Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayahnya kepada kita semua, sebab itulah penulis dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah dokumentasi keperawatan.
Tugas ini disusun untuk dipresentasikan sebagai bagian dari materi kuliah
dokumentasi keperawatan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
A. Pengertian..................................................................................................5
B. Etiologi......................................................................................................5
E. Patofisiologi...............................................................................................8
F. Penatalaksanaan..........................................................................................10
A. Kasus.......................................................................................................13
B. Pengkajian...............................................................................................15
C. Analisis Data...........................................................................................49
D. Diagnosa Keperawatan............................................................................51
BAB IV PENUTUP..............................................................................................67
A. Kesimpulan..............................................................................................67
B. Saran........................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adalah proses keganasan primer yang terjadi pada organ ovarium.
Keganasan ovarium dapat terjadi pada seluruh usia kehidupan wanita. Pada
wanita umur kurang dari 20 tahun terbanyak ditemukan jenis tumor sel
germinal sedangkan pada usia yang lebih tua tumor jenis sel epithelial sering
didapatkan. Mayoritas kanker ovarium adalah jenis epitelial yang berasal dari
epitel ovarium. Kelompok lainnya adalah non epithelial yang termasuk
diantaranya germ sel tumor granulosa sel tumor dan sex cord strumal
tumor. Faktor herediter berkaitan dengan 5-10% berkaitan dengan kanker
ovarium yang berkaitan dengan kanker payudara, kanker usus dan
ovarium. Kanker ovarium merupakan urutan ketiga terbanyak pada kanker
ginekologi (Wiknjosastro, 1999).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kanker ovarium?
2. Apa saja etiologi dari kanker ovarium?
3. Apa saja gejala yang timbul akibat penyakit kanker ovarium?
4. Terdapat berapa klasifikasi pada penyakit kanker ovarium?
5. Bagaimana patofiologi pada kanker ovarium?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit kanker ovarium?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian dari kanker ovarium
2. Dapat menjelaskan etiologi dari kanker ovarium
3. Dapat menjelaskan gejala yang timbul akibat dari kanker ovarium
4. Dapat menyebutkan apa saja klasifikasi dari kanker ovarium
5. Dapat menjelaskan patofisiologi dari kanker ovarium
6. Dapat melakukan penatalaksanaan pada kanker ovarium
4
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengertian
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang
paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 - 70 tahun. Kanker ovarium
bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening
dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker
ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini
merupakan awal dari banyak kanker primer (Smeltzer & Bare, 2013).
B. Etiologi
Menurut Hidayat (2009), Etiologi Penyebab kanker ovarium belum
diketahui secara pasti. Faktor resiko terjadinya kanker ovarium sebagai berikut
:
1. Faktor lingkungan
Insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi dinegara industri besar
2. Merokok
Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena kanker
rahim dibandingkan mereka yang tidak merokok.
3. Infeksi HIV
Seorang wanita yang terjangkit HIV memiliki sistem kekebalan tubuh yang
kurang dapat memerangi Infeksi HPV maupun kanker pada stadiun awal.
4. Infeksi bakteri klamidia
Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau
infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko kanker ovarium lebih tinggi.
5. Pil KB
Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat menikatkan resiko
terjadinya kanker ovarium
6. Hamil lebih dari tiga kali
Wanita yang menjalani tiga kali atau lebih proses kehamilan memeiliki
resiko terjadinya kanker ovarium lebih tinggi.
5
7. Hamil pertama pada usia muda
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir
selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker ovarium pada usia
tuanya jika dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilanya
hingga berusia 25 tahun atau lebih.
8. Faktor reproduksi
Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya resiko
menderita kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epiteliel
ovarium. Induksi ovulasi dengan menggunakan clomipen sitrat
meningkatkan resiko dua sampai tiga kali. Kondisi yang dapat
menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurangi resiko terjadinya kanker.
Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50% jika dikonsumsi selama
lima tahun atau lebih. Multiparitas, kelahiran multiple, riwayat pemberian
ASI
9. Faktor genetik
5-10% adalah herediter, angka resiko terbesar 5% pada penderita satu
saudara dan meningkat menjadi 7% bila memiliki dua saudara yang
menderita kanker ovarium. Apabila ibu atau kakak perempuan anda
menderita kanker serviks, resiko anda terkena kanker ini mencapai dua
atau tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak ada riwayat kanker
ovarium pada keluarga.
C. Gejala-gejala/Akibat dari Kanker Ovarium
Pada tahap awal sering sering tidak ada tanda – tanda yang khas namun,
kadang ditemukan gejala – gejala sebagai berikut ;
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
2. Pendarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi
pendarahan yang abnormal.
3. Timbulnya pendarahan setelah masa menopause.
4. Pada fase Inpansif dapat keluar cairan warna kuning – kuning, berbau dan
dapat bercampur dengan darah.
5. Timbul gejala – gejala anemia bila terjadi pendarahan Kronis.
6. Timbul nyeri Panggul atau perut dibagian bawah bila ada radang panggul.
6
7. Pada stadium Lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum).
Seperti layaknya kanker, jenis kanker juga mengalami penyebaran
(metastasis).
Penyebaran kanker serviks ada tiga macam, yaitu :
1. Melalui Pembuluh Limfe (limfogen) Menuju kelenjar getah bening lainya.
2. Melalui Pembuluh darah (hematogen).
3. Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung
kencing.
D. Klasifikasi atau Stadium Kanker Ovarium
Stadium
Kategori
FIGO
Stadium I Tumor terbatas pada ovarium
IA Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor pada
permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada
bilasan peritoneum
IB Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat tumor
pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau
bilasan peritoneum
IC Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu dari tandatanda
sebagai berikut: kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul. Sel
kanker postitif pada cairan asites atau bilasan peritoneum
Stadium II Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke pelvis
II A Perluasan dan implan ke uterus atau tuba fallopi. Tidak ada sel kanker
di cairan asites atau bilasan peritoneum
II B Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker di cairan asites
atau bilasan peritoneum
II C Tumor pada stadium IIa/IIb dengan sel kanker positif pada cairan asites
atau bilasan peritoneum
7
Stadium III Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke
peritoneum yang dipastikan secara mikroskopik diluar pelvis atau
metastasis ke kelenjar getah bening regional
III A Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis
III B Metastasis peritoneum mikroskopik diluar pelvis dengan diameter
terbesar 2 cm atau kurang
III C Metastasis peritoneum diluar pelvis dengan diameter terbesar lebih dari
2 cm atau metastasis kelenjar getah bening regional
Stadium IV Metastasis jauh diluar rongga peritoneum. Bila terdapat efusi pleura,
maka cairan pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk
metastasis pada parenkim hati.
