Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN PEPLAU

DI SUSUN OLEH KELOMPOK VII


HIKMAL ANSHORI :061STYC21
M EZA MAHATNA YUDA :081STYC21
MIRNA SARI :089STYC21
NUR FITHA RAMDHANI :104STYC21
MUSFIRA RAHMADANI :096STYC21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NTB


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya dan shalawat serta salam tak lupa pula kita hanturkan kepada junjungan alam Nabi
besar Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah dengan
judul TEORI KEPERAWATAN PEPLAU
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep penyakit Asfiksia dan konsep
asuhan keperawatan Asfiksia agar dapat mengetahui dan melakukan pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi pada pasien dengan Asfiksia.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu dosen yang telah mengarahkan dan
membimbing penulis dalam proses pembuatan makalah ini. Makalah ini kami susun berdasarkan
dari berbagai sumber yang ada.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga makalah ini bisa lebih
baik lagi. Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan menambah
pengetahuan bagi kita semua.

Mataram, 18 november 2021

Penyusun
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................i 
Daftar isi.......................................................................................................ii 
BAB I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1 

1.2   Rumusan Masalah...................................................................................1 

1.3   Tujuan Penulisan......................................................................................1 

BAB II Pembahasan :
2.1 Sejarah Hildegard Peplau 2 
2.2 Konsep Utama Peplau 8 

2.3 Model Teori Peplau 8 

2.4 Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat Klien9 

2.5 Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan


12 

2.5.1 Komunikasi Teraupetik Perawat 13 


2.5.2 Analisa Diri perawat 13 

2.5.3 Komunikasi Teraupetik 15 

2.5.4 Tujuan Komunikasi Teraupetik 16 


2.5.5 Mengembangkan Helping Relationship 16 

2.5.6 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik 16 


2.5.7 Tehnik Komunikasi Teraupetik 17 

2.6 Blending Dari Hubungan Perawat Klien 20 

2.7 Tujuan Teori Peplau 20 

2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau 20 

BAB III Penutup :


3.1 Kesimpulan.............................................................................................21 
3.2 Saran......................................................................................................21 
DAFTAR PUSTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu keperawatan seringkali teori yang digunakan adalah teori yang
merupakan pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli di bidang ilmu keperawatan, tokoh
tersebut salah satunya adalah peplau.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang model
konsep dan teori keperawatan menurut peplau, selain itu dengan adanya makalah ini
diharapkan mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat yang
seharusnya serta dapat mengimplementasikan dalam lingkungan kerja kami

1.2 rumusan masalah


a. Apa yang dimaksud dengan teori Peplau?
b. .Apa saja model teori Peplau?
c. Bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan? d.Apa
saja blending dari hubungan perawat dan klien?
d. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Peplau?

1.3 ujuan Penulisan 

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.   Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Hildegard E. Peplau


2.   Mengetahui bagai manakah tahapan model keperawatan Hildegard E. Peplau
3.  Mengetahui bagaimanakah teori Peplau dan konsep 4 besar

4.   Mengetahui bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses


keperawatan

BAB II
  PEMBAHASAN 
2.1 Sejarah Peplau 
Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus
Diploma Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari
Bennington College bidang interpersonal Psychology 1943, dan lulus MA
bidang Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947 dan Doktor PEndidikan
bidang pengembangan kurikulum 1953. DR Peplau memiliki
 pengalaman kerja dibidang keperawatan baik di rumah sakit swasta
maupun pemerintah, 2 tahun di Kemiliteran US, Penelitan keperawatan,
dan praktek paruh waktu di keperawatan

 jiwa swata. Dia telah mengajar bidang keperawatan jiwa selama


beberapa tahun dan

 professor emeritus dari Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang


keperawatan yang

 pertama eropa pusat di fasilitasi oleh DR. Peplau di belgia.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan interpersonal dalam


keperawatan” 1952. Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-
majalah professional dengan topic mulai konsep interpersonal sampai issue
terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya “prinsip dasar bagi konseling
keperawatan” yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria (pengalaman
kerja).
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO,
lembaga nasional kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga
mantan direktur eksekutif dan presiden
 persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika.
Dia telah bekerja

/melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-negara


asing dan bagian

 bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif
dalam keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988
(komunikasi pribadi, November 4, 1987). Kontribusinya yang banyak bagi
keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya dalam komunikasi dan
persepsinya mengenai keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi
(interpersonal) dalam keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori
parsial untuk praktek keperawatan” Peplau membahas mengenai tahap-tahap
proses hubungan antar-pribadi, peran dalam kerja keperawatan, dan metode-
metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu proses interpersona
l. Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai
lulusan dari Pottstown Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di
Philadelphia, PA . Dia kemudian bekerja sebagai perawat staf di
Pennsylvania dan New York City. Posisi musim panas sebagai perawat
untuk New York University perkemahan musim panas menyebabkan
rekomendasi untuk Peplau untuk menjadi perawat sekolah di Bennington
College di Vermont. Di sana ia memperoleh gelar sarjana di bidang
psikologi interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui
 pengalaman lapangan di Chestnut Lodge, pusat jiwa swasta, ia belajar
masalah psikologis dengan Erich Fromm , Frieda Fromm-Reichmann , dan
Harry Stack Sullivan .Pekerjaan seumur hidup Peplau sebagian besar
berfokus pada pengembangan teori interpersonal yang Sullivan untuk
digunakan dalam praktik keperawatan.
Dari 1943-1945 ia menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan
ditugaskan ke Field Station Hospital di Inggris, di mana American School
of Military Psychiatry terletak. Di sini ia bertemu dan bekerja dengan tokoh-
tokoh terkemuka dalam psikiatri Inggris dan Amerika.
Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang
sama seperti mereka bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan
mental di Amerika Serikat melalui bagian dari Undang-Undang Kesehatan
Mental Nasional 1946 .
Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College,
Columbia University.
Dia juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih
Institute of New York City. Pada awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan
diajarkan kelas pertama untuk lulusan kejiwaan mahasiswa keperawatan di
Teachers College.

Dr Peplau adalah anggota fakultas dari College of Nursing di


Rutgers University dari 1954 sampai 1974 Di Rutgers, Peplau menciptakan
program tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan spesialis klinis di
keperawatan jiwa .Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-
sama terkenal untuk presentasi, pidato, dan lokakarya pelatihan
klinisnya. Peplau penuh semangat menganjurkan bahwa perawat harus
menjadi lebih terdidik sehingga mereka bisa memberikan perawatan
yang benar-benar terapi untuk pasien daripada perawatan kustodian yang
umum di rumah sakit jiwa di masa itu. Selama tahun 1950 dan 1960-an, ia
mengadakan lokakarya musim panas untuk perawat di seluruh Amerika
Serikat, terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam seminar ini, ia
mengajar konsep interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga,
dan terapi kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen
tamu di universitas-universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di
seluruh Amerika Serikat.Seorang pengacara yang kuat untuk pendidikan
pascasarjana dan penelitian di bidang

keperawatan , ia menjabat sebagai konsultan untuk US Surgeon


General, Angkatan Udara AS, dan National Institute of Mental Health .
Dia berpartisipasi dalam banyak kelompok
 pembuatan kebijakan pemerintah. Dia menjabat sebagai presiden American
Nurses Association 1970-1972 dan wakil presiden kedua 1972-1974. Setelah
pensiun dari Rutgers, ia menjabat sebagai profesor tamu di University of
Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia meninggal dengan tenang dalam
tidurnya di rumah di Sherman Oaks, California.
1.1 Konsep Utama Peplau 

Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme


yang "berusaha dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang
dihasilkan oleh kebutuhan." Klien adalah seorang individu dengan
kebutuhan yang dirasakan.
Kesehatan didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan
maju kepribadian dan proses manusia lainnya yang sedang berlangsung ke
arah kreatif, konstruktif, produktif,

 personal, dan masyarakat hidup."

Meskipun Peplau tidak secara langsung menangani masyarakat /


lingkungan, dia tidak mendorong perawat untuk mempertimbangkan budaya
dan adat istiadat pasien ketika pasien menyesuaikan dengan rutinitas rumah
sakit.
Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang
sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan
khusus untuk mengenali dan merespon perlu bantuan. "

1.2 Model Teori Peplau 

Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat


kemudian dan dokter dalam mengembangkan intervensi keperawatan yang
lebih canggih dan terapi
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter
dinamis khas untuk

 perawatan klinis.

1 .Peran Asing:  Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu
orang asing dalam situasi kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima
bahwa membangun kepercayaan
2  .Peran Sumber:  Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan
klinis, memberikan informasi.
Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan;
melibatkan analisis dan sintesis dari pengalaman peserta didik.
4 .Peran Konseling : Membantu klien memahami dan mengintegrasikan
makna keadaan hidup saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk
melakukan perubahan
5  .Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari
ketergantungan, saling ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas
nama klien sebagai advokat.
6 .Kepemimpinan Aktif:  Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal
untuk memenuhi tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.
7.Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan
keterampilan klinis; Mengoperasikan peralatan.

2.2 Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat-Klien 

Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau


menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang
lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4
komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi
akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
1. Klien 

Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,


interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya
dan mengintegrasikan belajar
 pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya
proses interpersonal

2. Perawat 

Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal


dengan pasien yang

 bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan.


Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai
mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan
konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk
meningkatkan gerakan yang

progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun,


menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut : 
a.   Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien.
Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi
baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan
yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan
sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan
menghargai.

 b.   Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang


spesifik terhadap

 pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya


mengarah pada area

 permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu


memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien
dalam suasana bersahabat dan akrab

c.   Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang


lain. Perawat harus

 berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada


klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah kesehatan.

d.   Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang


demokratis sehingga

merangsang individu untuk berperan. Perawat


harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama
dan
 partisipasi aktif klien.
e.   Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang
keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik
interpersonal.

Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan


sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna
membantu memenuhi kebutuhannya.

f.   Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju


keadaan sehat

yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat


harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga
pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

3. Sumber kesulitan 

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman


interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila
komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi
individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan
penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit
biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini
harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan
bahwa kondisi klien semakin membaik.
4. Proses Interpersonal 

Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses


interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-
mempengaruhi satu dengan lainnya,

 biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan


hal tersebut, maka

 proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini


menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat
yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi

Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari


ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan
perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian
askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat
melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan
terjadi pengumpulan data.

 b. Fase identifikasi

Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien


dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan
diri perawat memungkinkan
 pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk
mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase
identifikasi dapat berupa :
1) Pasrtisipan mandiri dalam
hubungannya dengan perawat. 2)
Individu mandiri terpisah dari
perawat.
3) Individu yang tak berdaya dan sangat
tergantung pada perawat c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan
nilai hubungan sesuai

 pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan


inti hubungan dalam

 proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu


klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh
aspek yang terlibat didalamnya.

d. Fase resolusi

Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat.


Resolusi ini memungkinkan

 penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri


dan menyalurkan energi kearah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan
dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi
menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya
seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.
Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran
lainnya, termasuk konsultan, guru, agen keamanan, mediator,
administrator, pengamat, dan peneliti. Ini tidak didefinisikan secara rinci
tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan imajinasi pembaca." (Peplau,
1952).

Anda mungkin juga menyukai