OLEH:
NIM : 462017079
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN NN.M DENGAN HARGA DIRI RENDAH
DI RSJD SURAKARTA
A. DATA PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 29 Maret 2021
a. Data Klien
Nama Klien : Nn. M
Usia : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No RM : 4321
Tanggal/ Jam Masuk : 08 Maret 2021/Jam 08.00 WIB
Masuk Dari : Rujukan dari Rumah Sakit Umum
Dx Medis : Harga Diri Rendah
Alamat : Jl. Diponegoro, Salatiga
Pekerjaan : Pegawai mini market
Pendidikan Terakhir : SMA
Status pernikahan : Belum Menikah
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. N
Alamat : Jl. Diponegoro, Salatiga
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan Klien : Kakak
c. Alasan Masuk
Klien ditemukan oleh keluarga sangat terpuruk dikamarnya. Badanya kurus, kotor
bau, tidur dilantai dengan konisi pakaian dipenuhi kotoran(feces). Sebelum di bawa
ke RSJ pasien hamper tidak pernah keluar kamar selama 1 minggu.
d. Faktor Predisposisi
1. Riwayat penyakit:
Klien terdiagnosa masalah keperawatan jiwa yaitu Harga diri rendah (HDR).
Klien tidak memiliki riwayat penyakit kronis.
2. Riwayat pengobatan:
Keluarga mengatakan klien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
3. Riwayat trauma
a. Aniaya Fisik
Keluarga mengatakan klien tidak pernah mengalami aniaya fisik.
b. Aniaya Seksual
Keluarga mengatakan klien tidak pernah mengalami aniaya seksual
c. Kekerasan dalam keluarga
Keluarga mengatakan klien tidak pernah mengalami kekerasan dalam
keluarga.
d. Tindakan Kriminal
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami tindakan kriminal.
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga yang mengalami masalah gangguan jiwa.
5. Riwayat Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Keluarga mengatakan klien ditinggal nikah oleh laki-laki yang ia sukai. Klien
kerap menjadi bahan omongan teman-teman dan tetangganya karena statusnya
yang masih singel
e. Faktor Presipitasi
1) pasien mengatakan merasa tidak menarik dan tidak berguna.
f. Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum
Composmentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Suhu : 36,6 ℃
Nadi : 90x/menit
Respirasi : 18x/menit
SpO2 : 98%
3. Pemeriksaan fisik
1) Rambut
Inspeksi : Berwarna hitam, berantakan, lepek/berminyak, ketombean.
2) Wajah
Inspeksi : bentuk wajah bulat, terlihat berjerawat, berminyak. Kusam,
terihat sedih
3) Mata
Inspeksi : bengkak, sklera kemerahan, konjungtiva berwarna merah mudah,
pupil isokor.
4) Hidung
Inspeksi : bentuk normal, kemerahan. Terihat kotor
5) Telinga
Inspeksi : bentuk normal, simetris kiri-kanan, terlihat kotor dan ada
serumen.
6) Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, lidah terihat kotor2, gigi masih utuh, tidak
rata dan kotor.
7) Leher
Inspeksi : tidak didapatkan pembesaran kelenjar tiroid maupun benjolan,
dan lesi.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
8) Dada
Inspeksi : bentuk dada terihat Simetris, tidak adanya retraksi dada, tidak
mengalami sesak napas, jenis pernapasan dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada taktil fremitus
Perkusi : resonan
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada suara napas tambahan
9) Abdomen
Inspeksi : datar, tidak ada luka, ruam, dan benjolan/pembengkakan.
Auskultasi : bunyi peristaltik 20x/menit
Palpasi : Tidak ada pembesaran pada bagian perut, benjolan/bengkak,
tidak ada nyeri
Perkusi : timpani
10) Ekstremitas
Inspeksi : warna kulit sawo matang, tidak ada luka, terlihat kotor, tidak
terdapat fraktur, pergerakan ekstremitas normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan/pembengkakan.
g. Pengkajian Psikososial
1. Genogram : Meliputi Tiga Generasi
Keterangan :
: laki-laki : menikah
: klien : meninggal
menyukainya lagi
Keluarga mengatakan bahwa
Isolasi Sosial :
sebelum masuk RSJ klien
Menarik Diri
hamper tidak pernah keluar
kamar selam 1 minggu
Kelurga mengatakan klien
memang sedikit tertutup dan
statusnya yang masih singel
kerap menjadi bahan omongan
tetangga dan teman-temannya
DO:
Penampilan klien kurang rapi, baju
sedikit terlihat kotor dan lusuh
kontak mata yang kurang
menunjukan ekspresi yang sedih
dan menagis
klien berbicara apabila ditanya,
menjawab dengan secara singkat,
suara pelan dan tidak bersemangat
Klien tampak sedih, suka
menyendiri dan tidak mau
melakukan kegiatan.
Klien tampak gelisah, suka
menyendiri dan tidak mau
melakukan kegiatan. tampak
bingung dan kacau.
Klien terus menunjukkan emosi
sedih dan menagis untuk setiap
stimulus yang diberikan.
3. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah kronik (D.0086)
4. Rencana Keperawatan
RENCANA
NO DX KEP
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Harga Setelah dilakukan Promosi Harga Diri Promosi Harga Diri (I.09308)
Diri tindakan (I.09308) Observasi:
Rendah keperawatan Observasi : 9. Tingkat Hrga Diri menunjukan
selama 2 minggu 1. Monitor Tingkat Harga penilaian seseorang terhadap
dengan tujuan diri setiap waktu dirinya yang ditunjukan dengan
Harga diri rendah 2. Monitor Verbalisasi sikap terhadap dirinya. Sehingga
dapat dicegah dan yang merendahkan diri hal ini mempengaruhi perilaku
tidak terulang. sendiri maupun kondisi kesehatan
Kriteria hasil: Nursing seseorang.
1. Konsentrasi 1. Identifikasi kemampuan 10.Kata-kata yang merendahkan diri
Meningkat dan aspek positif yang sendiri menunjukan adanya
(Skala 5) dimiliki klien gangguan harga diri pada
2. Kontak mata 2. Bantu pasien menilai seseoang.
cukup kemampuan pasien Nursing
meningkat yang masih dapat 1. melihat kemampuan yang masih
(skala 4) diguanakan dimiliki oleh klen dan yang dapat
3. Perasaan tidak 3. Bantu pasien memilih dilakukan oleh klien
berguna kegiatan yang akan 2. penilaian dapat menujukan bahwa
menurun dilatih sesuai dengan kegiatan ini mampu dan mau
(skala 5) kemampuan pasien dilakukan oleh klien
4. Sedihnya 4. Latih pasien dengan 3. klien memilih dengan harapan mau
menurun kegiatan yang dipilih melakukan kegiatan sesua dengan
(sakala 5) sesuai kemampuan pilihannya
5. Putus asa 5. Bimbing pasien 4. melatih kegiatan jika klien
menurun memasukan dalam mengalami kesulitan dan supaya
(skala 5) jadwal kegiatan harian klien melakukannya dengan benar
6. Motivasi dalam 5. kegiatan dimasukan ke jadwal
verbalisasi positif untuk supaya klien memiliki kegiatan
diri sendiri harian yang dilakukan dirumah sakit
7. Diskusikan pernyataan sehingga dirinya merasa berguna dan
tentang harga diri mampu
8. Diskusikan 6.Motivasi diharapkan mampu
kepercayaan terhadap menikatkan penilaian postif terhadap
penilaian diri diri klien serta memikirkan hal yang
Edukasi : baik baik
1. Jelaskan kepada 7. Penilaian diri merupakan suatu hal
keluarga pentingnya yang penting untuk menyadari
dukungan dalam kekuatan dan kelemahan diri selain
perkembangan konsep itu untuk menumbuhkan rasa percaya
positif diri pasien diri seseorang
2. Anjurkan 8. kepercayaan pada diri sendiri
mengidentifikasi mampu meningkatkan pemikiran
kekuatan yang dimiliki positif terhadap diri sendiri.
3. Anjurkan mertahankan Edukasi
kontak mata saat 1. keluarga dapat membantu klien
berkomunikasi dengan dalam mengempangkan kosnep
orang lain. positif diri klien
4. Ajarkan cara mengatasi 2. identifikasi kekuatan dapat
Bullying membuat klien merasa dirinya
memiliki kelebihan atau hal yang
baik sehingga konsep positif diri
klien dapat meningkat.
3. Kontak mata merupakan salah satu
bentuk komunikasi nonverbal dan
memiliki pengaruh yang besar dalam
perilaku social.
4.Bullying dapat membuat klien
berfikir dirinya negative dan
menganggu mental seperti depresi,
rendah diri, cemas, sulit tidur dllnya.
6. Implementasi Keperawatan
Pertemuan Pertama SP 1
1. Kondisi Klien
DS:
Klien mengatakan merasa tidak menarik lagi dan tidak berguna.
Klien mengatakan bahwa dia berfikir tidak aka nada yang menyukainya
lagi
Keluarga mengatakan bahwa sebelum masuk RSJ klien hamper tidak
pernah keluar kamar selam 1 minggu
Kelurga mengatakan klien memang sedikit tertutup dan statusnya yang
masih singel kerap menjadi bahan omongan tetangga dan teman-temannya
DO:
Penampilan klien kurang rapi, baju sedikit terlihat kotor dan lusuh
kontak mata yang kurang
menunjukan ekspresi yang sedih dan menagis
klien berbicara apabila ditanya, menjawab dengan secara singkat, suara
pelan dan tidak bersemangat
Klien tampak sedih, suka menyendiri dan tidak mau melakukan kegiatan.
Klien tampak gelisah, suka menyendiri dan tidak mau melakukan kegiatan.
tampak bingung dan kacau.
Klien terus menunjukkan emosi sedih dan menagis untuk setiap stimulus
yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien mampu mengenal aspek positif yang dimiliki
Klien mampu latihan mengembangkan aspek positif yang dipilh.
4. Intervensi
Mengidenfikasi kemampuan dan aspek postif yang dimiliki klien
Membantu klien menilai kemampuan klien yang amsih dapat digunakan
Membanatu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
Melatih klien dengan kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
5. Strategi pelaksanaan
Fase orientasi
Selamat pagi Mbak, perkenalkan nama saya Dimas Robby Prasetyo, saya
biasa dipanggil Dimas. Saya perawat yang bertugas di ruangan ini selama
1 minggu. Saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 2 siang, jadi selama 1
minggu saya akan merawat mbak ya. Kalau boleh saya tahu nama Mbak
siapa dan senangnya dipanggil dengan nama/sebutan apa? Oh baik
namanya mbak Mira Sari suka dipanggil Mbak Mir ya. Bagaimana
Perasaan mbak hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam mbak? Ada
keluhan tidak mbak? Bagimana kalau kita bercakap-cakap/ berbincang
sebentar tentang kegiatan yang mbak pernah lakukan? Setelah itu kita akan
menilai kegiatan mana yang masih dapat mbak lakukan di Rumah Sakit.
Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih. “Mbak Mir
mau duduk dimana untuk berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang
tamu? Mau berapa lama mbak mir? Bagaimana kalau 10 menit? Baik
setuju yaa.
Fase kerja
“Mbak Mir, saya mau bertanya, apa saja kemampuan yang masih dimiliki
oleh mbak? Bagus, apa lagi mbak mir? Saya buat daftarnya ya! Apa saja
kegiatan rumah yang biasa Mbak Mir lakukan? Bagaimana dengan
merapikan kamar? Menyapu dan mebepel lantai? Mencuci piring? “Wah,
bagus sekali ada 3 kemampuan dan kegiatan yang Mbak miliki”. Bagus
sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini. Kita
masukan dalam jadwla kegiatan yaa. Baik, yang nomor satu, merapikan
tempat tidur? Sudah rapikan tempat tidurnya? Mbak sudah bisa merapikan
tempat tidurnya? Wah Hebat, Mbak sudah bisa merapikan tempat tidur
dengan baik sekali. Coba perhatikan dengan sebelumnya dirapikan? Bagus
, coba Mbak lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau
Mbak Mir lakukan tanpa disuruh beri tanda B (bantuan) jika diingatkan
bisa melakukan dan atau tidak melakukan beri tanda T(Tidak bisa
melakukan).
Fase terminasi
“Bagaimana perasaan Mbak Mir setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur? Yah? Mbak ternyata banyak memiliki
kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit ini ya. Salah satunya
merapikan tempat tidur yang sudah Mbak Mir lakukan dengan baik.
Sekarang, kita akan masukkan pada jadwal harian. Mbak mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa?
Lalu sehabis istirahat, jam 16.00 “Coba Mbak lakukan dan jangan lupa
memberi tanda. Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua,
Mbak masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan dirumah sakit
selain merapikan tempat tidur? Ya, bagus menyapu dan mengepel lantai,
kalau begitu kita latihan menyapu dan menegpel lantai besok ya jam 8
pagi di kamar ini. Sampai jumpa , selamat pagi Mbak Mir.
STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK
Pertemuan Pertama SP 2
1. Kondisi Klien
DS:
Klien mengatakan merasa tidak menarik lagi dan tidak berguna.
