Anda di halaman 1dari 11

BAHAYA HIPERTENSI (SILENT KILLER)

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Anatomi Fisiologi

Yang dibina oleh: Dr. Satuman, S.Si., M.Kes

Disusun oleh:

Savada Afrisa Mita Limala

2314313450049

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya

Sehingga makalah yang berjudul “ HIPERTENSI ( SILENT KILLER ) ” ini bisa di


selesaikan dengan tepat waktu.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam makalah
ini.

Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Malang, 27 jumat 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................................3
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Kerangka teori.....................................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Penyebab terjadinya hipertensi............................................................................................5
3.2 Faktor risiko penyebab hipertensi.......................................................................................6
3.3 Gejala hipertensi.................................................................................................................7
3.4 Diagnosis hipertensi............................................................................................................8
3.5 Pencegahan hipertensi.........................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah berada pada
angka 130/80 mmHg atau lebih. Jika tidak segera ditangani akan menyebabkan
komplikasi serius, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, singga stroke.

Tekanan darah dinyatakan dalam dua nilai angka yang dipisahkan dengan garis
miring atau yang biasanya disebut “per”. Angka diawal, yaitu disebelah kiri garis miring
menandakan tekanan sistolik. Ini adalah tekanan di dalam pembulu darah ketika jantung
berkontraksi untuk memompa darah keluar dari jantung.

Angka diakhir yang berada setelah garis miring menandakan tekanan diastolik, yaitu
tekanan darah saat jantung berelaksasi dan menyedot atau menerima darah masuk kembali ke
dalam jantung.

Pada kondisi normal, tekanan darah orang dewasa adalah 120/80 mmHg. Artinya,
tekanan sistoliknya adalah 120 mmHg dan diastoliknya 80 mmHg.

Tekanan darah tinggi yang terjadi terus-menerut dapat membuat jantung bekerja lebih
keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini lama-kelamaan bisa membuat
jantung membesar, merusak pembuluh darah, dan membuat ginjal tidak bisa bekerja dengan
baik.

Oleh karena itu , hipertensi perlu segera ditangani. Setelah tekanan darah kembali
normal pun, perlu terus dilakukan pemantauan dan bahkan penggunaan obat rutin agar
tekanan darah selalu terkontrol.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja penyebab terjadinya hipertensi?


2. Faktor apa saja yang dapat meningkatkan resiko hipertensi?
3. Gejala apa saja yang muncul ketika hipertensi?
4. Apa saja diagnosis hipertensi?
5. Bagaimana cara mencegah hipertensi?

1.3 TUJUAN

1. Bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya hipertensi


2. Memaparkan yang dapat meningkatkan resiko hipertensi
3. Memaparkan gejala yang muncul ketika hipertensi.
4. Mengetahui diagnosis-diagnosis hipertensi.
5. Memaparkan pencegahan hipertensi.
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Kerangka Teori

Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menular yang belakangan ini masih
menjadi masalah utama bagi kesehatan secara umum. Hipertensi dianggap sebagai pembunuh
manusia secara diam-diam atau dikenal dengan istilah “silent killer” .

Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu milyar orang di dunia
menderita hipertensi, dua pertiga diantaranya berada di negara berkembang yang berpenghasialan
rendah sampai sedang. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun
2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia terkena hipertensi (Kemenkes, 2017).

Menurut American Heart Asseciation (AHA) penduduk Amerika yang berusia di atas 20
tahun dengan hipertensi telah mencapai hingga 74,5 juta jiwa, namun hamper 90-95% kasus tidak
diketahui penyebabnya (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di negara berkembang dan
diperkirakan akan mengalami peningkatan dari jumlah 639 juta kasus di tahun 2000 menjadi
1,15 miliar kasus di tahun 2025 (Ardiansyah, 2012). Hipertensi telah mengakibatkan
kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara
yang sepertiga populasinya menderita hipertensi sehingga dapat menyebabkan peningkatan
beban biaya kesehatan ( Kemenkes, 2017).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penyebab terjadinya Hipertensi


Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder.
Berikut penjelasan tentang penyebab hipertensi:
1. Hipertensi Primer
Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak
dapat diidentifikasi. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama
bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan penanganan.
2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena mengalami kondisi kesehatan
yang mendasari. Hipertensi jenis ini cenderung terjadi secara tiba-tiba dan
menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
 Obstruktif sleep apnea (OSA)
 Masalah kelenjar ginjal.
 Tumor kelenjar adrenal.
 Masalah tiroid.
 Cacat bawaan di pembuluh darah.
 Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit
yang dijual bebas.
 Obat-obatan terlarang.

3.2 Faktor yang dapat meningkatkan Risiko Hipertensi

Memang faktor risiko untuk alami hipertensi berbanding lurus dengan usia
lebih tua. Seseorang yang memiliki usia lebih tua kemungkinan lebih besar untuk
alami hipertensi. Beberapa faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan terjadinya
hipertensi adalah:
 Memiliki usia diatas 65 tahun.
 Sering mengkonsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
 Alami kelebihan berat badan atau obesitas.
 Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
 Kurang mengkonsumsi buah dan sayuran.
 Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga.
 Mengkonsumsi terlalu banyak makanan atau miniman yang mengandung
kafein.
 Memiliki kebiasaan merokok.
 Banyak mengkonsumsi minuman beralkohol.
 Stress. Tingkat stress yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah untuk
sementara.
 Alami kondisi kronis tertentu, seperti penyakit ginjal, diabetes, atau sleep
apnea.

3.3 Gejala Hipertensi

Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul,
antara lain:

 Sakit kepala.
 Mimisan.
 Masalah penglihatan.
 Nyeri dada.
 Telinga berdengung.
 Sesak napas.
 Aritmia.

Untuk hipertensi yang berat gejalanya bisa berupa:

 Kelelahan.
 Mual/ muntah.
 Kebingungan.
 Merasa cemas.
 Nyeri pada dada
 Tremor otot.
 Adanya darah dalam urine.

3.4 Diagnosis Hipertensi


Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:
 Tenakan darah normal adalah tekanan darah dibawah 120/80 mmHg.
 Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120-139 mmHg, atau
tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80-89 mmHg. Prahipertensi
cenderung dapat memburuk dari waktu ke waktu.
 Hipertensi tahap satu adalah tekanan sistolik berkisar 140-159 mmHg, atau
tekanan diastolik berkisar 90-99 mmHg.
 Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan
sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mmHg atau
lebih tinggi.
 Krisis Hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah lebih tinggi dari 180/120
mmHg. Kondisi ini termasuk situasi darurat yang memerlukan perwatan
medis segera.
3.5 Pencegahan Hipertensi

Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yakni:

 Mengkonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran.


 Batasi asupan garam (menjadi kurang dari 5g setiap hari.
 Kurangi konsumsi kafein yang berlebihan.
 Berhenti merokok.
 Berolahraga secara teratur.
 Menjaga berat badan.
 Mengurangi konsumsi minuman beralkohal.
 Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh.
 Menghilangkan/ mengurangi lemak trans dalam diet.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini
dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika
dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit
jantung, stroke, hingga kematian.

Istilah tekanan darah sendiri dapat digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah
terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembulu darah utama. Besarnya tekanan yang
terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa instens jantung bekerja.

Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang
dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembulu darah pada arteri. Hipertensi dapat
diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Hal ini disarankan dilakukan
setiap tahun oleh semua orang dewasa.

4.2 SARAN

Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah memperbaiki pola makan
menjadi lebih baik, seperti mengkonsumsi makanan seimbang, rutin mengkomsumsi buah
dan sayur, minum air putih sesuai kebutuhan sehari-hari dan berolahraga. Selain pola makan,
hal yang dapat dilakukan adalah mengendalikan pikira agar dapat terhinda dari stress. Salah
satu yang dapat dilakukan untuk mengendalikan pikiran adalah selalu berfikir positif dan
rutin melalukan meditasi untuk mengurangi stress.
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Z. (2020). Komplikasi hipertensi Dalam Kaitannya Dengan Pengetahuan


Pasien Terhadap Hipertensi Dan Upaya Pencegahannya. Jurnal penelitian
Keprawatan Medik, 2(2).
Defriani, P., & Prima, B (2019). Pendekatan Herbal Dalam Mengatasi Hipertensi
https://doi.org/10.31227/osf.oi/x6mbn.

Anda mungkin juga menyukai