E. Patofisiologi
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktoral.
Resiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan factor lingkungan,
reproduksi dan genetik. Faktorfaktor lingkungan yang berkaitan dengan
dengan kanker ovarium epitel terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian.
Insiden tertinggi terjadi di industri barat. Kebiasaan makan, minum kopi, dan
merokok, dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu
dianggap mungkin menyebabkan kanker. Penggunaan kontrasepsi oral tidak
meningkatkan resiko dan mungkin dapat mencegah. Terapi penggantian
estrogen pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih berkaitan dengan
peningkatan kematian akibat kanker ovarium. Gengen supresor tumor seperti
BRCA-1 dan BRCA-2 telah memperlihatkan peranan penting pada beberapa
keluarga. Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi
penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker
ovarium. Bila yang menderita kanker ovarium, seorang perempuan memiliki
50% kesempatan untuk menderita kanker ovarium s (Brunner dan Suddarth,
2013). Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Kanker
ovarium dikelompokkan dalam 3 kategori besar :
8
1. Tumor-tumor epiteliel
2. Tumor stroma gonad
3. Tumor-tumor sel germinal.
Kemoterapi
10
Pemeriksaan penunjang
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kenker ovarium meliputi
pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien
dan mengurangi kecemasan serta ketakutan klien. Perawat mendukung
kemampuan klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah komplikasi (Reeder dkk, 2013). Intervensi keperawatan
kemudian difokuskan untuk membantu klien mengekspresikan rasa takut,
membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas nilai dan dukungan
spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga komunitas, dan
menemukan kekuatan diri untuk meghadapi masalah.
11
Pathway Kanker Ovarium
12
BAB III
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
A. Kasus
Ny.T mengatakan merasakan nyeri pada bagian perut. Nyeri seperti terbakar
dengan skala 5. Nyeri tidak menyebar dan hanya dirasakan pada daerah perut.
Nyeri berlangsung terus menerus. Nyeri akan bertambah jika bergerak. Klien
mengatakan merasakan mual tetapi tidak muntah. Klien mengatakan BAB lebih
dari 7 kali dan terdapat ampas. Klien pernah menjalani dua kali operasi yaitu
bulan Juni 2019 di RSUD Bantul dengan kistoma ovarii dengan hasil PA ovarium
kiri : kista endometriosis. Operasi yang kedua pada bulan November 2020 di RS
DKT Yogyakarta dengan hasil PA : Ovarium Clear Cell Adenokarsinoma. Klien
mengetahui mengalami kanker ovarium pada tahun September 2022. Sebelumnya
klien mengetahui menderita kista ovarium dan telah dioperasi sebanyak dua kali
pada tahun 2019. Dua minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan
nyeri pada perutnya. Klien beranggapan nyeri yang dirasakan adalah hal yang
biasa dikarenakan sering terjadi. Namun nyeri semakin memberat dan klien
diperiksakan ke poliklinik obsgin RSS. Klien mengatakan merasa mual dan
tubuhnya terasa lemas. Ibu klien mengatakan nafsu makan klien menurun. Setelah
satu minggu di rawat, klien mengalami bengkak pada semua kaki dan tangannya.
Selain itu teraba benjolan dibagian perut bawah yang cukup besar. Klien
kemudian diperiksakan dan didapatkan diagnose kista abdomen. Klien
mengatakan sebelum terdiagnosa kista abdomen klien telah merasakan sakit pada
punggung ± 2 bulan dan hilang timbul, tetapi tidak pernah diperiksakan dan
dianggap karena kelelahan. Klien mengatakan selama tidak pernah mengalami
pendarahan pervagina sebelumnya dan keputihan. Klien siklus menstruasi 28-30
hari dengan lama menstruasi 1 minggu. Klien mengatakan terkadang waktu
menstruasi maju dan mundur. Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat
jantung dan TBC. Klien tidak pernah menderita penyakit menular, menurun
maupun penyakit semasa kanak-kanak. Klien juga mengatakan tidak memiliki
cacat bawaan. klien mendapat terapi dari dokter Ranitidin 50 mg /
12 jam (IV),Ceftriaxone 1 gram/ 12 jam (IV).Selama dirawat, klien banyak
13
menghabiskan waktu berbaring di tempat tidur. Ibu klien mengatakan klien
mengalami kesulitan untuk tidur karena selalu merasakan sakit pada perut dan
suasana yang terang.Klien sering terbangun saat malam hari karena merasakan
sakit pada perutnya dan b.a.k. Klien tidur ± 4-6 jam dan tidur siang ± 1-2 jam.
Ny.p juga mengatakan klien sering menyendiri di rumah dan tidak percaya diri
Ketika diajak keluar oleh Ny.P.
NE: 83%
HCT : 27,2 %
NE# : 14,3103 uL
HGB : 8,9g/dL
LY% : 9,4 % EO
% : 1,2%
14
B. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN
Keluarga :Ny. P
15
V
Kawin Tidak Kawin Duda Janda
Jumlah anak : -
Klien mengatakan merasakan nyeri pada bagian perut. Nyeri seperti terbakar dengan skala 5.
Nyeri tidak menyebar dan hanya dirasakan pada daerah perut. Nyeri berlangsung terus menerus.
Nyeri akan bertambah jika bergerak. Klien mengatakan merasakan mual tetapi tidak muntah.
Klien mengatakan b.a.b lebih dari 7 kali dan terdapat ampas.
Klien datang membawa rujukan RSU Rochma Husada dengan keterangan myoma uteri/ TPO.
