Anda di halaman 1dari 19

TUTORIAL KEPERAWATAN MATERNITAS II

DISUSUN OLEH :

NAMA : NIM :
1. Shindi Prima utami 21117108
2. Shinta Prima Dewi 21117110
3. Sici Safitri 21117111
4. Siti Jamilah 21117112
5. Sri Inda Rahayu 21117113
6. Sri Wahyuni 21117114
7. Susanti 21117115
8. Suwindri 21117116
9. Syarah Huda 21117117
10. Tasya 21117118

Kelas : PSIK II.C


Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas II
Dosen Penguji : Yuniza, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikum warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan ini tentang pembahasan Tutor Kep. Materitas II.
Laporan tutor ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palembang, Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Kasus ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2


Tahapan Tutorial : ......................................................................................... 2
A. Step 1 (Klarifikasi Istilah) ................................................................. 2
B. Step 2 (Identifikasi Masalah) ............................................................ 3
C. Step 3 (Jawaban) ................................................................................ 3
D. Step 4 (Kerangka Konsep / Pathway)............................................... 5
E. Step 5 (LO) .......................................................................................... 6
F. Step 6 (Jawaban LO) ......................................................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8


A. Kesimpulan ......................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Kasus: Tutorial I
Pada tanggal 19 Maret 2018 seorang perempuan berusia 25 tahun hamil
32 minggu dating kepoliklinik dengan keluhan perdarahan vagina yang abnormal
dan terjadi terus menerus selama 1 bulan yang lalu. Pasien dirawat di ruang
kebidanan RS A. Saat ini pasien mengeluh sedikit perdarahan dari vagina dan
tidak ada abdominalgia. Tanpa pemeriksaan ginekologi pasien didiagnosis
abortus yang mengancam dan pasien dipulangkan dengan obat-obatan
mempertahankan kehamilan. Pada tanggal 17 April 2018 pasien dating kembali
dengan keluhan perdarahan vagina yang banyak melebihi darah menstruasi.
Petugas kesehatan curiga adanya kanker kemudian pasien dilakukan pemeriksaan
biopsy dan pemeriksaan hispatologi dan didapatkan hasil serviks bentuk
abnormal dan berisimassa seperti cauliflower dengan diameter 10 cm.
pemeriksaan rectal menunjukkan bahwa massa telah menyerang rongga panggul
kiri. Dan pasien didagnosis Caserviks stadium IIIB. Pasien dan keluarga meminta
untuk mempertahankan kehamilan dan kankernya di angkat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klarifikasi Istilah
1. Siti Jamilah : Hispatologi ?
2. Shinta Prima Dewi : Pemeriksaan ginekologi?
3. Shindi Prima Utami: Rektal ?
4. Sici Safitri : Abortus?
5. Tasya : Pemeriksaan biobsi ?
6. Sri Wahyuni : Cauliflower?
7. Susanti : Abdominalgia?

Jawab :
1. SyarahHuda : Pemerksaan tubuh manusia
2. Suwindri : Mengetahui kondisi organ genetalia
3. Sri Wahyuni : Anus
4. Susanti :Keguguran
5. Shindi Prima Utami: Pengambilan jaringan tubuh
6. Sici Safitri: Bengkak seperti kembang kol
7. Sri Inda Rahayu: Nyeri otot perut

B. Identifikasi Masalah (Membuat Pertanyaan)


1. Sri Wahyuni : Apa yang akan terjadi selanjutnya apabila kehamilannya
tetap dipertahankan?
2. Suwindri : Apakah ca cervik dapat mempengaruhi janin dalam rahim?
3. Susanti : Jelaskan bagaimana gejala klinik pada ca cervik dan
bagaimana kondisi pasca kemoterapi pada pasien ca cervik?
4. Tasya : Apakah bisa dilakukan caesar pada usia 32 minggu pada pasien
ca cerviks?
5. Sici Safitri : Bagaimana mengatasi perdarahan yang berlebihan pada
pasien ini?

2
6. Siti Jamilah : Apakah ca cerviks dapat diobati dengan menggunakan
pengobatan herbal dan apakah ada resiko dari pengobatan tersebut?

C. Menjawab Pertanyaan
1. Sici Safitri : Bisa berpengaruh pada janin dan ibu
2. Shindi Prima Utami: Ya bisa , karena bayi terlindung air ketuban di
dalam rahim tapi beberapa dampak buruk bisa terjadi ketika bayi dalam
proses persalinan, adanya kemungkinan kanker menyebar ke janin dan
mempengaruhi perkembangan janin juga berdampak keguguran
3. Siti jamilah : Gejala yang dirasakan pasien seperti pendarahan pada
vagina sedangkan kondisi kemotrapi itu mungkin pasien paca kemotrapi
tersebut seperti rambut rontok da mual.
Gambaran klinik meliputi gejala klinik dan kondisi pasca kemoterapi
pada pasien kanker serviks. Gejala klinik adalah gejala yang dirasakan
pasien berdasarkan hasil pemantauan dokter sebelum dan setelah
menjalani kemoterapi. Gejala klinik tersebut meliputi keputihan,
pendarahan vagina, sekret vagina, iritasi vagina, iritasi mukosa pulpa
dan nyeri. Kondisi pasca kemoterapi psien adalah kondisi pada saat
akan pulang dan ditentukan oleh dokter. Terdapat 3 kriteria kondisi
pasca kemoterapi berdasarkan rekam medik di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung, yaitu sembuh, mengalami perbaikan dan tidak mengalami
perbaikan. Pengamatan dilakukan sampai dengan pasien menjalani 3
siklus pengobatan.
4. Sri inda : Ya bisa, mungkin ini solusi terbaik untuk ibu yang di
diagnosis ca cerviks dengan cara operasi caecar karena pada prematur
usia 32 minggu beberapa diantarannya sudah bisa bernafas sendiri tanpa
alat bantu dan itu juga akan meningkatkan kondisi ibu dan
meningkatkan kualitas hidup ibu dan bayi
5. Shinta Prima Dewi : pendarahan merupakan salah satu gejala dan
bahkan bisa menjadi salah satu komplikasi dari ca cerviks maka
penanganan untuk pendarahan pada pasien ini dengan cara mengurangi
pendarahannya dengan memberi obat asam traneksamat

3
6. Susanti : bisa, tetapi tergantung dari stadium kanker tersebut. Jika
kanker tersebut masih stadium awal maka kemungkinan masih bisa
menggunakan pengobatan herbal tetapi jika pengobatan herbal tersebut
gagal maka akan beresiko. Yaitu penyakit kanker akan berkembang
menjadi stadium lebih lanjut sehingga penanganannya dapat terlambat.
Biasanya orang memilih pengobatan herbal karena takut akan efek
samping kemoterapi yang mempengaruhi keadaan pasien. Contoh dari
tumbuhan herbal yaitu mahkota dewa.

4
D. Membuat Kerangka Konsep Berfikir / Pathway
Seks aktif

Virus HPV

Pertumbuhan sel abnormal

Menjadi sel kanker

Ca serviks

Pendarahan
non bedah

Resiko
kemoterapi
infeksi Nyeri kemoterapi

mual, muntah
Gangguan pada seksual
berhubungan dengan nyeri
BB menurun

Ketidak adekuatan keseimbangan nutrisi

5
E. Menentukan Learning Outcome (Hasil Pembelajaran)
1. Mahasiswa mampu mengetahui faktor resiko ca serviks pada ibu hamil
2. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala ca cerviks pada ibu
hamil
3. Mahasiswa mampu mengetahui dampak pada ibu dan janin
4. Mahasiswa mampu mengetahui tindakan yang tepat untuk mengatasi
keluhan pada ibu hamil
5. Mahasiswa mampu mengetahui mengapa terlalu sering melahirkan
dapat menyebabkan ca servik
6. Mahasiswa mampu mengetahui pencegahan ca cerviks
7. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi ca cerviks
8. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi dari ca serviks
9. Maasiswa mampu mengetahui askep ca serviks

F. Menjawab Dari Learning Outcome (Belajar Mandiri)


1. Siti Jamilah : (Jurnal hubungan paritas dan usia ibu dengan kanker
serviks di RSU Prof. kandou manado tahun 2014)
Beberapa factor risiko penyebab kanker serviks diantaranya :
1) Infeksi HPV (Human Papilloma Virus)
2) Riwayat kanker serviks dalam keluarga
3) Kebiasaan merokok
4) Imunosupresi
5) Infeksi Chlamidia
6) Diet
7) Penggunaan kontrasepsi Hormonal
8) Kehamilan multiple atau lebih dari tiga kali
9) Usia saat pertama hamil atau melakukan hubungan seksual
10) Kemiskinan
11) Diethlstillbestrol (DES)
12) Penyakit seksual menular

6
Syarah Huda : (Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VI No.1
Edisi Juni 2013, ISSN: 19779-469X)
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan kanker serviks antara lain
usia, usia menikah pertama kali, paritas, merokok, riwayat keluarga
menderita kanker serviks, status ekonomi, kekebalan tubuh dan ras.
Shinta Prima Dewi :
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seorang perumpuan
terkena kanker serviks sebagai berikut:
1) Hubungan seksual pertama usia muda
2) Merokok
3) Trauma kronis pada serviks
4) Kontrasepsi
5) Tingkat social ekonomi rendah
6) Perilaku seksual
2. Sri Wahyuni : (jurnalidea Nursing Journal ISSN:2087-2879)
Fluor albus (keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan getah
yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat
infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor
menjadi ulseratif. Perdarahan yang dialami segera setelah
bersenggama(disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala
karsinoma kanker serviks. ( Wiknjosastro,2005).
Pada tahap awal terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala
khusus. Biasanya timbul gejala berupa amenorhea, penyaluran sekret
dari vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual, post koitus
serta latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu
darah yang keluar berbentuk mukoid. Nyeri dirasakan dapat menjalar
ke ekstremitas bagian bawah dari daerah lumbal. Pada tahap lanjut
gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret dari
vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta
mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan
nyeri makin progresif. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar

7
sampai kaki, hematuria, dan gagal ginjal dapat trejadi karena obstruksi
ureter.
Selain itu gejala ibu hamil yang terkena kanker serviks adalah sering
buang air kecil, perut mulas, berkurangnya nafsu makan,nyeri
punggung, sembelit yang berlangsung berhari-hari hingga berminggu-
minggu, sering merasa kelelahan.

Suwindri : (jurnal system pakar pendeteksi penyakit kanker ganas yang


menyerang kaum wanita oleh hetty rohayani. AH, ST,M.Kom februari
2010)
Beberapa gejala kanker serviks (kanker leher Rahim) adalah sebagai
berikut :
1) Nyeri panggul
2) Siklus menstruasi yang abnormal terjadi pendarahan yang
abnormal(pendarahan di luar masa menstruasi, pendarahan
setelah melakukan hubungan intim, atau pendarahan setelah
masa menopause)
3) Keputihan yang menetap, berbau busuk dan bercampur darah
4) Keluar feaces menyertai urin melalui vagina
3. Tasya :
(https://bidanku.com/resiko-kanker-serviks-pada-masa-kehamilan)
Dampak pada ibu dan janin yaitu :
1) Kelahiran bayi premature
2) Keguguran
3) Hambatan proses perkembangan janin
4) Hambatan proses persalinan
4. Sici Safitri : (jurnal pendidikan kesehatan mengatasi keluhan hamil
pada ibu-ibu hamil di asrama group II kopassus kartasura)
Keluhan yang sering Muncul dan Cara Mengatasi :
a. Perubahan Fisiologis pada kehamilan
1) Sistem Kardiovaskuler

8
Keluhan: Anemia fisiologi, odem dependent pada
trimester 3 (kakibengkak), varises (kaki, anus), jantung
berdebar-debar.
Cara mengatasi:
a) Tinggikan kaki pada saat istirahat diganjal.
b) Hindari mengkonsumsi sodium (kurangi garam).
c) Tidur miring pada saat istirahat kaki diganjal
bantal.
d) Perhatikan tanda-tanda hipertensi pada kehamilan
: tekanan darahdiatas 140 sistole dan lebih dari
90 diastole, odem kaki dan bagiantubuh lain
(kaki bengkak).
2) Sistem Pernafasan
Keluhan: sesak napas, dada ampeg, dada tidak nyaman.
Cara mengatasi:
a) Duduk dan berdiri dengan postur yang baik.
b) Ketika istirahat dengan posisi setengah duduk
(semi fowler).
c) Hindari makan terlalu banyak dalam satu waktu.
d) Latihan nafas.
3) Sistem Perkemihan
Keluhan: sering kencing, sering kencing pada waktu
malam,terkencing-kencing pada saat ada tekanan batuk,
tertawa.
Cara mengatasi:
a) Hindari kebiasaan menahan kencing
b) Waspadai tanda-tanda infeksi saluran kencing :
sakit dan panassaat kencing, rasa kencing tidak
puas.
c) Kurangi minum pada waktu malam.
d) Latihan Kegel exercise untuk menguatkan otot-
otot dasar panggul.

9
4) Sistem Pencernaan
Keluhan: mual-muntah, eneg, sembelit, sering kentut,
hemoroid nyeriulu hati, gusi bengkak dan berdarah,
banyak meludah.
Cara mengatasi:
1. Mual dan muntah
a) Hindari makan-makanan yang berkuah,
tingkatkan makan-makanan yang
mengandung karbohidrat.
b) Makan sedikit tapi sering.
c) Makan makanan kering yang rendah
garam pada waktu makan.
d) Kurangi minum pada saat makan.
e) Hindarkan bau yang tidak enak untuk
menghindari mual
2. Sembelit dan kembung, sering kentut
a) Tingkatkan masukan cairan 6-8
gelas/hari.
b) Lakukan olahraga ringan
c) Makan makanan yang tinggin serat.
d) Hindari penggunaan pencahar untuk
mengatasi sembelit.
e) Hindari makan makanan yang bayak
menghasilakn gas (buncis,kool, kembang
kool, pete, durian).
3. Tenggorokan panas karena regusitasi
a) Kurangi makanan yang berlemak dan
makanan pedas.
b) Makan sedikit tapi sering.
c) Makan dan mengunyah secara pelan.
d) Hindari makanan yang mengiritasi
lambung (alkohol, kopi)

10
e) Hindari tidur dengan posisi terlentang.
4. Hemoroid
a) Tingkatkan intake cairan dan serta dalam
makanan.
b) Pertahankan olah raga.
c) Hindari sembelit.
d) Mandi rendam dengan air hangat.
e) Tinggikan panggul dan kaki pada saat
istirahat.
5. Gusi bengkak dan berdarah
a) Mejaga kebersihan gigi dan mulut.
b) Gunakan sikat gigi yang lembut.
6. Sering meludah
a) Makan permen
b) Rajin menjaga kebersihan mulut
c) Pertahankan minuman 6-8 gelas/hari
d) Gunakan pelembab bibir agar bibir tidak
kering.
5) Kulit
Keluhan: srecth macth, hiperpigmentasi, lebih
berminyakberjerawat.
Cara mengatasi:
a. Mandi setiap hari
b. Tidak perlu khawatir setelah hamil akan kembali
pulih.
c. Jaga kebersihan kulit.
6) Tulang dan Sendi
Keluhan: kram kaku, nyeri otot, pegal/nyeri pinggang,
senditerasa kaku.
Cara mengatasi:
a. Membiasakan postur tubuh yang baik.
b. Hindari sepatu hak tinggi

11
c. Gunakan baju yang nyaman tidak mengganggu
sirkulai darah.
d. Senam hamil
7) Seksualitas
Keluhan: takut melakukan hubungan, vagina lebih
basah,keputihan.
Cara mengatasi:
a. Dibicarakan bersama pasangan adanya
perubahan-perubahandan harapan.
b. Senggama seperti biasa, kecuali jika terjadi
perdarahan ataukeluar cairan dari kemaluan,
harus dihentikan.
c. Jika ada riwayat abortus sebelumnya, senggama
ditundasampai usia kehamilan 16 minggu.
d. Pada beberapa keadaan seperti kontraksi/tanda-
tandapersalinan awal, keluar cairan dari vagina,
ketuban pecah,perdarahan, abortus, penyakit
menular seksual sebaiknyasenggama jangan
dilakukan.
e. Ganti celana yang terbuat dari katun.
f. Hindari penggunaan celana dalam yang ketat.

5. Susanti : (jurnal Manoppo jurnamel ivanna.2016. Hubungan paritas dan


usia ibu dengan kanker serviks di RSUD Prof.Kandou Manado Tahun
2014.jurnal skolastik keperawatan. 2(1)
Karena Wanita yang pernah hamil selama 9 bulan sebanyak 3 kali atau
lebih, berisiko terkena kanker serviks lebih tinggi. Ada beberapa
dugaan kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan hormonal selama
kehamilan yang berpotensi membuat wanita lebih rentan terhadap
infeksi HPV (Human Papilloma Virus) menurunnya daya tahan tubuh
selama kehamilan juga memungkinkan adanya infeksi HPV dan
pertumbuhan kanker. Paritas merupakan salah satu factor ekstrinsik

12
yang berhubungan erat dengan kejadian kanker serviks apabila jarak
persainan terlampau dekat. Pengaruh hormone selama kehamilan
menjadi lebih mudah untuk berkembangnya sel kanker, hal ini
dihubungkan dengan proses metaplasia (perubahan satu jenis sel normal
menjadi jenis sel normal lainnya), sel serviks uteri, rendahnya daya
imun perempuan saat hamil serta trauma yang disebabkan oleh proses
saat melahirkan.
6. Suwindri : (jurnal factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
pencegahan kanker serviks padaa wanita usia subur oleh dwika gustiana
2014)
strategi dalam pencegahan kanker serviks adalah dengan melakukan
pencegahan primer seperti mencegah factor terjadinya kanker serviks
dan vaksinasi, dilanjutkan dengan melakukan pencegahan sekunder.
Pencegahan sekunder dengan melakukan skrining pap smear mampu
mendeteksi perubahan pada serviks secara dini sebelum berkembang
menjadi kanker sehingga dapat disembuhkan dengan segera.
Syarah Huda : (JURNAL BERKALA EPIDEMIOLOGI Volume 6
Nomor 1 (2018) 69-76)
Upaya pencegahan kanker serviks terdiri dari tiga jenis yaitu
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1) Pencegahan primer meliputi promosi dan edukasi pola hidup sehat
kepada masyarakat, misalnya pemberian informasi agar tidak
melakukan aktivitas seksual hingga usia 20 tahun dan melakukan
hubungan seksual hanya dengan satu pasangan, penggunaan
kontrasepsi barrier (kondom, spermatisida, diafragma) untuk
melindungi dari penularan infeksi virus, dan vaksinasi HPV
(Human Papilloma Virus) untuk memberikan perlindungan > 90%.
2) Pencegahan sekunder dilakukan pada wanita yang memiliki risiko
sedang dan risiko tinggi untuk terkena kanker serviks, sehingga
dianjurkan untuk tes pap smear setiap tahun.

13
3) Pencegahan tersier yaitu tindakan yang dilakukan di rumah sakit,
meliputi diagnosis dan pengobatan serta tindakan paliatif untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien (Rasjidi, 2010).

7. Shindi Prima Utami : Komplikasi kanker serviks dapat terjadi karena


adanya efek samping pengobatan atau hasil dari kanker serviks stadium
lanjut (NHL Wales, 2013).
1) Menopause dini
Menopause dini dapat terjadi apabila dilakukan pembedahan
terhadap ovarium atau terjadi kerusakan pada ovarium akibat
pengobatan menggunakan radioterapi.
2) Penyempitan vagina
Radioterapi untuk mengobati kanker serviks sering dapat
menyebabkan vagina menjadi lebih sempit.
3) Lymphoedema
Kerja normal system limfatik dapat terganggu apabila dilakukan
pengakatan terhadap kelenjar getah bening di panggul.
4) Dampak emosional
Dampak emosional yang hidup dengan kanker servik dapat
terjadi dengan signifikan.

8. Sri Inda Rahayu : (Buku Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


“panduan penatalaksanaan kanker serviks”)
Patofisiologi ca servis, virus HPV mengenfeksi membrane basalis pada
daerah metaplasia dan zona transformasi serviks. Setelah menginfeksi
sel epitel serviks sebagai upaya berkembang biak virus ini akan
meninggalkan sekuensi genom nya pada sel inang. Genom HPV berupa
episomal (bentuk lingkaran dan tidak terintegrasi dengan DNA inang)
dijumpai pada CIN dan berintegrasi dengan DNA inang pada kanker
invasive. Pada percobaan in vitro HPV terbukti mampu mengubah sel
menjadi immortal (Aziz et al.,2006).

14
Tipe HPV paling beresiko adalah tipe 16 dan tipe 18 yang
mempunyai peranan yang penting melalui sekuensi gen E6 dan E7
dengan mengode pembentukan protein-protein dalam replikasi virus.
Onkoprotein dari E6 akan mengikat dan menjadikan gen penekan tumor
(p53) menjadi tidak aktif, sedangkan onkoprotein E7 akan berikatan dan
menjadikan produk gen retinoblastoma (pRb) menjadi tidak aktif. P53
dan pRb adalah protein penekan tumor yang berperan menghambat
kelangsungan siklus sel. Dengan tidak aktif nya p53 dan pRb, sel yang
telah bermutasi akibat infeksi HPV dapat meneruskan siklus sel tanpa
harus memperbaiki kelainan DNA nya. Ikatan E6 dan E7 serta adanya
mutasi DNA merupakan dasar utama terjadinya kanker (Aziz et al,
2006)
Perkembangan kanker invasive berawal dari terjadinya lesi
neoplastic pada lapisan epitel serviks, dimulai dari neoplasia intraepitel
serviks (NIS) 1, NIS 3 atau karsinoma in situ (KIS).
Selanjutnya setelah menembus membrane basalis akan
berkembang menjadi karsinoma mikroinvasif dan invasive.
Pemeriksaan sitology papsmear digunakan sebagai skrinning,
sedangkan pemeriksaan histopatologik sebagai konfirmasi diagnostic.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Patofisiologi ca servis, virus HPV mengenfeksi membrane basalis pada
daerah metaplasia dan zona transformasi serviks. Setelah menginfeksi sel
epitel serviks sebagai upaya berkembang biak virus ini akan meninggalkan
sekuensi genom nya pada sel inang. Genom HPV berupa episomal (bentuk
lingkaran dan tidak terintegrasi dengan DNA inang) dijumpai pada CIN
dan berintegrasi dengan DNA inang pada kanker invasive. Pada percobaan
in vitro HPV terbukti mampu mengubah sel menjadi immortal (Aziz et
al.,2006).
Faktor risiko yang menyebabkan kanker serviks antara lain usia, usia
menikah pertama kali, paritas, merokok, riwayat keluarga menderita
kanker serviks, status ekonomi, kekebalan tubuh dan ras. Gejala kanker
serviks (kanker leher Rahim) yaitu Nyeri panggul, Siklus menstruasi yang
abnormal, pendarahan setelah melakukan hubungan intim, atau
pendarahan setelah masa menopause), Keputihan yang menetap, berbau
busuk dan bercampur darah danKeluar feaces menyertai urin melalui
vagina. Dampak pada ibu dan janin yaitu premature, keguguran, hambatan
proses perkembangan janin dan hambatan proses persalinan.
Keluhan yang sering muncul pada kanker serviks yaitu system
kardiovaskuler, system pernafasan, system perkemihan, system
pencernaan, kulit, tulang dan sendi, dan seksualitas. Salah satu penyebab
ca servikKarena Wanita yang pernah hamil selama 9 bulan sebanyak 3 kali
atau lebih, berisiko terkena kanker serviks lebih tinggi. Ada beberapa
dugaan kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan hormonal selama
kehamilan yang berpotensi membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi
HPV (Human Papilloma Virus) menurunnya daya tahan tubuh selama
kehamilan juga memungkinkan adanya infeksi HPV dan pertumbuhan
kanker.

16

Anda mungkin juga menyukai