Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH APLIKASI TRANSKULTURAL NURSING

SEPANJANG DAUR HIDUP MANUSIA

DISUSUN OLEH :

1. Anisa Kurniasari 201711015


2. Dina Septiana 201711032
3. Merry Marentha 201711053
4. Nadila Adelinda 201711056
5. Titania Putri 201711062

STIKES St. ELISABETH SEMARANG


2018/2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transkultural Nursing mengetahui bagaimana seorang perawat itu dalam melaksanakan
tugasnya yang berhubungan dengan nilai budaya dalam masyarakat. Dimana kebudayaan itu
mempengaruhi seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya atau dalam perawatan
pasiennya. Dalam hal ini konsep transkultural sangat diperlukan, konsep keperawatan
tersebut merupakan konsfigurasi dari ilmu kesehatan dan seni perawat meliputi pengetahuan
ilmu humanistic, philosopi keperawatan, praktik klinis keperawatan, komunikasi dan ilmu
sosial.
Dalam teori ini transcultural nursing didefinisikan sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan
subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit,
kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistik
body of knowledge untuk kultur yang universal dalam keperawatan. Dalam hal ini
diharapkan adanya kesadaran terhadap perbedaan kultur berarti perawat yang profesional
memiliki pengetahuan dan praktik berdasarkan kultur secara konsep perencanaan dalam
praktik keperawatan. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma
spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu. Kultur yang universal adalah nilai-nilai
dan norma-norma yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur (Leininger, 1979).
Dalam hal ini transkultural nursing mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap
kehidupan individu, hal ini sangat penting bagi perawat untuk mengetahui latar belakang
budaya seorang pasien dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Kepercayaan kuno dan praktik pengobatan dalam hal ini masih sangat kental dalam
masyarakat, sistem pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat
yang percaya dalam pengobatan tradisional dan beberapa penyakit pun masih banyak
dihubungkan dengan kepercayaan dalam masyarakat.[1]
http://www.academia.edu/6525238/Makalah_transcultural_nursing
B. Tujuan
- Tujuan Umum
Menerapkan konsep teoritis keperawatan transcultural dalam pemberian asuhan
keperawatan yang peka budaya pada pasien.
- Tujuan Khusus
1. Mengetahui penegertian transcultural
2. Mengetahui konsep transcultural
3. Mengetahui Fungsi dan peran transcultural
4. Mengetahui Kepercayaan kuno dan praktik pengobatan

C. Manfaat

1. Agar mahasiswa mengetahui penegertian transcultural

2 .Agar mahasiswa mengetahui konsep transcultural

3. Agar mahasiswa mengetahui Fungsi dan peran transcultural

4 .Agar mahasiswa mengetahui Kepercayaan kuno dan praktik pengobatan


BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Transkultural
Bila ditinjau dari makna kata , transkultural berasal dari kata trans dan culture, Trans
berarti aluar perpindahan , jalan lintas atau penghubung.Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia; trans berarti melintang , melintas , menembus , melalui.
Culture berarti budaya . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti :
kebudayaan , cara pemeliharaan , pembudidayaan.
1. Kepercayaan , nilai – nilai dan pola perilaku yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan
diteruskan pada generasi berikutnya , sedangkan cultural berarti : Sesuatu yang berkaitan
dengan kebudayaan.
Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil dan adat istiadat.
Dan kebudayaan berarti :
2. Hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia seperti kepercayaan , kesenian
dan adat istiadat.
3. Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi
pedoman tingkah lakunya
Jadi , transkultural dapat diartikan sebagai :
4. Lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang
lain
5. Pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial
6. Transcultural Nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan
perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda , ras , yang
mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada klien /
pasien ). Menurut Leininger ( 1991 ).
B. Konsep Transkultural
1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan
melandasi tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang
optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan
termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap
bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki
oleh orang lain.

5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.

C. Fungsi dan Peran Transkultural


Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu ,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) .
Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri , pekerjaan
, pergaulan social , praktik kesehatan , pendidikan anak , ekspresi perasaan , hubungan
kekeluargaaan , peranan masing – masing orang menurut umur . Kultur juga terbagi
dalam sub – kultur . Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya
mengaanut pandangan keompok kultur yang lebih besar atau member makna yang
berbeda . Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat
pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima pelayanan
kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan bahwa budaya
Timur masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu.

D. Kepercayaan Kuno dan Praktik Pengobatan


Sistem pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat sederhana ,
pengetahuan tradisional . Dalam masyarakat tradisional , sistem pengobatan tradisional ini
adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari
pranata social. Beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan (sehat – sakit) menurut
budaya – budaya yang ada di Indonesia diantaranya adalah :
a) Budaya Jawa
Untuk menentukan sebab – sebab suatu penyakit ada dua konsep , yaitu
konsep personalistik dan konsep naluralistik . Dalam konsep personalistik ,
penyakit disebabkan oleh makhluk supernatural ( makhluk gaib , dewa ) ,
makhluk yang bukan manusia ( hantu , roh leluhur , roh jahat ) dan manusia
( tukang sihir , tukang tenung ) . Penyakit ini disebut “ ora lumrah “ atau “ ora
sabaene “ ( tidak wajar / tidak biasa ) . Penyembuhannya adalah berdasarkan
pengetahuan secara gaib atau supernatural , misalnya melakukan upacara dan
sesaji. Dilihat dari segi personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku ,
kebendhu , kewalat , kebulisan , keluban , keguna – guna , atau digawe wong ,
kampiran bangsa lelembut dan lain sebagainya . Penyembuhan dapat melalui
seorang dukun atau “ wong tuo “. 
Pengertian dukun bagi masyarakat Jawa adalah yang pandai atau ahli dalam
mengobati penyakit melalui “Japa Mantera “ , yakni doa yang diberikan oleh
dukun kepada pasien.

Ada beberapa kategori dukun pada masyarakat Jawa yang mempunyai nama
dan fungsi masing – masing :
a. Dukun bayi : khusus menangani penyembuhan terhadap penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan bayi , dan orang yang hendak melahirkan.
b. Dukun pijat / tulang (sangkal putung) : Khusus menangani orang yang sakit
terkilir , patah tulang , jatuh atau salah urat.
c. Dukun klenik : khusus menangani orang yang terkena guna – guna atau “
digawa uwong “..
d. Dukun mantra : khusus menangani orang yang terkena penyakit karena
kemasukan roh halus.
e. Dukun hewan : khusus mengobati hewan.

b) Budaya Sunda
Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja , tetapi juga bersifat
sosial budaya . Istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat
( orang sunda ) adalah muriang untuk demam , nyerisirah untuk sakit kepala ,
yohgoy untuk batuk dan salesma untuk pilek / flu. Penyebab sakit umumnya
karena lingkungan , kecuali batuk juga karena kuman . Pencegahan sakit
umumnya dengan menghindari penyebabnya. Pengobatan sakit umumnya
menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang ada di desa tersebut ,
sebagian kecil menggunakan obat tradisional . Pengobatan sendiri sifatnya
sementara , yaitu penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas
atau mantri.

c) Budaya Batak
Orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya berbaring , dan
penyembuhannya melalui cara – cara tradisional , atau ada juga yang
membawa orang yang sakit tersebut kepada dukun atau “ orang pintar “.
Dalam kehidupan sehari – hari orang batak , segala sesuatunya termasuk
mengenai pengobatan jaman dahulu , untuk mengetahui bagaimana cara
mendekatkan diri pada sang pencipta agar manusia tetap sehat dan jauh dari
mara bahaya.
Di dalam kehidupan Si raja Batak dahulu ilmu pengobatan telah ada , mulai
sejak dalam kandungan sampai melahirkan.
1. Obat mulai dari kandungan sampai melahirkan
- Perawatan dalam kandungan : menggunakan salusu yaitu satu butir telur
ayam kampung yang terlebih dahulu di doakan
- Perawatan setelah melahirkan : menggunakan kemiri , jeruk purut dan daun
sirih
- Perawatan bayi : biasanya menggunakan kemiri , biji lada putih dan iris
jorango
- Perawatan dugu – dugu : sebuah makanan ciri khas Batak saat melahirkan
yang diresap dari bangun – bangun , daging ayam , kemiri dan kelapa.

2. Dappol Siburuk ( obat urut dan tulang )


Asal mula manusia menurut orang batak adalah dari ayam dan burung. Obat
dappol si buruk ini dulunya berasal dari burung siburuk yang mana langsung
di praktikkan dengan penelitian alami dan hamper seluruh keturunan Siraja
Batak menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari – hari.

3. Untuk mengobati sakit mata.


Menurut orang batak , mata adalah satu panca indra sekaligus penentu dalam
kehidupan manusia , dan menurut legenda pada mata manusia berdiam Roh
Raja Simosimin , Berdasarkan pesan dari si raja batak , untuk mengeluarkan
penyakit dari mata , maukkanlah biji sirintak ke dalam mata yang sakit .
Setelah itu tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat , karena biji sirintak
akan menarik seluruh penyakit yang ada di dalam mata . Gunakan waktu 1x
19 hari , supaya mata tetap sehat. Sirintak adalah tumbuhan Batak yang dalam
bahasa Indonesia berarti mencabut ( mengeluarkan ) , nama ramuannya
dengan sdama tujuannnya.

4. Mengobati penyakit kulit yang sampai membusuk


Berdasarkan pesan siraja batak untuk mengobati orang yang berpenyakit kulit
supaya menggunakan tawar mulajadi ( sesuatu yang berasal dari asap dapur ).
Rumpak 7 macam dan diseduh dengan air hangat.
Disamping itu , siraja batak berpesan kepada keturunannya , supaya manusia
dapat hidup sehat , maka makanlah atau minumlah : apapaga , airman ,
anggir , adolorab , alinggo , abajora , ambaluang , assigning , dan arip – arip.
Dalam budaya batak juga dikenal dengan adanya charisma , wibawa dan
kesehatan menurut orang batak dahulu , supaya manusia dapat sukses dalam
segala hal biasanya diwajibkan membuat sesajen berupa : ayam merah , ayam
putih , ayam hitam , ketan beras ( nitak ) , jeruk purut , sirih beserta
perlengkapannya.

d) Budaya Flores
Damianus Wera orang Flores satu ini punya karunia yang sangat langka .
Dami dikenal sebagai penyembuh alternative unik.Damianus wera bukan
dokter , buta huruf , tak makan sekolah , tapi buka praktik layaknya dokter
professional . Dia melakukan operasi hanya menggunakan pisau.
Menurut Dami ada tiga jenis penyakit yang dikeluhkan para pasien . Pertama ,
jenis penyakit nonmedis atau santet / guna – guna . Biasanya tubuh korban
dirusak dengan paku , silet , lidi , kawat , beling , jarum , benang kusut. Kedua
, penyakit medis seperti jantung koroner , batu ginjal , tumor , kanker ,
dll.Dami mengangkat penyakit ini dengan operasi dan juga sedot darah
melalui selang . Ketiga , sakit psikologis misalnya : banyak utang , stress ,
sulit hamil , dll. Dami mengingatkan kunci sehat itu sebenarnya ada di pikiran
yang sehat . Sebaliknya , pikiran yang ruwet , penuh beban dan tekanan ,
justru memicu munculnya penyakit dalam tubuh manusia.

E. Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang, keyakinan, nilai-
nilai, konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya, terhadap
4 konsep sentral keperawatan yaitu :

1. Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan norma-
norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).

2. Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisikehidupannya,


terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatukeyakinan, nilai, pola
kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara
keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan
perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam
rentang sehatsakit yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995)

3. Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi


perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah
lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan,
pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat
karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah
keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau
kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu
harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.
Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan
individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan
atribut yang digunakan.

4. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada


praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan
budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat.
B. Saran
Walaupun dalam kenyataanya mungkin konsep keperawatan transkultural efektif
digunakan pada klien, namun pengkajian lebih lanjut juga sangat diperlukan untuk
mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyembuhan. 
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.academia.edu/6525238/Makalah_transcultural_nursing
2. http://okfridacanismutputri.blogspot.com/2012/04/penerapan-dan-konsep-
transkultural.html
3. https://docit.tips/queue/makalah-transkultural-nursing_pdf?&queue_id=-
1&v=1538098561&u=MzYuODQuMjkuMzc

BAB IV
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai