Anda di halaman 1dari 44

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

LAPAS AMBARAWA (BELUM LENGKAP SEMUA


SEMANGAT )

Nomor :
Tanggal :
Nama Petugas :

A. Pengkajian
Tempat :Lapas kelas II A Ambarawa
Tanggal :24 Oktober 2022
Jam :09.00 WIB-11.30 WIB.
Nama kelompok :Warga Binaan Pemasyarakatan
(WBP)/Narapidana
Alamat :Jl.Benteng Dalam
No.1 ,Kupang,Ambarawa ,Bugisari,Lodoyong,Kec.Ambarawa ,Kab.Semaran
g,Jawa Tengah 50612
Fasilitas ruangan :Balai pengobatan/Klinik ada (✓) tidak ( -)
Jumlah anggota kelompok :50 Orang
1. Pengkajian Inti (core)
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
 Sejarah berdirinya :
Lapas Kelas IIA Ambarawa didirikan pada tahun 1824-1848, semula
dengan nama “Beteng William”. Pada awalnya berfungsi sebagai asrama
pertahanan oleh Belanda, dinamakan Beteng Pendem, karena tempat
tersebut sebagai daerah terlarang, juga dikelilingi oleh tanggul pembatas
dan dikelilingi tetumbuhan yang besar sehingga yang kelihatan dari luar
adalah sebagai hutan yang sangat lebat. Pada tahun 1942-1945, dijadikan
tempat interniran (penjara) oleh orang Jepang, untuk memenjarakan
tawanan perangnya. Kemudian sekitar tahun 50-an dijadikan penjara.
Dengan Keputusan Menteri Kehakiman RI No. J.H.6.2/23/I/RI/16 April
1952 Beteng William ditetapkan sebagai rumah penjara, kemudian sejak
tanggal 27 April 1964 diubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan Negara.
Pada tahun 1985 berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No.
01/PR/07.031/1985 tanggal 26 Februari sebagai Lapas Anak Jawa
Tengah. Berdasarkan SK. Menteri Kehakiman RI No. M.10.PR.07.03
tahun 1991 tanggal 02 Desember 1991 Lapas Ambarawa ditetapkan
sebagai Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B. Pada tahun 2003
berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI.
No. M.16.PR.07.03 tahun 2003 tentang peningkatan kelas Lembaga
Pemasyarakatan dari II B menjadi Kelas II A. Pada Tahun 2004 tepatnya
tanggal 22 Januari 2004 Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Ambarawa
mendapatkan 10(sepuluh) orang GAM(Gerakan Aceh Merdeka) dari
Aceh dan bebas karena mendapatkan Amnesti tanggal 05 Agustus 2005.
 Luas tanah :
Lembaga permasyarakatan kelas IIA Ambarawa merupakan salah satu
unit pelaksanaan teknis permasyarakatan di wilayah Jawa Tengah yang
berfungsi sebagai lembaga permasyarakatan. Tanah lembaga
permasyarakatan kelas IIA Ambarawq Seluas kurang lebih 50.000m2
dengan status pinjam pakai milik TNI Angkatan Darat kodam IV
Diponegoro. Luas bangunan lembaga permadyarakatan kelas IIA
Ambarawa seluas kurang lebih 20.000.
 Kapasitas kamar ruangan dan fasilitas
Lapas kelas II A Ambarawa memiliki banyak fasilitas dan
ruangan.Terdapat balai pengobatan sebagai pemberi layanan kesehatan
kepada Wbp Terdapat 2 blok hunian yaitu blok 1 adalah tempat hunian
pidana dengan kasus kriminal umum sedangkan blok 2 adalah tempat
hunian khusus pidana kasus narkoba .Setiap blok dilengkapi dengan
kamar untuk tidur ,kamar mandi ,TV,dan matras untuk alas tidur .Selain
itu terdapat kamar lansia yang ditempati oleh wbp lansia dengan usia >58
Tahun.Ruang isolasi digunakan untuk wbp dengan indikasi obat
tertentu ,dan blok sel adalah hunian bagi tahanan baru yang masuk
lapas /dalam masa pengenalan lingkungan serta digunakan untuk wbp
dengan kasus tertentu .Fasilitas lainnya yang terdapat di Lapas
yaitu ;ruang wartel,kantin koperasi ,lahan perkebunan ,dapur lapas,gereja
dan masjid dan ruang ibadah lainnya,aula , dan bengkel kerja.
.
b. Data demografi
Distribusi jenis kelamin
Diagram 1.Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin WBP
dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50)

1.Laki-laki :50 Orang (100%)


2.Perempuan :-
Berdsarkan diagram 1. diatas dapat disimpulkan bahwa,wbp
yang berada di Lapas Ambarawa adalah 100% berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 50 orang yang dijadikan sebagai sampel
penelitian /pengkajian .
Distribusi frekuensi usia
Diagram 2.Distribusi frekuesnsi berdasarkan Usia WBP dengan
scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50)
Berdasarkan diagram 2. dapat disimpulkan bahwa angka usia
tertinggi wbp yang berada di lapas kelas II Ambarawa yaitu 31
Tahun sebanyak 20 orang (20%).

Distribusi frekuensi Pendidikan


Diagram 3.Distribusi frekuensi berdasarkan latar belakang
Pendidikan terakhir WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A
Ambarawa (n=50)

 Tidak sekolah :-
 SD :20%
 SMP :34%
 SMA :38%
 Diploma/S1 :8%
Berdasarkan diagram 3. disimpulkan bahwa pendidikan
terakhir Dari 50 orang responden warga binaan yang
berada di lapas diperoleh data sebanyak 20% lulusan SD,
34% lulusan SMP dan 38%lulusan SMA/Sederajat, 8%
Diploma/Sarjana.
Distribusi Agama yang dianut
Diagram 4.Distribusi frekuensi berdasarkan agama yang dianut
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50)

 Islam :94% 47 orang


 Kristen :4% 2 orang
 Budha :-
 Katholik :2% 1 orang
 Konghucu :-
 Hindu :-
Berdasarkan diagram 4 . disimpulkan 47 orang (94%)
beragama islam,2 orang (4%) beragama Kristen dan 1
orang (2%) beragama katholik .
Distribusi Satatus pernikahan
Diagram 5 .Distribusi frekuensi berdasarkan status pernikahan
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50)
Menikah :22 orang
Belum menikah :13 orang
Duda ;12 orang
Cerai :3 orang
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa status
pernikahan wbp di lapas menikah (44%),belum menikah
(26%),Cerai (6%) dan duda(24 %).
Distribusi Suku
Diagram 6 .Distribusi frekuensi berdasarkan suku WBP dengan
scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50)

Suku jawa =50 orang


Berdasarkan diagram 6. dapat disimpulkan bahwa suku wbp
adalah suku jawa .Hal ini karena wbp dikhususkan dari jawa
tenngah.
Distribusi frekuensi Tindak pidana
Diagram 7 .Distribusi frekuensi berdasarkan tindak pidana WBP
dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50)
Berdasarkan diagram 7. dapat disimpulkan bahwa tindak pidana
wbp terbanyak yaitu narkoba (62%).

Distribusi frekuensi Lama masa tahanan


Diagram 8.Distribusi frekuensi berdasarkan lama masa tahanan
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50)

Dari diagram 8. dapat disimpulkan bahwa lama masa tahanan


wbp tertinggi yaitu 8 tahun .
Distribusi frekuensi Sisa masa hukuman
Diagram 9 .Distribusi frekuensi berdasarkan sisa masa hukuman
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50).
Berdasarkan diagram 9. diatas dapat disimpulkan bahwa wbp banyak
yang belum di vonis.
c. Pengkajian biologis kelompok
 Distribusi frekuensi Kondisi kesehatan
Diagram 10.Distribusi frekuensi berdasarkan kondisi kesehatn
yang dialami WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A
Ambarawa (n=50)

Dari diagram 10.diatas dapat disimpulkan bahwa ,terdapat wbp


yang sehat namun merasakan gatal-gatal terutama pada malam
hari (42%), dan disusul dengan gatal -gatal diseluruh
tubuh(28%).
Diagram 11.Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan merokok
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50)

Dari diagram 11. diatas dapat disimpulkan bahwa ,76% wbp


memiliki kebiasaan merokok .
 Distribusi frekuensi Riwayat penyakit yang dialami selama
di Lapas
Diagram 12.Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat penyakit
yang dialami WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A
Ambarawa (n=50)
Berdasarkan diagram 12.dapat disimpulkan bahwa Riwayat
penyakit yang paling banyak dialami oleh wbp yaitu Skabies
sebanyak 36 orang (72%),flu dan batuk sebanyak 34 orang
(68%),dan penyakit kulit 27 orang (54%).
 Gejala scabies yang dialami oleh WBP
1. Distribusi frekuensi gejala scabies
Diagram 13.Distribusi frekuensi berdasarkan gejala yang
muncul pada WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A
Ambarawa (n=50)

Apakah anda mengalami rasa gatal dan kemerahan


pada kulit terutama dirasakan pada malam hari dengan
bitnik-bintik kecil dalam 1 bulan terakhir ?

Dari diagram13. diatas ,disimpulkan bahwa 100% wbp


mengalami rasa gatal di kulit dalam kurun waktu 1
bulan.
2. Distribusi frekuensi keluhan
Diagram 14.Distribusi frekuensi berdasarkan keluhan
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa
(n=50)
Apakah teman sekamar anda ada yang mengalami
keluhan serupa dengan anda ?

Berdasarkan diagram 14 diatas dapat disimpulkan 98%


wbp memiliki keluhan yang sama di satu kamar yaitu
gatal-gatal.
3. Distribusi frekuensi rasa gatal
Diagram 15.Distribusi frekuensi berdasarkan rasa gatal
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa
(n=50)
Apakah rasa gatal tersebut berasal dari lesi/luka yang
terdapat pada kuku anda?

Berdasarkan diagram 15.diatas dapat disimpulkan bahwa


84% wbp mengalami gatal-gatal pada kulit yang
diakibatkan oleh scabies .
4. Distribusi frekuensi berdasarkan lesi/luka
Diagram 15.Distribusi frekuensi berdasarkan lesi/luka
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa
(n=50).
Dimanakah rasa gatal dan lesi/luka itu muncul ?

Berdasarkan diagram 15. diatas dapat disimpulkan


bahwa 68% wbp mengalami gatal-gatal di area kaki dan
tangan ,sela-sela jari tangan (42%),sekitar kemaluan
(36%),perut bagian bawah (34%),dll.
 Pengetahuan
1. Apakah anda pernah mendengar apa aitu penyakit
skabies ?
Diagram 16.Distribusi frekuensi berdasarkan
pengetahuan WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A
Ambarawa (n-50)

Berdasarkan diagram 16. dapat disimpulkan bahwa 54%


wbp pernah mendengar scabies sebelum masuk dalam
lingkungan lapas ,48% tidak pernah mendengar.
2. Apakah pernah mendapatkan informasi/penyuluhan
tentang skabies ?
Diagram 17.Distribusi frekuensi berdasarkan pernah
mendapatkan penyuluhan WBP dengan scabies di Lapas
Kelas II A Ambarawa (n-50)

Berdasarkan diagram 17.dapat disimpulkan bahwa


sebanyak 74% wbp tidak pernah mendapatkan
penyuluhan tentang scabies dan 26% pernah mendengar
scabies.
3. Distribusi frekuensi penyebab scabies
Diagram 18.Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa
(n=50)

Jika “pernah” apa penyebab penyakit skabies ?

Berdasarkan diagram 18.diatas dapat disimpulkan bahwa


61% penyebab scabies berasal dari kuman,26,8% berasal
dari tungau Sarcoptes scabiei ,12,2% timbulnya nanah.
4. Distribusi frekuensi tanda-tanda scabies
Diagram 19.Distribusi frekuensi berdasarkan tanda-tanda
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa
(n=50)

Apa saja tanda-tanda penyakit skabies ?

Berdasarkan diagram 19. diatas dapat disimpulkan 90%


tanda yang muncul pada wbp dengan penyakit scabies
yaitu bitnik-bintik kecil besar berwarna kemerahan dan
bernanah ,8% gatal pada malam hari terasa panas ,2%
timbul nanah.
5. Siapa saja yang dapat menderita penyakit skabies ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 96%


semua golongan yang dapat terkena scabies,4% golongan
tertentu saja.
6. Apakah penderita skabies sebaiknya
dikarantina/diisolasi ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 62% wbp


mengharapkan wbp dengan scabies harus di isolasi ,38%
dikarantina.
7. Apakah  penularan penyakit skabies di lingkungan
Lapas  cepat ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa


94% penularan penyakit scabies sangat cepat,6% lambat
8. Apakah ada kaitannya antara kejadian scabies dengan
kebersihan lingkungan ?
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 98% wbp
menyatakan lingkungan memiliki keterkaitan yang tinggi
terhadap munculnya atau penyebaran scabies di
Lapas,2% tidak ada kaitannya.
9. Apakah anda berminat untuk mengetahui penyakit
skabies ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 96% wbp


memiliki minat yang tinggi untuk mengetahui penyakit
scabies dan 4% memiliki minat yang rendah untuk
mengetahui penyakit scabies.
10. Ketika anda terkena skabies apakah anda akan
memeriksakannya ke balai pengobatan di lapas ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 100%


wbp memeriksakan dirinya ketika memiliki keluhan
gatal-gatal ke balai pengobatan .

 Personal hygine /kebersihan perorangan


1. Bagaimana kebersihan lingkungan /kamar anda ?
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 84%
lingkungan kamar wbp bersih dan 16% kotor.

2. Apakah ada jadwal piket untuk membersihkan kamar


tidur ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 86%


memiliki jadwal piket untuk membersihkan ruangan
kamar 14% tidak memiliki jadwal piket disetiap kamar.
3. Apakah anda nyaman tidur dengan kondisi kamar
seperti ini?
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 50% wbp
tidak nyaman tinggal di lingkungan lapas terutama di
kamar tidur,34% nyaman ,dan 16% tidak nyaman tinggal
di lingkungan lapas.
4. Apakah anda memiliki pakaian /alat sholat sendiri?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 94% wbp


memiliki pakaian dan alat sholat sendiri 6% tidak
memiliki pakaian sendiri karena status belum vonis .

5. Apakah setiap hari anda memakai sarung sebagai


pengganti celana?
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 70% wbp
memakai sarung setiap harinya 30% memakai celana.

6. Apa alasan anda memakai sarung setiap harinya ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 76% wbp lebih


nyaman menggunakan sarung sebagai pengganti celana.

7. Apakah anda pernah gantian memakai baju teman


sekamar anda?
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 86% wbp
mengganti pakaian jika sudah berkeringat dan 14% tidak
mengganti.
8. Apakah anda kalau  mencuci pakaian bersamaan
dengan atau dijadikan satu dengan teman anda ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 70% wbp


mencuci baju tidak bersamaan dengan wbp lainnya 30%
bersamaan dengan wbp lainnya.
9. Apakah anda mencuci pakaian /alat sholat
menggunakan detergen?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 100%


wbp mencuci pakaian menggunakan detergen yang dibeli
melalui koperasi lapas .

10. Apakah anda mengganti pakaian di saat tubuh anda


berkeringat ?
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 74% wbp
mengganti pakaian ketika berkeringat dan 26% tidak
mengganti .
11. Apakah anda memiliki peralatan mandi pribadi ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 88% wbp


memiliki alat mandi pribadi 12% tidak memiliki alat
mandi pribadi meminjam dari teman.
12. Apakah anda suka bergantian menggunakan sabun
mandi dan handuk  dengan teman anda?
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 94% wbp
menggunakan sabun dan handuk milik sendiri 6%
memakai milik orang lain.
13. Kapan anda mengganti handuk ,sikat gigi ,dan
perlengkapan diri anda ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 46% wbp


mengganti peralatan mandi sebulan sekali .

14. Apakah anda menjemur handuk setelah digunakan


untuk mandi ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 98% wbp


menjemur handuk setelah digunakan untuk mandi 2%
tidak menjemur handuk setelah dipakai .

15. Apakah anda mencuci tangan menggunakan sabun sesudah


BAK/BAB.
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 88% wbp
menggunakan sabun setelah BAB/BAK 12% tidak
menggunakan sabun.

16. Apakah anda mandi 1x /2x sehari ? 

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 100%


wbp melakukan aktivitas mandi sebanyak 1-2x dalam
sehari.
17. Apakah anda mandi dengan sabun?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan


100%wbp mandi menggunakan sabun.

18. Berapa kali anda menjemur Kasur dalam sebulan?


Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 56% wbp
menjemur kasur 2 minggu sekali .

19. Apakah anda memiliki kendala dalam melakukan


perawatan diri ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 70% wbp


tidak memiliki kendala dalam melakukan perawatan
diri ,30% memiliki kendala dalam melakukan perawatan
diri karena luka scabies yang dimiliki menyebabkan
perih ketika terkena air.

20. Bagaimana cara anda untuk menghadapi scabies yang


dialami ?
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 72% wbp
pergi kebalai pengobatan untuk menangani scabies ,20%
diberikan bedak agar tidak gatal,8% dibiarkan saja .

 Sarana pengobatan
1. Apakah anda pernah memeriksakan diri ke balai
pengobatan lapas mengenai skabies yang di derita ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 86% wbp


pernah memriksakan diri kebalai pengobatan ketika sakit
atau mengalami gangguan kesehatan.

2. Apakah terdapat kesediaan pengobatan skabies ?


Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 82%
terdapat kesediaan obat untuk menyembuhakan scabies
berupa salep ,18% tidak memiliki kesediaan obat .

3. Apakah anda ketika sakit selalu datang ke balai


pengobatan ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 78% wbp


ketika sakit selalu dating ke balai pengobatan ,22% tidak
datang dibiarkan saja.

4. Apakah anda puas dengan pengobatan yang diberikan


balai pengobatan ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 44% wbp


puas dengan pengobatan yang diberikan oleh perawat
lapas ,34% biasa saja dan 22% tidak puas .
5. Apakah obat yang diberikan dapat menyembuhkan
skabies anda?
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 54% wbp
tidak puas dengan obat yang diberikan karena tidak dapat
menyembuhkan ,46% dapat sembuh atau lukanya
kering .

6. Apa penyebab anda terkena skabies ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 54% wbp


mengatakan penyebab scabies yaitu faktor
lingkungan,44% bakteri ,dan 2% kurangnya personal
hygine.

7. Apakah ada jadwal rutin untuk pengecekan kesehatan?


Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 60%
tidak terdapat pengecekan kesehatan 40% terdapat
pengecekan kesehatan secara rutin.
8. Apakah anda rajin untuk datang cek kesehatan ke balai
pengobatan ?

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 52% wbp


tidak rajin untuk datang ke balai pengobatan 48% rajin
datang ke balai pengobatan.

9. Apakah ketika  anda  sakit memiliki minat yang besar


untuk datang ke balai pengobatan? 

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 92% wbp


memilki minat yang besar untuk datang kebalai
pengobatan ,8% minat rendah .

10. Apakah ada kegiatan rutin yang diadakan balai


pengobatan setiap satu bulan?
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan 54%
terdapat kegiatan rutin yang dilakukanoleh balai
pengobatan seperti senam setiap hari jumat dan 46%
tidak ada pengobatan .

 Pola makan
Warga binaan pemasyarakatan (WBP) memiliki pola makan 3x
sehari ,makanan diperoleh dari dapur Lapas yang dimasak
sendiri oleh petugas dapur .Jenis makanan yang di konsumsi
setiap harinya berbeda -beda.
 Pola tidur warga binaan mengikuti peraturan yang ada dilapas,
dengan kondisi lampu terus menyala, dengan alasan untuk
menjaga keamanan warga binaan lapas
 Kecacatan, untuk warga binaan yang menjadi responden tidak
ada kecacatan yang ditemukan selain penyakit scabies yang
diderita oleh warga binaan

d. Nilai dan keyakinan


 Ketaatan beribadah :Terdapat ruang ibadah yang dimiliki masjid
dan gereja serta ruangan untuk ibadah lainnya.Kegiatan ibadah
dilaksanakan setiap hari .Pada umat muslim kegiatan ibadah
setiap 5 waktu ,dan saat pagi hari terdapat kegiatan wajib
mengaji di masjid .Sedangkan pada umat kristiani terdapat
pendeta jemputan /mengikuti ibadah secara online di gereja .
 Keyakinan tentang kesehatan : hampir semua warga binaan
yakin untuk bisa sembuh dibuktikan dengan 92% warga binaan
pergi ke balai pengobatan untuk meminta obat.
e. …
2. Pengkajian Subsistem Komunitas
a. Lingkungan
Berdasarkan hasil pengamatan ,lingkungan LAPAS terbilang bersih
mencangkup (masjid ,taman ,koperasi,balai pengobatan ,lapangan
dll) .Sedangkan ,Kondisi tiap blok kurang bersih dimana terdapat kamar
mandi di dalam blok ,ubin pada tiap blok masih di semen kasar
sedangkan kamar yang ditinggali oleh wbp namun petugas
(Tumping,Curve ,) lantai ubinya sudah keramik.Pencahayaan pada
setiap blok terang ,lampu pada malam hari selalu
dihidupkan ,sedangkan pada pagi -sore lampu dimatikan .Kamar sel
kondisi lingkungannya lebih kotor tercium bau tidak sedap ,kondisi
kamar gelap ,dingin dan lampu hanya hidup di sore hari mulai jam
17.00 WIB .Kelembapan setiap kamar berbeda-beda tergantung dengan
kapasitas orang yang berada dalam kamar.Kamar wbp banyak
tergantung pakaian baik bersih/kotor yang menyebabkan sarang nyamuk
sebagai awal mula penyakit.Jarak matras antar wbp sangat dekat.Kamar
sel yang digunakan oleh tahanan baru sangat kecil berbentuk L
ditempati oleh 4 orang anggota .Kamar mandi wbp terbilang kurang
bersih ,sedangkan air yang digunakan dan dikonsumsi oleh wbp
berwarna kuning keruh hal ini disebabkan oleh adanya endapan atau
kadar karat dalam air.Udara lingkungan kamar kurang
bersih ,pengap,.Selokan yang terdapat di lapas kurang bersih dan tidak
mengalir.Ventilasi udara kurang baik karena udara hanya masuk melalui
jendela kecil .
b. Pendidikan
Pendidikan terakhir Dari 50 orang responden warga binaan yang berada
di lapas diperoleh data sebanyak 20% lulusan SD, 34% lulusan SMP
dan 38%lulusan SMA/Sederajat, 8% Diploma/Sarjana.
c. Keamanan dan transportasi
Dalam lapas sudah ada transportasi bagi warga binaan yang mengalami
sakit dan harus di rujuk ke rumah sakit. Pada lingkungan lapas di
katakan sudah cukup aman. Hal ini di karenakan tingkat keamanan pada
lapas cukup ketat dan terdapat 8 pos keamanan, dan juga lapas itu
berada dekat dengan rumah sakit umum
d. Politik dan pemerintahan
Jumblah petugas dilapas kelas IIA AMBARAWA keseluruhan 20
orang. Terdiri dari 1 kepala seksi bimbingan narapidana/anak didik, 1
kepala subseksi bimbingan kemasyarakatan dan perawatan, 5 pengelola
binaan kepribadian, 4 komandan jaga, 1 perawat muda, 1 pengelola
bimbingan kepribadian, 6 petugas/anggota jaga, dan 1 komandan jaga
e. Pelayanan kesehatan dan sosial 
Ada 86% warna binaan yang pergi untuk memeriksa diri di balai
pengobatan, 89% menyatakan kesediaan pengobatan, 78% jika sakit
selalu datang ke balai pengobatan, 44% mengatakan puas dengan
pengobatan, 54% mengatakan tidak sembuh dengan obat yang
diberikan, dan 60% mengatakan bahwa ada jadwal rutin pemeriksaan.
Akses menuju layanan kesehatan/balai yaitu berjalan kaki karena masih
berada didalam lingkungan lapas. Balai pengobatan berada dalam satu
lingkup di Lembaga Pemasyarakatan.
f. Komunikasi
Sistem komunikasi sosialisasi penghuni dengan petugas lapas cukup
baik, bahasa yang di gunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Dalam lapas juga ada 2 cara berkomunikasi yaitu dengan cara tata muka
, dan bertemu di ruang Wartel (seperti Vc) dan wartel yang dimilik oleh
koperasi di bayar 10 menit 15 ribu.
g. Ekonomi
Perekonomian lapas ditanggung /dibantu oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah Jawa Tengah. Fasilitas perekonomian yang ada di
daerah lapas seperti koperasi lapas yang menyediakan berbagai
kebutuhan dari warga binaan, dimana transaksi yg dilakukan
menggunakan card brizzi yang diisi oleh keluarga, karena tidak
diijinkan untuk mempergunakan uang cash. Latar belakang pekerjaan
sebelum ditahan seperti swasta, nelayan, gojek, polri, guru, buruh,
karyawan.
h. Rekreasi
Sarana rekreasi yang di gunakan oleh warga binaan, tempat sarana
penyaluran bakat bagi warga binaan seperti olahraga (tenis dan bermain
bola), pemanfaatannya dan kapan waktu penggunaannya.
i. Kultur kelompok
Adat yang mempengaruhi kesehatan :tidak ada
Tabu -tabu :tidak ada
j. ….

3. Persepsi
Persepsi warga binaan lapas setelah keluar dari lapas ingin mendapat
pekerjaan yang layak, hidup yang sehat, bertemu keluarga. Persepsi tokoh
masyarakat tentang warga binaan lapas yaitu, berharap saaat sudah selesai
masa hukuman (bebas), mereka bisa mengubah hidup lebih baik lagi,
berguna bagi masyarakat/tetangga sekitar, dan ikut serta dalam kegiatan
yang diadakan oleh lingkungan sekitar. Persepsi tenaga kesehatan,
berharap warga binaan lapas bisa sering melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin dibalai kesehatan yang sudah tersedia. Dan juga berharap jika
sudah selesai masa tahanan masih bisa menjaga kesehatan dengan baik.
Untuk masalah kesehatan warga binaan lapas untuk saat ini yaitu merokok
dan penyakit kulit/ scabies.
b. Sumber Air Bersih
1) Jenis sumber air bersih/minum:
a) Sumur gali dengan pompa listrik
2) Jarak sumber air dengan limbah kotoran:
a) < 10 m
3) Kualitas air:
Kurang bersih/berkarat, jika difilter maka airnya bersih.Air yang keluar pertama
kali melalui keran akan berwarna kuning keruh,namun jika air dibiarkan selama
kurang lebih 5 menit maka air akan berwarna jernih .
c. Jamban/WC
Jamban di lapas sangat dekat ,jenis jamban yang digunakan yaitu Septic tank .

B. Analisa Data (FIXXX)


DIAGNOSA
NO. DATA FOKUS
KEPERAWATAN
1. DS: Manajemen kesehatan komunitas
1) 74% atau 37 wbp tidak pernah wbp di Lapas Kelas II A
mendapatkan informasi atau Ambarawa tidak efektif
penyuluhan tentang scabies di lapas berhubungan dengan kurang
2) 36 atau 72% wbp mengatakan terpapar informasi ditandai dengan
memiliki riwayat scabies belum pernah mendapatkan
3) 50 atau 100% wbp gatal-gatal dan mendapatkan penyuluhan secara
kemerahan pada bagian tubuh spesifik tentang penyakit scabies
terutama di rasakan pada malam hari (D.0116)
4) 49 atau 98% wbp mengatakan teman
sekamarnya mengalami keluhan
gatal-gatal
5) 42 atau 84% wbp mengatakan
lukanya berasal dari gatal yang di
alami
6) 45 atau 90% wbp mengatakan tanda
penyakit scabies yang muncul di
Lapas seperti bintik kecil
kemerahan dan bernanah
7) 47 atau 94% wbp mengatakan
penularan penyakit scabies di Lapas
sangat cepat.
DO:
1) 100% atau 50 wbp menderita scabies
2) Di lapas belum pernah diberikan
penyuluhan tentang penyakit scabies
dan belum tersedia media
pembelajaran
seperti :poster,leaflet,spanduk,flip
chart untuk wbp
3) Beberapa wbp tampak memiliki
luka/bitnik kemerahan pada bagian
tubuh tertentu.68 % atau 34 orang
mengalami rasa gatal dibagian kaki
dan tangan
4) Kondisi air berkeruh ,warna
kuning ,dan terdapat kandungan karat
didalam air
5) 54% atau 27 wbp factor lingkungan
sebagai pencetus scabies .

