Anda di halaman 1dari 31

AGEN – AGEN INFEKSIUS

Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Definisi Agen Infeksius
Agen infeksius adalah mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi.
Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain virus, bakteri, jamur, parasit,
riketsia, dan clamidia.
Agen pencetus infeksi terdiri atas beberapa jenis dengan kemampuan yang berbeda-beda
dalam menimbulkan infeksi progresif dan penyakit. Sebagai contoh, pada satu ujung spektrum,
satu mikroorganisme hidup mungkin cukup untuk menimbulkan penyakit (misal Richettsia
tsutsugamushi), sedangkan mikroba lain,sejuta organisme atau lebih mungkin baru diperlukan
untuk menimbulkan penyakit (misal Salmonella typhi).
Hanya dua sifat umum diperlukan oleh suatu agen infeksi agar menimbulkan penyakit.
1. Agen infeksi tersebut harus mampu melakukan metabolisme dan memperbanyak diri di
dalam jaringan hospes.
2. Agen infeksi tersebut harus mampu mendapatkan tekanan oksigen, pH yang sesuai, suhu,
danlingkungan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya
Virus
Tokoh dalam penemuan virus
1. Adoft Mayer (1883, Jerman)
Percobaan diawali dari munculnya penyakit bintik kuning pada daun tembakau. Iamencoba
menyemprotkangetah tanaman sakit ke tanaman sehat, hasilnyatanaman
2. Dmitri Ivanovski (1892, Rusia)
Ia mencoba menyaring getah tanaman yang sakit dengan filter bakteri sebelum disemprotkan ke tanaman
sehat. Hasilnya, tanaman sehat tetap tertular. Iamenyimpulkan bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi
dari bakteri yang lolossaringanyang menularkan penyakit.
3. Martinus W. Beijerinck (1896, Belanda)
Ia menemukan bahwa partikel itu dapat bereproduksi pada tanaman, tapi tidak pada medium pertumbuhan
bakteri. Ia menyimpulkan bahwa partikel itu hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya.
4. Wendel M. Stanley (1935, Amerika)
Ia berhasil mengkristalkan partikel tersebut. Partikel mikroskopis itu lalu dinamai TMV (Tobacco Mosaic
Virus).
Definisi Virus
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti
racun. Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Secara umum virus merupakan partikel
tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah
satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau
asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi
yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan
ekstrseluler diluar tubuh inang.
Bentuk & Ukuran Virus
Susunan Tubuh
Perkembangbiakan Virus
Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk
membantu sintesis protein virus dan virion baru; jenis sel yang
dapat diinfeksi oleh virus dapat sedikit dapat banyak. Untuk
tujuan diagnosti, sebagian besar virus ditumbuhkan dalam biakan
sel, baik turunan sel sekunder atau kontinu; pemakaian telur
embrionik dan hewan percobaan untuk membiakan virus hanya
dilakukan untuk investigasi khusus. Jenis biakan sel untuk
mengembangbiakan
Klasifikasi Virus
1. Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi akhiran
virinae Nama akhiran genus diberi akhiran virus.
2. Jenis asam nukleat (DNA/ RNA) berantai ganda/ tunggal.
3. Ukuran & morfologi tmsk tipe simetri kapsid.
4. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA & DNA yang penting bagi
replikasi genom.
5. Kepekaan thd zat kimia & keadaan fisik.
6. Cara penyebaran alamiah.
7. Gejala2 yang timbul.
8. Ada tidaknya selubung
9. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial/ diameter nukleokapsid untuk virus
helikoidal.
Peran Virus
1. Virus yang menguntungkan: Virus berperan penting dalam
bidang rekayasa genetika karena dapat digunakan untuk
cloning gen(reproduksi DNA yang secara genetis identik).
Sebagai contoh adalah virus yang membawa gen untuk
mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus juga digunakan
untuk terapi gen manusia sehingga diharapkan penyakit
genetis, seperti diabetes dan kanker dapat disembuhkan.
2. Virus yang merugikan: Virus yang dapat merugikan karena
menyebabkan berbagai jenis penyakit pada manusia, hewan
dan tumbuhan
Penyakit Akibat Virus
– Melalui saluran pernafasan – Melalui kulit & mukosa
contoh : virus influenza penyebab genitalia
influensa, virus rubeola penyebab contoh : virus herpes simplex1
campak, ronavirus penyebab SARS, penyebab stomatitis, flavivirus
virus variola penyebab penyakit penyebab DBD, rabies penyebab
cacar, virus varicella penyebab rabies, cytomegalovirus penyebab
penyakit cacar air. hepatitis
– Melalui saluran pencernaan – Melalui plasenta
contoh : virus hepatitis A,B, contoh : virus rubella,
poliomyelitis penyebab polio, cytomegalovirus
rotavirus penyebab diare
Virus yang Merugikan
➢ Virus Hepatitis
➢ Human Immunodeficiency Virus (HIV)
➢ Virus Dengue
➢ Virus Polio
➢ Virus Ebola
➢ Virus Influenza
Bakteri
Pengertian
• Bakteri merupakan organisme prokariot, yaitu
memiliki kromosom tunggal dan tidak memiliki
nukleus. (Gillespie et al, 2007). Bakteri adalah
nama sekelempok mikroorganisme yang
termasuk prokariotik yang bersel satu. Istilah
bakteri dari bahasa Yunani dari kata bekterion
berarti tongkat atau batang dan umumnya tidak
berklofrofil. Berkembang biak dengan membela
diri dan bahan – bahan genetiknya tidak
terbungkus dalam membran inti. (BIMA, 2005)
Struktur Bakteri
Klasifikasi Bakteri
Tujuan dari klasifikasi mikroorganisme adalah untuk 4. Preferensi atmosfer : Organisme aerob
menentukan potensi dari patogeniknya. Beberapa memerlukan oksigen; organism anaerob
bakteri memiliki kemampuan untuk menyebar secara memerlukan atmosfer dengan sangat sedikit
luas di komunitas dan menyebabkan penyakit yang atau tanpa oksigen.
serius.Bakteri dapat diidentifikasi berdasarkan 5. Kekhususan (fastidioudness) : Kebutuhan
serangkaian sifat-sifat, imunologis fisik atau sifat- akan media khusus atau pertumbahan
sifat molekuler. intraselular khusus
1. Reaksi Gram : Bakteri Gram-positif dan 6. Enzim Kunci : Tidak adanya fermentasi
bakteri Gram-negatif member respons laktosa membantu identifikasi salmonela,
terhadap antibiotik yang berbeda. Bakteri lain urease membantu identifikasi Helicobacter.
(misalnya Mikobakteria) mungkin 7. Reaksi Serologis : Interaksi antara antibodi
memerlukan teknik pewarnaan khusus. dengan struktur permukaan (misalnya subtipe
2. Bentuk Sel : Kokus, basilus, atau spiral. dari Salmonela, Haemophilus, Meningokokus,
3. Endospora : Keberadaan, bentuk, dan dan banyak lagi)
posisinya di dalam sel bakteri (terminal, 8. Sekuens DNA : Sekuens DNA ribosom 16S
subterminal, atau sentral). saat ini merupakan elemen kunci dalam
klasifikasi. (Gillespieet al, 2007
Identifikasi Bakteri
• Pemeriksaan Mikroskopis • Pembiakan Bakteri
Pemeriksaan langsung digunakan Pembenihan atau media yaitu
untuk mengamati pergerakan, dan campuran bahan-bahan tertentu yang
pembelahan secara biner, dapat menumbuhkan bakteri, jamur
mengamati bentuk dan ukuran sel ataupun parasit, pada derajat
yang alami, yang pada saat keasaman dan inkubasi tertentu.
mengalami fiksasi panas serta Pembiakan diperlukan untuk
selama proses pewarnaan mempelajari sifat bakteri untuk
mengakibatkan beberapa dapat mengadakan identifikasi,
perubahan (Koes Irianto, 2006). determinasi, atau differensiasi jenis-
jenis yang ditemukan.
JAMUR
Definisi
Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof, dinding sel spora
mengandung kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat
fagotrof, umumnya memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak
(multinukleat), atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien
dengan cara absorpsi (Gandjar, et al., 2006).
Jamur mempunyai dua karakter yang sangat mirip dengan tumbuhan
yaitu dinding sel yang sedikit keras dan organ reproduksi yang disebut spora.
Dinding sel jamur terdiri atas selulosa dan kitin sebagai komponen yang
dominan. Kitin adalah polimer dari gugus amino yang lebih memiliki
karakteristik seperti tubuh serangg daripada tubuh tumbuhan. Spora jamur
terutama spora yang diproduksi secara seksual berbeda dari spora tumbuhan
tinggi secara penampakan (bentuk) dan metode produksinya (Alexopoulus dan
Mimms, 1979).
Klasifikasi Jamur
Oomycetes
Dikatakan sebagai jamur air karena
sebagian besar anggotanya hidup di air atau
di dekat badan air. Hanya sedikit yang hidup
di darat. Miseliumnya terdiri atas hifa yang
tidak bersekat, bercabang, dan mengandung
banyak inti. Hidup sebagai saprofit dan ada
juga yang parasit. Pembiakan aseksualnya
dengan zoospora, dan dengan sporangium
untuk yang hidup di darat. Pembiakan
seksualnya dengan oospora. Beberapa contoh
dari kelompok ini antara lain: Saprolegnia
sp., Achya sp., Phytophtora sp (Alexopoulus
dan Mimms, 1979).
Zygomycetes
Kelompok Zygomycetes terkadang
disebut sebagai “jamur rendah” yang
dicirikan dengan hifa yang tidak bersekat
(coneocytic), dan berkembang biak
secara aseksual dengan zigospora.
Kebanyakan anggota kelompok ini
adalah saprofit. Pilobolus, Mucor,
Absidia, Phycomyces termasuk
kelompok ini (Wallace, et al.,1986).
Rhizopus nigricans adalah contoh dari
anggota kelompok ini, berkembang biak
juga melalui hifa yang koneositik dan
juga berkonjugasi dengan hifa lain.
Rhizopus nigricans juga mempunyai
sporangiospora.
Asycomycetes
Golongan jamur ini dicirikan dengan sporanya
yang terletak di dalam kantung yang disebut
askus. Askus adalah sel yang membesar, yang di
dalamnya terbentuk spora yang disebut
askuspora. Setiap askus biasanya menghasilkan
2-8 askospora (Dwidjoseputro, 1978). Kelas ini
umumnya memiliki 2 stadium
perkembangbiakan yaitu stadium askus atau
stadium aseksual.
Basidiomycetes
Basidiomycetes dicirikan memproduksi spora seksual
yang disebut basidiospora. Kebanyakan anggota
basiodiomycetes adalah cendawan, jamur payung dan
cendawan berbentuk bola yang disebut jamur berdaging,
yang spora seksualnya menyebar di udara dengan cara
yang berbeda dari jamur berdaging lainnya. Struktur
tersebut berkembang setelah fusi (penyatuan) dari dua
hifa haploid hasil dari formasi sel dikaryotik. Sebuah sel
yang memiliki kedua inti yang disumbangkan oleh sel
yang kompatibel secara seksual. Sel-sel yang diploid
membelah secara meiosis menghasilkan basidiospora
yang haploid.
Deutromycetes
Mc-Kane (1996) mengatakan, ada beberapa
jenis jamur belum diketahui siklus
reproduksi seksualnya (disebut fase
sempurna). Jamur ini “tidak sempurna”
karena belum ada spora seksual mereka
yang ditemukan. Anggota kelompok ini
berkembang biak dengan klamidospora,
arthrospora, konidiospora, pertunasan juga
terjadi. Deuteromycetes juga memiliki hifa
yang bersekat (Tortora, et al., 2001).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan jamur
1. Kelembaban
2. Suhu
3. Intensitas Cahaya
4. pH
Parasit
Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas dan
menghambat respon imun host. Parasit yang berbeda menyebabkan imunitas
pertahanan yang berbeda.
Parasit mengubah permukaan antigen mereka selama siklus hidup dalam host
vertebrata.
Parasit menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada
dalam host.
Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di dalam
sel host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun. Parasit
dapat menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan ataupun setelah
terikat pada antibodi spesifik. Parasit menghambat respon imun dengan
berbagai mekanisme untuk masing-masing parasit.
Riketsia
Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia
memiliki sifat yang sama dengan bakteri, termasuk bakteri
Gram negatif. Riketsia mempunyai enzim yang penting
untukmetabolisme. Dapat mengoksidasi asam piruvat,
suksinat, dan glutamat serta merubah asam glutamat
menjadi asam aspartat.Riketsia tumbuh dalam berbagai
bagian dari sel. Riketsia prowazekii dan Riketsia typhi
tumbuh dalam sitoplasma sel. Sedangkan golongan
penyebab spotted fever tumbuh di dalam inti sel. Riketsia
dapat tumbuh subur jika metabolisme sel hospes dalam
tingkat yang rendah, misalnya dalam telur bertunas pada
suhu 320 C. Pada umumnya riketsia dapat dimatikan
dengan cepat pada pemanasan danpengeringan atau oleh
bahan-bahan bakterisid.
Clamidia
Clamidia termasuk bakteri, memiliki ribosom, RNA, dan DNA,
dinding sel dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat.
Dikenal juga dengan Miyagawanellla atau Bedsonia, termasuk
Gram negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak
bergerak dan merupakan parasit intrasel obligat. Clamidia
berkembang melalui beberapa stadium mulai dari badanelementer
yang infeksius, berbentuk sferis dengan garis tengah 0,2-0,4
mikron, memiliki satu inti dan sejumlah ribosom.
Badanelementer kemudian berubah menjadi badan inisial dan
kemudian badan intermedier. Siklus perkembangan Clamidia
memakan waktu 24-48 jam.
Clamidia mempunyai 2 jenis antigen yaitu antigen grup dan antigen spesies.
Keduanya terdapat di dalam dinding sel. Antigen spesies tetap dalam dinding
sel meskipun sebagian besar grup telah dilepaskan dengan fluorocarbon atau
deoksikholat. Clamidia dapat dibeda-bedakan atas dasar patologenitas dan
jenis hospes yang diserangnya. Dua spesies yang terpenting adalah
Clamidia psittaci, membentuk badan iklusi intrasitoplasma yang tersebar
secara difus dan tidak mengandung glikogen. Penyebab penyakit Psitttacosis
pada manusia, omitosisi pada burung dan lain-lain.
Clamidia trachomatis, membentuk badan iklusi intrasitoplasma yang padat dan
mengandung glikogen. Dapat menyebabkan pneumonitis pada tikus. Pada
manusia dapat menyebabkan penyakit trachoma, konjungtivitas induksi, non-
spesifik, salpingitis, servistik, dan pneumonitis.
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai