Anda di halaman 1dari 86

SKRIPSI

PENGARUH KOMBINASI AROMATERAPI LAVENDER DAN TERAPI


MUSIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PENDERITA DIABETES
MELITUS DI KLINIK IKRAM WOUND CARE CENTER

AQIYAH AZZAHRA AZALI

B0219501

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

MAJENE

2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi Dengan Judul :

PENGARUH KOMBINASI AROMATERAPI LAVENDER DAN


MUSIK TINGKAT KECEMASAN PENDERITA DIABETES DI
KLINIK IKRAM WOUND CARE CENTER

Yang diajukan oleh :

AQIYAH AZZAHRA AZALI


B0219501
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan dewan penguji sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Sulawesi

Pembimbing I Pembimbing II

Irfan, S.Kep., Ns., M.Kep Muhammad Amin R..S.Kep.,Ns.,M.Kep

Mengetahui, Ketua Program Studi S1


Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN. 0030067903

ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
PENGARUH KOMBINASI AROMATERAPI LAVENDER TERAPI MUSIK
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DIABETES MELITUS DI KLINIK
IKRAM WOUND CARE CENTER
Disusun dan diajukan oleh:
Aqiyah Azzahra Azali
B0219501
Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan
yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat

Ditetapkan di Majene Tanggal

Dewan Penguji

1. Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes (…………………..)


2. Weny Anggraini A, S.Kep.Ns.,M.Kep (…………………..)
3. Bobby Nurmagandi,S.Kep., Ns., M.Kep (…………………..)

Dewan Pembimbing

1. Irfan, S.Kep.,Ns.,M.Kep (…………………..)


2. Muhammad Amin R, S.Kep., Ns., M.Kep (…………………..)

Mengetahii

Dekan Ketua

Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu keperawatan

Prof.Dr.Muzakkir,M.Kes Indrawati,S.Kep.,Ns.,M.Kes

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim…Alhamdulilahirabil’Alamin,puji dan syukur


penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya
para penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh
kombinasi aromaterapi dan terapi musik terhadap tingkat kecemasan
penderita diabetes melitus Di Klinik Ikram Wound Care Center” ini
dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Strata (S1) pada jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Sulawesi Barat. Dalam melakukan penelitian skripsi ini tidak
sedikit peneliti menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non
teknis. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan,
bimbingan serta dukungan yang peneliti terima baik secara langsung maupun
tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan
penulisan proposal skripsi ini. Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
peneliti.

Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis


ingin menyampaikan rasa hormat, terimakasih, dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, sehingga proposal
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Tentu, tanpa dukungan dan
partisipasi mereka, kesuksesan ini tidak dapat diraih. Secara khusus,
perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih dengan sepenuh rasa
hormat kepada:
1. Kedua orang tua tercinta dan saya sangat banggakan Azali Mudjahid
S.E dan Nursaida Said yang telah mendidik penulis dengan sangat
baik. Terima kasih untuk cinta dan kasih sayang selama ini dan untuk
selama-lamanya hingga yaumul akhir nanti insya ALLAH. Terima kasih
juga untuk dukungan, motivasi dan doa-doamu, kalian orang tua terbaik
dan terhebat.

iv
2. Terima kasih juga kepada saudara dan saudariku atas dukungannya
selama ini yakni kak Aulia Eka Ningrum S,S, kak Muhammad
Fahrul Azali S,IP, Adek Ainun Aurelia Azali, dan Adek Muhammad
Fahri Akbar Azali.
3. Bapak Prof. Muhammad Abdy, M.Si.,Ph.D. Selaku Rektor
Universitas Sulawesi Barat
4. Bapak Prof Dr. Muzakkir, M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Sulawesi Barat.
5. Bapak Muhammad Irwan,S.Kep.,Ners.,M.Kes Selaku wakil Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat.
6. Ibu Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes, Selaku koordinator Program Studi
S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat.
7. Bapak Irfan, S.Kep., Ns., M.Kep, Selaku dosen pembimbing 1 dan
Bapak Muhammad Amin R,S.Kep.NS.,M.Kep selaku dosen
pembimbing 2, yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proposal ini. Terima kasih
atas ilmu, bimbingan, kesabaran, dan motivasi yang telah bapak berikan
kepada penulis di sela-sela kesibukannya.
8. Pihak staff Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah banyak membantu
dalam memperoleh data-data yang diperlukan.
9. Terima kasih kepada ka Ainun Ulfa S.Kep yang telah menjadi teman
yang baik, teman berdiskusi dan selalu memberikan perhatian,
kepedulian kepada penulis, memberikan nasehat dan tenaga serta
pikiran untuk saling membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah memberi sumbangsih yang tidak dapat
dituliskan namanya, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.
Tiada daya dan upaya melainkan atas kehendak-Nya, semoga segala
bantuan yang diberikan memperoleh pahala disisi-Nya.

v
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih diperlukan
penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian
kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan
skripsi ini dan Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah
diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah Subhanahu
Wata’ala. Aamiin.

Majene, Februari 2023

AQIYAH AZZAHRA AZALI


B0219501

vi
ABSTRAK
Nama : Ainun Ulfa
NIM : B0218309
Program Studi : Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Judul : PENGARUH KOMBINASI AROMATERAPI LAVENDER
DAN MUSIK TINGKAT KECEMASAN PENDERITA
DIABETES DI KLINIK IKRAM WOUND CARE CENTER

kondisi kesehatan psikologi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus ialah
kecemasan.kecemasan timbul karena proses pengobatan luka yang dialami penderita selama
bertahun-tahun. adapun upaya untuk mengurangi kecemasan adalah dengan secara non
farmakologi yaitu pemberian kombinasi aromaterapi lavender dan terapi musik yang menjadi
salah satu terapi efektif untuk menurunkan kecemasan. Tujuan Mengetahui pengaruh pemberian
aromaterapi lavender dan terapi musik terhadap tingkat kecemasan penderita diabetes melitus
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
penelitian quasi eksperimen one group pre and post test design. Sampel dalam penelitian ini
adalah 22 partisipan dari Pasien Diabetes Melitus yang sedang menjalani perawatan luka
diabetic dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di klinik
Ikram Wound Care Center. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner (Diabetes
Anxiety Scale) berisikan 7 Pertanyaan. Dengan uji wilcoxon Hasil Penelitian: menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan rata-rata Tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
intervensi kombinasi aromaterapi lavender dan terapi musik dengan nilai P = 0,000 (P < 0,05).
Kesimpulan: ada pengaruh pemberian kombinasi aromaterapi lavender dan terapi musik
terhadap tingkat kecemasan penderita diabetes melitus di klinik ikram wound care center.
Saran : Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan dampak positif bagi pasien
yang akan menjalani perawatan luka di klinik ikram wound care center, dimana pasien dapat
menurunkan kecemasannya terhadap keadaan lukanya dengan cara mencium aroma terapi
lavender sambil mendengarkan musik.
Kata kunci : Diabetes melitus, Kecemasan,Kombinasi aromaterapi lavender dan terapi musik

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 TujuanPenelitian...................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................5
1.4.1 Bagi Peneliti........................................................................................5
1.4.2 Bagi Penderita......................................................................................5
1.4.3 Bagi Perguruan tinggi..........................................................................5
1.4.4 Bagi Peneliti Lain................................................................................6
1.4.5 Bagi Keperawatan................................................................................6
1.4.6 Bagi Fasilitas Kesehatan......................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................7
2.1 Konsep Diabetes Melitus......................................................................7
2.1.1 Definisi Diabetes Melitus....................................................................7
2.1.2 Etiologi Diabetes Melitus....................................................................7
2.1.3 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus....................................................8
2.1.4 Faktor Resiko Diabetes Melitus..........................................................8
2.1.5 Komplikasi Diabetes Melitus............................................................9
2.1.6 Penatalaksanaan Diabetes Melitus.......................................................9
2.2 Konsep Kecemasan.............................................................................10
2.2.1 Definisi Kecemasan...........................................................................10

viii
2.2.2 Gejala Klinis Kecemasan...................................................................10
2.2.3 Tingkat Kecemasan...........................................................................11
2.2.4 Faktor-Faktor Mempengaruhi Kecemasan........................................12
2.3 Konsep Aromaterapi Lavender.........................................................14
2.3.1 Definisi Aromaterapi Lavender.........................................................14
2.3.2 Manfaat Aromaterapi Lavender.........................................................15
2.3.3 Kandungan Aromaterapi lavender....................................................15
2.3.4 Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Terapi Aromaterapi............16
2.4 KonsepTerapiMusik Mozart..............................................................16
2.4.1 Definisi Terapi Musik........................................................................16
2.4.2 Manfaat Terapi Musik.......................................................................17
2.4.3 Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Terapi Musik Mozart.........18
2.4.4 Prosedur Pemberian Terapi Musik Mozart........................................18
2.4.5 Standar Operasional Prosedur...........................................................19
2.5 Penelitian Terkait................................................................................20
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS..............................................23
3.1 KerangkaKonsep.................................................................................23
3.2 Hipotesis Penelitian.............................................................................23
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN...............................................................24
4.1 Desain Penelitian.................................................................................24
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................24
4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling..........................................25
4.3.1 Populasi.............................................................................................25
4.3.2 Sampel...............................................................................................25
4.3.3 Teknik Sampling................................................................................26
4.4 Kriteria Sampel...................................................................................26
4.4.1 Kriteria Inklusi..................................................................................26
4.4.2 Kriteria Eksklusi................................................................................27
4.5 Variabel Penelitian..............................................................................27
4.5.1 Variabel Independen..........................................................................27
4.5.2 Variabel Dependen............................................................................27

ix
4.6 Alur Penelitian.....................................................................................28
4.7 Definisi Operasional............................................................................29
4.8 Instrumen Penelitian...........................................................................30
4.9 Pengumpulan Data .............................................................................30
4.10 Teknik Analisa Data.........................................................................30
4.10.1 Editing..............................................................................................30
4.10.2 Coding..............................................................................................31
4.10.3 Entry Data........................................................................................31
4.10.4 Scoring.............................................................................................32
4.10.5 Cleaning...........................................................................................32
4.11 Analisis Data......................................................................................32
4.11.1 Analisis Univariat................................................................................32
4.11.2 Analisis Bivariat..................................................................................33
4.12 Etika Penelitian.................................................................................33
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................35
5.1 Gambaran Umum Klinik Ikram Wound Care Center....................35
5.1.1 Data Umum Karakteristik Responden...............................................35
5.1.2 Data Khusus.......................................................................................37
5.1.3 Analisis bivariat.................................................................................37
5.2 Pembahasan........................................Error! Bookmark not defined.
5.2.1 Tingkat kecemasan penderita diabetes Melitus sebelum dilakukan
pemberian kombinasi aromaterapi lavender dan terapi musik..Error!
Bookmark not defined.
5.2.2 Tingkat kecemasan pada penderita diabetes Melitus sesudah
dilakukan pemberian kombinasi aromaterapi lavender dan terapi
musik ................................................................................................41
5.2.3 Pengaruh pemberian kombinasi aromaterapi lavender dan terapi
musik ...............................................................................................43
BAB VI PENUTUP...................................................................................................46
6.1 KESIMPULAN...................................................................................46
6.2 Saran....................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

2.4.5 Standar Operasional Prosedur


4.1 Desain Penelitian
4.7 Definisi Operasional
5.1.1 Data Umum Karakteristik Responden
5.1.2 Gambaran kecemasan responden pre test dan post
5.1.3 Hasil analisis wilcoxon kombinasi aromaterapi lavender dan terapi
musik

xi
DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka teori


3.1 KerangkaKonsep
4.6 Alur Penelitian
5.2 Grafik penurunan tingkat kecemasan

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar inform consent


Lampiran 2 Lembar kuesioner responden
Lampiran 3 SOP pemberian aromaterapi lavender dan terapi musik
Lampiran 4 Uji validitas dan reliabilitas
Lampiran 5 Lembar observasi
Lampiran 6 Tabulasi pre dan post tingkat kecemasan
Lampiran 7 Surat izin penelitian
Lampiran 8 Surat pengambilan data
Lampiran 9 Bukti pengisian kuesioner oleh responden
Lampiran 10 Dokumentasi

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) memiliki komplikasi makroangiopati dan
mikroangiopati yang bersifat kronis, makroangiopati yang akan
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah besar, pembuluh darah
otak, dan pembuluh darah tepi sedangkan pada mikroangiopati akan
menyebabkan gangguan pada retinopati diabetik, nefropati diabetik, dan
neuropati (Putu wulan purnama sari et,al 2021). Dalam pemaparan lain
dijelaskan bahwa diabetes melitus merupakan penyakit kronis dengan
karakteristik hiperglikemia karena kekurangan insulin atau akibat
resistensi fungsi insulin (Nurul aktifah, 2022). Dapat disimpulkan bahwa
diabetes melitus dapat mengalami komplikasi makroangiopati dan
mikroangiopati yang dapat menyebabkan gangguan metabolik tubuh
seperti kerusakan pembuluh darah. Dan diabetes melitus juga suatu
penyakit kronis yang tidak menular dengan karakteristik hiperglikemia
yang mengakibatkan kekurangan insulin atau akibat resistensi fungsi
insulin.
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2022,
diabetes menjadi masalah utama di negara-negara berkembang di
seluruh dunia. Sekitar 422 juta orang di seluruh dunia menderita
diabetes melitus, sebagian besar tinggal di negara berpenghasilan rendah
dan menengah dan 1,5 juta kematian yang berhubungan langsung
dengan diabetes setiap tahunnya.
Jumlah penderita diabetes melitus mengalami peningkatan yang
signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan Indonesia termasuk salah
satu negara menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun
2021 Indonesia menempati kasus diabetes melitus dengan urutan ke-5
dari 10 negara tertinggi dari jumlah 19,5 juta dengan penduduk
menderita penyakit diabetes melitus. Berdasarkan angka kejadian

1
diabetes melitus menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2018)
diabetes melitus di Provinsi Sulawesi Barat mencapai 10.843 penderita
dan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majene (2022), dan
terdapat 468 penderita diabetes mellitus di Kabupaten Majene pada
tahun 2022.
Para penderita diabetes melitus selain berdampak pada fisik dapat
juga berdampak pada psikologi seperti akan terjadi, kemarahan,
kesedihan, rasa malu, penyesalan, kehilangan harapan, depresi,
disorientasi dan kecemasan (Setiawan et al., 2018). Penderita diabetes
melitus memiliki masalah psikologi Dengan tingkat kecemasan 20%
lebih tinggi, dibandingkan orang yang tidak mengalami diabetes
mellitus jadi kasus psikologis yang sering timbul ialah kecemasan, ini
timbul diakibatkan oleh proses pengobatan luka yang dialami oleh
penderita selama bertahun-tahun karena ketakutan akan luka yang tak
kunjung sembuh, memicu pasien ulkus mengalami kecemasan akan
diamputasi (Saragih et al., 2020). Sehingga kecemasan lebih cenderung
berisiko tinggi pada pasien yang menderita diabetes melitus dan apabila
orang dengan tingkat kecemasan yang tinggi Maka dapat
mengakibatkan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus lebih
tinggi (Ayu, 2020). Jika kecemasan yang tidak terkontrol dan tidak
cepat ditangani maka penderita diabetes melitus akan memengaruhi
keseimbangan glukosa, memperburuk perjalanan penyakit,
meningkatkan risiko komplikasi serius, dan mempengaruhi perawatan
luka (Abidin, 2019).
Salah satu cara untuk menekan efek samping dari tindakan medis
biasanya dilakukan dengan cara pemberian terapi non farmakologi
dengan pemberian aromaterapi (Pragallapati et al., 2021). Dan dari hasil
penelitian (Nurani et al., 2022) terapi non farmakologi untuk mengatasi
rasa cemas diabetes melitus biasanya digunakan jenis Teknik
komplementer yaitu dengan teknik pemberian aromaterapi karena

2
pemberian aromaterapi dapat mengurangi kecemasan melalui
penggunaan minyak esensial aromaterapi. Salah satu jenis aromaterapi
yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan yaitu minyak
lavender. Karena minyak lavender telah lama digunakan sebagai
pengobatan karena sifatnya yang menenangkan, anti-kecemasan (anti-
anxiety) yang memi efek psikologis lainnya, minyak lavender juga
mengandung beberapa komponen seperti monoterpene, hidrokarbon,
kafein, limonene, geraniol, lavandulol, dan nerol terutama mengandung
linalool yang asetat sekitar 30-60% dari berat total minyak, dimana
linalool merupakan bahan aktif utama sebagai obat penenang anti
cemas.
Selain aromaterapi yang bisa menurunkan tingkat kecemasan adapun
terapi lain seperti terapi musik yang juga menjadi salah satu tindakan
untuk mengurangi tingkat kecemasan karena dalam terapi musik dapat
meningkatkan kesehatan seperti kesehatan pada mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre,
bentuk dan gaya yang diorganisir dengan sedemikian rupa sehingga
terciptanya musik yang bermanfaat bagi kesehatan fisik maupun mental.
Karena terapi musik juga dapat menurunkan penyakit yang dapat
meningkatkan, memulihkan dan memelihara dalam kesehatan fisik,
mental, emosional. Karena sifat musik dapat memberikan rasa nyaman,
menenangkan dan memberikan rasa rileks jadi terapi musik yang
dikomposisikan yang tepat antara beat,ritme dan harmoni yang sesuai
tujuan dilakukanya terapi musik (Sari et al., 2022).
Sehingga pemberian yang dikombinasikan aromaterapi dan terapi
musik dengan sejalannya hasil penelitian menurut (Nurul Imam S. E.,
2021). Mengatakan bahwa kombinasi antara terapi aromaterapi dan
terapi musik dapat menurunkan kecemasan karena aromaterapi dan
terapi musik yang mempengaruhi penurunan kecemasan pasien dengan
perubahan parameter fisiologi pada terapi kombinasi merupakan

3
pengobatan komplementer dengan alternatif yang dapat diterima untuk
responden. Bahwa hasil ini juga sesuai dengan penelitian (Sari et al.,
2022) yang menyatakan bahwa kelompok intervensi mengalami
perubahan kecemasan pada saat post test dengan nilai kecemasan
responden mengalami penurunan yang artinya bahwa terdapat pengaruh
intervensi aromaterapi dan terapi musik terhadap kecemasan remaja.
Penelitian yang dilakukan sebelumnya dari Hasil penelitian yang
dilakukan di klinik ikram wound care center terdapat 21 penderita
diabetes yang mengalami kecemasan dikarenakan penderita lebih
berfokus pada proses perawatan lukanya yang sudah lama dirawat
dengan perasaan cemas yang disertai dengan ketakutan akan luka yang
tak kunjung sembuh. Sehingga kecemasan lebih cenderung beresiko
pada penderita diabetes melitus. Dalam hal ini perlunya ada upaya
yang dilakukan dalam meningkatkan kesehatan yang dilakukan secara
non-farmakologi khususnya pada diabetes melitus dengan agar
gunanya dapat menurunkan tingkat kecemasan si penderita.
Dari hasil survey Klinik Ikram Wound Center sebelumnya
diketahui bahwa pada tahun 2020 tercatat 180 kunjungan perawatan
luka di rekam medis pasien diabetes di Klinik Ikram Wound Center,
pada tahun 2021 sebanyak 167, kunjungan, pada pada tahun 2022
terdapat kunjungan dengan jumlah 148 kunjungan dapat dilihat
terjadi penurunan, meskipun terjadi penurunan, tetapi jumlah
tersebut masih menjadi fokus upaya peningkatan kesehatan penderita
diabetes melitus karena masalah ini, penelitian akan melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Kombinasi Aromaterapi lavender
Dan Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan Penderita
Diabetes Melitus di Klinik Ikram Wound Care Center”.

4
1.2 RumusanMasalah
Apakah ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender dan terapi
musik terhadap tingkat kecemasan penderita diabetes melitus?
1.3 TujuanPenelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender dan
terapi musik terhadap tingkat kecemasan penderita diabetes
melitus
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya tingkat kecemasan penderita diabetes melitus
sebelum pemberian aromaterapi lavender dan terapi musik
2. Diketahuinya tingkat kecemasan penderita diabetes setelah
pemberian aromaterapi lavender dan terapi musik.
3. Menganalisis pengaruh pemberian kombinasi aromaterapi
lavender dan terapi musik terhadap penderita diabetes melitus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti memiliki
pengalaman untuk mempelajari lebih lanjut tentang pengaruh
aromaterapi lavender dan terapi musik terhadap tingkat
kecemasan pada penderita diabetes melitus.
1.4.2 Bagi Penderita
Hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi penderita diabetes,
terutama untuk mengurangi kecemasan mereka dengan
menggunakan aromaterapi lavender dan terapi musik.
1.4.3 Bagi Perguruan tinggi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan
pengetahuan baru dan dalam hasil penelitian dapat diterapkan
dalam perkuliahan atau pun penelitian lainnya dengan

5
memanfaatkan terapi aromaterapi lavender dan terapi diabetes
melitus ini.
1.4.4 Bagi Peneliti Lain
Penelitian lain tentang diabetes mellitus atau penyakit lain
dapat menggunakan terapi aromaterapi lavender dan terapi
musik ini sebagai referensi.
1.4.5 Bagi Keperawatan
Memberikan tambahan pengetahuan dan informasi khususnya
dari ilmu keperawatan tentang pengaruh aromaterapi lavender
dan terapi musik terhadap tingkat kecemasan pada penderita
diabetes melitus. Selain itu juga dapat diterapkan pada salah
satu bidang keilmuan yang dipelajari dalam berbagai
penelitian.
1.4.6 Bagi Fasilitas Kesehatan
1. Memberikan informasi mengenai aromaterapi lavender
pada penderita diabetes melitus sehingga mampu
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan efek-efek
yang telah diteliti
2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas agar
mampu mengetahui tentang efek kombinasi aromaterapi
lavender dan terapi musik sehingga memperluas wawasan
dan mendukung ilmu kesehatan.
3. Memberikan informasi bagi peneliti yang dapat digunakan
sebagai pedoman pemikiran untuk penelitian-penelitian
selanjutnya sehingga penelitian dapat berkembang dengan
baik.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diabetes Melitus
2.1.1 Definisi Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan kumpulan gangguan metabolik
dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemik) karena kerusakan
pada sistem sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tiga
komplikasi akut utama diabetes yang terkait ketidakseimbangan kadar
glukosa berlangsung dengan waktu yang pendek yaitu
hipoglikemia,ketoasidosis diabetic (DKA) dan sindrom nonketotic
hyperosmolar hiperglikemia (Susan C, Smeltzer, 2013).
2.1.2 Etiologi Diabetes Melitus
Menurut (ADA, 2022) etiologi diabetes melitus diklasifikasikan
menjadi 4 kelompok
1. DM tipe 1
DM ini disebabkan kerusakan sel autoimun laten pada dewasa
2. DM tipe 2
DM hal ini disebabkan oleh hilangnya sekresi insulin yang
adekuat secara bertahap oleh sel-sel, seringkali dengan latar
belakang resistensi insulin. 
3. DM gestasional
Diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga
kehamilan yang tidak jelas sebelum kehamilan. Seperti,
sindrom diabetes monogenik (seperti diabetes neonatal dan
diabetes onset maturitas pada muda).
4. DM tipe lain Diabetes ini (seperti penggunaan glukokortikoid,
dalam pengobatan HIV/AIDS, atau setelah transplantasi
organ) (ADA 2022).

7
2.1.3 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
Menurut (Susan C, Smeltzer, 2013) manifestasi klinis diabetes
melitus antara lain:
1. Poliuria, polidipsidia dan polifagia
2. Kelelahan dan kelemahan dengan perubahan penglihatan
yang tiba-tiba buram, kesemutan atau mati rasa pada tangan
atau kaki, lesi kulit atau luka yang lambat sembuh atau
infeksi berulang.
3. Timbulnya diabetes tipe1 dengan penurunan berat badan
mendadak atau penurunan berat badan,mual, muntah atau
sakit perut.
4. Diabetes tipe 2 diakibatkan oleh intoleransi progresif dan
bertahap selama bertahun-tahun, menyebabkan komplikasi
jangka Panjang jika diabetes tetap tidak terdeteksi selama
bertahun-tahun. Komplikasi yang dapat terjadi sebelum
diagnosis yang sebenarnya dibuat.
5. Tanda dan gejala ketoasidosis diabetik (DKA) meliputi nyeri
perut, mual, muntah, hiperventilasi, DKA yang tidak diobati
dapat menyebabkan perubahan tingkat kesadaran, koma, dan
kematian.
2.1.4 Faktor Resiko Diabetes Melitus
Menurut (FitrianiNasutoin, 2021), faktor risiko diabetes yaitu dua
faktor yang dimodifikasi dan yang tidak dimodifikasi oleh faktor
risiko yang tidak dimodifikasi, yaitu riwayat keluarga, umur>45
tahun, etnis, riwayat kelahiran bayi dengan berat badan lahir lebih
dari 4000 gram atau sedang usia kehamilan dan berat badan (dan 2,5
kg). Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain obesitas
berdasarkan indeks massa tubuh, hipertensi, kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol dan kurang aktivitas fisik.

8
2.1.5 Komplikasi Diabetes Melitus
Menurut (Susan C, Smeltzer, 2013) diabetes melitus diklasifikasikan
menjadi dua yaitu komplikasi akut dan kronik terjadi akibat
intoleransi glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu pendek
dan mencakup berikut :
1. Hipoglikemia
2. DKA (Ketoasidosis Daibetes)
3. HHS (Hyperosmolar Hyperglycemic State)
Komplikasi kronik biasanya terjadi 10-15 tahun setelah gejala
diabetes melitus dengan komplikasi sebagai berikut :
1. Penyakit makrovaskuler (pembuluh darah besar)
mempengaruhi sirkulasi koroner, pembuluh darah perifer,
dan pembuluh darah di otak.
2. Penyakit mikrovaskuler (pembuluh darah kecil) yang
mempengaruhi mata (retinopati)dan ginjal (nefropati;control
kadar gula darah untuk menunda atau mencegah komplikasi
terhadap mikrovaskuler dan makrovaskuler.
3. Penyakit neuropati mempengaruhi sistem saraf motorik dan
otonom dan berperan memunculkan sejumlah masalah
seperti impotensi dan ulkus kaki.
2.1.6 Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Menurut (Susan C, Smeltzer, 2013) secara umum penatalaksanaan
diabetes melitus untuk peningkatan kualitas hidup penderita ada
beberapa penatalaksaan yang dilakukan yaitu penatalaksaan medis,
penatalaksanaan nutrisi,keperawatan,edukasi, penatalaksanaan dalam
meningkatkan asuhan di rumah dan komunitas. Penatalaksanaan
penyakit diabetes melitus (DM) diawali dengan penerapan pola hidup
sehat seperti terapi penatalaksanaan nutrisi, medis dan aktifitas fisik
yang akan dikombinasikan dengan terapi farmakologis seperti obat
anti hiperglikemik injeksi ataupun oral, yang dapat diberikan sebagai

9
pengobatan tunggal atau kombinasi dari informasi seputar
pemantauan diri
2.2 Konsep Kecemasan
2.2.1 Definisi Kecemasan
Kecemasan merupakan perasaan atau keadaan yang tidak santai
disebabkan oleh ketidaknyamanan atau kecemasan dan ketakutan,
disertai dengan reaksi. dan kecemasan atau kecemasan adalah
keadaan ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, akibat dari
antisipasi bahaya. Kecemasan adalah sinyal bahaya atau
peringatan yang akan segera terjadi dan dapat membantu orang
bersiap untuk bertindak. (Nurhalimah, 2016).

2.2.2 Gejala Klinis Kecemasan


Menurut (Nurhalimah, 2016) adapun tanda dan gejala klinis
kecemasan pada Diabetes Melitus

1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut dengan pikirannya


sendiri serta mudah tersinggung .
2. Merasa tegang,gelisah,tidak tenang.
3. Mengalami gangguan pola tidur dan dapat disertai mimpi
yang menegangkan
4. Gangguan konsentrasi
5. Terdapat keluhan somatik, mis rasa sakit pada otot dan tulang
belakang,berdebar-debar, dan dapat mengalami gangguan
pencernaan berkemih atau sakit kepala.

10
2.2.3 Tingkat Kecemasan
Menurut (Nurhalimah, 2016) tingkat kecemasan dibagi beberapa
tingkatan, yaitu :

1. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan seringkali dihubungkan dengan
ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dalam persepsi
kewaspadaan dan kecemasan yang membantu setiap orang
dalam hal-hal baru,meningkatkan pertumbuhan dan kreatif.
2. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang mengesampingkan dan memusatkan
dengan hal-hal penting, seseorang dengan pusat perhatiannya
yang selektif dan dapat melakukan sesuatu yang terarah.
3. Kecemasan Berat
Kecemasan yang berat mempersempit persepsi dan
cenderung atau lebih fokus pada pemikiran tentang sesuatu
yang detail, konkrit dan hal lainnya. Tujuan dari semua
perilaku pasien adalah untuk mengurangi ketegangan. Pasien
membutuhkan lebih banyak bimbingan untuk fokus pada area
lain.
4. Tingkat Panik
Tingkat panik itu pasien yang merasakan rasa ketakutan yang
mengalami tremor dan dalam melakukan sesuatu harus
dengan pengarahan serta disorganisasi kepribadian. Karena
mereka telah kehilangan kendali maka orang yang panik tidak
dapat melakukan apa-apa.

11
2.2.4 Faktor-Faktor Mempengaruhi Kecemasan
Menurut Stuart dan Laraia, (2005) Kecemasan disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain (Sutejo, 2019) .
1. Faktor biologis
Menurut teori biologis, terdapat reseptor di otak yang dapat
meningkatkan kadar inhibitory neurotransmitter (GABA), yang
memainkan peran sentral dalam mekanisme biologis yang terkait
dengan kecemasan. Kecemasan dapat dikendalikan oleh reseptor
benzodiazepine otak. Seperti endorfin, penghambat GABA
memainkan peran penting dalam mekanisme biokimia yang
mendasari kecemasan. Kecemasan dapat disertai dengan gejala
fisik dan meningkatkan toleransi seseorang terhadap cemas.
2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis dapat dipelajari dengan menggunakan perspektif
(perspektif) psikoanalitik, interpersonal dan behavioral.
a. Dari sudut pandang psikoanalitik,
Kecemasan adalah hasil dari pergulatan emosional antara dua
aspek kepribadian (id dan superego). Id mengungkapkan
insting dan keinginan utama, sedangkan superego dipandu
oleh norma-norma budaya dan mencerminkan hati nurani.
Peran ego dalam memediasi kebutuhan akan rasa takut adalah
mengingatkan ego bahwa ada sesuatu yang salah.
b. Pandangan Interpersonal
Kecemasan adalah ketakutan tidak dikenali dan tidak dapat
terhubung dengan orang lain. Kecemasan terkait dengan
terjadinya kerusakan, seperti kecelakaan dan insiden, dapat
menjadi kecacatan tertentu. Orang dengan harga diri rendah
lebih cenderung menderita kecemasan ekstrim.

12
c. Pandangan Perilaku
Ketakutan muncul dari kekecewaan, yang ditandai dengan
segala hal yang menghalangi kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan. Orang yang terbiasa dengan peningkatan
masa kanak-kanak secara teratur menunjukkan kegelisahan di
kemudian hari, para ahli perilaku setuju dengan yang
melihatnya secara eksternal berdasarkan keinginan internal.
3.Sosial Budaya
Kecemasan dalam keluarga. Gangguan kecemasan dan depresi
karena ketidakseimbangan yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi
dan Pendidikan sehingga terjadi depresi dan kecemasan.
2.2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kecemasan yang menurunkan kemampuan
konsentrasi dapat secara farmakologis atau obat-obatan, tetapi juga
non obat atau non obat dengan tindakan tertentu, yang selanjutnya
dapat menurunkan kemampuan konsentrasi pada kecemasan (Desi
widia, 2021).
1. Metode secara farmakologi
Ilmu yang mempelajari obat dalam segala bentuknya dikenal
sebagai farmakologi (sifat-sifat obat, seperti kimia, fisika,
fisiologi hingga penyerapan, “nasib” obat dalam tubuh).
2. Metode secara non farmakologis
Teknik non farmakologis seperti ini tidak menggantikan
pengobatan, tetapi sama pentingnya untuk mengurangi
kecemasan yang hanya berlangsung beberapa detik atau menit.
Banyak aktivitas nonfarmakologis yang dapat membantu
mengurangi kecemasan, meskipun aktivitas ini memiliki efek
ansiolitik yang relatife terbatas. Contoh pijat, terapi musik,
hiburan, terapi guided imagery musik (GIM), relaksasi
mendalam dan psikoterapi (Hawari, 2016).

13
a. Psikoterapi suportif untuk mendorong atau
menyemangati pasien agar tidak merasa putus asa dan
untuk mendapatkan rasa percaya diri.
b. Psikoterapi Pendidikan ulang, yang memberikan
pelatihan ulang dan penyesuaian ketika dianggap tidak
berhasil dalam mengelola kecemasan.
c. Psikoterapi rekonstruktif yang memulihkan
(memperbaiki) kepribadian yang dihancurkan oleh
peristiwa yang membuat stres.
d. Psikoterapi keluarga, untuk meningkatkan hubungan
keluarga sehingga variabel keluarga dapat digunakan
sebagai elemen pendukung dari pada faktor penyebab.
e. Terapi psikoreligius, membantu meningkatkan daya
tahan tubuh seseorang dalam menghadapi berbagai
tantangan hidup, termasuk stress psikologi.

2.3 Konsep Aromaterapi Lavender


2.3.1 Definisi Aromaterapi Lavender
Aromaterapi adalah penggunaan ekstrak minyak esensial yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan, bunga dan bagian tumbuhan
lainnya untuk mengobati berbagai macam penyakit.Lavender
dikenal sebagai anti bakteri, anti radang, pelemas otot, Pereda
nyeri dan obat penenang. Dan menurut (Aris Setyawan,2020)
lavender juga memiliki efek menenangkan dan menghilangkan
rasa sakit melalui stimulasi Sistem saraf dan. Aromaterapi adalah
salah satu jenis dari CAM yang banyak digunakan dengan tujuan
menghirup uap atau penyerapan minyak ke dalam kulit yang
berguna mengobati atau mengurangi gejala fisik dan emosional
aromaterapi menggunakan minyak lavender dipercaya dapat
memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang

14
(carminative) setelah lelah beraktivitas. Lavender mempunyai efek
relaksasi sekaligus perangsang sehingga sangat baik digunakan
sebagai penyejuk bagi orang-orang yang cemas dan perangsang
bagi orang yang mengalami depresi. Aromaterapi lavender juga
dapat mengatasi masalah sakit sendi, sakit kepala atau nyeri
lainnya (Salsabilla, 2020)

2.3.2 Manfaat Aromaterapi Lavender


Manfaat aromaterapi selain untuk penyembuhan fisik dan psikis,
aromaterapi juga dapat melemaskan saraf dan otot yang tegang.
Relaksasi adalah cara mengatasi kecemasan dengan relaksasi otot
dan saraf, meningkatkan kepercayaan diri, mematangkan pola
pikir, memfasilitasi control diri, mengurangi stress umum dan
meningkatkan kesejahteraan, jadi salah satu cara untuk
mengurangi kecemasan adalah dengan relaksasi menggunakan
aromaterapi. (Salsabila, 2020). Aromaterapi salah satu cara terapi
dengan memanfaatkan minyak menguap atau minyak atsir dan
organ lfactory (penciuman) manusia. kandungan dari aromaterapi
lavender bekerja dengan merangsang sel-sel saraf penciuman dan
mempengaruhi kerja sistem limbik sehingga dapat memberikan
perasaan rileks yang akhirnya dapat mempengaruhi penurunan
kecemasan dan Efek aromaterapi positif karena aroma yang segar
dan harum merangsang sensori dan akhirnya mempengaruhi organ
sehingga dapat menimbulkan efek yang kuat terhadap emosi (Eni
Kusyati, 2018).

2.3.3 Kandungan Aromaterapi lavender


Kandungan lavender adalah linalool, dimana linalool memiliki sifat
menenangkan dan selain itu minyak lavender dapat membantu
mengatasi insomnia, memperbaiki mood, mengurangi kecemasan,
meningkatkan vitalitas dan tentunya dapat memberikan efek

15
relaksasi (Intan Asri Nurani, 2022). Dan menurut Mclain (Safaah et
al., 2019), minyak lavender memiliki beberapa komponen seperti
minyak atsiri, alpha-pinene, kafein, beta-myrcene, cymene,
limonene, cineole, linalool, borneol, geranyl acetate dan
caryophyllene. Yang utama adalah linalool.

2.3.4 Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Terapi Aromaterapi


Salah satu pengobatan komplementer non farmakologi yang dapat
digunakan untuk mengurangi kecemasan adalah aromaterapi yang
melibatkan penciuman minyak atsiri aromaterapi. Dan jenis yang
digunakan untuk mengurangi kecemasan adalah lavender, karena
lavender telah digunakan sejak lama karena bersifat menenangkan
dan memiliki efek anti ansietas atau anti kecemasan. (Aris Setyawan,
2020).

2.4 KonsepTerapiMusik Mozart


2.4.1 Definisi Terapi Musik
Terapi musik adalah proses yang menggabungkan aspek
Kerjasama Phytotherapy (ESCOP) atau European Medicines
Agency (EMA). Terapi musik ini digunakan untuk
menghilangkan stres, kecemasan dan depresi (Nurani et al.,
2022), meningkatkan kebutuhan fisik dan situasi, kebutuhan
emosional, mental, kognitif dan sosial dari musik itu sendiri
(Febriati Astuti, 2022). Dan menurut (Krisnanda Aditya
Pradana, 2022), terapi musik adalah salah satu jenis Teknik
relaksasi yang bertujuan untuk menimbulkan ketenangan,
mengelola emosi dan memperbaiki gangguan kesehatan jiwa.
Terapi musik juga digunakan oleh para psikolog dan psikiater
untuk mengobati berbagai penyakit jiwa, dan tujuan terapi musik
adalah untuk membantu merilekskan tubuh dan pikiran pasien
sehingga dapat mempengaruhi perkembangan diri dan

16
memperbaiki gangguan psikososial. Mendengarkan musik dalam
terapi relaksasi merupakan salah satu metode non medis yang
digunakan untuk relaksasi dan mengurangi kecemasan. Menurut
American Psychological Association, penggunaan musik sebagai
tambahan terapi adalah untuk meningkatkan fungsi psikologis,
fisik, kognitif atau sosial. Terapi musik dapat dilakukan dengan
cara menonton pertunjukan musik, menyanyi dan mendengarkan
musik.

2.4.2 Manfaat Terapi Musik


Terapi musik memiliki beberapa manfaat antara lain (Iinggriana,
2022):
1) Musik bersifat terapeutik dan penyembuhan,musik
bermanfaat bagi kesehatan.
2) Ada beberapa cara stimulasi ritmik meningkatkan fungsi
otak manusia, termasuk merangsang saraf di otak dan
menciptakan perasaan sejahtera dan sejahtera, yang
memungkinkan otak berfungsi secara optimal.
3) Kemampuan untuk menimbulkan respon psikologis yang
dapat mengubah suasana hati dan keadaan emosional berarti
bahwa musik dapat digunakan sebagai bentuk relaksasi
untuk mengurangi stres, mengatasi kecemasan dan
mengangkat semangat pendengarnya. Musik tersebut akan
merangsang pengeluaran gelombang otak yang dikenal
sebagai gelombang α yang memiliki frekuensi 8-12 cps
(cycles per second) otak memproduksi serotonin yang
membantu menjaga perasaan bahagia dan membantu dalam
menjaga mood, membantu tidur, perasaan tenang serta
melepaskan cemas serta seseorang merasa nyaman dan
tenang. Musik secara luas digunakan untuk meningkatkan

17
kesejahteraan, mengurangi stres, dan mengalihkan perhatian
pasien dari gejala yang tidak menyenangkan, sehingga
dengan demikian jelas bahwa terapi musik berpengaruh
terhadap kondisi emosional seseorang dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Feva Tridiyawati, 2022).

2.4.3 Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Terapi Musik Mozart


Terapi musik dapat mempengaruhi keadaan biologis
tubuh yang dapat menurunkan emosi, rileks karena musik dapat
memberikan rangsangan pada pengindraan, organ tubuh dan
musik juga dapat memberikan respon baik secara fisik maupun
psikis bagi pendengarnya (Nurul Imam S. E., 2021). Pemberian
musik ini menimbulkan gelombang suara yang dapat
meningkatkan respon, seperti peningkatan endorfin yang dapat
mempengaruhi suasana hati dan mengurangi kecemasan.
Kemudian pendengar dapat merasakan ketenangan maupun
kedamaian dengan mendengarkan musik Mozart karena efek
musik ini dapat menenangkan bagi pendengarnya (Artini et al.,
2022).

2.4.4 Prosedur Pemberian Terapi Musik Mozart


Prinsip pemberian musik melalui pra dan post
tes .Pertama sebelum prosedur peneliti mengukur tingkat tingkat
kecemasan pada penderita DM, kemudian memutar musik
selama 15 menit, jenis musik klasik. Kemudian memberikan
aromaterapi lavender sambil memutarkan musik klasik “Piano
Sonata No.16 in C Major, K.545 allegro” selama 15 menit.
Setelah melakukan intervensi maka kembali mengukur tingkat
kecemasan dengan memberikan kembali kuesioner kemudian
melihat apakah ada pengaruh kombinasi pemberian aromaterapi
dan terapi musik terhadap kecemasan DM. Dari penguraian dari

18
definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa terapi musik cara
efektif yang dapat menurunkan tingkat kecemasan (Hidayah
2015).

2.4.5 Standar Operasional Prosedur


Standar Operasional Prosedur( SOP ) pemberian aromaterapi dan
terapi musik

Pengertian 1.Terapi musik dengan tindakan mendengarkan musik


2. Aroma terapi merupakan tindakan dengan cara
menghirup aroma lavender
Tujuan 1. Tindakan non farmakologi
2. Pengaruh tingkat cemas terhadap DM
3. Memberikan rasa rileks dan ketenangan
Indikasi Pasien diabetes melitus
Peralatan 1. Minyak esensial aroma lavender
2. Handphone musik“The Relaxation Piano Sonata
No.16 in C Major, K.545 allegro” dapat dilihat
link berikut https://youtu.be/qjk-YRuQZDE
3. Earphone
4. kain
Prosedur A. Fase pra interaksi
1. Identifikasi data
2. Cuci tangan
3. Dekatkan alat dengan responden
B. Fase orientasi
1. Ucapkan salam
2. Tanyakan identitas pasien
3. Perkenalkan diri
4. Jelaskan prosedur dan tujuan pelaksanaan
5. Persetujuan pasien

19
C. Fase kerja

1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat dengan responden
3. Jaga privasi
4. Posisikan responden dengan nyaman
5. Ukur tingkat kecemasan
6. Tuangkan minyak aromaterapi lavender
pada kain
7. Menyiapkan handphone dengan yang akan
di gunakan oleh responden dan putarkan
musik mozart
8. Intruksikan untuk menghirup aromaterapi
selama 15 menit sambil mendengarkan
musik mozart
9. Ukur kembali tingkat kecemasan
10. Rapikan kembali alat

D. Faset erminasi
1. Pamitan
2. Dokumentasi
Sumber (Hidayah 2015)

2.5 Penelitian Terkait


1. (Nurul Imam S. E., 2021) Pengaruh kombinasi terapi musik dan
aromaterapi terhadap kecemasan pada pasien bedah digestive
preoperative laparotomy penelitian ini merupakan desain preferred
reporting items for systematic review and Meta Analysis (PRISMA)
Guidelines dengan strategi pencarian literatur online menggunakan
google chrome search engine Scopus, Science Direct, Pubmed dan
Proquest. Tahun jurnal yang diambil mulai dari tahun 2011 sampai

20
dengan 2021. Hasil penelitian dari 20 jurnal yang di review
menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh kombinasi terapi musik dan
aromaterapi terhadap ansietas pada pasien bedah digestive post operatif
laparatomi.kombinasi terapi musik dan aromaterapi efektif digunakan
sebagai terapi komplementer untuk menurunkan ansietas ,juga
merupakan intervensi keperawatan mandiri dan mudah diterapkan serta
memiliki manfaat yang sangat baik bagi pasien.
2. (Novita Wulan Sari, 2022) Kombinasi aromaterapi dan terapi musik untuk
kecemasan remaja pada pembelajaran daring di era pandemi Covid-19
di Semarang. Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
semu dengan pretest control group dan teknik pengambilan sampel
adalah purposive sampling dengan jumlah 60 responden. Perlakuan
dilakukan sebanyak 4 kali selama 4 minggu. Perawatan dilakukan
dengan kombinasi aromaterapi dan terapi musik. Kecemasan RCMAS
digunakan sebagai ukuran. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh
kombinasi aromaterapi dan terapi musik terhadap tingkat kecemasan
remaja saat pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 (p<0,5).
3. (Rauda, 2021) Pengaruh kombinasi musik dan aromaterapi lavender
terhadap penurunan intensitas dismenore primer Penelitian ini
menggunakan desain  eksperimen semu dan desain kelompok kontrol
non-ekuivalen. Purposive sampling digunakan dalam teknik
pengambilan sampel. Para peneliti menerima pre-test dengan penilaian
nyeri awal, setelah intervensi dengan kombinasi musik dan lavender
dalam aromaterapi, post-test dengan skala penilaian numerik. Hasil
analisis statistik menunjukkan bahwa kombinasi musik dan aromaterapi
lavender berpengaruh nyata terhadap penurunan intensitas dismenore
primer p = 0,046 dan effect size 0,26 (sedang). Kesimpulan penelitian
adalah kombinasi karena musik dan aromaterapi lavender memiliki efek
yang lebih besar dibandingkan aromaterapi lavender saja terhadap
intensitas dismenore primer

21
Gambar 2.1 KerangkaTeori

Diabetes Melitus

Komplikasi Tingkat kecemasan


1.Penyakit makrovaskuler (pembuluh 1. Kecemasan
darah besar) memengaruhi sirkulasi Ringan
2. Kecemasan
koroner,pembuluh darah perifer,dan
Sedang
pembuluh darah di otak. 3. Kecemasan
Berat
2.Penyakit mikrovaskuler (pembuluh
4. panik
darah kecil) yang memengaruhi mata 5.
(retinopati)dan ginjal (nefropati);kontrol
kadar gula darah untuk menunda atau
mencegah komplikasi terhadap Penatalaksanaan
mikrovaskuler dan makrovaskuler. kecemasan

 farmakologi
3.Penyakit neuropatik memengaruhi
 Non farmakologi
sistem saraf motorik dan otonom dan
berperan memunculkan sejumlah masalah
seperti ulkus kaki.

Non farmakologi

Aromaterapi dan terapi musik

Sumber : (Susan C, Smeltzer, 2013; Sutejo, 2019; Stikes Wijaya Husada Bogor,
2021;Pragholapati et al., 2021; Sari et al., 2022)

22
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 KerangkaKonsep
Kerangka konseptual membantu peneliti menghubungkan
temuan penelitian dengan teori (Nursalam, 2017) dalam penelitian ini
variabel bebas adalah aromaterapi dan terapi musik dan variabel
terikatnya adalah tingkat kecemasan. Maka, berdasarkan uraian di atas,
kerangka konseptual diuraikan sebagai berikut:

1. Aromaterapi Tingkat
lavernder dan Kecemasan
2. Terapi musik

Keterangan:

Variabel independen :

variabel dependen :

Arah penghubung :

3.2 Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan kesimpulan dari masalah yang diteliti yang
bersifat sementara dan masih memerlukan pembuktian (Andi
Ibrahim, 2018). Hipotesis dalam penelitian ini adalah “adanya
pengaruh kombinasi aromaterapi dan terapi musik terhadap tingkat
kecemasan penderita diabetes melitus’’.

23
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana penelitian yang dibuat oleh
peneliti,sebagai perkiraan kegiatan yang akan dibuat(arikunto, 2010).
Quasi Eksperimen adalah metode penelitian dalam pelaksanaanya
masih dalam tahap uji coba dengan menggunakan rancangan one
group pre dan post test design (arikunto, 2010). Penelitian ini tidak
menggunakan kelompok kontrol, Karena penelitian ini mengukur
kecemasan sebelum dan setelah pemberian terapi kombinasi antara
aromaterapi dan terapi musik.
Dan Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan Penderita
Diabetes Melitus Di Klinik Ikram Wound Care Center.Rancangan
Penelitian Pengaruh Kombinasi Aromaterapi

Subjek Pre test Perlakuan Post test


R O1 X1 X1 X1 O2
Tabel 4.1 Rancangan Penelitian
Keterangan :
R :Subjek (penderita diabetes melitus)
O1 :Pengukuran kecemasan sebelum perlakuan
X1 :Intervensi (pemberian aromaterapi lavender dan terapi musik)
O2 :Pengukuran kecemasan sesudah perlakuan.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian telah dilaksanakan di Klinik Ikram Wound Care Center
dan penelitian ini dilakukan pada bulan april-mei 2023.

24
4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
4.3.1Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diamati
(arikunto, 2010). Sesuai penjelasan di atas maka, populasi
penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes melitus yang
dirawat karena luka diabetes melitus di klinik Ikram Wound Care
Center dalam 2 bulan terakhir di tahun 2022 sebanyak 23 pasien.

4.3.2Sampel
Sampel adalah mewakili setengah dari subjek penelitian yang
dianggap sudah mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012).
Karena populasi kecil dari 100 kemudian menghitung besarnya
sampel peneliti menggunakan rumus slovin seperti berikut
(Notoatmodjo, 2012) :
N
n= 2
1+ N (d )
keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat kepercayaan /ketepatan yang diinginkan
(0,05)
Untuk menentukan sampel penelitian ini dengan jumlah populasi
23 responden maka perhitungannya adalah :

N
n=
1+ N (d 2)
23
n= 2
1+ 23(0,05 )
23
n=
1+ 0,0575
= 21,75 = 22 responden

25
4.3.3 Teknik Sampling
Menurut (Dharma, 2011) teknik sampling adalah cara seorang
peneliti menentukan atau memilih sejumlah sampel dari suatu
populasi. Metode pengambilan sampel ini dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling dimana ditentukan
karakteristik khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam
penelitian ini sampel yang diambil adalah pasien yang memiliki luka
diabetes melitus yang sedang menjalani perawatan luka di klinik Ikram
wound care center.

4.4 Kriteria Sampel


Menetapkan standar pengambilan sampel membantu peneliti
mengurangi penyimpangan dalam hasil penelitian, terutama ketika
variabel kontrol mempengaruhi variabel studi. Kriteria pengambilan
sampel dibagi menjadi dua bagian :inklusi dan eksklusi. (Nursalam,
2013). Kriteria penelitian ini adalah:

4.4.1Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah subjek yang mewakili sampel penelitian dan
memenuhi persyaratan untuk dimasukkan dalam sampel. Kriteria
penelitian ini :

1. Bersedia menjadi responden


2. Berkomunikasi dengan baik
3. Memiliki kesadaran normal
4. Penderita DM di klinik wound care yang mengalami kecemasan

26
4.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah subjek yang tidak melengkapi sampel
karena tidak memenuhi persyaratan yang sama dengan sampel
penelitian dan dikeluarkan dari penelitian. Kriteria eksklusi
untuk penelitian ini meliputi :

1. Pasien yang tidak menyukai aromaterapi lavender


2. Responden yang tidak siap diteliti dengan bertanda tangan
pada surat persetujuan peserta penelitian.

4.5 Variabel Penelitian


4.5.1 Variabel Independen
Variabel indepen dalam penelitian variabel yang mempengaruhi
atau menyebabkan perubahan faktor tingkat kecemasan yaitu
kombinasi terapi aromaterapi dan terapi musik.
4.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi apakah
variabel independen berpengaruh, jadi variabel dependen dalam
penelitian adalah tingkat kecemasan.

27
4.6 Alur Penelitian

Populasi
Populasi pada penelitian ini yaitu semua pasien
diabetes yang dirawat karena luka DM di klinik
ikram wound care center sebanyak 23 orang

Sampel
Sebagian dari pengunjung di klinik ikram
wound care yang menderita DM sebanyak 22
responden sesuai dengan kriteria sampel

Teknik sampling purposive sampling

Desain penelitian
Quasy eksperimen dengan menggunakan
rancangan penelitian one group pre dan post test
design

Pengumpulan data
Menggunakan kuesioner Diabetic
Anxiety Scale

Pengolahan data
Editing, coding, data entry, scoring,
cleaning.

Analisa data

28
Gambar 4.2 alur penelitian
4.7 Definisi Operasional
Definisi operasional menentukan metode dimana konstruk, diteliti dan
diimplementasikan sehingga peneliti lain dapat menyalinnya atau
menemukan cara yang lebih baik untuk mengevaluasinya (Sugiyono,
2016) dalam penelitian ini definisi operasional sebagai berikut :

Variabel Definisi Alat dan Cara Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur

Variabel Salah satu SOP dalam - -


independen metode yang pelaksanaan
digunakan pemberian
Kombinasi untuk kombinasi terapi
terapi mengatasi aromaterapi dan
aromaterapi kecemasan terapi musik
lavender dan pada DM
terapi musik

Variabel Perasaan yang Kuesioner Total Skor Ordinal


Dependen khawatir atau
takut terhadap Kuesioner Tidak ada
Tingkat penyakitnya berisikan 7 kecemasan
kecemasan yang Pertanyaan, 0-4
dirasakan atau dimana setiap
ditunjukkan pertanyaan Kecemasan
oleh si dinilai 0-3 yaitu ringan : 5-9
penderita 0: tidak setiap
dalam proses hari, 1: Kecemasan
perawatan beberapa hari, sedang : 10-
luka DM 2: lebih dari 14
berdasarkan setengah hari,
hasil 3: hamper setiap Kecemasan
kuesioner hari. berat ; 15-21

Tabel 4.3 Definisi Operasional

29
4.8 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh penelitian
untuk mengobservasi,mengukur atau menilai suatu fenomena (Dharma,
2011). Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan dalam
standar operasional prosedur (SOP) yang menggabungkan alat dan
bahan yang digunakan yaitu aromaterapi dan terapi musik. Sedangkan
variabel dependen yang berupa kuesioner dengan model Diabetes
Anxiety Scale (DAS), kuesioner dari Davis et al., 2018) telah
dimodifikasi dan dilakukan uji validitas dan reliabilitis terhadap
penderita diabetes melitus dengan hasil uji validitas yaitu dengan nilai r
tabel 0,361 setiap pertanyaan lebih besar dari nilai r tabel, dengan nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05 lalu uji reliabilitas didapatkan cronbachs
alpha dengan nilai 0,841 maka dikatakan reliabel karena nilai cronbach
alpha lebih > 0,6. Awal penelitian ini dilakukan pemberian inform
consent kemudian dilakukan intervensi sebanyak 3X,setelah itu
dilakukan post test.

4.9 Pengumpulan data


1. Data primer
Pengumpulan data yang memperoleh datanya secara langsung
melalui wawancara, kuesioner, dan hasil kombinasi aromaterapi
lavender dan terapi musik
2. Data sekunder
Data yang diperoleh melalui pengumpulan data dari pihak
institusi. Data penelitian ini dikumpulkan dari klinik ikram
wound care center dan dinkes

30
4.10 Teknik Analisa Data
4.10.1 Editing
Editing adalah kegiatan yang bertujuan dengan data yang
dikumpulkan yang memerlukan verifikasi atau koreksi.
Pengumpulan data terjadi ketika kuesioner tidak lengkap
(Notoatmodjo, 2012). Editing adalah proses pemilihan dalam
konfirmasi formulir pengamatan yang diisi oleh analis.
4.10.2 Coding
Menurut (Notoatmodjo,2012) Coding adalah proses menulis
dalam mengkategorikan tanggapan responden ke dalam
kategori tertentu.Menyusun data huruf menjadi data numerik
untuk dianalisis yang lebih muda.

a. Usia memiliki kategori


45-54 tahun Diberi kode 1
66-74 tahun Diberi kode 2
66-74 tahun Diberi kode 3
b. Jenis Kelamin memiliki kategori
Laki-laki Diberi kode 1
Perempuan Diberi kode 2
c. Pendidikan memiliki kategori
SD Diberi kode 1
SMP Diberi kode 2
SMA Diberi kode 3
PERGURUAN TINGGI Diberi kode 4
d. Pekerjaan memiliki kategori
PNS Diberi kode 1
IRT Diberi kode 3
Lainnya Diberi kode 4

31
4.10.3 Entry Data
Entry data yaitu menjawab setiap kode yang telah diberikan
lalu dimasukkan kedalam tabel kemudian menghitung
pengulangan informasi tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Kemudian memasukkan informasi secara fisik dengan melalui
computer mempersiapkan dengan SPSS dan Microsoft Excel

4.10.4 Scoring
Scoring yaitu meliputi penentu skor atau nilai hal-hal
pertanyaan dan penentuan skor yang rendah dan tinggi.
Langkah yang dilakukan setelah penetapan kode jawaban dan
hasil observasi dapat diberikan skor (Susilo, 2017).

Tingkat Kecemasan Skor


Tidak ada kecemasan : 0-4
Kecemasan Ringan : 5-9
Kecemasan sedang : 10-14
Kecemasan berat : 15-21
4.10.5 Cleaning
Cleaning merupakan pembersihan data yang melihat data itu
valid untuk variabelnya.informasi yang diperiksa ulang dengan
beberapa tes merupakan informasi yang belum dimasukkan.
Hasil Hasil clean menunjukkan tidak ada error, sehingga semua
informasi dapat digunakan (Notoatmodjo,2012).

4.11 Analisis Data


4.11.1 Analisis Univariat
Analisa univariat menurut (Heryana, 2020) adalah dengan
menggunakan satu jenis yang tidak terdiri dari variabel dependen
dan independen. Bisa saja variabel yang dianalisis ada 4,5,6 dan
seterusnya tetapi perlakukan masing-masing variabel tersebut

32
sama dengan variabel dependen. Statistik deskriptif yang
meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, frekuensi jenis kelamin
dan persentase dalam bentuk rata-rata, median, modus dan
standar deviasi digunakan dalam analisis univariat.

4.11.2 Analisis Bivariat


Analisa bivariat menurut (Heryana, 2020) dilakukan bila variabel
yang akan dianalisis terdiri dari dua variabel yaitu dependen dan
independen. Analisis bivariat digunakan untuk membandingkan
tingkat kecemasan sebelum dan setelah pemberian kombinasi
aromaterapi dan terapi musik Uji wilcoxon digunakan karena
sebelum menentukan uji apa yang harus digunakan terlebih
dahulu melakukan uji normalitas yang tergantung dengan jumlah
responden. Uji normalitas dengan jumlah responden kurang dari
50 menggunakan uji shapiro-wilk. Hasil yang didapatkan
berdistribusi tidak normal dengan nilai signifikan <0,05 sehingga
uji yang digunakan untuk menganalisis efek intervensi pre test
dan post test kelompok intervensi, dilakukan uji statistik
wilcoxon signed rank test (uji komparasi 2 sampel berpasangan)
dengan derajat kemaknaan dengan derajat kemaknaan α<0,05.

4.12 Etika Penelitian


Menurut (Dharma, 2011) secara umum ada beberapa dalam etika
penelitian keperawatan yaitu antara lain :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect human


dignity)Penelitian harus menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Subjek memiliki hak atau kebebasan untuk
menentukan pilihan ikut atau menolak. Subjek dalam penelitian
juga berhak memberikan informasi yang terbuka dan lengkap
tentang pelaksanaan peneliti.

33
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (Respect for
privacy and confidentiality) Manusia sebagai subjek
penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk mendapatkan
kerahasiaan informasi. Sehingga peneliti perlu merahasiakan
berbagai informasi yang menyangkut privasi subjek yang
tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya
diketahui oleh orang lain.
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (Respect for justice
inclusiveness) Prinsip keterbukaan dalam pekerjaan penelitian
harus dilakukan dengan jujur, cermat, dan profesional. Prinsip
keadilan adalah bahwa penelitian membawa manfaat dan
beban yang dibagi rata sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan yang diteliti.

34
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Klinik Ikram Wound Care Center


Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Ikram Wound Care Centre
atau IWCC yang merupakan satu-satunya klinik perawatan luka,
stoma, dan inkontinensia yang terletak di Jln. Hertasning,
Lingkungan Tunda Kelurahan Labuang utara, Kecamatan Banggae
Timur. Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Klinik ini
didirikan oleh bapak Ns. Ikram Bauk, M.Kep, RN, WOC (ET) N
pada tahun 2010.
Jam pelayanan di klinik Ikram Wound Care Center adalah hari
senin-sabtu dengan jam kunjungan pagi pukul 09.00-12.00 dan sore
hari pukul 16.00-18.00. Di klinik ini rata-rata pasien yang datang
dalam perhari sebanyak 10 orang dan pada tahun 2022 terdapat 148
pasien Diabetic ulcer. Pelayanan yang diberikan di klinik ini seperti
pelayanan perawatan luka modern (luka diabetik, luka post operasi,
luka dekubitus, luka kanker, kallus, stoma, alergi, abses dan absen
non DM, fistel, luka kronik, luka akut, artery ulcer), pelayanan
khitan, pelayanan rumah (home care) dan pelayanan di rumah sakit.
Pasien yang berkunjung bukan hanya berasal dari Majene, ataupun
Polewali Sulawesi Barat akan tetapi terdapat pasien yang berasal dari
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah hingga Flores.

5.1.1 Data Umum Karakteristik Responden


Data umum yang terdapat dalam penelitian ini memiliki
karakteristik responden yang bervariasi seperti dalam hal usia, Jenis
Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan. Responden dalam penelitian
berjumlah 22 orang.

35
Tabel 5.1
Karakteristik Responden n (22)
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Umur
45-54 tahun 7 31.8
55-65 tahun 13 59.1
66-74 tahun 2 9.1
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 54.5
Perempuan 10 45.5
Pendidikan
SD 10 45.5
SMP 4 18.2
SMA 3 13.6
Perguruan Tinggi 5 22.7
Pekerjaan

PNS 5 22.7
Wiraswasta 2 9.1
Ibu Rumah Tangga 7 31.8
Lainnya 8 36.4
Total 22 100

Tabel 5.1 menggambarkan usia responden dalam penelitian ini


paling banyak ialah usia 55- 65 tahun sebanyak 13 responden.
Berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa karakteristik responden
yang didapatkan pada penelitian ini mayoritas berjenis kelamin laki-
laki. Berdasarkan tingkat pendidikan yang ditempuh oleh para
responden paling banyak memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar
(SD) sebanyak 10 responden. Dan dari jenis pekerjaan para responden
menunjukkan mayoritas memilih pekerjaan lainnya dengan jumlah 8
responden (36,4%) , yang dimana pekerjaan lainnya itu ada yang

36
berprofesi sebagai petani dan nelayan, maka terdapat 7 responden
bekerja sebagai petani dan 1 responden bekerja sebagai nelayan.

5.1.2 Data Khusus


Data khusus dalam penelitian ini yaitu tingkatan Kecemasan
penderita Diabetes Melitus sebanyak 22 orang. Tingkat Kecemasan
diukur sebelum dan sesudah dilakukan pemberian kombinasi
aromaterapi dan terapi musik.

Tabel 5.2
Gambaran kecemasan responden pre test dan post test
Frekuensi
Tingkat Kecemasan Penderita Pre-test Post Test
Luka Diabetes Melitus
N % n %

Tidak ada kecemasan


5 22.7
Kecemasan Ringan 10 45,5 14 63.6
Kecemasan Sedang 6 27,3 3 13.6
Kecemasan Berat 6 27,3
Sumber Data: Data primer, April-Mei 2023
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa tingkat kecemasan yang di
dapatkan sebanyak 22 responden diabetes melitus sebelum diberikan
intervensi memilki tingkat setres kategori berat sebanyak 6 responden
atau (27,3) kecemasan sedang 6 responden atau ( 27,3) dan tingkat
kecemasan ringan terdapat 10 responden atau (45,5).
5.1.3 Analisis bivariat
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini memiliki nilai signifikan
yang tidak berdistribusi normal sehingga dilakukan analisis data
menggunakan uji Wilcoxon sebagai berikut :

37
Tabel 5.3
Hasil analisis wilcoxon kombinasi aromaterapi lavender dan terapi musik
Tingkat Pre Test Post Test P-Value
kecemasan
F % F %

Tidak ada
5 22.7
kecemasan

Kecemasan 10 45,5
14 63.6
ringan 0,000

Kecemasan 6 27,3
3 13.6
sedang

Kecemasan 6 27,3
berat

Uji Wilcoxon p=0,000

Sumber Data: Data primer, April-Mei 2023

Gambar 5.4 grafik penurunan tingkat kecemasan

38
GRAFIK PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN
11

6.45

PRE POST
GRAFIK PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN

Analisis uji wilcoxon diperoleh dari nilai p=0,000 lebih kecil dari nilai
p<0,05, hal tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkatan
kecemasan pada pasien sebelum dan sesudah pemberian kombinasi
aromaterapi dan terapi musik sehingga efektif dalam menurunkan tingkat
kecemasan penderita diabetes melitus. Dan terdapat juga dari gambar diatas
yang menunjukan penurunan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
diberikan intervensi.

39
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tingkat kecemasan penderita diabetes melitus sebelum
dilakukan intervensi kombinasi aromaterapi lavender dan
terapi musik
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum diberikan intervensi
kombinasi aromaterapi dan terapi musik terdapat tiga tingkat
kecemasan ringan, sedang dan berat. Maka terhadap tingkat
kecemasan maka didapatkan mayoritas berada pada tingkat
kecemasan ringan di 10 orang (45,5%) namun terdapat juga
responden yang mengalami kecemasan sedang dan berat yaitu
masing-masing 6 responden (22,7%).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu usia.
Pada lansia memiliki hubungan biologi dasar,karena di usia lanjut
mengalami penurunan neurotransmitter yang berhubungan dengan
mood dan emosi, tingkat cemas lansia lebih Panjang dan
memungkinkan akan sering muncul dengan bertambahnya usia
(Nurhayati,2020). Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa usia
responden mayoritas pada usia (45-54) yaitu ada 7 responden 31,8%,
(55-65) 13 responden 59,1% dan (66-74) 2 responden 9,1%. Usia
adalah salah satu faktor internal yang ikut mempengaruhi adanya
kecemasan pada lanjut usia (Kamil et al.,2018).

40
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mayoriras berjenis kelamin
laki-laki dengan 12 responden (54,5 %) dan perempuan 10 responden
(45,5%). Sama halnya Dengan menurut wells, yaitu Pasien laki-laki
lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan pasien perempuan.
Jenis kelamin tidak termasuk dalam faktor resiko ulkus kaki diabetik,
faktor resiko utama adalah faktor umur, lama menderita DM,
kebiasaan dan gaya hidup. Persentase terbesar pasien ulkus kaki
diabetik adalah pasien yang berusia 40-60 tahun, hasil ini berbeda dari
usia pada teori Rochman yang menyatakan faktor terbesar ulkus
diabetik adalah usia ≥ 60 tahun (Nasif, 2017).
Faktor lain yang menyebabkan kecemasan, salah satunya adalah
pengetahuan Kurangnya pengetahuan dapat membuat seseorang lebih
mudah mengalami kecemasan karena ketidaktahuan tentang suatu hal
dianggap sebagai beban yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan
sehingga dapat menimbulkan kecemasan, hal ini disebabkan karena
kurangnya informasi yang diperoleh (Suwandi & Malinti, 2020).
Faktor dukungan keluarga merupakan mekanisme hubungan
interpersonal yang dapat melindungi seseorang dari efek stress yang
buruk. Hal ini menunjukkan bahwa semua responden yang tidak
mendapat dukungan penuh dari keluarga memiliki kecemasan. Fungsi
keluarga merupakan dukungan psikososial keluarga kepada
anggotanya, sehingga anggota keluarga tersebut merasa nyaman dan
dicintai (Yani, 2017) .
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa responden mayoritas
berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 10 responden
(45,5%).Tingkat kecemasan responden bisa dipengaruhi oleh
pendidikannya karena daya tangkap informasi serta pengetahuan yang
kurang akan penyakitnya. (Kamil et al., 2018). Tingkat pendidikan
seseorang mempengaruhi responnya terhadap sesuatu yang datang baik
dari dalam maupun dari luar. Orang yang berpendidikan lebih tinggi

41
akan merespon lebih rasional daripada mereka yang kurang
berpendidikan atau tidak berpendidikan (Masriani et al., 2020).
Menurut peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui
bahwa responden penelitian ini mayoritas laki-laki dengan paling
banyak mengalami tingkat kecemasan sedang dan terdapat juga 6
responden yang mengalami tingkat kecemasan berat dikarenakan
kebanyakan berprofesi petani dengan tingkat pendidikannya lebih
rendah sehingga dapat memungkinkan pengetahuan dan informasi juga
dapat mempengaruhi kecemasan kecemasan responden dalam
menghadapi penyakitnya sehingga kecemasan akan meningkat.
Penggunaan pemberian kombinasi aromaterapi lavender dan
terapi musik efektif karena dengan teknik relaksasi bantuan
aromaterapi dan musik instrumental memilki kontribusi yang positif
(Fatahila,2017).

5.2.2 Tingkat kecemasan pada penderita diabetes Melitus sesudah


dilakukan intervensi pemberian kombinasi aromaterapi lavender
dan terapi musik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden di klinik ikram
wound care center tingkat kecemasan setelah diberikan kombinasi
aromaterapi lavender dan musik maka didapatkan penderita diabetes
melitus mengalami penurunan kecemasan, ditunjukkan dengan
responden dengan tingkat kecemasan ringan terdapat 14 responden
(63.6 %), kecemasan sedang ada 3 responden (13,6 %) dan tidak
terdapat responden dengan tingkat kecemasan berat jika disimpulkan
bahwa dan setelah diberikan kombinasi aromaterapi lavender dan
terapi musik sehingga mendapatkan hasil penurunan.
Dalam Penelitian ini terjadi penurunan tingkat kecemasan pada
responden setelah diberikan kombinasi aromaterapi lavender dan terapi
musik. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terapi ini mampu

42
menekan rasa cemas pada responden. Hal ini disebabkan Karena
terdapat beberapa kandungan di dalam minyak lavender seperti
monoterpene, hidrokarbon, kafein, limonene, geraniol, lavandulol, dan
nerol terutama mengandung linalool yang asetat sekitar 30-60% dari
berat total minyak, yang dimana linalool merupakan bahan aktif utama
sebagai obat penenang anti cemas. Dan kemudian dikombinasikan
dengan musik dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme,
harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir dengan sedemikian
rupa sehingga terciptanya musik yang bermanfaat bagi kesehatan fisik
maupun mental. Karena terapi musik dapat meningkatkan kesehatan
yang menstabilkan emosional pendengarnya (Sari et al., 2022).
Sebab aroma yang dihasilkan dari aromaterapi tersebut
mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood (suasana
hati,ingatan,emosi dan pembelajaran selain itu lavender dipercaya
dapat membantu terciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran
sedangkan terapi musik merupakan tekni menggunakan musik untuk
meningkatkan,mempertahankan serta mengembalikan kesehatan
fisik,mental dan emosional (Setiawan & Erwanto, 2021).
Kombinasi aromaterapi dan terapi musik untuk kecemasan remaja
pada pembelajaran daring di era pandemi Covid-19 di Semarang. Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh kombinasi aromaterapi dan
terapi musik terhadap tingkat kecemasan remaja saat pembelajaran
daring di masa pandemi Covid-19 (p<0,5) (Novita Wulan Sari, 2022).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nurul Imam S.
E., 2021) Pengaruh kombinasi terapi musik dan aromaterapi terhadap
kecemasan pada pasien bedah digestive preoperative laparotomy
penelitian ini merupakan desain preferred reporting items for
systematic review and Meta Analysis (PRISMA) Guidelines dengan
strategi pencarian literatur online menggunakan google chrome search
engine Scopus, Science Direct, Pubmed dan Proquest. Tahun jurnal

43
yang diambil mulai dari tahun 2011 sampai dengan 2021. Hasil
penelitian dari 20 jurnal yang direview menunjukkan hasil bahwa ada
pengaruh kombinasi terapi musik dan aromaterapi terhadap ansietas
pada pasien bedah digestive post operatif laparotomi.kombinasi terapi
musik dan aromaterapi efektif digunakan sebagai terapi komplementer
untuk menurunkan ansietas ,juga merupakan intervensi keperawatan
mandiri dan mudah diterapkan serta memiliki manfaat yang sangat
baik bagi pasien.
Dengan hal yang sama dengan (Rauda, 2021) Pengaruh kombinasi
musik dan aromaterapi lavender terhadap penurunan intensitas
dismenore primer Penelitian ini menggunakan desain  eksperimen
semu dan desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Purposive sampling
digunakan dalam teknik pengambilan sampel. Para peneliti menerima
pre-test dengan penilaian nyeri awal, setelah intervensi dengan
kombinasi musik dan lavender dalam aromaterapi, post-test dengan
skala penilaian numerik. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
kombinasi musik dan aromaterapi lavender berpengaruh nyata
terhadap penurunan intensitas dismenore primer p = 0,046 dan effect
size 0,26 (sedang). Kesimpulan penelitian adalah kombinasi karena
musik dan aromaterapi lavender memiliki efek yang lebih besar
dibandingkan aromaterapi lavender saja terhadap intensitas dismenore
primer.

5.2.3 Pengaruh pemberian kombinasi aromaterapi lavender dan


terapi musik terhadap Tingkat kecemasan pada penderita
diabetes Melitus
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian
kombinasi aromaterapi lavender dan terapi musik terhadap tingkat
kecemasan responden dari sebelum (Pre test) dan sesudah (Post test)
diberikan kombinasi aromaterapi lavender dan terapi musik . Hal

44
tersebut dibuktikan dengan adanya hasil analisis wilcoxon yang
menunjukan bahwa terdapat perbedaan pada skor tingkat kecemasan
responden sebelum dan sesudah diberikan kombinasi aromaterapi
lavender dan terapi musik, diperoleh nilai p= 0,000 maka p< 0,05
sehingga hasil tersebut menjelaskan bahwa kombinasi aromaterapi
lavender dan terapi musik memiliki pengaruh terhadap tingkat
kecemasan penderita diabetes melitus.
Penelitian lain juga dilakukan oleh (Fatahila, 2017) berdasarkan
hasil penelitian di dapatkan model yang dikembangkan efektif untuk
menurunkan kecemasan atlet dan terdapat penurunan skor kecemasan
sebelum diberikan perlakuan dan sesudah dari 24 atlet rata rata sebesar
25,75 point atau 47,99%. Hasil ini diperkuat oleh hasil uji Wilcoxon
bahwa model latihan relaksasi berbantuan aroma terapi dan musik
instrumental efektif untuk menurunkan kecemasan atlet sebesar 4,290
pada signifikansi 0,000.
Aromaterapi lavender adalah salah satu terapi komplementer yang
tersedia dan banyak digunakan dalam praktik klinis. Terapi ini di
artikan sebagai penggunaan minyak esensial murni dari tanaman-
tanaman aromatic untuk meringankan masalah kecemasan (Faridah,
2020). Mekanisme aromaterapi dapat menurunkan kecemasan yaitu
aroma yang di cium melalui indera pembauan seseorang ditangkap
reseptor di hidung yang kemudian memberikan rangsangan ke otak
untuk mengontrol emosi (Sari et al, 2020).
Terapi musik adalah usaha untuk meningkatkan kualitas fisik dan
mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme,
harmoni dan timbre hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk
kesehatan fisik dan mental. Mekanisme terapi musik dapat
menurunkan kecemasan, rangsangan musik tampak mengaktivasi
jalur-jalur spesifik di dalam beberapa area otak seperti sistem limbic
yang berhubungan dengan perilaku emosional. Dengan mendengarkan

45
musik sistem limbic ini teraktivasi dan individu tersebut menjadi rileks
(Sari et al, 2020).
Pada penelitian ini bahwa tingkat kecemasan bisa dipengaruhi yang
dirasakan oleh responden. Adanya perubahan tingkat kecemasan
setelah menggunakan kombinasi aromaterapi lavender dan terapi
musik karena pasien dapat merasa tenang,rileks,dan akan lebih dekat
dengan petugas kesehatan yang menangani pasien, karena keduanya
dapat dilakukan secara bersaman sehingga secara tidak langsung hal
ini biisa mengurangi tingkat kecemasan yang dirasakan. Hal tersebut
dikarenakan aromaterapi lavender dapat menimbulkan efek sedative
atau rasa tenang dengan memperlambat impuls cemas yang sampai ke
otak lebih sedikit. Sewaktu menarik nafas rangsangan bau disampaikan
ke otak yang bertanggung jawab. Dan musik memilki pengaruh positif
bagi pendengarnya hormon endorfin alami meningkatkan perasaan
rilkes dan mengalihkan dari rasa cemas dan tegang. Kemudian
mengeluarkan serotonin yang membuat perubahan fisiologis pada
tubuh,pikiran dan jiwa dan menghasilkan efek menenangkan pada
tubuh sehingga mengurangi kecemasan terhadap responden
Dari teknik tersebut dapat mengurangi kecemasan para responden
sebab membantu mengurangi persepsi negatif tentang keadaan lukanya.
Secara tidak langsung pada saat penelitian beberapa responden cukup
antusias dan menanggapi dengan baik pada saat diberikan intervensi
sehingga ini membuktikan bahwa kombinasi aromaterapi lavender dan
terapi musik itu sangat menarik dan memudahkan pasien yang mayoritas
lansia.

46
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
6.1.1 Gambaran tingkat kecemasan responden sebelum diberikan
kombinasi aromaterapi lavender dan terapi musik pada proses
penyembuhan luka diabetik, tingkat kecemasan responden penderita
diabetes melitus di Klinik Ikram Wound Center dinilai pada tingkat
kecemasan ringan, kecemasan sedang dan berat dan mayoritas
kecemasan ringan.
6.1.2 Tingkat kecemasan setelah pemberian kombinasi aromaterapi
lavender dan musik terdapat perbedaan pengaruh penurunan tingkat
kecemasan pada pasien diabetes melitus. Ditunjukan bahwa
yang responden, yang memiliki kecemasan berat dan sedang menjadi
menurun ke kecemasan ringan sehingga rata- rata pasien mayoritas
ringan dan tidak terdapat adanya kecemasan berat
6.1.3 Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Kombinasi
Aromaterapi Lavender dan Terapi Musik Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Penderita Diabetes” di Klinik Ikram Wound
Center disimpulkan bahwa adanya pengaruh kombinasi aromaterapi
lavender dan terapi musik terhadap tingkat kecemasan pada
penderita diabetes melitus.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi peneliti selanjutnya responden
Peneliti selanjutnya lebih meningkatkan kontroling terhadap pasien
agar pemberian aromaterapi lavender dan terapi musik dapat
menghasilkan hasil yang lebih maksimal

47
6.2.2 Bagi tempat penelitian
khususnya manajemen klinik, dapat memberikan pelayanan
terutama dalam hal mengatasi kecemasan pasien, klinik dapat
membuat suatu wadah yang lebih sejuk seperti menata ruangan
terlihat alami seperti dapat merasakan suasana seperti alam.

6.2.3Bagi Penderita
Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan dampak
positif bagi pasien yang akan menjalani perawatan luka di klinik
ikram wound care center, dimana pasien dapat menurunkan
kecemasannya terhadap keadaan lukanya dengan cara mencium
aroma terapi lavender sambil mendengarkan musik.

6.2.4 Bagi Keperawatan


Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh
aromaterapi lavender sebagai intervensi pendidikan kesehatan
untuk memberikan pengetahuan ilmiah tentang perawatan luka
serta psikologi yang dapat diterapkan pada pasien yang menjalani
perawatan luka diabetic. Dan diharapkan pelayanan kesehatan
dapat mengaplikasikan metode kombinasi aromaterapi lavender
dan musik terhadap pasien yang mengalami kecemasan. 

48
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2019). Kecemasan Dan Pengalaman Mengatasinya Pada


Penyandang Ulkus Diabetikum Yang Menjalani Perawatan Di Rumah
Sakit. 3, 80–81.
Ada. (2022). Classification And Diagnosis Of Diabetes: Standards Of Medical
Care In Diabetes—2022. Diabetes Care.
Andi Ibrahim, A. H. (2018). Metodologi Penelitian. Makassar: Gunadarma
Ilmu.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Aris Setyawan, E. O. (2020). Efektifitas Aromaterapi Lavender Terhadap
Tingkat Kecemasan Menghadapi Osce Pada Mahasiswa Keperawatan .
Berkala Kesehatan .
Astuti, V. P., Lestari, T. B., & Rejeki Simbolon, A. (2021). Hubungan Antara
Tingkat Kecemasan, Jenis Kelamin Dengan Kualitas Tidur Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Carolus Journal of Nursing,
3(2), 112–121.
Ayu, S. Nur. (2020). Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus.
25(1), 1–9.
Davis, W. A., Bruce, D. G., Dragovic, M., Davis, T. M. E., & Starkstein, E.
(2018).The Utility Of The Diabetes Anxiety Depression Scale In Type 2
Diabetes Mellitus : The Fremantle Diabetes Study Phase Ii. 1–9.
Desi Widia. (2021). Buku Ajar Peppermint. Bogor: Stikes Wijaya Husada
Bogor.
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Depok : Trans Info
Media ,Jakarta .
Dinas Kesehatan (2022). Prevalensi Dm Di Kabupaten Majene 2022
Eni Kusyati, N. k. (2018). Prosiding Seminar Nasional Unimus. Kombinasi
Relaksasi Nafas Dalam dan AromaTerapi Lavender Efektif.
Fatahila, A. (2017). Model Latihan dengan teknik relaksasi berbantuan
aromaterapi dan musik instrumental untuk menurunkan kecemasan
atlet . psical education.

49
Febriati Astuti, G. M. (2022). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap
Perubahan Nyeri Haid Siswi Smk Negeri 5 Mataram. Penelitian Dan
Kajian Ilmiah Kesehatan.

Feva Tridiyawati, F. W. (2022). Malahayati Nursing Journal. Efektifitas Terapi


Musik Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Postpartum Blues.

Fitriani Nasution, A. A. (2021). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus. Ilmu


Kesehatan.
Hawari, H. (2016). Manajemen Stress,Cemas Dan Depresi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Heryana, A. (2020). Analisis Data Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Prodi
Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul .
Inggriana, A. (2022). Efektivitas Terapi Musik Religi Untuk Mengurangi
Tingkat Stres Akademik Pada Siswa Sma Di Pondok Pesantren Nurul
Qomar Palembang. Undergraduate Thesis Uin Raden Fatah
Palembang.
International Diabetes Federation (Idf).(2021) International Diabetic Federation
Diabetic Atlas 10th Edition
Kamil, I., Agustina, R., & Wahid, A. (2018). Gambaran Tingkat Kecemasan
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Ulin
Banjarmasin. 9(2), 366–377.
Krisnanda Aditya Pradana, S. M. (2022). Efektivitas Terapi Musik Klasik
Terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi Pada Pasien Gangguan Jiwa.
Of Health Research.
Masriani, L., Handian, F. I., & Kristiana, A. S. (2020). Pengaruh Pemberian
Pendidikan Kesehatan Pra kateterisasi Jantung Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Di Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu Rumah Sakit.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, 9(April), 28–35.

Nesa Agistia, H. M. (2017). jurnal sains farmasi dan klinis. Efektifitas


Antibiotik Pada Pasien Ulkus Kaki Diabetik.

50
Ni Putu Wulan Purnamasari, M. M. (2021). Prediktor Terkuat Tingginya
Dukungan Keluarga Pada Penderita Ulkus Diabetikum. Adi Husada
Nursing.
Notoatmodjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Novita Wulan Sari, M. S. (2022). Kombinasi Aromaterapi Dan Terapi Musik
Terhadap Kecemasan Remaja Selama Belajar Daring Di Era Pandemic
Covid 19 Di Semarang. Jufdikes.
Nurani, I. A., Helen, M., & Komala, N. (2022). Pengaruh aromaterapi Lavender
Terhadap Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Di Rumah Sakit
Adhyaksa Jakarta Timur. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya
Jaya, 8(2), 83-91.
Nurhalimah, N. (2016). Keperawatan Jiwa. In K. Jiwa, Keperawatan Jiwa.
Nurhayati, P. (2020). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan dan
depresi pada pasien diabetes melitus tipe 2. 4(1), 1–6.
Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan
Praktis,Edisi 3. Salemba Medika.
Nurul Aktifah, F. F. (2022). Edukasi Dan Deteksi Dini Kejadian Diabetes
Neuropati Pada Penderita Diabetes Mellitus Sebagai Upaya Pencegahan
Diabetes Neuropati. Seri Pengabdian Masyarakat.
Nurul Imam, S. E. (2021). Pengaruh Kombinasi Terapi Musik Dan Aroma
Terapi Terhadap Kecemasan Pada Pasien Bedah Digestive PrOperative
Laparotomiy. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Dan Ilmu Keperawatan (4th Ed.; E.
P.P. Lestari, Ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Pragholapati, A., Megawati, S. W., & Suryana, Y. (2021). Psikoterapi Re
edukasi Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Preoperatif Sectio
Caesaria. 13, 15–20.
prihatanta, D. M. (2017). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan
Sebelum Bertanding Pada Atlet Futsal Putri. Medikora .
Putu Ari Artini, K. K. (2022). Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap
Tingkat Kecemasan Perawat Pada Masa Pandemi Covid -19. Berita
Ilmu Keperawatan

51
Rauda, R. S. (2021). Pengaruh Kombinasi Musik Dan Aromaterapi Lavender
Terhadap Penurunan Intensitas Dismenore Primer. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Indonesia.
Riskesdas. (2018). Laporan Riskesdas Sulawesi Barat. 249.
Safaah, S., Purnawan, I., & Sari, Y. (2019). Perbedaan Efektivitas Aromaterapi
Lavender Dan Aromaterapi Peppermint Terhadap Nyeri Pada Pasien
Post Sectio Caesarea Di Rsud Ajibarang. Journal Of Bio nursing, 1(1),
47-65.
Salsabila, A. R. (2020). Aromaterapi Lavender Sebagai Penurunan Kecemasan
Tingkat Penurunan Tingkat Kecemasan Persalinan. Fakultas
Kedokteran,Universitas Lampung.
Saragih, L., Faruq Afifuddin, M., Subekti, I., & Septiasih, R. (2020). Pengaruh
Rawat Luka Gangrene Terhadap Pencegahan Tindakan Amputasi Dan
Penurunan Tingkat Kecemasan. Jurnal Keperawatan Terapan (E-
Journal), 06(01), 27–35.
Https://Ojs.Poltekkes-Malang.Ac.Id/Index.Php/Jkt/Article/View/1548
Sari, N. W., Rositayani, N. S., & Tamba, S. S. (2022). Kombinasi Aromaterapi
Dan Terapi Musik Terhadap Kecemasan Remaja Selama Belajar Daring
Di Era Pandemic Covid-19 Di Semarang. Jurnal Fisioterapi Dan Ilmu
Kesehatan Sisthana, 4(2), 56-66.
Setiawan, H., Suhanda, S., Sopatilah, E., Rahmat, G., Wijaya, D. D., &
Ariyanto, H. (2018, February). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus. In Prosiding University
Research Colloquium (Pp. 241-248).
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D;S. Bandung: Alfabeta .
Susilo, R. (2017). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada
Mahasiswa Semester Viii Program Studi Keperawatan Stikes Bhm
Madiun. S, 1–102
Susan C, Smeltzer, Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Edisi 12 Volume 1. Jakarta : Egc
Stikes Wijaya Husada Bogor. (2021). Kecemasan Non Farmakologi.
Sutejo.(2019). Keperawatan Jiwa : Konsep Dan Praktik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa Gangguan Jiwa Dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.

52
Suwandi, G. R., & Malinti, E. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
Tingkat Kecemasan Terhadap Covid-19 Pada Remaja Di SMA Advent
Balikpapan. MALAHAYATI NURSING JOURNAL, 2(September), 677–
685.
Wells, B., Dipiro, J., & Terry, L. (2009). Pharmacotherapy Handbook, Seventh
Edition. The McGraw-Hill Companies. Inc. New York.[9] Rochman, W.
(2009). Diabetes Meillitus Pada Usia Lanjut. Jilid III. Edisi kelima. Balai
Penerbit FK UI. Jakarta 2017.
Who 2022 .Diabetes Melitus Https://Www.Who.Int/Health
Topics/Diabetes#Tab=Tab_1. Diakses Pada Jam 20:30 Pada Tanggal 26
Januari 2023

53
LAMPIRAN 1
LEMBAR INFORM CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Dengan ini menyatakan bahwasannya bersedia berpartisipasi dalam
pengumpulan data untuk penelitian yang berjudul “pengaruh
kombinasi aromaterapi dan terapi musik terhadap tingkat kecemasan
Diabetes Melitus Di Klinik Ikram Wound Care Center ”.untuk itu
secara sukarela saya menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian tersebut. Adapun bentuk kesediaan adalah bersedia
mengisi kuesioner. Demikian pernyataan saya buat tanpa adanya
unsur paksaan dari siapapun. Saya bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini.

Majene, maret 2023

Responden

54
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENELITIAN

Identitas Responden
Petunjuk :Berilah tanda centang (√ ) pada lembar jawaban yang
tersedia pada setiap pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan data
diri anda. A.Data Demografi
1. Umur : Tahun
2. Jenis Kelamin: Laki-Laki
Perempuan
3. Pendidikan : SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
1. Pekerjaan : PNS
Wiraswasta
Ibu rumah tangga
lainnya

55
B. Tingkat Kecemasan
C. DIABETES ANXIETY SCALE

Selama 2 minggu terakhir,seberapa sering anda Tidak Beberapa Lebih Hampir


terganggu oleh salah satu masalah berikut ? setiap hari dari setiap
hari setengah hari
hari

1 Sedikit minat atau kesenangan dalam


melakukan sesuatu
2 Merasa sedih, tertekan, atau putus asa

3 Kesulitan jatuh atau tetap tertidur, atau tidur


terlalu banyak
4 Merasa Lelah atau memiliki sedikit energi

5 Nafsu makan yang buruk atau terlalu banyak


makan
6 Merasa buruk tentang diri sendiri atau bahwa
anda gagal atau mengecewakan diri sendiri
atau keluarga anda
7 Kesulitan berkonsentrasi pada hal-hal, seperti
membaca Koran, atau menonton televisi

Skor Total:
Jika anda memeriksa masalah, seberapa sulit masalah ini membuat anda
melakukan pekerjaan mengurus hal-hal di rumah, atau bergaul dengan
orang lain ?
Tidak sulit sama sekali Agak sulit Sangat sulit

56
LAMPIRAN 3

Standar Operasional Prosedur


Standar Operasional Prosedur( SOP ) pemberian aromaterapi dan terapi
musik

Pengertian 1.Terapi musik dengan tindakan mendengarkan musik


2. Aroma terapi merupakan tindakan dengan cara
menghirup aroma lavender
Tujuan 1. Tindakan non farmakologi
2. Pengaruh tingkat cemas terhadap DM
3. Memberikan rasa rileks dan ketenangan
Indikasi Pasien diabetes melitus
Peralatan 5. Minyak esensial aroma lavender
6. Handphone musik“The Relaxation Piano Sonata
No.16 in C Major, K.545 allegro” dapat dilihat
link berikut https://youtu.be/qjk-YRuQZDE
7. Earphone
8. kain
Prosedur A. Fase pra interaksi
1. Identifikasi data
2. Cuci tangan
3. Dekatkan alat dengan responden
B. Fase orientasi
1. Ucapkan salam
2. Tanyakan identitas pasien
3. Perkenalkan diri
4. Jelaskan prosedur dan tujuan pelaksanaan

57
5. Persetujuan pasien

C. Fase kerja

11. Cuci tangan


12. Dekatkan alat dengan responden
13. Jaga privasi
14. Posisikan responden dengan nyaman
15. Ukur tingkat kecemasan
16. Tuangkan minyak aromaterapi lavender
pada kain
17. Menyiapkan handphone dengan yang akan
di gunakan oleh responden dan putarkan
musik mozart
18. Intruksikan untuk menghirup aromaterapi
selama 15 menit sambil mendengarkan
musik mozart
19. Ukur kembali tingkat kecemasan
20. Rapikan kembali alat

D. Faset erminasi
1. Pamitan
2. Dokumentasi
Sumber (Hidayah 2015)

58
LAMPIRAN 4
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 Total

Pearson Correlation 1 .647** .382* .422* .291 .598** .493** .761**

p1 Sig. (2-tailed) .000 .037 .020 .119 .000 .006 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation .647** 1 .425* .504** .385* .601** .455* .802**

p2 Sig. (2-tailed) .000 .019 .004 .036 .000 .012 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation .382* .425* 1 .583** .486** .305 .506** .743**

p3 Sig. (2-tailed) .037 .019 .001 .006 .101 .004 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation .422* .504** .583** 1 .157 .557** .456* .733**

p4 Sig. (2-tailed) .020 .004 .001 .407 .001 .011 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation .291 .385* .486** .157 1 .222 .215 .536**

p5 Sig. (2-tailed) .119 .036 .006 .407 .238 .253 .002

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation .598** .601** .305 .557** .222 1 .366* .712**

p6 Sig. (2-tailed) .000 .000 .101 .001 .238 .047 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation .493** .455* .506** .456* .215 .366* 1 .719**

p7 Sig. (2-tailed) .006 .012 .004 .011 .253 .047 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

total Pearson Correlation .761** .802** .743** .733** .536** .712** .719** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000

59
N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.841 7

Lampiran 5

Lembar Observasi

Nama :

Alamat :

Umur :

No Kegiatan Hari/tgl/jam Dilakukan Tidak


dilakukan
1. Melakukan aromaterapi
lavender dan terapi
musik
2. Melakukan aromaterapi
lavender dan terapi
musik
3. Melakukan aromaterapi
lavender dan terapi
musik

“mencium aromaterapi lavender dan mendengarkan musik Mozart the


relaxation piano sonata no 16 in c major ,k 545 allegro selama 15 menit
dan harus dilakukan sebanyak 3x “

60
61
LAMPIRAN 6
Tabulasi pre dan post tingkat kecemasan

62
LAMPIRAN 7
UJI SPSS
ANALISIS UNIVARIAT
1.Karakteristik responden

Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
45-54 tahun 7 31.8 31.8 31.8
55-65 tahun 13 59.1 59.1 90.9
Valid
66-74 tahun 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0

Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-laki 12 54.5 54.5 54.5
Valid Perempuan 10 45.5 45.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SD 10 45.5 45.5 45.5
SMP 4 18.2 18.2 63.6
Valid SMA 3 13.6 13.6 77.3
PERGURUAN TINGGI 5 22.7 22.7 100.0
Total 22 100.0 100.0

Pekerjaan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid PNS 5 22.7 22.7 22.7
WIRASWASTA 2 9.1 9.1 31.8
IRT 7 31.8 31.8 63.6
LAINNYA 8 36.4 36.4 100.0
Total 22 100.0 100.0

63
Pre_Kecemasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kecemasan Ringan : 5-9 10 45.5 45.5 45.5
Kecemasan Sedang: 10-14 6 27.3 27.3 72.7
Valid
Kecemasan berat : 15-21 6 27.3 27.3 100.0
Total 22 100.0 100.0

Post_Kecemasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak ada kecemasan : 0-4 5 22.7 22.7 22.7
Kecemasan Ringan : 5-9 14 63.6 63.6 86.4
Valid
Kecemasan sedang : 10-14 3 13.6 13.6 100.0
Total 22 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT

Test Statistics
Post_Kecemasa
n-
Pre_Kecemasan
Z -3.542b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

64
Lampiran 8
Surat izin penelitian

65
Lampiran 9
Surat permohonan pengambilan data awal

66
Lampiran 10
Bukti Pengisian Kuesioner Dan Lembar observasi Responden

67
68
69
Lampiran 11
Dokumentasi

70
71
72
73

Anda mungkin juga menyukai