TENTANG
PENYAKIT URETHRITIS
OLEH
1. BETRIS MOHI
2. JENIFER FRANSISKA KUNENGAN
3. ESY BATEBOLINGO
4. MONALISA PAKAYA
5. NESY SAPUTRI
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan, yang mana atas berkat
rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tidak
lupa pula sholawat serta salam kita ucapkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, yang mana beliau telah membawa umatnya dari alam yang
gelap gulita ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan.
Penulis menyusun makalah yang berjudul “ Penyakit Urethritis “ ini
karena ada sangkut pautnya antara ilmu keperawatan dengan Ilmu Keperawatan
khususnya pada Sistem Perkemihan. Penulis berharap makalah “ Penyakit
Urethritis “ ini akan sangat berguna dalam menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran di bidang Ilmu Keperawatan.
DAFTAR ISI
2
Halaman Sampul............................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................... 3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Penyakit Urethritis............................................ 4
2.2 Klasifikasi Penyakit Urethritis............................................ 5
2.3 Etiologi Penyakit Urethritis................................................ 7
2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Urethritis................................ 9
2.5 Patofisiologi dan Web of Caution Penyakit Urethritis....... 9
2.6 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Urethritis...................... 11
2.7 Penatalaksanaan Penyakit Urethritis................................... 11
2.8 Komplikasi Penyakit Urethritis.......................................... 12
2.9 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Penyakit Urethritis12
BAB IV Penutup
5.1 Kesimpulan......................................................................... 28
5.2 Saran................................................................................... 28
Daftar Pustaka................................................................................ 29
BAB I
PENDAHULUAN
3
Sejak zaman dahulu, penyakit urethritis sudah dikenal di kalangan dunia
medis sebagai penyakit infeksi di saluran perkemihan akibat invasi oleh bakteri
baik yang bersifat menular atau tidak menular. Menurut The Center For Deseases
Control and Prevention (CDC) di Atlanta mengatakan Chlamyda adalah infeksi
sexual yang paling sering terjadi di Amerika (diperkirakan 3 juta orang Amerka
mengidap penyakit ini setiap tahun dan sebagian besar berumur 15 dan 24 tahun) .
Chlamydia disebabkan melalui hubungan seksual, tetapi bukan sebagai virus,
seperti kebanyakan penyakit akibat hubungan seksual lain. Ini disebabkan oleh
suatu bakteri yang disebut Chlamydia.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama E. coli. Resiko dan beratnya meningkat dengan
kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru dan septikemia. (Susan Martin
Tucker, dkk, 1998).
4
1.2 Rumusan Masalah
5
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Uretritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan
gejala penyakit gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme.
(Barbara. 2005).
6
gonorrhoae, tricomonal vaginalis dan lain-lain. peradangan ini biasanya
terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis juga
merupakan salah satu dari infeksi dari saluran kemih yaitu urethra, prostate,
vas deferens, testis atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal. dan dapat
dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih superficial atau mukosa
yang tidak menandakan invasi pada jaringan.
Uretritis Akut
Penyakit ini disebabkan asending infeksi atau sebaliknya oleh
karena prostate mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering
diderita kaum pria.
Tanda dan gejalanya misalnya mukosa merah udematus,
terdapat cairan eksudat yang purulent, Ada ulserasi pada uretra.
Jika dilihat secara mikroskopisterlihat infiltrasi leukosit sel –
sel plasma dan sel – sel limfosit, ada rasa gatal yang
menggelitik, gejala khas pada uretritis gonorhea yaitu morning
sickness, pada pria diakibatkan pembuluh darah kapiler,
kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok pus tetapi pada wanita
jarang diketemukan.
Diagnosa diferential seperti urethritis gonorhea, amicrobic
pyuhria, urethritis karena trichomonas dan prostatitis non
spesifik.
Pemeriksaan diagnostik biasanya dilakukan pemeriksaan
terhadap secret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.
Tindakan pengobatan diberikan antibiotika. Bila terjadi
striktuka, lakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougil.
7
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah prostatitis, periuretral
abses yang dapat sembuh, kemudian meninbulkan striktura atau
urine fistula.
Uretritis kronis
Penyebabnya adalah pengobatan yang tidak sempurna pada
masa akut, prostatitis kronis dan striktura uretra.
Tanda dan gejalanya mukosa terlihat granuler dan merah, jika
dilihat secara mikroskopis tampak infiltrasi dari leukosit, sel
plasma, sedikit sel leukosit, fibroblast bertambah, getah uretra
(+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum bak pertama, uretra
iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, dan cystitis.
Prognosanya bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat
menjalar ke kandung kemih, ureter, ataupun ginjal.
Tindakan pengobatan berupa pemberian antibiotika sesuai
dengan bakteri penyebabnya dan berikanlah banyak minum.
Komplikasinya dapat terjadi peradangan yang dapat menjalar
ke prostate.
Uretritis gonokokus
Penyebabnya adalah bakteri Neisseria gonorhoeoe
(gonokokus).
Tanda dan gejalalanya mukosa merah udematus, terdapat
cairan eksudat yang purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika
dilihat secara mikroskopisterlihat infiltrasi leukosit sel – sel
plasma dan sel – sel limfosit, ada rasa gatal yang menggelitik,
gejala khas pada uretritis gonorhea yaitu morning sickness.
Prognosanya infeksi ini dapat menyebar ke proksimal uretra.
Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah infeksi yang
menyebar ke proksimal uretra menyebabkan peningkatan
frekuensi kencing. Gonokokus dapat menebus mukosa uretra
yang utuh, mengakibatkan terjadi infeksi submukosa yang
meluas ke korpus spongiosum. Infeksi yang menyebabkan
kerusakan kelenjar peri uretra akan menyebabkan terjadinya
8
fibrosis yang dalam beberapa tahun kemudian mengakibatkan
striktura uretra. (underwood,1999)
Uretritis non gonokokus (non spesifik)
Uretritis non gonokokus (sinonim dengan uretritis non spesifik)
merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual
yang paling sering diketemukan. Pada pria, lender uretra yang
mukopurulen dan disuria terjadi dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu setelah melakukan hubungan kelamin dengan
wanita yang terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi
gonokokus tidak dapat di deteksi secara mikroskopis atau
kultur (Underwood,1999).
Jumlah insidennya masih merupakan penyakit yang sering
terjadi pada banyak bagian dunia, insiden berhubungan
langsung dengan promiskuitas dari populasi
Penyebab dari infeksi ini hampir selalu didapat selama
hubungan seksual. Gonokokus membelah diri pada mukosa
yang utuh dari uretra anterior dan setelah itu menginvasi
kelenjar peri uretral, dengan akibat terjadinya bakteremia dan
keterlibatan limfatik.
Jika diamati secara makroskopik terjadi peradangan akut dari
mukosa uretra, dengan eksudat yang purulenta pada permukaan
dan dapat terjadi ulserasi dari mukosa.
Perjalanan penyakit ini dapat mengalami resolusi dalam 2 – 4
minggu, sebagai akibat pengobatan atau kadang – kadang
spontan dan jika tidak dilakukan penatalaksanaan dengan benar
akan menjadi kronik.
Faktor penyulit proses penyembuhan jika terjadi Uretritis
posterior, prostatitis, vesikulitis, epididimitis, sistitis, abses peri
uretral dan penyebaran sistemik (A.D Thomson,1997).
9
Pada orang dewasa khususnya wanita muda dan aktif dapat ditularkan
organisme penyebab urethritis melalui hubungan seksual seperti Chlamydia
trachomatis, niesseria gonorrhoaeae, dan virus herpes simpleks merupakan
kuman-kuman penyebab utama urethritis. Pada wanita dapat juga terjadi
karena perubahan PH dan flora vulva dalam siklus menstruasi
10
maka cairan ini mengandung lendir. Gejala lainnya adalah nyeri pada saat
berkemih dan penderita sering mengalami desakan untuk berkemih.
11
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung
kemih melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung
kemih saja atau dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme
juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah atau kelenjar getah bening,
tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran
kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut
sampai menyerang mukosa.
Web of Caution
HIPERTERMI URETHRITIS
12
Ketidakmampuan dalam proses Reaksi infeksi inflamasi local
transmisi penyakit nyeri iritasi saluran kemih
Kurang pengetahuan
GANGGUAN ELIMINASI
RESIKO TINGGI URINE
INFEKSI
ANXIETAS
13
Dianjurkan untuk sering minum dan buang air kecil sesuai kebutuhan
untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita
harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi
lubang urethra oleh bakteri feces. Antibiotika yang direkomendasikan untuk
N. Gonnorrheae misalnya :
Cefixime 400 mg oral.
Ceftriaxone 250 mg IM.
Ciprofloxacine 500 mg oral.
Ofloxacin 400 mg oral.
14
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
15
Urehtritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang
menyebar naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan
nongonoreal. Urethritis dapat dikategorikan menjadi urethritis akut,
urethritis kronis, urethritis gonococus dan urethritis non gonococus.
Secara umum penyebab penyakit urethritis adalah kuman gonorhea,
kuman non gonorhea, tindakan invasif di saluran kemih, iritasi batu ginjal,
trihomonas vaginalis dan golongan bakteri gram negative.
1.2 Saran
16
4. Budiono. 2009. Urethritis Non Gonococus. Jakarta : Salemba Medika.
17