufri.blogspot.com/2013/01 /makalah-komunikasikese
Maulana, Arif. 2012. Pengembangan Komunikasi Kesehatan Perlu
Ditingkatkan.http://www. unpad.ac.id/2012/10/pengembangankomunikasi-
kesehatanperluditingkatka

Prinsip-prinsip dalam komunikasi, http://fadliyanur.multiply.com

Komponen Komunikasi, http://lusa.web.id/komponen-komunikasi/

Pentingnya Penerapan Komunikasi,http://spkepjiwa.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai