Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI KONSEP LEININGER

Dosen Pengampu:

Ns. Zuliawati, M.kep

Oleh:

𝑆𝑌𝐴𝐻𝑅𝐴𝐼𝑁𝐼 𝐵𝐸𝐵𝑌 𝑆𝐼𝐿𝑉𝐼𝐴


21.11.135

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA

FAKULTAS KEPERAWATAN

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan limpahan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini

dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Teori

Konsep Leininger”, yang menurut penulis dapat memberikan manfaat besar bagi

kita untuk dapat mengetahui dan memahami teori dan model keperawatan menurut

Medeleine Leininger yang lebih dikenal dengan teori “trans cultural”.

Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan masukan dan saran untuk menyempurnakan makalah ini..

Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada pembaca.

Medan, 27 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1. Medeleini Leininger ................................................................................................. 3
2.2 Konsep teori Madeleine Leininger ........................................................................... 6
2.2.1 Teori Transcultural Madeleine Lainiger (1981) menurut Tarwoto dan ............. 6
2.2.2 Teori Transcultural Madeleine Lainiger menurut Marilyn R. McFaland........... 7
2.2.3 Konsep dalam Transkultural Nursing................................................................. 8
2.2.4. Proses keperawatan Transkultural ..................................................................... 9
2.2.5. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari Leininger ..................... 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 12
3.2. Saran....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau

suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang

didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara

langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk

menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori

keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam

keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model

praktek keperawatan.

Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam praktik penelitian dan proses

mengajar dalam bidang keperawatan sehingga perlu diperkenalkan, disaji, dan

dikembangkan untuk memperkuat profesi keperawatan, perawat perlu memiliki

latar belakang pengetahuan baik secara teoretis maupun empiris terhadap teori-teori

keperawatan yang ada, sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan

teori-teori tersebut. Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang ada adalah

teori keperawatan yang dikembangkan oleh Medeleine Leininger yang lebih

dikenal dengan teori “trans cultural”.

1
1.2.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Siapakah Medeleine Leininger?

2. Bagaiamana teori Medeleini Leininger?

1.3.Tujuan

Adapun tujuan pada makalah ini adalah:

1. Mengeahui siapa Medeleine Leininger.

2. Mengetahui teori Medeleini Leininger.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Medeleini Leininger

Medeline Leininger adalah pendiri dan pelopor keperawatan transcultural

dan teori perawatan manusia. Dia lahir di Sutton, Nebraska, dan memulai karir

perawat profesional setelah lulus pendidikan dasar keperawatan dari St. Anthony

School of Nursing di Denver, Colorado tahun 1948. Bsc dari Benedectine Collage

Atchison tahun 1950. Setelah lulus, dia bekerja sebagai instruktur, staf

keperawatan, dan kepala perawat di unit medikal bedah, serta sebagai Direktur unit

psikiatri di Rumah Sakit St. Joseph, Omaha, Nebraska. Pada saat bersamaan, dia

mendalami ilmu keperawatan,administrasi keperawatan, mengajar dan kurikulum

keperawatan, test dan pengukuran di Universitas Creighton, Omaha.

Tahun 1954, memperoleh gelar Master keperawatan psikiatri dari

Universitas Catholic, Woshington DC. Dia dipekerjakan di sekolah kesehatan

Universitas Cincinnati, Ohio, disinilah dia menjadi master klinik, spesialis

keperawatan psikiatri anak yang pertama di dunia. Dia juga mengajukan dan

memimpin program keperawatan psikiatri di Universitas Cincinnati dan Pusat

Keperawatan Psikiatri Terapeutik di Universitas Hospital. Pada saat bersamaan, dia

menulis salah satu dasar keperawatan Psikiatri, yang berjudul Basic Psychiatri

Concepts in Nursing, yang dipublikasikan tahun 1960 dalam 11 bahasa dan

digunakan diseluruh dunia.

3
Pertengahan tahun 1950-an, saat di child guidance home, Cincinnati,

Leininger menemukan kekurang fahaman akan faktor budaya yang mempengaruhi

perilaku anak – anak. Mereka berasal dari bermacam – macam latar belakang

budaya, dia mengamati dan merisaukan perbedaan perawatan dan penanganan.

Leininger mengalami cultural shock pada saat itu. Hal ini ia membuat keputusan

untuk mengambil doktoral yang berfokus pada budaya, sosial, psikologi

antropologi di Universitas Woshington, Seattle. Disana dia mempelajari berbagai

budaya, dia menemukan sisi menarik dari antropologi dan keyakinan dan dia

berpendapat semua perawat seharusnya tertarik akan hal ini Dia berfokus pada

orang – orang Gadsup di timur Highlands, New Guinea, dimana dia tinggal bersama

orang pribumi selama 2 tahun dan mempelajari etnografikal dan etnonursing di dua

desa. Selain menemukan ciri – ciri unik dari budaya, dia juga mengobservasi

perbedaan antara budaya barat dan non-barat berkaitan dengan perawatan

kesehatan. Berdasarkan studi dan penelitian yang dia lakukan bersama orang

Gadsup, dia mengembangkan teori perawatan budaya dan metode etnonursing.

Teorinya membantu para mahasiswa perawat untuk memahami perbedaan budaya

manusia, sehat dan sakit.

Selama tahun 1950 – 1960, Leininger mengidentifikasi beberapa ilmu

pengetahuan dan penelitian teoritikal terkait dengan perawat dan antropologi,

formulasi konsep transkultural nursing, teori, prinsip, dan praktis. Tahun 1970

Leininger menerbitkan buku Nursing and Anthropology: Two World to Blend,

buku kedua dan tahun 1978 dengan judul Transcultural Nursing: Concepts, Theory,

and Practice. Kursus pertama mengenai transcultural nursing diadakan tahun 1966

4
di Universitas Colorado, dimana Leininger sebagai Profesor Nursing dan

Antropologi, serta sebagai Diektur program sarjana keperawatan (Ph.D) di USA.

Pada tahun 1969, dia ditetapkan sebagai Dekan dan Profesor Keperawatan

dan Dosen Antropologi GFdi Universitas Woshington, Seattle. Disana Dia

mendirikan Akademi Keperawatan untuk pertama kalinya dalam perbandingan

sistem keperawatan dan untuk menunjang program master dan doktoral dalam

trancultural nursing. Dibawah kepemimpinannya, kantor pusat penelitian didirikan

tahun 1968 dan 1969. Dia mengadakan beberapa kursus keperawatan transkultural

dan panduan perawat dalam program doktoral keperawatan transkultural. Di tahun

yang sama, Dia juga mendirikan Komite Keperawatan dan Antropologi.

Leininger mendirikan National Transcultural Nursing Society (1974), dan

di tahun 1978 dia mendirikan National Research Care Conference untuk membantu

para perawat fokus mempelajari fenomena perawatan manusia. Jurnal Transcultural

Nursing (1989) dan sebagai editor sampai 1995. Oleh karena itu Leininger

menerima banyak penghargaan untuk transcultural nursing

Teori Leininger berasal dari bidang antropologi dan keperawatan. Dia

mendefinisikan transcultural nursing sebagai area mayor dari keperawatan yang

berfokus pada studi perbandingan dan analisis bermacam – macam budaya dan

subkultur di seluruh dunia dengan mempertimbangkan nilai , ucapan, dan

keyakinan sehat – sakit, dan pola kebiasaan. Tujuan teori ini adalah menemukan

bermacam – macam cara dalam merawat klien dan universal dalam hubungan

5
worldview (sudut pandang dunia), struktur sosial, dimensi lain, kemudian

menemukan jalan yang sesuai untuk orang yang berbeda dengan tujuan memelihara

kesehatan, atau menghadapi kematian dengan pendekatan budaya.

Leininger mengembangkan teorinya (care culture diversity and

universality), yang berbasis keyakinan seseorang terhadap budaya yang berbeda,

sebagai informasi dan panduan perawat profesional dalam memberikan asuhan.

Budaya adalah pola dan nilai kehidupan seseorang yang mempengaruhi keputusan

dan tindakan, oleh karena itu teori ini mengarahkan perawat untuk menemukan dan

mendokumentasikan klien di seluruh dunia dan menggunakan sudut pandang

pribumi, pengetahuan, dan praktik dengan pendekatan etik, sebagai dasar

profesional untuk mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan kebutuhan.

2.2 Konsep teori Madeleine Leininger

2.2.1 Teori Transcultural Madeleine Lainiger (1981) menurut Tarwoto dan

Watonah

Lainiger menekankan bahwa pengasuh (caring) adalah tema sentral dari

asuhan keperwatan, serta pengetahuan dan praktik keperawatan. Teorinya tentang

keperawatan berdasarkan antropologi, adalah teori keperawatan lintas-budaya

(transcultural care theory) yang menkankan bahwa perilaku, nilai dan kenyakinan

individual dan kelompok berdasarkan kebutuhan cultural harus diperhatikan agar

asuhan keperawatan yang diberikan kepadanya efektif dan memuaskan.

6
2.2.2 Teori Transcultural Madeleine Lainiger menurut Marilyn R. McFaland

Teori lainiger berasal dari dua disiplin ilmu, yakni ilmu keperawatan dan

ilmu antropologi. Ia mendefinisikan keperawatan transpultural sebagai area utama

keperawatan yang berfokus pada studi komparasi dan analisi dari keragama budaya

dan sub budaya di dunia yang memerhatikan caring, ekspresi, kepercayaan tentang

sakit-sakit,serta pola perilaku manusia.

Tujuan dari teori ini adalah untuk menemukan keragaman dan universalitas

asuhan manusiawi yang dihu ungkan dengan cara pandang dunia, struktur sosial

dan dimensi lain, kemudian untuk menemukan cara menyediakan perawatan yang

sesuai budaya pada orang yang budaya sama maupun berbeda

Lainiger membedakan anatara keperawatan trancultural dan keperawatan

lintas cultural. Keperawatan trancultural merujuk pada perawat yang disiapkan

dalam hal keperawatan trancultural, yang berkomitmen untuk mengembangkan

pengetahuan dan praktik dalam keperawatan trancultural. Sementara eperawatan

lintas cultural diartikan sebagai perawat yang mengaplikasiakan konsep-konsep

antrapologi. Ia mengartikan keperawatan internasional dan keperawatan

trancultural. Keperawatan internasional berfokus pada fungsi keperawatan diantira

dua buadaya, namun keperawatan trankultural berfokus pada beberapa dengan

suatu teori komparasi dan dasar praktik.Teori ini dapat menghasilkan pengetahuan

baru dalam keperawatan dan kesehatan untuk perawatan yang sesuai dengan

budaya, aman, dan bertanggung jawab.

7
2.2.3 Konsep dalam Transkultural Nursing

a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompokyang

dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan

mengambil keputusan.

b. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih

diinginkanatau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu

tertentu danmelandasi tindakan dan keputusan. Perbedaan budaya Dalam

asuhan keperawatan merupakan bentuk yangoptimal dari pemberian asuhan

keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan

yang dibutuhkan untuk memberikan asuhanbudaya yang menghargai nilai

budaya individu, kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap

lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali

lagi (Leininger, 1985).

c. Etnosentris, diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. adalah

persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya

adalah yang terbaik Etnis, berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau

kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang

lazim.

d. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada

mendiskreditkan asal muasal manusia

e. Etnografi, adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi

pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan

kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan

8
dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling

memberikan timbal balik diantara keduanya.

f. Care, adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,

dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya

kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual maupun potensial untuk

meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia Caring, adalah

tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan

mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata

atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.

g. Cultural Care, berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui

nilai,kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing,

mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok

untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup,

hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai Culturtal

imposition, berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk

memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena

percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada

kelompok lain

2.2.4. Proses keperawatan Transkultural

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan

asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari

terbit (Sunrise Model) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh

9
perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien

(Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari

mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi

2.2.5. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari Leininger

A. Kelebihan :

a. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan

pengetahuan kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar

belakang budaya yang berbeda.

b. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk

memaksimalkan pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, King,

Roy, dll).

c. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan

berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.

d. Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat

keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan

e. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan

pengembangan praktek keperawatan

B. Kelemahan :

a. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri

dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual

model lainnya.

10
b. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam

mengatasi masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan

model teori lainnya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Teori Madeleine Leininger meyatakan bahwa kesehatan dan asuhan

dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain: struktur sosial seperti teknlogi,

kepercayaan dan faktor filosofi,sistem sosial dan faktor-faktor legal, faktor- faktor

ekonomi, faktor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks

lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini merupakan bagian

struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat: pelayanan kesehatan, pola-pola

yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang merupakan bagian integral

dari aspek-aspek struktur sosial. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat

leininger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang

keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan

membantu mendefinisikan sebagai perilaku yang mendukung.

Menurut Leininger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika

latar belakang budaya pasien dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan

pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

3.2. Saran

1. Penerapan teori Leininger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang

ilmu antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik

2. Pelaksanaan teori Leininger memerlukan penggabungan dari teori

keperawatan yang lain seperti teori adaptasi, dll.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto dkk. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan-Edisi 5.

Jakarta Selatan: Salemba Medika

Elsevier. 2017. Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka: Indonesia: Hoi Ping

Chee

http://wijj-lestari.blogspot.com/2013/10/teori-keperawatan-madeleine-

leininger.html?m=1((diakses pada 27 Januari 2023)

http://rahmaniarjasan.blogspot.com/2017/02/teori-keperawatan-madeleine-

leininger_41.html?m=1 ((diakses pada 27 Januari 2023)

http://rumah-perawat.blogspot.com/2016/11/teori-madeleine-leininger-

trancultural.html?m=((diakses pada 27 Januari 2023)

13

Anda mungkin juga menyukai