Anda di halaman 1dari 66

MAKALAH KELOMPOK

TENTANG GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI


KANKER OVARIUM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan
Dosen Mata Ajar : Prima Daniyati K., S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1) Hanifah Lintang Utami 3220213878


2) Hilmi Fadlurohman Akbar 3220213880
3) Muhammad Zakariya 3220213886
4) Reza Rukmana Pradipta 3220213892

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayahnya kepada kita semua, sebab itulah penulis dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah dokumentasi keperawatan.

Tugas ini disusun untuk dipresentasikan sebagai bagian dari materi kuliah
dokumentasi keperawatan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan bagi kita semua.

Yogyakarta, 10 Oktober 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................4

C. Tujuan........................................................................................................4

BAB II KONSEP DASAR KEPERAWATAN....................................................5

A. Pengertian..................................................................................................5

B. Etiologi......................................................................................................5

C. Gejala-gejala/Akibat dari Kanker Ovarium..............................................6

D. Klasifikasi atau Stadium Kanker Ovarium................................................7

E. Patofisiologi...............................................................................................8

F. Penatalaksanaan..........................................................................................10

BAB III DOKUMENTASI KEPERAWATAN.................................................13

A. Kasus.......................................................................................................13

B. Pengkajian...............................................................................................15

C. Analisis Data...........................................................................................49

D. Diagnosa Keperawatan............................................................................51

BAB IV PENUTUP..............................................................................................67

A. Kesimpulan..............................................................................................67

B. Saran........................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adalah proses keganasan primer yang terjadi pada organ ovarium.
Keganasan ovarium dapat terjadi pada seluruh usia kehidupan wanita. Pada
wanita umur kurang dari 20 tahun terbanyak ditemukan jenis tumor sel
germinal sedangkan pada usia yang lebih tua tumor jenis sel epithelial sering
didapatkan. Mayoritas kanker ovarium adalah jenis epitelial yang berasal dari
epitel ovarium. Kelompok lainnya adalah non epithelial yang termasuk
diantaranya germ sel tumor granulosa sel tumor dan sex cord strumal
tumor. Faktor herediter berkaitan dengan 5-10% berkaitan dengan kanker
ovarium yang berkaitan dengan kanker payudara, kanker usus dan
ovarium. Kanker ovarium merupakan urutan ketiga terbanyak pada kanker
ginekologi (Wiknjosastro, 1999).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kanker ovarium?
2. Apa saja etiologi dari kanker ovarium?
3. Apa saja gejala yang timbul akibat penyakit kanker ovarium?
4. Terdapat berapa klasifikasi pada penyakit kanker ovarium?
5. Bagaimana patofiologi pada kanker ovarium?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit kanker ovarium?

C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian dari kanker ovarium
2. Dapat menjelaskan etiologi dari kanker ovarium
3. Dapat menjelaskan gejala yang timbul akibat dari kanker ovarium
4. Dapat menyebutkan apa saja klasifikasi dari kanker ovarium
5. Dapat menjelaskan patofisiologi dari kanker ovarium
6. Dapat melakukan penatalaksanaan pada kanker ovarium

4
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengertian
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang
paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 - 70 tahun. Kanker ovarium
bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening
dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker
ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini
merupakan awal dari banyak kanker primer (Smeltzer & Bare, 2013).
B. Etiologi
Menurut Hidayat (2009), Etiologi Penyebab kanker ovarium belum
diketahui secara pasti. Faktor resiko terjadinya kanker ovarium sebagai berikut
:
1. Faktor lingkungan
Insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi dinegara industri besar
2. Merokok
Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena kanker
rahim dibandingkan mereka yang tidak merokok.
3. Infeksi HIV
Seorang wanita yang terjangkit HIV memiliki sistem kekebalan tubuh yang
kurang dapat memerangi Infeksi HPV maupun kanker pada stadiun awal.
4. Infeksi bakteri klamidia
Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau
infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko kanker ovarium lebih tinggi.
5. Pil KB
Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat menikatkan resiko
terjadinya kanker ovarium
6. Hamil lebih dari tiga kali
Wanita yang menjalani tiga kali atau lebih proses kehamilan memeiliki
resiko terjadinya kanker ovarium lebih tinggi.

5
7. Hamil pertama pada usia muda
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir
selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker ovarium pada usia
tuanya jika dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilanya
hingga berusia 25 tahun atau lebih.
8. Faktor reproduksi
Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya resiko
menderita kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epiteliel
ovarium. Induksi ovulasi dengan menggunakan clomipen sitrat
meningkatkan resiko dua sampai tiga kali. Kondisi yang dapat
menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurangi resiko terjadinya kanker.
Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50% jika dikonsumsi selama
lima tahun atau lebih. Multiparitas, kelahiran multiple, riwayat pemberian
ASI
9. Faktor genetik
5-10% adalah herediter, angka resiko terbesar 5% pada penderita satu
saudara dan meningkat menjadi 7% bila memiliki dua saudara yang
menderita kanker ovarium. Apabila ibu atau kakak perempuan anda
menderita kanker serviks, resiko anda terkena kanker ini mencapai dua
atau tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak ada riwayat kanker
ovarium pada keluarga.
C. Gejala-gejala/Akibat dari Kanker Ovarium
Pada tahap awal sering sering tidak ada tanda – tanda yang khas namun,
kadang ditemukan gejala – gejala sebagai berikut ;
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
2. Pendarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi
pendarahan yang abnormal.
3. Timbulnya pendarahan setelah masa menopause.
4. Pada fase Inpansif dapat keluar cairan warna kuning – kuning, berbau dan
dapat bercampur dengan darah.
5. Timbul gejala – gejala anemia bila terjadi pendarahan Kronis.
6. Timbul nyeri Panggul atau perut dibagian bawah bila ada radang panggul.
6
7. Pada stadium Lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum).
Seperti layaknya kanker, jenis kanker juga mengalami penyebaran
(metastasis).
Penyebaran kanker serviks ada tiga macam, yaitu :
1. Melalui Pembuluh Limfe (limfogen) Menuju kelenjar getah bening lainya.
2. Melalui Pembuluh darah (hematogen).
3. Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung
kencing.
D. Klasifikasi atau Stadium Kanker Ovarium

Stadium
Kategori
FIGO
Stadium I Tumor terbatas pada ovarium
IA Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor pada
permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada
bilasan peritoneum
IB Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat tumor
pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau
bilasan peritoneum
IC Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu dari tandatanda
sebagai berikut: kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul. Sel
kanker postitif pada cairan asites atau bilasan peritoneum
Stadium II Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke pelvis
II A Perluasan dan implan ke uterus atau tuba fallopi. Tidak ada sel kanker
di cairan asites atau bilasan peritoneum
II B Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker di cairan asites
atau bilasan peritoneum
II C Tumor pada stadium IIa/IIb dengan sel kanker positif pada cairan asites
atau bilasan peritoneum

7
Stadium III Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke
peritoneum yang dipastikan secara mikroskopik diluar pelvis atau
metastasis ke kelenjar getah bening regional
III A Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis
III B Metastasis peritoneum mikroskopik diluar pelvis dengan diameter
terbesar 2 cm atau kurang
III C Metastasis peritoneum diluar pelvis dengan diameter terbesar lebih dari
2 cm atau metastasis kelenjar getah bening regional
Stadium IV Metastasis jauh diluar rongga peritoneum. Bila terdapat efusi pleura,
maka cairan pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk
metastasis pada parenkim hati.

E. Patofisiologi
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktoral.
Resiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan factor lingkungan,
reproduksi dan genetik. Faktorfaktor lingkungan yang berkaitan dengan
dengan kanker ovarium epitel terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian.
Insiden tertinggi terjadi di industri barat. Kebiasaan makan, minum kopi, dan
merokok, dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu
dianggap mungkin menyebabkan kanker. Penggunaan kontrasepsi oral tidak
meningkatkan resiko dan mungkin dapat mencegah. Terapi penggantian
estrogen pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih berkaitan dengan
peningkatan kematian akibat kanker ovarium. Gengen supresor tumor seperti
BRCA-1 dan BRCA-2 telah memperlihatkan peranan penting pada beberapa
keluarga. Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi
penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker
ovarium. Bila yang menderita kanker ovarium, seorang perempuan memiliki
50% kesempatan untuk menderita kanker ovarium s (Brunner dan Suddarth,
2013). Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Kanker
ovarium dikelompokkan dalam 3 kategori besar :

8
1. Tumor-tumor epiteliel
2. Tumor stroma gonad
3. Tumor-tumor sel germinal.

Keganasan epiteliel yang paling sering adalah adenoma karsinoma


serosa. Kebanyakan neoplasma epiteliel mulai berkembang dari permukaan
epitelium, atau serosa ovarium. Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi
langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis. Sel-sel ini
mengikuti sirkulasi alami cairan perinetoneal sehingga implantasi dan
pertumbuhan. Keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua permukaan
intraperitoneal. Limfasik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur
untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjer pada pelvis dan kavum
abdominal pada akhirnya akan terkena. Penyebaran awal kanker ovarium
dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda
spesifik. Gejala tidak pasti akan muncul seiring dengan waktu adalah
perasaan berat pada pelvis, sering berkemih, dan disuria, dan perubahan
gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat
kenyang, dan konstipasi.pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan
abnormal vagina sekunder akibat hiperplasia endometrium bila tumor
menghasilkan estrogen, beberapa tumor menghasilkan testosteron dan
menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen dapat
timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor, ruptur, atau torsi
ovarium. Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan
pelvis rutin. Pada perempuan pramenopause, kebanyakan massa adneksa
yang teraba bukanlah keganasan tetapi merupakan kista korpus luteum atau
folikular. Kista fungsional ini akan hilang dalam satu sampai tiga siklus
menstruasi. Namun pada perempuan menarkhe atau pasca menopause,
dengan massa berukuran berapapun, disarankan untuk evaluasi lanjut
secepatnya dan mungkin juga eksplorasi bedah. Walaupun laparatomi adalaha
prosedur primer yang digunakan untuk menentukan diagnosis, cara- cara
kurang invasif, )misal CT-Scan, sonografi abdomen dan pelvis) sering dapat
membantu menentukan stadium dan luasnya penyebaran. Lima persen dari
seluruh neoplasma ovarium adalah tumor stroma gonad, 2 % dari jumlah
9
ini menjadi keganasanovarium. WHO (World Health Organization),
mengklarifikasikan neoplasma ovarium ke dalam lima jenis dengan
subbagian yang multipel. Dari semua neoplasma ovarium, 25 % hingga 33 %
tardiri dari kista dermoid ; 1 % kanker ovarium berkembang dari bagian kista
dermoid. Eksisi bedah adalah pengobatan primer untuk semua tumor
ovarium, dengan tindak lanjut yang sesuai, tumor apa pun dapat ditentukan
bila ganas.
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
 Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker ovarium sampai
stadium IIA dan dengan hasil pengobatan seefektif radiasi, akan tetapi
mempunyai keunggulan dapat meninggalkan ovarium pada pasien usia
pramenopouse. Kanker ovarium dengan diameter lebih dari 4 cm menurut
beberapa peneliti lebih baik diobati dengan kemoradiasi dari pada
operasi. Histerektomi radikal mempunyai mortalitas kurang dari 1%.
Morbiditas termasuk kejadian fistel (1% sampai 2%), kehilangan darah,
atonia kandung kemih yang membutuhkan katerisasi intermiten,
antikolinergik, atau alfa antagonis.
 Radioterapi

Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai


stadium II B sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil
tetapi bukan kandidat untuk pembedahan. Penambahan cisplatin selama
radio terapi whole pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup 30%
sampai 50%.

 Kemoterapi

Terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi lanjutan atau


untuk terapi paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif
adalah ciplastin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas yang sama
dengan cisplatin.

10
 Pemeriksaan penunjang

Ultrasonografi transvagina dan pemeriksaan antigen CA-125 sangat


bermanfaat untuk wanita yang beresiko tinggi. Pemeriksaan praoperasi
dapat mencakup enema barium atau kolonoskopi, serangkaian
pemeriksaan GI atas, MRI, foto ronsen dada, urografi IV, dan
pemindaian CT.Scan. Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan
mutasi gen yang abnormal. Penanda atau memastikan tumor
menunjukkan antigen karsinoma ovarium, antigen karsinoembrionik, dan
HCG menunjukkan abnormal atau menurun yang mengarah ke
komplikasi.

2. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kenker ovarium meliputi
pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien
dan mengurangi kecemasan serta ketakutan klien. Perawat mendukung
kemampuan klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah komplikasi (Reeder dkk, 2013). Intervensi keperawatan
kemudian difokuskan untuk membantu klien mengekspresikan rasa takut,
membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas nilai dan dukungan
spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga komunitas, dan
menemukan kekuatan diri untuk meghadapi masalah.

11
Pathway Kanker Ovarium

12
BAB III
DOKUMENTASI KEPERAWATAN

A. Kasus
Ny.T mengatakan merasakan nyeri pada bagian perut. Nyeri seperti terbakar
dengan skala 5. Nyeri tidak menyebar dan hanya dirasakan pada daerah perut.
Nyeri berlangsung terus menerus. Nyeri akan bertambah jika bergerak. Klien
mengatakan merasakan mual tetapi tidak muntah. Klien mengatakan BAB lebih
dari 7 kali dan terdapat ampas. Klien pernah menjalani dua kali operasi yaitu
bulan Juni 2019 di RSUD Bantul dengan kistoma ovarii dengan hasil PA ovarium
kiri : kista endometriosis. Operasi yang kedua pada bulan November 2020 di RS
DKT Yogyakarta dengan hasil PA : Ovarium Clear Cell Adenokarsinoma. Klien
mengetahui mengalami kanker ovarium pada tahun September 2022. Sebelumnya
klien mengetahui menderita kista ovarium dan telah dioperasi sebanyak dua kali
pada tahun 2019. Dua minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan
nyeri pada perutnya. Klien beranggapan nyeri yang dirasakan adalah hal yang
biasa dikarenakan sering terjadi. Namun nyeri semakin memberat dan klien
diperiksakan ke poliklinik obsgin RSS. Klien mengatakan merasa mual dan
tubuhnya terasa lemas. Ibu klien mengatakan nafsu makan klien menurun. Setelah
satu minggu di rawat, klien mengalami bengkak pada semua kaki dan tangannya.
Selain itu teraba benjolan dibagian perut bawah yang cukup besar. Klien
kemudian diperiksakan dan didapatkan diagnose kista abdomen. Klien
mengatakan sebelum terdiagnosa kista abdomen klien telah merasakan sakit pada
punggung ± 2 bulan dan hilang timbul, tetapi tidak pernah diperiksakan dan
dianggap karena kelelahan. Klien mengatakan selama tidak pernah mengalami
pendarahan pervagina sebelumnya dan keputihan. Klien siklus menstruasi 28-30
hari dengan lama menstruasi 1 minggu. Klien mengatakan terkadang waktu
menstruasi maju dan mundur. Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat
jantung dan TBC. Klien tidak pernah menderita penyakit menular, menurun
maupun penyakit semasa kanak-kanak. Klien juga mengatakan tidak memiliki
cacat bawaan. klien mendapat terapi dari dokter Ranitidin 50 mg /
12 jam (IV),Ceftriaxone 1 gram/ 12 jam (IV).Selama dirawat, klien banyak

13
menghabiskan waktu berbaring di tempat tidur. Ibu klien mengatakan klien
mengalami kesulitan untuk tidur karena selalu merasakan sakit pada perut dan
suasana yang terang.Klien sering terbangun saat malam hari karena merasakan
sakit pada perutnya dan b.a.k. Klien tidur ± 4-6 jam dan tidur siang ± 1-2 jam.
Ny.p juga mengatakan klien sering menyendiri di rumah dan tidak percaya diri
Ketika diajak keluar oleh Ny.P.

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 25 Oktober 2022

NE: 83%

WBC : 17,0 103 uL

RBC : 3,7 106 uL

HCT : 27,2 %

NE# : 14,3103 uL

HGB : 8,9g/dL

LY% : 9,4 % EO

% : 1,2%

14
B. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN

RAWAT INAP NO. RM : 01-65-58-60

KONDISI UMUM PASIEN

REKAM ASUHAN KEPERAWATAN Instalasi : Lantai : Tgl. Masuk :25


oktober 2022

PENGKAJIAN Ruang : Bangsal Bougenvil Kelas :


Dari : Poliklinik/IRD

Tgl Pengkajian : 30 November 2022

I. PENGKAJIAN DIPEROLEH DARI :


Pasien sendiri : Ny. “T”

Keluarga :Ny. P

Hubungan dengan pasien : ibu kandung

II. IDENTITAS PASIEN

Nama :Ny. T Umur : 25 tahun

Alamat : Soka RT 05 Seloharjo Pundong Bantul Jenis Kelamin: perempuan

Agama :islam Pendidikan terakhir : SLTP

Pekerjaan : guru Asuransi Kesehatan/Pembiayaan : BPJS

Status Perkawinan: Belum nikah

15
V
Kawin Tidak Kawin Duda Janda

Jumlah anak : -

III. TANDA VITAL & KESADARAN


Tekanan darah : 110/70 mmHg RR: 24x/menit

Nadi : 80 x/menit T : 36oC

IV. Alergi V. Nyeri


Ya …………………………………….. Ya; Skala: 5
V
V Tidak Tidak

VI. Riwayat pasien

1. Keluhan utama saat masuk RS :

Klien mengatakan merasakan nyeri pada bagian perut. Nyeri seperti terbakar dengan skala 5.
Nyeri tidak menyebar dan hanya dirasakan pada daerah perut. Nyeri berlangsung terus menerus.
Nyeri akan bertambah jika bergerak. Klien mengatakan merasakan mual tetapi tidak muntah.
Klien mengatakan b.a.b lebih dari 7 kali dan terdapat ampas.

