Dosen Pengampuh :
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
Usus besar merupakan bagian dari sistem pencernaan ( digestive system ) dimana materi
yang di buang dan sampah yang di simpan.Rektrum (rectum) adalah ujung dari usus besar
dekat dubur (anus). Bersamah, mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang di
sebut usus besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan
yang datangnya dari dinding dalam usus besar. Kanker kolorektral (kanker kolon atau
rektrum) merupakan kanker ketiga yang paling umum terdiagnosis di Amerika Serikat. Di
Amerika Serikat sekitar 146,970 kasus kanker kolorektral di diagnosis pada tahun 2009, dan
di duga menyebabkan 49.920 kematian pada tahun itu (ACS,2009). Diagnosis yang lebih
awal dan kemajuan terapi telah meningkatkan angka kelangsungan hidup untuk kanker
kolorektal. Insidennya yang hampir seimbang antara pria dan wanita, telah mengalami
penurunan di amerika serikat dalam 15 tahun terakhir. Insiden kanker kolorektal beragam di
antara kelompok etnik ; lihat kontak fokus pada keberagaman budaya berikut :
Kanker kolorektral paling sering terjadi setelah usia 50 tahun.insiden terus berlangsung
meningkat seiring bertambahnya usia. Dengan diagnosis dan terapi dini, angka kelangsungan
hidup 5 tahun untuk kanker kolorektral adalah sebesar 90% ; tetapi hanya 39% kanker
kolorektral yang di diagnosis pada stadium awal.
Penyebab nyata dari kanker kolorektral tidak di ketahui, tetapi faktor resiko telah
teridentifikasi, termaksut riwayat atau riwayat kanker kolon atau pulip dalam keluarga,
riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging serta rendah
serat.
1.RONGGA MULUT
Proses pencernaan dimulai di mulut, di mana pencernaan kimia dan mekanik terjadi.
Di dalam mulut terdapat organ aksesori yang membantu pencernaan makanan, yaitu lidah,
gigi, dan kelenjar air liur. Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus
dan lunak agar lebih mudah untuk ditelan dan dicerna. Gigi memotong makanan menjadi
potongan-potongan kecil, yang dibasahi oleh air liur sebelum lidah dan otot-otot lain
mendorong makanan ke dalam faring (Pharynx) dan melewatkannya ke dalam kerongkongan
(esophagus).
2. KERONGKONGAN (ESOPHAGUS)
3.LAMBUNG
Lambung adalah organ berbentuk huruf “J”, yang ukurannya sekitar dua kepalan
tangan. Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus di perut bagian atas.
Lambung memiliki tiga fungsi utama dalam sistem pencernaan, yaitu untuk menyimpan
makanan dan cairan yang tertelan; untuk mencampur makanan dan cairan pencernaan yang
diproduksinya, dan perlahan-lahan mengosongkan isinya ke dalam usus kecil.
4.USUS HALUS
Usus halus berbentuk tabung tipis sekitar satu inci dengan panjang sekitar 10 meter.
Usus halus terletak hanya lebih rendah daripada lambung dan memakan sebagian besar ruang
di rongga perut.Seluruh usus halus digulung seperti selang dan permukaan bagian dalamnya
penuh dengan banyak tonjolan dan lipatan. Lipatan ini digunakan untuk memaksimalkan
pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi. Pada saat makanan meninggalkan usus halus,
sekitar 90 persen dari semua nutrisi telah diekstraksi dari makanan yang masuk ke
dalamnya.Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari), jejunum (bagian
tengah melingkar), dan ileum (bagian terakhir).
Proses pencernaan selesai di sini oleh enzim dan zat lain yang dibuat oleh sel usus,
pankreas, dan hati. Kelenjar di dinding usus mengeluarkan enzim yang memecah pati
dan gula. Pankreas mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu
pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein. Hati menghasilkan empedu, yang
disimpan di kantong empedu. Empedu membantu membuat molekul lemak dapat
larut, sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Usus halus menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam dari usus
kecil ditutupi oleh jutaan villi dan mikrovilli. Kombinasi keduanya meningkatkan
luas permukaan usus halus secara besar-besaran, memungkinkan penyerapan nutrisi
terjadi.
5. USUS BESAR
Usus besar membentuk huruf “U” terbalik di atas usus halus yang digulung.
Ini dimulai di sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri bawah. Usus besar
berukuran sekitar 5-6 meter, yang memiliki tiga bagian, yaitu sekum (cecum), kolon
dan rektum (rectum). Sekum adalah kantung di awal usus besar. Area ini
memungkinkan makanan lewat dari usus halus ke usus besar. Kolon adalah tempat
cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum ke rektum. Bagian terakhir dari
usus besar adalah rektum, yang mana kotoran (bahan limbah) disimpan sebelum
meninggalkan tubuh melalui anus.
