Nomor :
Tanggal :
Nama Petugas :
A. Pengkajian
Tempat :Lapas kelas II A Ambarawa
Tanggal :24 Oktober 2022
Jam :09.00 WIB-11.30 WIB.
Nama kelompok :Warga Binaan Pemasyarakatan
(WBP)/Narapidana
Alamat :Jl.Benteng Dalam
No.1 ,Kupang,Ambarawa ,Bugisari,Lodoyong,Kec.Ambarawa ,Kab.Semaran
g,Jawa Tengah 50612
Fasilitas ruangan :Balai pengobatan/Klinik ada (✓) tidak ( -)
Jumlah anggota kelompok :50 Orang
1. Pengkajian Inti (core)
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Sejarah berdirinya :
Lapas Kelas IIA Ambarawa didirikan pada tahun 1824-1848, semula
dengan nama “Beteng William”. Pada awalnya berfungsi sebagai asrama
pertahanan oleh Belanda, dinamakan Beteng Pendem, karena tempat
tersebut sebagai daerah terlarang, juga dikelilingi oleh tanggul pembatas
dan dikelilingi tetumbuhan yang besar sehingga yang kelihatan dari luar
adalah sebagai hutan yang sangat lebat. Pada tahun 1942-1945, dijadikan
tempat interniran (penjara) oleh orang Jepang, untuk memenjarakan
tawanan perangnya. Kemudian sekitar tahun 50-an dijadikan penjara.
Dengan Keputusan Menteri Kehakiman RI No. J.H.6.2/23/I/RI/16 April
1952 Beteng William ditetapkan sebagai rumah penjara, kemudian sejak
tanggal 27 April 1964 diubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan Negara.
Pada tahun 1985 berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No.
01/PR/07.031/1985 tanggal 26 Februari sebagai Lapas Anak Jawa
Tengah. Berdasarkan SK. Menteri Kehakiman RI No. M.10.PR.07.03
tahun 1991 tanggal 02 Desember 1991 Lapas Ambarawa ditetapkan
sebagai Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B. Pada tahun 2003
berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI.
No. M.16.PR.07.03 tahun 2003 tentang peningkatan kelas Lembaga
Pemasyarakatan dari II B menjadi Kelas II A. Pada Tahun 2004 tepatnya
tanggal 22 Januari 2004 Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Ambarawa
mendapatkan 10(sepuluh) orang GAM(Gerakan Aceh Merdeka) dari
Aceh dan bebas karena mendapatkan Amnesti tanggal 05 Agustus 2005.
Luas tanah :
Lembaga permasyarakatan kelas IIA Ambarawa merupakan salah satu
unit pelaksanaan teknis permasyarakatan di wilayah Jawa Tengah yang
berfungsi sebagai lembaga permasyarakatan. Tanah lembaga
permasyarakatan kelas IIA Ambarawq Seluas kurang lebih 50.000m2
dengan status pinjam pakai milik TNI Angkatan Darat kodam IV
Diponegoro. Luas bangunan lembaga permadyarakatan kelas IIA
Ambarawa seluas kurang lebih 20.000.
Kapasitas kamar ruangan dan fasilitas
Lapas kelas II A Ambarawa memiliki banyak fasilitas dan
ruangan.Terdapat balai pengobatan sebagai pemberi layanan kesehatan
kepada Wbp Terdapat 2 blok hunian yaitu blok 1 adalah tempat hunian
pidana dengan kasus kriminal umum sedangkan blok 2 adalah tempat
hunian khusus pidana kasus narkoba .Setiap blok dilengkapi dengan
kamar untuk tidur ,kamar mandi ,TV,dan matras untuk alas tidur .Selain
itu terdapat kamar lansia yang ditempati oleh wbp lansia dengan usia >58
Tahun.Ruang isolasi digunakan untuk wbp dengan indikasi obat
tertentu ,dan blok sel adalah hunian bagi tahanan baru yang masuk
lapas /dalam masa pengenalan lingkungan serta digunakan untuk wbp
dengan kasus tertentu .Fasilitas lainnya yang terdapat di Lapas
yaitu ;ruang wartel,kantin koperasi ,lahan perkebunan ,dapur lapas,gereja
dan masjid dan ruang ibadah lainnya,aula , dan bengkel kerja.