2. Riwayat penyakit sekarang

Klien datang membawa rujukan RSU Rochma Husada dengan keterangan myoma uteri/ TPO.
Klien mengetahui mengalami kanker ovarium pada tahun September 2022. Sebelumnya klien
mengetahui menderita kista ovarium dan telah dioperasi sebanyak dua kali pada tahun 2019. Dua
minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan nyeri pada perutnya. Klien beranggapan
nyeri yang dirasakan adalah hal yang biasa dikarenakan sering terjadi. Namun nyeri semakin
memberat dan klien diperiksakan ke poliklinik obsgin RSS. Klien mengatakan merasa mual dan
tubuhnya terasa lemas. Ibu klien mengatakan nafsu makan klien menurun. Setelah satu minggu di

16
rawat, klien mengalami bengkak pada semua kaki dan tangannya. Tetapi sekarang bengkak pada
tanggan sudah menghilang sedangkan pada kaki masih ada.

3. Riwayat penyakit dahulu/yang pernah diderita

Klien pernah menjalani dua kali operasi yaitu bulan Juni 2019 di RSUD Bantul dengan kistoma
ovarii dengan hasil PA ovarium kiri : kista endometriosis. Operasi yang kedua pada bulan
November 2020 di RS DKT Yogyakarta dengan hasil PA : Ovarium Clear Cell Adenokarsinoma.
Klien mengatakan bahwa pada awal penyakit merasakan nyeri bagian perut yang terus memberat
dan terasa seperti terbakar. Selain itu teraba benjolan dibagian perut bawah yang cukup besar.
Klien kemudian diperiksakan dan didapatkan diagnose kista abdomen. Klien mengatakan
sebelum terdiagnosa kista abdomen klien telah merasakan sakit pada punggung ± 2 bulan dan
hilang timbul, tetapi tidak pernah diperiksakan dan dianggap karena kelelahan.

Klien mengatakan selama tidak pernah mengalami pendarahan pervagina sebelumnya dan
keputihan. Klien siklus menstruasi 28-30 hari dengan lama menstruasi 1 minggu. Klien
mengatakan terkadang waktu menstruasi maju dan mundur.

Klien mengatakan belum pernah mengalami tumor sebelumnya dan tidak pernah terdapat
benjolan yang membesar di payudara. Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat jantung dan
TBC. Klien tidak pernah menderita penyakit menular, menurun maupun penyakit semasa kanak-
kanak. Klien juga mengatakan tidak memiliki cacat bawaan.

17
1) Diagnosa medik saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah di lakukan,
mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus kelolaan.
Masalah atau Dx medis pada saat MRS

Ca Ovarii

Tindakan yang telah dilakukan di Poliklinik atau UGD

- Pemeriksaan Laboratorium tanggal 25 Oktober 2022

NE: 83%

WBC : 17,0 103 uL

RBC : 3,7 106 uL

HCT : 27,2 %

NE# : 14,3103 uL

HGB : 8,9g/dL

LY% : 9,4 % EO

% : 1,2%

2) Program Terapi dokter

Ranitidin 50 mg / 12 jam (IV)


Ceftriaxone 1 gram/ 12 jam (IV)

VII. PENGKAJIAN POLA GORDON

a. Persepsi Kesehatan – pola Manajemen Kesehatan

Kesadaran Kesehatan/Manajemen Kesehatan

Riwayat penyakit sekarang, penyebab, Riwayat penyakit dahulu (penyakit, injury,


upaya pengobatan, yang telah dilakukan hospitalisasi di masa lalu)
Klien dating membawa rujukan RSU Klien pernah menjalani dua kali operasi yaitu bulan
Rochma Husada dengan keterangan Juni 2011 di RSUD Bantul dengan kistoma ovarii

18
myoma uteri/ TPO. Klien mengetahui dengan hasil PA ovarium kiri : kista endometriosis.
mengalami kanker ovarium pada tahun Operasi yang kedua pada bulan November 2011 di RS
September 2013. Sebelumnya klien DKT Yogyakarta dengan hasil PA : Ovarium Clear
mengetahui menderita kista ovarium dan Cell Adenokarsinoma. Klien mengatakan bahwa pada
telah dioperasi sebanyak dua kali pada awal penyakit merasakan nyeri bagian perut yang
tahun 2011. Dua minggu sebelum masuk terus memberat dan terasa seperti terbakar. Selain itu
rumah sakit, klien mengatakan nyeri pada teraba benjolan dibagian perut bawah yang cukup
perutnya. Klien beranggapan nyeri yang besar. Klien kemudian diperiksakan dan didapatkan
dirasakan adalah hal yang biasa diagnose kista abdomen. Klien mengatakan sebelum
dikarenakan sering terjadi. Namun nyeri terdiagnosa kista abdomen klien telah merasakan sakit
semakin memberat dan klien diperiksakan pada punggung ±
ke poliklinik obsgin RSS. Klien 2 bulan dan hilang timbul, tetapi tidak pernah
mengatakan merasa mual dan tubuhnya diperiksakan dan dianggap karena kelelahan.
terasa lemas. Ibu klien mengatakan nafsu
Klien mengatakan selama tidak pernah mengalami
makan klien menurun. Setelah satu
pendarahan pervagina sebelumnya dan keputihan.
minggu di rawat, klien mengalami
Klien siklus menstruasi 28-30 hari dengan lama
bengkak pada semua kaki dan tangannya.
menstruasi 1 minggu. Klien mengatakan terkadang
Tetapi sekarang bengkak pada tanggan
waktu menstruasi maju dan mundur.
sudah menghilang sedangkan pada kaki
masih ada. Klien mengatakan belum pernah mengalami tumor
sebelumnya dan tidak pernah terdapat benjolan yang
membesar di payudara. Klien mengatakan tidak
Diagnosa medis :
mempunyai riwayat jantung dan TBC. Klien tidak
Ca Ovarium
pernah menderita penyakit menular, menurun maupun
Riwayat penyakit keluarga (sebut siapa) penyakit semasa kanak-kanak. Klien juga mengatakan
€ Hipertensi Jantung tidak memiliki cacat bawaan.
€ Diabetes Melitus Kanker: ………………

€ Stroke mosional/psikosis Riwayat Operasi : V Ya Tidak


E
€ Asma/penyakit paru Lain-lain: …………… Jenis Operasi : histerektomi

19
Pengetahuan Pasien tentang Penyakitnya, Siapa yang membuat keputusan tentang perawatan
penyebabnya, Cara perawatannya, serta kesehatan keluarga termasuk kesehatan pasien: Ny.P
Pencegahannya:
Aktivitas atau latihan keseharian yang dilakukan
pasien Klien dan keluarga belum memahami untuk mengatasi masalah kesehatannya:
tentang penyakit yang dideritanya. Ibu € Diet sesuai program
klien mengatakan tidak tahu
€ Olahraga ……x/ mgg, selama:…… jam
perkembangan kondisi klien. Ketika
€ Penggunaan obat
ditanya tanda dan gejala penyakitnya, klien
€ Pembatasan aktivitas
menggeleng dan tentang operasi yang
dilakukan klien menjawab operasi kista € Pengobatan

dan operasi penyakitnya. Saat pengkajian € ……………………………………………………….…………………..


kakak klien banyak bertanya tentang € ……………………………………………………………………………
pengobatan dan kondisi klien.
€ ……………………………………………………………………………
Pengetahuan tentang pengobatan Kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan:
€ Mengetahui proses pengobatan € Merokok …… batang/ hari; Mulai sejak usia : …… th
2. Mengetahui sebagian € Alkohol
€ Tidak tahu sama sekali € Penyalahgunaan obat (drug abuse)
Kepatuhan terhadap pengobatan: € Lain – lain: ……………………………………
1. Patuh ( ya)

2. Tidak Patuh

Arti sehat untuk pasien: Pertolongan yang biasanya pasien pilih, Jika pasien

Sehat adalah kondisi yang dimiliki tubuh merasa mengalami gangguan kesehatan:
manusia yang mana setiap organ tubuh € Minum Obat warung
berfungsi dengan baik € Puskesmas
3. Dokter Praktek (ya)
Tindakan untuk menjaga kesehatan: 4. Mantri
5. Orang Pinter/Dukun

20
€ Kunjungan ke puskesmas 6. Rumah Sakit
Terakhir dilakukan: 7. Lain-lain ……………………………………………………………………
…………………………………………

€ Laboratorium (Gula darah, kolesterol, dll) Alergi dan sensitivitas


Terakhir dilakukan:

- 25 Oktober 2022 € Tidak (V)


€ Ya, terhadap: ……………………………………………………………
NE: 83%

WBC : 17,0 103 uL

RBC : 3,7 106 uL

HCT : 27,2 %

NE# : 14,3103 uL

HGB : 8,9g/dL
Riwayat pengobatan sebelumnya:

€ Obat di luar resep: …………………………………………………


LY% : 9,4 % EO
………………………………………………………………………………
% : 1,2%
€ Suplemen/ vitamin: ………………………………………………
- Pemeriksaan sedimen urine tanggal 25 ………………………………………………………………………………
Okotober 2022
€ Herbal/Jamu : ………………………………………………………
Eritrosit : 90,4 u L ………………………………………………………………………………

Leukosit : 627,2 uL € Lain-lain : ………………………………………………………………

Bacteria : 3159,4 uL
€ Management stress
€ Ya, Oleh: …………………………………………………………
€ Pemeriksaan fisik (Tekanan darah, € Tidak
general chekup, dll) € Lain – lain: ……………………………………………………………
Terakhir dilakukan: Tekanan darah : € Ya, Oleh:
110/70 mmHg RR: 24x/menit € Tidak

Nadi : 80 x/menit T
: 36oC

Selama sakit:

21
Selama dirawat, klien banyak
menghabiskan waktu berbaring di tempat
tidur. Ibu klien mengatakan klien
mengalami kesulitan untuk tidur karena
selalu merasakan sakit pada perut dan
suasana yang terang.

Klien sering terbangun saat malam hari


karena merasakan sakit pada perutnya
dan b.a.k. Klien tidur ± 4-6 jam dan tidur
siang ± 1-2 jam.


Pengobatan saat ini:

Jenis Dosis Rute

1. Ranitidin 50 mg/12 Injeksin


jam travena

2. Ceftriaxon 1 gram/12 Injeksi


e jam Intraven
a

3.

4.

5.

6.
Pernah mendapat penyuluhan:

€ Diet tertentu (sesuai dengan penyakit)


€ Ya, Oleh: ………………………………………

22
2Tidak
€ Olah raga/ gaya hidup sehat
€ Ya, Oleh: ………………………………………
€ Tidak

b. Pola Nutrisi – Metabolism


DS:
Keluhan pasien terkait dengan nutrisi
Sebelum Sakit
Klien mengatakan makan 2 kali sehari dengan nasi, lauk dan sayur dengan porsi kecil. Ibu klien mengatakan klie
Selama Sakit
Klien mengatakan perutnya terasa mual dan ingin muntah. Ibu klien mengatakan klien hanya menghabiskan 3 se

Ingesti
Keluhan yang berhubungan dengan Nutrisi:
€Perubahan nafsu makan (ya)
€Mual (ya)
€Muntah ………x/hari
€Gangguan pengecap, yang dirasakan: ……………………………………
€Penghambat untuk makan (tidak ada makanan, jumlah kurang, masalah ekonomi, aktivitas, dll)
€Rasa panas dalam perut
€Gangguan menelan (disfagia) (tidak)
€Masalah gigi dan mulut Kondisi gigi dan gusi:
BaikBerlubangBelum/tidak tumbuhGinggivitis

23
€Masalah lambung dan Usus
€Perut distensi
€Bunyi peristaltic (………x/menit)
€Perasaan tidak nyaman dengan berat badan
€Kelemahan tonus otot
€Pucat
€Kebiasaan makan saat mengalami kecemasan/ makan sebagai reward Lain-lain: ……………………………………………………………
BB biasanya (BB Kering) :Adakah gangguan dalam menelan:
Kg

Tidak Ada
V (jika ada)
TBcm
IMT: ……………… €Gangguan pada Oral
LLAcm €Gangguan pada faring
Perubahan berat badan (dalam 3 bln ini): €Gangguan pada esophagus
Tidak Ada €…………………………………………………
Adakg Kebiasaan makan sebelumnya:
€ 1 hari 3 kali
Jumlah makanan yang dimakan (1 sampai dengan 3 hari
terakhir): Porsi : Sedikit V Sedang CukupBanyak
€ €Menu makan:
Habis
€ €Makanan Kesukaan :
¼ porsi
€ Kebiasaan minum sebelumnya:
½ porsi
€ Tidak dimakan Per NGT (……… cc)
€ € 1 hari 4-6 gelas Jenis minuman :teh
Jejunostomi (…… cc) Diet khusus : € Minuman Kesukaan :

Tidak (V) €


Ya, jenis: DM: ……… kal DH … TKTP


DJ ……… DL … RPRGRK
Menurut anda apakah makan dan minum yang di
Lain-lain : …………………………………………
konsumsisudahcukup?
………………………………………

24
c. Pola Eliminasi

Urinary system
DS:
Keluhan pasien yan terkait dengan eliminasi urine:
Klien mengatakan b.a.k secara mandiri 3-5 kali dengan warna kuning dan volume ±
500 cc. Klien terkadang mengalami sedikit nyeri saat b.a.k dan tidak terdapat darah.
Klien mengatakan b.a.b lebih dari 8 kali dengan konsistensi encer dan terdapat
ampasnya. Klien mengatakan mengalami b.a.b encer berampas sejak satu minggu yang
lalu.

Keluhan pasien yang berkaitan dengan eliminasi urin: Sebelum sakit :


Adanya keluhan pada € Lancar (Ya) Tidak Lancar
eliminasi BAK : Klien mengatakan ✔ Frekuensi : 3-5 kali sehari
✔ Jumlah :> 800
b.a.k secara mandiri 3-5 kali ✔ Warna : kekuningan
dengan warna kuning dan ✔ Bau : amoniak
✔ Kejernihan : kuning jernih
volume
✔ Sedimen :
± 500 cc. Klien terkadang Perubahan BAK setelah sakit:
mengalami sedikit nyeri saat ✔ Frekuensi : 3-5 kali sehari
b.a.k dan tidak terdapat darah. ✔ Jumlah : ± 500 cc.
✔ Warna : kuning keruh
Klien mengatakan b.a.b lebih dari
✔ Bau : amoniak
8 kali dengan konsistensi encer ✔ Kejernihan : keruh
dan terdapat ampasnya. Klien ✔ Sedimen :
Riwayat penyakit pada saluran kencing
mengatakan mengalami b.a.b
€ Tidak (V)
encer berampas sejak satu
€ Ada : …………………………………………
minggu yang lalu. Kapan? : …………………………………………

V Ya Tidak
Penggunaan alat bantu BAK:
(jika Ya):
€ Foley cath (ukuran: …, tanggal pemasangan:……)
€ Hematuria Urgensi € Nefrostomy (ukuran:…, tanggal pemasangan:….)
€ Disuria (ya) Hesitansi € Pispot
€ Nokturi Frekuen € Pampers

€ Inkontinensia
€ Tidak Ya, jenis …

25
€ Urge Pemeriksaan Fisik :
€ Fungsional
€ Overflow
€ Reflex
€ Stress
€ Retensi
€ Tidak Ya
(jika Ya)
€ Tidak ada urine output
€ Dribbling
€ Residul urine
€ Pasien mengatakan bladernya penuh

Penggunaan obat diuretik atau obat yang mempengaruhi si


eliminasi urine:
Tidak :
Ya, Jenis Obat: …………………………………………………..

Pemeriksaan Lab:
- Fungsi ginjal:
€ Bun :
€ Creat :
€ Berat Jenis Urine :
- Urine rutin
€ Protein :
€ Blood :
- Kultur Urine
€ …………………………………
€ …………………………………
Pemeriksaan penunjang berkaitan dengan gan
eliminasi urine:
3) BNO/IVP :
4) Tak tampak obstruksi
5) Indentas VU di apek superior
6) Fungsi Foiding normal
7) Thorax : P/c :dbn.
-

26
- Renogram : ……………………………………………………
- USG : ……………………………………………………

Gastrointestinal system
DS:
Keluhan yang terkait dengan eliminasi Fekal:
Klien mengatakan b.a.b lebih dari 8 kali dengan konsistensi encer dan terdapat ampasnya. Klien mengatakan
mengalami b.a.b encer berampas sejak satu minggu yang lalu

Keluhan yang terkait dengan elimasi fekal: Pola BAB sebelum sakit:
€ Inkontinensia € Lancar (ya) Tidak lancar
€ Tidak Ya ✔ Frekuensi :
(jika Ya): ✔ Jumlah :
€ Pasien mengeluhkan secara tidak sadar ✔ Warna :
mengeluarkan soft stole ari fekal ✔ Bau :
€ Ketidakmampuan untuk menunda devekasi ✔ Konsistensi : Padat Encer
Lembek
€ Urgeni BAB
Pola BAB Setelah sakit:
€ : ………………………………………………….

€ Diare € Lancar (ya) Tidak lancar


€ Tidak Ya ✔ Frekuensi :
(Jika Ya): ✔ Jumlah :
✔ Warna :

27
€ Nyeri perut
✔ Bau :
€ BAB ……x/hari
✔ Konsistensi : Padat Encer
€ …………………………………………………
Lembek
€ Konstipasi
BAB terakhir : Riwayat penyakit pencernaan:
€ Tidak ( V ) Ya
(Jika Ya): € Tidak Ada
€ Ada :
€ Pasien merasakan adanya rasa penuh di abdomen ……………………………………………………………
atau di rectal ……
€ Peningkatan tekanan perut Kapan? :
€ ……………………………………………….. ……………………………………………………………
€ Hematochezia Hasil pemeriksaan penunjang:
€ Melena
✔ Radiologi :
€ Hemorrhoid
- USG Abd (upper-lower):
€ Keluhan lain ………………………………………………
……………………………………………………………
……………
Penggunaan laxative:
- Lain – lain :
€ Tidak Ya, berapa kali?………………
……………………………………………………………
……………
✔ Laboratorium:
- Feses rutin:
- Fungsi hepar:
€ SGOT :
€ SGPT :
- Lain – lain :
…………………………………………………

28
Pemeriksaan Abdominal:
€Inspeksi : ………………………….
€Scar/Ostomy
€Massa yang jelas
€Auskultasi : ………………………..
€Peristalticx/menit
€Palpasi : ……………………………
€Lunak
€Nyeri tekan : Ya/tidak
€Distensi abdomen
€Massa fekal di abdomen/rektal

