Anda di halaman 1dari 15

 Masalah  Skala

Artritis Gout merupakan penyakit Prevalensi asam urat di Indonesia


peradangan sendi yang dipengaruhi terjadi pada usia di bawah 34 tahun
oleh asupan makanan yang tinggi sebesar 32% . Menurut data Dinas
purin. Dari waktu ke waktu jumlah Kesehatan kabupaten Bondowoso
penderita Artritis Gout cenderung pada tahun 2016, Jumlah penduduk
meningkat. Prevalensi asam urat di kabupaten Bondowoso mencapai
cenderung memasuki usia semakin 761.207 orang. Sedangkan penderita
muda yaitu usia produktif yang gout di kabupaten Bondowoso
nantinya berdampak pada mencapai 4104 penderita, dengan
penurunan produktivitas kerja . Asam jumlah 1.882 laki-laki, dan 2.222
urat merupakan sebutan orang awan perempuan. Puskesmas Tenggarang
untuk rematik pirai (gout artritis). Selain merupakan Puskesmas paling banyak
osteoartritis, asam urat merupakan jumlah kunjungan yang mencapai
jenis rematik artikuler terbanyak yang 41.481 dalam tahun 2016. Dari data
menyerang penduduk indonesia Puskesmas Tenggarang masyarakat
yang menderita gout 43 orang dalam
tahun 2016 yang terdapat di desa
lojajar.
 Kronologi
Artritis Gout yang populer sebagai
penyakit asam urat ini, bila
keabnormalan asam urat yang telah
lanjut dan parah bisa menyebabkan
penderitanya mengalami nyeri yang
hebat pada sendinya. Penimbunan  Solusi
asam urat ini terjadi karena Secara umum penanganan Artritis
Gout adalah memberikan edukasi,
banyaknya seseorang pengaturan diet, istirahat sendi dan
mengkomsumsi makanan yang pengobatan. Pengobatan dilakukan
mengandung purin dan kurang dini agar tidak terjadi kerusakan sendi
minum ataupun komplikasi lain.
Faktor risiko yang menyebabkan
orang terserang penyakit asam
urat adalah usia, asupan senyawa
purin berlebihan, konsumsi alkohol
berlebih, kegemukan (obesitas),
kurangnya aktivitas fisik, hipertensi
dan penyakit jantung, obat-obatan
tertentu (terutama diuretika) dan
gangguan fungsi ginjal.
 Pengertian  Etiologi
Penyakit Artritis Gout adalah a) adanya gangguan
salah satu tipe dari arthristis metabolisme purin bawaan
(rematik) yang disebabkan terlalu b) kelainan pembawa sifat atau
banyaknya atau tidak normalnya gen
kadar asam urat di dalam tubuh c) kelebihan mengkomsumsi
karena tubuh tidak bisa makan berkadar purin tinggi
mengsekresikan asam urat secara seperti: daging, jeroan,
normal/seimbang kepiting, kerang, keju, kacang
tanah, bayam, bucis.
d) penyakit seperti: leukemia
(kanker sel darah putih),
kemoterapi, ra- dioterapi
e) ras dan kegemukan / obesitas.
f) Makanan yang banyak
mengandung purin
 Biasanya terdapat pembengkakan,
kemerahan, nyeri tekan local, dan sendi
tidak dapat digerakkan. Pembengkakan
dan kemerahan paling menonjol. Nyeri
hebet sekali sehingga penderita tidak
tahan pakai kaos kaki
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
24 Agustus – 31 Agustus 2017 di rumah
keluarga Tn. M yang beralamat Desa
Lojajar RT 04 RW 02 Kecamatan
Tenggarang Kabupaten Bondowoso
selama 4x kunjungan dalam 1 minggu.
4.1.2.1 Identitas peneliti

Nama Tenggarang No. Register -


Puskesmas
Nama Perawat Muhammad Tanggal 24 Agustus
Rofi Pengkajian 2017
4.1.2.2. Data keluarga
Nama Kepala Muhammad Bahasa sehari-hari Madura
Keluarga
Alamat Rumah & Lojajar RT 4/ RW 2 Yankes terdekat, 17 m (polindes)
Telp Jarak 5,7 Km
(puskesmas)
Pekerjaan Pedagang Alat transportasi Sepeda motor
Agama & Suku Islam / Madura Status Kelas Sosial Menengah
kebawah
Data anggota keluarga
N Nama Hub Umur JK Suku Pendidikan Pekerja Status Gizi (TB, TTV Status
o ung (jamina Terakhir an Saat BB, BMI) (TD, N, S, P) Imuni
an n Ini sasi
dgn kesehat Dasar
KK a)
1 Muhammad KK 70 th KIS Madur Tidak tamat SD Pedaga TB: 160 cm TD: -
a ng BB: 60 kg 180/90mmh
BMI: 23,44 kg g
N: 80
x/menit
S: 36,5oC
P: 20
x/menit
2 Suparti Istri 68 th KIS Madur Tidak tamat SD Pedaga TB: 155 cm TD: 150/80
a ng BB: 53 kg mmhg
BMI: N: 90
21,2 kg x/menit
S: 36,5oC
P: 20
x/menit
Asam Urat:
5,8 mg/dl
Pola Koping Keluarga

Mekanisme koping Efektif Tidak Efektif 


Stressor yg dihadapi Ny. S mengatakan “ semenjak anak saya
keluarga menikah, saya tidak bisa menjaga
kesehatan lagi. Saya sering pegal-pegal
dan linu-linu di jari tangan dan jari kaki, di
pergelangan tangan dan pergelangan kaki,
dan juga di pinggul. Saat sakit, saya harus
menunggu anak-anak saya datang bekerja
untuk ke rumah sakit (puskesmas). Saya
khawatir jika pada saat umroh nanti saya
akan mengalami gangguan kesehatan,
saya ingin diberi kesehatan dan kelancaran
pada saat umroh nanti”.
Data penunjang keluarga
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Type rumah : permanen/semi permanen* Ya/ Tidak*
Lantai : tanah/plester/keramik,lainnya…. persalinan ditolong oleh petugas pelayanan kesehatan
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa*  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak*
 Ventilasi :  jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak* Ya/ Tidak*
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* keluarga terdapat posyandu setiap bulannya oleh petugas puskesmas
mengatakan jika jendela tidak dibuka, maka  Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
rumah akan terasa pengap. Ya/ Tidak*
PencahayaanRumah : air tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, keluarga suka meminum kopi
Baik/ Tidak*  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
 Saluran Buang Limbah : Ya/ Tidak*
Tertutup/terbuka* keluarga memiliki kamar mandi dan WC pribadi
Saluran air limbah terbuka  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Air Bersih : Ya/ Tidak*
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*, keluarga terbiasa mencuci tangan sebelum makan
Kualitas air : Bersih  Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya:
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/ Tidak*
Kepemilikan jamban : ya/tidak* Keluarga mempunyai tempat sampah”.
Jenis jamban : leher angsa/cemplung*  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Jarak septic tank dengan sumber air : ±10m ya/tidak
 Tempat Sampah: Rumah terlihat bersih dan terawat
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak*  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Jenis : Tertutup/Terbuka * Ya/ Tidak*
Keluarga mengatakan tempat sampahnya keluarga sering mengkonsumsi lauk seperti, tempe, tahu, kacang panjang, jeroan, ikan laut, dan daging
selalu ditutup agar tidak banyak lalat  Menggunakan jamban sehat :
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Ya/ Tidak*
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak * keluarga memiliki kamar mandi dan WC pribadi
Hanya ada dua orang dalam rumah.  Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
Keluarga mengatakan “saya tidak mampu membersihkan rumah sendiri dan rutin, kalau sudah hampir hari raya anak-anak
saya yang membersihkan)
 Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
klien mengkonsumsi barang dagangannya seperti pisang, tape, dan sayuran lainnya
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak*
keluarga mengatakan, “saya tidak bisa bekerja berat, berjalan jauh. Karena saya sering merasa pegal dan linu linu”.
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak*
Kepala keluarga merokok didalam rumah
□Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
Tidak ada anggota keluarga yang mengkonsumsi alcohol, kepala keluarga adalah perokok aktif, dan merokok di dalam
ruangan
Analisa data

No Tanggal Data Masalah

1 24 agustus Ds : Perilaku kesehatan cenderung beresiko

2017  Ny. S mengatakan “ semenjak anak saya menikah, saya


tidak bisa menjaga kesehatan lagi. Saya sering pegal-
pegal dan linu-linu di jari tangan dan jari kaki, di
pergelangan tangan dan pergelangan kaki, dan juga di
pinggul. Saat sakit, saya harus menunggu anak-anak saya
datang bekerja untuk ke rumah sakit (puskesmas). Saya
khawatir jika pada saat umroh nanti saya akan mengalami
gangguan kesehatan, saya ingin diberi kesehatan dan
kelancaran pada saat umroh nanti”.
 Keluarga mengatakan keluarga sering mengkonsumsi lauk
seperti, tempe, tahu, kacang panjang, jeroan, ikan laut,
dan daging
Do :
Klien tampak meringis saat ingin menunjukkan lokasi yang sering
mengalami nyeri.
keluarga tidak mengetahui penyebab masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya.
Kepala keluarga terlihat merokok di dalam ruangan.
 Tn. M
TD: 180/90mmhg
N: 80 x/menit
S: 36,5ºC
P: 20 x/menit
 Ny. S
TD: 150/80 mmhg
N: 90 x/menit
S: 36,5ºC
P: 20 x/menit
Asam Urat: 5,8 mg/dl
Intervensi keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan Evaluasi Intervensi
TUM TUK Kriteria Standar
Perilaku Kesehatan Setelah memberikan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Respon Verbal - Mampu menjelaskan upaya yang 1. Identifikasi faktor internal atau eksternal
yang dapat meningkatkan atau
Cenderung Beresiko asuhan keperawatan selama 4x kunjungan dalam seminggu, mungkin dilakukan untuk
mengurangi motivasi untuk berperilaku
diharapkan keluarga dan diharapkan keluarga dapat: mencegah kekambuhan sehat
klien mampu menghadapi - Menunjukkan kesadaran bahwa - Mampu menjelaskan gaya hidup 2. Tentukan pengetahuan kesehatan dan
gaya hidup perilaku saat ini pada
masalah dalam keluarga berperilaku sehat membutuhkan usaha perilaku sehat ( misalanya,
keluarga
dan dapat mengelola – usaha dan keyakinan mampu mengetahui makanan yang 3. Tentukan motivasi klien terhadap
masalah secara efektif. mengatasinya. dianjurkan dan tidak dianjurkan perlunya perubahan perilaku
- Menyatakan dan menujukkan untuk penderita Arthritis Gout.) 4. Dukung untuk mengganti kebiasaan
yang tidak diinginkan dengan
pengetahuan terhadap tindakan - Mampu menjelaskan manfaaat kebiasaan yang diinginkan
perlindungan kesehatan (misalnya, fasilitas kesehatan dan 5. Fasilitasi keterlibatan keluarga dalam
penyebab dan tanda gejala Arthritis memodifikasi perilaku yang tidak proses modifikasi perilaku, dengan cara
yang tepat
Gout serta pencegahannya) diinginkan menjadi perilaku yang
6. Tawarkan penguatan positif dalam
- Menjelaskan tentang manfaat fasilitas diinginkan pembuatan keputusan mandiri klien
kesehatan. 7. Tentukan perubahan perilaku dengan
membandingkan perilaku dasar
- Mencari informasi tentang
sebelumnya dibandingkan dengan
kesehatannya dan tentang fasilitas perilaku setelah intervensi
kesehatan yang ada.

Implementasi keperawatan
Diagnosa keperawatan Kunjungan ke 1 Kunjungan ke 2 Kunjungan ke 3 Kunjungan ke 4
Perilaku Kesehatan 11.00 1. Menjelaskan maksud dan tujuan. 11.0 1. Menjelaskan maksud dan tujuan. 10.00 1. Menjelaskan maksud dan 11.00 1. Menjelaskan maksud dan
2. Mengukur tekanan darah, suhu, 2. Mengukur tekanan darah, suhu, nadi, tujuan. tujuan.
Cenderung Beresiko 0
nadi, pernafasan,dan kadan pernafasan. 2. Mengukur tekanan darah, 2. Mengukur tekanan darah,
asam urat dalam darah. 3. Memberikan pengetahuan kesehatan suhu, nadi, pernafasan. suhu, nadi, pernafasan.
3. Mengidentifikasi faktor internal dan diet khusus untuk penderita 3. Memberikan motivasi klien 3. Menentukan
seperti motivasi klien terhadap Artrhitis Gout pada keluarga terhadap perlunya pengetahuan kesehatan
perilaku sehat atau eksternal 4. Memotivasi klien terhadap perlunya perubahan perilaku dengan tentang gaya hidup
seperti peran keluarga yang perubahan perilaku. memberikan informasi perilaku sehat dan
memotivasi klien untuk 5. Mendukung untuk mengurangi mengenai dampak dari manfaatnya.
berperilaku sehat. kebiasaan mengkonsumsi makanan Arthritis Gout jika tidak 4. Memberikan motivasi klien
4. Memberikan pengetahuan tinggi purin dan mengistirahatkan ditangani. terhadap pentingnya
kesehatan, gaya hidup perilaku sendi jika sakit. 4. Memfasilitasi keterlibatan perilaku sehat dan
saat ini dan dampaknya pada 6. Memberikan informasi kepada keluarga dalam proses manfaatnya.
keluarga keluarga dalam proses modifikasi modifikasi perilaku, dengan 5. Menentukan perubahan-
5. Mendukung untuk mengurangi perilaku, dengan cara yang tepat cara yang tepat perubahan perilaku
kebiasaan mengkonsumsi 7. Menawarkan penguatan positif dalam 5. Memberikan penguatan dengan membandingkan
makanan tinggi purin. pembuatan keputusan mandiri klien positif dalam pembuatan perilaku dasar
6. Memberikan leaflet tentang 8. Menentukan perubahan-perubahan keputusan mandiri klien sebelumnya
Arthritis gout kepada keluarga perilaku dengan membandingkan dibandingkan dengan
agar keluarga ikut serta perilaku dasar sebelumnya perilaku setelah intervensi
memodifikasi perilaku klien, dibandingkan dengan perilaku setelah
dengan cara yang tepat. intervensi
Evaluasi keperawatan
Evaluasi Kunjungan ke 1 Kunjungan ke 2 Kunjungan ke 3 Kunjungan ke 4
Diagnosa 1 Knowledge: Knowledge: Knowledge: Knowledge:
- Tn. M dan Ny. S menyebutkan - Klien mampu - Ny. S mampu - Ny. S mampu
masalah kesehatan yang sering menyebutkan perilaku- menyebutkan perilaku menyebutkan perilaku
dialaminya. perilaku dan gaya hidup sehat dan terapi pada sehat dan terapi pada
- Klien menyebutkan perilakunya yang beresiko masalah kesehatan masalah kesehatan
yang beresiko memperparah masalah yang dialaminya. yang dialaminya.
- Tn.M dan Ny. S baru mengetahui kesehatannya. - Ny. S mampu - Keluarga mampu
mengenai masalah kesehatan yang - Ny. S mampu menyebutkan menyebutkan
dialami Ny. S. menyebutkan makanan pentingnya perilaku dan pentingnya perilaku dan
yang dapat gaya hidup sehat. gaya hidup sehat.
Afektif: menyebabkan - Keluarga mampu
- Tn. M dan Ny. S mengatakan “saya gout/asam urat. Afektif: menyebutkan cara
baru tahu tentang penyakit saya ini, - Ny. S mengatakan “ untuk merubah perilaku
dan tentang gejala-gejala yang Afektif: saya mengerti tentang klien.
dialami saya. - Klien mengatakan “saya penyakit asam urat dan Afektif:
berminat untuk mengetahui - Ny. S mengatakan “
Psikomotor: mengubah perilaku penyebabnya dan saya mengerti tentang
- klien tampak senang atas untuk menjadi lebih terapinya”. penyakit asam urat dan
kedatangan perawat. sehat”. saya mengetahui,
- Ny. S tampak antusias saat diberikan Psikomotor: makanan yang harus
informasi tentang masalah Psikomotor: - Keluarga tampak saya hindari, dan terapi
kesehatan yang sering dialami Ny. S. - Ny. S tampak termotivasi memotivasi Ny. S untuk yang harus saya lakukan
untuk merubah perilaku merubah perilaku yang ”.
yang beresiko menjadi beresiko menjadi
perilaku sehat. perilaku sehat. Psikomotor:
Keluarga tampak memfasilitasi
Ny. S untuk merubah perilaku
yang beresiko menjadi perilaku
sehat.
 Kesimpulan
Dalam merencanakan tindakan keperawatan pada prinsipnya tidak mengalami
perbedaan antara teori dan kasus nyata. Dalam mengevaluasi hasil dari
pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan kriteria standart yang telah
ditetapkan pada perencanaan. Diagnosa keperawatan perilaku kesehatan
cenderung beresiko pada kasus nyata teratasi sebagian pada tanggal 31
Agustus 2017. Dengan kesimpulan masalah yang dialami klien dengan Arthritis
Gout pada keluarga Tn. M pada kasus nyata dapat teratasi sebagian

 Saran
Arthritis Gout merupakan penyakit yang mudah terjadi kekambuhan sehingga
perlu melibatkan keluarga dalam melakukan perawatan dengan jalan
meningkatkan pengetahuan kelurga dalam mengetahui gejala dini Arthritis
Gout. Pemanfaatan puskesmas, untuk pemeriksaan kesehatanya, memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam perawatan klien dengan
Arthritis Gout pada keluarga. Menghindari konsumsi makanan yang
mengandung purin tinggi maka perkembangan kesehatan klien dapat dikontrol
secara terus – menerus, pengobatan klien dapat dilaksanakan secara sesuai
perkembangan kesehatan klien sehingga akan mengurangi resiko
kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai