Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman di era globalisasi saat ini, terjadi
peningkatan jumlah penduduk baik populasi maupun variasinya. Keadaan ini
memungkinkan adanya multicultural atau variasi kultur pada setiap wilayah.
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas
pun semakin tinggi. Hal ini menuntut setiap tenaga kesehatan profesional
termasuk perawat untuk mengetahui dan bertindak setepat mungkin dengan
perspektif global dan medis bagaimana merawat pasien dengan berbagai
macam latar belakang kultur atau budaya yang berbeda dari berbagai tempat di
dunia dengan memperhatikan namun tetap pada tujuan utama yaitu
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Penanganan pasien dengan latar belakang budaya disebut dengan
transkultural nursing. Transkultural nursing adalah suatu daerah atau wilayah
keilmuan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokusnya
memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai
asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Proses keperawatan transkultural diaplikasikan untuk mengurangi konflik
perbedaan budaya atau lintas budaya antara perawat sebagai profesional dan
pasien.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui transkultural dalam keperawatan: pengkajian budaya.

1
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus, yaitu mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan pengertian transkultural nursing.
b. Menjelaskan konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan
transkultural.
c. Mengetahui dan memahami pengkajian asuhan keperawatan budaya
dan berbagai instrument pengkajian budaya.

C. Batasan Karakteristik
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
BAB III : PENUTUP

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transkultural dalam Keperawatan


Transkultural Nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan budaya
pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat
dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan, dan tindakan dan
ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya
atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Bedasarkan definisi Leininger diatas, dalam melaksanakan praktik
keperawatan yang bersifat humanis, perawat perlu memahami landasan teori
dan praktik keperawatan yang berdasarkan budaya. Budaya yang telah menjadi
kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan transkultural
berdasarkan kerangka kerja keperawatan transkultural yang dikenal dengan
Leininger Sunrise Model (Leininger, 2002) dan tiga strategi utama intervensi
Leininger, yaitu pemeliharaan terhadap budaya, negosiasi budaya dan
merestrukturisasi budaya.
Bila seorang perawat mengabaikan landasan teori dan praktik
keperawatan yang berdasarkan budaya atau keperawatan transkultural, perawat
akan mengalami cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada
suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai
budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa
ketidaknyamanan, ketidakberdayaan, dan beberapa akan mengalami
disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien
sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negara diperbolehkan
seseorang untuk mengungkapkan rasa nyeri dengan berteriak atau menangis.
Tetapi bila seandainya perawat terbiasa dengan hanya meringis jika merasa
nyeri, ia akan menganggap sikap pasien mengganggu dan tidak sopan, maka
perawat pun akan meminta pasien bersuara pelan, bahkan tak jarang akan
memarahinya karena dianggap mengganggu pasien lainnya. Kebutuhan budaya

3
yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas
keperawatan yang diberikan.
Penting bagi perawat untuk memahami kultural sendiri sebelum
memahami keperawatan transkultural. Konsep tentang budaya dan gambaran
perilaku dan sikap yang mencerminkan budaya tertuang dalam ilmu
antropologi kesehatan. Dalam penerapan keperawatan transkultural, tak hanya
budaya yang harus diperhatikan, namun paradigma keperawatan pun perlu
diingat agar dapat diaplikasikan dalam keperawatan transkultural. Leoninger
(1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara
pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep
sentral keperawatan, yaitu: manusia, komponen sehat-sakit, lingkungan serta
keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
Tujuan dari keperawatan transkultural adalah untuk mengidentifikasi,
menguji, mengerti dan menggunakan pemahaman keperawatan transkultural
untuk meningkatkan kebudayaan yang spesifik dalam pemberian asuhan
keperawatan. Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring
adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi, serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai
tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara
utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam
perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu
meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang
berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human
caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan
polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

B. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural


Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada saat ini,
termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin
tinggi. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar negara

