Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

Di Ambun Suri Lantai 4 Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukit Tinggi

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Yuni Ratnasari

2. Ika Agustina Wati

3. Bella Friska

CI : Ns. Liza Betriana, S.Kep

CT : Ns. Usraleli, S.Kep, M.Kep.

CT: Ns. Dewi Sartika, S.Kep, M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
PRODI D IV KEPERAWATAN
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan Rahmatnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Hipertensi ini dengan
tepat waktu. Shalawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua selaku umatnya.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada CI Lapangan Rumah


Sakit Achmad Mochtar kelompok 3, Ns. Liza Betriana, S.Kep. atas bimbingan yang telah
didberikan dalam pemyusunan laporan kasus seminar ini. Dan terimakasih juga kepada Ns.
Usraleli, S.Kep, M.Kep. dan Ns. Dewi Sartika, S.Kep., M.Kep.selaku CT Praktek Klinik PKK 2.
Dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kasus
seminar ini.

Penyusun sadar akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, maka selaku penyusun
mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam penyusunan askep ini. Saran dan kritik
penyususn harapkan untuk meningkatkan bobot laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini
bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 06 Maret 2018

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu penyakit tidakk menular (PTM) yaitu Hipertensi. Penyakit darah tinggi
yang dalam istilah medis disebut Hipertensi dianggap sebagai penyakit serius karena
dampak yang ditimbulkan sangat luas, bahkan dapat berakhir pada kematian. Gejala
hipertensi juga dijuluki sebagai silent killer, karena dapat mengakibatkankematian
mendadak bagi penderitanya. Kematian terjadi akibat dapat hipertensi itu sendiri atau
penyakit lain yang diawali oleh hipertensi. Penyakit-penyakit tersebut diantaranya
sebagai berikut kerusakan ginjal, serangan jantung, stroke, glukoma, disfungsi ereksi,
demensia serta Alzheimer (Sativa,2013)
Hipertensi merupakan penyakit yang proses perawatannya cukup sulit untuk
dilakukan askep karena pada dasarnya tidak diketahui penyebab pasti hipertensi oleh
penderita. sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas terkait penyakit hipertensi itu
sendiri penderita hipertensi biasanya irritable mudah marah dan tersinggung. Dampak
masalah terhadap keluarga akan merepotkan dalam memberikan perawatan, pengaturan
diet menambah beban biaya hidup terus menerus.
Persentase penderita hipertensi saat ini dalam beberapa laporan pendahuluan
paling banyak terdapat dinegara berkembang. Berdasarkan data WHO, dari 50%
penderita hipertensi, hanya 25% memperoleh pengobatan dan 12,5% yang dapat diobati
dengan baik padahal jika tidak diobati bisa menimbulkan resiko dan komplikasi yang
berat terhadap berbagai penyakit lain seperti stroke, gagal jantung kerusakan ginjal, DM,
resistensi insulin, hiperfungsi kelenjer tiroid. Hasil survey riset kesehatan dasar 2017
kejadian prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi yaitu 31,7% dari total penduduk
dewasa (Depkes RI, 2017). s
Data Rikesdas (2013) juga melaporkan terjadinya kecendrungan prevalensi
hipertensi diagnosis diberbagai provinsi, dimana prevalensi penderita hipertensi di
Sumatera Barat menunjukkan peningkatan dari 1,0 % pada tahun 2007 menjadi 2,0 %
pada tahun 2013. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan
penanganan serius. Penderita hipertensi di Sumatra barat mencapai 31,2% sedangkan
penderita jantung di Sumatra barat lebih tinggi yaitu 11,3% disbanding data nasional
yang hanya 7,2%. Data Depkes Sumbar, (2010) menyebutkan bahwa enam kabupaten
atau kota yang tertinggi angka penderita hipertensinya adalah kota Bukittinggi (41,8%)
dari jumlah penduduk sumbar 4.846.909 jiwa.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Achmad
Mochtar didapatkan dari 95 responden terdapat 50 responden (52,6%) yang mengalami
hipertensi dan 45 responden (47,4%) yang tidak mengalami hipertensi. Penyakit-penyakit
tersebut dapat menyebabkan kecacatan permanen pada organ yang dikenai bahkan
sampai pada keadaan yang fatal yaitu kematian yang mendadak

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi hipertensi
2. Apa saja tanda dan gejala hipertensi
3. Apa saja kompilkasi dari hipertensi
4. Apa saja askep yag diberikan pada penderita hipertensi
5. Apa saja intervensi yang bisa diberikan pada pasien hipertensi
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum:
Adapun dilakukannya pengkkajian ini bertujuan untuk mengetahui askep hipertensi
yang baik dan bisa diaplikasikan
1.3.2 Tujuan khusus:
a. Untuk mengetahui definisi hipetensi
b. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
c. Mengetahui komplikasi dari hipertensi
d. Mengetahui askep hipertensi
e. Mengaplikasikan askep dengan benar
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis Penyakit


1. Defenisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolic asedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin
besar resikonya (Sylvia A. Price, 2006).
Penyakit hipertensi juga disebut sebagai “The Silent Diseases “ karna tidak
terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat dilihat dari luar. Perkembangan hipertensi
berjalan secara perlahann tetapi secara potensial sangat berbahaya (Dalimartha, 2008)
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup
(sistole).Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung
mengendor kembali (diastole).Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah
sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah diastolik.Tekanan darah manusia
senantiasa berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan
diastolik > 90 mmHg.World Health Organization mengidentifikasi tekanan darah di
atas tingkkat normal (TD sistolik > 115 mmHg) sebagai penyebab 62% penyakit
serebrovaskular dan 49% penyakit jantung iskemik di seluruh dunia.

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Hipetensi primer adalah tekanan darah sistemik yang naik secara persisten. Faktor
yang mempengaruhinya adalah genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis
sistem renin, obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder, adalah kenaikan tekanan darah yang terjadi akibat proses
dasar yang dapat diidentifikasi. Penyakit ginjal adalah penyebab tersering tekanan
darah tinggi pada dewasa maupun anak-anak. Gangguan persendian darah
menstimulasi sistem renin-angiotensin-aldosteron, menyebabkan vasokontriksi
dan retensi natrium dan air. Perubahan fungsi ginjal memengaruhi eliminasi air
dan elektrolit yang menyebabkan hipertensi. Penyebab umum lain hipertensi
seperti :
- Koarktasi aorta (penyempitan aorta) biasanya tepat di distal arteri subklavia.
Penurunan aliran darah ginjal dan perifer menstimulasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron dan respon vasokonstriksi lokal menaikkan tekanan
darah.
- Gangguan endokrin seperti sindrom cushing dan aldosteronisme primer dapat
menyebabkan hipertensi.
- Gangguan neurologis, peningkatan tekanan intrakarnial menyebabkan
kenaikan tekanan darah saat tubuh berupaya untuk mempertahankan aliran
darah serebral.