€ Perkusi : …………………………
→ Beri tanda (nomer) pada gambar area yang mengalami gangguan pada pasien.
Tuliskan keterangan pada isian dibawah ini: 1. …………………………………………………
2. ………………………………………………… 9 region 4 kuadrat

d. Pola Aktivitas - latihan

Activity/ Exercise/ Energy Balance

DS:
Keluhan yang terkait dengan latihan & keseimbangan energi:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Pembatasan aktiv

Kemampuan mempertahankan aktivitas rutin


€ € Ya
Tidak
€ € Tidak, mengapa? ………………………………………
Ya, penjelasan: ………………………………………
ADls
Dibantu oleh siapa:
Berpindah 0 1 2 3 4 Makan 0 1 2 3 4
Mandi 0 1 2 3 4 Berpakaian 0 1 2 3 4
Toileting 0 1 2 3 4 Lain-lain : 0 1 2 3 4

(0: mandiri, 1: dengan alat, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total)

29
Tonus otot : Kuat Kekuatan otot : Reflek : ( 0 sampai dengan +4)
Lemah ( 0 sampai dengan 5) Reflek Fisiologis : Reflek Patologis :
Ada tremor :
Ada Tidak Ada

Ukuran otot : Postur tubuh : Cara berjalan:


€ Hypertrophy Eutrophy Normal Tidak Normal Normal
€ Atrophy Kifosis Lordosis Skoliosis Tidak Normal
ROM: Aktif Pasif Keluhan musculosketal :

Tingkat mobilisasi Deformitas, lokasi:


€ Jalan Kaku, lokasi:
€ Duduk Parese, lokasi:
€ Di tempat tidur Paralisis, lokasi:
€ Immobilisasi Contractures, lokasi:
Nyeri Sendi/nyeri tulang belakang, (PQRST):
P: R: T:
Q: S:
Riwayat fraktur/dislokasi, lokasi:

Cardiovascular

DS:
Keluhan yang terkait dengan kardiovaskuler dan pernapasan:
Klien mengatakan tubuhnya terkadang lemas setelah beraktivitas seperti pergi ke kamar mandi. Klien mengatakan kedu

Irama jantung:Reguler Irregular Edema


Keluhan
ekstremitas
sesak nafas saat
Tidak
beraktifitas:
Ada Ada, dimana?
Saat tidak beraktifitas Beraktivitas ringan Beraktivitas sedang Berakti
Suara tambahan : Skala EdemaTidak ada keluhan
S3/gallop Murmur Lain-lain: …………….

€Syncope Hasil EKG, Tanggal:

30
€Palpitasi …………………………………………………………………………………………………………
Hasil Echo cardiografi, Tanggal
…………………………………………………………………………………………………………

Respon terhadap aktifitas Respon Nadi TD RR


Perubahan nadi, tekanan darah, RR Sebelum aktivitas
Tidak ada Ada Sesudah aktivitas
Sensasi ekstremitas
Distensi vena Capillary refill Clubbing finger
Tidak ada
Jugularis/JVP: <2 detik Ya
Ada gangguan
€ Ada peningkatan: +…… >2 detik Tidak
€ Tidak ada Konjungtiva
Anemis Cyanosis
Tidak Anemis Tidak ada
Ada, dimana?
………………………

Jantung Gambar diambil dari


…………………………………………
→ Beri tanda(nomer) pada
gambar area yang mengalami
gangguan pada pasien.
Tuliskan keterangan pada isian
dibawah ini:

1. …………………………………
2. …………………………………
3. …………………………………

Respiratory/Ventilation
DS:
Keluhan yang terkait dengan pernafasan dan ventilasi
1 Tidak terdapat retraksi dada, ekspansi dada simetris, warna kulit merata dengan warna sekitar, dan
tidak ikterik.

31
2 Tidak terdapat nyeri tekan pada dada
3 Resonan pada interkosta 1-4 dada kanan, redup pada interkosta 5-6. Resonan pada interkosta 1-3 dada
kiri dan redup pada interkosta 4-6.
4 Terdengar vesikuler pada seluruh lapang paru. Tidak ronkhi dan wheezing.
Keluhan terkait status respirasi: Inspeksi dinding dada:
€ Dispneu € Terdapat jejas/ bekas luka
€ Orthopneu € Simetris
€ Paroxysmal nocturnal dyspneu € Tidak Simetris
€ Hiperventilasi € Barrel chest
€ Hipoventilasi € Fraktur costae, lokasi:
€ Batuk (produktif, nonproduktif) € Rata-rata respirasi.............x/menit
€ Nasal faring Irama
€ Pursed-lip breathing Palpasi Dinding dada:
€ Napas pendek-pendek € Retraksi dinding dada
€ Sianosis € ………………………………………………………
€ Fase ekspirasi memanjang Perkusi
€ Sonor
€ Hipersonor
€ Redup
Penggunaan otot tambahan
€ Tidak Ada Ada
…………………………………………

Akultasi/Bunyi napas abnormal: Sputum


€ Ronchi kasar (rales) € Pleural friction rub ● Jum’ah :
€ Mengi (wheezing) € Grunting …………………………………
€ Ronchi (gurgles) € Stridor ● Warna :
…………………………………
● Konsistensi:
…………………………………
Penggunaan oksigen.....................Liter/min Type respirasi
Nasal Canul RM NRM € Perut
Kapan digunakan? ……………………………………………………… € Dada
€ Kussmaul
€ Cheyne-Strokes

Pemeriksaan penunjang:

32
Arteriografi:
Ro thorax
Agd:pH:SpO2 : Spirometri: pCO2: HCO3: BE:
pO2:
Lain-lain: Pulse Oxymetri:

Paru Gambar diambil dari:


……………………………………………
……………
Beri tanda (nomer) pada gambar area
Tuliskan keterangan pada
isian dibawah ini:

1. ………………………………
…………
2. ………………………………
…………
3. ………………………………
…………

Keluhan saat aktivitas:


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………

33
e. Pola tidur – istirahat

DS:
Keluhan yang terkait dengan tidur dan istirahat:
Selama dirawat, klien banyak menghabiskan waktu berbaring di tempat tidur. Ibu klien mengatakan klien
mengalami kesulitan untuk tidur karena selalu merasakan sakit pada perut dan suasana yang terang.Klien
sering terbangun saat malam hari karena merasakan sakit pada perutnya dan b.a.k. Klien tidur ± 4-6 jam dan
tidur siang
± 1-2 jam.

● Jumlah jam tidur : …… jam (dari jam …… s/d …… jam) Puas Tidak Puas
● Tidur siang : Tidak Ya, lama tidur …… jam
● Kesulitan dalam memulai dan mempertahankan tidur: Tidak Ya
● Penggunaan obat tidur : Tidak Ya, berapa lama?
Gangguan tidur: Keluhan terkait gangguan tidur:
€ Tidak ada gangguan(ya) € Mengantuk berlebihan di siang
€ Ada: hari
€ Insomnia € Kelemahan, kelelahan
€ Hypersomnia € Letargi
€ Somnabulisme € Mudah marah
€ Night terror € Kosentrasi
€ Sleep apnea € Tremor
€ Narkolepsi € Kecemasan
Gangguan lingkungan € Delusi, Halusinasi
€ Tidak ada gangguan € Lingkar mata
€ Ada:
€ Temperatur dan kelembaban ruangan
€ Pencahayaan
€ Gangguan dari teman satu kamar
€ Tindakan yang mengganggu (monitoring, pengobatan, tes lab)

34
f. Pola persepsi – kognitif

DS:
Keluhan yang terkait dengan persepsi Kognisi:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Kesadaran:V CM Apatis Delirium SomnolenSoporus KomaTersedasi


Nilai GCS (total) :

Eyes : Verbal : Motorik :


Attention & Orientation
DS:
Keluhan yang terkait dengan perhatian:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Ada gangguan orientasi : em


WaktuTpatOrg an Situasi
Keluhan terkait dengan orientasi:
€Status kebingungan yang kronis
€Konsisten adanya disorientasi
€Ketidakmampuan untuk konsentrasi
€Ketidak mampuan untuk memberikan alasan
€Kehilangan fungsi sosial
€Lambat dalam merespon terhadap pertanyaan

35
Sensation/Perception
DS:
Keluhan yang terkait dengan Persepsi sensori:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Gangguan persepsi-sensori:
€ Tidak Ya,
(jika Ya)
€ Penglihatan : …………………… Alat bantu : …………………………
€ Pendengaran: …………………… Alat bantu : …………………………
€ Sensasi dan kelemahan ekstre mitas
€ Sentuhan: Tajam Tumpul Panas Dingin
€ Pengecap
€ Adanya perubahan dalam pola kebiasaan
€ Adanya perubahan dalam kemampuan problem solving (ya)
€ Adanya disorientasi
€ Halusinasi
€ Gangguan komunikasi
€ Konsentrasi yang buruk
€ Distorsi sensori
€ Keluhan lain ……………………………………………………………
Sakit kepala : Tidak ada Ada, lokasi: ……………………. Frekuensi: ……………………………
Riwayat kejang, pingsan/dizziness Ya Tidak
Pemeriksaan Neurologis:
€ Nerve I (Olfactory)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve II (Optic)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve III (Oculomotor), IV (Trochlear), dan VI (abducens)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve V (trigeminal)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve VII (facial)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve VIII (acoustic)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve IX (gloddopharyngeal) dan X (vagus)
………………………………………………………………………………………………………………

36
€Nerve XI (spinal, accessory)
………………………………………………………………………………………………………………
€Nerve XII (hypoglossal)f
……………………………………………………………………………………………………………… Pemeriksaan Refleks:
€Refleks Fisiologis

€Refleks Patologis

Pemeriksaan senssitifitas permukaan kulit


……………………………………………………………………………………………………………………… Ukuran pupil

Kanan123 4
Pemeriksaan Visus :
OD : OS :

Cognition
DS:
Keluhan yang terkait dengan kognisi:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Keluhan yang berkaitan dengan kognisi: Hasil Mini Mental Scale:
€ Confusion ……………………………………
€ Tidak Ya Kesiapan untuk belajar
(jika Ya)
€ Siap
€ Kerusakan memori jangka panjang
€ Tidak
€ Kerusakan memori jangka pendek
€ Gangguan dalam menginterpretasikan
€ Demensia Data terkait:
€ Keluhan lain…… € Stress psikologis
€ Gangguan dalam Pengetahuan € Penyalahgunaan Alkohol
€ Tidak Ya € Delirium
(jika Ya) € Dimensia
€ Secara verbal menyatakan adanya masalah € Usia lebih dari 60 tahun
dalam pengetahuan

37
€ Tidak dapat mengikuti perintah secara tepat € Alzaimer’s disease
€ Prilaku yang tidak sesuai (histeris, € Korsakoff’s psychosis
bermusuhan, agitasi, apatis) € Cidera kepala
€ Keluhan lain ………… € Gangguan neurologis
€ Gangguan Memori € Data lain …………………………………..
€ Tidak Ya
€ Ketidakmampuan untuk menunjukkan
kemampuan yang telah dipelajari
€ Ketidakmampuan untuk mempelajari
sesuatu yang baru
€ Ketidakmampuan mempertahankan
informasi yang baru
€ Ketidak mampuan untuk me-recall informasi
€ Keluhan lain …………………………………

Communication
Subjective
Apakah pasien menceritakan perasaannya, kecemasan, ketakutan, kebutuhan, dll?
€ Ya Tidak
Objective
Bahasa yang digunakan :
Kesulitan mengucapkan kata/ keterangan: Ya Tidak
Alat bantu yang digunakan:
Data Observasi:
€ Tidak dapat berbicara
€ Kesulitan dalam menggunakan bahasa tubuh
€ Kesulitan dalam menggunakan ekspresi wajah
€ Tidak ada kontak mata
€ Data lain ……………………………………………………………………………………………………………………………………

38
g. Pola Persepsi Diri

Self-Concept / Self-Esteem / Body Image


Social Identity
€ Deskripsi mengenai situasi dalam keluarga
……………………………………………………………………………………………………………
€ Perkumpulan yang diikuti pasien dan menurut pasien penting
……………………………………………………………………………………………………………

Personal Identity
€ Bagaimana pasien mendeskripsikan diri pasien
Saya merasa kurang percaya diri Ketika berada diluar rumah
€ Bagaimana pasien mendiskripsikan kelebihannya
……………………………………………………………………………………………………………
€ Bagaimana pasien mendiskripsikan kekurangannya
……………………………………………………………………………………………………………
€ Prestasi/ keberhasialan apa yang pernah diraih
……………………………………………………………………………………………………………
€ Apa yang pasien ingi rubah dari diri pasien jika mungkin untuk diubah
……………………………………………………………………………………………………………

Body Image
€ Fokus perhatian pasien pada kondisi kesehatan fisiknya adalah
……………………………………………………………………………………………………………
€ Bagaimana pasien mendiskripsikan kelebihan kondisi fisiknya/tubuhnya
……………………………………………………………………………………………………………
€ Bagaimana pasien mendiskripsikan kekurangan kondisi fisikya/tubuhnya
……………………………………………………………………………………………………………
€ Penampilan fisik seperti apa yang ingin pasien ubah
……………………………………………………………………………………………………………

Self-Esteem
€ Deskripsi pasien mengenai diri pasien
……………………………………………………………………………………………………………
€ Apakah pasien menilai dirinya baik atau buruk
terlihat buruk dan kurang sempurna

39
Treats to Self Concept

40
€ Kondisi sekarang ini apa yang membuat pasien merasa stress
……………………………………………………………………………………………………………
€ Apa yang membuat pasien marah
……………………………………………………………………………………………………………

Respon subjektif
€ Berduka
€ Kecemasan/Ketakutan, Skor:…………..
€ Putus asa/ HDR
€ Keinginan mencedarai diri/ Orang lain
€ Mengisolasi diri
€ Menganggap diri negative
€ Kehilangan bagian tubuh (amputasi)
€ Trauma tubuh/cacat
€ Kontak mata ……………

h. Pola Hubungan Peran

Caregiving Roles / Family Relationships / Role Perfomance


DS:
Keluhan yang terkait dengan peran:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Pemberi asuhan p
Status perkawinan:
Peran dalam keluarga :
Apakah pasien merasa nyaman terhadap perannya

Dukungan social :
Kesehatan orang terdekat :
Stress/ perhatian lain
Kemampuan orang terdekat dalam memberikan perawatan :
Pekerjaan :Konflik peran/perubahan peran :
Perubahan dalam gaya hidup Pengunjung Pasien

:
:

41
Komunikasi antar anggota keluarga/teman :
Interaksi dengan orang lain :
i. Pola Fungsional Seksual

Sexual Identity / Sexual Function / Reproduction


DS:
Keluhan yang terkait dengan fungsi sexual :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Apakah ada peru
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Pengerahuan te
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Hal – hal yang b
Wanita

Menstruasi terakhir : 28 April Siklus: 30 Hari Durasi: 7


Metode KB Vaginal discharge
Menopause
Perdarahan di antara periode PAP Smear terakhir

Pemeriksaan payudara sendiri


Metode KB

Wanita Pemeriksaan dada Keterseidaan pengajaran

Pria Pemeriksaan dada Pemeriksaan testis (jika perlu)

Keluhan yang berhubungan dengan fungsi seksual


€Adanya perubahan fungsi seksual setelah sakit
€Adanya perubahan kebiasaan seksual
€Tidak dapat mencapai kenyamanan seksual
€Gangguan peran seksual
€Perubahan ketertarikan dengan lawan jenis
€Data lain ………………………………………………………

42
g. Pola manajemen stress koping

Post-Trauma Responses / Coping Responses / Neuro-behavioral Responses


DS:
Keluhan yang terkait dengan coping & stress:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Bagaimana klien membuat keputusan (sendiri, dengan bantuan, siapa) ………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Coping saat estress …………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kemampuan koping yang di Perilaku yang ditunjukkan:
perlihatkan: € Ketakutan € Kontak mata kurang € Tegang
€ Sedih € Berfokus pada diri € Mudah lupa
€ Berduka € Perasaan tidak kuat € Blocking
€ Suara gemetar € Peningkatan relex € Bingung
€ Cemas, skor : ……… € Menangis € Depresi
€ Pengingkaran € Tidak berdaya € Malu (ya)
€ Percobaan bunuh diri € Reaksi fobia € Drugs/ alcohol
€ Takut (ya) € Fatigue abuse
€ Psikosomatis:………………

Tahapan lost and grieving dalam berespon terhadap Siapakah orang terdekat dengan pasien:
penyakitnya: …………………………………………………………………….
€ Denial Adakah support sistem : ………………………………
€ Anger Siapa :
€ Depression
……………………………………………………………
€ Bargaining
€ Acceptance
Trauma fisik :
…………………………………………………………………

43
h. Sistem Kepercayaan Nilai

Value / Belief / Action Congruence


DS:
Keluhan yang terkait dengan prinsip hidup:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Apakah ada orang – orang atau praktek religius (diet, buku, ritual) yang anda inginkan selama hospitalisasi?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

1. Apa yang menjadi nilai pada individu dalam kehidupannya? 2. Kebiasaan kemampuan mengambil
3.Kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keputusan
religi/spiritual (praktik keagamaan sehari-hari):
4. Agama yang dianut/peran dalam
5. Kegiatan budaya :
praktik spiritual:

7. Perhatian terhadap kehidupan/ kematian:


6.Pentingnya melaksanakan spiritual:

9. Kemampuan untuk mengambil keputusan:


8. Sumber harapan dan kenyamanan:

10. Kesadaran terhadap perintah,


instruksi, petunjuk, pelaksanaan
regimen perawatan kesehatan :
Patuh Tidak patuh

SAFETY /PROTECTION
DS:
Keluhan yang terkait dengan safety&protection :

44
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Infeksi Thermoregulation
Pengkajian faktor risiko: Verbalisasi perasaan panas/dingin:
€ Prosedur invasif (pemasangan tanggal): € Ya Tidak
€ IV Line, Tanggal:
€ DC, Tanggal : Fluktuasi suhu tubuh di atas dan di
€ Nefrostomi, Tanggal :
bawah rentang normal:
€ CVC, Tanggal :
€ Lain – lain …………………….. € Ya Tidak
€ Imunosupresi
€ Imunosupresan Data yang berkaitan dengan
€ Malnutrisi
thermoregulation:
€ Ketidak adekutan sistem pertahanan sekunder (penurunan
Hb, leukopeenia) € Kulit dingin Kulit hangat
Data lain …………………………………………………. Kulit merah
€ Pucat Perspirasi
Kejang
Skala Plebitis: € Menggigil Kuku sianotik
………………………………………………………………… Piloereksi

Physical Injury
Adanya sekret atau obstruksi pernafasan € Risiko jatuh:
€ Tidak Ya € Level I Level II, dengan 2
(Jika Ya) atau lebih factor risiko
€ Tidak bisa batuk berikut:
€ Ada dyspea o Usia > 65 tahun
€ Perubahan RR o Riwayat jatuh (dalam 3
€ Data lain ………………………………… bulan terakhir)
Adanya resiko aspirasi: o Penggunaan obat-obatan
(hipnotik, analgetik,
€ Tidak Ya
psikotropik, antihipertensi,
(Jika Ya)
diuretic, laksatif)
€ Gangguan menelan
o Kerusakan fisik ringan s.d
€ Terpasang selang untuk makna
berat (termasuk kerusakan
€ Batuk
mobilitas
€ Data lain terkait aspirasi ………………….
fisik/visual/auditory)
€ Trauma jaringan/kerusakan kulit/jaringan, lokasi:
o Gangguan kognitif
……………………………………………………

45
€ Derajat decubitus:
€ Derajat IV Resiko Dekubitus (Braden Skale): Profil darah abnormal:
o Tidak (skore > 16)
……………………………………………………………
o Ada, Skala :
€ Resiko kecil (skore 15 atau 16) …………………
€ Resiko sedang (skore 13 atau 14) ……………………………………………………………
€ Resiko tinggi (skore ≤ 12)
…………………
……………………………………………………………
…………………
Bahaya lingkungan:
……………………………………………………………
…………………
……………………………………………………………
…………………
……………………………………………………………
…………………

Screening alergi latex/getah:


Apakah anda mempunyai :Ya
Tidak
€ Simptom sistemik ketika kontak dengan balon/sarung tangan karet/ pakaian berkaret?
€ Riwayat asma?

€ Alergi terhadap: pisang nanas alpukat
Riwayat berkali-kali mengalami pembedahan pada saluran kencing?
(Jika menjawab “ya” pada 4 atau lebih pilihan, laporkan pada dokter adanya kemunkinan alergi
latex/getah)

46
COMFORT
Physical Comfort/ Enviromental Comfort / Social Comfort
Skor nyeri = ………… Skala pengukuran: numeric (1-10) penilaian ekspresi wajah
Onset :
Provokatif : Kegelapan Cahaya Gerakan Berbaring Lain-lain:
Quality : Sakit Tumpul Tajam Tusuk Seperti terpukul
Kram Terbakar Tertembak Seperti ditekan Lain - lain
Regio : Time : Terus-menerus Hilang-timbul Lain-lain:
< 6 bulan > 6 bulan
Severe:
Diringankan dengan:
Makan Relaksasi aplikasi hangat-dingin Obat …………… Lain-lain:……………
Dampak nyeri: Pola tidur Nafsu makan Aktivitas Pola hubungan-peran
Emosi Lain-lain: ………………………………………………………………………………………
Pasien meras tidak nyaman: Apakah pasien merasa Mual
€ Tidak Ya € Tidak Ya
(jika Ya) (jika Ya)
€ Merasa dingin/panas
€ Pasien melaporkan adanya perasaan
€ Menangis: ingin muntah
€ Cemas € Peningkatan saliva
€ Mengerang
€ Penolakan terhadap makanan
€ Melaporkan adanya ketidak nyamanan € …………………………………………………………
€ Tidk bisa tidur ………………..
€ …………………………………………………………………………

ASSESMEN NYERI LANJUTAN Nama: Jenis Kelamin : L/P


DAN INTERVENSI NYERI
Tgl lahir : Ruang :
Waktu Assesmen Nyeri Lanjutan
Sesuai Tingkat Nyeri: Nyeri Ringan : 8 jam, Nyeri Sedang : 2 jam, Nyeri Berat : 1jam
Post Pemberian Obat : Oral : 2 jam, IM : 30 menit,

47
Post Tindakan Operasi : 15 menit pada 1 jam pertama, 30 menit pada 2 jam selanjutnya
1 jam pada 4 jam selanjutnya
Post Intervensi Non farmakologik : 15 menit
Intervensi Non Farmakologik: 1. Distraksi 4. Guiding Imagery 7. Kompres 10. Lain-
2. Relaksasi 5. Positioning panas lain:
3. Massage 6. TENS 8. Kompres
Dingin ………………
9. Akupuntur
……

GROWTH/DEVELOPMENT
Growth/ Development
Erikson (Tahap apa yang diharapkan? Saat ini klien ada dalam tahap yang mana?)
Subjective

Objective

Yogyakarta, 25 Oktober 2022

( Hanifah Lintang Utami)

48
Data Pasien

Nama Pasien Ny. T


Umur 54 tahun
Berat Badan 40 kg
Tinggi Badan 158 cm
Keluhan Nyeri pada bagian perut, dengan skala 5, Nyeri
berlangsung terus menerus, Nyeri akan
bertambah jika bergerak. Klien mengatakan
merasakan mual tetapi tidak muntah, nyeri
tidak
menyebar
Diagnosa Ca. Ovarium

Data Klinik

Data Klinik Nilai Normal Hasil


Tekanan Darah ( mmhg 120/80 110/70
)
Nadi ( beats/min ) 80/100 80
Respiratory Rate 20/24 24
( beats/min )

Data Laboratorium

Data laboratorium Batas Normal Hasil laboratorium


Creatin urine 1,2 mg/dL 1,0 mg/dL
Creatin darah 0,5-1,1 mg/dL 0,6 mg/dL
Tinggi Badan 158 cm
Berat Badan 40 kg

49
Volume urin tampung 800 cc 500 cc
Kesimpulan
Ureum / Bun 6-21 mg/dL 6-21 mg/dL
Kretainin 1,2 mg/dL 1,2 mg/dL

Evaluasi Hapusan Darah

Eritrosit : Hpokrom Anisasitosis

Leukosit : Normal

Trombosit : Normal

Pengobatan Kemoterapi Ca ovarium

C. Pengelompokan Data Senjang


DS DO

1. Nyeri pada bagian perut, 1. Lemas, terlihat menahan


dengan skala 5, Nyeri rasa sakit, pucat
berlangsung terus menerus,
2. Tekanan darah: 110/70
Nyeri akan bertambah jika
mmHg
bergerak. Klien mengatakan
Nadi :80 kali/menit
merasakan mual tetapi tidak
Suhu: 36,1 º C
muntah, nyeri tidak
Respirasi: 24 kali/menit
menyebar
3. Terlihat kurang
2. Merasa mual dan lemas
percaya diri Ketika
3. Ny.p mengatakan
keluar rumah
klien sering
4. Terlihat murung
menyendiri di
rumah

4. tidak percaya diri


Ketika diajak
keluar oleh Ny.P.

50
51
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DS : pasien Agen cedera biologis Nyeri akut
mengeluhkan nyeri
pada bagian perut

DO:
P=Nyeri akan
Bertambah jika
bergerak.
Q=nyeri tidak menyebar
R= nyeri pada bagian perut
S=5
T=Nyeri berlangsung
terus menerus

DS:- Klien
mengatakan Harga diri rendah Gangguan citra tubuh
klien sering
menyendiri di
rumah

DO:-pasien tampak murung

52
Prioritas Masalah Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan harga diri rendah

D. Diagnosa Keperawatan

NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1. Setelah dilakukan Tindakan  Lakukan  Mempermudah 08.00 S:pasien mengatakan
25 oktober 2022 pengkajian nyeri melakukan intervensi masih terasa nyeri
selama 2x24 jam diharapkan ● melakukan
komprehensif selanjutnya pengkajian O: P= Nyeri akan
nyeri akut berhubungan nyeri berkurang dengan yang meliputi  Peningkatan TTV nyeri bertambah jika
dengan agen cedera lokasi merupakan indikasi komprehensif bergerak.
kriteria hasil :
karakteristik, peningkatan intensitas yang meliputi
biologis  Ketidaknyamana n: 4 durasi, frekuensi nyeri Q= nyeri tidak
lokasi
 Gangguan pergerakan dan kualitas,  Teknik relaksasi dapat menyebar R= nyeri
karakteristik,
fisik: 4 intensitas serta menghambat/mengurang pada bagian perut
durasi,
apa yang i spasme otot S=5
frekuensi dan
mengurangi nyeri  memperlancar T= Nyeri
kualitas,
dan faktor yang penekanan darah yang berlangsung terus
intensitas
memicu dapat mengurangi menerus
serta apa
 Monitor tanda- yang
tanda vital (Hanifah Lintang)
mengurangi
 Ajarkan teknik nyeri dan
relaksasi faktor yang
 mengatur posisi memicu
yang
menyenangkan (
trendelenbrug)
 pemberian obat
analgesic 08.40
51
● Memonitor S: pasien
tanda-tanda
mengatakan
vital
masih terasa
pusing
O: TD: 110/70
mmHg
N :80 kali/menit
(Hanifah Lintang)
10.00
 mengajarkan S:-
teknik relaksasi
O: pasien tampak
sedikit rileks

13.00 (Hanifah Lintang)


 mengatur
posisi S:-
menyenangka O: pasien tampak
n sedikit nyaman
( trendelenbru (Hanifah Lintang)
g)

S:-
13.30 O:Ceftriaxone 1
● melanjutkan gram/ 12 jam (IV)
pemberian (Hanifah Lintang)
obat analgetik
52
S: pasien
(Ceftriaxone 1
gram) mengatakan masih
terasa nyeri
O: TD: 110/70
mmHg
N :80 kali/menit S:
36,1 º C
R: 24 kali/menit
Skala nyeri :5
A: masalah
belum
teratasi
sebagia

P:intervensi
dilanjutkan
(Hanifah Lintang)
2. Ganguan Citra tubuh Setelah dilakukan Tindakan  bantu pasien  Dapat membantu 08.00
mendiskusikan  Dapat membantu S: -
berhubungan dengan selama 2x24 jam diharapkan menurunkan ansietas dan O: pasien masih
stressor yang
harga diri rendah Ganguan Citra tubuh merangsang identifikasi menurunkan terlihat murung
mempengaruhi
citra diri terkait perilaku koping. ansietas dan
berkurang dengan kriteria (Hanifah Lintang)
dengan  Membantu memfasilitasi merangsang
hasil : kondisikongennit adaptasi yang positip serta identifikasi
al,cedera,penyaki mengurangi perasaan
● gambaran internal perilaku koping.
t, atau ansietas
tubuh : 4 pembedahan  mengidentifikasi
53
● kepuasan dengan  monitor kelompok pendukung 08.40
frekuensi dari yang tersedia bagi pasien  Membantu S:pasien mengatakan
penampilan tubuh : 4 sulit beradaptasi
pernyataan  Membantu pasien belajar memfasilitasi
● penyesuaian terhadap mengkritisi diri sosialisasi dengan adaptasi yang O: pasien belum
 gunakan Latihan kelompok remaja atau positip serta sepenuhnya
perubahan fungsi mengurangi beradaptasi
membuka diri yang lain.
tubuh :4 perasaan ansietas
dengan  memonitor frekuensi
kelompok remaja dari pernyataan (Hanifah Lintang)
atau yang lain mengkritisi diri 10.00
yang sangat kesal  mengidentifikasi
pada atribut fisik S:-
kelompok
yang normal O: pasien terlihat
pendukung yang
masih merasa denial
 bantu pasien tersedia bagi
untuk pasien (Hanifah Lintang)
mengindetifikasi
Tindakan- 13.00
tindakan yang  Membantu pasien
akan belajar sosialisasi S:-
meningkatkan dengan kelompok O: pasien terlihat
penampilan remaja atau yang masih sulit
 tentukan harapan lain. bersosialisasi
citra diri pasien (Hanifah Lintang)
didasarkan pada
tahap 13.30
perkembangan  memonitor
frekuensi dari S:-
pernyataan O: pasien tampak
mengkritisi diri kurang percaya diri
dengan tubuhnya

(Hanifah Lintang)

S: pasien mengatakan
54
sulit beradaptasi
O: pasien tampak
murung, denial, kurang
percaya diri dengan
tubuhnya
A; masalah belum
teratasi
P: intervensi
dilanjutkan

(Hanifah Lintang)

55
HARI/TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
26 oktober 2022 08.00 S:pasien mengatakan masih terasa nyeri
nyeri akut berhubungan dengan agen  melakukan pengkajian nyeri O: P= Nyeri akan bertambah jika bergerak.
komprehensif yang meliputi lokasi
cedera biologis Q= nyeri tidak menyebar
karakteristik, durasi, frekuensi dan
kualitas, intensitas serta apa yang R= nyeri pada bagian perut
mengurangi nyeri dan faktor yang
S=4
memicu
T= Nyeri berlangsung terus menerus
(Hanifah Lintang)

08.40
S: pasien mengatakan masih terasa sedikit
 Memonitor tanda-tanda vital
pusing
O: TD: 110/70 mmHg
N :80 kali/menit

56
S: 36,1 º C
R: 24 kali/menit
(Hanifah Lintang)

10.00
S:-
 mengajarkan teknik relaksasi
O: pasien tampak sedikit rileks
(Hanifah Lintang)
13.00
 mengatur posisi yang
S: -
menyenangkan
O: pasien tampak merasa nyaamn ,
13.30
(Hanifah Lintang)
 melanjutkan pemberian obat
analgetik
S:-

57
O:Ceftriaxone 1 gram/ 12 jam (IV)
(Hanifah Lintang)

S: pasien mengatakan nyeri berkurang


O: TD: 110/70 mmHg
N :80 kali/menit S: 36,1 º C
R: 24 kali/menit
Skala nyeri :4
A: masalah belum teratasi sebagian
P: intervensi dihentikan
(Hanifah Lintang)

Ganguan Citra tubuh berhubungan 08.00 S: -


dengan harga diri rendah  Dapat membantu menurunkan ansietas O: pasien masih terlihat masih sedikit murung
dan merangsang identifikasi perilaku
koping. (Hanifah Lintang)

58
08.40 S:pasien mengatakan sudah mulai beradaptasi
 Membantu memfasilitasi adaptasi yang O: pasien belum sepenuhnya beradaptasi
positip serta mengurangi perasaan
ansietas (Hanifah Lintang)

S:-
10.00 O: pasien terlihat bersikap menerima keadaan
 mengidentifikasi kelompok pendukung tubuhnya saat ini
yang tersedia bagi pasien
(Hanifah Lintang)

S:-
13.00 O: pasien terlihat mulai bersosialisasi
 Membantu pasien belajar sosialisasi (Hanifah Lintang)
dengan kelompok remaja atau yang lain.

13.30 S:-
memonitor frekuensi dari pernyataan O: pasien tampak sedikit percaya diri dengan
mengkritisi diri tubuhnya

(Hanifah Lintang)

S: pasien mengatakan mulai beradaptasi


O: pasien tampak sedikit murung, mulai
percaya diri,mulai bersosialisasi
A; masalah teratasi sebagaian
P: intervensi dihentikan

(Hanifah Lintang)

59
60
61
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker ovarium merupakan kanker ginekologis yang paling mematikan karena
pada umumnya baru bisa terdeteksi ketika sudah parah dan tidak ada tes screening awal
yang terbukti untuk penyakit ini. Tidak ada tanda awal yang pasti juga. Beberapa
perempuan mengalami ketidak nyamanan pada abdomen dan bengkak. Penyakit ini
merupakan kanker ganas yang berasal dari ovarium. Penyebab kanker ovarium belum
diketahui secara pasti namun memiliki beberapa faktor resiko terjadinya kanker ovarium
meliputi faktor liingkungan, merokok, infeksi HIV, Infeksi bakteri klamida, pil KB, hamil
pertama pada usia muda, faktor reproduksi dan faktor genetik. Adapun gejala pada kanker
ovarium ini yaitu keputihan, pendarahan setelah bersenggama, timbulnya pendarahan
setelah manopause, timbul gejala anemia, timbul nyeri panggul.

Adapun penyebaran kanker ovarium ini melalui pembuluh limfe, pembuluh darah,
penyerangan langsung ke parametrium, korpus uterus vagina dan kandung kemih. Kanker
ovarium sendiri dikelompokkan menjadi tiga yaitu tumor-tumor epiteliel, tumor stroma
gonad, tumor-tumor sel germinal. Adapun juga penatalaksanaan yang dilakukan pada
orang yang terinveksi kanker ovarium , terdapat dua penatalaksanaan, penatalaksanaan
medis dan keperawatan. Penatalaksanaan medis meliputi pembedahan, radioterapi,
kemoterapi dan pemeriksaan penunjang. Untuk yang penatalaksanaan keperawatan yaitu
dengan melakukan pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan
klien dna mengurangi rasa cemas, intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk
membantu klien mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis,
memperjelas nilai dan dukungan spiritual dan menemukan kekuatan diri untuk
menghadapi masalah.

B. Saran
1) Bagi para wanita, diharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap penyebab
kanker serviks salah satunya dengan melakukan test pap smear secara rutin agar
dapat terhindar dari kanker oavarium.
2) Bagi penderita, diharapkan dapat membuka diri untuk mengungkapkan isi hatinya
terkait dengan permasalahan kesehatan yang mereka rasakan pada orang terdekat

67
sehingga akan mengurangi dampak-dampak negatif seperti depresi akibat sakit
yang dialaminya.
3) Bagi keluarga pasien, diharapkan lebih memperhatikan kondisi fisik dan psikis
pasien agar pasien tidak terlalu terganggu dengan penyakit yang dialaminya.
4) Untuk para dokter, perawat serta tenaga medis lainnya, diharapkan untuk lebih
memperhatikan permasalahan psikologis yang muncul seperti depresi selama
pasien menjalani prosedur pengobatan, agar tidak mengganggu jalannya proses
pengobatan pasien. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga professional lainnya
seperti psikolog untuk membantu menanggulangi permasalahan psikologis yang
dialami oleh pasien.

68
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8

volume 2. Jakarta EGC.

Hidayat, A, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro. (1999). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.

69

Anda mungkin juga menyukai