Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN HALUSINASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Oleh :

Citra Putri Utami (E.0105.18.007)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Halusinasi

1. Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan sensori persepsi
yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada (Sutejo, 2017).
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa stimulus atau
rangsangan dari luar (Stuart dalam Azizah, 2016).
2. Rentang Respon Neurobiologis Halusinasi
Rentang respon neurobiologis yang paling adaptif yaitu adanya pikiran logis, persepsi
akurat, emosi yang konsisten dengan pengalaman, perilaku cocok, dan terciptanya
hubungan sosial yang harmonis. Sedangkan,respon maladaptive yang meliputi waham,
halusinasi, kesukaran proses emosi, perilaku tidak teroganisasi, dan isolasi sosial.
Rentang respon neurobiologis halusinasi digambaran sebagai berikut (Stuart, 2013).
Rentang Respon Neurobiologis Halunasi

Adaptif Maladaptif
Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang Gangguan proses
Persepsi akurat Ilusi Pikir: waham
Emosi konsisten Emosi tidak stabil Halusinasi
Dengan pengalaman Ketidakmampuan
Perilaku sesuai Menari diri Ungtik mengalami
Hubungan sosial emosi
Ketidakmampuan
Isolasi sosial
a. Faktor Predisposisi :
1. Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol
dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak
kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan terhadap stress.

2. Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi sehingga
akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkungannya
3. Faktor Biokimia
Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress
yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan
suatu zat yang bersifat halusiogenik neurokimia. Akibat stress
berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter
otak,misalnya terjadi ketidakseimbangan acetylchoin dan dopamine.
4. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada
ketidakmampuan klien mengambil keputusan tegas, klien lebih suka
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
5. Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian Menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orangtua
skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia . Hasil studi menunjukkan
bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangatberpengaruh
pada penyakit ini.

b. Faktor Presipitasi :
1. Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan
tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku menarik diri, kurang perhatian,
tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan
keadaan nyata dan tidak nyata.
Menurut (Rawlins dan Heacock 1993 dalam Damayanti, Dkk 2014),
dalam hakekatnya seorang individu sebagai mahluk yang dibangun atas
dasar unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari
lima dimensi, yaitu:

a) Dimensi Fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti
kelelahan luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium dan kesulitan tidur dalam waktu yang lama.
b) Dimensi Emosional Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar
problem yang tidak dapat diatasi. Halusinasi dapat berupa perintah
memasa dan menakutkan. Klien tida sanggup menentang sehingga
klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
c) Dimensi Intelektual
Menerangkan bahwa individu dengan halusinasi mengalami
penurunan fungsi ego. Awalnya halusinasi merupakan usaha dari
ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan,namun
menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh
perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua perilaku
klien.
d) Dimensi Sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial di dalam fase awal dan
comforting menganggap bahwa bersosialisasi nyata sangat
membahayakan. Klien halusinasi lebih asyik dengan halusinasinya
seolah-olah itu tempat untuk bersosialisasi.
e) Dimensi Spiritual
Klien halusinasi dalam spiritual mulai dengan kehampaan hidup,
rutinitas tidak bermakna, dan hilangnya aktivitas beribadah. Klien
halusinasi dalam setiap bangun merasa hampa dan tidak jelas
tujuan hidupnya.

c. Tanda dan Gejala :


Menurut (Azizah, 2016) tanda dan gejala perlu diketahui agar dapat menetapkan
masalah halusinasi, antara lain:
a. Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri
b. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
c. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
d. Disorientasi
e. Tidak mampu atau kurang konsentrasi
f. Cepat berubah pikiran
g. Alur pikiran kacau
h. Respon yang tidak sesuai
i. Menarik diri
j. Sering melamun

I. a. Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri,


Efek
orang lain, lingkungan dan verbal)
Core broblem Perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial
Cause

Harga diri rendah kronis


b. Masalah keperawatan dan data yang perlu di kaji
Format/data fokus pengkajian pada klien dengan Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi (Keliat & Akemat, 2009)

Persepsi:
Halusinasi: (pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidu)
Jelaskan:
Jenis Halusinasi :
Isi halusinasi :
Waktu halusinasi :
Waktu halusinasi :
Frekuensi halusinasi :
Situasi halusinasi :
Respon klien :
Masalah Keperawatan Klien: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

II. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori: halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal)
III. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan Halusinasi

Nama klien :_______________ Diagnosa Medis :_______________

Ruangan :_______________ No. CM :_______________

Tgl No Diagnosa (PERENCANAAN) Intervensi


D keperawatan
X Tujuan

1 2 3 4 5

Gangguan 1. persepsi realitas terhadap stimulus baik Manajemen Halusinasi: Mengidentifikasi dan mngelola
persepsi internal maupun eksternal membaik degan peningkatan keamanan, kenyamanan dan orientasi realita.
sensori: Kriteria hasil:
Halusinasi Observasi:
a. Verbalisasi mendengar bisikan menurun
(5) - Monitor perilaku yang mengidentifikasi halusinasi
b. Verbalisasi melihat bayangan menurun (5) - Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi
c. Verbalisasi mersakan sesuatu melalui indra lingkungan
perabaan menurun (5) - Monitor isi halusinasi (mis. Kekerasan atau
d. Verbalisasi merasakan sesuatu melalui membahayakan diri)
indra penciuman menurun (5)
Terapeutik:
e. Verbalisasi merasakan sesuatu melalui
indra pengecapan menurun (5) - Pertahankan lingkungan yang aman
f.Distorsi sensori menurun (5) - Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat
g. Perilaku halusinasi menurun (5) mengontrol perilaku halusinasi
h. Respon sesuai stimulus membaik (5) - Diskusikan perasaan dan respon terhadap halusinasi

Edukasi:
- Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya
halusinasi
- Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk
memberi dukungan dan umpan balik korektif terhadap
halusinasi
- Anjurkan melakukan distraksi (mis.mendengarkan
musik, melakukan aktivitas dan teknik relaksasi)
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol
halusinasi
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian obat asntipsikotik dan ansietas.
Contoh Rencana Keperawatan Halusinasi

Dalam Bentuk Strategi Pelaksanaan

N Pasien Keluarga
o
SP1P SP2K

1 Mengidentifikasi jenis halusinasi klien 1. Mendiskusikan masalah yang


dirasakan keluarga merawat
2 Mengidentifikasi isi halusinasi klien klien.
2. Memberikan pendidikan
3 Mengidentifikasi waktu halusinasi klen
kesehatan tentang pengertian
4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien halusinasi, jenis halusinasi
yang dialami klien, tanda
5 Mengidentfikasi situasi yang dapat menimbulkan dan gejala halusinasi, serta
halusinasi klien proses terjadinya halusinasi.
3. Menjelaskan cara-cara
6 Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi klien merawat klien dengan
halusinasi
7 Mengajarkan klien mngehardik halusinasi

8 Menganjurkan klien memasukkan cara menghardik ke


dalam kegiatan harian

SP2P SP2K

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 1. Melatih keluarga


mempraktikan cara merawat
2 Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara klien dengan halusinasi
bercakap-bercakap dengan orang lain 2. Melatih keluarga
mempraktikan cara merawat
3 Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal
langsung kepada klien dengan
kegiatan harian
halusinasi

SP3P SP3K

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien Membantu keluarga membuat


jadwal aktifitas dirumah termasuk
2 Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara minum obat (discharge planning).
melakukan kegiatan
Menjelaskan follow up klien
3 Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal setelah pulang.
kegiatan harian

SP4P

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2 Memberikan penkes tentang penggunaan obat secara


teratur

3 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan


harian

Prodi PendidikanNers
REFRENSI

Damayanti, M., & Iskandar.(2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung : Refika

Aditama

Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan
Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.

file:///D:/jiwa%20Bl/Chapter

Prodi PendidikanNers

Anda mungkin juga menyukai