.
b. Data demografi
Distribusi jenis kelamin
Diagram 1.Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin WBP
dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50)
Tidak sekolah :-
SD :20%
SMP :34%
SMA :38%
Diploma/S1 :8%
Berdasarkan diagram 3. disimpulkan bahwa pendidikan
terakhir Dari 50 orang responden warga binaan yang
berada di lapas diperoleh data sebanyak 20% lulusan SD,
34% lulusan SMP dan 38%lulusan SMA/Sederajat, 8%
Diploma/Sarjana.
Distribusi Agama yang dianut
Diagram 4.Distribusi frekuensi berdasarkan agama yang dianut
WBP dengan scabies di Lapas Kelas II A Ambarawa (n=50)
Sarana pengobatan
1. Apakah anda pernah memeriksakan diri ke balai
pengobatan lapas mengenai skabies yang di derita ?
Pola makan
Warga binaan pemasyarakatan (WBP) memiliki pola makan 3x
sehari ,makanan diperoleh dari dapur Lapas yang dimasak
sendiri oleh petugas dapur .Jenis makanan yang di konsumsi
setiap harinya berbeda -beda.
Pola tidur warga binaan mengikuti peraturan yang ada dilapas,
dengan kondisi lampu terus menyala, dengan alasan untuk
menjaga keamanan warga binaan lapas
Kecacatan, untuk warga binaan yang menjadi responden tidak
ada kecacatan yang ditemukan selain penyakit scabies yang
diderita oleh warga binaan
3. Persepsi
Persepsi warga binaan lapas setelah keluar dari lapas ingin mendapat
pekerjaan yang layak, hidup yang sehat, bertemu keluarga. Persepsi tokoh
masyarakat tentang warga binaan lapas yaitu, berharap saaat sudah selesai
masa hukuman (bebas), mereka bisa mengubah hidup lebih baik lagi,
berguna bagi masyarakat/tetangga sekitar, dan ikut serta dalam kegiatan
yang diadakan oleh lingkungan sekitar. Persepsi tenaga kesehatan,
berharap warga binaan lapas bisa sering melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin dibalai kesehatan yang sudah tersedia. Dan juga berharap jika
sudah selesai masa tahanan masih bisa menjaga kesehatan dengan baik.
Untuk masalah kesehatan warga binaan lapas untuk saat ini yaitu merokok
dan penyakit kulit/ scabies.
b. Sumber Air Bersih
1) Jenis sumber air bersih/minum:
a) Sumur gali dengan pompa listrik
2) Jarak sumber air dengan limbah kotoran:
a) < 10 m
3) Kualitas air:
Kurang bersih/berkarat, jika difilter maka airnya bersih.Air yang keluar pertama
kali melalui keran akan berwarna kuning keruh,namun jika air dibiarkan selama
kurang lebih 5 menit maka air akan berwarna jernih .
c. Jamban/WC
Jamban di lapas sangat dekat ,jenis jamban yang digunakan yaitu Septic tank .
Data Observasi :
Berdasarkan hasil pengamatan ,lingkungan
Lapas bersih terkecuali lingkungan kamar
tempat istirahat (Blok 1,Blok 2,Kamar
lansia,Kamar Sel ).Lingkungan kamar kotor
akibat wbp jarang untuk membersihkan
ruangan (malas).Di dalam kamar terdapat
kamar mandi kecil yang diperuntukan mandi
dan ,BAK ,serta cuci muka.Lantainya dari
semen kasar,terdapat banyak gantungan baju
di tembok,saluran air/got nya keruh,kotor dan
air nya tidak mengalir .Cahaya matahari
masuk kedalam kamar hanya sebentar selain
itu pada pagi-sore hari lampu dalam kamar
dimatikan ,lampu hanya hidup di malam
hari.Ruangan kamar lembab ,selain itu karena
kapasitas penghuni kamar yang overload
sehingga jarak matras antar wbp sangat
sempit.
2. DS: Defisit kesehatan komunitas
1) 60% atau 30 wbp mengatakan tidak wbp di Lapas Kelas II A
ada jadwal rutin yang dilakukan oleh Ambarawa berhubungan
balai pengobatan lapas untuk dengan program tidak
mengetahui status kesehatan wbp mengatasi seluruh masalah
2) 52% atau 26 orang wbp mengatakan kesehatan komunitas ditandai
tidak rajin untuk dating cek dengan terjadi masalah
kesehatan kesehatan yang dialami
3) Perawat lapas mengatakan kegiatan komunitas (D.0110)
skrining kesehatan wbp di lapas
hanya dilakukan 1x saja pada saat
wbp pertama kali masuk lapas atau
saat wbp sudah di vonis.Pada saat
masa pengenalan maka wbp
melakukan prosedur vct ,cek status
HIV/AIDS,Dll.
DO:
1) 54% atau 27 orang tidak sembuh
saat diberikan obat /salep dari balai
pengobatan
2) 22% atau 11 orang tidak puas
dengan pengobatan yang diberikan
oleh pihak balai pengobatan
3) Terjadi masalah kesehatan
komunitas (penyakit scabies)
4) Tidak tersedia program untuk
mengatasi masalah kesehatan scabies
di komunitas
5) Keterbatasan tenaga kesehatan
(perawat) ,Dimana hanya 1 perawat
yang berada di lapas untuk
melakukan tindadakan pengobatan .
Data Observasi :
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan yaitu wbp yang memiliki masalah
kesehatan scabies dicampur dengan wbp
yang tidak memiliki riwayat scabies ,Setiap
kamar selalu ditemukan wbp dengan
skabies.Terdapat ruang isolasi /karantina
yang digunakan untuk wbp yang memiliki
indikasi penyakit tertentu seperti covid-19.
Ruang isolasi kurang optimal yang
seharusnya wbp dengan skabies harus
dipisahkan agar tidak menularkan kepada
wbp lainnya.Program jadwal piket yang ada
disetiap kamar tidak dilaksanakan dengan
semestinya oleh wbp.
3. DS: Kesiapan peningkatan manajemen
1) 54% atau 27 orang wbp pernah kesehatan komunitas wbp di Lapas
mendengar penyakit scabies sebelum kelas II A Ambarawa ditandai
masuk ke dalam Lapas dengan adanya minat atau
2) Beberapa wbp mengatakan bahwa keingintahuan wbp untuk
memiliki keingintahuan yang tinggi mendapatkan informasi terkait
tentang penyakit scabies agar dapat maslah kesehtan yang terkait yiatu
menangani penyakit yang dialami scabies (D.0112)
3) Beberapa wbp mengatakan sedang
mencari sumber informasi terkait
scabies namun tidak menemukan di
balai pengobtan baik poster maupun
di buku-buku .
DO:
1) 96% atau 48 wbp memiliki minat
yang tinggi untuk mengetahui
penyakit scabies dan penanganan
sederhana yang dapat dilakukan
2) 86% atau 43 wbp memiliki jadwal
piket disetiap kamar
Data Observasi :
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan ,beberapa wbp rajin untuk
membaca buku menambah informasi terkait
kesehatan,Kurangnya sumber bacaan yang
dimiliki oleh balai pengobatan tentang
masalah kesehtan yang terkait .Minat
membaca buku wbp tinggi dibutikan dengan
wbp meminjam buku di balai pengobatan
untuk menambah informasi dan mengisi
waktu luang.
-----------------------------------BELUM-----------------------------------------------------------
C. Prioritas Masalah Keperawatan
Salah satunya dengan metode paper and pencil tool:
PENTINGNY KEMUNGKINA PENINGKATA
A N N
MASALAH PERUBAHAN KUALITAS
UNTUK POSITIF JIKA HIDUP JIKA
MASALA TOTA PRIORITA
DIPECAHKA DIATASI DIATASI
H L S
N 1: Tidak Ada 1: Tidak Ada
1: Rendah 2: Sedang 2: Rendah
2: Sedang 3: Tinggi 3: Sedang
3: Tinggi
-------------------------------------BELUM----------------------------------------------------------------
Diagnosa keperawatan berdasarkan urutan prioritas saat Musyawarah Mufakat Desa
pada tanggal …………….. jam...... bertempat di........
1. …..
2. …..
3. ……
4. dst
D. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil (SLKI) Rencana Metode Evaluator Paraf
O Keperawatan Tindakan Evaluasi
Intervensi
Tujuan Umum Tujuan Khusus (SIKI)
;;;;;
E.Plan of Action (POA)
POA adalah penjabaran secara operasional dan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan POA
dilaksanakan secara musyawarah dengan komunitas
NO Program Kegiatan Sasaran Tujuan Waktu Bentuk Indikator Dana Perlengkapan Pelaksana
DX dan kegiatan
tempat
1. Program Edukasi WBP Memberikan Belum Presentasi Terjadi Belum Perlengkapan Anggota
penyuluhan kepada dengan informasi tahu kurang Peningkatan tahu edukasi : kelompok
kesehatan WBP penyakit (Pendkes ) ,Me lebih 10-15 pengetahuan 1) laptop scabies(Presty,
bagi WBP tentang scabies ningkatkan menit dan WBP terkait dan Ren,Jaya,Rach
dengan penyakit di Lapas pengetahuan pelatihan penyakit LCD el,dan
penyakit scabies Kelas II pada wbp atau scabies dan untuk Treceya) dan
scabies di mulai dari A terkait langsung dapat menamp petugas
Lapas (pengertian Ambara penyakit melakukan melakukan ilkan perawat balai
Kelas II A ,penyebab wa scabies yang simulasi perawatan luka PPT jika pengobatan
Ambarawa ,tanda dan dialami serta perawatan secara mandiri memung Lapas yang
gejala,cara agar wbp luka kepada menggunakan kinkan , akan
mengobati dapat WBP obat oral/salep Opsi lain mendampingi
dll) serta melakukan kurang yang tersedia. yaitu dan
melakukan perawatan luka lebih 30 dengan memberikan
kegiatan secara menit. membua pengawasan .
perawatan mandiri. t Leaflet
luka pada sebagai
WBP pedoman
dengan atau
luka panduan
scabies saat
yang melakuk
meradang an
atau belum penjelas
memasuki an
masa materi
pemulihan penyulu
. han
kepada
WBP
2) Leaflet
untuk
dibaca
WBP
saat
diberika
n
penyulu
han
3) Poster
dinding
atau
spanduk
/banner /
flip cart
untuk
dipasang
di
Lapas .
Perlengkapan
perawatan
Luka :
(sarung
tangan steril,
kasa,
bengkok/kom
, washlap,tisu
,masker,salep
,air
bersih,cotonb
ud )
Untuk salep
yang biasa
digunakan di
lapas (Salep
2-4,boleh
memberikan
merk lain
dengan
pengawasan
perawat lapas
dan juga obat
oral ).Bila
terdapat
scabies
inddikasi
sekunder
diberikan
antibiotic.
F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
HARI, TANGGAL,
N O. DX IMPLEMENTAS I EVALUASI
DAN JAM
S
O
1 A
P
(menyesuaikan)
LAMPIRAN
a. Materi promosi-visual grafis
b. Daftar hadir mahasiswa selama tugas kelompok (bimbingan dosen ataupun diskusi kelompok) dibuktikan foto bersama, daftar hadir
MMD