Klasifikasi tekanan darah menurut WHO

Kategori Sistol (mmHg) Diastole (mmHg)


Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi 140-159 90-99
ringan)
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi 160-179 100-109
sedang)
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110

3. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala hipertensi yang sering terjadi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi, yaitu:
a. Mengeluh sakit kepala dan pusing
b. Lemas dan kelelahan
c. Sesak napas (dyspnea)
d. Gelisah
e. Mual dan muntah
f. Mimisan (epitaksis)
g. Kesadaran menurun
h. Penglihatan kabur

4. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis


a. Pemerikasaan laboratorium
- Hb/Ht : mengidentifikasi faktor resiko anemia
- Kretinin : fungsi ginjal
- Glukosa : hiperglikemi
- Urinalisa : darah, protein, glukosa. Disfungsi ginjal
b. CT Scan : mengkaji adanya tumor serebral
c. EKG : salah satu tanda penyakit jantung hipertensi
d. Foto dada : pembesaran jantung

5. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


a. Penatalaksanaan medis
- Mencegah tejadinya morbiditas dan mortalitas dengan mempertahakan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg
- Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi,
biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Terapi tanpa obat : Modifikasi gaya hidup, mencakup mengendalikan berat
badan, pembatasan konsumsi merokok dan alkohol, peningkatan aktivitas
fisik, perubahan diet, dan penurunan stress
- Diet, untuk menurunkan natrium, mempertahankan asupan kalium dan
kalsium yang cukup, dan mengurangi asupan lemak total dan jenuh.
- Aktivitas fisik, latihan fisik teratur (seperti berjalan, bersepeda, berlari, atau
berenang) menurunkan tekanan darah dan berperan pada penurunan berat
badan, penurunan stress, dan perasaan terhadap kesejahteraan keseluruhan.
- Pemakaian alkohol dan tembakau, nikotin dalam produk tembakau mamecu
saraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan pembulih daran
dan berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.
- Penurunan stres, stres menstimulasi sistem saraf simpatis, meningkatkan
vasokonstriksi, resistensi vascular sistemik, curah jantung, dan tekanan darah.
Latihan fisik sedang dan teratur adalah penanganan pilihan untuk menurunkan
stress pada pasien hipertensi.
2) Terapi dengan obat :
3) Hipertensi
6. Komplikasi
a. Stroke
Pecahnya pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelemahan sebagian badan
ataupun global.Yang disertai dengan gangguan bicara.
b. Infark miokard
Terjadinya gangguan fungsi jantung dalam memompakan darah untuk di
suplaikan ke seluruh tubuh.
c. Gagal ginjal
Terjadinya gangguan pada ginjal yang menyebabkan berkurangnya fungsi ginjal.
d. Ensepfalopat
7. WOC

Faktor predisposisi: usia, jenis


kelamin., merokok, stress, kurang Aliran darahh makin cepat
olahraga, genetic, alcohol, obesitas, keseluruh tubuh sedangkan
konsentrasi garam Beban kerja jantung
nutrisi dalam sel sudah
ccvv
mencukupi kebutuhan
Kerusakan vaskuler HIPERTENSI Tekanan sistemik darah
pembuluh darah

Perubahan struktur Perubahan situasi Krisis situasional Metode koping tidak efektif

Penyumbatan Informasi yang minim Defisiensi Ketidakefektifan


pembuluh darah Pengetahuan Ansietas koping
Resistensi pembuluh
Vasokontriksi darah otak Nyeri kepala

Resiko ketidakefektifan
Gangguan sirkulasi Otak Suplai O2 ke otak perfusi jaringan otak

Ginjal Retina Pembuluh darah

Vasokontriksi
Spasme arteriol Sistemik Koroner
pembuluh darah ginjal

Blood flow darah Risiko cedera Vasokontriksi Iskemia miokard

Respon RAA Penurunan curah


Afterload Nyeri
jantung

Merangsang aldosterone Kelebihan volume Fatigue


cairan

Retensi Na Edema Intoleransi aktivitas


2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Penanggung
Jawab, Hubungan Dengan Klien, Agama, Status Perkawinan, Alamat,Nomor
Medical, Ruang rawat saat ini, Tanggal Masuk, Diagnosa Medic, Yang Mengirim,
Cara Masuk, Alasan Masuk, TB/BB, Golongan Darah, Suhu, Nadi, Tekanan
Darah, Pernapasan, Alergi, Alat Bantu yang dipakai, Pengobatan yang diberikan
sekarang.
b. Riwayat kesehatan sekarang
- Keluhan Utama : merupakan keluhan utama yang dikemukakan oleh
pasien pada saat pengkajian
- Keluhan di Data : merupakan keluhan data Subjektif (data yang
didapatkan dari klien sebagai suatu pendapatan terhadap kejadian), data
objektif (data yang diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indra selama pemeriksaan fisik) (Brunner & Suddarth, 2001).
c. Riwayat penyakit sekarang
- Merupakan deskripsi riwayat penyakit sekarang
- Meliputi beberapa informasi seperti tanggal, dimana terjadi masalah, suasana
dimana timbul (di rumah, tempat kerja, setelah melakukan aktivitas, setelah
berolah raga), manifestasi masalah dan perjalanan penyakit (pengobatan
sendiri, intervensi medis kemajuan dan efek pengobatan)
- Gejala tertentu (nyeri, sakit kepala, demam, perubahan kebiasaan BAB) perlu
digambarkan serinci mungkin , sejalan dengan lokasi dan penyebaran,
kualitas, keparahan dan durasi
- Dituangkan dalam formula PQRST (Brunner & Suddarth, 2001).
P =Provoking/Paliatif (apa penyebab gejala?, apa yang dapat mengurangi
dan memperberat penyakit?, apa yang dilakukan pada saat gejala mulai
dirasakan?, keluhan psikologis yang dirasakan?)
Q =Quality (seberapa tingkat keparahan yang dirasakan klien)
R =Region (pada area mana gejala dirasakan? Sejauh mana penyebarannya?)
S =Saverity (tingkat/skala keparahan, hal-hal yang memperberat atau
mengurangi keluhan)
T =Time (kapan gejala mulai muncul? Seberapa sering?Apakah timbul tiba-
tiba atau bertahap?lama gejala dirasakan?)
d. Riwayat kesehatan dahulu :
- Merupakan deskripsi penyakit yang pernah diderita oleh pasien
- Apakah pernah dirawat di RS?
- Obat-obat yang biasa digunakan untuk menanggulangi masalah?
e. Riwayat kesehatan keluarga
- Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit cendrung diturunkan
?
- Apabila ada disertai dengan genogram minimal 3 keturunan keatas
2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut dan hygiene kepala
- Inspeksi : ukuran, bentuk, kesimetrisan
- Palpasi : massa dengan menggunakan ujung jari, gerakan rotasi (Brunner
& Suddarth, 2001).
b. Mata
- Inspeksi : mata apakah simetris, alis mata dan bulu mata (rontok/tidak),
kelopak mata /palpebral (oedem,ptosis,peradangan,luka,benjolan), bola mata
(adanya nyeri tekan), warna konjungtiva ( anemis/ikterik), sclera (ikterik),
pupil (miosis/mengecil, midriasis/melebar, normalnya isokor/pupil sama
besar)
c. Telinga
- Inspeksi dan palpasi
Amati bagian telinga luar: bentuk, ukuran, warna, lesi, nyeri tekan, adakah
peradangan
d. Hidung
Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (adakah pembengkakan atau
tisak), adakah perdarahan, kotoran, pembengkakan, mukosa hidung, pembesaran
(polip)
e. Mulut
- Inspeksidan palpasi
warnabibir (pucat atau merah, adakah lesi dan massa), gigi (adakah carises,
kotoran, kelengkapan, gigi palsu, warna lidah, perdarahan gusi), rongga mulut
(bau mulut, mulut simetris/tidak), tonsil (apakah ada pembesaran tonsil/tidak)
f. Wajah
- Inspeksi : warna dan kondisi wajah. Struktur wajah (sembab/tidak), ada
kelumpuhan otot-otot fasialis/tidak)
g. Leher
- Inspeksi : bentuk leher (simetris/tidak), adakah peradangan, jaringan parut,
perubahan warna, massa
- Palpasi : kelenjar tiroid adakah ada pembesaran atau tidak dengan meraba
pada suprasternal pada saat klien menelan, normalnya tidak teraba kecuali
pada orang kurus)
h. Dada/thorak
- Inspeksi : bentuk thoraks, kesimetrisan, keadaan kulit, jenis pernapasan
- Palpasi : pemeriksaan taktil fremitus membandingkan getaran dinding
torak antara kanan dan kiri, dengan cara menempelkan kedua telapak tangan
pemeriksa pada punggung klien kemudian klien dimnta mengucapkan kata
“tujuh tujuh”, telapak tangan digeser kebawah dan bandingkan getarannya,
normalnya getaran antara kanan dan kiri sama
- Perkusi : menempelkan jari tengah pemeriksa pada intercostal klien dan
mengetuk dengan jari tangan yang satunya, normalnya suara dinding torak
saat diperkusi adalah sonor. Hipersonor menandakan adanya pemadatan
jaringan paru atau penimbunan cairan dalam dinding torak (pneumothotaks)
- Auskultasi
Suara nafas : vesikuler (terdengar diseluruh lapang paru dengan
intensitas suara rendah, lembur dan bersih), bronchial (di atas manubrium
sterni, suara tinggi, keras, dan bersih), bronkovesikuler (ICS 1 dan 2 dan
antara scapula, intensitas sedang dan bersih), trakeal (di atas trakea pada leher,
intensitas sangatt tinggi, keras, dan bersih)
Suara ucapan: anjurkan klien mengucapkan “77” berulang-ulang dengan
stetoskop dengarkan pada area torak, normalnya intensitas suara kanan dan
kiri sama. Kelainan didapat (bronkophoni/suara terdengar lebih keras
disbanding sisi lain, egophoni/suara bergema, pectoriloquy/suara terdengar
jauh dan tidak jelas)
Suara tambahan : rales (terdengar exudat lengket saat inspirasi), ronchi (akibat
penumpukan exudat pada bronkus-bronkus besar, terdengar pada fase
inspirasi dan ekspirasi, hilang bila klien batuk, tanda-tanda pasien bronchitis),
wheezing (terdengar ngiik-ngiik saat ekspirasi akibat penyempitan bronkus,
nada tinggi, seperti peluit, tanda-tanda asma)
i. Cardiovascular
- Inspeksi : amati ictus cordis (denyutan dinding torak akibat pukulan
ventrikel kiri pada dinding torak, normalnya ICS 5 mid clavikula kiri selebar 1
cm, ditemukan pada klien yang gemuk
- Palpasi : adanya pulsasi pada dinding torak, normalnya pulsasi
tidak ada
- Perkusi : untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara kasar, batas-
batas jantung normal adalah: batas atas (ICS 2 mid sternum), batas bawah
(ICS 5), batas kiri (ICS 5 midklavikula sinistra), batas kanan (ICS 4
midsternalis dextra)
- Auskultasi : dengarkan BJ I pada ICS 4 sternalis kiri trikcuspidalis dan ICS 5
midklavikula bicuspidalis terdengar LUB lebih keras akibat penutupan katub
mitral dan tricuspidalis, BJ II pada ICS 2 linea sternalis kanan aortic dan ICS
2 sternalis kiri pulmonic terdengar di daerah mitral pada awal diastolic
terdengar LUB-DUB-EE, BJ III seperti gallop yang terjadi akibat getaran
karena derasnya pengisian ventrikel kiri dari atrium kiri.
Dengarkan adanya suara murmur (suara tambahan pada fase sistolik, diastolic
akibat dari getaran jantung atau pembuluh darah karena arus turbulensi darah).
Derajat murmur :
1 : hampir tidak terdengar
2 : terdengar lemah
3 : agak keras
4 : keras
5 : sangat keras
6 : sampai stetoskop diangkat sedikit suara masih terdengar
j. Pencernaan/abdomen
- Inspeksi : bentuk abdomen (membusung atau datar), massa/benjolan pada
daerah apa dan bagaimana bentuknya, kesimetrisan bentuk abdomen
- Auskultasi : untuk mengetahui peristaltic usus atau bising usus. Catat
frekuensi dalam 1 menit, normalnya 5-35 x/I, bunyi peristaltic yang panjang
dank eras disebut borborygmi biasanya terjadi pada klien gastroenteritis
- Palpasi : menanyakan pada klien bagian mana yang mengalami nyeri
k. Genito urinary
- Inspeksi : amati penyebaran dan kebersihan rambut pubis, apakah ada lesi,
pembengkakan
- Palpasi : adakah nyeri tekan, benjolan
l. Otot sendi dan tulang
Pemeriksaan kekuatan oto dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian otot
secara manual atau Manual Muscle Testing (MMT) :
5 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan grativitasi dan
melawan tahanan maksimal (normal)
4 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan grativitasi, dan
melawan tahanan sedang (good)
3 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan grativitasi, tanpa
tahanan (fair)
2 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, tanpa melawan grativitasi
(poor)
1 : tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat dipalpasi (trace)
0 : kekuatan otot tidak terdeteksi dengan palpasi (zero)
m. Sistem persyarafan dan kesadaran
Composmentis (15-14) : kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya
Apatis (13-12) : kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
sekitarnya, sikap acuh tak acuh
Somnolen (11-10) : kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang tetapi jatuh
tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal
Delirium (9-7) : gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal
Stupor (6-4) : keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri
Coma (3) : tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada reflek kornea, pupil terhadap cahaya)
n. Aktivitas sehari-hari
Eliminasi : gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi
atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu).
Kebersihan perorangan : mandi, mencuci rambut, oral hygiene, memotong
kuku.
Pola nutrisi : makanan yang disukai yang mencakup makanan
tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB.
Pola istirahat dan tidur : waktu tidur, lama tidur, kebiasaan penghantar
tidur, gangguan saat tidur.
o. Catatan khusus
Apa pasien mengerti tentang penyakit?
Bila dulu pernah dirawat jenis perawatan yang didapatkan?
Hubungan dengan keluarga, siapa yang paling dekat dengan klien?
Bantuan apa yang diharapkan klien membantunya dalam beribadah?
Bagaimana hubungan suami istri sebelum dan sesudah penyakit?
Apakah ada pertanyaa yang diajukan?
Bila ya apa pertanyaannya?

