Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM KARDIOVASKULER :

CORONARY ARTERY DISEASE (CAD)

(diajukan untuk memenuhi tugas keperawatan medical bedah)

Disusun oleh:

Anwar Fauzi Nugraha (E.0105.18.005)

Citra Putri Utami (E.0105.18.007)

Ilham Purnama R (E.0105.18.015)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES BUDILUHUR CIMAHI

2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

CORONARY ARTERY DISEASE

A. Pengertian
Penyakit arteri koroner (CAD) adalah penyempitan atau
penyumbatan arteri koroner, arteri yang menyalurkan darah ke otot
jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup oksigen
dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut
angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali,
akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung).
( Brunner and Sudarth, 2001).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penebalan dinding dalam
pembuluh darah jantung (pembuluh koroner). Di dalam kondisi seperti ini,
darah yang mengalir ke otot jantung berkurang, sehingga organ yang
berukuran sekitar sekepalan tangan itu kekurangan darah.
Penyakit jantung koroner / penyakit arteri koroner merupakan suatu
manifestasi khusus dan aterosklerosis pada arteri koroner. Plak terbentuk
pada percabangan arteri yang ke arah arteri kiri, arteri koronaria kanan dan
agak jarang pada arteri sirkumflek. Aliran darah ke distal dapat mengalami
obstruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh
akumulasi plak atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral berkembang di
sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi
ke miokardium.

B. Etiologi
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka
kejadian paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri
tampaknya bukan merupakan bourgeois penting dalam gaya hidup
seseorang. Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya penyakit arteri koroner adalah :
1. Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria).
Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena
penyakit jantung koroner. Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih
banyak menderita serangan jantung ketimbang pria yang berusia jauh
di bawah 45 tahun.
2. Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai
akibat operasi (bagi wanita).
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause)
secara fisiologis ataupun secara dini (pascaoperasi) lebih kerap
terkena penyakit jantung koroner apalagi ketika usia wanita itu telah
menginjak usila (usia lanjut).
3. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat
dari profil kolesterol yang tidak normal, dalam artian terdapat
kebiasaan yang "buruk" dalam segi diet keluarga.
4. Diabetes
Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena
meningkatnya level gula darah, namun karena kondisi komplikasi ke
jantung mereka.
5. Merokok
Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama
penyakit jantung koroner. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat
merusak dinding (endotel) pembuluh darah sehingga mendukung
terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya terjadi sumbatan
pembuluh darah.
6. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma
langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga
memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner (faktor koroner) yang
merupakan penyebab penyakit arteri/jantung koroner.
7. Kegemukan (obesitas)
Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari
banyaknya lemak yang terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang
obesitas lebih menyimpan kecenderungan terbentuknya plak yang
merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung koroner.
8. Gaya hidup buruk
Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan
yang rutin serta pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat
seseorang terkena pneyakit jantung koroner.
9. Stress
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi
situasi yang tegang, dapat terjadi aritmia jantung yang
membahayakan jiwa.

C. Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di
intima arteri besar sehingga disebut ateroma/plak yang akan mengganggu
absorbasi nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding
pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbulan menonjol
ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan
mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut sehingga lumen menjadi
semakin sempit dan berdinding kasar menyebabkan aliran darah terhambat
atau terhenti, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh
disekitarnya. Daerah otot yang sama sekali tidak mendapat aliran atau
mendapat begitu sedikitnya aliran sehingga tidak dapat mempertahankan
fungsi otot jantung, dikatakan mengalami infark. Seluruh proses ini
disebut infark miokardium.
Segera setelah mulai timbul infark, sejumlah kecil darah kolateral
meresap ke dalam daerah infark, dan hal ini bersama dengan dilatasi
progresif pada pembuluh darah lokal, menyebabkan daerah tersebut
dipenuhi oleh darah yang terbendung. Secara bersamaan, serat otot
memakai sisa akhir oksigen dalam darah, sehingga hemoglobin menjadi
tereduksi secara total menjadi berwarna biru gelap. Daerah yang
mengalami infark menjadi berwarna coklat kebiru-biruan dan pembuluh
darah dari daerah tersebut tampak mengembang walaupun aliran darahnya
kurang. Pada tingkat lanjut, dinding pembuluh manjadi sangat permeabel
dan membocorkan cairan, jaringan menjadi edematosa, dan sel otot
jantung mulai membengkak akibat berkurangnya metabolisme selular.
Dalam waktu beberapa jam tanpa penyediaan darah, sel-sel akan mati.
Otot jantung memerlukan kira-kira 1,3 mililiter oksigen per 100
gram jaringan otot per menit agar tetap hidup. Nilai ini sebanding dengan
kira-kira 8 mililiter oksigen per 100 gram yang diberikan pada ventrikel
kiri dalam keadaan istirahat setiap menitnya. Karena itu, bila tetap terdapat
15 sampai 30% aliran darah koroner normal dalam keadaan istirahat, maka
otot tidak akan mati. Namun, pada bagian sentral dari suatu daerah infark
yang besar, dimana hampir tidak terdapat aliran darah kolateral, otot akan
mati.

D. Pathway

Ateroskelosis atau Spasme Pembuluh Darah Coroner

Penyempitan pembuluh darah koroner

Iskemik pada arteri koroner

Hipoksia otot jantung

Metabolisme anaerob

Asam laktat meningkat


Reseptor saraf nyeri
terangsang
Asidosis

Fungsi ventrikel terganggu : Nyeri


daerah dada

 Kontraksi miokardium berkurang


 Serabut-serabut memendek Merangsang
Katekolamin
 Daya dan kecepatan kontaksi berkurang
 Gerakan dinding miokardium abnormal Vasokontriksi
Perifer

Perubahan hemodynamic
Gangguan rasa nyaman
(TD & Nadi meningkat ringan) nyeri

Cardiak output menurun Penurunan curah


jantung

Tekanan jantung menningkat

Tekanan pada paru-paru Intoleransi aktifitas

MRS
Sesak napas

Kurang pengetahuan

ANSIETAS
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak
dibagian bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang
biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin berat sampai tidak
tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar ke bahu
dan lengan biasanya lengan kiri.
2. Mual dan Muntah
a. Nyeri yang hebat merangsang pusat muntah
b. Area infark merangsang refleks vasofagal
3. Diaporesis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang
meningkatkan stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi
pembuluh darah perifer sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin
dan berkeringat.
4. Demam
Temperatur mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan
berlangsung paling selama satu minggu. Hal ini disebabkan kaena ada
sel yang nekrotik yang menyebabkan respon inflamasi.
5. Perubahan pola EKG
a. Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST.
Gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q
menunjukkan nekrosis.
b. Distrimia dan Blok Jantung
Disebabkan kondisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard
ke implus saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan
stimulus saraf simpatis dapat beupa bradikardi, takikardi,
premature ventrikel, contraction (ventrikel dekstra systole),
ventrikel takikardi dan ventrikel vibrilasi.
F. Penatalaksanaan
a. Istirahat total dalam waktu 24 jam pertama atau masih ada keluhan
nyeri atau keluhan lainnya. Hal ini berguna untuk mengurangi beban
kerja jantung dan membantu membatasi luas permukaan infark.
b. Oksigen 2-4 liter/menit, untuk meningkatkan oksigenasi darah
sehingga beban kerja jantung berkurang dan perfusi sistematik
meningkat.
c. IVFD Dextrose 5% atau NaCL 0,9% untuk persiapan pemberian obat
intravena.
d. Pemberian morfin 2,5-5 mg IV atau petidin 25-50 mg IV, untuk
menghilangkan rasa nyeri . Bila dengan pemberian ISDN nyeri tidak
berkurang atau tidak hilang.
e. Sedatif seperti Diazepam 3-4x, 2 mg per oral
f. Diet
Diet yang diberikan adalah diet jantung I-IV sesuai dengan keadaan
klien.
Diet jantung I : makanan saring
Diet jantung II : bubur
Diet jantung III : nasi tim
Diet jantung IV : nasi
Diet selanjutnya untuk penderita jantung yaitu :
a. Batasi penggunaan garam bila ada tekanan darah tinggi
(hipertensi)
b. Bagi yang terlalu gemuk jumlah makanan pokok sebagai
sumber hidrat arang dikurangi, contoh sumber hidrat arang
adalah beras, roti, mie, kentang, bihun, biscuit,
tepung_tepungan, gula dan sebagainya
c. Bahan makanan yang berlemak sebaiknya dibatasi pilihlah
daging tanpak lemak atau ikan segar, ayam dan lain-lain
d. Hindari sayuran yang mengandung gas, kol, lobak nangka
muda
e. Semua buah boleh dimakan kecuali nangka masak, durian,
alpukat diberikan dalam jumlah terbatas
f. Makanan yang sebaiknya dipilih yang mudah dicerna dan tidak
merangsang.
g. Dianjurkan untuk tidak minum kopi dan alcohol
h. Dalam memasak sebaiknya tidak menggunakan cabe dan
bumbu yang merangsang.
g. Antikoagulan seperti heparin
Sebelum pemberian heparin harus diperiksa APTT sebagai base line.
Dosis heparin pertama diberikan secara bolus dengan dosis 60
U/KgBB, dilanjutkan dengan heparin drip 121 U/KgBB/jam. Hasil
heparin yang diberikan dievaluasi dengan pemeriksaan APTT tiap 12
jam, target pencapaian APTT yaitu 1,5-2x APTT base line.

G. Komplikasi
1. Aritmia
Merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan. Aritmia
yaitu gangguan dalam irama jantung yang bisa menimbulkan
perubahan eloktrofisiologi otot-otot jantung. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial
aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan
simpatis akan meningkatkan kecepatan denyut jantung.
2. Gagal jantung kongestif
Merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard. Disfungsi
ventrikel kiri atau gagal jantung kiri akan menimbulkan kongesti pada
vena pulmonalis sedangkan pada disfungsi ventrikel kanan akan
menimbulkan kongesti pada vena sistemik
3. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri
sesudah mengalami infark yang massif. Timbulnya lingkaran setan
perubahan hemodinamik progresif hebat yang irreversible yaitu
penurunan perfusi perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan
kongesti paru yang bisa berakhir dengan kematian.
4. Disfungsi otot papillaris
Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan
mengganggu fungsi katup mitralis. Inkompetensi katup mengakibatkan
aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai akibat
pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan kongesti pada atrium kiri
dan vena pulmonalis.
5. Ventrikuler Aneurisma
Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau apek
jantung. Aneurisma ventrikel akan mengembang bagaikan balon pada
setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah sekuncup.
Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung
kongestif kronik, embolisasi sistemik dari thrombus mural dan aritmia
ventrikel refrakter.
6. Perikarditis
Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang
langsung berkontak dengan pericardium menjadi kasar, sehingga
merangsang permukaan pericardium dan menimbulkan reaksi
peradangan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama klien, nomor RM,umur, jenis kelamin, status perkawinan,
pekerjaan, agama, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis.
Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, alamat serta hubungan dengan klien.
B. Keluhan Utama
Klien dengan CAD biasanya nyeri dirasakan pada daerah dada
C. Riwayat kesehatan sekarang
1) Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur.
2) Faktor perangsang nyeri yang spontan.
3) Kualitas nyeri : rasa nyeri digambarkan dengan rasa sesak yang
berat/ mencekik.
4) Lokasi nyeri : di bawah atau sekitar leher, dengan dagu belakang,
bahu atau lengan.
5) Beratnya nyeri : dapat dikurangi dengan istirahat atau pemberian
nitrat.
6) Waktu nyeri : berlangsung beberapa jam/hari, selama serangan
pasien memegang dada atau menggosok lengan kiri.
7) Keringat berlebih, muntah, mual, kadang-kadang demam, dispnea.
8) Syndrom syock dalam berbagai tingkatan.
D. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Penyakit pembuluh arteri
2) Riwayat serangan jantung sebelumnya
3) Terapi estrogen pada wanita pasca menopause
4) Diet rutin dengan tinggi lemak
5) Riwayat merokok
6) Kebiasaan olahraga yang tidak teratur
7) Riwayat DM, hipertensi, gagal jantung kongestif
8) Riwayat penyakit pernafasan kronis
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit
serupa dengan klien atau penyakit keturunan.
F. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) TD dapat normal/naik/turun, perubahan postural dicatat dari
tidur sampai duduk atau berdiri.
b) Nadi dapat normal, penuh/tidak kuat, lemah/kuat, teratur/tidak.
c) Respiratory rate meningkat.
d) Suhu dapat normal, meningkat/demam.
2) Pemeriksaan fisik persistem
1. Sistem persyarafan,
meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh
ekstermitas dan kemampuan menanggapi respon verbal maupun
non verbal.
2. Sistem penglihatan,
pada klien CAD mata mengalami pandangan kabur.
3. Sistem pendengaran,
pada klien CAD pada sistem pendengaran telinga, tidak
mengalami gangguan.
4. Sistem abdomen,
bersih, datar dan tidak ada pembesaran hati
5. Sistem respirasi,
pengkajian dilakukan untuk mengetahui secara dinit tanda
dan gejala tidak adekuatnya ventilasi dan oksigenasi. Pengkajian
meliputi persentase fraksi oksigen, volume tidal, frekuensi
pernapasan dan modus yang digunakan untuk bernapas. Pastikan
posisi ETT tepat pada tempatnya, pemeriksaan analisa gas darah
dan elektrolit untuk mendeteksi hipoksemia
6. Sistem kardiovaskuler,
pengkajian dengan teknik inspeksi, auskultrasi, palpasi, dan
perkusi perawat melakukan pengukuran tekanan darah; suhu;
denyut jantung dan iramanya; pulsasi prifer; dan temperatur
kulit. Auskultrasi bunyi jantung dapat menghasilkan bunyi
gallop S3 sebagai indikasi gagal jantung atau adanya bunyi
gallop S4 tanda hipertensi sebagai komplikasi. Peningkatan
irama napas merupakan salah satu tanda cemas atau takut
7. Sistem gastrointestinal,
pengkajian pada gastrointestinal meliputi aukultrasi bising
usus, palpasi abdomen (nyeri, distensi).
8. Sistem muskuluskeletal,
pada klien CAD adanya kelemahan dan kelelahan otot
sehingga timbul ketidakmampuan melakukan aktifitas yang
diharapkan atau aktifitas yang biasanya dilakukan.
9. Sistem endokrin,
biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah.
10. sistem integumen,
pada klien CAD akral terasa hangat, turgor baik.
11. sistem perkemihan,
kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah
pinggang, observasi dan palpasi pada daerah abdomen bawah
untuk mengetahui adanya retensi urine dan kaji tentang jenis
cairan yang keluar.
G. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan EKG
a. Normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada segmen ST,
gelombang T inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q
menunjukkan nekrosis
b. Disritmia dan Blok Jantung
Disebabkan konsisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard
ke impuls saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan
stimulasi saraf simpatis dan berupa bradikardi, takikardi dan
ventrikel fibrilarilasi.

2. Pemeriksaan Foto Thorax


Biasanya normal, namun infiltrasi mungkin ada yang menunjukkan
gagal jantung kongestif/aneurisma ventrikel.

3. Pemeriksaan laboratorium
a. Perubahan enzim jantung, isoenzim, dan Troponin T
a) CK-MB isoenzim yang ditemukan pada otot jantung
meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam,
kembali normal dalam 48-72 jam.
b) LDH meningkat dalam 14-24 jam, memuncak dalam 48-72
jam dan kembali normal dalam 7-14 hari
c) Troponin-T, merupakan pertanda baru untuk infark miokard
akut, meningkat sampai hari ke 7.
b. Kolesterol/trigliserida serum, mungkin meningkat (faktor resiko
CAD)
c. Analisa gas darah dan laktat miokard, mungkin meningkat selama
serangan angina.
d. Elektrolit : kalium, kalsium, magnesium, natrium, mungkin
berubah selama serangan.
4. Karakteristik jantung dengan angiografi
Diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui angina atau
nyeri dada tanpa aktivitas, pada pasien kolesterol dan penyakit jantung
keluarga yang mengalami nyeri dada, pasien dengan EKG istirahat
normal, prosedur ini akan menggambarkan penyempitan sumbatan
arteri koroner.

5. Echokardiografi
Digunakan untuk mengkaji fraksi ejeksi, gerakan segmen dinding,
volume sistolik dan diastolik ventrikel, regurgitasi katup mitral karena
disfungsi otot papiler dan untuk mendeteksi adanya thrombus mural,
vegetasi katup, atau cairan pericardial.

6. CT scan (Computerized tomography Coronary angiogram)


Computerized tomography Coronary angiogram/CT Angiografi
Koroner adalah pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk
membantu memvisualisasikan arteri koroner dan suatu zat pewarna
kontras disuntikkan melalui intravena selama CT scan, sehingga dapat
menghasilkan gambar arteri jantung, ini juga disebut sebagai ultrafast
CT scan yang berguna untuk mendeteksi kalsium dalam deposito
lemak yang mempersempit arteri koroner. Jika sejumlah besar kalsium
ditemukan, maka memungkinkan terjadinya PJK (Mayo Clinik, 2012).
7. Magnetic resonance angiography (MRA)
Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering dikombinasikan
dengan penyuntikan zat pewarna kontras, yang berguna untuk
mendiagnosa adanya penyempitan atau penyumbatan, meskipun
pemeriksaan ini tidak sejelas pemeriksaan kateterisasi jantung (Mayo
Clinik, 2012).
8. Pemeriksaan biokimia jantung (profil jantung)
Petanda biokimia seperti troponin I (TnI) dan troponin T (TnT)
mempunyai nilai prognostik yang lebih baik dari pada CKMB.
Troponin C, TnI dan TnT berkaitan dengan konstraksi dari sel
miokrad. Susunan asam amino dari Troponin C sama dengan sel otot
jantung dan rangka, sedangkan pada TnI dan TnT berbeda. Nilai
prognostik dari TnI atau TnT untuk memprediksi risiko kematian,
infark miokard dan kebutuhan revaskularisasi dalam 30 hari. Kadar
serum creatinine kinase (CK) dan fraksi MB merupakan indikator
penting dari nekrosis miokard, risiko yang lebih buruk pada pasien
tanpa segment elevasi ST namun mengalami peningkatan nilai CKMB
(Depkes, 2006).
H. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Aterosklerosis Nyeri
- Mengeluh nyeri ↓
DO : Konstriksi arteri koronaria
- Skala nyeri meningkat (0- ↓
10) Aliran darah ke jantung
- Tampak gelisah menurun
- TTV meningkat ↓
Oksigen dan nutrisi turun
Tanda minor ↓
DS: Jaringan Miocard Iskemik

DO: Nekrose lebih dari 30 menit
- Tekanan darah ↓
meningkat Supply dan kebutuhan
- Pola napas berubah oksigen ke jantung tidak
- Nafsu makan berubah seimbang↓
- Proses pikir Supply Oksigen ke miocard
terganggu turun

Nyeri
2 DS: Aterosklerosis Gangguan
- dispnea ↓ pertukaran gas
DO : Konstriksi arteri koronaria
- PCO2 meningkat/ ↓
menurun Aliran darah ke jantung
- PO2 menurun menurun
- Takikardi ↓
Oksigen dan nutrisi turun
Tanda minor ↓
DS : Jaringan miocard iskemik
- Pusing pada ventrikel kiri
- Penglihatan kabur ↓
DO : Kemampuan pompa ventrikel
- Sionosis kiri menurun
- Diaforesis ↓
- Gelisa Tekanan dinding ventrikel
- Napas cuping hidung kiri

Resistensi vaskuler sistemik

Aliran darah balik ke atrium
kiri

Tekanan intratrium
meningkat

Transudasi ke paru

Edema paru

Gangguan pertukaran gas
3 DS : Aterosklerosis Intoleransi
- Mengeluh lelah ↓ aktivitas
DO : Konstriksi arteri koronaria
- Freukuensi jantung ↓
meningkat >20% dari Aliran darah ke jantung
kondisi istirahat menurun
Tanda minor ↓
Ds : - Dispnea saat/setelah Oksigen dan nutrisi turun
aktivitas ↓
- Merasa tidak nyaman Jaringan Miocard Iskemik
setelah beraktivitas ↓
- Merasa lemah Nekrose lebih dari 30 menit
Do : ↓
- Tekanan darah Supply dan kebutuhan
perubahan >20% dari oksigen ke jantung tidak
kondisi istirahat seimbang
- Gangguan gambarab ↓
EKG menunjukkan Supply Oksigen ke miocard
aritmia saat/setelah turun
aktivitas ↓
- Gambarab EKG Metabolisme anaerob
menunjukkan iskemia ↓
- Sianosis Penurunan fosforilasi energi
tinggi

ATP dan asam laktat
meningkat

Diassosiasi asam laktat
menjadi ion H+ dan laktat

Penurunan pH cairan ekstra
dan intraseluler

Ikatan O2 oleh Hb di paru
terhambat

Sintesis ATP terhambat

fatigue

Intoleransi aktivitas
4 DS: Aterosklerosis Ansietas
- Merasa bingung ↓
- Merasa khawatir dengan Aliran darah ke jantung
akibat dari kondisi yang menurun
dihadapi ↓
- Sulit berkonsentrasi Jaringan miocard iskemik
DO: ↓
- Tampak gelisah Supply dan kebutuhan
- Tampak tegang oksigen ke jantung tidak
- Sulit tidur seimbang

Tanda minor Gagal jantung kiri

DS : ↓

- Mengeluh pusing Timbul gejala: sesak, nyeri

- Anoreksia dada

- Palpitasi
Perawatan di rumah sakit
DO:

- Tremor
Klien dipulangkan
- Freukensi napas

meningkat
Kurang informasi tentang
- Muka tampak
perawatan klien
pucat

Ansietas

I. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d menurunnya suplai
oksigen miokardial.
2. Gangguan difusi gas b.d oedem paru
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai
oksigen miokard dan kebutuhan oksigen.
4. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
J. Intervensi keperawatan
N Dx kep Tujuan Intervensi Rasional
o keperawatan
1 Gangguan Setelah dilakukan Observasi Observasi
rasa nyaman keperawatan 1. Identifikasi 1. Untuk
nyeri b.d selama …x24 jam nyeri mengetahui
menurunnya diharapkan 2. Identifikasi skala nyeri
suplai masalah teratasi lokasi,karakt 2. Untuk
oksigen 1. mampu eristik nyeri mengetahui
miokardial mengotrol lokasi nyeri
nyeri
2. mampu
mengenali Teurapeutik Terapeutik
nyeri 1. Berikan 1. Untuk
teknik mengalihkan
nonfarmakol rasa nyeri
ogi 2. Untuk
2. Fasilitas mengalihkan
istirahat dan rasa nyeri
tidur dengan
istirahat

Edukasi
Edukasi 1. Agar
1. Jelaskan melakukan
penyebab,per pengalihan
iode dan rasa nyeri
pemicu nyeri 2. Agar
2. Jelaskan mengetahui
strategi mengalihkan
meredakan nyeri
nyeri
2 Gangguan Setelah dilakukan 0bservasi Observasi
pertukaran keperawatan 1. Monitor pola 1. Untuk
gas b.d selama …x24 jam napas mengetahui
oedem paru diharapkan 2. Monitor pola napas
masalah teratasi kemampuan 2. Agar
1. mendemotras batuk efektif mengetahui
ikan kemampuan
peningkatan batuk efektif
ventilasi dan
oksigen yang
adekuat Terapeutik Terapeutik
2. memilih 1. Atur interval 1. Untuk
kebersihan pemamtauan membantu
paru paru respirasi pemantauan
dan bebas respirasi
dari tanda
distress Edukasi Edukasi
1. Jelaskan 1. Agar
tujuan dan mengetahui
prosedur tujuan dan
pemantauan pemantuan
2. Informasikan 2. Agar
hasil mengetahui
pemantauan hasil
pemantauan

3 Intoleransi Setelah dilakukan Observasi Observasi


aktivitas b.d keperawatan 1. identifikasi 1. Untuk
ketidakseim selama …x24 jam kesiapan dan meningkatkan
bangan diharapkan kemampuan kemampuan
suplai masalah teratasi menerima aktivitas
oksigen 1. mampu informasi
miokard melakukan Terapeutik Terapeutik
dengan aktivitas sehari 1. sediakan 1. Untuk
kebutuhan 2. -mampu materi dan menambah
berpindah media pengetahuan
dengan alat pengaturan dalam akivitas
ataupun tidak aktivitas dan 2. Untuk
istirahat menambah
2. jadwalkan pengetahuan
pemberian dalam akivitas
pendidikan 3. Memberi
kesehatan pengetahuan
sesuai pada keluarga
kesepakatan dan pasien
3. berikan
kesempatan
kepada pasien
dan keluarga Edukasi
untuk betanya 1. Untuk
Edukasi membiasakan
1. Jelaskan pasien ingin
pentingnya bergerak
melakukan 2. Untuk
aktivitas fisik/ membiasakan
olahraga secara pasien ingin
rutin bergerak
2. Anjurkan 3. Membiasakan
terlibat dalam dalam aktivitas
aktivitas
kelompok
3. Anjurkan
menyusun
jadwal
aktivitas dan
istirahat

4. Gangguan Setelah dilakukan Observasi Observasi


rasa aman : keperawatan 1. Identifikasi 1. Untuk
Ansietas b.d selama …x24 jam saat tingkat meningkatkan
kurangnya diharapkan ansietas tindakan yang
pengetahuan masalah teratasi berubah akan diambil
tentang 1. Klien 2. Monitori 2. Mengetahui
penyakitnya mampu tanda-tanda tanda ansietas
mengidentif ansietas Terapetik
ikasi dan 1. Agar klien
mengungka Terapetik tidak
pkan gejala 1. Ciptakan merasakan
cemas suasana kecemasan atau
2. Mengidenti terapeputik mengurangi
fikasi dan untuk kecemasan
menunjuka menummbuhka pada klien
n teknik n kepercayaan 2. Agar mudah
untuk 2. Pahami situasi mengambil
mengoontro yang mmbuat tindakan
l ansietas 3. Agar pasien
kecemasan 3. Temani pasien merasa tenang
3. Ttv dalam untuk
batas mengurangi
normal ansietas
Edukasi
Edukasi 1. Agar
1. Anjurkan mengurang
keluarga untuk ansietas pada
tetap bersama pasien
pasien 2. Untuk
2. Anjurkan mengalihkan
mengungkapka rasa ansietas
n perasaan dan 3. Untuk
persepsi mengalihkan
3. Latihan teknik rasa ansietas
relaksasi

DAFTAR PUSTAKA

PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I


Cetakan III(Revisi).Jakarta
PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) Edisi Cetakan
II.Jakarta

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. M DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER : CORONARY ARTERY DISEASE (CAD) DI
RUMAH SAKIT CAHYA KAWALUYAN

PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Nama : Tn. M
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No.CM : 00331041
Tanggal masuk RS : 04 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 04 Mei 2021
Diagnose medis : CORONARY ARTERY DISEASE (CAD)

Data pre hospital


Cara tiba ke RS : Ambulance
Tanda-tanda vital :TD : 148/81 mmHg
N : 70 x/mnt
RR : 27 x/mnt
S : 36. C
SPO2 : 97%
Tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan:
a. Infus RL (IV) 20 tpm/m
b. Nassal kanul 3lt
c. ISDN 3x1
d. Aspilet 1x1
e. Clopidogrel 1x1
f. Laxadine (PO) 1x 2cth
g. Atrovastatin (PO) 1x40mg
h. Diazepam (PO) 1x2mg
i. Ceftriaxone (IV) 2x1gr
2. Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri dada
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri dada dan di sertai nyeri
yang menjalar ke punggung dan lengan kiri .Nyeri di dada seperti
ditindih, rasa nyeri hilang timbul dan jika di skala rasa nyeri ini
berskala 4 dan mengeluh nyeri ulu hati, tampak pasien berbaring lemas
dan berkeringat dingin.
4. Riwayat kesehatan dahulu
pasien mengatakan dahulu pernah mengalami riwayat hipertensi.
Pasien rutin mengkonsumsi obat hipertensi secara teratur.
5. Riwayat kesehatan keluarga: tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan.
6. Riwayat Psikososial dan Spititual
1. Pengkajian Psikologis
 Status emosianal : Klien merasa Kesakitan
 Konsep Diri
 Cara Berkomunikasi
 Pola Interaksi
2. Pengkajian Sosial
 Hubungan Sosial
 Faktor Kultur Sosial
 Pola Hidup
 Keluarga
3. Support System
4. Sistem Nilai Kepercayaan

7. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
a. TD : 148/81 mmHg
b. N : 70 x menit
c. S : 36 C
d. SPO2 : 97%
2. Pemeriksaan fisik persistem
a. Sistem respirasi,
Bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri palpasi
sinus, hidung bersih, mukosa rongga hidung kering. Bentuk
dada simetris, tidak ada lesi, ada nyeri tekan karna pasien
mengeluh nyeri dada skala 4, tidak ada masa . saat
diperkusi terdengar bunyi normal, saat di auskultasi bunyi
nafas vasukuler kembang kempis paru tampak sama,
terdapat otot bantu pernafasan, terpasang nasal kanul 3l.
b. Sistem kardiovaskuler,
tidak terdapat peningkatan JVP,bunyi jantung s1
dan s2 murni reguler CRT <2 detik. TD : 148/81 mmHg, N
: 70 x menit, S : 36 C, SPO2 : 97%.
Inspeksi : adanya hipertensi, hemoragi subkutan,
hematoma dan sianosis akral. Adanya ptekie atau ekimosis
pada kulit, purpura.
Palpasi : penghitungan frekuensi denyut nadi
meliputi irama dan kualitas denuyt nadi, denyut nadi perifer
melemah hamper tidak teraba. Takikardi, adanya ptekie
pada permukaan kulit. Palpitasi ( sebagai bentuk takikardia
kompensasi)
Perkusi : kemungkinan adanya pergeseran batas
jantung auskultasi bunyi jantung abnormal tekanan darah
terjadi peningkatan sistolik, namun normal paradiastolik.

c. Sistem muskuluskeletal,
tidak terdapat oedema, kekuatan otot menurun
d. sistem integumen,

akral teraba dingin

8. Pemeriksaan penunjang & terapi medis


 Laboratorium Darah

Tgl: 04 Juni 2021

HEMATOLOGI
1.HB 17,5 g/dl 14.0-17,5
2.HT 48,9 % 36-47 High
3. LEUKOSIT 10.7 10̊3/µL 4.4-11.3
4. ERITROSIT 5.67 10̊6/µL 4-5,2 High
5.TROMBOSIT 237 10̊3/µL 136-380
6..MCV 86 fl 78-95
7. MCH 30.9 fg 26-32
8. MCHC 35.8 g/dL 32-36
9.Hitung jenis satu
- Basofil 0 % 0-1
- elsinofil 1 % 2-4 Low
- batang 0 % 3-5 Low
- segmen 78 % 50-70
- liaposit 13 % 25-40
- monosit 8 % 2-8
IMUNOLOGI
1. rapid Antigen negative negative
SARS cov-2
KIMIA
2. GDS 146 mg/dl <140 High
3. Urea 27 mg/dl 10-50
4. Kretinin 0.80 mg/dl 0,6-1,2
5. Natrium 144 mol/l 135-145
6. Kalium 4.3 mol/l 3,5-5,5
7. Klorida 104 mol/l 96-106
8. Troponin Positif: - negative
250 <50

 Therapi Obat

N Nama terapi Dosis Rute Pemakaian


O
1 Clopidogrel 1x1 IV
2 ISDN 3x1 IV
3 Aspilet 1x1 IV
4 Laxadine 1x2 Oral
5 Diazepam 1x2 Oral
6 Ceftriaxone 2x1 gr IV
8 Pantoprazole 1x40 gr IV

1. Analisa data

DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds: Nyeri akut
1. Pasien
mengatakan Aterokskelorosis
nyeri dada dan
ulu hati Kontraksi arteri
koronaria
Do:
1. Skala nyeri4
Aliran darah ke
2. tampak gelisah
jantung menurun
3. TD:148/81
mmHg
N: 70 x/m Oksigen dan nutrisi
R:27x/m turun
S; 36,0
Jaringan miokard
iskemik

Nekrose lebih dari


30

Suplai dan
kebutuhan oksigen
ke jantung tidak
seimbang

Suplai oksigen ke
miokard turun

Nyeri

Ds: Ateroskeolosis atau Penurunan curah jantung


a. nyeri dada dan di spasme pembuluh
sertai nyeri yang darah coroner
menjalar ke
punggung dan Penyempitan
lengan kiri pembuluh darah
Do: koroner
1. tampak lemas
dan meringgis Iskemik pada
2. Pasien dipasang arterikoroner
02 3lt
3. Terlihat warna Hipoksia otot
kulit pucat jantung
TD: :148/81
mmHg Metabolisme
N: 70 x/mnt anaerob
R:27 x/m
S:36,0 Asam laktat
meningkat

Asidosis

Fungsi vertikel
terganggu

Perubahan
hemodynamic

Cardiak output
menurun

Penurunan Curah
Jantung
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d menurunnya suplai oksigen miokardial
2. Penurunan curah jantung b.d cardiak output menurun

3. Rencana keperawatan

No Dx Kep Tujuan Intervensi Rasional


2.1. Nyeri Setelah Manajemen
akut b.d dilakukan nyeri
menurun tindakan
nya keperawatan Observasi Observasi
suplai selama 6jam -identifikasi -untuk mengetahui lokasi
oksigen diharpakn rasa lokasi nyeri nyeri
miokardi nyeri menurun
al dengan kriteria Terapeutik Terapeutik
hasil: -berikan teknik -untuk mengurangi rasa
-keluhan nyeri non nyeri
(menurun) farmakologis -untuk kenyamanan tidur
-frekuensi nadi -fasilitasi pasien
(membaik) istirahat tidur
-pola napas Kolaborasi
(membaik) Kolaborasi -untuk meminimalisirkan
-TD (membaik) -pemberian rasa nyeri
analgesik
2. Penuruna Setelah Perawatan
n curah dilakukan Jantung
jantung tindakan
b.d keperawatan Observasi Observasi
cardiak selama 6jam -monitor TTV -untuk mengetahui keadaan
output diharapkan curah -monitor umum pasien
menurun jantung saturasi -untuk mengetahui kadar
meningkat oksigen oksigen dalam tubuh
dengan kriteria -monitor pasien
hasil: keluhan nyeri -untuk mengetahui tingkat
dada nyeri
-Lelah lemas
Terapeutik
(menurun)
Terapeutik -untuk merelaksasikan
-takikardia
-posisikan pasien
(menurun)
semi fowler -untuk membantu
-CRt (membaik)
- pemberian pemenuhan oksigen
-tekanan darah
oksigen nasal -untuk mengatasi irama
(membaik)
kanul jantung yang tidak teratur

Kolaborasi
-pemberian
antiaritmia

4. Implementasi keperawatan

No Dx kep Implementasi Evaluasi

1 3. Nyeri akut Observasi 13:45


b.d 1. Mengidentifikas S= klien mengatakan
menurunnya i lokasi nyeri nyeri sedikit berkurang
suplai E: didada O= klien tampak tidak
oksigen menjalar ke terlalu sering meringis
miokardial lengan Skala nyeri : 3

A= masalah nyeri teratasi


Terapeutik
sebagian
2. Memberikan
teknik
P= intervensi dilanjutkan
farmakologis

E: keadaan pasien
membaik

3. Memfasilitasi
istirahat tidur

E: meningkatkan
kwalitas tidur pasien

Memberikan analgesik
(ceftriaxone 2x1 gr IV)

2 Penurunan memonitor TTV 04 mei 2021


curah E= TD 120/80 mmHg Jam: 13.40
jantung b.d N= 80 x/mnt
cardiak S= 36.0 S = klien mengatakn
output sesak sedikit berkurang
menurun -memonitor saturasi setelah diberikan 02 3 lt
oksigen O= nafas klien masih
E= Nassal kanul 2lt cepat dan dangkal
TD= 120/80 mmHg
-memonitor keluhan N= 80 x/mnt
nyeri dada RR: 25 x/mnt
E= Skala Nyeri 3
A=masalah penurunan
curah jantung
-memposisikan semi
fowler
E= Nyaman P= intervensi dilanjutkan
-memberikan osigen
nassal kanul 3lt
E= sesak mulai
berkurang

-memberikan obat
antiaritmia

5. Catatan perkembangan

No dx Hari/tanggal Catatan perkembangan Paraf


kep
1. Jum’at/ 04 Juni 2021 S= klien mengatakan nyeri
sedikit berkurang
O= rasa nyeri klien
berkurang, klien tidak tampak
sering meringis
Td: 120/80 mmHg

N: 80 x/mnt
RR: 25 x/mnt
S: 36.0
A= masalah nyeri teratasi
sebagian
P= intervensi dilanjutkan
I= pemberian analgetik
dengan memposisikan semi
fowler
E= masalah nyeri mulai
berkurang, nyeri klien
kadang-kadang
R= pemberian obat analgetik
masih dilanjutkan

2. Jum,at/04 mei 2021 S: Klien mengatakan sesak


nafas sedikit berkurang
setelah diberikan posisi
fowler
O= nafas klien masih cepat
dan dangkal
TD: 120/80 mmHg
N: 80 x/mnt
RR: 25 x/mnt
S: 36.0
A= masalah penurunan curah
jantung belum teratasi
P= intervensi dilanjutkan
I= pemberian nassal kanul 2lt
E= sesak mulai berkurang
R= pemberian oksigen masih
dilanjutkan dengan posisi
klien semi fowler

Anda mungkin juga menyukai