VENTRIKEL TAKIKARDI
Oleh
2017610062
SEMESTER VIII
MALANG
2020
VENTRIKEL TAKIKARDI
A. DEFINISI
B. EPIDEMIOLOGI
C. ETIOLOGI
1) Kardiomiopati
a. Medikasi/ obat-obatan seperti digitalis dan obat anti aritmia, obat-obat anti
aritmia bekerja dengan mempengaruhi proses repolarisasi sel otot jantung.
Dosis yang berlebih akan mengubah repolarisasi sel otot jantung sehingga
terjadi gangguan irama jantung
b. Sarcoidosis (suatu inflamasi yang mengenai kuloit dan jaringan tubuh
lainnya)
c. Perubahan postur, exercise, emosional (stress) atau stimulasi vagal
d. Respon terkait gaya hidup ( kafein, alkohol nikotin, metamfetamin/kokain)
e. Faktor resiko ventrikel takikardi
f. Penderita dengan penyakit jantung sebelumnya
g. Arteri koroner
h. Aterosklerosi
i. Stress
D. PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI
(IMA, Iskemik miokard, jantung koroner, kardiomiopati)
↓Suplai darah
ke jantung
Frekuensi jantung
Kecepatan pengisian impuls meningkat
Nyeri ke ventrikel
VENTRIKEL TAKIKARDI
↓ ATP
Vasokontraksi ↑
Ketidakefektifan ventrikel untuk terisi
dan berkontraksi memompa darah
fatique
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN
1) Farmakologi
a. Amiodaron
b. Epinephrine
c. Lidocaine
Lidocaine adalah anastesi lokal jenis amide dan umumnya digunakan sebagai
anti-arrhythmic yang menggunakan pengaruhnya pada axon syaraf sodium
channels, untuk mencegah depolarisasi
2) Non farmakologi
a. RJP (resusitasi jantung paru) adalah tindakan yang di lakukan untuk
mengatasi henti nafas dan henti jantung.
b. Disinkronisasi kardioversi/ Defibrilasi, terapi dengan memberikan aliran
listrik ke jantung pasien dengan tujuan koordinasi listrik jantung dan
mekanisme pemompaan di tunjukan dengan membaiknya cardiak output,
perfusi jaringan dan oksigenasi.
c. Intubasi endotrakeal.
3) Pencegahan
- Menjaga tingkat elektrolit yang seimbang.
- Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, menghindari konsumsi
berlebihan alkohol dan penggunaan narkoba, modifikasi diet, dan
olahraga, sangat penting dalam mencegah takikardia ventrikel pada pasien
dengan risiko penyakit kardiovaskular.
- Penggunaan tembakau merupakan faktor risiko utama untuk penyakit
jantung berkembang, yang merupakan penyebab utama takikardia
ventrikel.
- Pada prinsipnya, terapi bertujuan untuk :
- Mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control)
- Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control)
- Pada pasien dengan riwayat infark miokard akut dan penurunan fungsi
ventrikel kiri (fraksi ejeksi,35 %), terdapat VT yang dapat dicetuskan dan
tidak dapat dihilangkan dengan menggunkan obat-obatan, maka ICD
(inplantable cardioverter – defibrillator) tindakan ini mirip dengan alat
pacu jantung lebih unggul dalam menurunkan mortalitas.
- Untuk pencegahan sekunder kematian mendadak (pasien yang berhasil
diselamatkan dari aritmia fatal) pada pasien pasca IMA dengan penurunan
fungsi ventrikel kiri, ICD telah terbukti lebih unggul dari pada amiodaron
Flow Chart
Ventrikel Takikardi
DC shock 200 joule
1 menit CPR secara teratur ( 5 - Kaji tanda-tanda vital ( nadi karotis teraba,
komprensi : 1 ventilasi pergerakan dada normal, bunyi nafas normal )
- Pertahankan jalan nafas
- Pengobatan sesuai dengan tekanan darah,denyut
nadi dan irama
DC shock 360 joule - Rekam 12 lead ECG ( ada gel P, ada gel T, QRS
( 0,12 s) HR (60-100xmenit))
DC shock 360 joule
- Rongent toraks
DC shock 360 joule - Pemeriksaan darah
Stabilisasi
VT menetap / VT tanpa nadi
Masukan ke ruang ICCU atau ICU
Pengkajian
Pengkajian Primer
a) Airway
b) Breathing
c) Circulation
Pengkajian Sekunder
a) Riwayat penyakit
Pengkajian fisik
a) Aktivitas /Istirahat
b) Gejala : Kelemahan, kelelahan umum karena kerja.
c) Tanda : Perubahan frekuensi jantung/TD dengan aktivitas atau olahraga.
d) Sirkulasi
e) Gejala : Riwayat IM sebelumnya/akut (90% - 95% mengalami disritmia)
kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, dan hipertensi.
f) Tanda : Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama periode
disritmia. Nadi : mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat, pulsus
alternant (denyut kuat teratur/denyut lemah), nadi begiminal (denyut kuat
tak teratur/denyut lemah). Defisit nadi (perbedaan antara nadi apical dan
nadi radial). Bunyi jantung : irama tak teratur, bunyi ekstra, dan denyut
menurun.
g) Kulit : warna dan kelembaban berubah, contoh pucat, sianosis, berkeringat
(gagal jantung, syok).
h) Edema : dependen, umum, DVJ, (pada adanya gagal jantung).
i) Haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat.
Integritas Ego
a) Gejala : Perasaan gugup (disertai takidisritmia), perasaan terancam.
Stresor sehubungan dengan masalah medik.
b) Tanda : cemas, takut, menolak, marah gelisah, dan menangis.
c) Makanan/Cairan
d) Gejala : Hilang nafsu makanan, anoreksia. Mual/muntah. Tidak toleran
terhadap makanan (karena adanya obat). Perubahan berat badan.
e) Tanda : Perubahan berat badan, edema. Perubahan pada kelembaban
kulit/turgor. Pernapasan krekels.
Neursosensori
Pernapasan
Keamanan
a) Tanda : Demam. Kemerahan kulit (reaksi obat). Inflamasi, eritema, edema
(thrombosis superficial). Kehilangan tonus otot/kekuatan.
b) Penyuluhan/pembelajaran
c) Gejala : Faktor resiko keluarga, contoh penyakit jantung,stroke.
Penggunaan /tak menggunakan obat yang diresepkan, contoh obat jantung
(digitalis), antikoagulan, Coumadin), atau obat yang dijual bebas, contoh
sirup batuk dan analgesikberisi ASA. Kurang pemahaman tentang proses
penyakit/program terapeutik. Adanya kegagalan untuk memperbaiki,
contoh disritmia berulang/tak dapat sembuh yang mengancam hidup.
d) Pertimbangan : DRG menunjukan reratan lama dirawat : 3,2 hari.
e) Rencana Pemulangan : perubahan penggunaan obat/terapi.
Diagnosa Keperawatan
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC