Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“OKSIGENASI”

Disusun oleh :

Avent Lino Rido Putra Sahu (011191104)

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
2020/2021
OKSIGENASI
A. Pengertian

Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara

normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas.

Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler

dan keadaan hematologi (Wartonah & Tarwoto, 2003).

Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat

dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada

miokardium (Mutaqqin, 2005).

Tujuan terapi oksigenasi :

1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.

2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat.

3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.

B. Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Oksigenasi

Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah

oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi

oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru. Berkurangnya

fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti

fungsi ventilasi paru.

Faktor-faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi

bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminalis. Akibat

dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus terminalis), yang

mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara yang mudah masuk

ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak terjebak dalam alveolus dan

terjadilah penumpukan udara (air trapping).


Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala

akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan

ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi (Brunner & Suddarth, 200).

→ Kasusnya adalah klien dengan gangguan oksigenasi.

C. Faktor Predisposisi

Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi yaitu :

1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi

ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard,

kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.          

2. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.

3. Faktor perkembangan.

Pada bayi premature berisiko terkena penyakit membrane hialin karena belum

matur dalam menghasilkan surfaktan. Bayi dan toddler berisiko mengalami infeksi

saluran pernafasan akut. Pada dewasa, mudah terpapar faktor risiko

kardiopulmoner. Sistem pernafasan dan jantung mengalami perubahan fungsi

pada usia tua / lansia.

4. Perilaku atau gaya hidup. 

Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopilmonar. Obesitas yang berat menyebabkan

penurunan ekspansi paru. Latihan fisik meningkatkan aktivitas fisik metabolisme

tubuh dan kebutuhan oksigen. Gaya hidup perokok dikaitkan dengan sejumlah

penyakit termasuk penyakit jantung, PPOK, dan kanker paru (Potter & Perry,

2006).
D. Pengkajian

Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah :

1. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan

Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan , adanya

faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan oksigen.

2. Pola metabolik-nutrisi

Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi karena

ekspansi paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi, mengalami kelemahan otot

pernafasan.

3. Pola eliminasi

Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi), perubahan

berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi)

4. Aktivitas-latihan

Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi kebutuhan

oksigenasi  seseorang. Aktivitas berlebih dibutuhkan oksigen yang banyak. Orang

yang biasa olahraga, memiliki peningkatan aktivitas metabolisme tubuh dan

kebutuhan oksigen.

5. Pola istirahat-tidur

Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.

6. Pola persepsi-kognitif

Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau

tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.

7. Pola konsep diri-persepsi diri

Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang (pekerjaan, situasi

keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus).


8. Pola hubungan dan peran

Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki kebiasaan

merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.

9. Pola reproduksi-seksual

Perilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji

10. Pola toleransi koping-stress

Adanya stress yang mempengaruhi ke oksigenasi.

11. Keyakinan dan nilai

Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi, adanya pantangan

atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.

12. Riwayat Kesehatan

a) Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.

b) Riwayat penyakit sekarang: asma, CHF, AMI, ISPA.

c) Riwayat penyakit dahulu: pernah menderita asma, CHF, AMI, ISPA, batuk.

13. Pemeriksaan fisik

a) Kesadaran: kesadaran menurun

b) TTV: peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi

c) Head to toe

1) Mata: Konjungtiva pucat (karena anemia), konjungtiva sianosis (karena

hipoksemia), konjungtiva terdapat petechie ( karena emboli atau

endokarditis).

2) Mulut dan bibir: Membran mukosa sianosis, bernafas dengan mengerutkan

mulut

3) Hidung : Pernafasan dengan cuping hidung


4) Dada: Retraksi otot bantu nafas, pergerakan tidak simetris antara dada

kanan dan kiri, suara nafas tidak normal.

5) Pola pernafasan: pernafasan normal (apneu), pernafasan cepat (tacypnea),

pernafasan lambat (bradypnea)

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Fungsi Paru : Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan

pertukaran gas secara efisien.

2. Pemeriksaan Gas Darah Arteri : Untuk memberikan informasi tentang difusi gas

melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.

3. Oksimetri : Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler

4. Pemeriksaan Sinar X Dada : Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur,

dan proses-proses abnormal.

5. Broncoscopy : Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel

sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.

6. Endoscopy : Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.

7. Fluroscopy : Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung

dan kontraksi paru.

8. CT-Scan : Untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal.


F. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

1. Penatalaksanaan medis

a. Pemantauan Hemodinamika

b. Pengobatan bronkodilator

c. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:

nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika

diperlukan.

d. Penggunaan ventilator mekanik

e. Fisoterapi dada

2. Penatalaksanaan keperawatan

a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

1) Pembersihan jalan nafas

2) Latihan batuk efektif

3) Pengisafan lendir

4) Jalan nafas buatan

b. Pola Nafas Tidak Efektif

1) Atur posisi pasien ( semi fowler )

2) Pemberian oksigen

3) Teknik bernafas dan relaksasi

c. Gangguan Pertukaran Gas

1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )

2) Pemberian oksigen

3) Pengisapan lendir
G. Masalah Keperawatan Oksigenasi

1. Bersihan Jalan Nafas Berhubungan Dengan:

a. Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.

b. Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif

c. Sumbatan jalan nafas karena benda asing

2. Pola Nafas Tidak Efektif Berhubungan Dengan:

a. Lemahnya otot pernafasan

b. Penurunan ekspansi paru

3. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Dengan:

a. Perubahan suplai oksigen

b. Obstruksi saluran nafas

c. Adanya penumpukan cairan dalam paru

d. Edema paru
Diagnosa keperawatan Noc Nic
Pola Nafas tidak efektif Respiratory status :  Posisikan pasien untuk
berhubungan dengan : Ventilation memaksimalkan ventilasi
- Hiperventilasi Respiratory status : Airway  Pasang mayo bila perlu
- Penurunan patency  Lakukan fisioterapi dada
energi/kelelahan Vital sign Status jika perlu
- Perusakan/pelemahan  Keluarkan sekret dengan
muskulo-skeletal Setelah dilakukan tindakan batuk atau suction
- Kelelahan otot keperawatan selama  Auskultasi suara nafas, catat
pernafasan ………..pasien menunjukkan adanya suara tambahan
- Hipoventilasi sindrom keefektifan pola nafas,  Berikan bronkodilator :
- Nyeri dibuktikan dengan kriteria
-…………………..
- Kecemasan hasil:
…………………….
- Disfungsi Mendemonstrasikan batuk
 Berikan pelembab udara
Neuromuskuler efektif dan suara nafas yang
Kassa basah NaCl Lembab
- Obesitas bersih, tidak ada sianosis
 Atur intake untuk cairan
- Injuri tulang belakang dan dyspneu (mampu
mengoptimalkan
mengeluarkan sputum,
keseimbangan.
DS: mampu bernafas dg mudah,
 Monitor respirasi dan status
- Dyspnea tidakada pursed lips)
O2
- Nafas pendek Menunjukkan jalan nafas
Bersihkan mulut, hidung dan
DO: yang paten (klien tidak
secret trakea
- Penurunan tekanan merasa tercekik, irama
Pertahankan jalan nafas
inspirasi/ekspirasi nafas, frekuensi pernafasan
yang paten
- Penurunan pertukaran dalam rentang normal, tidak
Observasi adanya tanda
udara per menit ada suara nafas abnormal)
tanda hipoventilasi
- Menggunakan otot  Tanda Tanda vital dalam
Monitor adanya kecemasan
pernafasan tambahan
rentang normal (tekanan pasien terhadap oksigenasi
- Orthopnea
darah, nadi, pernafasan) Monitor vital sign
- Pernafasan pursed-lip
- Tahap ekspirasi Informasikan pada pasien
berlangsung sangat dan keluarga tentang tehnik
lama relaksasi untuk memperbaiki
- Penurunan kapasitas pola nafas.
vital Ajarkan bagaimana batuk
- Respirasi: < 11 – 24 efektif
x /mnt Monitor pola nafas
- 

Diagnosa keperawatan Noc Nic


Gangguan Pertukaran gas  Respiratory Status : Gas  Posisikan pasien untuk
Berhubungan dengan : exchange memaksimalkan ventilasi
è ketidakseimbangan perfusi  Keseimbangan asam Basa,  Pasang mayo bila perlu
ventilasi Elektrolit  Lakukan fisioterapi dada
è perubahan membran  Respiratory Status : jika perlu
kapiler-alveolar ventilation  Keluarkan sekret dengan
DS:  Vital Sign Status batuk atau suction
è sakit kepala ketika bangun Setelah dilakukan tindakan  Auskultasi suara nafas,
è Dyspnoe keperawatan selama …. catat adanya suara
è Gangguan penglihatan Gangguan pertukaran pasien tambahan
DO: teratasi dengan kriteria hasi:  Berikan bronkodilator ;
è Penurunan CO2  Mendemonstrasikan
-………………….
è Takikardi peningkatan ventilasi dan
-………………….
è Hiperkapnia oksigenasi yang adekuat
 Barikan pelembab udara
è Keletihan  Memelihara kebersihan
 Atur intake untuk cairan
è Iritabilitas paru paru dan bebas dari
mengoptimalkan
è Hypoxia tanda tanda distress
keseimbangan.
è kebingungan pernafasan
 Monitor respirasi dan
è sianosis  Mendemonstrasikan batuk
status O2
è warna kulit abnormal efektif dan suara nafas
 Catat pergerakan
(pucat, kehitaman) yang bersih, tidak ada
dada,amati kesimetrisan,
è Hipoksemia sianosis dan dyspneu
penggunaan otot
è hiperkarbia (mampu mengeluarkan
è AGD abnormal sputum, mampu bernafas tambahan, retraksi otot
è pH arteri abnormal dengan mudah, tidak ada supraclavicular dan
èfrekuensi dan kedalaman pursed lips) intercostal
nafas abnormal  Tanda tanda vital dalam  Monitor suara nafas,
rentang normal seperti dengkur
 AGD dalam batas normal  Monitor pola nafas :
Status neurologis dalam bradipena, takipenia,
batas normal
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
 Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan
 Monitor TTV, AGD,
elektrolit dan ststus mental
 Observasi sianosis
khususnya membran
mukosa
 Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang persiapan
tindakan dan tujuan
penggunaan alat tambahan
(O2, Suction, Inhalasi)
Auskultasi bunyi jantung,
jumlah, irama dan denyut
jantung
Diagnosa keperawatan Noc Nic
Bersihan Jalan Nafas  Respiratory status :  Pastikan kebutuhan oral /
tidak efektif berhubungan Ventilation tracheal suctioning.
dengan:  Respiratory status :  Berikan O2 ……l/mnt,
- Infeksi, disfungsi Airway patency metode………
neuromuskular,  Aspiration Control  Anjurkan pasien untuk
hiperplasia dinding Setelah dilakukan tindakan istirahat dan napas dalam
bronkus, alergi jalan keperawatan selama  Posisikan pasien untuk
nafas, asma, trauma …………..pasien memaksimalkan ventilasi
- Obstruksi jalan nafas : menunjukkan keefektifan  Lakukan fisioterapi dada
spasme jalan nafas, jalan nafas dibuktikan jika perlu
sekresi tertahan, dengan kriteria hasil :  Keluarkan sekret dengan
banyaknya mukus,  Mendemonstrasikan batuk atau suction
adanya jalan nafas batuk efektif dan suara  Auskultasi suara nafas,
buatan, sekresi bronkus, nafas yang bersih, tidak catat adanya suara
adanya eksudat di ada sianosis dan dyspneu tambahan
alveolus, adanya benda (mampu mengeluarkan  Berikan bronkodilator :
asing di jalan nafas. sputum, bernafas dengan - ………………………
DS: mudah, tidak ada pursed - ……………………….
- Dispneu lips) - ………………………
DO:  Menunjukkan jalan nafas  Monitor status
- Penurunan suara nafas yang paten (klien tidak hemodinamik
- Orthopneu merasa tercekik, irama
 Berikan pelembab udara
- Cyanosis nafas, frekuensi
Kassa basah NaCl Lembab
- Kelainan suara nafas pernafasan dalam rentang
 Berikan antibiotik :
(rales, wheezing) normal, tidak ada suara
…………………….
- Kesulitan berbicara nafas abnormal)
…………………….
- Batuk, tidak efekotif atau  Mampu
 Atur intake untuk cairan
tidak ada mengidentifikasikan dan
mengoptimalkan
- Produksi sputum mencegah faktor yang
keseimbangan.
- Gelisah penyebab.
 Monitor respirasi dan status
- Perubahan frekuensi dan  Saturasi O2 dalam batas
O2
irama nafas normal
 Foto thorak dalam batas  Pertahankan hidrasi yang
normal
adekuat untuk
mengencerkan sekret
Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang penggunaan
peralatan : O2, Suction,
Inhalasi

Konsep map asuhan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai