NIM : S20027
Kelas : S20A
2020/2021
NURSING ADVOCACY
Secara umum keperawatan telah berjalan dengan komitmen utamanya terhadap klien,
advokasi menjadi satu hal yang harus di perhatikan, sebagaimana pengertiannya
“Perlindungan dan dukungan terhadap hak-hak orang lain”. Sebagai kewajiban moral yang
jelas bagi perawat, advokasi telah menemukan justifikasi (pembenaran) kepada pendekatan
keperawatan yang didasarkan pada prinsip maupun asuhan kedalam etika keperawatan.
Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi pasien.
Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan bagian dari kode etik pasien. Perawat
dalam perannya sebagai advokat pasien menggunakan skill sebagai pendidik, konselor, dan
leader guna melindungi dan mendukung hak pasien.
Nursing advocacy adalah proses dimana perawat secara objektif memberikan klien
informasi baik itu dari pasien dirawat di rumah sakit sampai pasien sembuh serta berupa
informasi mengenai fasilitas, biaya, ruangan, dan layanan kesehatan yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan serta mendukung klien apapun keputusan yang ia buat.Perawat sebagai
advokasi menjadi penghubung antara klien dan tim kesehatan lainnya.
Menurut Ana (1985) Perawat sebagai advokasi yaitu melindungi klien atau
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak
kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun.
a. Sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya
pemenuhan kebutuhan klien.
b. Membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan
upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
professional.
c. Perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan
keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien.
Pengetahuan : Suatu faktor yang dominan penting untuk terbentuknya tindakan yang berupa
kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku.
Keyakinan : Menjadi pegangan atau pedoman setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat.
2. Faktor pendukung (enabling factor) : Faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik dan
fasilitas institusi atau rumah sakit tersedianya lingkungan fisik yang memungkinkan serta
fasilitas yang cukup mendorong seseorang untuk berprilaku atau berperan dalam
komunitasnya.
3. Faktor pendorong (reinforcing factor) : Terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau perawat profesional lain yang merupakan referensi. Sikap dan perilaku
komunitas profesi akan mendorong anggota lain untuk bersikap dan berperilaku seperti dia.
3. STRATEGI ADVOCACY
1. Melakukan pendekatan loby dengan para pembuat keputusan setempat yaitu bersedia
mengeluarkan kebijakan untuk membantu atau mendukung program.
4. HAK-HAK PASIEN
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
4. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi.
7.Memilih dokter dan kelas perawat sesuai dengan keinginan dan sesuai dengan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
9. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanyan kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.