Klien mengatakan bahwa dia berfikir tidak aka nada yang menyukainya
lagi
Keluarga mengatakan bahwa sebelum masuk RSJ klien hamper tidak
pernah keluar kamar selam 1 minggu
Kelurga mengatakan klien memang sedikit tertutup dan statusnya yang
masih singel kerap menjadi bahan omongan tetangga dan teman-temannya
DO:
Penampilan klien kurang rapi, baju sedikit terlihat kotor dan lusuh
kontak mata yang kurang
menunjukan ekspresi yang sedih dan menagis
klien berbicara apabila ditanya, menjawab dengan secara singkat, suara
pelan dan tidak bersemangat
Klien tampak sedih, suka menyendiri dan tidak mau melakukan kegiatan.
Klien tampak gelisah, suka menyendiri dan tidak mau melakukan kegiatan.
tampak bingung dan kacau.
Klien terus menunjukkan emosi sedih dan menagis untuk setiap stimulus
yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien mampu mengenal aspek positif yang dimiliki
Klien mampu latihan mengembangkan aspek positif yang dipilh.
4. Intervensi
Mevalidasi masalah dan latihan sebelumnya
Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
Membimbing pasien memasukan jadwal kegiatan harian
6. Strategi Pelaksanaan
Orientasi
Selamat Pagi Mbak Mir… Masih ingat dengan saya tidak? Coba diingat lagi
siapa saya? Wah hebat Mbak Mir ingat saya,bagiamana kabar hari ini? Baik
yaa. Ada malasah tidak selama tidur tadi malam? Tidak yaa. Baiklah, sesuai
janji kita kemarin hari ini kita akan melakukan kegiatan yang kedua yaa.
Waktunya nati kita butuhkan selama 10 menit bagaimana? Setuju yaaa.
Kerja
Kemarinkan kita sudah berlatih kemapuan mbak mir seperti merapikan
tempat tidur ya. Sekarang kita akan melakukan kegiatan yang ke dua, mbak
mir masih ingat kegiatanya? Wah betul sekali, menyapu dan mengepel lantai
kamar. Sekarang saya mau mengajarkan mbak mira cara menyapu dan
mengepel lantai agar lantai kamar mbak mir tetap bersih yaa. Coba mbak mir
perhatikan cara saya melakukan nyapu dan ngepel lantai. Bagaimana mbak
mir mau coba melakukannya? Silahkan mbak mir melakukanya sendiri yaa.
Wah bagus sekali mbak mir bisa melakukanya dengan baik seperti yang saya
contohkan. Sekarang mbak mir sudah memiliki kemampuan banyak nih
seperti merapikan tempat tidur, menyapu, mengepel. Harapannya mbak mir
harus rutin melakukan kegiatan tersebut setiap harinya ya dan jangan lupa
diberi tanda ya, agar mbak mir merasa lebih percaya diri lagi, jadi jangan
sedih lagi, jangan merasa tidak berguna atau tidak menarik lagi ini buktinya
mbak mir bisa melakukan semuan, Mbak mir itu pinter, Rajin. Jangan sedih-
sedih lagi ya, Tetap semangat!! Harus bergaul ya sama teman-temannya,
jangan menyendiri terus. Ingat gak, kemarin saya bilang kalau Mbak mir terus
begini itu akan menimbulkan masalah baru lagi, Mbak mir akan mengalami
Defisit perawatan diri atau menarik diri dan gak mau lagi bergaul sama orang
lain. Pokoknya setiap hari Mbak mir harus melakukan ketiga kegiatan ini
setiap harinya ya. Agar Mbak mir ada kegiatan atau aktivitas setiap harinya.
Okay,
Terminasi
Kita sudah 2 hari bertemu nih, gimana perasaan Mbak mir setelah latihan dan
ngobrol-ngobrol dengan saya? Ooh jadi Mbak mir suka ya? Nanti lain waktu
kita latihan yang lain lagi ya. Mbak mir harus semangat pokoknya!! Terima
kasih ya Mbak mir sudah mau ngobro-ngobrol dan berteman dengan saya.
Kegiatan kita cukup sampai disini ya Mbak mir. Jika Mbak mir ada yang mau
diceritakan sama saya, nanti kita atur waktunya lagi. Okay,, Selamat Pagi
Mbak mir
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2017), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2017), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
(Ginting, 2021)Ginting, A. A. (2021). Manajemen Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.A Dengan
Masalah Risiko Perilaku Kekerasan. http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/gfa3w