Data Observasi :
Berdasarkan hasil pengamatan ,lingkungan
Lapas bersih terkecuali lingkungan kamar
tempat istirahat (Blok 1,Blok 2,Kamar
lansia,Kamar Sel ).Lingkungan kamar kotor
akibat wbp jarang untuk membersihkan
ruangan (malas).Di dalam kamar terdapat
kamar mandi kecil yang diperuntukan mandi
dan ,BAK ,serta cuci muka.Lantainya dari
semen kasar,terdapat banyak gantungan baju
di tembok,saluran air/got nya keruh,kotor dan
air nya tidak mengalir .Cahaya matahari
masuk kedalam kamar hanya sebentar selain
itu pada pagi-sore hari lampu dalam kamar
dimatikan ,lampu hanya hidup di malam
hari.Ruangan kamar lembab ,selain itu karena
kapasitas penghuni kamar yang overload
sehingga jarak matras antar wbp sangat
sempit.
2. DS: Defisit kesehatan komunitas
1) 60% atau 30 wbp mengatakan tidak wbp di Lapas Kelas II A
ada jadwal rutin yang dilakukan oleh Ambarawa berhubungan
balai pengobatan lapas untuk dengan program tidak
mengetahui status kesehatan wbp mengatasi seluruh masalah
2) 52% atau 26 orang wbp mengatakan kesehatan komunitas ditandai
tidak rajin untuk dating cek dengan terjadi masalah
kesehatan kesehatan yang dialami
3) Perawat lapas mengatakan kegiatan komunitas (D.0110)
skrining kesehatan wbp di lapas
hanya dilakukan 1x saja pada saat
wbp pertama kali masuk lapas atau
saat wbp sudah di vonis.Pada saat
masa pengenalan maka wbp
melakukan prosedur vct ,cek status
HIV/AIDS,Dll.
DO:
1) 54% atau 27 orang tidak sembuh
saat diberikan obat /salep dari balai
pengobatan
2) 22% atau 11 orang tidak puas
dengan pengobatan yang diberikan
oleh pihak balai pengobatan
3) Terjadi masalah kesehatan
komunitas (penyakit scabies)
4) Tidak tersedia program untuk
mengatasi masalah kesehatan scabies
di komunitas
5) Keterbatasan tenaga kesehatan
(perawat) ,Dimana hanya 1 perawat
yang berada di lapas untuk
melakukan tindadakan pengobatan .
Data Observasi :
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan yaitu wbp yang memiliki masalah
kesehatan scabies dicampur dengan wbp
yang tidak memiliki riwayat scabies ,Setiap
kamar selalu ditemukan wbp dengan
skabies.Terdapat ruang isolasi /karantina
yang digunakan untuk wbp yang memiliki
indikasi penyakit tertentu seperti covid-19.
Ruang isolasi kurang optimal yang
seharusnya wbp dengan skabies harus
dipisahkan agar tidak menularkan kepada
wbp lainnya.Program jadwal piket yang ada
disetiap kamar tidak dilaksanakan dengan
semestinya oleh wbp.
3. DS: Kesiapan peningkatan manajemen
1) 54% atau 27 orang wbp pernah kesehatan komunitas wbp di Lapas
mendengar penyakit scabies sebelum kelas II A Ambarawa ditandai
masuk ke dalam Lapas dengan adanya minat atau
2) Beberapa wbp mengatakan bahwa keingintahuan wbp untuk
memiliki keingintahuan yang tinggi mendapatkan informasi terkait
tentang penyakit scabies agar dapat maslah kesehtan yang terkait yiatu
menangani penyakit yang dialami scabies (D.0112)
3) Beberapa wbp mengatakan sedang
mencari sumber informasi terkait
scabies namun tidak menemukan di
balai pengobtan baik poster maupun
di buku-buku .
DO:
1) 96% atau 48 wbp memiliki minat
yang tinggi untuk mengetahui
penyakit scabies dan penanganan
sederhana yang dapat dilakukan
2) 86% atau 43 wbp memiliki jadwal
piket disetiap kamar
Data Observasi :
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan ,beberapa wbp rajin untuk
membaca buku menambah informasi terkait
kesehatan,Kurangnya sumber bacaan yang
dimiliki oleh balai pengobatan tentang
masalah kesehtan yang terkait .Minat
membaca buku wbp tinggi dibutikan dengan
wbp meminjam buku di balai pengobatan
untuk menambah informasi dan mengisi
waktu luang.

Diagnosa keperawatan : IDE INTERVENSI YANG SUDAH


1. Manajemen kesehatan komunitas TERLINTAS DI PIKIRAN
wbp di Lapas Kelas II A Ambarawa 1. Melakukan penyuluhan tentang
tidak efektif berhubungan dengan penyait scabies
kurang terpapar informasi ditandai (pengertian ,penyebab,dll)
dengan belum pernah mendapatkan 2. Media promkes (Leaflet taruh di
mendapatkan penyuluhan secara meja ,poster dinding ,banner
spesifik tentang penyakit scabies cetak ,dan Flip cart ).Jika
(D.0116) memungkinkan akan membuat ppt
2. Defisit kesehatan komunitas wbp di (jika ada lcd) jika tidak akan
Lapas Kelas II A Ambarawa memakai leaflet sebagai panduan
berhubungan dengan program tidak dalam menyampaikan materi.
mengatasi seluruh masalah 3. Tindakan yang akan dilakukan yaitu
kesehatan komunitas ditandai melakukan “Perawatan Luka
dengan terjadi masalah kesehatan Scabies”
yang dialami komunitas (D.0110) Alat dan bahan:
3. Kesiapan peningkatan manajemen (sarung tangan
kesehatan komunitas wbp di Lapas steril,washlap,tisu ,masker,salep ,air
kelas II A Ambarawa ditandai bersih,cotonbud )
dengan adanya minat atau Untuk salep yang biasa digunakan
keingintahuan wbp untuk di lapas (Salep 2-4,boleh
mendapatkan informasi terkait memberikan merk lain dengan
maslah kesehtan yang terkait yiatu pengawasan perawat lapas dan juga
scabies (D.0112) obat oral ).Bila terdapat scabies
inddikasi sekunder diberikan
antibiotic .
4. Melakukan skoring dengan
perwakilan 2 wbp dan perawat
/petugas lainnya .

-----------------------------------BELUM-----------------------------------------------------------
C. Prioritas Masalah Keperawatan
Salah satunya dengan metode paper and pencil tool:
PENTINGNY KEMUNGKINA PENINGKATA
A N N
MASALAH PERUBAHAN KUALITAS
UNTUK POSITIF JIKA HIDUP JIKA
MASALA TOTA PRIORITA
DIPECAHKA DIATASI DIATASI
H L S
N 1: Tidak Ada 1: Tidak Ada
1: Rendah 2: Sedang 2: Rendah
2: Sedang 3: Tinggi 3: Sedang
3: Tinggi

-------------------------------------BELUM----------------------------------------------------------------
Diagnosa keperawatan berdasarkan urutan prioritas saat Musyawarah Mufakat Desa
pada tanggal …………….. jam...... bertempat di........
1. …..
2. …..
3. ……
4. dst
D. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil (SLKI) Rencana Metode Evaluator Paraf
O Keperawatan Tindakan Evaluasi
Intervensi
Tujuan Umum Tujuan Khusus (SIKI)

1. Manajemen Setelah dilakukan Setelah dilakukan


tindakan tindakan keperawatan
kesehatan
keperawatan dalam dalam jangka waktu 1x2
komunitas jangka waktu 1x2 jam di harapkan
WBP di Lapas jam diharapkan: permasalahan dapat
1. Tingkat teratasi secara optimal
Kelas II A pengetahua dengan kriteria hasil :
Ambarawa n wbp dapat 1. Peningkatan
meningkat. pengetahuan
tidak efektif 2. Wbp wbp tentang
berhubungan merasa lega penyakit
dan nyaman scabies.
dengan kurang karena luka 2. Wbp dapat
terpapar akibat mengetahui dan
penyakit menerapkan
informasi
scabies cara perawatan
ditandai dengan telah di luka yang benar
obati. secara mandiri.
belum pernah
3. Tingkat 3. Wbp dapat
mendapatkan penularan menjawab post
penyuluhan scabies di test dengan
lapas tidak tepat.
secara spesifik ada atau
tentang tidak
bertambah.
penyakit
scabies(D.0116)

N O. TUJUAN DAN RENCANA METODE EVALUATOR


DX KRITERIA HASIL TINDAKAN / EVALUASI
(SLKI) INTERVENSI
(SIKI)
Preventif Primer Preventif Primer
1 Preventif Sekunder Preventif Sekunder
Preventif Tersier Preventif Tersier

;;;;;
E.Plan of Action (POA)
POA adalah penjabaran secara operasional dan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan POA
dilaksanakan secara musyawarah dengan komunitas
NO Program Kegiatan Sasaran Tujuan Waktu Bentuk Indikator Dana Perlengkapan Pelaksana
DX dan kegiatan
tempat
1. Program Edukasi WBP Memberikan Belum Presentasi Terjadi Belum Perlengkapan Anggota
penyuluhan kepada dengan informasi tahu kurang Peningkatan tahu edukasi : kelompok
kesehatan WBP penyakit (Pendkes ) ,Me lebih 10-15 pengetahuan 1) laptop scabies(Presty,
bagi WBP tentang scabies ningkatkan menit dan WBP terkait dan Ren,Jaya,Rach
dengan penyakit di Lapas pengetahuan pelatihan penyakit LCD el,dan
penyakit scabies Kelas II pada wbp atau scabies dan untuk Treceya) dan
scabies di mulai dari A terkait langsung dapat menamp petugas
Lapas (pengertian Ambara penyakit melakukan melakukan ilkan perawat balai
Kelas II A ,penyebab wa scabies yang simulasi perawatan luka PPT jika pengobatan
Ambarawa ,tanda dan dialami serta perawatan secara mandiri memung Lapas yang
gejala,cara agar wbp luka kepada menggunakan kinkan , akan
mengobati dapat WBP obat oral/salep Opsi lain mendampingi
dll) serta melakukan kurang yang tersedia. yaitu dan
melakukan perawatan luka lebih 30 dengan memberikan
kegiatan secara menit. membua pengawasan .
perawatan mandiri. t Leaflet
luka pada sebagai
WBP pedoman
dengan atau
luka panduan
scabies saat
yang melakuk
meradang an
atau belum penjelas
memasuki an
masa materi
pemulihan penyulu
. han
kepada
WBP
2) Leaflet
untuk
dibaca
WBP
saat
diberika
n
penyulu
han
3) Poster
dinding
atau
spanduk
/banner /
flip cart
untuk
dipasang
di
Lapas .
Perlengkapan
perawatan
Luka :
(sarung
tangan steril,
kasa,
bengkok/kom
, washlap,tisu
,masker,salep
,air
bersih,cotonb
ud )
Untuk salep
yang biasa
digunakan di
lapas (Salep
2-4,boleh
memberikan
merk lain
dengan
pengawasan
perawat lapas
dan juga obat
oral ).Bila
terdapat
scabies
inddikasi
sekunder
diberikan
antibiotic.
F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
HARI, TANGGAL,
N O. DX IMPLEMENTAS I EVALUASI
DAN JAM
S
O
1 A
P
(menyesuaikan)

LAMPIRAN
a. Materi promosi-visual grafis
b. Daftar hadir mahasiswa selama tugas kelompok (bimbingan dosen ataupun diskusi kelompok) dibuktikan foto bersama, daftar hadir
MMD

Anda mungkin juga menyukai