Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KANKER KOLONREKTAL

DISUSUN OLEH :

Raihannisa Agustina (2011102411188)

Salsa Nabila Putri Ramadini (2011102411005)

Salsabila Husna (2011102411125)

Sri Purtini (2011102411186)

Windu Fahrian (2011102411191)

Muhammad Rio Aditya (2011102411008)

Annisa Rahmawati (2011102411077)

Divani Yunistria Rohman (2011102411092)

Adi Wijaya (2011102411107)

Ilham Maulana Ibrahim (2011102411140)

Alvito Zidane Pamungkas (2011102411114)

Risky Rachman Saputra (2011102411067)

Riky Sanjaya (2011102411004)

Risa Salsabila Novia Sinta (20111024111185)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2022
A. TEORI

1. Definisi
Neoplasma/kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal
akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan.
Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker
(cancer). (SylviaA Price,2005).
Karsinona atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering
ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid.
Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin
Tucker,1998). Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh didalam
permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas bias disebut adnemo yang dalam stadium awal
membentuk polip (sel yang numbuh sangat cepat).(www.republika.co.id).
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon adalah tumbuhnya
sel-sel ganas dipermukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi tersering
timbulnya kanker kolon adalah dibagian sekum asendensd, dan kolon sigmoid, salah satu
penatalaksanaanya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi
faeces. Kanker colon adalah penyebab kedua kematian Amerika Serikat setelah kanker
paru-paru. (ACS 1998)
2. Etiologi
Penyebab dari pada kanker colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran
pada usus besar (aliran depan feses) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan
yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society. The National Cancer Institute, dan
organisasi kanker lainnya. Faktor resiko telah terindentifikasi. Faktor resiko untuk kanker
kolon yaitu :
- Usia lebih dari 40 tahun
- Darah dalam feses
- Riwayat polip rektal atau polip kolon
- Adanya polip adematosa atau adenoma villus
- Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau polyposis dalam keluarga
- Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
- Diet tinggi lemak, protein, daging, dan rendah serat.
Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang
menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu
peredaran pada perut. Yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker.
Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan
sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus
besar. Daging yang di goring dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang
menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam
jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa
kelompok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi
sayuran serta buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventist).
Makanan yang harus dihindari :
- Daging merah
- Lemak hewan
- Makanan berlemak
- Daging dan ikan goring atau panggang
- Karbohidrat yang disaring (example : sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi :
- Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya craciferous vegetables dari golongan
kubis (seperti : brokoli, Brussels sprouts)
- Butir padi yang utuh
- Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor colon menghasilkan adenoma, faktor utama yang
membahayakan terhadap kanker colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type
adenoma colon yaitu : tubular, viluos, dan tubule vilous. Meskipun hampir besar
kanker colon berasal dari adenoma, hanya 5% dari semua adenoma colon menjadi
manigna, vilous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.

Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak
diketahui polyposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen
autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon
dan rektum. Resiko dari kanker pada tempat familiar polyposis mendekati 100% dari
orang yang berusia 20-30 tahun. Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis
atau penyakit crohn’s mempunyai resiko terhadap kanker colon. Penambahan resiko
pada pemulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon.
Resiko dari kanker colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga
menderita penyaki tersebut.

3. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kankenr, tahap penyakit dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi.
Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia yang tidak
diketahui penyebabnya, anoreksia, atau penurunan berat badan dan keletihan. Gejala
yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan
melena (feses hitam seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri
adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dank ram, penipisan feses,
konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang
dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah
defekasi, konstipasi dan diare bergantian. Serta feses berdarah.
Kanker kolorektal biasanya baru menimbulkan gejala ketika sel kanker sudah makin
berkembang. Gejalanya bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi kanker.
Beberapa gejala kanker kolorektal yang dapat muncul adalah:
- Diare
- Sembelit
- Buang air besar terasa tidak tuntas
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
- Perdarahan pada rektum (bagian ujung usus besar)
- Buang air besar berdarah
- Mual
- Muntah
- Perut terasa nyeri, kram, atau kembung
- Tubuh mudah lelah
4. Patofisiologi
Patofisiologi kanker kolorektal dimulai dari transformasi sel epitel normal kolon
menjadi lesi prekanker dan pada akhirnya menjadi karsinoma invasif. Diduga proses
transformasi ini melibatkan mutasi genetik, baik bersifat somatik maupun turunan. Bukti
ilmiah menunjukkan bahwa kanker kolorektal sering kali terjadi dari polip adenomatosa
yang berubah menjadi invasif dalam waktu 10-15 tahun. Oleh karenanya, pengangkatan
polip adenomatosa dilaporkan mampu menurunkan risiko kanker kolorektal. Sejauh ini,
terdapat 3 jalur molekular utama yang dihubungkan dengan patofisiologi kanker
kolorektal, yaitu instabilitas kromosom, mismatch repair, dan hipermetilasi.
- Instabilitas Kromosom
Bukti ilmiah menyebutkan bahwa 85% dari kanker kolorektal mengalami instabilitas
kromosom, yang meliputi jumlah kromosom dan perubahan struktur kromosom.
Instabilitas kromosom ini akan menyebabkan gangguan keseimbangan terkait
onkogen dan supresor tumor, sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang
abnormal.
- Mismatch Repair
Sel dengan defisiensi DNA mismatch repair akan mengalami akumulasi error
genomik yang menyebabkan tingginya level instabilitas mikrosatelit. Instabilitas
mikrosatelit berbeda dengan instabilitas kromosom. Instabilitas mikrosatelit ditandai
dengan adanya lokus mikrosatelit tidak stabil minimal 30% pada 5-10 lokus yang
terdiri dari traktus mono dan dinukleotida. Perubahan ini dilaporkan ditemukan pada
15% kasus kanker kolorektal.
- Hipermetilasi
Hipermetilasi pada DNA dapat mengaktivasi atau menginhibisi ekspresi berbagai
gen. Dalam kasus kanker kolorektal gen yang mengalami hipermetilasi adalah BRAF
dan MLH1. 
5. Pathway

6. Klasifikasi

Stadium kanker merupakan salah satu hal yang penting untuk menentukan
tatalaksana maupun prognosis. Ada berbagai macam teori untuk menentukan
pembagian stadium dari kanker kolorektal, salah satunya yaitu pembagian stadium
TNM. Berikut adalah klasifikasi TNM43 :

1) Tumor Primer (T)


TX : Tumor primer tak dapat ditentukan
TO : Tidak ditemukan tumor primer
Tis :Carcinoma in situ : invasi intraepithelial ke lamina propria
T1 : Tumor menginvasi submucosa
T2 : Tumor menginvasi muscularis propria
T3 : Tumor menginvasi muscularis propria ke subserosa atau perikolika atau Jaringan
perirektal
T4 : Tumor menginfiltrasi organ atau struktur atau ke peritoneum visceral
2) Kelenjar Limfe Regional (N)
NX :Kelenjar Getah Bening (KGB) regional tidak dapat ditentukan
N0 : Tak terdapat keterlibatan KGB regional
N1 : Metastasis ke 1-3 KGB regional
N2 : Metastasis ke 4 atau lebih KGB regional
3) Metastasis jauh (M)
MX : Tidak dapat ditentukan adanya metastasis jauh
M0 : Tidak terdapat metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh

7. Komplikasi
Komplikasi paling umum dari kanker kolorektal adalah kanker yang menjalar ke
bagian tubuh lainnya. Komplikasi bisa muncul akibat proses pengobatan. Komplikasi
tersebut antara lain: 

 Retensi urine;
 Kebocoran dari lokasi bedah;
 Nyeri;
 Reaksi alergi kulit atau sensasi terbakar;
 Penyumbatan mekanis (penyempitan);
 Perdarahan dan radionekrosis (kerusakan jaringan akibat energi radiasi);
 Mual dan muntah;
 Diare;
 Ketidakmampuan untuk melawan infeksi;
 Reaksi alergi.

8. Pencegahan

Untuk mencegah kanker kolorektal dapat dengan cara melakukan skrinning sehingga


kanker dapat terdeteksi sedini mungkin. Kanker kolorektal akan lebih mudah ditangani dan
memiliki peluang sembuh lebih besar apabila dapat terdeteksi sedari dini. Terdapat berbagai
cara yang dapat dilakukan untuk melakukan skrinning kanker kolorektal, di antaranya adalah:
1. Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah skirinning atau pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi
adanya perubahan yang tidak normal pada usus besar (kolon) dan rektum. Pemeriksaan
ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang fleksibel yang terdapat kamera
kecil pada ujung selang ke dalam anus. Kolonoskopi dianjurkan untuk dilakukan setiap
10 tahun sekali agar dapat mendeteksi kanker kolorektal sedini mungkin.
2. CT Colonography
Kolonoskopi virtual atau CT Colonography merupakan sebuah tes visual pada usus besar
(kolon) menggunakan CT Scan. Perbedaan antara kolonoskopi virtual dan kolonoskopi
biasa yaitu pada pemeriksaan kolonoskopi virtual tidak menggunakan selang fleksibel
yang harus dimasukkan ke dalam anus.
3. Sigmoidoskopi
Sigoidoskopi adalah jenis pemeriksaan yang bertujuan untuk mengevaluasi kondisi usus
besar (kolon) bagian bawah. Prodesur pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang tipis dan lentur atau sigmoidoskop ke dalam anus dengan
tujuan untuk melihat kondisi di dalam rektum dan kolon.
4. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses juga meliputi pemeriksaan darah dan mendeteksi sel kanker dari feses.
Hal ini dapat membantu mendeteksi kanker kolorektal secara dini. Pemeriksaan ini
dianjurkan untuk dilakukan setiap 1 hingga 3 tahun sekali. Dengan melakukan
pemeriksaan-pemeriksaan yang ada, dapat membantu anda untuk mendeteksi kanker
kolorektal sedini mungkin. Sehingga, penanganan kanker kolorektal dapat dilakukan
secara tepat dan memiliki peluang sembuh yang lebih besar. Tentunya selain
melakukan skrinning, penerapan pola hidup sehat juga berperan penting dalam
membantu mencegah berkembangnya kanker kolorektal.

9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik.Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen
darah dapat diberikan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering
dalam bentuk pendukung atau terapiajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan
selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi,terapi radiasi dan atau
imunoterapi.Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan
ini sering dikombinasidengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas
terapi. Bahkan ada yang memberikan 3macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol,
dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelahdilakukan pembedahan sebaiknya
dilakukan radiasi dan kemoterapi.
b. Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan
rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada 
satu sisi dapatdiangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan
polipektomi merupakan
suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedah
an pada beberapakasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat
keputusan dikolon, massa tumorkemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan
untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas Bserta lesi C. Pembedahan
kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D.
Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menye
bar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan.
Tipe pembedahan tergantung dari lokasi danukuran tumor. Prosedur pembedahan
pilihan adalah sebagai berikut;
- Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus
pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
- Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan
tumor dan porsisigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
- Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosislanjut dari kolostomi
- Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang
tidak dapatdireseksi)
c. Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
 Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan
padakurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan
lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi
sementara atau permanen. Inimemungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon
keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkandengan penempatan kolostomi
yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar
d. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan
e. Penatalaksanaan Diet

1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat


dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan k
otoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang
terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yangmemicu sel kanker.
2.  Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)

3. .Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi


terutama yangterdapat pada daging hewan.

4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal


tersebut dapat memicusel karsinogen / sel kanker.

5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.

