Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KELOMPOK

EBOLA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB II


Dosen Mata Ajar : Maria Putri Sari U,M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok 13

Rila Budiati Rahayu (2820173079)

Rizki Widya Noraini (2820173081)

Rosita Hutami (2820173082)

Kelas 2B

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah KMB II yang
berjudul “EBOLA”
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyusun makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
oleh karena itu kami menerima saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan makalah kami ini.

Yogyakarta 26 September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Pengertian Ebola...........................................................................................3
B. Penyebab dan Faktor Resiko.........................................................................3
C. Tanda dan Gejala...........................................................................................3
D. Patofisiologi Penyakit...................................................................................4
E. Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang.......................................................5
F. Pencegahan Ebola.........................................................................................5
G. Pencegahan Penularan...................................................................................6
H. Penanganan di Rumah Sakit.........................................................................6
I. Komplikasi....................................................................................................7
J. Asuhan Keperawatan pada Pasien Ebola......................................................7
K. Kebijakan Pemerintah...................................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ebola virus disease (EVD) juga dikenal dengan istilah ebola


hemorrhagic fever atau demam berdarah Ebola. Belum lama ini dunia
kembali digemparkan dengan munculnya wabah EVD di daerah Afrika
Barat terutama di Liberia, Guinea, dan Sierra Leone yang berlangsung
sejak tahun 2014 sampai sekarang. Wabah ini merupakan wabah EVD
terbesar dan paling kompleks sejak virus ini pertama kali diidentifikasi
pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire (National Center for Emerging
Infectiouc Disease, 2014).
Di indonesia, sampai saat ini belum ada laporan kasus positif EVD.
Pada tahun 2014, 2 orang tenaga kerja Indonesia asal Kediri, Jawa Timur,
dilaporkan diduga terjangkit EVD setelah pulang dari Liberia, dan setelah
dilakukan pemeriksaan medis menunjukkan keduanya tidak tertular virus
Ebola (Kemenkes RI, 2014).
Virus ini sangat mudah menular dan sangat mematikan, serta
belum ditemukan vaksin yang terbukti efektif dan efisien untuk manusia.
Untuk itu, diperlukan usaha pencegahan yang adekuat, sehingga
mengurangi resiko tertular virus. Sampai saat ini penelitian terhadap virus
Ebola terus berlangsung secara progresif. Pengenalan penyakit pada fase
awal, rehidrasi cairan, dan pengobatan simptomatik yang adekuat dapat
meningkatkan kelangsungan hidup (WHO, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ebola?
2. Apa penyebab dan faktor resiko penyakit Ebola?
3. Apa tanda dan gejala penyakit Ebola?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit Ebola?
5. Apa pemeriksaan diagnostik untuk penyakit Ebola?
6. Bagaimana cara mencegah penyakit Ebola?

1
7. Bagaimana cara mencegah penularan penyakit Ebola?
8. Bagaimana penanganan penyakit Ebola di rumah sakit?
9. Apa komplikasi penyakit Ebola?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
Ebola?
11. Bagaimana kebijakan pemerintah mengenai Ebola?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Ebola.
2. Untuk mengetahui penyebab dan faktor resiko penyakit Ebola.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit Ebola.
4. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit Ebola.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik untuk penyakit Ebola.
6. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit Ebola.
7. Untuk mengetahui cara mencegah penularan penyakit Ebola.
8. Untuk mengetahui penanganan penyakit Ebola di rumah sakit.
9. Untuk mengetahui komplikasi penyakit Ebola.
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit Ebola.
11. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah mengenai Ebola.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ebola

Ebola adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan virus ebola.

Ebola virus adalah salah satu virus dari sekitar 30 virus yang diketahui
menyebabkan sindrome demam berdarah (hemorrhagic fever syndrome).

Penyakit virus ebola yang dikenal sebagai Ebola Hemorrhagic Fever


(EHF) adalah gejala virus akut yang disertai demam dan perdarahan
dengan angka kematian tinggi dimanusia dan bukan manusia (primata).

B. Penyebab dan Faktor Resiko


Penyakit Ebola adalah sejenis penyakit mematikan yang
disebabkan oleh keluarga virus Filoviridae. Virus jenis ini biasanya
menyerang hewan mamalia seperti orang utan.
Di dalam penangkaran hewan ini dirawat oleh manusia. Dari
sinilah penyebab virus menular ke manusia. Biasanya orang merawat
hewan tanpa pelindung apapun. Mereka hanya menggunakan cairan
antiseptik sedangkan virus ini hampir sama kuatnya dengan virus yang
menyebabkan penyakit HIV/AIDS.
Setelah seorang terinfeksi, maka dia berpotensi menyebarkan virus
melalui cairan darah, air liur, atau lendir. Di beberapa negara tempat kasus
ini terjadi, Ebola sering menyebar dan menyerang para pekerja di bidang
pelayanan kesehatan masyarakat karena mereka bertugas merawat pasien
yang terjangkit virus, terlebih bila tidak menggunakan pelindung seperti
masker dan sarung tangan.

3
C. Tanda dan Gejala
Terkadang gejala baru muncul 2-21 hari setelah orang terpapar.
Gejala awal seperti ruam dan mata merah sangat umum sehingga sulit
mendiagnosa penyakit ini pada tahap awal.
Gejala awalnya antara lain: demam, sakit kepela, nyeri sendi dan
otot, sakit tenggorokan, diare, muntah, sakit perut. Dalam beberapa kasus
penyakit ini bahkan menyebabkan ruam, mata merah, pendarahan secara
internal dan eksternal. Gejala muncul karena beberapa kondisi antara lain,
pola hidup yang tidak sehat, lemahnya sistem kekebalan tubuh, dan adanya
kontak langsung dengan penderita Ebola.
Hewan yang berpotensi menyebarkan virus ebola ke manusia
antara lain, simpanse, gorila, antelop hutan, dan monyet cynomolgus.

D. Patofisiologi Penyakit
Virus Ebola dapat ditularkan melalui kontak dengan host yang
terinfeksi seperti kelelawar pemakan buah, dan mamalia lainnya.
Transmisi virus ebola juga dapat melalui kontak langsung dengan luka,
atau cairan tubuh lainnya seperti feces, saliva, keringat, urine, muntah,
ASI, dan semen pasien yang terjangkit Ebola ( National Center for
Emerging and Zoonotic Infectious Disease, 2015).
Filovirus yang menjangkit ke host melewati transmisi kontak
langsung dengan cairan tubuh akan bereplikasi di monosit, makrofag, sel
dendrit, sel endotel, fibroblas, hepatosit dan sel adrenal. Filovirus yang
menginfeksi fagosit mononuklear memicu produksi dan pelepasan faktor
protein prokoagulandan sitokin proinflamasi sehingga menyebabkan
berbagai kerusakan di tubuh. Inkubasi virus ini berlangsung selama 7 – 10
hari, namun bisa lebih cepat ( 2 hari ) atau lebih lama ( 21 hari )
( Michalek, et al, 2015).
Michalek, et al menambahkan, gejala klinis muncul dengan onset
yang mendadak, seperti demam yang diikuti dengan gejala yang mirip
dengan flu, yakni sakit kepala, malaise, myalgia, kemudian muntah dan
diare. Hanya 30 – 50 % pasien yang mengalami gejala hemoragik. Pada
kasus yang berat, gejala ebola dikarakteristikkan dengan kerusakan hati,

4
gagal ginjal yang diikuti dengan kerusakan multipel organ ( multi-organ-
failure) dan komplisasi sistem saraf pusat. Kematian disebabkan oleh
kerusakan multipel organ dan perdarahan berat. Pada fase terminal
penyakit, pasien yang terinfeksi mengalami perdarahan sangat berat di
gastrointestinal yang disebabkan oleh DIC ( Disseminated Intravascular
Coagulation) yang kasusnya relatif jarang terjadi. Pada kasus yang tidak
fatal atau asimptomatik biasanya dikaitkan dengan respon spesifik IgM
dan IgG, respon cepat dan awal inflamasi, termasuk interleukin beta,
interleukin 6 dan tumor necrosis factor alfa.

E. Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang

Untuk memastikan bahwa seseorang mengalami Ebola, perlu


dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa Enzyme-Linked
Immunoabsorbent Assay (ELISA), IgM ELISA, dan Polymerase Chain
Reaction (PCR) untuk mendeteksi adanya virus Ebola.Pemeriksaan
tersebut merupakan uji cepat dalammendeteksi jumlah antibodi atau
antigen yang dapat melawan datangnya virus.

Diagnosa terhadap penyakit Ebola juga dapat dilakukan dengan


pemeriksaan postmortem yang ditandai dengan ditemukan pendarahan
berupa peteki, ecchymosis dan perdarahan diberbagai tubuh hewan seperti
di ginjal, gastrointestinal, pleura, perikardial dan rongga peritonium.

F. Pencegahan Ebola

Terdapat beberapa cara untuk mencegah Ebola, antara lain:

1. Hindari wilayah terkena wabah.


2. Jangan makan daging satwa liar.
Di negara-negara berkembang, hindari membeli atau mengonsumsi
daging hasil buruan, termasuk daging primata, yang dijual di pasar
lokal.
3. Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi.
Ini khususnya berlaku bai mereka yang betugas merawat pasien ebola.

5
4. Jangan memgang benda yang mungkin telah terkontaminasi
dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi . misal baju,
selimut, seprai, jarum suntik, serta peralatan medis lainnya.
5. Hindari kontak dengan kelelawar dan hewan primata maupun
darah, cairan tubuh seta daing mentah yang menjadi makanan hewan-
hewan tersebut.
6. Praktik higienis yang cermat. Seperti cuci tangan dengan sabun
atau air.

G. Pencegahan Penularan

Untuk mencegah penularan virus Ebola dapat melakukan beberapa hal,


yaitu:
1. Mengenakan alat pelindung diri (termasuk sarung tangan, masker,
baju khusus, serta pelindung mata) untuk melindungi dari kontak
cairan tubuh
2. Mempraktikan langkah-langkah pengendalian infeksi dan
sterilisasi yang tepat.
3. Mengisolasi atau memisahkan pasien Ebola dari pasien penyakit
lain.
4. Menghindari kontak langsung dengan tubuh orang yang meninggal
akibat Ebola.
5. Memberitahu petugas kesehatan lain apabila terjadi kontak
langsung dengan darah atau cairan tubuh, misalnya feses, air liur, urin,
muntahan, atau air mani dari pasien Ebola.

H. Penanganan di Rumah Sakit

Pedoman penanganan Ebola di rumah sakit meliputi:


1. Penempatan pasien
2. Alat pelindung diri
3. Peralatan perawatan pasien
4. Alat yang mengeluarkan aerosol
5. Hygiene tangan
6. Penanggulangan infeksi lingkungan
7. Penyuntikan dengan aman
8. Lama masa terinfeksi yang harus diawasi ketat
9. Pengawasan petugas kesehatan yang kontak dengan pasien
10. Monitoring pengunjung rumah sakit

6
I. Komplikasi
Komplikasi Ebola dapat terjadi pada pasien meskipun sudah
dilakukan pengananan yang terbaik. Komplikasi sebagai penyebab
kematian pasien dengan Ebola dapat berupa :
1. Gagal organ multipel
2. Perdarahan berat akibat keusakan dinding pembuluh darah
3. Gangguan fungsi hati yang ditandai dengan kuning.
4. Penurunan kesadaran / delirium.
5. Kejang akibat ketidakseimbangan elektrolit.
6. Koma.

J. Asuhan Keperawatan pada Pasien Ebola

1. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Deisit volume cairan
2. Intervensi
a. Diagnosa : Hipertermia.
Intervensi :
1) Monitor suhu sesering mungkin.
2) Monitor warna dan suhu kulit.
3) Monitor tekanan darah, nadi dan RR.
4) Berikan antipiretik.
5) Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam.
6) Lakukan tapid sponge.
7) Berikan cairan intravena.
8) Kompres pasien pada lipat paha dan aksila.
9) Tingkatkan sirkulasi udara.
10) Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil.
11) Monitor suhu minimal tiap 2 jam.
12) Berikan antipiretik jika perlu.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Intervensi :
1) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
2) Kaji adanya alergi makanan.
3) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan.
4) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe.
5) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
C.
6) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
harian.

7
7) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
8) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
c. Defisit volume cairan
Intervensi :
1) Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah ortostatik), jika ddiperlukan.
2) Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN,
Hmt, osmolalitas urin).
3) Monitor tanda-tanda vital.
4) Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori
harian.
5) Monitor status nutrisi.
6) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.
7) Berikan cairan.
8) Berikan diuretik sesuai instruksi.
9) Berikan cairan IV pada suhu ruangan.
10) Berikan penggantian nasogatrik sesuai output.
11) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk.

K. Kebijakan Pemerintah

Menyikapi ancaman virus Ebola, Pemerintah Indonesia telah


menyatakan kesiagaannya ditandai dengan tindakan yang telah dilakukan
di antaranya menyiapkan kantor kesehatan pelabuhan di pintu-pintu masuk
terutama bandara, menyiagakan Laboratorium Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan untuk memeriksa jika ada pasien terduga
terjangkit Ebola, menghimbau masyarakat agar menunda rencana
bepergian ke kawasan Afrika khususnya negara-negara yang terserang
wabah virus Ebola.
Banyaknya korban jiwa dan penularan yang begitu cepat
merupakan pertanda betapa bahayanya virus ini. Pemerintah tak perlu ragu
untuk membuat peraturan tegas guna mengoptimalkan langkah
pencegahan tersebut, misalnya menerapkan aturan larangan ke luar negeri,
tepatnya ke negara-negara yang diketahui terserang virus ebola. Dapat
juga melakukan pemeriksaan ketat terhadap warga negara asing yang

8
hendak masuk ke Indonesia, untuk mendeteksi kemungkinan virus Ebola
dibawa masuk oleh mereka.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ebola merupakan penyakit yang menyerang manusia, monyet,


simpanse, gorila, dan primata lain yang disebabkan oleh virus Ebola.
Penyakit Ebola awalnya ditularkan dari binatang kelompok primata ke
manusia dengan kelelawar sebagai perantaranya. Setelah terjadi wabah
Ebola di Afrika, penyebaran virus Ebola juga terjadi dari satu orang ke
orang lain. Tak semua orang beresiko mengalami Ebola. Orang yang
beresiko mengalami Ebola adalah orang yang bepergian ke Benua Afrika
saat wabah Ebola dan tenaga medis atau keluarga yang merawat penderita
Ebola.

Hingga saat ini, pengobatan untuk mematikan virus Ebola dalam


tubuh manusia masih terus diteliti. Pengobatan Ebola yang sudah ada
bertujuan untuk mempertahankan hidup penderitanya, salah satunya
dengan cara penderita Ebola dirawat di ruang rawat intensif. Namun
demikian, sekalipun cara tersebut dilakukan, hingga kini 90% penderita
Ebola meninggal dunia. Penderita yang berhasil bertahan hidup pun
umumnya mengalami komplikasi jangka panjang berupa gangguan di hati,
penglihatan menurun, dan infeksi di testis.

B. Saran

1. Sebaiknya semua orang melakukan pencegahan penyakit Ebola.


2. Sebaiknya tidak melakukan kontak dengan pasien Ebola.
3. Sebaiknya menggunakan alat pelindung diri yang tepat saat
merawat pasien Ebola.
4. Sebaiknya jangan bepergian ke wilayah Afrika.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018, Ebola, Klik Dokter, dilihat 2 Oktober 2018,


https://m.klikdokter.com/penyakit/ebola/diagnosis

Dharmayanti, 2015, ‘Ebola: Penyakit Eksotik Zoonosis yang Perlu Diwaspadai’,


vol. 25, no. 1, hh 29-35

Fadhilah, Debby, Diagnosa Terhadap Penyakit Ebola, Ilmu Vebteriner, dilihat 2


Oktober 2018, http://ilmuvebteriner.com/diagnosa-terhadap-penyakit-ebola/

Jayanegara, Andi Putra, 2016, ‘Ebola Virus Disease – Masalah Diagnosis dan
Tatalaksana’, vol. 43, no. 8, hh 572-575

Sandjaja, Analia, 2017, Ebola, Kerjanya, dilihat 2 Oktober 2018,


http://www.kerjanya.net/faq/6586-ebola.htm

Wijaya, Cindy, Cara Mencegah Ebola, Daherba, dilihat 2 Oktober 2018,


http://www.deherba.com/cara-mencegah-ebola-infeksi-virus-yang-
mematikan.html

12

Anda mungkin juga menyukai