Klien mengetahui mengalami kanker ovarium pada tahun September 2022. Sebelumnya klien
mengetahui menderita kista ovarium dan telah dioperasi sebanyak dua kali pada tahun 2019. Dua
minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan nyeri pada perutnya. Klien beranggapan
nyeri yang dirasakan adalah hal yang biasa dikarenakan sering terjadi. Namun nyeri semakin
memberat dan klien diperiksakan ke poliklinik obsgin RSS. Klien mengatakan merasa mual dan
tubuhnya terasa lemas. Ibu klien mengatakan nafsu makan klien menurun. Setelah satu minggu di
16
rawat, klien mengalami bengkak pada semua kaki dan tangannya. Tetapi sekarang bengkak pada
tanggan sudah menghilang sedangkan pada kaki masih ada.
Klien pernah menjalani dua kali operasi yaitu bulan Juni 2019 di RSUD Bantul dengan kistoma
ovarii dengan hasil PA ovarium kiri : kista endometriosis. Operasi yang kedua pada bulan
November 2020 di RS DKT Yogyakarta dengan hasil PA : Ovarium Clear Cell Adenokarsinoma.
Klien mengatakan bahwa pada awal penyakit merasakan nyeri bagian perut yang terus memberat
dan terasa seperti terbakar. Selain itu teraba benjolan dibagian perut bawah yang cukup besar.
Klien kemudian diperiksakan dan didapatkan diagnose kista abdomen. Klien mengatakan
sebelum terdiagnosa kista abdomen klien telah merasakan sakit pada punggung ± 2 bulan dan
hilang timbul, tetapi tidak pernah diperiksakan dan dianggap karena kelelahan.
Klien mengatakan selama tidak pernah mengalami pendarahan pervagina sebelumnya dan
keputihan. Klien siklus menstruasi 28-30 hari dengan lama menstruasi 1 minggu. Klien
mengatakan terkadang waktu menstruasi maju dan mundur.
Klien mengatakan belum pernah mengalami tumor sebelumnya dan tidak pernah terdapat
benjolan yang membesar di payudara. Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat jantung dan
TBC. Klien tidak pernah menderita penyakit menular, menurun maupun penyakit semasa kanak-
kanak. Klien juga mengatakan tidak memiliki cacat bawaan.
17
1) Diagnosa medik saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah di lakukan,
mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus kelolaan.
Masalah atau Dx medis pada saat MRS
Ca Ovarii
NE: 83%
HCT : 27,2 %
NE# : 14,3103 uL
HGB : 8,9g/dL
LY% : 9,4 % EO
% : 1,2%
18
myoma uteri/ TPO. Klien mengetahui dengan hasil PA ovarium kiri : kista endometriosis.
mengalami kanker ovarium pada tahun Operasi yang kedua pada bulan November 2011 di RS
September 2013. Sebelumnya klien DKT Yogyakarta dengan hasil PA : Ovarium Clear
mengetahui menderita kista ovarium dan Cell Adenokarsinoma. Klien mengatakan bahwa pada
telah dioperasi sebanyak dua kali pada awal penyakit merasakan nyeri bagian perut yang
tahun 2011. Dua minggu sebelum masuk terus memberat dan terasa seperti terbakar. Selain itu
rumah sakit, klien mengatakan nyeri pada teraba benjolan dibagian perut bawah yang cukup
perutnya. Klien beranggapan nyeri yang besar. Klien kemudian diperiksakan dan didapatkan
dirasakan adalah hal yang biasa diagnose kista abdomen. Klien mengatakan sebelum
dikarenakan sering terjadi. Namun nyeri terdiagnosa kista abdomen klien telah merasakan sakit
semakin memberat dan klien diperiksakan pada punggung ±
ke poliklinik obsgin RSS. Klien 2 bulan dan hilang timbul, tetapi tidak pernah
mengatakan merasa mual dan tubuhnya diperiksakan dan dianggap karena kelelahan.
terasa lemas. Ibu klien mengatakan nafsu
Klien mengatakan selama tidak pernah mengalami
makan klien menurun. Setelah satu
pendarahan pervagina sebelumnya dan keputihan.
minggu di rawat, klien mengalami
Klien siklus menstruasi 28-30 hari dengan lama
bengkak pada semua kaki dan tangannya.
menstruasi 1 minggu. Klien mengatakan terkadang
Tetapi sekarang bengkak pada tanggan
waktu menstruasi maju dan mundur.
sudah menghilang sedangkan pada kaki
masih ada. Klien mengatakan belum pernah mengalami tumor
sebelumnya dan tidak pernah terdapat benjolan yang
membesar di payudara. Klien mengatakan tidak
Diagnosa medis :
mempunyai riwayat jantung dan TBC. Klien tidak
Ca Ovarium
pernah menderita penyakit menular, menurun maupun
Riwayat penyakit keluarga (sebut siapa) penyakit semasa kanak-kanak. Klien juga mengatakan
€ Hipertensi Jantung tidak memiliki cacat bawaan.
€ Diabetes Melitus Kanker: ………………
19
Pengetahuan Pasien tentang Penyakitnya, Siapa yang membuat keputusan tentang perawatan
penyebabnya, Cara perawatannya, serta kesehatan keluarga termasuk kesehatan pasien: Ny.P
Pencegahannya:
Aktivitas atau latihan keseharian yang dilakukan
pasien Klien dan keluarga belum memahami untuk mengatasi masalah kesehatannya:
tentang penyakit yang dideritanya. Ibu € Diet sesuai program
klien mengatakan tidak tahu
€ Olahraga ……x/ mgg, selama:…… jam
perkembangan kondisi klien. Ketika
€ Penggunaan obat
ditanya tanda dan gejala penyakitnya, klien
€ Pembatasan aktivitas
menggeleng dan tentang operasi yang
dilakukan klien menjawab operasi kista € Pengobatan
2. Tidak Patuh
Arti sehat untuk pasien: Pertolongan yang biasanya pasien pilih, Jika pasien
Sehat adalah kondisi yang dimiliki tubuh merasa mengalami gangguan kesehatan:
manusia yang mana setiap organ tubuh € Minum Obat warung
berfungsi dengan baik € Puskesmas
3. Dokter Praktek (ya)
Tindakan untuk menjaga kesehatan: 4. Mantri
5. Orang Pinter/Dukun
20
€ Kunjungan ke puskesmas 6. Rumah Sakit
Terakhir dilakukan: 7. Lain-lain ……………………………………………………………………
…………………………………………
HCT : 27,2 %
NE# : 14,3103 uL
HGB : 8,9g/dL
Riwayat pengobatan sebelumnya:
Bacteria : 3159,4 uL
€ Management stress
€ Ya, Oleh: …………………………………………………………
€ Pemeriksaan fisik (Tekanan darah, € Tidak
general chekup, dll) € Lain – lain: ……………………………………………………………
Terakhir dilakukan: Tekanan darah : € Ya, Oleh:
110/70 mmHg RR: 24x/menit € Tidak
Nadi : 80 x/menit T
: 36oC
Selama sakit:
21
Selama dirawat, klien banyak
menghabiskan waktu berbaring di tempat
tidur. Ibu klien mengatakan klien
mengalami kesulitan untuk tidur karena
selalu merasakan sakit pada perut dan
suasana yang terang.
