Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak
Disusun Oleh:
1. Aulya (2114401067)
2. Muhammad Lutfi Hadiyan (2114401095)
3. Rima Yuni Aryadi (2114401103)
JAKARTA PUSAT
2023
i
KATA PENGANTAR
Jakarta, 19-02-2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................4
Pendahuluan.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
1. Tujuan Umum........................................................................................................5
2. Tujuan Khusus........................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................6
Tinjauan Pustaka................................................................................................................6
2.1 Definisi Thalasemia..............................................................................................7
2.2 Etiologi Thalasemia..............................................................................................7
2.3 Patofisiologi Thalasemia......................................................................................8
2.4 Manifestasi Klinis Thalasemia............................................................................10
2.5 Pemeriksaan Penunjang Thalasemia...................................................................11
2.6 Pathway Thalasemia...........................................................................................13
2.8 Intervensi Keperawatan Thalasemia...................................................................14
2.9 Intervensi Keperawatan Berdasarkan Evidance Base.........................................15
BAB III............................................................................................................................17
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN THALASEMIA...............................................17
3.1 Pengkajian Keperawatan....................................................................................17
3.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................................19
3.3 Intervensi keperawatan.......................................................................................20
3.4 Implementasi keperawatan.................................................................................21
3.5 Evaluasi Keperawatan........................................................................................21
BAB IV............................................................................................................................22
CONTOH KASUS ASUHAN KEPERAWATAN THALASEMIA................................22
BAB V.............................................................................................................................31
Penutup............................................................................................................................31
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................31
iii
5.2 Saran...................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................32
BAB I
Pendahuluan
Salah satu penyakit kronik yang banyak terjadi di Indonesia adalah penyakit
thalasemia. Talasemia merupakan penyakit kronik yang diturunkan secara
autosomal resesif dari orang tua kepada anaknya yang disebabkan oleh defisiensi
sintesis rantai polipeptida yang mempengaruhi sumsum tulang produksi
hemoglobin dengan manifestasi klinis anemia berat (Potts & Mendleco, 2007).
iv
7. Apa saja diagnosa keperawatan thalasemia ?
8. Apa saja intervensi keperawatan thalasemia
9. Apa saja intervensi keperawatan thalasemia menurut evidance base ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi thasalemia.
2. Mengetahui etiologi thalasemia.
3. Mengetahui patofisologi thalasemia.
4. Mengetahui manifestasi klinis thalasemia.
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang thalasemia.
6. Mengetahui pathway thalasemia.
7. Mengetahui diagnosa keperawatan thalasemia.
8. Mengetahui intervensi keperawatan thalasemia.
9. Mengetahui intervensi keperawatan thalasemia menurut evidance base.
v
BAB II
Tinjauan Pustaka
vi
seluruh bagian tubuh yang membutuhkannya sebagai energi. Apabila produksi
hemoglobin berkurang atau tidak ada, maka pasokan energi yang dibutuhkan
terganggu dan tidak mampu lagi menjalankan aktivitasnya secara normal.
Thalasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari
ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang
membentuk hemoglobin. Thalasemia adalah penyakit yang sifatnya diturunkan.
Penyakit ini, merupakan penyakit kelainan pembentukan sel darah merah.Adapun
etiologi dari thalasemia adalah faktor genetik (herediter). Thalasemia merupakan
penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam
pembuluh darahsehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari).
Penyebab kerusakan tersebut karena hemoglobin yang tidak normal (hemoglobin
opatia) dan kelainan hemoglobin ini karena adanya gangguan pembentukan yang
disebabkan oleh :
b) Gangguan jumlah salah satu atau beberapa rantai globin seperti pada
Thalasemia.
Thalasemia mayor terjadi apabila gen yang cacat diwarisi oleh kedua orang
tua. Jika bapaatau ibu merupakan pembawa thalasemia,mereka boleh
menurunkan thalasemia kepada anak-anak mereka. Jika kedua orang tua
membawa ciri tersebut maka anak-anak mereka mungkin pembawa atau
mereka akan mnderita penyakit tersebut
vii
Hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen, dibentuk oleh empat
subunit polipeptida, yang terdiri dari dua rantai α dan dua rantai non-alfa (β,
δ, γ). Pada orang dewasa, HbA merupakan bentuk hemoglobin utama (95%),
yang terdiri dari dua rantai α dan dua rantai β. Bentuk hemoglobin lain adalah
HbA2 (1,5-3,5%), yang terdiri dua rantai α dan dua rantai δ, serta HbF (2-3%)
yang terdiri dari dua rantai α dan dua rantai γ. Pada masa intrauterin, proses
eritropoesis dimulai di hepar, kemudian ke limpa, dan pada usia pertengahan
kehamilan beralih ke sumsum tulang. Pada usia gestasi 6-10 mg hingga 6
bulan post-natal, hemoglobin predominan adalah HbF. Pada saat usia gestasi
30 minggu, rantai γ mulai digantikan dengan rantai β , sehingga kadar HbF
mulai menurun dan HbA meningkat. Pada keadaan normal, terdapat
keseimbangan produksi rantai globin α dan β, sehingga masing-masing rantai
dapat berpasangan membentuk tetramer normal. Pembentukan rantai globin α
diatur pada kromosom 16, sedangkan rantai β diatur pada kromosom 11. Pada
thalassemia, defek gen yang memproduksi rantai globin α atau β,
menyebabkan ketidakseimbangan produksi rantai globin α dan β, yang lebih
lanjut menyebabkan insufisiensi produksi hemoglobin A, dan akumulasi
rantai globin α atau β yang diproduksi secara normal. Bentuk rantai globin
tidak berpasangan yang tidak stabil, memiliki disfungsi eritropoesis, dan
mudah mengalami hemolisis.
- Thalassemia Alfa
Thalassemia alfa terjadi bila terdapat defek pada satu atau lebih gen
yang berfungsi untuk memproduksi rantai globin α, sehingga tidak didapatkan
atau terjadi insufisiensi produksi rantai α. Hal ini menyebabkan rantai globin
γ (fetal) dan rantai globin β (dewasa) dalam jumlah berlebih dan dalam
kondisi bebas tidak berikatan.
Thalassemia Beta
Thalassemia beta terjadi bila terdapat defek pada satu atau lebih gen
yang berfungsi untuk membentuk rantai β, sehingga tidak didapatkan atau
terjadi insufisiensi produksi rantai β. Thalassemia beta dibagi menjadi tiga,
yaitu :
viii
Thalassemia minor atau disebut juga thalassemia beta trait yang
diakibatkan defek pada satu gen pembentuk rantai β Thalassemia intermedia
atau disebut juga thalassemia beta non-transfusion dependent, terjadi akibat
berbagai mutasi yang melibatkan gen pembentuk rantai β.
1. Kelesuan
Bibir, lidah, tangan, kaki berwarna pucat mulanya tidak jelas , biasanya
menjadi lebih berat dalam tahun pertama kehidupan dan pada kasus yang berat
terjadi dalam beberapa minggu setelah lahir.
2. Sesak nafas
Pada thalasemia mayor gejala klinik telah terlihat sejak umur kurang dari 1
tahun gejala yang tampak adalah anak lemah, pucat, perkembangan fisik tidak
sesuai dengan umur,berat badan kurang. Pada anak yang besar sering dijumpai
adanya gizi buruk, perut membuncit, karena adanya pembesaran limfa dan hati.
Adanya pembesaran limfa dan hati mempengharui gerak si pasien karena
kemampuan terbatas. Limfa yang besar akan mudah ruptur.gejala ini adalah
bentuk muka yang mongoloid dan hidung pesek tanpa pangkal hidung, jarak
antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar,hal ini disebabkan karena
adanya gangguan perkembangan ke tulang muka dan tengkorak
Keadaan kulit pucat kekuning-kuningan jika pasien telah sering dapat tranfusi
darah,kulit menjaditkelabu seperti besi akibat penimbunan besi dalam kulit,
seperti pada jaringan tubuh yaitulimfa,hati,jantun sehingga menyebabkan
gangguan pada alat-alat tersebut (hemokromatosis)
ix
a. Fraktur patologis
b. Hepatosplenomegali
c. Gangguan Tumbuh Kembang
d. Disfungsi organ
e. Gagal jantung
f. Hemosiderosis
g. Hemokromatosis
h. Infeksi
i.
A. Screening test
3) . Indeks eritrosit
Dengan bantuan alat indeks sel darah merah dapat dicari tetapi hanya
dapat mendeteksi mikrositik dan hipokrom serta kurang memberi nilai diagnostik.
Maka metode matematika dibangunkan (Wiwanitkit, 2007).
x
4) Model matematika
B. Definitive test
1) Elektroforesis hemoglobin
2) Kromatografi hemoglobin
3) Molecular diagnosis
xi
2.6 Pathway Thalasemia
xii
2.8 Intervensi Keperawatan Thalasemia
Terapeutik
- Lakukan pencegahan infeksi
- Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas
atau dingin)
Edukasi
- Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
- Anjurkan perawatan kulit yang tepat (misalnya melembapkan kulit kering
pada Kaki)
xiii
a. Kebersihan tangan meningkat
b. Kebersihan badan meningkat
c. Nafsu makan meningkat
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
xiv
b) Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder.
Intervensi keperawatan :
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Batasi jumlah pengunjung
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Rencana keperawatan pada diagnosa perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin dan Resiko infeksi berhubungan
dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder. , dapat dilakukan rencana
keperawatan, dalam memberikan intervensi sesuai teori dan tim medis dapat
berjalan secara efektif apabila pasien kooperatif.
xv
BAB III
A. Asal Keturunan/Kewarganegaraan
B. Umur
Pada thalasemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejala tersebut telah
terlihat sejak anak berumur kurang dari 1 tahun. Sedangkan pada thalasemia
minor yanmbg gejalanya lebih ringan, biasanya anak baru datang berobat pada
umur sekitar 4-6 tahun.
Anak cenderung mudah terkena infeksi saluran napas bagian atas infeksi
lainnya. Hal ini mudah dimengerti karena rendahnya Hb yang berfungsi sebagai
alat transport
xvi
Sering didapatkan data mengenai adanya kecenderungan gangguan
terhadap tumbuh kembang sejak anak masih bayi, karena adanya pengaruh
hipoksia jaringan yang bersifat kronik. Hal ini terjadi terutama untuk thalassemia
mayor. Pertumbuhan fisik anak adalah kecil untuk umurnya dan ada
keterlambatan dalam kematangan seksual, seperti tidak ada pertumbuhan rambut
pubis dan ketiak.
Kecerdasan anak juga dapat mengalami penurunan. Namun pada jenis thalasemia
minor sering terlihat pertumbuhan dan perkembangan anak normal.
E. Pola makan
F. Pola aktivitas
Anak terlihat lemah dan tidak selincah anak usianya. Anak banyak tidur /
istirahat, karena bila beraktivitas seperti anak normal mudah merasa lelah
xvii
diduga faktor resiko, maka ibu perlu diberitahukan mengenai risiko yang mungkin
dialami oleh anaknya nanti setelah lahir. Untuk memestikan diagnosis, maka ibu
segera dirujuk ke dokter.
diantaranya adalah:
5) Dada, Pada inspeksi terlihat bahwa dada sebelah kiri menonjol akibat adanya
pembesaran jantung yang disebabkan oleh anemia kronik
6) Perut, Kelihatan membuncit dan pada perabaan terdapat pembesaran limpa dan
hati ( hepatosplemagali).
7) Pertumbuhan fisiknya terlalu kecil untuk umurnya dan BB nya kurang dari
normal. Ukuran fisik anak terlihat lebih kecil bila dibandingkan dengan anak-
anak lain seusianya.
xviii
yang berlangsung actual maupun potensial. diagnosa keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan. berikut adalah diagnose keperawatan yang
muncul pada pasien dengan Thalasemia.
xix
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Rencana keperawatan pada diagnosa perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan penurunan konsentrasi hemoglobin dan Resiko infeksi berhubungan
dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder. , dapat dilakukan rencana
keperawatan, dalam memberikan intervensi sesuai teori dan tim medis dapat
berjalan secara efektif apabila pasien kooperatif.
xx
BAB IV
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : An.Z
Usia : 9 tahun
Agama : Islam
Kultur : Sunda
No Medrec : 402061
Pada saat pengkajian, klien nampak pucat, mengeluh badan lemes dan pusing.
sesak napas (-). Keluhan lemes bertambah bila klien banyak berktivitas yang
xxi
terlalu capek. Keluhan berkurang bila klien istirahat dan tidur dengan posisi
setengah duduk. Klien merupakan pasien thalasemia mayor sejak usia 3 bulan dan
datang ke poliklinik karena akan dilaksanakan transfusi darah. Transfusi terakhir
adalah 3 minggu yang lalu.
a. Prenatal
Ibu adalah G2P1A0, ibu mengatakan selama kehamilan tidak ada keluhan yang
berarti, pada awal kehamilan, ibu sempat mual-mual namun tidak sampai dirawat.
Ibu kontrol kehamilan ke bidan dan tidak ada keluhan selama kehamilan.
b. Intranatal
Bayi lahir dengan spontan. Menurut ibu waktu itu bayi lahir dengan BB 2800gr
dan PB 47 cm, nangis dan sehat.
c. Postnatal
6. Riwayat Keluarga
xxii
Ibu menyangkal bahwa dirinya dan suaminya menderita thalasemia atau
membawa (Carier). Ibu menyangkal dikeluarganya ada yang mengidap thalasemia
hanya orang tua dari suaminya mengidap kanker. Ibu dan suami pernah diperiksa
7. Riwayat Sosial
Klien saat ini masih sering bermain dengan saudara-saudara nya yang lain, dan
8. Data Psikologis
Klien mengetahui dia terkena Thalasemia dan harus dapat darah tiap 3 minggu,
namun klien nampak tenang. Klien bercita-cita ingin menjadi guru bila sudah
besar nanti
9. Riwayat Imunisasi
Menurut ibu, klien mendapatkan imunisasi dasar Cuma imunisasi campak yang
xxiii
11. Pemeriksaan Fisik
TD : 90/60mmhg
Respirasi : 24x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,5̊C
c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala :
Bentuk simetris, tidak terdapat benjolan atau lesi, rambut sedikit kusam, panjang,
nampak tipis.
xxiv
2. Mata :
Bentuk mata simetris, sklera sub ikterik, konjungtiva anemis, pergerakan bola
mata sesuai, pupil bulat isokor.
4. Hidung :
Bentuk simetris, pernapasan cuping hidung tidak tampak, sekret tidak ada.
5. Mulut :
Mukosa lembab, kehitaman, tidak terdapat caries gigi. Nampak gigi depan tampak
rusak.
6. Leher :
7. Dada :
Bentuk dan pergerakan simetris, tidak tampak pernapasan dengan bantuan otot
pernafasan tambahan.
8. Abdomen :
9. Ekstremitas :
Nampak kehitaman di sekitar lutut, bintik-bintik hitam pada kedua kaki. Kuku jari
tangan nampak pucat. Lingkar lengan 20 cm
10. Integumen :
Kulit klien nampak pucat, nampak kehitaman disekitar lutut dan bintik-bintik
hitam dikedua kaki.
xxv
Tanggal 19 Mei 2015
Hb : 8,5 gr/dl
HT : 18%
Lekosit : 9200/mm²
Trombosit : 240.000/mm²
B. Analisa Data
xxvi
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
E. Implementasi
xxvii
1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan kadar Hb
F. Evsluasi
S:
O:
xxviii
- klien nampak meringis ketika akan dilaksanakan tindakan pemasangan transpusi
darah
- Acral hangat
A : masalah teratasi
rumah
S:
O:
- Respirasi 22x/menit
di rumah
xxix
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Untuk makalah selanjutnya kami berharap laporan yang kami buat, bisa
berguna untuk pembaca dan untuk pembelajra selanjutnya, serta dapat menjadi
ajuan unuk kami kedepanya. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
xxx
DAFTAR PUSTAKA
xxxi