1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Model Konseptual dan Teori
dalam Keperawatan dan Penerapannya : Elisabeth R. Lenz dan Linda C Pugh (Unpleasant
Symptoms) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Ns.
Tina Mawardika S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Mat pada Bidang Studi Keperawatan Mata Kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Model Konseptual dan Teori dalam Keperawatan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Tina Mawardika S.Kep., M.Kep.,
Sp.Kep.Mat, selaku dosen mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah dapat
selesai dengan baik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat berarti bagi kami.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
memberi manfaat bagi pembaca. Aamiin.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….….2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….4
C. Tujuan……………………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………...…………………………………30
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………31
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi konsep-konsep yang
saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan pengaruh logis antar
konsep. Model konseptual juga memberikan keteraturan untuk berfikir, mengamati apa yang
dilihat dan memberikan arah riset untuk mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan
tentang kejadian serta menunjukkan suatu pemecahan masalah.
Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus
lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual
keperawatan dikembangkan atas pengetahuan paraahli keperawatan tentang keperawatan
yang bertolak dari paradigm keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi
dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.
Keperawatan sebagai ilmu dan profesi harus didukung oleh teori dan model
konseptual keperawatan agar layanan keperawatan yang diberikan semakin professional.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh?
2. Apa teori yang terkait dengan umpleasant theory yang dikemukakan oleh Elisabeth R
Lenz dan Linda C Pugh ?
3. Apa paradigma teori yang terkait?
4. apa konsep dan bagaimana bagan teori yang terkait?
5. Bagaimana contoh kasusnya?
6. Bagaimana aplikasi dari teori Unpleasant Symptoms Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh
dalam keperawatan?
4
C. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Untuk memahami teori middle rangedari Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh tentang
Unpleasant Symptomsdan menerapkan teori tersebut dalam keperawatan.
2. Tujuan Umum
a. Mengetahui biografi Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh.
b. Memahami teori yang dikemukakan oleh Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh.
c. Memahami aplikasi dari teori Unpleasant Symptoms Elisabeth R Lenz dan Linda C
Pugh.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai salah satu pengembang model Praktik berbasis Bukti Keperawatan Johns
Hopkins, Linda telah bekerja dengan perawat di seluruh negara ini dalam implementasinya.
Selain itu, dia dengan senang hati mengembangkan dan merevisi Teori Gejala Tidak
6
Menyenangkan yang telah digunakan oleh para peneliti di Amerika Serikat dan luar negeri.
Linda telah menerbitkan dan mempresentasikan karyanya secara internasional dan nasional.
Linda C. Pugh, PhD, RNC, FAAN adalah Direktur Sementara di Sekolah Keperawatan.
Sebelum pengangkatan ini, Dr. Pugh adalah profesor tetap dan Koordinator Program Praktik
Keperawatan di UNCW's School of Nursing. Dia memegang berbagai posisi kepemimpinan di
York College of Pennsylvania (YCP) dan di Sekolah Keperawatan Universitas Johns Hopkins
(JHU SON). Di YCP, Dr. Pugh adalah Direktur Program Pascasarjana dan Program Doktor
Praktek Keperawatan (DNP). Di JHU SON, dia adalah Direktur Program Profesional
(pascasarjana dan sarjana). Dr. Pugh telah mengajar semua tingkat pendidikan keperawatan
(prelicensure, RN-BS, Master, DNP, dan PhD). Di Istanbul, Turki, dia bergabung dengan tim
Hopkins dalam mengembangkan program sarjana muda di Universitas Koç dan kembali lima
tahun kemudian untuk mengevaluasi keberhasilan program itu.
Dr. Pugh memiliki banyak pengalaman penelitian; telah menjadi Principal Investigator
(PI) dan Co-PI dalam beberapa penelitian yang didanai NIH (yang terbesar melibatkan tim
Perawat Kesehatan Masyarakat dan konselor sebaya berbasis komunitas). Dr. Pugh telah
menerbitkan lebih dari 85 publikasi (artikel, buku, dan bab buku).
Baru-baru ini, sebagian besar beasiswanya berkisar pada penerapan praktik terbaik dalam
perawatan kesehatan. Dr. Pugh adalah rekan pengembang Model Keperawatan berbasis Bukti
Keperawatan Johns Hopkins dan telah memimpin atau menjadi anggota tim dalam berbagai
prakarsa praktik yang meningkatkan kualitas perawatan pasien.
Dr. Pugh telah menjadi Anggota di American Academy of Nursing sejak 2003. Pada
tahun 2004, dia memenangkan Nightingale Award Programme untuk Keunggulan dalam Praktek
Keperawatan melalui Penelitian di negara bagian Pennsylvania. Dia juga dianugerahi
Penghargaan Pemanfaatan Penelitian di Sigma Theta Tau International pada tahun 2004.
7
Elisabeth R Lenz
Elizabeth Lenz adalah Profesor Emeritus di The Ohio State University, yang sebelumnya
menjabat sebagai Profesor dan Dekan. Dia telah menerbitkan secara luas tentang teori dan
pengukuran keperawatan. Bersama rekan-rekannya, ia mengembangkan Teori Gejala yang Tidak
Menyenangkan, yang pertama kali mengembangkan teori tersebut pada tahun 1990-an.
2. Teori (unpleasant symptoms)
Teori unpleasant symtoms dikembangkan oleh Lenz,Pugh,Miligan,Gift,dan Suppe pada
tahun 1995. Teori ini berfokus pada gejala (symptom) yang terjadi dalam waktu bersamaan
(Hsiao 2008). Teori ini berasumsi bahawa dengan melakukan manajemen pada satu gejala akan
berkontribusi dalam penyelesaian masalah pada gejala lainnya.Teori keperawatan yang
diaplikasikan pada klien kanker serviks untuk mengatasi keluhan fisik, psikologis dan
situasionalnya adalah unpleasant sympthom. Teori keperawatan tersebut tidak hanya membantu
klien mengatasi permasalahan dari aspek fisik saja, namun juga mengatasi ketidaknyamanan dari
aspek psikologis dan situasional sehingga asuhan keperawatan secara komprehensif dapat
diberikan.TOUS memiliki tiga komponen utama yaitu:
gejala tidak menyenangkan yang dialami klien,
faktor-faktor yang berpengaruh pada gejala (fisiologis, psikologis, situasional) dan
penampilan (performance) klien (fisik, kognitif dan sosial) yang terpengaruh oleh
adanya gejala.
8
Komponen tersebut dikatakan dapat saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga
perawat juga harus jeli saat melakukan asuhan keperawatan. Tyler dan Pugh (2009) menyatakan
bahwa TOUS dapat membantu perawat memahami karakteristik gejala yang dirasakan klien
secara lebih gamblang. Selain itu melalui penerapan TOUS, perawat dapat mengidentifikasi
faktor apa saja yang berhubungan dengan gejala dan faktor mana saja yang saling berinteraksi
satu sama lain. Cooley (2000) menyatakan bahwa TOUS merupakan salah satu konsep yang
mampu membantu perawat dalam mengintegrasikan kompleksitas gejala dan interaksi antar
faktor yang mempengaruhi gejala itu sendiri. Konsep TOUS ini telah diaplikasikan pada
beberapa kasus khususnya pada kasus klien penderita kanker. Beberapa diantaranya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Tseng pada tahun 2005 serta Fox dan Lyon pada tahun
2007.
Tujuan dari TOUS adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang pengalaman akan
berbagai macam gejala dalam berbagai konteks dan untuk memberikan informasi yang berguna
untuk merancang intervensi yang efektif guna mencegah terjadinya berbagai gejala tak
menyenangkan serta menyusun manajemen gejala yang sesuai. TOUS lebih banyak menjelaskan
suatu kerangka kerja umum untuk melakukan manajemen gejala dibanding kerangka kerja
spesifik pada suatu situasi klinik. Hal ini menjadikan perawat lebih kreatif dalam menyusun
rencana intervensi guna memanajemen gejala yang dialami oleh klien. Konsep TOUS juga tidak
menjelaskan secara eksplisit tentang penggunaan konsepnya dalam proses keperawatan, namun
perawat dalam mengintegrasikan konsep TOUS dalam asuhan keperawatan mulai dari proses
pengkajian hingga evaluasi (Peterson & Bredow, 2004; Lenz & Pugh, 2014). TOUS lebih
berfokus pada gejala yang diungkapkan secara subyektif, dibandingkan pada gejala objektif yang
dapat diobservasi. Namun dalam perkembangannya, definisi gejala dalam TOUS berkembang
menjadi suatu indikator perubahan fungsi normal yang dialami dan diungkapkan oleh klien.
gejala yang dirasakan klien dapat muncul secara bergantian satu demi satu atau muncul
bersamaan (kombinasi) antara gejala satu dengan yang lainnya. Satu gejala juga berpotensi
menimbulkan atau memunculkan gejala lainnya pada saat yang sama atau saat yang berbeda.
Pada TOUS, gejala dikonseptualisasikan menjadi 4 dimensi yaitu intensitas, waktu, distres dan
kualitas (Peterson & Bredow, 2004; Lenz & Pugh, 2014).
9
3. Paradigma Keperawatan Menurut Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh
Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya definisi
paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep yang
bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki definisi
umum yang dapat berlaku secara universal. Paradigma terkait teori ini terdiri dari empat
komponen yaitu manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta komponen
keperawatan.
a. Manusia
Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan
keperawatannya bahwa manusia merupakan individu yang layak diperlakukan secara terhormat,
dihargai keunikannya berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi, dan sistem
yang dapat mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya. Perspektif keperawatan
menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan bukan obyek.
Konseptualitas keperawatan tentang unpleasant symptoms terkait teori yang
dikemukakan oleh Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh yaitu gejala yang tidak diinginkan oleh
manusia sebagai objek individu sendiri.
10
kemampuan individu untuk mempertahankan kesehatan dirinya dapat dipenagruhi oleh
lingkungan dimana individu itu berada. Individu selalu berada pada lingkungan fisik, psikologis,
dan sosial.
d. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan kepada klien (individu atau
kelompok) yang sedang mengalami stress kesehatan - stress penyakit dimana situasi kehidupan
yang seimbang menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan (biologis, psikologis, dan sosial)
serta ketidak-nyamanan. Berbeda dengan profesi kedokteran yang memfokuskan kepada
diagnosis medis dan pengobatan penyakit, serta masalah-masalah kesehatan yang terkait dengan
penyakit, maka penekanan dalam keperawatan lebih kepada kehidupan manusia dan pola
hidupnya serta responterhadap penyakit. Penyakit dan masalah kesehatan bagi keperawatan
bukan merupakan fokus yang dominan, tetapi faktor-faktor tersebut perlu untuk difahami karena
efek dan konsekuensi faktor-faktor tersebut terhadap kehidupan manusia dan pola hidupnya.
Oleh karena itu fokus, penekanan, tujuan, pohon keilmuan, model, teori, dan riset amat berbeda
antara profesi medik dan keperawatan. Demikian pula aktivitas dari para praktisi dalam
keperawatan akan berbeda dengan praktisi medik .
Keperawatan dapat dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga sebagai suatu
keluaran kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan. Sebagai proses
serangkaian kegiatan, maka keperawatan perlu mengorganisasikan, mengatur,
mengkoordinasikan serta mengarahkan berbagai sumber (termasuk klien didalamnya) untuk
digunakan seefektif dan efisien mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Selain itu,
untuk mengatasi masalah-masalah aktual dan potensial klien melalui suatu bentuk pelayanan
keperawatan yang menekankan pada pengadaan fasilitasi
4. Konsep dan Bagan Terkait
Teori unpleasant symptoms memiliki 3 komponen yaitu gejala merupakan pengalaman
secara individu, terdapat faktor yang mempengaruhi gejala yang dialami dan akibat dari gejla
yang dialami. Faktor fisiologis, psikologis, dan situasional merupakan faktor yang memengaruhi
gejala yang dialami seseorang, sedangkan hasil output dari suatu gejala yang dialami merupakan
performance yang terdiri dari aktifitas fungsional dan kognitif
11
Konsep Utama
a. faktor fisiologis
b. faktor psikologis
c. faktor situasional
2. Gejala
a. waktu
b. intensitas
c. kualitas
d. kesulitan
3. Kinerja
12
Deskripsi singkat
Teori Gejala Tidak Menyenangkan adalah teori kelas menengah holistik yang mengenali
gejala sebagai multidimensi. Yang penting, teori itu dikembangkan dengan gagasan bahwa gejala
memiliki sejumlah kesamaan. Dengan demikian, teori tersebut cukup luas untuk digunakan
dengan berbagai gejala.
Gejala meliputi empat dimensi: waktu, intensitas, kualitas, dan kesusahan. Masing-masing
dimensi ini dapat diukur. Faktor-faktor yang mempengaruhi - termasuk fisiologis, psikologis,
dan situasional - dapat mempengaruhi pengalaman gejala. Selain itu, gejala itu sendiri dapat
memengaruhi hasil kinerja, seperti perilaku mencari perawatan atau kualitas hidup.
Khususnya, karena teori telah direvisi, perhatian telah diberikan pada fakta bahwa gejala
dapat berinteraksi satu sama lain, mungkin saling mengkatalisasi. Melalui umpan balik, gejala
juga dapat mempengaruhi faktor yang mempengaruhi, dan perubahan kinerja juga dapat
memiliki pengaruh timbal balik pada gejala dan / atau faktor yang mempengaruhi.
Teori ini menggambarkan sifat kompleks dari pengalaman gejala, yang melibatkan variabel
potensial yang tak terhitung banyaknya.
5. Contoh Kasus
1. Pengkajian
a. Biodata
i. IdentitasPasien
Nama : Ny.E
Umur : 38 tahun
Jeniskelamin :Perempuan
13
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :-
1. Riwayat Kesehatan
a. KeluhanUtama
mengatakan mual.
14
stadium III B. Sebelum di rujuk ke RSUP Kariadi, pasien mendapat
pasien seingatnya.
yang sama.
e. Riwayat Obstetri
perempuan,
perempuan
Pasien mengatakan jika sakit masuk angin, minum jamu tolak angin,
15
Ca.Serviks stadium III B, saat ini pasien dirawat di RSUP Dr.Kariadi
b. PolaNutrisi
Sebelum sakit : Pasien makan 3 kali sehari, nasi, sayur, dan lauk, 1
porsi habis.
3. PemeriksaanFisik
Kesadaran : Composmentis
Pernafasan : 20 x /menit
Suhu : 360C
4. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 5 Februari2008.
16
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
Hematology
11,80 12 – 15,00 gr %
- Hemoglobin
34,30 35,0 – 47,00 %
- Hematokrit
- Erytrosit 4,36 3,90 – 5,60 juta / mmk
- MCH 27,00 27,00 – 32,00 pg
- MCV 78,70 27,00 – 96,00 fl
- MCHC 34,30 29,00 – 36,00 g /dl
- Lekosit 4,10 4,00 – 11,00 ribu / mmk
- Trombosit 171,0 150,00 – 400,00 ribu / mmk
- RDW 13,00 11,60 – 14,80 %
- MPV 7,11 4,00 – 11,00 fl
Kimia Klinik
14 15 – 39 mg / dl
- Ureum
0,64 0,60 – 1,30 mg / dl
- Creatinin
17 15 – 37 u/l
- SGOT
25 30 - 65 u/l
- SGPT
5. Riwayat Kemoterapi
Kemoterapi ke5
17
B.Analisa Data
No Tgl / jam Data Fokus Etiologi Masalah
1 11-2-08 DS : Pasien mengatakan mual Efek samping dari Perubahan
11.00 dan tidak nafsumakan kemoradiasi nutrisi:
DO : - Makan habis 2 sendok, Kurang dari
dari 1 porsi kebutuhan
- Ngemil (keripik,peyek) tubuh
- BB sebelum sakit: 55 kg,
selama sakit : 49,5kg
- Hasil laboratorium
tanggal 5 febuari 2008
Hemoglobin = 11,80gr%
- Pasien kurang
mengetahui tentang
kebutuhan nutrisi
2 12-2-08 DS : Pasien menanyakan apakah Ketidakpastian Ansietas
17.00 pengobatan sinar dapat rentang hasil yang
menyembuhkan penyakit? diharapkan
Apakah kanker bisa
tumbuhlagi?
18
3 13-2-08 DS : Pasien mengatakan Proses penyakit, Perubahan
17.00 sebelum sakit pasien perubahananatomis kebutuhan
melakukan hubungan suami seksualitas
istri 2x minggu, selama
sakit tidak pernah
melakukan hubungan
seksual
DO :-Pasien mengatakan
tentang frekuensi
seksualitas kepada
perawat
- Pasien aktif menjawab
Pertanyaan
4 13-2-08 DS : Pasien mengatakan gatal di Efek kemoradiasi Gangguan
17.00 daerah kemaluan dan integritas
sekitar anus kulit ;
DO : - Pasien terlihat menggaruk pruritus,
daerah yang gatal eritema
- Bagian monsveneris lesi
putih
- Bagian lipatan bokong,
juga terdapat lesiwarna
Putih
C.Diagnosa Keperawatan
1.Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek samping
dari kemoradiasi.
D. Rencana Keperawatan
N Tgl Diagnosa Tuj Interv TT
o / Keperawata uan ensi D
ja n
m
1 11- Perubahan Setelah dilakukan a. Kaji masukan makanan
2-08
nutrisi: tindakan keperawatan dan cairan
11.0
Kurang 3x24 jam, diharapkan yangdisediakan
0
dari pasien: b. Anjurkan makan porsi
kebutuhan a. Nafsu makanmeningkat kecil tapi sering
tubuh b. Porsi makanhabis c. Jelaskan pada pasien
berhubung c. Bbnormal tentang kebutuhan
an dengan nuttrisi
efek d. Timbang berat badan
samping pasien setiap minggu
dari dengan gunakan
kemoradia timbangan yangsama
si e. Berikan antiemetik
sebelum kemoterapi
f. Instruksikan keluarga
untuk membantu pasien
meningkatkanmasukka
n
makanan.
20
berhubungan dengan tindakan gejala adanya
17.00
ketidakpastian keperawatan 2x24 ansietas
tentang hasil yang jam, diharapkan b. Gunakan satu
diharapkan pasien: sistem pendekatan
a. Cemasberkurng yang tenang dan
b. Pasien meyakinkan
memiliki c. Lakukan teknik
koping yang mendengar aktif
positif d. Instruksikan
teknik relaksasi
seperti latihan
relaksasi,
imajinasi,
terapimusik
e. Bantu
pasienmenjelaskan
keputusannya
pada anggota
keluarga yang
lainnya
3 13-2-08 Perubahan Setelah dilakukan a. Ciptakan hubungan
17.00 kebutuhan tindakan terapeutik atas dasar
seksualitas keperawatan saling percaya dan
berhubungan 1x24jam klien dan saling menghargai,
dengan proses pasangan dapat berikan privasi dan
penyakit, memahami bahwa kepercayaandiri klien.
perubahan seksualitas tidak
anatomis. hanya terbatas pada
aktivitas fisik
b. Anjurkan klien
21
untuk
mengungkapkan
ketakutan dan
menanyakan
masalah
c. Diskusikan bentuk
alternative ekspresi
seksual yang dapat
diterima pada klien
sesuai kebutuhan
d. Libatkan
pasangandalam
diskusi
4 13-2- Gangguan Integritas Setelah dilakukan a. Kaji integritaskulit
2008
kulit ; pruritus, tindakan b. Inspeksi daerah
17.00
eritema berhubungan keperawatan selama kulit yang
dengan efek 2x24jam tidak diradiasi
kemoradiasi terjadi kerusakan c. Bersihkan daerah
yang berlebih, klien yang terbuka dengan
ikut memelihara normal salin dan air,
kulit pengeringan dengan
udara atau ditepuk
d. Instruksi pasien untuk
menghindari
mencukur kulit yang
iritasi, memakai
pakaiansempit,
penggunaan deodoran,
parfum, aktivitas
berat
22
E. Implementasi
No.D Tgl / jam Implementasi Respon pasien TTD
X
1 11-2-08 a. Mengkaji nafsu S : Saya mual suster, tidak
makanpasien
11.00 nafsu makan
O : Pasien sedang ngemil
keripik S : Saya tidak nafsu
b. Menjelaskan pentingnya
makankarena
nutrisi bagi tubuh
mual
O : - Pasien mendengarkan
penjelasan perawat
c. Menganjurkan pasien - BB = 49,5 kg
untuk makan sedikit S : Iya,suster. Saya biasanya
tapisering ngemil O : Ada makanan kecil
di meja
pasien
2 12-2-08 Mengobservasi nafsu makan S : Saya masih mual suster,
16.00 pasien
tidak nafsu makan
O : Pasien hanya
menghabiskan 2 sendok
17.00 Menemani pasien makan dari porsi yang
disediakan RS
S : Saya masih mual, sus, tapi
saya mau makan sedikit
O : Pasien hanya
17.00 a. Mengkaji tingkat kecemasan
dan mendengarkan keluhan menghabiskan 2 sendok
pasien dari porsi yang
disediakan RS
S : Saya punya penyakit
kanker, tapi sudah
disinar. Apa bisa sembuh
total, sus? Atau bias
23
tumbuh lagi?
O : - Pasien tampak cemas
24
17.00 a. Mengkaji keadaan kulit S : - Saya sudah mandi
b. Menjelaskan perawatankulit - Kalau gatal saya garuk,sus.
F.Evaluasi
No
Tgl / jam Evaluasi TTD
DX
1 14-2-08 S : Saya sudah mau makan sedikit, tetapi
13.00 masih terasa mual
O : - Makanan yang dihabiskan ½ porsi
- BB : 50kg
- TB : 152 cm
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
25
2 14-2-08 S : Saya sudah mengetahuai tentang
13.00 penyakit saya. Terima kasih, sus.
O : - Pasien mengerti penjelasan perawat
- Cemasberkurang
- Pasien memiliki koping yang positif
A : Masalahteratasi
P : Pertahankan Intervensi
3 14-2-08 S : Suami saya kalau malam nunggu saya
13.00 disini. Tadi pagi dia berangkat kerja dari
sini
O : Pasien dan pasangan memahami
seksualitas tidak hanya sebatas aktifitas
itu.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
4 14-2-08 S : Kalau gatal saya garuk, setelah mandi
13.00 saya kasih bedak yang gatal.
O : Tidak ada kemerahan, masih terlihat lesi
atau lecet bekas garuk
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Teori unpleasant symptoms memiliki tiga komponen yaitu gejala merupakan pengalaman secara
individu, terdapat faktor yang mempengaruhi gejala yang dialami dan akibat dari gejala yang
dialami. Faktor fisiologis, psikologis dan situasional merupakan faktor yang mempengaruhi
gejala yang dialami seseorang, sedangkan hasil output dari suatu gejala yang dialami merupakan
performance yang terdiri dari aktivitas fungsional dan kognitif (Fu & McDaniel, 2004; Gift,
2004; Lenz et al., 1997; Lenz et al., 1995).
Teori ini menanggapi data-data berupa fisiologis, psikologis dan situasional. Pada fisologis
membahas hal-hal yang mempengaruhi timbulnya gejala adalah anatomi fisiologi (perubahan
26
keadaan normal ke arah patologi/perubahan yang fisiologi terjadi karena perubahan struktur
anatomi), genetic dan tindakan-tindakan yang didapat oleh individu sebagai bentuk
penatalaksanaan suatu gejala seperti kemoterapi, radiasi dan pengobatanpengobatan. Psikologis
terdiri dari Afektif (perasaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan sensasi gejala yang
dirasakan) dan kognitif (pengetahuan tentang suatu gejala penyakit atau keadaan tidak normal
akan mempengaruhi respon individu tentang ketidakpastian tentang penyakit atau keadaannya
saat ini). Terakhir Faktor Situasional yang terdiri dari lingkungan sekitar individu; budaya, latar
belakang pengalaman, ketersediaan sumbersumber, kemampuan keuangan, emosi,
ketersediaannya alat-alat yang membantu akan mempengaruhi respon atau persepsi seseorang
terhadap suatu gejala yang sedang dialaminya. Bentuk konsekuensi dari gejalagejala yang sedang
dialami oleh seseorang. Saat suatugejala yang dialami individu akan berdampak pada
kemampuan untuk berfungsi baik bergerak, perilaku social dan berfikir.
Pengembangan teori unpleasant symptoms pada kanker serviks menekankan peran perawat untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan. Selama ini perawat lebih memfokuskan pada perawatan
secara fisik yang dianggap sebagai masalah dominan untuk dilakukan penangan. Pasien yang
dirawat hanya dikaji terkait keluhan fisik yang dirasakannya, sehingga pemberian asuhan
keperawatan tidak dilakukan secara holistic dan terintegrasi dengan psikologis dan situasional.
Petugas kesehatan sering kali melewatkan memberikan intervensi tentang kelemahan, gangguan
tidur, depresi dan kecamasan yang sebenarnya banyak dikeluhkan oleh pasien kanker. Perawat
sebagai profesi yang mandiri diharapkan mampu mengatasi gejala fisik, psikologis dan
situasional yang dikeluhkan oleh pasien. Pendampingan dan pemberian informasi untuk
menambah pengetahuan dan memodifikasi agar gejala yang dirasakan berkurang sangat
diperlukan.
Gejala merupakan fokus utama dari teori unpleasant symptom diartikan sebagai indikator
perubahan dari fungsi normal pasien. Gejala yang dialami memiliki empat dimensi yaitu
intensitas, durasi, distres dan kualitas. Gejala yang dialami oleh individu dipengaruhi oleh tiga
faktor antara lain faktor fisiologi, psikologis dan situasional (Lenz& Pugh, 2008). Kombinasi
atau interaksi lebih dari satu faktor akan menimbulkan gejala yang berbeda bila dibandingkan
dengan hanya satu saja faktor yang mempengaruhi.
27
Intensitas merupakan karakteristik yang paling sederhana untuk diukur dari pasien, contohnya
pengukuran skala nyeri (Lenz & Pugh, 2008). Durasi termasuk frekuensi intermiten terjadinya
gejala, durasi persisten gejala yang muncul terus menerus dan kombinasi antara frekuensi dan
durasi munculnya gejala. Gejala dapat muncul secara intermiten atau persisten pada masa kronik
tetapi beragam dalam hal intensitas gejala yang muncul. Distres menggambarkan aspek afektif
dari gejala yang dialami mengarah kepada seberapa sering gejala tersebut dialami. Derajat
pengalaman distres terhadap suatu gejala berhubungan dengan intensitas. Distres dapat
mempengaruhi perhatian individu terhadap gejala yang dialami. Kualitas diartikan sebagai cara
suatu gejala untuk dimanifestasikan atau dirasakan oleh individu. Berdasarkan kualitas dari suatu
gejala harus disertai dengan deskripsi lengkap karena gejala yang sama akan muncul berbeda
pada satu penyakit dengan yang lain atau pada tahap perkembangan dari penyakit tersebut, maka
diperlukan pengkajian dan penyelesaian yang efektif untuk gejalan yang dialami.
Penggambaran dan pengukuran dari suatu gejala yang dialami tergantung pada kemampuan
pasien untuk menggambarkan apa yang mereka rasakan. Setiap individu akan berbeda dalam
menggambarkan gejala yang dialaminya tergantung dari bagaimana cara menggambarkan dan
kemampuan menggunakan komunikasi. Pasien kanker serviks mengeluhkan gejala yang beragam
dan lebih dari satu. Beberapa gejala yang dikeluhkan oleh pasien kanker serviks antaralain
pengeluaran darah dan cairan keutihan yang menyengat, nyeri, perubahan suhu tubuh,
kelemahan, penurunan kemampuan unuk memenuhi kebutuhan keseharian, penurunan asupan
nutrisi, kecemasan dan takut akan perkembangan penyakitnya, gangguan tidur, isolasi sosial dan
gangguan konsep diri. Setidaknya dua kategori gejala menurut durasi dirasakan yaitu mungkin
berubah seiring waktu antaralain nyeri, gangguan pencernaan, gangguan tidur, depresi, mual dan
kehilangan nafsu makan serta gejala yang cenderung menetap antara lain kelemahan, kecemasan,
rambut rontok dan mati rasa.
Secara fisiologis pasien kaker serviks sering didapatkan pemeriksaan tanda vital mungkin
diperoleh gambaran perubahan kearah penurunan tekanan darah dan peningkatan nadi kearah
takikardi. Adanya bercak merah pada celana dalam atau pada diapers, pengeluaran cairan merah
disertai dan atau bergantian dengan cairan putih keabu-abuan dari kemaluan pasien. Peningkatan
rasa nyeri, rentang gerak pasien terbatas karena mengalami kelemahan dan pemenuhan
kebutuhan dibantu perawat dan keluarga. Faktor selanjutnya adalah faktor psikologi yang
28
melibatkan variabel afektif dan kognitif. Secara psikologis diperoleh gambaran secara status
mental dan reaksi kepada penyakitnya yang menjadi penyebab timbulnya gejala yang dikeluhkan
pasien kanker serviks.
Terakhir faktor situasional mencakup lingkungan dari individu secara sosial maupun fisik (Lenz
& Pugh, 2008). Faktor situasional yang mempengaruhi pasien kanker serviks antaralain ada atau
tidaknya dukungan sosial yang didapatkan oleh pasien, hubungan dengan pasangan dan orang
terdekat serta kebiasaan pola hidup sejak terkena kanker serviks. Berdasarkan faktor yang
mempengaruhi dan gejala yang dialami, hasil ouput yang dialami oleh pasien kanker serviks
antaralain kekurangan volume cairan, gangguan perfusi jaringan, nyeri kronis, intoleransi
aktivitas, defisit perawatan diri, hipertermi, kelemahan, gangguan tidur, gangguan konsep diri
serta nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan teori keperawatan menurut Elisabeth R. Lenz dan Linda C Pugh (Unpleasant
Symptoms) sangat cocok pada masalah yang dikeluhkan oleh pasien kanker serviks. Keluhan
yang dirasakan pasien kanker serviks meliputi gejala fisik, psikologis dan situasional yang saling
berinteraksi antar gejala. Implikasi keperawatan pada pasien kanker serviks menggunakan teori
29
unpleasant symptoms adalah mengatasi gejala situasional pasien mampu memberikan dampak
positif bagi perkembangan pasien.
Pasien kanker serviks mengalami perubahan secara fisik akan menimbulkan gejala
psikologis. Gejala psikologis dan fisik akan mempengaruhi timbulnya gejala situasional. Gejala
situasional yang timbul juga akan mempengaruhi timbulnya gejala fisik dan psikologis. Siklus
gejala fisik, psikologis dan situasional pada pasien kanker serviks sangat komplek dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Penerapan asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks
tercapai keholistikan perawatan karena mencakup tiga gejala yang dialami oleh pasien kanker
serviks.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A. R., & Oliver, J. (2019). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Indonesia, U., Residensi, L. A., & Maternitas, K. (2014). Aplikasi teori keperawatan.
Keperawatan, P. T., Lenz, D., Dan, P., Pada, M., Keperawatan, A., Kanker, P., … Indonesia, U.
(2014). Laporan akhir residensi keperawatan maternitas.
Sefrina, A., Nurhaeni, N., Hayati, H., Cilacap, A. S., Keperawatan, F. I., Indonesia, U., …
Indonesia, U. (2010). APLIKASI THEORY OF UNPLEASANT SYMPTOMS ( TOUS )
PADA ANAK YANG MENGALAMI MUAL AKIBAT KEMOTERAPI DI RUANG
RAWAT NON Latar Belakang dan Tujuan. Unimus. Retrieved from
30
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1465/1518
31