€
Pengobatan saat ini:
3.
4.
5.
6.
Pernah mendapat penyuluhan:
22
2Tidak
€ Olah raga/ gaya hidup sehat
€ Ya, Oleh: ………………………………………
€ Tidak
Ingesti
Keluhan yang berhubungan dengan Nutrisi:
€Perubahan nafsu makan (ya)
€Mual (ya)
€Muntah ………x/hari
€Gangguan pengecap, yang dirasakan: ……………………………………
€Penghambat untuk makan (tidak ada makanan, jumlah kurang, masalah ekonomi, aktivitas, dll)
€Rasa panas dalam perut
€Gangguan menelan (disfagia) (tidak)
€Masalah gigi dan mulut Kondisi gigi dan gusi:
BaikBerlubangBelum/tidak tumbuhGinggivitis
23
€Masalah lambung dan Usus
€Perut distensi
€Bunyi peristaltic (………x/menit)
€Perasaan tidak nyaman dengan berat badan
€Kelemahan tonus otot
€Pucat
€Kebiasaan makan saat mengalami kecemasan/ makan sebagai reward Lain-lain: ……………………………………………………………
BB biasanya (BB Kering) :Adakah gangguan dalam menelan:
Kg
Tidak Ada
V (jika ada)
TBcm
IMT: ……………… €Gangguan pada Oral
LLAcm €Gangguan pada faring
Perubahan berat badan (dalam 3 bln ini): €Gangguan pada esophagus
Tidak Ada €…………………………………………………
Adakg Kebiasaan makan sebelumnya:
€ 1 hari 3 kali
Jumlah makanan yang dimakan (1 sampai dengan 3 hari
terakhir): Porsi : Sedikit V Sedang CukupBanyak
€ €Menu makan:
Habis
€ €Makanan Kesukaan :
¼ porsi
€ Kebiasaan minum sebelumnya:
½ porsi
€ Tidak dimakan Per NGT (……… cc)
€ € 1 hari 4-6 gelas Jenis minuman :teh
Jejunostomi (…… cc) Diet khusus : € Minuman Kesukaan :
€
Tidak (V) €
€
€
€
24
c. Pola Eliminasi
Urinary system
DS:
Keluhan pasien yan terkait dengan eliminasi urine:
Klien mengatakan b.a.k secara mandiri 3-5 kali dengan warna kuning dan volume ±
500 cc. Klien terkadang mengalami sedikit nyeri saat b.a.k dan tidak terdapat darah.
Klien mengatakan b.a.b lebih dari 8 kali dengan konsistensi encer dan terdapat
ampasnya. Klien mengatakan mengalami b.a.b encer berampas sejak satu minggu yang
lalu.
V Ya Tidak
Penggunaan alat bantu BAK:
(jika Ya):
€ Foley cath (ukuran: …, tanggal pemasangan:……)
€ Hematuria Urgensi € Nefrostomy (ukuran:…, tanggal pemasangan:….)
€ Disuria (ya) Hesitansi € Pispot
€ Nokturi Frekuen € Pampers
€ Inkontinensia
€ Tidak Ya, jenis …
25
€ Urge Pemeriksaan Fisik :
€ Fungsional
€ Overflow
€ Reflex
€ Stress
€ Retensi
€ Tidak Ya
(jika Ya)
€ Tidak ada urine output
€ Dribbling
€ Residul urine
€ Pasien mengatakan bladernya penuh
Pemeriksaan Lab:
- Fungsi ginjal:
€ Bun :
€ Creat :
€ Berat Jenis Urine :
- Urine rutin
€ Protein :
€ Blood :
- Kultur Urine
€ …………………………………
€ …………………………………
Pemeriksaan penunjang berkaitan dengan gan
eliminasi urine:
3) BNO/IVP :
4) Tak tampak obstruksi
5) Indentas VU di apek superior
6) Fungsi Foiding normal
7) Thorax : P/c :dbn.
-
26
- Renogram : ……………………………………………………
- USG : ……………………………………………………
Gastrointestinal system
DS:
Keluhan yang terkait dengan eliminasi Fekal:
Klien mengatakan b.a.b lebih dari 8 kali dengan konsistensi encer dan terdapat ampasnya. Klien mengatakan
mengalami b.a.b encer berampas sejak satu minggu yang lalu
Keluhan yang terkait dengan elimasi fekal: Pola BAB sebelum sakit:
€ Inkontinensia € Lancar (ya) Tidak lancar
€ Tidak Ya ✔ Frekuensi :
(jika Ya): ✔ Jumlah :
€ Pasien mengeluhkan secara tidak sadar ✔ Warna :
mengeluarkan soft stole ari fekal ✔ Bau :
€ Ketidakmampuan untuk menunda devekasi ✔ Konsistensi : Padat Encer
Lembek
€ Urgeni BAB
Pola BAB Setelah sakit:
€ : ………………………………………………….
27
€ Nyeri perut
✔ Bau :
€ BAB ……x/hari
✔ Konsistensi : Padat Encer
€ …………………………………………………
Lembek
€ Konstipasi
BAB terakhir : Riwayat penyakit pencernaan:
€ Tidak ( V ) Ya
(Jika Ya): € Tidak Ada
€ Ada :
€ Pasien merasakan adanya rasa penuh di abdomen ……………………………………………………………
atau di rectal ……
€ Peningkatan tekanan perut Kapan? :
€ ……………………………………………….. ……………………………………………………………
€ Hematochezia Hasil pemeriksaan penunjang:
€ Melena
✔ Radiologi :
€ Hemorrhoid
- USG Abd (upper-lower):
€ Keluhan lain ………………………………………………
……………………………………………………………
……………
Penggunaan laxative:
- Lain – lain :
€ Tidak Ya, berapa kali?………………
……………………………………………………………
……………
✔ Laboratorium:
- Feses rutin:
- Fungsi hepar:
€ SGOT :
€ SGPT :
- Lain – lain :
…………………………………………………
28
Pemeriksaan Abdominal:
€Inspeksi : ………………………….
