Anda di halaman 1dari 34

Model Konseptual Dan Teori Dalam Keperawatan dan Penerapannya :

Elisabeth R. Lenz dan Linda C Pugh (Unpleasant Symptoms)

Dosen Pengampu : Ns. Tina Mawardika., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh Kelompok 19:


Avent Lino Rido Putra Sahu (011191104)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Model Konseptual dan Teori
dalam Keperawatan dan Penerapannya : Elisabeth R. Lenz dan Linda C Pugh (Unpleasant
Symptoms) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Ns.
Tina Mawardika S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Mat pada Bidang Studi Keperawatan Mata Kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Model Konseptual dan Teori dalam Keperawatan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Tina Mawardika S.Kep., M.Kep.,
Sp.Kep.Mat, selaku dosen mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah dapat
selesai dengan baik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat berarti bagi kami.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
memberi manfaat bagi pembaca. Aamiin.

Pati, 25 Oktober 2020

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….….2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….4
C. Tujuan……………………………………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN

1. Biografi Elisabeth R Lenz & Linda C Pugh…………………………………………….6


2. Teori (Unpleasant Symptoms)…………………………………………………………..8
3. Paradigma Keperawatan………………………………………………………………...9
4. Konsep dan Bagan……………………………………………………………………...11
5. Contoh Kasus………………………………………………………………………..….13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………...…………………………………30

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………31

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi konsep-konsep yang
saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan pengaruh logis antar
konsep. Model konseptual juga memberikan keteraturan untuk berfikir, mengamati apa yang
dilihat dan memberikan arah riset untuk mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan
tentang kejadian serta menunjukkan suatu pemecahan masalah.
Teori keperawatan yang dapat diaplikasikan pada klien kanker serviks untuk
menyelesaikan keluhan fisik, psikologis dan situasionalnya adalah Theory of unpleasant
sympthom. Teori keperawatan tersebut tidak hanya membantu klien mengatasi permasalahan
dari aspek fisik saja, namun juga mengatasi ketidaknyamanan dari aspek psikologis dan
situasional sehingga asuhan keperawatan secara komprehensif dapat diberikan (Park, Nancy,
Marilyn, Douglas, & Virginia, 2012). Penyelesaian masalah keperawatan menggunakan
aplikasi Theory of unpleasant sympthom diharapkan dapat membantu klien mengatasi
permasalahannya.
Kanker serviks merupakan neoplasma ganas yang menyerang pada sel skuomosa
serviks (Andrijono, 2012). Kanker serviks terbentuk melalui tahapan yang lama sebelum
menjadi karsinoma invasive yang terinfeksi oleh Persistent human papillomavirus (HPV)
(Spencer, 2007; POI, 2010; Andrijono, 2012). Kanker serviks ditularkan melalui mikro lesi
atau sel abnormal dari vagina saat berhubungan seksual (Andrijono, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh?
2. Apa teori yang terkait dengan umpleasant theory yang dikemukakan oleh Elisabeth R
Lenz dan Linda C Pugh ?
3. Apa paradigma teori yang terkait?
4. apa konsep dan bagaimana bagan teori yang terkait?
5. Bagaimana contoh kasusnya?
6. Bagaimana aplikasi dari teori Unpleasant Symptoms Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh
dalam keperawatan?

4
C. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Untuk memahami teori middle rangedari Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh tentang
Unpleasant Symptomsdan menerapkan teori tersebut dalam keperawatan.
2. Tujuan Umum
a. Mengetahui biografi Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh.
b. Memahami teori yang dikemukakan oleh Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh.
c. Memahami aplikasi dari teori Unpleasant Symptoms Elisabeth R Lenz dan Linda C
Pugh.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Biografi Linda C Pugh

Linda Pugh, PhD, RNC, FAAN, adalah pensiunan


Profesor di Sekolah Keperawatan Wilmington University of North Carolina. Dia juga mengajar
dan memimpin program keperawatan di Universitas Johns Hopkins dan di York College of
Pennsylvania. Dia saat ini tinggal di York, PA dan merupakan anggota Dewan Kesehatan
WellSpan.

Sebagai seorang perawat kebidanan bersertifikat, Linda memberikan perawatan langsung


untuk wanita yang melahirkan anak selama lebih dari 25 tahun. Baru-baru ini, sebagian besar
beasiswanya berkisar pada penerapan praktik terbaik dalam perawatan kesehatan. Dia memiliki
banyak pengalaman penelitian. Dia telah menjadi Investigator Utama (PI) dan Co-PI dalam
beberapa studi yang didanai NIH; yang terbesar melibatkan tim Perawat Kesehatan Masyarakat
dan konselor sebaya berbasis komunitas. Studi ini, yang dilakukan selama periode empat tahun,
menguji intervensi untuk meningkatkan durasi dan eksklusivitas menyusui di antara wanita
berpenghasilan rendah.

Sebagai salah satu pengembang model Praktik berbasis Bukti Keperawatan Johns
Hopkins, Linda telah bekerja dengan perawat di seluruh negara ini dalam implementasinya.
Selain itu, dia dengan senang hati mengembangkan dan merevisi Teori Gejala Tidak

6
Menyenangkan yang telah digunakan oleh para peneliti di Amerika Serikat dan luar negeri.
Linda telah menerbitkan dan mempresentasikan karyanya secara internasional dan nasional.

Linda C. Pugh, PhD, RNC, FAAN adalah Direktur Sementara di Sekolah Keperawatan.
Sebelum pengangkatan ini, Dr. Pugh adalah profesor tetap dan Koordinator Program Praktik
Keperawatan di UNCW's School of Nursing. Dia memegang berbagai posisi kepemimpinan di
York College of Pennsylvania (YCP) dan di Sekolah Keperawatan Universitas Johns Hopkins
(JHU SON). Di YCP, Dr. Pugh adalah Direktur Program Pascasarjana dan Program Doktor
Praktek Keperawatan (DNP). Di JHU SON, dia adalah Direktur Program Profesional
(pascasarjana dan sarjana). Dr. Pugh telah mengajar semua tingkat pendidikan keperawatan
(prelicensure, RN-BS, Master, DNP, dan PhD). Di Istanbul, Turki, dia bergabung dengan tim
Hopkins dalam mengembangkan program sarjana muda di Universitas Koç dan kembali lima
tahun kemudian untuk mengevaluasi keberhasilan program itu.

Dr. Pugh memiliki banyak pengalaman penelitian; telah menjadi Principal Investigator
(PI) dan Co-PI dalam beberapa penelitian yang didanai NIH (yang terbesar melibatkan tim
Perawat Kesehatan Masyarakat dan konselor sebaya berbasis komunitas). Dr. Pugh telah
menerbitkan lebih dari 85 publikasi (artikel, buku, dan bab buku).

Baru-baru ini, sebagian besar beasiswanya berkisar pada penerapan praktik terbaik dalam
perawatan kesehatan. Dr. Pugh adalah rekan pengembang Model Keperawatan berbasis Bukti
Keperawatan Johns Hopkins dan telah memimpin atau menjadi anggota tim dalam berbagai
prakarsa praktik yang meningkatkan kualitas perawatan pasien.

Dr. Pugh telah menjadi Anggota di American Academy of Nursing sejak 2003. Pada
tahun 2004, dia memenangkan Nightingale Award Programme untuk Keunggulan dalam Praktek
Keperawatan melalui Penelitian di negara bagian Pennsylvania. Dia juga dianugerahi
Penghargaan Pemanfaatan Penelitian di Sigma Theta Tau International pada tahun 2004.

7
Elisabeth R Lenz

Elizabeth Lenz adalah Profesor Emeritus di The Ohio State University, yang sebelumnya
menjabat sebagai Profesor dan Dekan. Dia telah menerbitkan secara luas tentang teori dan
pengukuran keperawatan. Bersama rekan-rekannya, ia mengembangkan Teori Gejala yang Tidak
Menyenangkan, yang pertama kali mengembangkan teori tersebut pada tahun 1990-an.
2. Teori (unpleasant symptoms)
Teori unpleasant symtoms dikembangkan oleh Lenz,Pugh,Miligan,Gift,dan Suppe pada
tahun 1995. Teori ini berfokus pada gejala (symptom) yang terjadi dalam waktu bersamaan
(Hsiao 2008). Teori ini berasumsi bahawa dengan melakukan manajemen pada satu gejala akan
berkontribusi dalam penyelesaian masalah pada gejala lainnya.Teori keperawatan yang
diaplikasikan pada klien kanker serviks untuk mengatasi keluhan fisik, psikologis dan
situasionalnya adalah unpleasant sympthom. Teori keperawatan tersebut tidak hanya membantu
klien mengatasi permasalahan dari aspek fisik saja, namun juga mengatasi ketidaknyamanan dari
aspek psikologis dan situasional sehingga asuhan keperawatan secara komprehensif dapat
diberikan.TOUS memiliki tiga komponen utama yaitu:
 gejala tidak menyenangkan yang dialami klien,
 faktor-faktor yang berpengaruh pada gejala (fisiologis, psikologis, situasional) dan
 penampilan (performance) klien (fisik, kognitif dan sosial) yang terpengaruh oleh
adanya gejala.

8
Teori Gejala yang Tidak Menyenangkan menggambarkan multidimensi gejala,
hubungan, dan rangsangan potensial di antara mereka. Menurut teori, perkembangan suatu gejala
didahului oleh interaksi antara faktor-faktor anteseden yang dapat bersifat fisiologis, psikologis
dan situasional.Selain itu, setiap gejala atau kelompok gejala dapat menghadirkan dimensi, yaitu
karakteristik yang berkaitan dengan intensitas. , waktu, penderitaan dan kualitas gejala.
Ditekankan bahwa kemunculan gejala dapat mempengaruhi kinerja fungsional dan kognitif serta
gejala lain yang mungkin muncul pada pasien. Saat menganalisis model yang diajukan oleh
penulis, interaksi dan timbal balik antara faktor anteseden, gejala dan kinerja, serta pengaruh
antar komponen, diverifikasi. Namun, hubungan antara dimensi gejala tidak cukup ditunjukkan,
karena dimensi tersebut direpresentasikan secara terpisah dalam Model. Namun dalam konstruk
teoritis, penulis menekankan bahwa dimensi-dimensi tersebut dapat saling berinteraksi. Melalui
analisis kritis diketahui bahwa konsep utama yang digunakan untuk konstruksi teori tersebut
meliputi: faktor fisiologis, psikologis dan situasional. Meskipun penulis tidak menyebutkan
apakah ada analisis konsep, mereka ditemukan memiliki definisi teoritis dan operasional yang
terdefinisi dengan baik. Namun, ketika meneliti konsep terkait seperti kinerja, penderitaan,
durasi, kualitas, intensitas dan gejala yang tidak menyenangkan, dibuktikan bahwa ini telah
menetapkan definisi teoretis dan deskriptif, namun, definisi operasional tidak eksplisit.

Teori unpleasant symptoms memiliki tiga komponen yaitu gejala merupakan pengalaman
secara individu, terdapat faktor yang mempengaruhi gejala yang dialami dan akibat dari gejala
yang dialami. Faktor fisiologis, psikologis dan situasional merupakan faktor yang mempengaruhi
gejala yang dialami seseorang, sedangkan hasil output dari suatu gejala yang dialamimerupakan
performance yang terdiri dari aktivitas fungsional dan kognitif (Fu & McDaniel, 2004; Gift,
2004; Lenz et al., 1997; Lenz et al., 1995)Teori ini menanggapi data-data berupa fisiologis,
psikologis dan situasional. Pada fisologis membahas hal-hal yang mempengaruhi timbulnya
gejala adalah anatomi fisiologi (perubahan keadaan normal ke arah patologi/perubahan yang
fisiologi terjadi karena perubahan struktur anatomi), genetic dan tindakan-tindakan yang didapat
oleh individu sebagai bentuk penatalaksanaan suatu gejala seperti kemoterapi, radiasi dan
pengobatan-pengobatan. Psikologis terdiri dari Afektif (perasaan cemas, takut dan marah akan
meningkatkan sensasi gejala yang dirasakan) dan kognitif (pengetahuan tentang suatu gejala
penyakit atau keadaan tidak normal akan mempengaruhi respon individu tentang ketidakpastian
tentang penyakit atau keadaannya saat ini). Terakhir Faktor Situasional yang terdiri dari

9
lingkungan sekitar individu; budaya, latar belakang pengalaman, ketersediaan sumber-sumber,
kemampuan keuangan, emosi, ketersediaannya alat-alat yang membantu akan mempengaruhi
respon atau persepsi seseorang terhadap suatu gejala yang sedang dialaminya. Bentuk
konsekuensi dari gejala-gejala yang sedang dialami oleh seseorang. Saat suatugejala yang
dialami individu akan berdampak pada kemampuan untuk berfungsi baik bergerak, perilaku
sosial, dan berfikir.

10
3. Paradigma Keperawatan Menurut Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh

Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya definisi
paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep yang
bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki definisi
umum yang dapat berlaku secara universal. Paradigma terkait teori ini terdiri dari empat
komponen yaitu manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta komponen
keperawatan.
a.      Manusia
Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan
keperawatannya bahwa manusia merupakan individu yang layak diperlakukan secara terhormat,
dihargai keunikannya berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi, dan sistem
yang dapat mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya. Perspektif keperawatan
menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan bukan obyek.
Konseptualitas keperawatan tentang unpleasant symptoms terkait teori yang
dikemukakan oleh Elisabeth R Lenz dan Linda C Pugh yaitu gejala yang tidak diinginkan oleh
manusia sebagai objek individu sendiri.

b.      Sehat dan Kesehatan


Definisi sehat & kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang yang bebas penyakit
menjadi kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk berfungsi secara konsisten, stabil
dan seimbang dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan
lingkungan. Kesehatan dipandang juga sebagai sebuah kisaran antara sehat dan sakit dimana
individu memiliki suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan bukan semata-mata suatu
fenomena empiris tentang kondisi seseorang. Berdasarkan model yang dikemukakanElisabeth R
Lenz dan Linda C Pugh.

c.       Masyarakat dan Lingkungan


Masyarakat dan lingkungan merupakan komponen dalam paradigma keperawatan dimana
setiap individu berinteraksi. Masyarakat dan lingkungan juga dianggap sebagai sumber
terjadinya keadaan sakit (tidak sehat) dan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan atau kondisi sakit seseorang. Hubungan antara individu dan Iingkungannya serta

11
kemampuan individu untuk mempertahankan kesehatan dirinya dapat dipenagruhi oleh
lingkungan dimana individu itu berada. Individu selalu berada pada lingkungan fisik,  psikologis,
dan sosial.

d.     Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan kepada klien (individu atau
kelompok) yang sedang mengalami stress kesehatan - stress penyakit dimana situasi kehidupan
yang seimbang menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan (biologis, psikologis, dan sosial)
serta ketidak-nyamanan. Berbeda dengan profesi kedokteran yang memfokuskan kepada
diagnosis medis dan pengobatan penyakit, serta masalah-masalah kesehatan yang terkait dengan
penyakit, maka penekanan dalam keperawatan lebih kepada kehidupan manusia dan pola
hidupnya serta responterhadap penyakit. Penyakit dan masalah kesehatan bagi keperawatan
bukan merupakan fokus yang dominan, tetapi faktor-faktor tersebut perlu untuk difahami karena
efek dan konsekuensi  faktor-faktor tersebut terhadap kehidupan manusia dan pola hidupnya.
Oleh karena itu fokus, penekanan, tujuan, pohon keilmuan, model, teori, dan riset amat berbeda
antara profesi medik dan keperawatan. Demikian pula aktivitas dari para praktisi dalam
keperawatan akan berbeda dengan praktisi medik .
Keperawatan dapat dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga sebagai suatu
keluaran kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan. Sebagai proses
serangkaian kegiatan, maka keperawatan perlu mengorganisasikan, mengatur,
mengkoordinasikan serta mengarahkan berbagai sumber (termasuk  klien didalamnya) untuk
digunakan seefektif dan efisien mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Selain itu,
untuk mengatasi masalah-masalah aktual dan potensial klien melalui suatu bentuk pelayanan
keperawatan yang menekankan pada pengadaan fasilitasi
4. Konsep dan Bagan Terkait
Teori unpleasant symptoms memiliki 3 komponen yaitu gejala merupakan pengalaman
secara individu, terdapat faktor yang mempengaruhi gejala yang dialami dan akibat dari gejla
yang dialami. Faktor fisiologis, psikologis, dan situasional merupakan faktor yang memengaruhi
gejala yang dialami seseorang, sedangkan hasil output dari suatu gejala yang dialami merupakan
performance yang terdiri dari aktifitas fungsional dan kognitif