6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur

10. Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi


maupun kolonoskopi.Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat
dilihat dengan jelas pada endoskopi, danuntuk menegakkan diagnosis perlu
dilakukan biopsi.
2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah :
foto dada dan fotokolon (barium enema).Pemeriksaan dengan enema barium
mungkin dapat memperjelas keadaan tumor danmengidentifikasikan letaknya. Tes
ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada
isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil 
kemungkinantidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum
dilakukan setelahsigmoidoscopy dan colonoscopy.Computer Tomografi (CT)
membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. ChestX-ray dan
liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya
metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan
tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihatsuatu filling defect
pada suatu tempat atau suatu striktura.
3. Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya
metastasiskanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.
4. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di
beberapa tempatuntuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis.
Gambaran histopatologikarsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu
ditentukan differensiasi sel.
5. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal,
walaupun demikiansetiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb.
Tumor marker (petanda tumor)yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih
dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinomakolorektal yang sudah lanjut.
Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untukmendeteksi secara dini
karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada
sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu
diperiksatinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.
6. Scan (misalnya,MR1.CZ:gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan
diagnostik,identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan
menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit,
organ dan sebagainya.
8. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan
anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat
atau berkurang.
9. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer

B. ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. pengkajian

1. Biodata :

Pasien
 Nama : Tn. A

Umur : 35 th

Agama : Islam

Pendidikan : Sarja

Pekerjaan : PNS

Status Pernikahan : Menikah

Alamat : Kalirejo, Lampung Tengah

Tanggal Masuk RS : Jumat,, 11  Maret 2022

Diagnosa Medis : Ca. Colon

2. Keluhan Utama

  Nyeri hebat pada bagian perut

3. Riwayat Kesehatan :

A. Riwayat Penyakit Sekarang :Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 Mei 2012 akibat
mengalami penyakit Ca. Colon. Kliendatang ke RSUD Pringsewu diantar oleh keluarganya
melalui IGD, pada tanggal 5 Mei 2012,dengan keluhan nyeri pada abdomen, kram perut, pola
defekasi bermasalah, sering sembelit,feses berwarna kehitaman dan kadang disertai darah merah
segar, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan cepat letih. 

B. Riwayat Penyakit Dahulu :Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau
obat-obatan, hanya saja tidakterlalu suka sayuran. + 4 tahun yang lalu klien pernah terkena
penyakit thypoid sampaidiopname. Klien pernah mengalami kecelakaan motor namun tidak
fatal. Keluarga klienmengatakan bahwa klien hampir setiap hari mengkonsumsi daging hewan,
jarang makan sayur,dan klien mempunyai riwayat peminum / alkoholic.

C. Riwayat Penyakit KeluargaKeluarga klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit keturunanyang umumnya menyerang, seperti DM, Asma, Hipertensi

4. Basic Promoting physiology of Health

1. Aktifitas dan latihan 

 Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi dengan beristirahat di rumah
dan berkumpul bersama keluarga. Klien jarang berolahraga. Saat sakit, klien hanya bisa
berbaring ditempat tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu oleh keluarganya.
2. Tidur dan istirahat 

 Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur malam karena
klien jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam tidur. Saat sakit lama tidur
klien hanya 5 jam dengan tidur siang selama 1 jam. Klien kadang-kadang kesulitan tidur di
rumah sakit karenanyeri yang dialami klien, klien tampak lemah.

3. Kenyamanan dan nyeri 

 Klien merasakan nyeri pada perutnya dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri akan lebih
terasamenyakitkan jika beraktifitas dan saat defekasi, dan akan berkurang saat klien
beristirahat.Region nyeri yaitu pada abdomen bagian bawah (dessendens bawah). Skala nyeri
klien 8, rautmuka klien tampak menahan nyeri.

4. Nutrisi 

 Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam kerja
yangmengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 68 kg. Berat badan dalam 2 bulan
terakhirturun drastis menjadi 57 kg. Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi klien yaitu
daginghewan dan makanan cepat saji (sate & gulai). Klien tidak suka sayuran, dan tidak
memiliki pantangan terhadap makanan apapun. Klien tidak pernah mengalami operasi gastrointe
stinal.Saat sakit, klien hanya mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau, buah tapi jarang habis
karenaklien mual, tidak nafsu makan, & klien tidak makan yang pedas & berminyak. Diet di
rumahsakit adalah diet rendah lemak hewani dan tinggi serat. Kebutuhan pemenuhan nutrisi
dibantuoleh keluarganya.

5. Cairan, elektrolit, dan asam basa 

 Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat sakit, frekuensi minum klien + 2-
3gelas/hari. Turgor kulit tidak elastis. Klien mendapat support IV Line jenis RL 20 tetes/menit

6. Oksigenasi 

 Klien tidak mengalami sesak, tidak ada keluhan saat bernafas, irama teratur, klien tidak
batuk,klien tidak merokok, klien tidak terpasang oksigen.

7. Eliminasi fekal/bowel 

 Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning,
konsistensi padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.Saat sakit, klien
kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di RS, feses berwarna kehitaman,
konsistensi keras, kadang disertai darah merah segar, berbau anyir.

8. Eliminasi urin 

 Frekuensi BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami perubahan pola berkemih. Klien
tidakmenggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan bantuan keluarga

9. Sensori, persepsi, dan kognitif 

 Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori, persepsi,
dankognitif

5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe

a. Keadaan UmumKesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 110/90 mmHg, Nadi


70x/menit, irama regulerkekuatan sedang, Respirasi 26x/menit, irama regular, Suhu 36,50 C

b.  Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi
atau kotor. Rambut mudah patah saatdicabut, hitam tanpa uban, dan bersih.

Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris, konjungtiva tampak anemis,
sklera tidakikterik, pupil dapat merespon terhadap cahaya, palpebra normal, tidak ada oedema.
Lensa matanormal, jernih, visus mata kanan dan kiri normal. Tampak garis kehitaman pada
kelopak mataklien bagian bawah.

Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip, epistaksis, gangguan
indera pencium, atau secret.

Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien normal, tidak ada lubang, dan tidak ada
gigi palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis, dan tidak sianosis. Gusi klien berwarna merah, lid
ahklien tampak kotor.

Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan pendengaran.

Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada kaku kuduk, tidak
adahematoma, tida ada lesi.Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak hipremis, dan
tidak ada pembesarantonsil.

c. Dada : bentuk dada klien normal

Pulmo : Inspeksi : pengembangan dada simetris.

Palpasi : Fremitus taktil kanan sama dengankiri.

Perkusi : pulmo kanan dan kiri sonor.


Auskultasi : vesikuler pada pulmo kanan dan kiri

Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak nampak.

Palpasi : Ictus cordis teraba pada mid clavicula sic 5,

Perkusi : menunjukkan batas jantung normal

Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V sebelah kiri, Bunyi jantung II (SII)
diruang intercosta II sebelah kanan, Bunyi jantung III (SIII) tidak ada, murmur tidak ada.

d. Abdomen : inspeksi : bentuk agak cembung. Palpasi : adanya nyeri tekan pada perut


bawah.Auskultasi : peristaltik permenit.

e. Genetalia : Laki-laki : normal, tidak ada perdarahan.

f. Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada tumor.

g. Ekstremitas :- atas : Kekuatan otot ka/ki : 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif- bawah : kekuatan
otot ka/ki: 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktifPsiko sosio budaya dan spiritual :

Psikologis :

 Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah gelisah. Cara mengatasi gelisahnya
kliendihibur keluarga. Dukungan yang diberikan oleh keluarga sangat baik, keluarga
memberikansemangat kepada klien agar klien selalu berdo’a supaya cepat sembuh. Rencana
klien setelah masalah terselesaikan adalah istirahat di rumah. Klien juga mengatakansedikit
cemas dengan penyakitnya. Klien takut akan perubahan status kesehatannya

Sosial :

Aktivitas atau peran di masyarakat adalah sebagai anggota RT 5 Kalirejo. Kebiasaan


lingkunganyang tidak disukai adalah lingkungan yang kotor. Cara mengatasinya dengan
melakukankegiatan kerja bakti.

Budaya :

Budaya yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan yang dianut tidak
merugikankesehatannya.

Spiritual :

Aktivitas ibadah sehari-hari sholat 5 waktu. Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan
adalahyasinan. Keyakinan klien tentang masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami : klien
yakinakan dirinya pasti sembuh

6. Pemeriksaan Penunjang
Tes Diagnostik : (11 maret 2022)

Hematologi Hasil Nilai Normal Interpretasi

Hb 11,5 12-18g/dL turun

Ht/PVC 42 40-52% normal

Leukosit 7.000 4.000-10.000 /uL normal

Trombosit 253.000 150,000-450.000 /uL normal

Masa protrombin 13.0 11.0-17.0 detik normal

Radiologi :

-Foto colon ( Barium Enema)

-Colonoscopy

7. Terapi Medis

-Bed rest

-IVFD RL 20 tetes/menit

-Th/oral :

-Th/inj :

-Kemoterapi

-Leukovorin

-5-FU, Levamisol, Leuvocorin

-Pembedahan / Laparaskop

2. Proses Keperawatan

ANALISA DATA

Nama Klien : Tn. A No. Register :123


Umur : 35 tahun

Diagnosa Medis : Ca. Colon

Ruang Rawat : Paviliun Asri 3 

Alamat : Kalirejo

Tgl/Jam Data Fokus Problem Etiologi

05/05/2012, Ds : Nyeri akut Obstruksi tumor pada


08.00 WIB usus dengan
- Klien kemungkinan
Mengatakan menekan organ yang
perutnya sangat lain.
sakit bagian
bawah.
- Klien
mengatakan
perutnya
bertambah sakit
saat bergerak.
- Klien
mengatakan
nyeri hilang
timbul.

Do :

- Klien tampak
meringis
kesakitan
- Klien tampak
gelisah
- Klien tampak
tidak nyaman
dengan
perutnya
- Skala nyeri 8

06/05/2012, Ds : Nyeri akut Agen cedera fisik


13.00 WIB (insisi pembedahan)
- Klien
mengatakan
nyeri pada
daerah yang
insisi
- Klien
mengatakan
tubuhnya masih
lemah

Do :

- Klien tampak
lemah
- Klien tampak
menahan nyeri
- Ekspresi wajah
klien cemberut
- Tampak
kemerahan pada
daerah bekas
operasi

06/05/2012, Ds : Risiko Infeksi Tindakan invasive


13.30 WIB insisi post
- Klien pembedahan
mengatakan
gatal pada
daerah yang di
insisi
- Keluarga klien
mengatakan
badan klien
hangat

Do :

- Daerah
pembedahan
tampak masih
baru dan
terfiksasi
Leukosit :
15.000/UI
Suhu : 37,5 C

06/05/2012, Ds : Intoleransi aktifitas Kelemahan fisik


14.00 WIB
- Klien
mengatakan
punggungnya
terasa panas.
- Klien
mengatakan
susah bergerak
- Klien
mengatakan
tidak mampu
beraktifitas
secara mandiri

Do :

- Klien terlihat
berbaring di
tempat tidur
- Klien tampak
tepasang kateter
- Aktifitas klien
terlihat dibantu
keluarga
- Klien tampak
lemah
- Tampak adanya
luka insisi pada
perut klien

06/05/2012, Ds : Ketidakseimbangan Ketidakmampuan


15.00 WIB nutrisi kurang dari untuk mencerna
- Klien kebutuhan tubuh makanan
mengatakan
tidak nafsu
makan
- Klien
mengatakan
tubuhnya lemas
- Keluarga klien
mengatakan
klien belum
memakan
apapun pasca
operasi
- Klien
mengatakan
lidahnya terasa
pahit

Do :

- Klien tampak
lemas
- Bibir klien
tampak kering
& pucat
- BB turun ± 11
kg selama sakit

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (NANDA)

 Pre Operasi
Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain
 Post Operasi
- Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)
- Risiko infeksi b.d tindakan invasiv, insisi post pembedahan
- Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk
mencerna makanan

3. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon diperoleh data sebagai berikut :
 Aktivitas/ istirahat
Pasien dengan kanker kolonrektal biasanya merasakan tidak nyaman pada
abdomen dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan
pengkajian terhadap pola aktivitas dan tidur
 Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan : perubahan pada
tekanan darah
 Integritas ego
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress
(misalnya merokok,minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religious/spiritual). Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya,
alopesia, lesi, cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya,
putus asa, tidak mampu, tidak merasakan, rasa bersalah, kehilangan.
Tanda : kontrol, depresi. Menyangkal, menarik diri, marah.
 Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi
pasien, konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah
yaitu : frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah
dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang menyertai. Apakah kebiasaan
dirumah sakit sama dengan dirumah. Pada pasien dengan kanker kolonrektal
dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan observasi adanya distensi abdomen,
massa akibat timbunan feses. Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat
metastase, asites, pembesaran kelenjar inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan
supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat badan, lingkar perut, dan
colok dubur.
 Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan makan pasien dirumah dalam sehari, seberapa banyak dan
komposisi setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada
keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga
menyebabkan berat badan menurun.
Tanda : perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema
 Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga
sirkulasi darah ke otak tidak lancer.
 Nyeri/kenyamana
Gejala : tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
 Pernapasan
Gejala : merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).
Pemajanan asbes.
 Keamanan :
Gejala : pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari
lama/berlebihan.
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi
 Seksualitas
Gejala : masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan pada
tingkat kepuasan. Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini,
herpes genital.
 Interaksi sosial
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
 Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan dirumah, dukungan, atau
bantuan)
Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat kanker pada keluarga misalnya ibu atau bibi dengan kanker
payudara
Sisi primer : penyakit primer, tangga ditemukan didiagnosis
Penyakit metastatik : sisi tambahan yang terlibat, bila tidak ada riwayat alamiah
dari primer akan memberikan informasi penting untuk mencari metastatik.
 Riwayat pengobatan
Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan pengobatan yang diberikan.

4. Diagnosa Prioritas
- Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ
yang lain
Kami mengambil diagnosa ini sebagai diagnosa utama karena didasarkan pada
keluhan utama klien yaitu mengalami nyeri perut. Pada kasus ini, nyeri abdomen
tersebut karena adanya obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan
organ yang lain. Hal ini jika tidak segera ditangani akan berakibat fatal pada klien.
- Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)
Nyeri disebabkan karena adanya insisi post pembedahan. Nyeri yang dirasakan oleh
klien dalam kasus ini sangat hebat yaitu skala 8 yang menyebabkan klien kesulitan
dalam melakukan aktivitas dan istirahat.
- Risiko infeksi b.d tindakan invasive, insisi post pembedahan
Resiko infeksi pada klien disebabkan karena adanya luka heacing pasca operasi.
Pada kasus tersebut luka pada perut klien mengalami gatal dan kemerahan, dimana
hal tersebut merupakan tanda terjadinya infeksi.
- Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas terjadi karena adanya luka insisi post operasi menyebabkan
diskontuinitas jaringan sehingga fungsinya terganggu. Pada kasus klien mengalami
luka insisi sehingga kesulitan dalam beraktivitas. Klien mengatakan apabila bergerak
perutnya terasa amat nyeri, sehingga aktivitas klien perlu dibantu baik oleh keluarga
maupun perawat.
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
Ketidakseimbangan nutrisi pada klien terjadi karena fungsi digestif klien belum
berfungsi secara optimal pasca operasi, sehingga klien belum mampu mencerna
makanan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9017144/ASKEP_CA_Kolon_Kanker_Kolon

file:///C:/Users/USERX/Downloads/
Pandu_Prashanantyo_22010113130188_Lap.KTI_Bab2.pdf

https://www.alomedika.com/penyakit/onkologi/kanker-kolorektal/patofisiologi

https://www.alodokter.com/kanker-kolorektal

https://www.gleneagles.com.sg/id/facilities-services/centre-excellence/cancer-care/
colorectal-colon-cancer

https://www.halodoc.com/artikel/adakah-komplikasi-yang-diakibatkan-kanker-kolorektal
https://www.emc.id/id/care-plus/kanker-kolorektal-ternyata-sangat-mungkin-dicegah

https://www.google.com/search?q=pathway+kanker+kolorektal&sxsrf=APq-
WBuhG9gJRcy7inI3NhLoibfU9Qhvuw:1646982561994&source=lnms&tbm=isch&sa=X&
ved=2ahUKEwjB-
buUwL32AhV0UGwGHSBnAj0Q_AUoAXoECAEQAw&biw=1366&bih=657&dpr=1#img
rc=ECZ2xes-9GR4uM

Anda mungkin juga menyukai