€Scar/Ostomy
€Massa yang jelas
€Auskultasi : ………………………..
€Peristalticx/menit
€Palpasi : ……………………………
€Lunak
€Nyeri tekan : Ya/tidak
€Distensi abdomen
€Massa fekal di abdomen/rektal
€ Perkusi : …………………………
→ Beri tanda (nomer) pada gambar area yang mengalami gangguan pada pasien.
Tuliskan keterangan pada isian dibawah ini: 1. …………………………………………………
2. ………………………………………………… 9 region 4 kuadrat
DS:
Keluhan yang terkait dengan latihan & keseimbangan energi:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Pembatasan aktiv
(0: mandiri, 1: dengan alat, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total)
29
Tonus otot : Kuat Kekuatan otot : Reflek : ( 0 sampai dengan +4)
Lemah ( 0 sampai dengan 5) Reflek Fisiologis : Reflek Patologis :
Ada tremor :
Ada Tidak Ada
Cardiovascular
DS:
Keluhan yang terkait dengan kardiovaskuler dan pernapasan:
Klien mengatakan tubuhnya terkadang lemas setelah beraktivitas seperti pergi ke kamar mandi. Klien mengatakan kedu
30
€Palpitasi …………………………………………………………………………………………………………
Hasil Echo cardiografi, Tanggal
…………………………………………………………………………………………………………
1. …………………………………
2. …………………………………
3. …………………………………
Respiratory/Ventilation
DS:
Keluhan yang terkait dengan pernafasan dan ventilasi
1 Tidak terdapat retraksi dada, ekspansi dada simetris, warna kulit merata dengan warna sekitar, dan
tidak ikterik.
31
2 Tidak terdapat nyeri tekan pada dada
3 Resonan pada interkosta 1-4 dada kanan, redup pada interkosta 5-6. Resonan pada interkosta 1-3 dada
kiri dan redup pada interkosta 4-6.
4 Terdengar vesikuler pada seluruh lapang paru. Tidak ronkhi dan wheezing.
Keluhan terkait status respirasi: Inspeksi dinding dada:
€ Dispneu € Terdapat jejas/ bekas luka
€ Orthopneu € Simetris
€ Paroxysmal nocturnal dyspneu € Tidak Simetris
€ Hiperventilasi € Barrel chest
€ Hipoventilasi € Fraktur costae, lokasi:
€ Batuk (produktif, nonproduktif) € Rata-rata respirasi.............x/menit
€ Nasal faring Irama
€ Pursed-lip breathing Palpasi Dinding dada:
€ Napas pendek-pendek € Retraksi dinding dada
€ Sianosis € ………………………………………………………
€ Fase ekspirasi memanjang Perkusi
€ Sonor
€ Hipersonor
€ Redup
Penggunaan otot tambahan
€ Tidak Ada Ada
…………………………………………
Pemeriksaan penunjang:
32
Arteriografi:
Ro thorax
Agd:pH:SpO2 : Spirometri: pCO2: HCO3: BE:
pO2:
Lain-lain: Pulse Oxymetri:
1. ………………………………
…………
2. ………………………………
…………
3. ………………………………
…………
33
e. Pola tidur – istirahat
DS:
Keluhan yang terkait dengan tidur dan istirahat:
Selama dirawat, klien banyak menghabiskan waktu berbaring di tempat tidur. Ibu klien mengatakan klien
mengalami kesulitan untuk tidur karena selalu merasakan sakit pada perut dan suasana yang terang.Klien
sering terbangun saat malam hari karena merasakan sakit pada perutnya dan b.a.k. Klien tidur ± 4-6 jam dan
tidur siang
± 1-2 jam.
● Jumlah jam tidur : …… jam (dari jam …… s/d …… jam) Puas Tidak Puas
● Tidur siang : Tidak Ya, lama tidur …… jam
● Kesulitan dalam memulai dan mempertahankan tidur: Tidak Ya
● Penggunaan obat tidur : Tidak Ya, berapa lama?
Gangguan tidur: Keluhan terkait gangguan tidur:
€ Tidak ada gangguan(ya) € Mengantuk berlebihan di siang
€ Ada: hari
€ Insomnia € Kelemahan, kelelahan
€ Hypersomnia € Letargi
€ Somnabulisme € Mudah marah
€ Night terror € Kosentrasi
€ Sleep apnea € Tremor
€ Narkolepsi € Kecemasan
Gangguan lingkungan € Delusi, Halusinasi
€ Tidak ada gangguan € Lingkar mata
€ Ada:
€ Temperatur dan kelembaban ruangan
€ Pencahayaan
€ Gangguan dari teman satu kamar
€ Tindakan yang mengganggu (monitoring, pengobatan, tes lab)
34
f. Pola persepsi – kognitif
DS:
Keluhan yang terkait dengan persepsi Kognisi:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
35
Sensation/Perception
DS:
Keluhan yang terkait dengan Persepsi sensori:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Gangguan persepsi-sensori:
€ Tidak Ya,
(jika Ya)
€ Penglihatan : …………………… Alat bantu : …………………………
€ Pendengaran: …………………… Alat bantu : …………………………
€ Sensasi dan kelemahan ekstre mitas
€ Sentuhan: Tajam Tumpul Panas Dingin
€ Pengecap
€ Adanya perubahan dalam pola kebiasaan
€ Adanya perubahan dalam kemampuan problem solving (ya)
€ Adanya disorientasi
€ Halusinasi
€ Gangguan komunikasi
€ Konsentrasi yang buruk
€ Distorsi sensori
€ Keluhan lain ……………………………………………………………
Sakit kepala : Tidak ada Ada, lokasi: ……………………. Frekuensi: ……………………………
Riwayat kejang, pingsan/dizziness Ya Tidak
Pemeriksaan Neurologis:
€ Nerve I (Olfactory)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve II (Optic)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve III (Oculomotor), IV (Trochlear), dan VI (abducens)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve V (trigeminal)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve VII (facial)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve VIII (acoustic)
………………………………………………………………………………………………………………
€ Nerve IX (gloddopharyngeal) dan X (vagus)
………………………………………………………………………………………………………………
36
€Nerve XI (spinal, accessory)
………………………………………………………………………………………………………………
€Nerve XII (hypoglossal)f
……………………………………………………………………………………………………………… Pemeriksaan Refleks:
€Refleks Fisiologis
€Refleks Patologis
Kanan123 4
Pemeriksaan Visus :
OD : OS :
Cognition
DS:
Keluhan yang terkait dengan kognisi:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Keluhan yang berkaitan dengan kognisi: Hasil Mini Mental Scale:
€ Confusion ……………………………………
€ Tidak Ya Kesiapan untuk belajar
(jika Ya)
€ Siap
€ Kerusakan memori jangka panjang
€ Tidak
€ Kerusakan memori jangka pendek
€ Gangguan dalam menginterpretasikan
€ Demensia Data terkait:
€ Keluhan lain…… € Stress psikologis
€ Gangguan dalam Pengetahuan € Penyalahgunaan Alkohol
€ Tidak Ya € Delirium
(jika Ya) € Dimensia
€ Secara verbal menyatakan adanya masalah € Usia lebih dari 60 tahun
dalam pengetahuan
37
€ Tidak dapat mengikuti perintah secara tepat € Alzaimer’s disease
€ Prilaku yang tidak sesuai (histeris, € Korsakoff’s psychosis
bermusuhan, agitasi, apatis) € Cidera kepala
€ Keluhan lain ………… € Gangguan neurologis
€ Gangguan Memori € Data lain …………………………………..
€ Tidak Ya
€ Ketidakmampuan untuk menunjukkan
kemampuan yang telah dipelajari
€ Ketidakmampuan untuk mempelajari
sesuatu yang baru
€ Ketidakmampuan mempertahankan
informasi yang baru
€ Ketidak mampuan untuk me-recall informasi
€ Keluhan lain …………………………………
Communication
Subjective
Apakah pasien menceritakan perasaannya, kecemasan, ketakutan, kebutuhan, dll?
€ Ya Tidak
Objective
Bahasa yang digunakan :
Kesulitan mengucapkan kata/ keterangan: Ya Tidak
Alat bantu yang digunakan:
Data Observasi:
€ Tidak dapat berbicara
€ Kesulitan dalam menggunakan bahasa tubuh
€ Kesulitan dalam menggunakan ekspresi wajah
€ Tidak ada kontak mata
€ Data lain ……………………………………………………………………………………………………………………………………
38
g. Pola Persepsi Diri
Personal Identity
€ Bagaimana pasien mendeskripsikan diri pasien
Saya merasa kurang percaya diri Ketika berada diluar rumah
€ Bagaimana pasien mendiskripsikan kelebihannya
……………………………………………………………………………………………………………
€ Bagaimana pasien mendiskripsikan kekurangannya
……………………………………………………………………………………………………………
€ Prestasi/ keberhasialan apa yang pernah diraih
……………………………………………………………………………………………………………
€ Apa yang pasien ingi rubah dari diri pasien jika mungkin untuk diubah
……………………………………………………………………………………………………………
Body Image
€ Fokus perhatian pasien pada kondisi kesehatan fisiknya adalah
……………………………………………………………………………………………………………
€ Bagaimana pasien mendiskripsikan kelebihan kondisi fisiknya/tubuhnya
……………………………………………………………………………………………………………
€ Bagaimana pasien mendiskripsikan kekurangan kondisi fisikya/tubuhnya
……………………………………………………………………………………………………………
€ Penampilan fisik seperti apa yang ingin pasien ubah
……………………………………………………………………………………………………………
Self-Esteem
€ Deskripsi pasien mengenai diri pasien
……………………………………………………………………………………………………………
€ Apakah pasien menilai dirinya baik atau buruk
terlihat buruk dan kurang sempurna
39
Treats to Self Concept
40
€ Kondisi sekarang ini apa yang membuat pasien merasa stress
……………………………………………………………………………………………………………
€ Apa yang membuat pasien marah
……………………………………………………………………………………………………………
Respon subjektif
€ Berduka
€ Kecemasan/Ketakutan, Skor:…………..
€ Putus asa/ HDR
€ Keinginan mencedarai diri/ Orang lain
€ Mengisolasi diri
€ Menganggap diri negative
€ Kehilangan bagian tubuh (amputasi)
€ Trauma tubuh/cacat
€ Kontak mata ……………
Dukungan social :
Kesehatan orang terdekat :
Stress/ perhatian lain
Kemampuan orang terdekat dalam memberikan perawatan :
Pekerjaan :Konflik peran/perubahan peran :
Perubahan dalam gaya hidup Pengunjung Pasien
:
:
41
Komunikasi antar anggota keluarga/teman :
Interaksi dengan orang lain :
i. Pola Fungsional Seksual
42
g. Pola manajemen stress koping
Tahapan lost and grieving dalam berespon terhadap Siapakah orang terdekat dengan pasien:
penyakitnya: …………………………………………………………………….
€ Denial Adakah support sistem : ………………………………
€ Anger Siapa :
€ Depression
……………………………………………………………
€ Bargaining
€ Acceptance
Trauma fisik :
…………………………………………………………………
43
h. Sistem Kepercayaan Nilai
SAFETY /PROTECTION
DS:
Keluhan yang terkait dengan safety&protection :
44
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Infeksi Thermoregulation
Pengkajian faktor risiko: Verbalisasi perasaan panas/dingin:
€ Prosedur invasif (pemasangan tanggal): € Ya Tidak
€ IV Line, Tanggal:
€ DC, Tanggal : Fluktuasi suhu tubuh di atas dan di
€ Nefrostomi, Tanggal :
bawah rentang normal:
€ CVC, Tanggal :
€ Lain – lain …………………….. € Ya Tidak
€ Imunosupresi
€ Imunosupresan Data yang berkaitan dengan
€ Malnutrisi
thermoregulation:
€ Ketidak adekutan sistem pertahanan sekunder (penurunan
Hb, leukopeenia) € Kulit dingin Kulit hangat
Data lain …………………………………………………. Kulit merah
€ Pucat Perspirasi
Kejang
Skala Plebitis: € Menggigil Kuku sianotik
………………………………………………………………… Piloereksi
Physical Injury
Adanya sekret atau obstruksi pernafasan € Risiko jatuh:
€ Tidak Ya € Level I Level II, dengan 2
(Jika Ya) atau lebih factor risiko
€ Tidak bisa batuk berikut:
€ Ada dyspea o Usia > 65 tahun
€ Perubahan RR o Riwayat jatuh (dalam 3
€ Data lain ………………………………… bulan terakhir)
Adanya resiko aspirasi: o Penggunaan obat-obatan
(hipnotik, analgetik,
€ Tidak Ya
psikotropik, antihipertensi,
(Jika Ya)
diuretic, laksatif)
€ Gangguan menelan
o Kerusakan fisik ringan s.d
€ Terpasang selang untuk makna
berat (termasuk kerusakan
€ Batuk
mobilitas
€ Data lain terkait aspirasi ………………….
fisik/visual/auditory)
€ Trauma jaringan/kerusakan kulit/jaringan, lokasi:
o Gangguan kognitif
……………………………………………………
45
€ Derajat decubitus:
€ Derajat IV Resiko Dekubitus (Braden Skale): Profil darah abnormal:
o Tidak (skore > 16)
……………………………………………………………
o Ada, Skala :
€ Resiko kecil (skore 15 atau 16) …………………
€ Resiko sedang (skore 13 atau 14) ……………………………………………………………
€ Resiko tinggi (skore ≤ 12)
…………………
……………………………………………………………
…………………
Bahaya lingkungan:
……………………………………………………………
…………………
……………………………………………………………
…………………
……………………………………………………………
…………………
46
COMFORT
Physical Comfort/ Enviromental Comfort / Social Comfort
Skor nyeri = ………… Skala pengukuran: numeric (1-10) penilaian ekspresi wajah
Onset :
Provokatif : Kegelapan Cahaya Gerakan Berbaring Lain-lain:
Quality : Sakit Tumpul Tajam Tusuk Seperti terpukul
Kram Terbakar Tertembak Seperti ditekan Lain - lain
Regio : Time : Terus-menerus Hilang-timbul Lain-lain:
< 6 bulan > 6 bulan
Severe:
Diringankan dengan:
Makan Relaksasi aplikasi hangat-dingin Obat …………… Lain-lain:……………
Dampak nyeri: Pola tidur Nafsu makan Aktivitas Pola hubungan-peran
Emosi Lain-lain: ………………………………………………………………………………………
Pasien meras tidak nyaman: Apakah pasien merasa Mual
€ Tidak Ya € Tidak Ya
(jika Ya) (jika Ya)
€ Merasa dingin/panas
€ Pasien melaporkan adanya perasaan
€ Menangis: ingin muntah
€ Cemas € Peningkatan saliva
€ Mengerang
€ Penolakan terhadap makanan
€ Melaporkan adanya ketidak nyamanan € …………………………………………………………
€ Tidk bisa tidur ………………..
€ …………………………………………………………………………
47
Post Tindakan Operasi : 15 menit pada 1 jam pertama, 30 menit pada 2 jam selanjutnya
1 jam pada 4 jam selanjutnya
Post Intervensi Non farmakologik : 15 menit
Intervensi Non Farmakologik: 1. Distraksi 4. Guiding Imagery 7. Kompres 10. Lain-
2. Relaksasi 5. Positioning panas lain:
3. Massage 6. TENS 8. Kompres
Dingin ………………
9. Akupuntur
……
GROWTH/DEVELOPMENT
Growth/ Development
Erikson (Tahap apa yang diharapkan? Saat ini klien ada dalam tahap yang mana?)
Subjective
Objective
48
Data Pasien
Data Klinik
Data Laboratorium
49
Volume urin tampung 800 cc 500 cc
Kesimpulan
Ureum / Bun 6-21 mg/dL 6-21 mg/dL
Kretainin 1,2 mg/dL 1,2 mg/dL
Leukosit : Normal
Trombosit : Normal
50
51
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DS : pasien Agen cedera biologis Nyeri akut
mengeluhkan nyeri
pada bagian perut
DO:
P=Nyeri akan
Bertambah jika
bergerak.
Q=nyeri tidak menyebar
R= nyeri pada bagian perut
S=5
T=Nyeri berlangsung
terus menerus
DS:- Klien
mengatakan Harga diri rendah Gangguan citra tubuh
klien sering
menyendiri di
rumah
52
Prioritas Masalah Keperawatan
D. Diagnosa Keperawatan
S:-
13.30 O:Ceftriaxone 1
● melanjutkan gram/ 12 jam (IV)
pemberian (Hanifah Lintang)
obat analgetik
52
S: pasien
(Ceftriaxone 1
gram) mengatakan masih
terasa nyeri
O: TD: 110/70
mmHg
N :80 kali/menit S:
36,1 º C
R: 24 kali/menit
Skala nyeri :5
A: masalah
belum
teratasi
sebagia
P:intervensi
dilanjutkan
(Hanifah Lintang)
2. Ganguan Citra tubuh Setelah dilakukan Tindakan bantu pasien Dapat membantu 08.00
mendiskusikan Dapat membantu S: -
berhubungan dengan selama 2x24 jam diharapkan menurunkan ansietas dan O: pasien masih
stressor yang
harga diri rendah Ganguan Citra tubuh merangsang identifikasi menurunkan terlihat murung
mempengaruhi
citra diri terkait perilaku koping. ansietas dan
berkurang dengan kriteria (Hanifah Lintang)
dengan Membantu memfasilitasi merangsang
hasil : kondisikongennit adaptasi yang positip serta identifikasi
al,cedera,penyaki mengurangi perasaan
● gambaran internal perilaku koping.
t, atau ansietas
tubuh : 4 pembedahan mengidentifikasi
53
● kepuasan dengan monitor kelompok pendukung 08.40
frekuensi dari yang tersedia bagi pasien Membantu S:pasien mengatakan
penampilan tubuh : 4 sulit beradaptasi
pernyataan Membantu pasien belajar memfasilitasi
● penyesuaian terhadap mengkritisi diri sosialisasi dengan adaptasi yang O: pasien belum
gunakan Latihan kelompok remaja atau positip serta sepenuhnya
perubahan fungsi mengurangi beradaptasi
membuka diri yang lain.
tubuh :4 perasaan ansietas
dengan memonitor frekuensi
kelompok remaja dari pernyataan (Hanifah Lintang)
atau yang lain mengkritisi diri 10.00
yang sangat kesal mengidentifikasi
pada atribut fisik S:-
kelompok
yang normal O: pasien terlihat
pendukung yang
masih merasa denial
bantu pasien tersedia bagi
untuk pasien (Hanifah Lintang)
mengindetifikasi
Tindakan- 13.00
tindakan yang Membantu pasien
akan belajar sosialisasi S:-
meningkatkan dengan kelompok O: pasien terlihat
penampilan remaja atau yang masih sulit
tentukan harapan lain. bersosialisasi
citra diri pasien (Hanifah Lintang)
didasarkan pada
tahap 13.30
perkembangan memonitor
frekuensi dari S:-
pernyataan O: pasien tampak
mengkritisi diri kurang percaya diri
dengan tubuhnya
(Hanifah Lintang)
S: pasien mengatakan
54
sulit beradaptasi
O: pasien tampak
murung, denial, kurang
percaya diri dengan
tubuhnya
A; masalah belum
teratasi
P: intervensi
dilanjutkan
(Hanifah Lintang)
55
HARI/TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
26 oktober 2022 08.00 S:pasien mengatakan masih terasa nyeri
nyeri akut berhubungan dengan agen melakukan pengkajian nyeri O: P= Nyeri akan bertambah jika bergerak.
komprehensif yang meliputi lokasi
cedera biologis Q= nyeri tidak menyebar
karakteristik, durasi, frekuensi dan
kualitas, intensitas serta apa yang R= nyeri pada bagian perut
mengurangi nyeri dan faktor yang
S=4
memicu
T= Nyeri berlangsung terus menerus
(Hanifah Lintang)
08.40
S: pasien mengatakan masih terasa sedikit
Memonitor tanda-tanda vital
pusing
O: TD: 110/70 mmHg
N :80 kali/menit
56
S: 36,1 º C
R: 24 kali/menit
(Hanifah Lintang)
10.00
S:-
mengajarkan teknik relaksasi
O: pasien tampak sedikit rileks
(Hanifah Lintang)
13.00
mengatur posisi yang
S: -
menyenangkan
O: pasien tampak merasa nyaamn ,
13.30
(Hanifah Lintang)
melanjutkan pemberian obat
analgetik
S:-
57
O:Ceftriaxone 1 gram/ 12 jam (IV)
(Hanifah Lintang)
58
08.40 S:pasien mengatakan sudah mulai beradaptasi
Membantu memfasilitasi adaptasi yang O: pasien belum sepenuhnya beradaptasi
positip serta mengurangi perasaan
ansietas (Hanifah Lintang)
S:-
10.00 O: pasien terlihat bersikap menerima keadaan
mengidentifikasi kelompok pendukung tubuhnya saat ini
yang tersedia bagi pasien
(Hanifah Lintang)
S:-
13.00 O: pasien terlihat mulai bersosialisasi
Membantu pasien belajar sosialisasi (Hanifah Lintang)
dengan kelompok remaja atau yang lain.
13.30 S:-
memonitor frekuensi dari pernyataan O: pasien tampak sedikit percaya diri dengan
mengkritisi diri tubuhnya
(Hanifah Lintang)
(Hanifah Lintang)
59
60
61
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker ovarium merupakan kanker ginekologis yang paling mematikan karena
pada umumnya baru bisa terdeteksi ketika sudah parah dan tidak ada tes screening awal
yang terbukti untuk penyakit ini. Tidak ada tanda awal yang pasti juga. Beberapa
perempuan mengalami ketidak nyamanan pada abdomen dan bengkak. Penyakit ini
merupakan kanker ganas yang berasal dari ovarium. Penyebab kanker ovarium belum
diketahui secara pasti namun memiliki beberapa faktor resiko terjadinya kanker ovarium
meliputi faktor liingkungan, merokok, infeksi HIV, Infeksi bakteri klamida, pil KB, hamil
pertama pada usia muda, faktor reproduksi dan faktor genetik. Adapun gejala pada kanker
ovarium ini yaitu keputihan, pendarahan setelah bersenggama, timbulnya pendarahan
setelah manopause, timbul gejala anemia, timbul nyeri panggul.
Adapun penyebaran kanker ovarium ini melalui pembuluh limfe, pembuluh darah,
penyerangan langsung ke parametrium, korpus uterus vagina dan kandung kemih. Kanker
ovarium sendiri dikelompokkan menjadi tiga yaitu tumor-tumor epiteliel, tumor stroma
gonad, tumor-tumor sel germinal. Adapun juga penatalaksanaan yang dilakukan pada
orang yang terinveksi kanker ovarium , terdapat dua penatalaksanaan, penatalaksanaan
medis dan keperawatan. Penatalaksanaan medis meliputi pembedahan, radioterapi,
kemoterapi dan pemeriksaan penunjang. Untuk yang penatalaksanaan keperawatan yaitu
dengan melakukan pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan
klien dna mengurangi rasa cemas, intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk
membantu klien mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis,
memperjelas nilai dan dukungan spiritual dan menemukan kekuatan diri untuk
menghadapi masalah.
B. Saran
1) Bagi para wanita, diharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap penyebab
kanker serviks salah satunya dengan melakukan test pap smear secara rutin agar
dapat terhindar dari kanker oavarium.
2) Bagi penderita, diharapkan dapat membuka diri untuk mengungkapkan isi hatinya
terkait dengan permasalahan kesehatan yang mereka rasakan pada orang terdekat
67
sehingga akan mengurangi dampak-dampak negatif seperti depresi akibat sakit
yang dialaminya.
3) Bagi keluarga pasien, diharapkan lebih memperhatikan kondisi fisik dan psikis
pasien agar pasien tidak terlalu terganggu dengan penyakit yang dialaminya.
4) Untuk para dokter, perawat serta tenaga medis lainnya, diharapkan untuk lebih
memperhatikan permasalahan psikologis yang muncul seperti depresi selama
pasien menjalani prosedur pengobatan, agar tidak mengganggu jalannya proses
pengobatan pasien. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga professional lainnya
seperti psikolog untuk membantu menanggulangi permasalahan psikologis yang
dialami oleh pasien.
68
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
69