p. Resiko cidera atau jatuh


No Resiko Skala
1 Riwayat jatuh yang baru/dalam 3 bulan terakhir Tidak : 0
Ya : 25
2 Diagnosis medis sekunder > 1 Tidak : 0
Ya : 25
3 Alat bantu jalan :
- Bedrest dibantu perawat 0
- Penopang, tongkat 15
- Furniture 30
4 Memakai terapi heparin IV Tidak : 0
Ya : 25
5 Cara berjalan/berpindah
- Normal/bedrest/immobilasi 0
- Lemah 15
- Terganggu 30
6 Status mental
- Orientasi sesuai kemampuan diri 0
- Lupa keterbatasan diri 15
JUMLAH

Skor : 0-24 tidak beresiko


25-50 resiko rendah
≥ 51 resiko tinggi (memakai gelang kuning)
q. Skala nyeri
Skala nyeri 14anic1414

0 : tidak ada rasa nyeri/normal


1 : nyeri hampir tidak terasa (sangat ringan) seperti gigitan nyamuk
2 : tidak menyenangkan (nyeri ringan) seperti dicubit
3 : bisa ditoleransi (nyeri sangat terasa) seperti ditonjok bagian wajah atau disuntik
4 : menyedihkan (kuat, nyeri yang dalam) seperti sakit gigi dan nyeri desengat
tawon
5 : sangat menyedihkan (kuat, dalam, nyeri yang menusuk)
Seperti terkilir, keseleo
6 : intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya
mempengaruhi salah satu dari panca indra) menyebabkan tidak focus dan
komunikasi terganggu
7 : sangat intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat) dan merasakan rasa
nyeri yang sangat mendominasi indra sipenderita yang menyebabkan tidak dapat
bisa berkomunikasi dengan baik dan tidak mampu melakukan perawatan sendiri
8 : benar-benar mengerikan (nyeri yang begitu kuat) sehingga menyebabkan
sipenderita tidak dapat berfikir jernih, dan sering mengalami perubahan
kepribadian yang parah jika nyeri dating dan berlangsung lama
9 : menyiksa tak tertahankan (nyeri yang begitu kuat) sehingga sipenderita tidak
bisa mentoleransinya dan ingin segera menghilangkan nyerinya bagaimanapun
caranya tanpa peduli dengan efek samping atau resikonya
10 : sakit yang tidak terbayangkan tidak dapat diungkapkan (nyeri begitu kuat tidak
sadarkan diri) biasanya pada skala ini sipenderita tidak lagi merasakan nyeri
karena sudah tidak sadarkan diri akibat rasa nyeri yang sangat luar biasa seperti
pada kasus kecelakaan parah, multi fraktur

Skala nyeri wajah

- Skala nyeri 1-3 (nyeri ringan) nyeri masih dapat ditahan dan tidak mengganggu
pola aktivitas sipenderita
- Skala nyeri 4-6 (nyeri sedang) nyeri sedikit kuat sehingga dapat mengganggu pola
aktivitas penderita
- Skala nyeri 7-10 (nyeri berat) nyeri yang sangat kuat sehingga memerlukan terapi
medis dan tidak dapat melakukan pola aktivitas mandiri

3. Rumusan Diagnosis Keperawatan


a. Perfusi jaringan serebral tidak efektif b.d gangguan transport O2
b. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d perubahan tekanan darah
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
d. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan
4. Rumusan Intervensi Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasionalisasi
Hasil
1 Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan 3 2. Monitor level keadaan umum klien
x 24 jam kebingungan 2. Mengobservasi
ketidakefektifan perfusi 3. Monitor ukuran pupil, kesadaran
jaringan serebral teratasi ketajaman, 3. Mengobservasi
dengan Kriteria Hasil: kesimetrisan respon mata
- Tekanan sistole dan 4. Monitor adanya 4. Untuk memperlancar
diastole dalam rentang diplopia, pandangan oksigen ke otak dan
normal kabur, nyeri kepala keseluruh tubuh
- Komunikasi jelas 5. Tinggikan kepala 0-
- Pupil seimbang 45 tergantung kondisi
- Tidak mengalami pasien
nyeri kepala
2 Setelah dilakukan askep 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk menentukan
selama 3 x 24 jam nyeri nyeri secara terapi yang cocok dan
teratasi dengan kriteria komperehensif keefektifan dari terapi
hasil : termasuk lokasi, 2. Meminimalkan nyeri
- Mampu mengontrol karakteristik, durasi, 3. Meminimalkan /
nyeri frekuensi, kualitas , meningkatkan
- Melaporkan bahwa dan faktor relaksasui
nyeri berkurang predisposisi 4. Untuk mengtahui
dengan menggunakan 2. Berikan tindakan keadaan umum
manajemen nyeri nonfarmakologis
- Mampu mengenali menggunakan
nyeri manajemen nyeri
- Menyatakan rasa 3. Tingkatkan istirahat
nyaman setelah nyeri 4. Monitoring tekanan
berkurang darah
- Tanda vital dalam
rentang normal
3 Setelah dilakukan askep 1. Makanan 1. Agar kebutuhan
selama 3 x 24 jam mengandung tinggi nutrisi pasien
nutrisi terpenuhi dengan serat untuk terpenuhi
kriteria hasil : mencegah konstipasi 2. Untuk mengetahui
1. Adanya peningkatan 2. Berikan makanan status nutrisi pasien
berat badan sesuai yang sudah sehingga dapat
tujuan dikonsultasikan menentukan
2. Berat badan ideal dengan gizi intervensi
sesuai dengan tinggi 3. Monitor adanya 3. Berat badan normal
badan penurunan berat dapat memantau
3. Tidak ada tanda- badan peningkatan/penurun
tanda malnutrisi 4. Monitor tugor kulit an berat badan
4. Menunjukkan 5. Monitor mual dan 4. Kekurangan cairan
peningkatan fungsi muntah dapat diidentifikasi
pengecapan dari 6. Monitor intake dengan penurunan
menelan nutrisi turgor kulit
5. Tidak terjadi 5. Mual dan muntah
penurunan berat mempengaruhi
badan yang berarti pemenuhan nutrisi
6. Untuk mengetahui
faktor penyebab
ketidakseimbangan
nutrisi
4 Setelah dilakukan askep 1. Observasi adanya 1. Melatih kekuatan
selama 3 x 24 jam pembatasan klien dan irama jantung
pasien bertoleransi dalam melakukkan selama aktivitas
terhadap aktivitas aktivitas 2. Memudahkan
dengan kriteria hasil : 2. Monitor pasien akan klien untukk
1. Berpartisipasi dalam adanya kelelahan mengenali
aktivitas fisik tanpa fisik dan emosi secara kelelahan dan
disertai peningfkatan berlebihan waktu untuk
tekanan darah, nadi 3. Monitor pola tidur istirahat
dan RR dan lamanya tidur 3. Kurang tidur dan
2. Mampu melakukan 4. Bantu untuk kesulitan selama
aktivitas sehari hari mendapatkan alat tidur dapat
(ADL) secara mandiri bantuan aktivitas mempengaruhi
keseimbangan seperti kursi roda tingkat aktivitas
aktivitas dan istirahat pasien
4. Alat bantu
meningkatkan
mobilitas pasien
dengan
membantunya
mengatasi
keterbatasan
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

1. Pengkajian Kesehatan pada Pasien


a. Identitas Klien
I. Nama : Aminah (Ny)
Umur : 65 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Mandailiang
Penganggung jawab : Patri (Tn)
Hubungan dengan klien : Anak
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Parit Kec.Koto Balingka Pasaman Barat, Sumatera
Barat
Nomor Medikal : 322276
Ruang rawat saat ini : Ambun Suri Lantai 4, Ruangan 1.7

II. Tanggal masuk : 25 Februari 2018


Diagnose medic : Hipertensi Urgency
Yang mengirim : UGD
Cara masuk : Brankar
Alasan Masuk :keluarga mengatakan kepala terasa sakit dan
dibawa ke polides. Di polides tersebut vital sign
170/110 mmHg. Keluarga memutuskan untuk
membawa Ny.A ke RSUD AM
TB/BB : 147 cm/ 59 Kg
Golongan Darah :-
Suhu : 36,5oC
Nadi : 100 x/i
Tekanan Darah : 169/89 mmHg
Pernapasan : 20 x/i
Alergi : tidak ada

III. Alat bantu yang dipakai : Kacamata

IV. Pengobatan yang diberikan sekarang


Dosis terakhir : IVFD Glucosa 5% 12 tpm, Tramadol 2x50 mg,
Amlodipin 1x10 mg, HCT 1x25 mg, Alprazolam
2x0,25 mg
Apakah anda sudah berobat : iya, sudah
Bila ya, berobat kemana : polides pasaman
Penanganan yang diterima : mengukur TTV dan diberi obat
Obat-obatan yang didapat : keluarga tidak ingat nama obay yang didapat
Rawat jalan : tidak ada

b. Riwayat kesehatan sekarang


Keluhan utama
28.02.2018
- Klien mengatakan kepala sakit sampai ke pinggang, tengkuk berat
- Keluarga mengatakan klien mual dan muntah 2x/hari dan kurang nafsu makan
Keluhan di data:
DS:
- Klien mengatakan sakit kepala semakin meningkat 3 hari yang lalu sakit
kepala sudah dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
- Klien mengatakan tengkuk terasa berat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
- Klien mengatakan mata kabur sejak 1 tahun yang lalu, mata kabur secara
perlahan-lahan
- Klien mengatakan nyeri pinggang sejak 1 minggu yang lalu
- Klien mengatakan BAK normal
DO:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak bedrest
- Mata klien tampak tidak focus
- Klien tampak lemah anggota gerak tidak ada

c. Riwayat penyakit sekarang


1) Provocative
- Apa penyebabnya : perjalanan penyakit hiperten
- Factor pencetus : stress, penyakit hipertensi
- Factor yang memperberat : saat beraktivitas nyeri 19anic19
- Hal-hal yang memperbaiki keadaan : tidur dan istirahat dan minum obat
2) Quantity
- Bagaimana dirasakan : tengkuk terasa berat, sakit
meskipun sudah dikompres, nyeri berdenyut
- Bagaimana dilihat : klien tampak meringis kesakitan,
klien tampak bedrest
3) Region
- Dimana lokasinya : di kepala
- Apakah menyebar : ya, menyebar ke pinggang
4) Severity
- Mengganggu aktivitas : ya, aktivitas terganggu
ADL klien dibantu keluarga
Klien tampak Bedrest
5) Time
- Kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya : klien mengatakan
nyeri sejak 4 hari yang lalu dan terjadinya ketika klien sedang beraktifitas
dirumah
- Frekuensi : durasi 1-2 jam

d. Riwayat kesehatan yang lalu


1) Penyakit yang pernah diderita : tidak ada
2) Pernah dirawat : tidak pernah
3) Pernah dioperasi
- Tempat : tidak ada
- Jenis tindakan operasi : tidak ada

e. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga

Genogram :
KET:

: Laki-laki : Meninggal laki-laki

: Perempuan : Meninggak perempuan

: Pasien

2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut dan hygiene kepala
1) Inspeksi :
a. Warna rambut : hitam – putih
b. Bau : tidak
2) Palpasi :
a. Keadaan rambut : rontok
b. Kulit kepala : ketombe
b. Mata
1) Inspeksi :
a. Kelengkapan : ya
b. Simetris : ya
c. Palbebra : normal
d. Sklera : ikterik
e. Pupil : normal
2) Palpasi : Konjungtiva : anemis
c. Mulut
1) Inspeksi
a. Rongga :berbau
b. Gigi geligi : karang gigi
c. Lidah : normal
d. Tonsil : normal
d. Hidung
1) Inspeksi
a. Kelengkapan : lengksp
b. Kesimetrisan : simetris
c. Cuping hidung: lengkap
2) Palpasi : Sinus : tidak ada yang sakit
e. Telinga
1) Inspeksi
a. Kelengkapan : lengkap
b. Kesimetrisan : simetris
c. Bau : khas
f. Wajah
1) Inspeksi
a. Bentuk wajah : simetris
b. Edema : tidak ada
c. Kelengkapan : lengkap
g. Leher
Palpasi
1) Kelenjar getah bening, sub-mandibular dan sekitar telinga : normal
2) Kelenjar tyroid : normal
h. Dada/thorak
1) Inspeksi
a. Jenis pernafasan : dada
b. Keluhan : tidak
2) Auskultasi : Suara nafas : vesicular
i. Cardiovascular
1) Palpasi : Heart rate : 92 x/menit
2) Auskultasi :
a. BJ I : normal (lub)
b. BJ II : normal (dub)
c. Murmur : tidak
j. Pencernaan/abdomen
1) Inspeksi : Pembesaran : tidak
2) Palpasi : Teraba massa : tidak
3) Keluhan : mual
k. Genito urinary
1) Lengkap : ya
2) Terpasang kateter : tidak
3) Keluhan : tidak ada
4) Kebersihan : bersih
l. Otot sendi dan tulang : tidak ada kelainan
m. Sistem persyarafan dan kesadaran : compos mentis
n. Sistem sirkulasi :
TD: 150/100
S: 36,5O C
N : 70 x/i
RR : 18 x/i

o. Aktivitas sehari-hari : ditolong dengan bantuan minimum


1) Eliminasi :
No Sebelum dirawat Setelah dirawat
1 Miksi 5-6 kali/hari Miksi 3-4 kali/hari
2 Ada kesukaran : tidak ada Ada kesukaran : tidak ada
3 Defekasi : tidak ada Defekasi : tidak ada

2) Kebersihan perorangan
No Sebelum dirawat Setelah dirawat
1 Mandi : 2x/hari Mandi : 1x/hari
2 Menggosok gigi : 2x/hari Menggosok gigi : 1x/hari
3 Cuci rambut : 2 x/minggu Cuci rambut : 1 x/minggu

3) Makan minum
No Sebelum dirawat Setelah dirawat
1 Makan : 3 x/hari Makan : 3 x/hari
2 Pagi jam : 07.30 wib Pagi jam : 07.30 wib
3 Siang jam : 11.00 wib Siang jam : 11.00 wib
4 Malam jam : 19.00 wib Malam jam : 19.00 wib
5 Minum : 7-8 gelas/hari Minum : 7-8 gelas/hari
Makanan/ minuman yang disukai: Makanan/ minuman yang disukai:
suka semua jenis makanan, minum suka semua jenis makanan, minum
air putih air putih

4) Tidur
No Sebelum dirawat Setelah dirawat
1 Berapa jam/hari : 6-8 jam/hari Berapa jam/hari : 8-9 jam/hari
2 Dengan bantal : ya Dengan bantal : ya
3 Bila ya, berapa bantal : 2 bantal Bila ya, berapa bantal : 2 bantal
4 Dengan selimut : ya, dengan Dengan selimut : ya, dengan
5 selimut selimut
Dengan penerangan : tidak Dengan penerangan : tidak
Bila sukar tidur, apa dilakukan: Bila sukar tidur, apa dilakukan:
duduk dan tiduran duduk dan tiduran

p. Catatan khusus
- Apa pasien mengerti tentang penyakit : ya
- Bila dulu pernah dirawat jenis perawatan yang didapatkan : tidak pernah
dirawat
- Hubungan dengan keluarga : harmonis
- Siapa yang paling dekat dengan klien : anak perempuan
- Bantuan apa yang diharapkan klien membantunya dalam beribadah
:mengambil wudhu dan memasang mukenah
- Bagaimana hubungan suami istri sebelum dan sesudah penyakit : tidak ada
masalah
- Apakah ada pertanyaan yang diajukan : ya
- Bila ya, apa pertanyaannya : kenapa ibu saya sakit kepalanya
tidak hilang atau berkurang ?
- Resiko cedera/jatuh : 20

3. Pemerikasaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai normal
pemeriksaan
04-03-2018 1. Kimia klinik II
Kalium 2,85 3,5-5,5 mEq/l
Natrium 125,8 135-147 mEq/l
Chlorida 86,1 100-106 mEq/l

25-02-2018 2. Kimia Klinik I


Gluk 107 74-106 mg/Dl
Ureum 20 20-40
Kreatinin 1,12 0,50-1,50

02-03-2018 ASL 122 0-31 U/L


ALT 272 0-31 U/L
C.Chol 257 201 mg/dl
Creat 1,12 0,60-1,20 mg/dl
Gluk 132 74-106 mg/dl
Trigly 141 40-140 mg/dl
UA 6,3 2,6-6,0 mg/dl
Urea 20 15-43 mg/dl

3. Hematologi
Hb 13,2 12-16
Natrium 133,7 135-147
Kalium 3,70 3,5-5,5
Khlorida 102,1 100-106
4. EKG Abnormal (iskemia) Normal
5. USG Batu ginjal kanan Normal
6. Rontgen Pembesaran jantung, Normal
pulmo tak tampak
7. Terapi Medis
No Nama obat Golongan Indikasi Kontraindikasi Efek samping
obat
1. Amplopidine Antihipertensi Penyakit Alergi obat Bengkak, sakit
jantung amlodipine, syok kepala, lemas,
coroner dan kardiogenis, pusing, mual,
angina (nyeri stenosis aorta, nyeri perut,
dada) angina, tekanan mengantuk
darah rendah Pusing,
Hipertensi, <90/60 mmHg insomnia,
2. HCT Diuretik stroke dan Wanita hamil, batuk-batuk,
jantung penderita anuria, kelelahan, sakit
hipotensi,diabetes, dada, serangan
asma, penyakit jantung, rhinitis,
hati, ginjal bronchitis,
diare, muntah,
sakit perut,
nyeri punggung

3 Tramadol Analgetik Menghilangkan Gangguang ginjal, Pusing, lelah,


opiate nyeri sedang hati, prostat, ibu mengantuk,
s/d berat hamil dan mual, muntah,
menyusui konstipasi,
perut kembung,
mulut kering,
diare

4 Aprazolam Benzodiapen Mengatasi PPOK, gagal Peningkatan


kecemasan, ginjal, hati, apneu produksi air
25anic, depresi tidur, glaucoma liur, perubahan
gairah seksual,
perubahan
suasana hati,
gangguan
ingatan

5 Isosorbit Nitrat Nyeri dada CHF, serangan Pusing, reaksi


dinitrat angina jantung, alergi berat,
kardiomiopati sakit kepala,
hipertropik, mual, pingsan,
hipotensi dan nyeri
hipovolemik

6 Clopidogrel Antiplatelet Serangan Penyakit hati, Lebam dan


jantung, sroke, ginjal,tukak perdarahan
PJK, penyakit lambung dibawah kulit,
arteri perifer, mimisan, nyeri
pemasangan perut, gangguan
ring pencernaan,
kelemahan
tungkai

7 IVFD Elektrolit Pemberian Hipertonik khususnya


Glucose 5% energi hipertonik dapat
menimbulkan
iritasi vena dan
tromboplebitis

8. Analisis Data
No Problem Etiologi Symtomp
1 Nyeri Aktivitas, stress DS : -klien
mengatakan
Rangsangan simpatis tengkuk sakit
meningkat sampai
kepinggang
Hipertensi DO :
-klien tampak
Vasokontriksi pada meringis
pembuluh darah ke otak -Skala nyeri : 5
TD: 150/100
Peningkatan tekanan
vaskuler serebral

Merangsang pengeluaran
zat histamine

Peningkatan tekanan
intrakarnial

Nyeri kepala
2 Ketidakseimbangan nutrisi Usia, stress DS :
kurang dari kebutuhan -keluarga
tubuh Perubahan struktur dan mengatakan klien
fungsional sistem pada mual dan muntah
pembuluh darah -klien mengatakan
tidak nafsu makan
Gaya regang pembuluh DO :
darah menurun -makan klien tidak
habis
Aorta dan arteri berkurang -Nadi : 70x/menit
kemampuannya dalam -konjungtiva
mengakomodasi volume anemis
darah dipompa oleh jantung

Penurunan curah jantung


Peningkatan tekanan perifer

Hipertensi

Neurosensory

Mual dan muntah


Anoreksia
3 Intoleransi aktivitas Usia Stress Ds :
-Klien mengatakan
badan lemas
HT Do :
- Klien tampak
lemah
Penyumbatan pembuluh - Klien tampak
darah Bedrest
- ADL klien
dibantu oleh
Vasokontrisi keluarga
- Tidur klien 8-9
jam/hari
Gangguan sirkulasi otak

Afterload

Fatigue

Intolerensi aktivitas
9. Pathway Kasus

Faktor predisposisi: usia, merokok, jenis kelamin, stress, kurang olahraga, genetic,
alkohol, konsentrasi garam, obesitas

Kerusakan vaskuler pembuluh darah


(sistem peredaran darah dari jantung keseluruh tubuh)
Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Otak

COP menurun Resistensi pembuluh darah otak meningkat afterload

Suplai O2 ke otak menurun Peningkatan tekanan intrakarnial fatigue

MK: Perfusi jaringan Nyeri kepala oksipital MK:Intoleransi aktivitas

serebral tidak efektif MK:Nyeri

10. Perumusan Diagnosa


1) Gangguan rasa nyaman nyeri b.d perubahan tekanan darah
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan
11. Penentuan Kriteria Hasil
1. Diagnose 1 :Setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam nyeri teratasi dengan
kriteria hasil :
- Mampu mengontrol nyeri
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
2. Diagnose 2 : Setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam nutrisi terpenuhi dengan
kriteria hasil :
- Adanya peningkatan berat badan sesuai tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
3. Diagnose 3: Setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam pasien bertoleransi
terhadap aktivitas dengan kriteria hasil :
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningfkatan tekanan darah,
nadi dan RR
- Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADL) secara mandiri keseimbangan
aktivitas dan istirahat
- Tanda vital dalam rentang normal

12. Perumusan Intervensi Keperawatan

Nama : Ny.Aminah No : 322276 R : 1.7 Dx Medis : HT Urgency + Chepalgia


No Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasionalisasi
Hasil
1 Setelah dilakukan askep 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk menentukan
selama 3 x 24 jam nyeri nyeri secara terapi yang cocok dan
teratasi dengan kriteria komperehensif keefektifan dari terapi
hasil : termasuk lokasi, 2. Meminimalkan nyeri
- Mampu mengontrol karakteristik, durasi, 3. Meminimalkan /
nyeri frekuensi, kualitas , meningkatkan
- Melaporkan bahwa dan faktor relaksasui
nyeri berkurang predisposisi 4. Untuk mengtahui
dengan menggunakan 2. Berikan tindakan keadaan umum
manajemen nyeri nonfarmakologis
- Mampu mengenali menggunakan
nyeri manajemen nyeri
- Menyatakan rasa 3. Tingkatkan istirahat
nyaman setelah nyeri 4. Monitoring tekanan
berkurang darah
- Tanda vital dalam
rentang normal
2 Setelah dilakukan askep 1. Makanan 1. Agar kebutuhan nutrisi
selama 3 x 24 jam mengandung tinggi pasien terpenuhi
nutrisi terpenuhi dengan serat untuk mencegah 2. Untuk mengetahui
kriteria hasil : konstipasi status nutrisi pasien
- Adanya peningkatan 2. Berikan makanan sehingga dapat
berat badan sesuai yang sudah menentukan intervensi
tujuan dikonsultasikan 3. Berat badan normal
- Berat badan ideal dengan gizi dapat memantau
sesuai dengan tinggi 3. Monitor adanya peningkatan/penurunan
badan penurunan berat berat badan
- Tidak ada tanda-tanda badan 4. Kekurangan cairan
malnutrisi 4. Monitor tugor kulit dapat diidentifikasi
- Menunjukkan 5. Monitor mual dan dengan penurunan
peningkatan fungsi muntah turgor kulit
pengecapan dari 6. Monitor intake nutrisi 5. Mual dan muntah
menelan mempengaruhi
- Tidak terjadi pemenuhan nutrisi
penurunan berat 6. Untuk mengetahui
badan yang berarti faktor penyebab
ketidakseimbangan
nutrisi
3 Setelah dilakukan askep 1. Observasi adanya 1. Melatih kekuatan dan
selama 3 x 24 jam pembatasan klien irama jantung selama
pasien bertoleransi dalam melakukkan aktivitas
terhadap aktivitas aktivitas 2. Memudahkan klien
dengan kriteria hasil : 2. Monitor pasien akan untuk mengenali
- Berpartisipasi dalam adanya kelelahan kelelahan dan waktu
aktivitas fisik tanpa fisik dan emosi secara untuk istirahat
disertai peningfkatan berlebihan 3. Kurang tidur dan
tekanan darah, nadi 3. Monitor pola tidur kesulitan selama tidur
dan RR dan lamanya tidur dapat mempengaruhi
- Mampu melakukan 4. Bantu untuk tingkat aktivitas pasien
aktivitas sehari hari mendapatkan alat 4. Alat bantu
(ADL) secara mandiri bantuan aktivitas meningkatkan
keseimbangan seperti kursi roda mobilitas pasien
aktivitas dan istirahat dengan membantunya
mengatasi keterbatasan

13. Dokumentasi Implementasi


Hari/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Paraf dan
Tangga/J Keperawatan Nama
am
Rabu/28. 1. Gangguan rasa - Monitoring TTV
02.2018/1 nyaman nyeri b.d - Tingkatkan istirahat
0.35 perubahan - Ajarkan manajemen nyeri
tekanan darah - Ajarkan kompres hangat
- Anjurkan istirahat

2. Ketidakseimbang - Atur posisi fowler selama


an nutrisi kurang makan
dari kebutuhan - Anjurkan banyak minum
tubuh - Makanan mengandung tinggi
serat
- Berikan makanan lunak rendah
gula
- Monitor mual dan muntah

3. Intoleransi - Batasan aktivitas


aktivitas b.d - Monitor pasien akan adanya
ketidakseimbang kelelahan fisik dan emosi secara
an suplai oksigen berlebihan
dengan - Monitor pola tidur dan lamanya
kebutuhan tidur
- Bantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda
Kamis/01 1. Gangguan rasa - Monitoring TTV
.03.2018/ nyaman nyeri b.d - Tingkatkan istirahat
21.00s perubahan - Ajarkan manajemen nyeri
tekanan darah - Ajarkan kompres hangat

2. Ketidakseimbang - Atur posisi fowler selama makan


an nutrisi kurang - Anjurkan banyak minum
dari kebutuhan - Makanan mengandung tinggi
tubuh serat
- Berikan makanan biasa rendah
gula rendah kholesterol

3. Intoleransi
aktivitas b.d
ketidakseimbang
an suplai oksigen
dengan
kebutuhan
Jum’at/02 1. Gangguan rasa - Monitor TTV
.03.2018/ nyaman nyeri b.d - Tingkatkan istirahat
21.00 perubahan - Lakukan manajemen nyeri
tekanan darah

2. Ketidakseimbang - Atur posisi fowler selama makan


an nutrisi kurang - Anjurkan banyak minum
dari kebutuhan - Makanan mengandung tinggi
tubuh serat

3. Intoleransi
aktivitas b.d
ketidakseimbang
an suplai oksigen
dengan
kebutuhan
BAB 4
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan makalah mengenai asuhan keperawatan pada Ny.A dengan


hipertensi di RSUD Achmad Mochtar pada tanggal melalui pendekatan studi kasus
didapatkan kesenjangan teori dan kenyataan dilapangan, pembahasan dibahas melalui
langkah-langkah keperawatan sebagai berikut:

A. Pengkajian
Pada waktu pengkajian kenyataannya lebih mudah melaksanakan pengkajian secara
head to toe dari pada melakukan pengkajian persistem. Pada saat mengkaji riwayat
kesehatan klien, klien cukup kooperatif dalam memberikan berbagai informasi yang
dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa. Disamping itu dukungan dari penulis dan perawat
serta petugas yang bekerja di RSUD Achmad Mochtar dikatakan baik dalam memberikan
perawatan kepada Ny.A .
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Nanda NIC-NOC tahun 2015 tentang hipertensi adalah
sebagai berikut :
a. Perfusi jaringan serebral tidak efektif b.d gangguan transport O2
b. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d perubahan tekanan darah
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
d. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan

Setelah dilakukan pengkajian dan diperoleh data maka diagnose yang muncul dari
masalah ini adalah sebagai berikut:

1. Gangguang rasa nyaman nyeri b.d perubahan tekanan darah


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan
C. Perencanaan
Perencanaan penulis dalam tahap perencanaan adalah sesuai teori Nanda NIC-NOC
D. Implementasi
Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap ini penulis
melaksanakan asauhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Banyak faktor yang mendukung terlaksanaanya implementasi keperawatan
diantaranya :
- Peran keluarga yang mendukung
- Tersedianya alat-alat
- Adanya bimbingan dari perawat poliklinik
- Adanya peran dokter yang menentukan diagnose medic
E. Evaluasi
Dari hasil diagnosa didapatkan ternyata ada kesenjangan antara diagnosa teori dan
diagnosa yang ada dilapangan.
BAB 6
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang penulis laksanakan pada Ny.A
dengan gangguan kardiovaskuler: hipertensi di RSUD Achmad Mochtar diperoleh
kesimpulan bahwa dalam proses asuhan keperawatan dengan gangguan sistem
kardiovaskuler: hipertensi dibutuhkan suatu koordinasi yang tepat serta menunjang
kearah tercapainya tujuan. Salah satu koordinasi ini merupakan bentuk kerjasama tim
antara perawat, dokter, dan petugas RSUD Achmad Mochtar demi peningkatan status
kesehatan klien.
6.2 Saran
1. Untuk klien dan keluarga
a. Diharapkan klien mau memotivasi diri nya sendiri untuk pola hidup yang menuju
kearah terulang nya hipertensi, misalnya: hindari konsumsi garam berlebih,
hindari stress, jagan banyak pikiran, dan olahraga teratur. Anjurkan untuk mencek
status kesehatan ketempat pelayanan kesehatan terdekat.
b. Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klie demi peningkatan
status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada terhadap resiko pada
keluarga klien sendiri.
2. Untuk mahasiswa
a. Diharapkan lebih mempersiapkan diri baik dari segi teori, skill, maupun mental
dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi
peningkatan status kesehtan klien
b. Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan melihat
aspek bio,psiko,sosio,spiritual
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
Hardi, Amin. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC-NOC Ed.Rev.Jilid 2. Jogjakarta: Medication
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Lemone, Priscilla. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai