Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmat-Nya kami masih dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Falsafah Dan Teori
Keperawatan Theory Of Caring dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.Kami juga
menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam pengetikan maupun dalam
segi isi. Maka dari itu kami mohon saran yang baik dan membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. AMIN

Malang, 17 November 2017

PENYUSUN

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………...….……..1
Daftar Isi………………………………………………………………………………..….….....2

Bab I pendahuluan……………………………………………………………………...…….…3
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………...……..3
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………...…….3
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..……….……...3

Bab II Pembahasan………………………………………………………………………..…….4
2.1 Riwayat Kristen Swanson……………………………………………………………..…….4
2.2 Teori caring…………………………………………………………………...…………...…6
2.3 Konsep teori caring Kristen Swanson………………………………………………..….…7
2.4 Struktur Caring Swanson………………………………………………………………..….7
2.5 Dimensi Caring menurut Kristen Swanson………………………………………………..7
2.6 Asumsi Teori Caring terhadap konsep sentral disiplin ilmu
keperawatan…………………………………………………………………………………….10
2.7 Perilaku Caring dalam praktik keperawatan…………………………………………...…..
2.8 Tindakan Caring……………………………………………………………………………

Bab III Penutup……...…………………………………………………………………….…...


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….……………...
3.2 Saran…………………………………………………………………………………..
Daftar pustaka……………...…………………………………………………………….…….

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model konseptual merupakan
dasar untuk memahami disiplin ilmu keperawatan, sehingga perawat menyadari kebutuhan
akan teori-teori keperawatan untuk membimbing penelitian dan praktek profesional
keperawatan/ pelayanan keperawatan dimana kualitas pelayanan keperawatan sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan keperawatan
akan berjalan dengan baik jika didukung dengan adanya pengembangan model teori
keperawatan karena teori keperawatan sangat penting bagi pengembangan profesionalisme
keperawatan. Salah satu teori keperawatan yang memberikan pengaruh di dalam
pelayanan keperawatan adalah A Theory of Caring yang diperkenalkan oleh Kristen
Swanson.
Caring adalah sentral praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, yang mana tolak ukurnya pada saat perawat bekerja
memberikan pelayanan keperawatan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada
klien baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Riwayat Kristen Swanson


2. Apa definisi teori caring
3. Konsep teori Kristen Swanson
4. Struktur Caring Swanson
5. Dimensi caring Kristen swanson
6. Asumsi teori caring terhadap konsep sentral disiplin ilmu keperawatan
7. Perilaku caring dalam keperawatan
8. Tindakan Caring

1.3 Tujuan
Diharapkan mahasiswa keperawatan mampu memahami secara konseptual maupun
aplikasi tentang model teori keperawatan Kristen Swanson.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Riwayat Kristen Swanson
Kristen M. Swanson, R.N., Ph.D., F.A. A. N., lahir pada tanggal 13 Januari 1953 di
Provinsi Rhode Island. Ia memperoleh gelar sarjananya (magna cum laude) dari
University of Rhode Island College of Nursing tahun 1975. Setelah lulus, ia memulai
karirnya sebagai Registered Nurse pada University of Massachusetts Medical Center di
Worcester. Setelah menerima gelar Magister Keperawatan pada tahun 1978, Swanson
bekerja selama setahun sebagai instruktur klinik keperawatan medikal bedah di University
of Pennsylvania School of Nursing dan terdaftar pada program Ph.D keperawatan di
University of Colorado in Denver, Colorado. Ia mempelajari psikososial keperawatan
yang menekankan pada konsep kehilangan, stress, coping, hubungan interpersonal,
individu dan kepribadian, lingkungan dan kepedulian (caring).

2.2 Teori Caring


1. Konsep Caring Science
a. Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan
terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti
juga science lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan.
b. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan
yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik – dari individu, pada orang
lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semseta (Watson,
2004) Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari
sebuah exisestensial philosophy , ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya
caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi
spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri
yang tinggi, kekuatan dari dalam diri (intuitif). Caring sebagai esensi dari
keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien,
dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan
dan meningkatkan kesehatan. Teori human caring yang dikembangkan oleh
Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative factors
sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan fokus terhadap
fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “ factors ” terlalu stagnant
terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep
yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep
tersebut adalah “ clinical caritas” dan “ caritas processes ”, yang dianggapnya lebih
cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson, 2004).
Asumsi dasar teori Watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja
dalam pengembangan teori; yaitu:
1. Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.

4
2. Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
3. Caring yang efektif akan meningkatkan status kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang
berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya.
5. Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan
keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang
telah ditentukan.
6. Caring bersifat “healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring
mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan
kesehatan. Dan untuk membantu pasien yang sakit, dimana caring melengkapi
curing.
7. Caring merupakan inti dari keperawatan.

Fokus intervensi keperawatan yang terkait dengan perawatan manusia ditujukan pada
promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit disebut factor carative , yang meliputi 10
faktor yaitu:
a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic .
Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic dalam diri seseorang dapat dinilai
pada usia dini. Dimana nilai-nilai ini didapatkan dari orang tua. Sistem nilai humanistic
altruistic ditingkatkan melalui pengalaman hidup seseorang, proses pembelajar dan
paparan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Berkaitan dengan kepuasan melalui memberi
dan meperluas rasa diri ( sense of self ).
b. Penanaman (melalui pendidikan faith-Hope keyakinan dan harapan).
Hal tersebut dapat meningkatkan kesehatan dengan cara membantu klien untuk
mengadopsi perilaku mendapatkan kesehatan. Dengan mengembangkan hubungan
perawat dengan klien yang efektif, perawat memfasilitasi perasaan optimisme, harapan,
dan rasa percaya. Hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu
selalu memiliki positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan
membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien.
c. Pengembangan dan menanamkan sensisitifitas kepada diri sendiri dan orang lain.
Perawat yang mampu menyadari dan mengekspresikan perasaan mereka, lebih mampu
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengekspresikan perasaan mereka
karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.
d. Membina hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi
untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran,
empati, kehangatan dan komunikasi efektif.
e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan b aik ekpresi
perasaan positif maupun negatif.
Berbagi perasaan duka cita, cinta, dan kesedihan adalah pengalaman yang penuh resiko.
Perawat harus siap untuk perasaan negatif.
f. Menggunakan metode ilmiah (proses caring) dan menyelesaikan masalah dan
pengambilan keputusan (pemecahan masalah kreatif).

5
Caring yang berhubungan dengan proses keperawatan berperan pada pendekatan
pemecahan masalah dalam asuhan keperawatan.
g. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat transpersonal.
Faktor ini membedakan caring dari curing dan menggeser tanggung jawab kesehatan ke
klien.
h. Menciptakan lingkungan yang mendukung (suportif), melindungi (protektif) dan
meningkatkan atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dan lingkungan
spiritual.
Klien dapat mengalami perubahan baik dalam aspek lingkungan internal dan eksternal,
perawat harus mengkaji dan memfasilitasi kemampuan klien untuk mengatasi
perubahan mental, emosional, dan fisik.
i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias (kebutuhan-
kebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup).Caring disampaikan dengan
mengenali dan memenuhi kebutuhan fisik, emosi, sosial, dan spiritual klien.
j. Mengembangkan kekuatan factor excistensial-phenomenologic - spiritual.
Fenomologi menggambarkan data mengenai situasi segera yang membantu seseorang
memahami konsep atau kejadian yang menjadi masalah. Lapang fenomenal adalah
kerangka referensi individual; melibatkan banyak tingkat kesadaran, seperti waspada,
persepsi diri, sensasi tubuh, pemikiran, nilai, perasaan, daya tilik intuitif, keyakinan dan
harapan. Saat perawat dan klien berkumpul, dua lapang fenomenal bersatu dan
keduanya berada dalam proses sedang, menjadi, dan mengembangkan pemahaman
transpersonal.

2.3 Konsep Teori Caring Kristen Swanson


Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancaranya yang dilakukannya pada
wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan
intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima
berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara
keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang
diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang
memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien
seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia
seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan
dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik
tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat
dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat
tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam
membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being) .
Teori caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan
proses karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring
yang terdri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup
seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti
melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang

6
dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam
menjalani hidupnya.
Swanson (1991) menjelaskan middle range theory of caring. Caring di definisikan sebagai
“a nurturing way of relating to a valued other toward whom one feels a personal sense of
commitment and responsibility”. Kata kunci dari definisi tersebut adalah memberikan
asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien dengan penuh rasa komitment dan
tanggung jawab.

2.4 Struktur Caring Swanson


Asumsi dasar dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang dijelaskan Swanson.
Menurut Swanson, caring adalah proses multifaset yang terus ada dalam dinamika
hubungan pasien-perawat. Ada yang melihat proses ini sebagai hubungan yang linear,
namun juga harus dianggap sebagai hubungan siklik, dan proses yang terjadi harus selalu
diperbarui karena peran perawat untuk membantu klien mencapai kesehatan dan
kesejahteraan.
Secara umum, proses yang terjadi sebagai berikut, pertama perawat membantu klien
mempertahankan keyakinannya, yang berarti bahwa perawat mendorong pasien dan
membantu untuk memperkuat harapan mereka mengatasi kesulitan saat ini. Hal ini sangat
penting terutama dalam kasus di mana pasien menghadapi penyakit yang mengancam
nyawa seperti kanker, atau peristiwa yang sangat traumatis seperti keguguran Sebagai
pelengkap dan langkah berikutnya dalam proses untuk mempertahankan keyakinan,
adalah "knowing". Dalam proses “knowing”, perawat berusaha untuk memahami apa arti
situasi yang terjadi saat ini bagi pasien, hal ini muncul dalam bentuk latihan sebagai
seorang perawat, yang menciptakan seseorang dengan rasa tertentu bagaimana kondisi
fisik dan psikologis dapat mempengaruhi seseorang secara keseluruhan. Dengan
mengetahui apa yang dialami pasien, perawat kemudian dapat melanjutkan proses "do
for", ada untuk memberikan tindakan terapi dan intervensi bagi pasien. Proses “do for”,
diikuti dengan proses "enabling" yang memungkinkan pasien untuk mencapai kesehatan
dan kesejahteraannya.
2.5 Dimensi Caring Menurut Kristen Swanson
Menurut Swanson ada lima dimensi yang mendasari konsep Caring:
1. Maintaining Belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-
masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan,
meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan
arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam
situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk memungkinkan orang lain terbantu dalam batas-
batas kehidupannya sehingga mampu menemukan makna dan mempertahankan sikap
yang penuh harapan. Memelihara dan mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang
adalah dasar dari caring dalam praktek keperawatan.
Subdimensi:

7
a. Believing in
Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa perasaan –
perasaan tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam
masa transisi.
b. Offering a hope-filled attitude
Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care terhadap masalah
yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi bicara perawat.
c. Maintaining realistic optimism
Menjaga dan menunjukan optimisme perawat dan harapan terhadap apa yang
menimpa klien secara realistis dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai
optimisme dan harapan yang sama.
d. Helping to find meaning
Membantu klien menemukan makna akan masalah yang terjadi sehingga klien
perlahan - lahan menerima bahwa setiap orang dapat mengalami apa yang dialami
klien.
e. Going the distance (menjaga jarak)
Semakin jauh menjalin/menyelami hubungan dengan tetap menjaga hubungan
sebagai perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah kepercayaan klien
sepenuhnya terhadap perawat dan responsibility serta caring secara total oleh
perawat kepada klien.
2. Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang memiliki makna dalam
kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari caring keperawatan,
knowing adalah memahami pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan asumsi
perawat mengetahui kebutuhan klien, menggali/menyelami informasi klien secara detail,
sensitive terhadap petunjuk verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan,
serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan
menyamakan persepsi antara perawat dan klien.
Knowing adalah penghubung dari keyakinan keperawatan terhadap realita kehidupan.
Subdimensi:
a. Avoiding assumptions
b. Menghindari asumsi-asumsi
c. Assessing thoroughly
d. Melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio
e. psiko sosial spitual dan
f. kultural
g. Seeking clues
h. Perawat menggali informasi - informasi secara mendalam
i. Centering on the one cared for
j. Perawat berfokus pada klien dalam melakukan asuhan keperawatan
k. Engaging the self of both

8
Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam
melakukan asuhan keperawatan yang efektif
3. Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga komunikasi,berbagi
perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama – sama klien dengan maksud
menawarkan kepada klien dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas
perasaan yang tidak diinginkan.
Subdimensi:
a. Non-burdening
Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien dalam
melakukan tindakan keperawatan
b. Convering availability
Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien dan memfasilitasi klien
untuk mencapai
c. tahap kesejahteraan / well being.
d. Enduring with
Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam meningkatkan
kesehatan klien
e. Sharing feelings
Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan usaha peningkatan
kesehatan klien.
Dengan “Being with” perawat dapat menunjukkan dengan cara kontak mata, bahasa
tubuh, nada suara, mendengarkan serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang
dilakukan perawat, akan membentuk sesuatu suasana keterbukaan dan saling mengerti.
4. Doing For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa dilakukan,
mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat
klien.
Subdimensi:
a. Comforting ( memberikan kenyamanan) Dalam melakukan tindakan keperawatan
dilakukan dengan memberikan kenyamanan pada klien dan menjaga privasi klien.
b. Performing competently ( menunjukkan ketrampilan) Tidak hanya berkomunikasi
dan memberikan kenyaman dalam tindakannya, perawat juga menunjukkan
kompetensi atau skill sebagai perawat professional
c. Preserving dignity (menjaga martabat klien) Menjaga martabat klien sebagai
individu atau memanusiakan manusia.
d. Anticipating ( mengatisipasi )Perawat dalam melakukan tindakan selalu meminta
persetujuan klien dan keluarga
e. Protecting (melindungi) Melindungi hak-hak pasien dalam memberikan asuhan
keperawatan dan tindakan medis

9
5. Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien, memfasilitasi klien untuk
melewati masa transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam hidupnya
yang belum pernah dialami dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung dengan
focus masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan menghasilkan alternative
pemecahan masalah sehingga meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu
melakukan tindakan yang tidak biasa dia lakukan dengan cara memberikan dukungan,
memvalidasi perasaan dan memberikan umpan balik(feedback).
Subdimensi:
a. Validating (memvalidasi)
Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
b. Informing( memberikan informasi)
Memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan klien dalam
rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
c. Supporting (mendukung)
Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapai kesejahteraan /well being
sesuai kapasitas sebagai perawat
d. Feedback (memberikan umpan balik)
Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam usahanya
mencapai kesembuhan / well being
e. Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus dan
membuat alternative)
Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program peningkatan
kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun tindakan medis.

2.6 Asumsi Teori Caring Terhadap Konsep Sentral Disiplin Ilmu Keperawatan
1. Manusia
Asumsi Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Watson (1985)
bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan utuh yang memiliki pemikiran,
perasaan dan tingkah laku. Pengalaman hidup dari setiap orang dipengaruhi oleh warisan
genetik, anugerah,spiritual,dan kebebasan memilihnya.
2. Kesehatan
Perawat tidak hanya berfokus bagaimana klien sembuh dari penyakitnya tetapi perawat
membantu klien untuk dapat mencapai, memelihara, atau mendapatkan kembali tingkat
kesehatan atau kesejahteraan hidupnya yang optimal. Pada saat perawat berfokus pada
kesehatan sebagai suatu kesejahteraan hidup, perawatan yang diberikan haruslah meliputi
manusia sebagai manusia yang utuh yaitu menjadi seseorang, bertumbuh, merefleksikan
diri dan selalu berusaha untuk dapat berhubungan dengan sesamanya (Swanson, 1993).
Untuk dapat mengalami kesejahteraan adalah dengan hidup sebagai subjektif, memiliki
arti, berpengalaman sebagai manusia seutuhnya. Utuh melibatkan adanya pengertian

10
integrasi dan menjadi seseorang berarti semua aspek menjadi seseorang bebas untuk
diekspresikan. Aspek yang di maksud adalah : spiritualitas, pemikiran, perasaan, inteligen,
kreativitas, hubungan, feminine, maskulin dan seksualitas (Swanson, 1993).
3. Lingkungan
Lingkungan didefiniskan sebagai sesuatu yang situasional. Di dalam keperawatan sendiri,
lingkungan adalah suatu konteks yang mempengaruhi atau yang terpengaruh oleh klien.
Pengaruh itu sendiri ada beberapa termasuk budaya, politik, ekonomi, sosial, biofisik,
psikologi dan spiritual . Pada saat kita mencari tahu tentang pengaruh lingkungan terhadap
seseorang, ada baiknya untuk mempertimbangkan tuntutan, kendala dan sumber – sumber
yang membawa kepada situasi tersebut dan lingkungan di sekitarnya (Klausner, 1971).
4. Perawat
Swanson (1991,1993) mendefinisikan keperawatan atau pemberian pelayanan
keperawatan untuk mencapai kesejahteraan individu. Swanson meyatakan bahwa ilmu
keperawatan dibentuk dari ilmu pengetahuan keperawatan ilmu pengetahuan lain seperti
etika, kepribadian, estetika yang dijadikan nilai-nilai dan harapan individu dan social
secara manusiawi dan berdasarkan pengalaman.

2.7 Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan


Pandangan Swanson (1993) tentang keperawatan adalah siapa yang kita layani, bagaimana
kita memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk melayani merupakan keharusan
bagi perawat untuk dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan, diri sendiri, fokus pada
kemanusian dan caring. Yang kemudian disempurnakan dengan adanya transaksi antara
keperawatan, setiap perawat dan klien bahwa perawat adalah profesi yang memiliki
komitmen caring, pemeliharan akan martabat manusia dan meningkatkan kesehatan.
Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam usahanya
untuk membuat teori tentang caring dalam praktik keperawatan yang bermanfaat dalam
memberikan petunjuk bagaimana membangun strategi caring yang berguna dan efektif.
Teori caring Swanson ini juga menyajikan permulaan yang baik untuk memahami
kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan yang berisi lima kategori atau proses.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan
cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring
merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan,caring merupakan bagian
inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan

11
2.8 Tindakan caring
bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan
rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu,
artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien
dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa memberikan
pelayanan kesehatan yang tepat. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
perilaku Caring yang dimiliki perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang
baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori Caring
Swanson (1991) menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri dari bagaimana perawat
mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional,
melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri,
memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan
serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Caring adalah sentral praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan
yang dinamis, yang mana tolak ukurnya pada saat perawat bekerja memberikan pelayanan
keperawatan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien baik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancaranya yang dilakukannya pada
wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan
intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima
berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara
keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang
diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien.
Swanson (1991) menjelaskan middle range theory of caring. Caring
didefinisikan sebagai ´a nurturing way of relating to a valued other toward whom one feels
a personal sense of commitment and responsibility `. Kata kunci dari definisi tersebut
adalah memberikan asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien dengan penuh rasa
komitment dan tanggung jawab.

3.2 Saran
Perawat harus memahami disiplin ilmu keperawatan, sehingga perawat menyadari
kebutuhan akan teori teori keperawatan untuk membimbing penelitian dan praktek
professional keperawatan.
kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi terhadap kualitas pelayanan
kesehatan. Perawat harus melakukan Caring yang meliputi factor- factor caratif yang di
hasilkan dari kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Perawat harus mampu menyadari dan mengekspresikan perasaan pasien,lebih mampu
memberikan kesempatan kepada pasien karena pikiran dan emosi pasien adalah jendela
jiwa.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://galih-priambodo.blogspot.co.id/2013/02/teori-keperawatan-kristen-
swanson.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai