Anda di halaman 1dari 20

TEORI MODEL

Kelompok 1
Biografi Madeleine Leininger

Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan


pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari.

Tahun 1948, menyelesaikan diploma keperawatan.


Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dariBenedictine College di Atchison, Kansas. Membuka
pelayanan keperawatan dan program pendidikan jiwa di Creighton
University di Omaha, Nebraska. Tahun 1953, Menerima gelar master
dalam ilmu keperawatan dari University chatolik of America, di
Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program pendidikan
jiwa pertama di Amerika.
Tahun antara 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur
program pasca sarjana di Universitas Cincinnati

Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D


dalam antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses
beliau mencari penyelesaian masalah tidak cukup adekuat intervensi
kejiwaan tradisional menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar
belakang budaya yang berbeda-beda
Teori Madeleine Leininger (Cultural Diversity and
Universality )

Culture Diversiy
Culture
Care

Universility Worldview Ethnohistory


Komponen Sunrise Model ( Model matahari terbit)

Faktor Nilai
Faktor Teknologi Budaya dan Gaya
Hidup

Faktor Keagamaan Faktor Peraturan


Faktor Pendidikan
dan Falsafah Hidup dan Kebijakan

Faktor Sosial dan


Keterikatan Faktor Ekonomi
Keluarga
Tujuan Teori Madeleine Leininger

Mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga


tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan
universal
(Leininger, dalam Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Kelebihan Teori Madeleine Leininger

1. Merupakan perspektif teori yang bersifat unik dan kompleks, karena tidak
kaku memandang proses keperawatan. Bahwa kebudayaan klien juga sangat
patut diperhatikan dalam memberikan asuhan.
2. Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan lain, seperti Orem,
Virginia Henderson, dan Neuman.
3. Teori transkultural ini dapat mengarahkan perawat untuk membantu klien
dalam mengambil keputusan, guna meningkatkan kualitas kesehatannya.
4. Mengatasi berbagai permasalahan hambatan budaya yang sering ditemukan
saat melakukan asuhan keperawatan.
5. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan
pengetahuan kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang
budaya yang berbeda.
6. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan
praktek keperawatan .
Kelemahan Teori Madeleine Leininger

1. Teori ini tidak mempunyai metode spesifik yang mencakup proses asuhan
keperawatan.
2. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan
hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model
lainnya.
3. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi
masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya
Penerapan Teori Madeleine Leininger dalam Keperawatan

Pemberi Perawatan
Riset (Research) (Care Giver)

Manajemen
Edukasi (Education)

Kolaborasi Sehat dan Sakit


(Colaboration)
Pedoman Pengaplikasian Keperawatan
Yang harus dilakukan :

Jangan lupa bahwa kita sendiri sudah yakin dengan budaya yang kita miliki.Bila kita tidak tahu
serta tidak yakin akanasal kita, maka mana mungki kita bisa memahami keyakinan budaya orang lain.
Kita memiliki sikap dan pikiran terbuka terhadap apapun terlebih terbuka untuk mempelajari
berbagai hal yang baru misalnya saja berbagai tipe komunikasi masin-masing individu.
Jika kita sudah memiliki pemahaman secara konsep dan teoritis tentang komunikasi antar budaya,
maka perlu dilakukan berbagai praktik komunikasi agar apa yang sudah dipahami agar tidak hanya
sampai sebatas konsep saja.
Secara aktif melakukan berbagai praktik mendengar dan membuat semacam kontrak waktu saat
melakukan komuniksi antar budaya.
Harus memiliki sikap hormat-menghorati, terutama hormat pada berbagai keputusan orang lain
terlibat dalam proses komunikasi.
Jangan pernah lupa memperhatikan komunikasi nonverbal yang secara tidak langsung ataupun
langsung dikeluarkan oleh seseorang yang sedang berkomunikasi.
Secara mandiri melakukan proses eksplorasi atas berbagai komunikasi kelompok yang diajak
bekerja sama.
Yang tidak boleh dilakukan :

Saat berhubungan dengan orang lain, kita menempelkan stereotip-stereotip, terutama


yang negatif kepada kelompok-kelompok lain.

Kita berasumsi bahwa hanya ada satu cara komunikasi yang sempurna.

Kita berasumsi bahwa kerusakan dalam komunikasi adalah karena kesalahan orang
lain.

Kita dengan semena menganggap bahwa komunikasi adalah pemahaman.


Kita berasumsi bahwa seluruh budaya adalah sama bagi diri kita.
Hambatan Komunikasi

Hambatan teknis

Hambatan semanttik

Hambatan
Manusiawi
Asuhan Keperawatan
Transkultural Leininger
Strategi yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan menurut
(Leininger 1991) antara lain dengan cara :

a. Mempertahankan budaya
dilakukan apabila budaya dianut individu tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatandiberikan sesuai nilai-nilai yang relefan
sehingga individu dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya

b. Negosiasi atau mengakomodasi budaya.


dilakukan untuk membantu individu beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
mengntungkan kesehatan.

c. Mengganti atau mengubah budaya individu.


dilakukan bila budaya yang dianut merugikan bagi kesehatan. Perawat berupaya
merestrukturisasi gaya hidup pasien yang baik tidak baik menjadi baik seperti budaya
merokok
ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian

Faktor Teknologi

Faktor nilai
budaya dan gaya Faktor
hidup ekonomi
Faktor
keagamaan dan
falsafah hidup
Faktor Faktor
peraturan dan pendidikan
Faktor sosial kebijakan
dan keterikatan
keluarga
Diagnosa Keperawatan

Respon individu sesuai latar bekalakang budaya nya yang dapat dicegah, diubah atau
dikurangi melalui intervensi keperawatan (Giger and Davidhizar, 1995).

Ada 3 Pedoman diagnosa keperawatan dalam transkultural nursing :


1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur.
2. Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural.
3. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
Rencana Tindakan Keperawatan
(Intervensi)

Ada 3 (tiga) pedoman intervensi dalamkeperawatan transkultural (Andrew and Boyle,


1995) yaitu :

1. Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan
dengan kesehatan.
2. mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan.
3. merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
Tindakan keperawatan (Implementasi)

a. Culture care preservation/ maintenance


Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya guna membantu
individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang di inginkan.

b. Culture care accommodation/ negotiation


Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan budaya yang ada, yang merefleksikan
cara-cara untuk beradaptasi, bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan
gaya hidup klien.

c. Culture care repatterning/ restructuring


Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi
kesehatan dan pola hidup klien kearah yang lebih baik.
Evaluasi.

Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural


pada asuhan keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing
carry health and well being yaitu asuhan keperawatan yang kompeten
berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang sensitive, kreatif,
serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan
kesejahteraan bagi klien.
Kesimpulan
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity dan universality, atau yang lebih dikenal
dengan transcultural nursing. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan
berbasis budaya, serta di dalam teorinya membahas khusus culture, culture care, diversity, universality,
worldview, ethnohistory.

Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang
humanis, sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal . Dalam
teori ini terdapat beberapa kelebihan dan juga kekurangan yang perlu diperbaiki dan dipertahankan. Selain
itu teori ini juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang/aspek diantaranya bidang riset, edukasi,
kolaborasi, pemberi perawatan, manajemen, dan sehat sakit.

Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai konsep yang
signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan)
merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari
keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung.

Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien
juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

Anda mungkin juga menyukai