12
Konsep Utama

1. Faktor yang mempengaruhi

a. faktor fisiologis

b. faktor psikologis

c. faktor situasional

2. Gejala

a. waktu
b. intensitas
c. kualitas
d. kesulitan

3. Kinerja

13
Deskripsi singkat

Teori Gejala Tidak Menyenangkan adalah teori kelas menengah holistik yang mengenali
gejala sebagai multidimensi. Yang penting, teori itu dikembangkan dengan gagasan bahwa gejala
memiliki sejumlah kesamaan. Dengan demikian, teori tersebut cukup luas untuk digunakan
dengan berbagai gejala.

Salah satu teori keperawatan yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen gejala yang
tepat yaitu konsep theory of unpleasant symptoms (TOUS). Tujuan dari TOUS adalah untuk
meningkatkan pemahaman tentang pengalaman akan berbagai macam gejala dalam berbagai
konteks dan untuk memberikan informasi yang berguna untuk merancang intervensi yang efektif
guna mencegah terjadinya berbagai gejala tak menyenangkan serta menyusun manajemen gejala
yang sesuai. TOUS lebih banyak menjelaskan suatu kerangka kerja umum untuk melakukan
manajemen gejala dibanding kerangka kerja spesifik pada suatu situasi klinik. Hal ini
menjadikan perawat lebih kreatif dalam menyusun rencana intervensi guna memanajemen gejala
yang dialami oleh klien. Konsep TOUS juga tidak menjelaskan secara eksplisit tentang
penggunaan konsepnya dalam proses keperawatan, namun perawat dalam mengintegrasikan
konsep TOUS dalam asuhan keperawatan mulai dari proses pengkajian hingga evaluasi
(Peterson & Bredow, 2004; Lenz & Pugh, 2014). TOUS mempunyai tiga konsep utama yaitu
gejala-gejala (symptoms), faktor yang mempengaruhi (influencing factors), dan penampilan
akhir klien (performance outcomes). TOUS lebih berfokus pada gejala yang diungkapkan secara
subyektif, dibandingkan pada gejala objektif yang dapat diobservasi. Namun dalam
perkembangannya, definisi gejala dalam TOUS berkembang menjadi suatu indikator perubahan
fungsi normal yang dialami dan diungkapkan oleh klien. gejala yang dirasakan klien dapat
muncul secara bergantian satu demi satu atau muncul bersamaan (kombinasi) antara gejala satu
dengan yang lainnya. Satu gejala juga berpotensi menimbulkan atau memunculkan gejala lainnya
pada saat yang sama atau saat yang berbeda. Pada TOUS, gejala dikonseptualisasikan menjadi 4
dimensi yaitu intensitas, waktu, distres dan kualitas (Peterson & Bredow, 2004; Lenz & Pugh,
2014).

Gejala yang dialami klien dapat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu fisiologis, psikologis dan
situasional. Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain dan dapat saling
mempengaruhi. Suatu gejala yang dirasakan klien dapat dipengaruhi oleh satu faktor saja atau

14
dipengaruhi oleh lebih dari satu faktor. Komponen terakhir dalam TOUS adalah penampilan
akhir atau performance outcomes dari klien yang diakibatkan oleh gejala yang sedang dialami.
Performance klien ini juga sering diidentikkan dengan taraf kualitas hidup klien, meski
sebenarnya dalam TOUS sendiri tidak secara eksplisit menyebutkan hal tersebut. Penampilan ini
dinilai dari empat aspek yaitu fisik, kognitif, sosial dan penampilan peran klien (Peterson &
Bredow, 2004; Lenz & Pugh, 2014).

15
5. Contoh Kasus
Ny. E merupakan ibu rumah tangga memiliki 3 orang anak, dirinya telah didiagnosis kanker
serviks stadium III B. Terdapat benjolan di rahim ketika menjalani pemeriksaan ginekologi,
Ny. E telah menjalani pemeriksaan diagnostic secara menyeluruh. Dari diagnosis yang Ny. E
dapati dirinya harus melakukan kemoterapi pra operasi, Ny. E khawatir dengan rencana
pengobatannya bagaimana jika ia tidak dapat mengelola kehidupan keluarganya saat
menjalani perawatan.
1. Pengkajian

Tanggal 11 Februari 2008, jam 11.00 WIB, di ruang B3 Ginecology – RSUP

Kariadi Semarang, diperoleh data sebagai berikut:

a. Biodata

i. IdentitasPasien

Nama : Ny.E

Umur : 38 tahun

Jeniskelamin :Perempuan

Suku/ Bangsa : Jawa /

Indonesia Agama :Islam

Pendidikan :SMA

Pekerjaan :-

Alamat : Bedono, Sayung

Tanggal masuk : 28 Desember 2007

Diagnosa Medis : Ca Serviks Stadium III B

1. Riwayat Kesehatan

a. KeluhanUtama

Saat dikaji pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan.

16
b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Mulai tanggal 28 Desember 2007, pasien dirawat di RSUP Kariadi

dengan diagnosis medis Ca. Serviks stadium III B di ruang B3

Ginecology. Dengan pengobatan Terapi radiasi 25 kali dan

kemoterapi 5 kali. Sampai pengkajian klien sudah mendapat

kemoterapi ke-5 dan radiasi ke-22. Saat dikaji pasien mengatakan

sudah tidak terjadi perdarahan, dan tidak keputihan. Pasien

mengatakan mual.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan bulan Oktober 2007, mengalami perdarahan

mrongkol-mrongkol 7 hari, perdarahan terjadi setelah melakukan

hubungan suami istri. Pasien juga mengatakan pernah keputihan 1

minggu sebelum perdarahan. Oleh karena perdarahan tersebut pasien

dirawat di RS Sultan Agung dengan diagnosa medis Ca Servic

stadium III B. Sebelum di rujuk ke RSUP Kariadi, pasien mendapat

terapi Asam Mefenamat dan vitamin penambah darah, dikatakan

pasien seingatnya.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang menderita penyakit

yang sama.

e. Riwayat Obstetri

1) Menarche : usia : 12 tahun, lama: 7hari

17
2) Menikah I : usia :19 tahun, suami I meninggal, mempunyai 1 anak

perempuan,

Menikah II : usia :25 tahun, suami II, mempunyai 2 anak

perempuan

3) Riwayat KB : menggunakan suntik KB 3 bulanan, pasien

menggunakan KB sejak tahun 1990 dan lepas Oktober2007

4) Riwayat Obstetri : GIIIPIII

a) Anak I, usia 18 tahun, jenis kelamin:perempuan

b) Anak II, usia: 13 tahun, jenis kelamin:perempuan

c) Anak III, usia: 6 tahun, jenis kelamin:perempua

2. Pola Kesehatan Fungsional menurutGordon

a. Pola Persepsi dan ManajemenKesehatan

Pasien mengatakan jika sakit masuk angin, minum jamu tolak angin,

kadang periksa di Jamsostek. Pasien mengatakan pernah dirawat di

RS Sultan Agung pada bulan Oktober 2007 dengan diagnosa medis

Ca.Serviks stadium III B, saat ini pasien dirawat di RSUP Dr.Kariadi

oleh rujukan dari RS Sultan Agung.

b. PolaNutrisi

Sebelum sakit : Pasien makan 3 kali sehari, nasi, sayur, dan lauk, 1

porsi habis.

Selama sakit : Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan.

Pasien jarang makan, porsi dari RS hanya habis 2-3

sendok, pasien biasanya ngemil. Berat badan


18
sebelum sakit : 55 kg, BB saat dikaji : 49,5kg.

3. PemeriksaanFisik

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tekanan darah : 100 / 80

mmHg Nadi : 88 x /menit

Pernafasan : 20 x /menit

Suhu : 360C

Berat badan : 49,5

kg Tinggi badan : 152cm

4. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 5 Februari2008.

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


Hematology
11,80 12 – 15,00 gr %
- Hemoglobin
34,30 35,0 – 47,00 %
- Hematokrit

19
- Erytrosit 4,36 3,90 – 5,60 juta / mmk
- MCH 27,00 27,00 – 32,00 pg
- MCV 78,70 27,00 – 96,00 fl
- MCHC 34,30 29,00 – 36,00 g /dl
- Lekosit 4,10 4,00 – 11,00 ribu / mmk
- Trombosit 171,0 150,00 – 400,00 ribu / mmk
- RDW 13,00 11,60 – 14,80 %
- MPV 7,11 4,00 – 11,00 fl

Kimia Klinik
14 15 – 39 mg / dl
- Ureum
0,64 0,60 – 1,30 mg / dl
- Creatinin
17 15 – 37 u/l
- SGOT
25 30 - 65 u/l
- SGPT

5. Riwayat Kemoterapi

Kemoterapi ke5

Tanggal : 8 Februari 2008.


Tanggal / jam
8 Februari 2008
07.00 Plastosin 60 mg infus
Infus NS 0,9%
08.00 Infus manitol 2
Infus DS
13.00 Metoclorpramid 1 amp
14.00
B.Analisa Data
No Tgl / jam Data Fokus Etiologi Masalah

20
1 11-2-08 DS : Pasien mengatakan mual Efek samping dari Perubahan
11.00 dan tidak nafsumakan kemoradiasi nutrisi:
DO : - Makan habis 2 sendok, Kurang dari
dari 1 porsi kebutuhan
- Ngemil (keripik,peyek) tubuh
- BB sebelum sakit: 55 kg,
selama sakit : 49,5kg
- Hasil laboratorium
tanggal 5 febuari 2008
Hemoglobin = 11,80gr%
- Pasien kurang
mengetahui tentang
kebutuhan nutrisi
2 12-2-08 DS : Pasien menanyakan apakah Ketidakpastian Ansietas
17.00 pengobatan sinar dapat rentang hasil yang
menyembuhkan penyakit? diharapkan
Apakah kanker bisa
tumbuhlagi?

21
3 13-2-08 DS : Pasien mengatakan Proses penyakit, Perubahan
17.00 sebelum sakit pasien perubahananatomis kebutuhan
melakukan hubungan suami seksualitas
istri 2x minggu, selama
sakit tidak pernah
melakukan hubungan
seksual
DO :-Pasien mengatakan
tentang frekuensi
seksualitas kepada
perawat
- Pasien aktif menjawab
Pertanyaan
4 13-2-08 DS : Pasien mengatakan gatal di Efek kemoradiasi Gangguan
17.00 daerah kemaluan dan integritas
sekitar anus kulit ;
DO : - Pasien terlihat menggaruk pruritus,
daerah yang gatal eritema
- Bagian monsveneris lesi
putih
- Bagian lipatan bokong,
juga terdapat lesiwarna
Putih

C.Diagnosa Keperawatan

1.Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek samping

dari kemoradiasi.

2.Ansietas berhubungan dengan ketidak pastian tentang hasil yang diharapkan


3.Perubahan kebutuhan seksualitas berhubungan dengan proses penyakit, perubahan
anatomis
22
4.Gangguan Integritas kulit ; pruritus, eritema berhubungan dengan efek kemoradiasi.

D. Rencana Keperawatan
N Tgl Diagnosa Tuj Interv TT
o / Keperawata uan ensi D
ja n
m
1 11- Perubahan Setelah dilakukan a. Kaji masukan makanan
2-08
nutrisi: tindakan keperawatan dan cairan
11.0
Kurang 3x24 jam, diharapkan yangdisediakan
0
dari pasien: b. Anjurkan makan porsi
kebutuhan a. Nafsu makanmeningkat kecil tapi sering
tubuh b. Porsi makanhabis c. Jelaskan pada pasien
berhubung c. Bbnormal tentang kebutuhan
an dengan nuttrisi
efek d. Timbang berat badan
samping pasien setiap minggu
dari dengan gunakan
kemoradia timbangan yangsama
si e. Berikan antiemetik
sebelum kemoterapi
f. Instruksikan keluarga
untuk membantu pasien
meningkatkanmasukka
n
makanan.

2 12-2-08 Ansietas Setelah dilakukan a. Kaji tanda dan

23
berhubungan dengan tindakan gejala adanya
17.00
ketidakpastian keperawatan 2x24 ansietas
tentang hasil yang jam, diharapkan b. Gunakan satu
diharapkan pasien: sistem pendekatan
a. Cemasberkurng yang tenang dan
b. Pasien meyakinkan
memiliki c. Lakukan teknik
koping yang mendengar aktif
positif d. Instruksikan
teknik relaksasi
seperti latihan
relaksasi,
imajinasi,
terapimusik
e. Bantu
pasienmenjelaskan
keputusannya
pada anggota
keluarga yang
lainnya
3 13-2-08 Perubahan Setelah dilakukan a. Ciptakan hubungan
17.00 kebutuhan tindakan terapeutik atas dasar
seksualitas keperawatan saling percaya dan
berhubungan 1x24jam klien dan saling menghargai,
dengan proses pasangan dapat berikan privasi dan
penyakit, memahami bahwa kepercayaandiri klien.
perubahan seksualitas tidak
anatomis. hanya terbatas pada
aktivitas fisik

b. Anjurkan klien

24
untuk
mengungkapkan
ketakutan dan
menanyakan
masalah
c. Diskusikan bentuk
alternative ekspresi
seksual yang dapat
diterima pada klien
sesuai kebutuhan
d. Libatkan
pasangandalam
diskusi
4 13-2- Gangguan Integritas Setelah dilakukan a. Kaji integritaskulit
2008
kulit ; pruritus, tindakan b. Inspeksi daerah
17.00
eritema berhubungan keperawatan selama kulit yang
dengan efek 2x24jam tidak diradiasi
kemoradiasi terjadi kerusakan c. Bersihkan daerah
yang berlebih, klien yang terbuka dengan
ikut memelihara normal salin dan air,
kulit pengeringan dengan
udara atau ditepuk
d. Instruksi pasien untuk
menghindari
mencukur kulit yang
iritasi, memakai
pakaiansempit,
penggunaan deodoran,
parfum, aktivitas
berat

25
E. Implementasi
No.D Tgl / jam Implementasi Respon pasien TTD
X
1 11-2-08 a. Mengkaji nafsu S : Saya mual suster, tidak
makanpasien
11.00 nafsu makan
O : Pasien sedang ngemil
keripik S : Saya tidak nafsu
b. Menjelaskan pentingnya
makankarena
nutrisi bagi tubuh
mual
O : - Pasien mendengarkan
penjelasan perawat
c. Menganjurkan pasien - BB = 49,5 kg
untuk makan sedikit S : Iya,suster. Saya biasanya
tapisering ngemil O : Ada makanan kecil
di meja
pasien
2 12-2-08 Mengobservasi nafsu makan S : Saya masih mual suster,
16.00 pasien
tidak nafsu makan
O : Pasien hanya
menghabiskan 2 sendok
17.00 Menemani pasien makan dari porsi yang
disediakan RS
S : Saya masih mual, sus, tapi
saya mau makan sedikit
O : Pasien hanya
17.00 a. Mengkaji tingkat kecemasan
dan mendengarkan keluhan menghabiskan 2 sendok
pasien dari porsi yang
disediakan RS
S : Saya punya penyakit
kanker, tapi sudah
disinar. Apa bisa sembuh
total, sus? Atau bias

26
tumbuh lagi?
O : - Pasien tampak cemas

- Ekspresi wajah bingung


- Banyak bertanya
b. Menjelaskan penyakit S : Saya harus kontrol,sus.
adalah cobaan.
Semoga penyakit saya
bias sembuh
O : - Mendengarkan
penjelasan
- Ekspresi wajah tenang.

3 13-3-2008 a. Mengobservasi nafsu S : Saya sudah paksakan


16.00
makan pasien untuk makan, sus, tapi
b. Menemani pasienmakan masih mual
a. Mengkaji perubahan O : Makan habis 1/4 porsi
17.00
pola S : Pasien mengatakan
seksualitaspasien sebelum sakit melakukan
b. Menjelaskan bahwa hubungan seksual 2x
seksual tidak terbatas seminggu, selama sakit
pada aktivitas fisik tetapi tidak pernah melakukan
dapat dialihkan dengan hubungan seksual.
psikologis seperti O : - Pasien menjawab
kasihsayang, kepedulian, pertanyaan
pegangan tangan - Pasien mendengarkan
atauciuman penjelasan perawat

27
17.00 a. Mengkaji keadaan kulit S : - Saya sudah mandi
b. Menjelaskan perawatankulit - Kalau gatal saya garuk,sus.

O : Ada lesi (bekas di garuk)


di area monsfeneris dan
lipatan bokong akibat
efek dari kemotherapi

F.Evaluasi

No
Tgl / jam Evaluasi TTD
DX
1 14-2-08 S : Saya sudah mau makan sedikit, tetapi
13.00 masih terasa mual
O : - Makanan yang dihabiskan ½ porsi
- BB : 50kg
- TB : 152 cm
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

28
2 14-2-08 S : Saya sudah mengetahuai tentang
13.00 penyakit saya. Terima kasih, sus.
O : - Pasien mengerti penjelasan perawat
- Cemasberkurang
- Pasien memiliki koping yang positif
A : Masalahteratasi
P : Pertahankan Intervensi
3 14-2-08 S : Suami saya kalau malam nunggu saya
13.00 disini. Tadi pagi dia berangkat kerja dari
sini
O : Pasien dan pasangan memahami
seksualitas tidak hanya sebatas aktifitas
itu.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
4 14-2-08 S : Kalau gatal saya garuk, setelah mandi
13.00 saya kasih bedak yang gatal.
O : Tidak ada kemerahan, masih terlihat lesi
atau lecet bekas garuk
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

2. Implementasi Teori Keperawatan Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Kanker


Serviks

Teori unpleasant symptoms memiliki tiga komponen yaitu gejala merupakan pengalaman secara
individu, terdapat faktor yang mempengaruhi gejala yang dialami dan akibat dari gejala yang
dialami. Faktor fisiologis, psikologis dan situasional merupakan faktor yang mempengaruhi
gejala yang dialami seseorang, sedangkan hasil output dari suatu gejala yang dialami merupakan
performance yang terdiri dari aktivitas fungsional dan kognitif (Fu & McDaniel, 2004; Gift,
2004; Lenz et al., 1997; Lenz et al., 1995).

Teori ini menanggapi data-data berupa fisiologis, psikologis dan situasional. Pada fisologis
membahas hal-hal yang mempengaruhi timbulnya gejala adalah anatomi fisiologi (perubahan

29
keadaan normal ke arah patologi/perubahan yang fisiologi terjadi karena perubahan struktur
anatomi), genetic dan tindakan-tindakan yang didapat oleh individu sebagai bentuk
penatalaksanaan suatu gejala seperti kemoterapi, radiasi dan pengobatanpengobatan. Psikologis
terdiri dari Afektif (perasaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan sensasi gejala yang
dirasakan) dan kognitif (pengetahuan tentang suatu gejala penyakit atau keadaan tidak normal
akan mempengaruhi respon individu tentang ketidakpastian tentang penyakit atau keadaannya
saat ini). Terakhir Faktor Situasional yang terdiri dari lingkungan sekitar individu; budaya, latar
belakang pengalaman, ketersediaan sumbersumber, kemampuan keuangan, emosi,
ketersediaannya alat-alat yang membantu akan mempengaruhi respon atau persepsi seseorang
terhadap suatu gejala yang sedang dialaminya. Bentuk konsekuensi dari gejalagejala yang sedang
dialami oleh seseorang. Saat suatugejala yang dialami individu akan berdampak pada
kemampuan untuk berfungsi baik bergerak, perilaku social dan berfikir.

Pengembangan teori unpleasant symptoms pada kanker serviks menekankan peran perawat untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan. Selama ini perawat lebih memfokuskan pada perawatan
secara fisik yang dianggap sebagai masalah dominan untuk dilakukan penangan. Pasien yang
dirawat hanya dikaji terkait keluhan fisik yang dirasakannya, sehingga pemberian asuhan
keperawatan tidak dilakukan secara holistic dan terintegrasi dengan psikologis dan situasional.
Petugas kesehatan sering kali melewatkan memberikan intervensi tentang kelemahan, gangguan
tidur, depresi dan kecamasan yang sebenarnya banyak dikeluhkan oleh pasien kanker. Perawat
sebagai profesi yang mandiri diharapkan mampu mengatasi gejala fisik, psikologis dan
situasional yang dikeluhkan oleh pasien. Pendampingan dan pemberian informasi untuk
menambah pengetahuan dan memodifikasi agar gejala yang dirasakan berkurang sangat
diperlukan.

Gejala merupakan fokus utama dari teori unpleasant symptom diartikan sebagai indikator
perubahan dari fungsi normal pasien. Gejala yang dialami memiliki empat dimensi yaitu
intensitas, durasi, distres dan kualitas. Gejala yang dialami oleh individu dipengaruhi oleh tiga
faktor antara lain faktor fisiologi, psikologis dan situasional (Lenz& Pugh, 2008). Kombinasi
atau interaksi lebih dari satu faktor akan menimbulkan gejala yang berbeda bila dibandingkan
dengan hanya satu saja faktor yang mempengaruhi.

30
Intensitas merupakan karakteristik yang paling sederhana untuk diukur dari pasien, contohnya
pengukuran skala nyeri (Lenz & Pugh, 2008). Durasi termasuk frekuensi intermiten terjadinya
gejala, durasi persisten gejala yang muncul terus menerus dan kombinasi antara frekuensi dan
durasi munculnya gejala. Gejala dapat muncul secara intermiten atau persisten pada masa kronik
tetapi beragam dalam hal intensitas gejala yang muncul. Distres menggambarkan aspek afektif
dari gejala yang dialami mengarah kepada seberapa sering gejala tersebut dialami. Derajat
pengalaman distres terhadap suatu gejala berhubungan dengan intensitas. Distres dapat
mempengaruhi perhatian individu terhadap gejala yang dialami. Kualitas diartikan sebagai cara
suatu gejala untuk dimanifestasikan atau dirasakan oleh individu. Berdasarkan kualitas dari suatu
gejala harus disertai dengan deskripsi lengkap karena gejala yang sama akan muncul berbeda
pada satu penyakit dengan yang lain atau pada tahap perkembangan dari penyakit tersebut, maka
diperlukan pengkajian dan penyelesaian yang efektif untuk gejalan yang dialami.

Penggambaran dan pengukuran dari suatu gejala yang dialami tergantung pada kemampuan
pasien untuk menggambarkan apa yang mereka rasakan. Setiap individu akan berbeda dalam
menggambarkan gejala yang dialaminya tergantung dari bagaimana cara menggambarkan dan
kemampuan menggunakan komunikasi. Pasien kanker serviks mengeluhkan gejala yang beragam
dan lebih dari satu. Beberapa gejala yang dikeluhkan oleh pasien kanker serviks antaralain
pengeluaran darah dan cairan keutihan yang menyengat, nyeri, perubahan suhu tubuh,
kelemahan, penurunan kemampuan unuk memenuhi kebutuhan keseharian, penurunan asupan
nutrisi, kecemasan dan takut akan perkembangan penyakitnya, gangguan tidur, isolasi sosial dan
gangguan konsep diri. Setidaknya dua kategori gejala menurut durasi dirasakan yaitu mungkin
berubah seiring waktu antaralain nyeri, gangguan pencernaan, gangguan tidur, depresi, mual dan
kehilangan nafsu makan serta gejala yang cenderung menetap antara lain kelemahan, kecemasan,
rambut rontok dan mati rasa.

Secara fisiologis pasien kaker serviks sering didapatkan pemeriksaan tanda vital mungkin
diperoleh gambaran perubahan kearah penurunan tekanan darah dan peningkatan nadi kearah
takikardi. Adanya bercak merah pada celana dalam atau pada diapers, pengeluaran cairan merah
disertai dan atau bergantian dengan cairan putih keabu-abuan dari kemaluan pasien. Peningkatan
rasa nyeri, rentang gerak pasien terbatas karena mengalami kelemahan dan pemenuhan
kebutuhan dibantu perawat dan keluarga. Faktor selanjutnya adalah faktor psikologi yang

31
melibatkan variabel afektif dan kognitif. Secara psikologis diperoleh gambaran secara status
mental dan reaksi kepada penyakitnya yang menjadi penyebab timbulnya gejala yang dikeluhkan
pasien kanker serviks.

Terakhir faktor situasional mencakup lingkungan dari individu secara sosial maupun fisik (Lenz
& Pugh, 2008). Faktor situasional yang mempengaruhi pasien kanker serviks antaralain ada atau
tidaknya dukungan sosial yang didapatkan oleh pasien, hubungan dengan pasangan dan orang
terdekat serta kebiasaan pola hidup sejak terkena kanker serviks. Berdasarkan faktor yang
mempengaruhi dan gejala yang dialami, hasil ouput yang dialami oleh pasien kanker serviks
antaralain kekurangan volume cairan, gangguan perfusi jaringan, nyeri kronis, intoleransi
aktivitas, defisit perawatan diri, hipertermi, kelemahan, gangguan tidur, gangguan konsep diri
serta nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penerapan teori keperawatan menurut Elisabeth R. Lenz dan Linda C Pugh (Unpleasant
Symptoms) sangat cocok pada masalah yang dikeluhkan oleh pasien kanker serviks. Keluhan
yang dirasakan pasien kanker serviks meliputi gejala fisik, psikologis dan situasional yang saling
berinteraksi antar gejala. Implikasi keperawatan pada pasien kanker serviks menggunakan teori
32
unpleasant symptoms adalah mengatasi gejala situasional pasien mampu memberikan dampak
positif bagi perkembangan pasien.

Pasien kanker serviks mengalami perubahan secara fisik akan menimbulkan gejala
psikologis. Gejala psikologis dan fisik akan mempengaruhi timbulnya gejala situasional. Gejala
situasional yang timbul juga akan mempengaruhi timbulnya gejala fisik dan psikologis. Siklus
gejala fisik, psikologis dan situasional pada pasien kanker serviks sangat komplek dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Penerapan asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks
tercapai keholistikan perawatan karena mencakup tiga gejala yang dialami oleh pasien kanker
serviks.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A. R., & Oliver, J. (2019). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Indonesia, U., Residensi, L. A., & Maternitas, K. (2014). Aplikasi teori keperawatan.
Keperawatan, P. T., Lenz, D., Dan, P., Pada, M., Keperawatan, A., Kanker, P., … Indonesia, U.
(2014). Laporan akhir residensi keperawatan maternitas.
Sefrina, A., Nurhaeni, N., Hayati, H., Cilacap, A. S., Keperawatan, F. I., Indonesia, U., …
Indonesia, U. (2010). APLIKASI THEORY OF UNPLEASANT SYMPTOMS ( TOUS )
PADA ANAK YANG MENGALAMI MUAL AKIBAT KEMOTERAPI DI RUANG
RAWAT NON Latar Belakang dan Tujuan. Unimus. Retrieved from

33
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1465/1518

34

Anda mungkin juga menyukai