Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HIPERTENSI

Dosen Pengampu:

Dr, Khairul Anwar M.K.M

Oleh:

𝐸𝐿𝑌𝑆𝐴𝐵𝐸𝑇 𝑇𝐴𝑅𝐼𝐺𝐴𝑁
21.19.007

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA

KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan limpahan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini

dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“Hipertensi”, yang menurut saya dapat memberikan manfaat besar bagi kita untuk

dapat mempelajari penyakit yang berkaitan dengan hipertensi.

Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan masukan dan saran untuk menyempurnakan makalah ini..

Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada pembaca.

Medan, 21 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3. Tujuan ......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 1

2.1. Pengertian Hipertensi ................................................................................... 1

2.2. Penyebab Hipertensi ................................................................................... 2

2.3. Gejala Hipertensi .......................................................................................... 3

2.3. Diagnosis Hipertensi ................................................................................... 4

2.4. Dampak Hipertensi ....................................................................................... 5

2.5. Pengobatan Hipertensi .................................................................................. 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8

3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 9

3.2. Saran ............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang disebut juga dengan hipertensi arteri

adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat.

Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk

mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Hipertensi juga dapat diartikan

sebagai suatu keadaan tekanan darah , dimana sistoliknya diatas 140 mmHg dan

diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai

penyebab yang spesifik. Hipertensi merupakan penyakit dengan

multifaktor. Secara umum penyebab kejadian hipertensi adalah umur, jenis

kelamin, perilaku , aktifitas fisik, tingginya kadar kolesterol darah dan diabetes

melitus. Faktor risiko hipertensi yang lain adalah konsumsi alkohol , dan riwayat

merokok. Penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan

masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa Negara yang ada di dunia.

Kasus penyakit hipertensi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hampir

satu miliar orang atau kira –kira 26 % dari populasi dewasa dunia mengalami

hipertensi per tahun. Hipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya

pada golongan umur 55-64 tahun. Tren kasus hipertensi semakin meningkat

diberbagai negara. Hipertensi biasa terjadi baik dinegara maju dengan jumlah 333

juta maupun negara berkembang dengan penduduk hipertensi 639 juta. Tahun 1995,

diperkirakan 43 juta orang di Amerika Serikat mengalami hipertensi atau menjalani

terapi antihipertensi. Angka ini mewakili hampir 24 % dari populasi dewasa di

1
Amerika Serikat. Jumlah hipertensi diAmerika Serikat meningkat dan mencapai 29

% pada tahun 2004. Tahun 2006 hipertensi menyerang 76 juta orang dewasa di

Amerika Serikat (34 % dari populasi) dan kasus terbanyak terjadi pada orang

dewasa ras Afrika –Amerika yakni sebesar 44 %. Diperkirakan sekitar 80%

kenaikan kasus hipertensi terutama di negara

berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000,diperkirakan

menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan angka penderita

hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Di Indonesia,

banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang, tetapi hanya 4% yang

merupakan hipertensi terkontrol. Menurut Riskesdas,2013 di Indonesia Prevalensi

tertinggi berada di Provinsi Bangka Belitung sekitar 30,9 %. Sedangkan untuk

provinsi Bali prevalensi hipertensi yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥

18 tahun sebesar 19,9 % . Kabupaten Badung merupakan kategori ketiga tertinggi

hipertensi di Provinsi Bali dengan kisaran 22,4 % setelah kabupaten Bangli 23,8 %

dan Tabanan 25,8 % .

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Apakah itu penyakit hipertensi?

2. Apakah faktor penyebab penyakit hipertensi?

3. Bagaimanakah gejala penyakit hipertensi?

4. Bagaimanakah diagnosis hipertensi?

5. Apakah dampak dari penyakit hipertensi?

2
6. Bagaimana pengobatan dari penyakit hipertensi?

7. Bagaimana cara mencegah datangnya penyakit hipertensi?

1.3.Tujuan

Adapun tujuan pada makalah ini adalah:

1. Mengetahui penyakit hipertensi.

2. Mengetahui faktor penyebab penyakit hipertensi.

3. Mengetahui gejala penyakit hipertensi.

4. Mengetahui diagnosis hipertensi.

5. Mengetahui dampak dari penyakit hipertensi.

6. Mengetahui pengobatan dari penyakit hipertensi.

7. Mengetahui cara mencegah datangnya penyakit hipertensi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi

ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang

membahayakan nyawa jika dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan

peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian. Istilah

tekanan darah sendiri bisa digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah

terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama. Besarnya

tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa

intens jantung untuk bekerja.

Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah

yang dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri.

Hipertensi dapat diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah.

Hal ini direkomendasikan untuk dilakukan setiap tahun oleh semua orang dewasa.

Pembacaan tekanan darah dilakukan dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).

Hasil pemeriksaan akan terbagi menjadi dua nomor, yaitu:

1. Angka pertama atau sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh

darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak.

2. Angka kedua atau diastolik mewakili tekanan di dalam pembuluh

darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya.

1
Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik

dari pengukuran selama dua kali berturut-turut memperlihatkan hasil yang lebih

besar dari 140 mmHg, dan/atau angka tekanan darah diastolik menunjukkan hasil

yang lebih besar dari 90 mmHg.

2.2. Penyebab Hipertensi

Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Berikut

penjelasan tentang penyebab hipertensi ini:

1. Hipertensi Primer

Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak

dapat diidentifikasi. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap

selama bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan

penanganan.

2. Hipertensi Sekunder

Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena alami kondisi kesehatan

yang mendasarinya. Hipertensi jenis ini cenderung terjadi secara tiba-tiba dan

menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer.

Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:

a. Obstruktif sleep apnea (OSA).

b. Masalah ginjal.

c. Tumor kelenjar adrenal.

2
d. Masalah tiroid.

e. Cacat bawaan di pembuluh darah.

f. Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa

sakit yang dijual bebas.

g. Obat-obatan terlarang.

2.3. Gejala Hipertensi

Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul,

antara lain:

1. Sakit kepala;

2. Mimisan;

3. Masalah penglihatan;

4. Nyeri dada;

5. Telinga berdengung;

6. Sesak napas; dan

7. Aritmia.

Untuk hipertensi yang berat gejalanya bisa berupa:

1. Kelelahan;

2. Mual dan/atau muntah;

3. Kebingungan;

4. Merasa cemas;

5. Nyeri pada dada;

3
6. Tremor otot; dan

7. Adanya darah dalam urine.

2.3. Diagnosis Hipertensi

Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan

melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, dokter atau tenaga ahli biasanya akan

memakaikan manset lengan tiup di sekitar lengan dan mengukur tekanan darah

dengan menggunakan alat pengukur tekanan.

Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:

1. Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80 mmHg.

2. Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120–139 mmHg,

atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80–89 mmHg. Prahipertensi

cenderung dapat memburuk dari waktu ke waktu.

3. Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140–159 mmHg, atau

tekanan diastolik berkisar 90–99 mm Hg.

4. Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan

sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mmHg atau

lebih tinggi.

5. Krisis hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah lebih tinggi dari 180/120

mmHg. Kondisi ini termasuk situasi darurat yang memerlukan perawatan

medis segera. Jika kamu mendapatkan hasil ini saat mengukur tekanan

4
darah di rumah, tunggu lima menit dan tes ulang. Jika alami gejala

hipertensi, ada baiknya segera mendapatkan pemeriksaan di rumah sakit.

2.4. Dampak Hipertensi

Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan komplikasi yang

berbahayamenurut (Septi Fandinata, 2020):

1. Jantung

Kondisi jantung yang tidak lagi mampu memompa darah untuk memenuhi

kebutuhan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan pada otot jantung atau

sistem listrik jantung.

2. Stroke

Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan pembuluh darah yang

sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah otak makan akan

terjadi pendarahan pada otak dan mengakibatkan kematian. Stroke bisa juga

terjadi karena sumbatan dari gumpalan darah di pembuluh darah yang

menyempit.

3. Kerusakan ginjal

Menyempit dan menebalnya aliran darah menuju ginjal akibat hipertensi

dapat mengganggu fungsi ginjal untuk menyaring cairan menjadi lebih sedikit

sehingga membuang kotoran kembali ke darah.

4. Kerusakan pengelihatan

Pecahnya pembuluh darah pada pembuluh darah di mata karena hipertensi

dapat mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur, selain itu kerusakan yang

5
terjadi pada organ lain dapat menyebabkan kerusakan pada pandangan yang

menjadi kabur.

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab

kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan

tekanan darah pada organ atau karena efek tidak langsung. Dampak terjadinya

komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan

terburuknya adalah terjadinya kematian penderita akibat komplikasi hipertensi

yang dimilikinya

2.5. Pengobatan Hipertensi

Sebagian pengidap hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup guna

mengatur tekanan darah. Namun, jika tekanan darah sudah terkendali melalui

perubahan gaya hidup, penurunan dosis obat atau konsumsinya dapat dihentikan.

Perhatikan selalu dosis obat yang diberikan dan efek samping yang mungkin terjadi.

Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap hipertensi, antara lain:

1. Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine.

Pasalnya, hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam

tinggi dalam tubuh.

2. Obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa

menurun. Perlu diketahui bahwa hipertensi membuat pengidapnya rentan

mengalami sumbatan pada pembuluh darah.

6
3. Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan

pembuluh darah.

4. Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding

pembuluh darah lebih rileks.

5. Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi

menaikkan tekanan darah. Jika renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan

naik tidak terkendali.

Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui

terapi relaksasi, misalnya terapi meditasi atau olahraga olah tubuh seperti yoga.

Namun, pengobatan hipertensi tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan

perubahan gaya hidup. Contohnya seperti menjalani pola makan dan hidup sehat,

serta olahraga teratur.

2.6. Pencegahan Hipertensi

Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu:

1. Mengonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran.

2. Batasi asupan garam (menjadi kurang dari 5g setiap hari).

3. Kurangi konsumsi kafein yang berlebihan.

4. Berhenti merokok.

5. Berolahraga secara teratur.

6. Menjaga berat badan.

7. Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.

7
8. Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh.

BAB III

PENUTUP

8
3.1. Kesimpulan

Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang cukup berbahaya karena

tidak menimbulkan gejala yang spesifik dan secara fisik. Banyak penderita

hipertensi yang baru saja menyadari hipertensinya pada 5 tahun terakhir dan

didagnosis pada kejadian layanan darurat. Sebagian besar penderita hipertensi

tidak rutin mengecek tekanan darahnya walaupun sudah mengetahui

komplikasinya secara mendasar. Begitu juga dengan kepatuhan minum obat,

banyak penderita hipertensi yang tidak patuh dalam minum obat karena hanya

meminum obat disaat timbul gejala. Hal ini menunjukkan kurangnya

pemahaman penderita hipertensi terhadap penyakitnya.

Dari studi literatur yang dilakukan terhadap beberapa jurnal, diketahui

bahwa pola makan dengan pemilihan makanan yang kurang tepat sangat

berpengaruh terhadap penyakit hipertensi yang terjadi. Pola makan yang dapat

mengakibatkan hipertensi adalah sering mengkonsumsi makanan yang

mengandung tinggi natrium dan tinggi lemak. Selain pola makan, stress juga

berpengaruh terhadap hipertensi. Stressdapat mengakibatkan tekanan darah naik.

Jika hal ini berlangsung terusmenerus, maka dapat mengakibatkan hipertensi.

3.2. Saran

Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah memperbaiki

pola makan menjadi lebih baik, seperti mengkonsumsi makanan seimbang,

rutin mengkonsumsi buah dan sayur dan minum air putih sesuai kebutuhan

dalam sehari. Selain pola makan, hal yang dapat dilakukan adalah

mengendalikan pikiran agar dapat terhindar dari stress. Salah satu yang dapat

9
dilakukan untuk mengendalikan pikiran adalah selalu berpikir positif dan rutin

melakukan yoga atau meditasi untuk mengurangi tingkat stress.

DAFTAR PUSTAKA

halodoc.com.diakses pada 21 Januari 2023. https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi

10
Dwi, B. 2007. Asupan Gizi dan Status Gizi Sebagai Faktor Risiko Hipertensi

Pada Lansia di Puskesmas Bengkulu. The Indonesian Journal of Clinical

Nutrition. Vol.4 No 1

Haendra F dan Prayitno N. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012.

Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013.

11

Anda mungkin juga menyukai