4
menyebabkan adanya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
Sehingga, perawat tidak hanya dituntut untuk bisa berkembang pada masa kini
tapi perawat pun harus berkembang dari masa lalu, seperti kebudayaan klien,
latar belakang klien, dan lain sebagainya. Menurut J.N Giger dan Davidhizar
konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan ada beberapa, antara lain :
1. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan
dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil
keputusan. Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan kecakapan
lain yang yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota komunitas
setempat. Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia
yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan
karyanya dan sebuah rencana untuk melakukan kegiatan tertentu
(Leininger, 1991). Menurut konsep budaya Leininger (1978, 1984),
karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Budaya
adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya
yang sama persis, (2) Budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis
karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga
mengalami perubahan, (3) Budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan
manusianya sendiri tanpa disadari.
2. Nilai budaya
Keinginan individua tau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi
tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang
optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan
asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan
tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang
datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).

5
4. Cultural
Seseorang yang memiliki pertentangan antara dua individu dari budaya,
gaya hidup, dan hukum hidup. Contohnya: Didin adalah anak yang
dilahirkan dari pasangan suku sunda dan batak.
5. Diversity
Diversity atau keragaman budaya adalah suatu bentuk yang ideal dari
asuhan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya
individu, kepercayaan, dan tindakan.
6. Etnosentris
Persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya
adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
7. Ras
Perbedaan manusia didasarkan pada asal muasal manusia.
8. Cultural shock
Suatu keadaan yang dialami klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak
mampu berdaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal
ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan,
ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi.
9. Diskriminasi
Perbedaan perlakuan individua tau kelompok berdasarkan ras, etnik, jenis
kelamin, sosial, dan lain sebagainya.
10. Sterotyping
Anggapan suatu individu atau kelompok bahwa semua anggota dari
kelompok budaya adalah sama. Seperti: perawat beranggapan bahwa
semua orang Indonesia menyukai nasi.
11. Assimilation
Suatu proses individu untuk membangun identitas kebudayaannya,
sehingga akan menghilangkan budaya kelompoknya dan memperoleh
budaya baru.

6
12. Perjudice
Adalah prasangka buruk atau beranggapan bahwa para pemimpin lebih
suka untuk menghukum terlebih dahulu suatu anggota.

C. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya dan Instrument Pengkajian


Budaya
1. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya
Perawat dalam menjalankan tugasnya sering menghadapi klien yang
memiliki latar belakang etnik, budaya, dan agama yang berbeda. Untuk
menghadapi situasi ini penting bagi perawat untuk memahami bahwa klien
memiliki pandangan dan interpretasi mengenai penyakit dan kesehatan
yang berbeda. Pandangan tersebut didasarkan pada keyakinan sosial-
budaya klien.
Perawat harus sensitif dan waspada terhadap keunikan warisan
budaya dan tradisi kesehatan klien dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien dari latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Perawat harus mengkaji dan mendengarkan dengan cermat tentang
konsistensi warisan budaya klien. Pengkajian tentang budaya klien
merupakan pengkajian yang sistematik dan komprehensif dari nilai-nilai
pelayanan budaya, kepercayaan, dan praktik individual, keluarga,
komunitas. Tujuan pengkajian budaya adalah untuk mendapatkan
informasi yang signifikan dari klien sehingga perawat dapat menerapkan
kesamaan budaya (Leininger dan MC Farland, 2002).
Perawat dalam melakukan pengkajian terhadap kebudayaan klien
dimulai dari menentukan warisan kultural budaya klien, latar belakang
organisasi sosial, dan keterampilan bahasa serta menanyakan penyebab
penyakit atau masalah untuk mengetahui klien mendapatkan pengobatan
rakyat secara tradisional baik secara ilmiah maupun mesogisoreligus atau
kata ramah, suci untuk mencegah dan mengatasi penyakit. Hal ini
dilakukan untuk pemenuhan komponen pengkajian budaya untuk

7
menyediakan informasi yang berguna dalam mengumpulkan data
kebudayaan klien.
Model matahari terbit dari Leininger menggambarkan keberagaman
budaya dalam kehidupan sehari-hari dan membantu melaksanakan
pengkajian budaya yang dilakukan secara komprehensif. Model ini
beranggapan bahwa nilai-nilai pelayanan budaya, kepercayaan, dan
praktik merupakan hal yang tidak dapat diubah dalam budaya dan dimensi
struktur sosial masyarakat, konteks lingkungan, bahasa dan riwayat etik
atau peristiwa bersejarah dari kelompok tertentu (Potter dan Perry,
Fundamental Keperawatan edisi 7, 187).
Tahapan pengkajian budaya dimulai dari mengetahui perubahan
demografik populasi pada lingkungan praktik komunitas yang disebut
dengan data sensus. Data sensus didapatkan dari data sensus lokal dan
regional serta laporan pelayanan kesehatan. Langkah berikutnya perawat
menggunakan teknik wawancara yang terbuka, terfokus, dan kontras untuk
mendorong klien menceritakan nilai-nilai, kepercayaan, dan praktik dalam
warisan budayanya (Spradley, 1979). Dalam melaksanakan pengkajian
budaya seorang perawat menjalin hubungan dengan klien dan memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi. Pengkajian budaya yang
komprehensif membutuhkan keterampilan, waktu hingga persiapan dan
antisipasi sangat diperlukan.
2. Instrumen Pengkajian Budaya
Pada abad ke-21 ini, tuntutan terhadap asuhan keperawatan semakin
besar, tak hanya asuhan keperawatan yang melihat sisi medisnya saja,
tetapi juga melihat dari sisi budaya. Jika melihat dari sisi budaya, ini
termasuk ilmu keperawatan yang memasuki level middle theory range,
yaitu teori transkultural nursing.
Transkultural nursing adalah suatu daerah atau wilayah keilmuan
budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokusnya
memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai
asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,

8
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada
manusia (Leininger, 2002). Transkultural nursing mempunyai tahapan
yang sama dengan proses keperawatan, antara lain; pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pengkajian dalam transkultural
nursing memiliki instrument atau komponen tersendiri, antara lain;
warisan dan sejarah etnik, variasi biologis, religious dan kepercayaan,
organisasi sosial, komunikasi, waktu, kepercayaan perawatan dan
prakteknya, serta pengalaman sebagai tenaga proposional.
Warisan budaya dan sejarah etnik sering membawa pada nilai-nilai
dan norma yang berlaku pada suatu adat-istiadat, ras klien, atau dalam hal
ini dapat dikaji tentang persepsi sehat dan sakit menurut budaya klien,
keikutsertaan cara-cara budaya dalam proses perawatan. Religius dan
kepercayaan ini adalah faktor yang sangat mempengaruhi karena
membawa motivasi tersendiri untuk menempatkan kebenaran di atas
segalanya. Kajian religius dapat meliputi agama yang dianut, sudut
pandang pasien terhadap penyebab penyakit, proses penyembuhannya
serta sisi positif agama pasien yang dapat membantu proses
kesembuhannya. Variasi biologis, perbedaan biologis antara anggota
kelompok kultur, seperti struktur dan bentuk tubuh, warna kulit, variasi
enzimatik dan genetik, kerentanan terhadap penyakit, variasi nutrisi.
Pengkajian organisasi sosial mengacu pada unit keluarga dan kelompok
sosial, dimana di lihat tentang keadaan soal keluarga seperti ekonomi,
pergaulan sosial. Sedangkan pada kelompok sosial klien dapat dilihat
sejarah lingkungan dan kondisi lingkungan.
Komunikasi adalah hal terpenting dalam pelaksanaan proses asuhan
keperawatan, ketidakberhasilan komunikasi dapat menghambat proses
diagnosa dan tindakan serta dapat membawa pada hasil yang tragis. Dalam
hal ini perawat harus dapat melihat bahasa yang digunakan pasien secara
verbal maupun nonverbal. Ruang personal menunjukkan sikap klien yang
harus ditanggapi oleh perawat secara sensitif, sehingga tidak menimbulkan

9
rasa ketidaknyamanan pasien. Bukan hanya mengenai ruang personal yang
harus menjadi pertimbangan tetapi juga mengenai waktu, orientasi waktu
berbeda-beda dalam setiap etik ada yang memprioritaskan pada saat ini
ada juga yang saat mendatang. Perbedaan orientasi waktu ini akan
membawa pada perencanaan asuhan jangka panjang. Keyakinan
perawatan klien juga menjadi faktor kajian, di sini perawat harus melihat
bagaimana keyakinan dan praktik pengobatan tradisional yang dipercayai
pasien dalam proses penyembuhannya apakah dapat membantu atau
memperparah penyakitnya, dan faktor kajian terakhir yang mempengaruhi
adalah pengalaman profesional perawatan itu sendiri dalam menanggapi
atau dalam memberi asuhan keperawatan itu.
3. Contoh Instrument Pengkajian Warisan Budaya
1. Dimana ibu Anda lahir ? ______
2. Dimana ayah Anda lahir ? ______
3. Dimana kakek – nenek Anda lahir ? ______
a. Ibu dari Ibu Anda ? ______
b. Ayah dari Ibu Anda ? ______
c. Ibu dari Ayah Anda ? ______
d. Ayah dari Ayah Anda ? ______
4. Berapa saudara laki – laki ______ dan perempuan ______
5. Dimana Anda dibesarkan ? Desa _____ Kota ______ Pinggir Kota
______
6. Dimana orang tua Anda dibesarkan ?
Ayah ______ Ibu ______
7. Berapa usia Anda ketika datang ke Indonesia ? ______
8. Berapa usia orang tua Anda ketika datang ke Indonesia ? ______
9. Ketika Anda dibesarkan, siapa yang tinggal dengan Anda ? ______
Keluarga Inti ______ atau Keluarga Besar ______
10. Apakah Anda mempertahankan kontak dengan :
a. Bibi, Paman, Sepupu ? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______

10
b. Saudara Laki – Laki dan Perempuan ? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak
______
c. Orang Tua ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
d. Anak Anda Sendiri ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
11. Apakah kebanyakan dari bibi, paman, sepupu Anda tinggal dekat
rumah Anda ? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
12. Kira – kira seberapa sering Anda mengunjungi anggota keluarga Anda
yang tinggal di luar rumah Anda ? ( 1 ) Setiap Hari _____( 2 ) Setiap
Minggu ______ ( 3 ) Setiap Bulan ______ ( 4 ) Hanya Liburan Khusus
______ ( 5 ) Tidak Pernah ______
13. Apakah nama asli keluarga Anda di ganti ? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak
______
14. Apakah kepercayaan Anda ? ( 1 ) Katolik ______ ( 2 ) Islam ______
( 3 ) Protestan ______ Denominasi ______ ( 4 ) Lain – Lain ______
( 5 ) Tidak Ada ______
15. Apakah pasangan Anda mempunyai kepercayaan yang sama dengan
Anda ? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
16. Apakah pasangan Anda mempunyai latar belakang etnik sama dengan
Anda ? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
17. Anda sekolah dimana ? ( 1 ) Pemerintah ______ ( 2 ) Swasta _____
( 3 ) Seminari / Pesantren ______
18. Sebagai seorang dewasa, apakah Anda tinggal di daerah dimana
tetangga mempunyai kepercayaan dan latar belakang yang sama
dengan Anda ? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
19. Apakah Anda memiliki institusi keagamaan ? ( 1 ) Ya ______
( 2 ) Tidak ______
20. Dapatkah Anda mengambarkan diri Anda sendiri sebagai anggota
yang aktif ? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
21. Seberapa sering Anda menghadiri institusi keagamaan Anda ?
( 1 ) Lebih dari satu minggu ______ ( 2 ) Setiap minggu ______
( 3 ) Setiap bulan ______ ( 4 ) Sekali setahun atau kurang ______

11
( 5 ) Tidak pernah ______
22. Apakah Anda mempraktikkan keagamaan Anda di rumah ?
( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______ (bila ya, sebutkan tempatnya)
______ ( 3 ) Berdoa ______ ( 4 ) Membaca Kitab Suci ______
(5 ) Diet ______ ( 6 ) Merayakan hari besar keagamaan ______
23. Apakah Anda menyiapkan makanan sesuai latar belakang etnik
Anda? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
24. Apakah Anda berpartisipasi dalam aktivitas etnik ? ( 1 ) Ya ______
( 2 ) Tidak ______ (bila ya, sebutkan tempatnya) ______
( 3 ) Bernyanyi _____ ( 4 ) Perayaan Hari Besar _____
( 5 ) Berdansa ______ ( 6 ) Festival ______ ( 7 ) Adat Istiadat ______
( 8 ) Lain – Lain ______
25. Apakah teman Anda dari latar belakang kepercayaan yang sama
dengan Anda ? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
26. Apakah teman Anda dari latar belakang etnik yang sama dengan
Anda? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
27. Apakah bahasa asli Anda ? ( 1 ) Ya ______ ( 2 ) Tidak ______
28. Apakah Anda berbicara dengan bahasa tersebut ? ( 1 ) Ya ______
( 2 ) Tidak ______
29. Apakah Anda membaca dalam bahasa asli Anda ? ( 1 ) Ya ______
( 2 ) Tidak ______

Makin besar jumlah jawaban Ya, makin kuat klien memiliki keturunan
tradisional.

4. Contoh Lain Instrumen Pengkajian Keperawatan Terbuka


1. Menurut Anda apa yang menyebabkan penyakit Anda ?
2. Seperti apa kami dapat memecahkan masalah Anda ?
Terfokus
1. Apakah Anda pernah mengalami masalah ini sebelumnya ?

12
2. Apakah ada seseorang yang Anda ingin agar kami bicara dengannya
mengenai perawatan Anda?
Kontras
1. Bagaimana perbedaan masalah ini dengan masalah sebelumnya ?
2. Apa perbedaan antara apa yang perawat kerjakan dengan apa yang
Anda pikirkan bagaimana perawat lakukan untuk Anda ?
Riwayat Etnik
1. Berapa lama Anda atau orang tua Anda tinggal di negara ini ?
2. Apa latar belakang etnik atau asal leluhur Anda ?
3. Seberapa kuat budaya mempengaruhi Anda ?
4. Ceritakan alasan Anda meninggalkan tanah air Anda ?
Organisasi Sosial
1. Siapa yang tinggal dengan Anda ?
2. Siapa yang Anda anggap sebagai anggota keluarga Anda ?
3. Dimana anggota keluarga Anda yang lain tinggal ?
4. Siapa yang membuat keputusan untuk Anda atau keluarga Anda ?
5. Siapa yang Anda cari saat memerlukan bantuan untuk keluarga Anda ?
6. Apa harapan Anda terhadap anggota keluarga yang pria, wanita, tua,
atau muda ?
Status Sosioekonomi
1. Apa yang Anda lakukan untuk kehidupan ?
2. Bagaimana perbedaan kehidupan Anda di sini dibandingkan tempat
asal?
Ekologi Biokultural dan Risiko Kesehatan
1. Apa penyebab masalah Anda ?
2. Bagaimana masalah mempengaruhi Anda atau bagaimana masalah itu
mempengaruhi kehidupan Anda dan keluarga Anda ?
3. Bagaimana Anda mengatasi masalah tersebut di rumah ?
4. Apa masalah lain yang Anda hadapi ?

13
Bahasa dan Komunikasi
1. Apa bahasa yang Anda gunakan di rumah ?
2. Apa bahasa yang Anda gunakan untuk membaca dan menulis ?
3. Bagaimana perawat harus berbicara atau memanggil Anda ?
4. Apa jenis komunikasi yang menggangu Anda ?
Kepercayaan dan Praktik Pelayanan
1. Apa yang Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda ?
2. Apa yang Anda lakukan untk menunjukkan kepedulian Anda ?
3. Bagaimana Anda merawat anggota keluarga yang sakit?
4. Pemberi layanan mana yang Anda cari saat Anda sedang sakit ?
5. Bagaimana perbedaan yang perawat lakukan dengan yang dilakukan
keluarga Anda saat Anda sedang sakit ?

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan :
1. Proses keperawatan transkultural merupakan salah satu dasar teori untuk
memenuhi asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya
pasien.
2. Proses keperawatan transkultural diaplikasikan untuk mengurangi
konflik perbedaan budaya atau lintas budaya antara perawat sebagai
profesional dan pasien.
3. Perilaku budaya terkait sehat sakit masyarakat secara umum masih
banyak dilakukan pada keluarga secara turun temurun.
4. Sehat dan sakit atau kesehatan dalam perspektif transkultural nursing
diartikan pandangan masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung
pada kelompok kebudayaannya teknologi dan non-teknologi pelayanan
kesehatan yang diterima bergantung pada budaya nilai dan kepercayaan
yang dianutnya.
5. Proses keperawatan transkultural terdiri dari tahap pengkajian keperawatan
transkultural, diagnosa keperawatan transkultural, rencana tindakan
keperawatan transkultural, tindakan keperawatan transkultural dan evaluasi
tindakan keperawatan transkultural.
6. Prinsip pengkajian keperawatan transkultural berpedoman pada model
konsep dari Leininger. Konsep utama dari model sunrise berupa cultural
care, world view, culture and social culture dimention, generic care
system, proffesional system, culture care preservation, culture care
accomodation, culture care repattering, culture congruent.
7. Rencana tindakan transkultural didasari pada prinsip rencana tindakan
dari teori Sunrise Model yang terdiri dari 3 strategi tindakan, yaitu
perlindungan perawatan budaya atau pemeliharaannya, akomodasi

15
perawatan budaya atau negosiasi budaya, perumusan kembali dan
restrukturasi.

B. Saran
1. Diharapkan mahasiswa/i mengaplikan asuhan keperawatan sesuai dengan
latar budaya pasien setelah mengetahui dasar teori proses keperawatan
transcultural.
2. Diharapkan mahasiswa/i dapat mengaplikasikan proses keperawatan
transkultural untuk mengurangi konflik perbedaan budaya antara perawat
dan pasien.
3. Diharapkan mahasiswa/i memberikan penyuluhan perilaku pola hidup
yang sehat terkait perilaku budaya mengenai sehat-sakit yang umum
dilakukan keluarga secara terun-temurun.
4. Diharapkan mahasiswa/i menjadi role model dalam perilaku sehat sesuai
dengan perspektif transkultural nursing, dan memanfaatkan teknologi
sesuai kemajuan zaman tanpa menyingkirkan budaya dalam masyarakat.
5. Diharapkan mahasiswa/i setelah mempelajari materi tentang transkultural
dalam keperawatan mengenai pengkajian budaya dan dapat
mengaplikasikan di lahan praktik sesuai dengan budaya pasien.
6. Diharapkan mahasiswa/i melakukan pengkajian budaya sesuai dengan
asuhan keperawatan, salah satu prinsip pengkajian keperawatan
transkultural yaitu model konsep Leininger.
7. Diharapkan mahasiswa/i dalam menyusun rencana tindakan transkultural
sesuai dengan 3 strategi yaitu perlindungan perawatan, perawatan budaya,
dan perumusan kembali intervensi sesuai budaya pasien.

16

Anda mungkin juga menyukai