Fungsi utama dari usus besar adalah membuang air dan garam (elektrolit) dari
bahan yang tidak tercerna dan membentuk limbah padat yang dapat dikeluarkan.
Bakteri di usus besar membantu memecah bahan yang tidak tercerna. Sisa isi usus
besar dipindahkan ke arah rektum, di mana feses disimpan sampai meninggalkan
tubuh melalui anus.
6. REKTUM/ANUS
( KANKER KOLOREKTAL )
a) Usia
c) Riwayat Kanker
Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap kanker
kolorektal (bahkan pernah dirawat untuk kanker kolorektral) berisiko
tinggi terkena kanker kolorektal lagi di kemudian hari. Wanita yang
pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan
kanker payudara juga memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena
kanker kolorektal.
d) Faktor keturunan/genetika
Sejarah adanya kanker kolon dalam keluarga, khususnya pada keluarga
dekat. Orang yang keluarganya punya riwayat penyakit FAP (Familial
adenomatous polyposis) atau polip adenomatosa familia memiliki
resiko 100% untuk terkena kanker kolon sebelum usia 40 tahun bila
FPA-nya tidak di obati. Penyakit lain dalam keluarga adalah HNPCC (
Hereditary Non Polyposis Colorectal Cancer ). Yakni penyakit kanker
kolorektal nonpolip yang menurun dalam keluarga, atau sindrom
lynch.
f) Kebiasaan merokok.
Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker
kolorektal di bandingkan dengan yang bukan perokok.
g) Kebiasaan makan
Pernah di teliti bahwa kebiasaan makan banyak daging merah (dan
sebaliknya sedikit makan buah, sayuran serta ikan ) turut
meningkatkan risiko terjadinya kanker kolorektal. Mengapa? Sebab
daging merah (sapi dan kambing) banyak mengandung zat besi.
3. PATOFISIOLOGI
Kanker kolon dan rektum (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Di
mulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas
dari tumor primer dan menyebar kebagian tubuh yang lain (paling sering ke hati)
Japaries,2013.
Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan
lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan.
Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase
pada jaringan lain. Prognosis relativ baik bila lesi terbatas pada mukosa dan
submukosa pada saat reseks dilakukan, dan jauh lebih jelek telah terjadi mestatase ke
kelenjar limfe (Japaries,2013).
Menurut Diyono (2013), tingkatan kolorektal dari duke sebagai berikut :
1. Stadium 1 : Terbatas hanya pada mukosa kolon (dinding rektum dan kolon).
2. Stadium 2 : Menembus dinding otot, belum metastase.
3. Stadium 3 : Melibatkan kelenjar limfe.
4. Stadium 4 : Metastase ke kelenjar limfe yang berjauhan dan ke organ lain.
Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker usus yang dapat tumbuh
secara lokal dan bermetastase luas. Adapun cara penyebaran ini melalui beberapa
cara. Penyebaran secara lokal biasanya masuk kedalam lapisan dinding usus sampai
keserosa dan lemak mesentrik, lalu sel kanker tersebut akanmengenai organ di
sekitarnya. Adapun penyebaran yang luas lagi didalam lumen usus yaitu melalui
limfatik dan sistem sirkulasi.,maka sel kanker tersebut dapat terus masuk ke organ
hati,kemudian metastase ke organ paru-paru. Penyebaran lain dapat ke adrenal, ginjal
,kulit,tulang,dan otak. Sel kaner pun dapat menyebar ke daerah peritoneal pada saat
akan dilakukan reseksi tumor (Diyono,2013).
PATHWAY :
Mutasi gen
Peningkatan asam
Polip adenomatosa
Kolitis
Lumen Ulserasi
Adenokarsinoma
Peritonitis
Perporasi/abses
Ca.Colon
Ileus Pendarahan
Obstipasi Hematocezia/BAB
Tanda dan gejala dari kanker kolonretal sangat bervariasi dan tidak
spesifik. Keluhan utama pasien dengan kanker kolorektal berhubungan dengan
besar dan lokasi dari tumor. Tumor yang berada pada kolon kanan biasanya
berupa cairan, cenderungan tetap tersamar hingga lanjut sekali sedikit
kecenderungan menyebabkan obtruksi karena lumen usus lebih besar dari feses
masi encer.
Gejala klinis sering berupa rasa penuh, nyeri abdomen, perdarahan dan
symtomatik anemia(menyebabkan kelemahan, pusing, dan penurunan berat
badaan). Tumor yang berada pada kolon kiri cenderung mengakibatkan perubahan
pola defekasi sebagai akibat iritasi dan respon reflek, perdarahan,mengecilnya
ukuran feses, dan komplikasi karena lesi kolon kiri yang cenderung melingkar
mengakibatkan obstruksi.(Kumar dkk,2010).
6. PENATALAKSANAAN PENYAKIT
a) Penatalaksanaan medis
- Pembedahan reseksi
Satu-satunya pengobatan definif adalah pembedahan reseksi
dan biasanya di ambil sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal
adalah 5 cm di sebelah distal dan prosikmal dari tempat kanker. Untuk
kanker di secum dan kolon ansedens biasanya dilakukan
hemikolektomi dan di buat anastemosis ileo-transfersal.
- Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma)
yang di bentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon kedinding
(perut) atau abdomen. Stoma ini dapat bersifat sementara atau
permanen. Tujuan pembuatan kolostomi adalah untuk tindakan
dekonpresi usus besar kasus sumbatan/obstruksi usus.
- Radioterapi
Setelah dilakukan pembedahan perlu di pertimbangkan untuk
melakukan radiasi dengan dosis adekuat. Karena pengaruh yang
mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang proliferasi dan
berdiferensiasi buruk di bandingkan terhadap sel-sel normal yang
berada di dekatnya. Mungkin jaringan normal mengalami cidera dalam
derajat yang dapat di toleransi dan dapat di perbaiki.sedangkan sel-sel
kanker dapat di matikan dan selanjutnya di lakukan kemoterapi.
- Kemoterapi
Kemoterapi yang di berikan adalah 5-flurourasil (5-FU),
belakangan ini sering di kombinasikan dengan leukovorin yang dapat
meningkatkan efektifits terapi, bahkan ada yang memberikan 3 macam
kombinasi yaitu 5-FU, levamisol dan leuvocorin.
b) Penatalaksanaan keperawatan.
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian
2. Meningkatkan kenyamanan
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal
4. Mencegah komplikasi
5. Memberikan informasi tentang proses/kondisi penyakit,prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
c) Penatalaksanaan diet
1. Cukup mengkonsumsi makanan serat, seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan.
2. Kacang-kacang (5 porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan
4. Menghindari makanan yang di awetkan dan pewarna sintetik, karena
hal tersebut dapat memicu sel karsinogen/sel kanker.
5. Hindari minum berakhohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktifitas fisik atau olahraga secara teratur.
d) Pencegahan kanker kolorektal
1. Konsumsi makanan berserat tujuannya untuk memperlancar buang air
besar dan menurunkan derajat keasaman, konsentrasi asam lemak,
asam empedu dan besi dalam usus besar.
2. Asam lemak omega-3 yang terdapat dalam ikan tertentu.
3. Konsentrasi kalium, vit A, C, D dan E betakarotin.
4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus
5. Berolah raga dan banyak bergerak membuat semakin mudah dan
teratur buang air besar
6. Hidup rileks dan kurangi stres.
DEFINISI: Kanker kolorektal adalah suatu tumor malignan yang terdiri dari jaringan
epitel dari kolon atau rektum.
A.Pengkajian:
1. Kaji pola defekasi terdahulu dan saat ini, apakah terjadi perubahan pola defekasi,
apakah terjadi diare atau konstipasi.
2. Kaji adanya perdarahan dari anus (darah segar).
3. Kaji adanya riwayat kanker pada keluarga, polip khusus, kolitis ulserosa.
4. Kaji kebiasaan makan rendah serat, banyak lemak.
5. Kaji keadaan perasaan lelah yang dialami klien selama sakit.
6. Kaji adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakter nyeri: lokasi, frekuensi,
durasi, nyeri apakah berhubungan dengan makanan atau defekasi.
7. Kaji feses yang meliputi warna, bau, dan konsistensi, adanya darah segar atau
mukus pada feses.
8. Kaji terapi obat yang di dapat saat ini.
9. Kaji jumlah konsumsi alkohol dalam sehari dan sejak kapan mulai mengkonsumsi
alkohol.
10. Kaji riwayat penurunan berat badan selama sakit.
11. Pemeriksaan fisik: auskultasi abdomen terhadap bising usus dan palpasi abdomen
untuk area nyeri tekan distensi dan masa padat.
B.Diagnosa keperawatan:
1 2 3 4
3. Intoleransi Meningkatkan 1. Kaji 1. Identifikasi
aktivitas toleransi aktivitas: kemampuan kebutuhan
berhubungand a. Klien dapat aktivitas dan intervensi,
engan melakukan alasan untuk
kelemahan aktivitas sesuai ketidakseimb disesuaikan
fisik kemampuan. angan. dengan
b. Klien kemampuan
berpartisipasi klien.
dalam 2. Buat jadwal 2. Mencegah
pemenuhan aktivitas kelelahan,
kebutuhannya. dengan menghemat
periode energi untuk
istirahat yang melanjutkan
adekuat partisipasi.
sesuai
kemampuan.
3. Anjurkan 3. Meningkatkan
klien kemandirian
partisipasi dan keinginan
dalam untuk
perawatan berpartisipasi.
dan aktivitas
rekreasi.
4. Bantu klien 4. Mencegah
dalam terjadinya
merubah kecelakaan
posisi, seperti
ambulasi bila jatuh/cedera.
dibutuhkan.
5. Berikan 5. Membantu
sepatu klien untuk
penyokong berjalan atau
yang nyaman mempertahanka
dan tepat n keseimbangan
ukuran, diri dengan
sendal yang mencegah
tidak licin. terjadinya jatuh.
6. Mencegah klien
menabrak
6. Pindahkan barang-barang
barang- dan
barang yang menurunkan
tidak resikokecelakaa
diperlukan n jatuh.
dari tempat 7. Memudahkan
latihan. klien untuk
7. Berikan kursi bangun dari
yang kuat posisi duduk.
dengan
tempat duduk
yang tinggi
dengan
pegangan
pada bagian
kiri dan 8. Mencegah
kanan. penurunan
8. Berikan pengelihatan
lingkungan dan mencegah
yang terang terjadinya
pada klien kecelakaan.
yang
mengalami
penurunan 9. Dapat
pengelihatan. membantu
9. Konsultasi dalam membuat
dengan ahli program latihan
terapi aktivitas klien.
fisik/okupasi 10. Klien dengan
anemia berat
tidak mampu
10. Berikan terapi melakukan
komponen aktivitas.
darah sesuai
program
terapi, jika
klien anemia
berat.
4. Resiko Menunjukan 1. Monitor 1. Keseimbagan
kekurangan keseimbangan masukan cairan negatif
volume cairan cairan adekuat: (intake) dan terus menerus,
berhubungande a. Membran pengeluaran menunjukan
ngan muntah mukosa (output) pengeluaran urine
dan dehidrasi. lembab. cairan. Hitung menunjukan
b. Turgor kulit keseimbangan terjadinya
baik. cairan setiap dehidrasi.
c. Pengisian 24 jam. 2. Pengukuran
kapiler 2. Timbang berat sensitif terhadap
cepat badan setiap fluktuasi
d. Pengeluaran hari. keseimbangan
urin cairan.
adekuat 3. Menunjukan
3. Monitor tanda keadekuatan
vital, nadi volume sirkulasi.
perifer, dan
pengisian
kapiler. 4. Indikator dari
4. Kaji turgor status derajat
kulit dan kekurangan
kelembaban cairan.
membram
mukosa dan
keluhan haus. 5. Memenuhi
5. Anjurkan kebutuhan cairan
peningkatan dan menurunkan
masukan resiko
cairan 2,5-3 komplikasi.
liter setiap 24
jam.
6. Observasi 6. Identifikasi dini
terhadap terhadap masalah
kecenderungan yang dapat terjadi
perdarahan, akibat
misalnya kanker/terapi
rembesan dari memungkinkan
membran untuk intervensi
mukosa : segera.
adanya
ekimosis/petek
ie. 7. Mengurangi
7. Hindari trauma potensial terhadap
dan pemberian perdarahan atau
tekanan pada pembentukan
sisi fungsi. hematoma.
8. Untuk dehidrasi
8. Berikan cairan serta
intravena mengencerkan
sesuai program obat
terapi. antineoplastik dan
menurunkan efek
samping mual,
muntah dan
nefroktosisitas.
9. Dapat mencegah
9. Batasi terjadinya
masukan muntah.
makanan dan
cairan per-oral.
10. Berikan 10. Menghilangkan
antimetik keluhan
sesuai program mual/muntah.
terapi.
11. Pemasangan
nasograstik 11. Untuk
tube (NGT) mengalirkan
dilakukan pada akumulasi cairan
praoperasi. dan mencegah
distensi abdomen.
12. Pasang 12. Untuk
kateterindweli memungkinkan
ng sesuai pemantauan
program. pengeluaran urine
setiap jam.
13. Monitor 13. Agar terapi cairan
pengeluaran intravena dapat
urin jika disesuaikan.
pengeluaran
urin 30cc/jam
laporkan pada
dokter.
D.Implementasi
E. Evaluasi
https://www.slideshare.net/mobile/septianraha/makalah-kanker-kolon-print
https://bersamaraihprestasi.wordpress.com/2012/11/17/anatomi-dan-fisiologi-gastro-
intestinal/