Anda di halaman 1dari 202

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY B YANG

MENGALAMI GOUT ARTRITIS DENGAN DEFISIENSI


PENGETAHUAN DI DESA LOJAJAR RT 4 RW 2
KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN
BONDOWOSO TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

Oleh :

Meri Juliyawati

NIM : 14.03714.0803

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2017

1
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY B YANG
MENGALAMI GOUT ARTRITIS DENGAN DEFISIENSI
PENGETAHUAN DI DESA LOJAJAR RT 4 RW 2
KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN
BONDOWOSO TAHUN 2017

KaryaTulisIlmiah

:StudiKasusdisusunsebagaiSyaratUntukMenyelesaikanPendidikanAhliMadyaKepera

watan

Oleh :

Meri Juliyawati

NIM : 14.03714.0803

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO

2
2017

3
SURAT PERNYATAAN

Denganinisaya,

NamaMahasiswa : Meri Juliyawati

NIM : 14.03714.0803

MenyatakanbahwaKaryaTulisIlmiahsayaberjudul :

“Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami Gout Artritis

Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan

Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017”

1. Disusunolehsayasendiri

2. Tidakmemuatkaryatulisoranglainbaiksebagianmaupunkeseluruhan, kecuali

yang secaratertulisdiacudalamkaryatulisilmiahinidandisebutkandalamrefrensi.

Demikianpernyataaninisayabuatdalamkeadaansadardantanpatekanandarisiapapun.

Jikahariterbuktiadanyapelanggaranataspernyataantersebutdiatas,

makasayabersediamendapatkansanksiakademis.

Bondowoso, 23 September 2017


Yang menyatakan

Meri Juliyawati
Mengetahui,
Pembimbing

Ns. Rismawan Adi Yunanto, M.Kep


LEMBAR PERSETUJUAN

3
KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :Meri Juliyawati


NIM :14.03714.0803

Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang

Mengalami Gout Artritis Dengan Defisiensi Pengetahuan di

Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang Kabupaten

Bondowoso Tahun 2017

Telahdisetujuipadatanggal : 23 September 2017

Oleh :

Pembimbing

Ns. Rismawan Adi Yunanto, M.Kep

Mengetahui,

Ketua Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

YuanaDwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 07-0708-7501

LEMBAR PENGESAHAN

4
KARYA TULIS ILMIAH

Telahdipertahankandidepan Tim PengujiSidang KTI

PadaTanggal 23 September 2017

Mengesahkan

Tim Penguji

TandaTangan

Penguji I Damon Wicaksi, SST. M.Kes (………………………….)


NIDN.07-1805-7505

Penguji II Alwan Revai, S.Kep, Ns (………………………….)

Penguji II Ns. Rismawan Adi Yunanto, M.Kep


(………………………….)

Mengetahui,

KetuaProdi DIII KeperawatanUniversitasBondowoso

YuanaDwi Agustin, SKM, M.Kes


NIDN. 07-0708-7501

MOTTO

5
Tak di inginkan, tak dicintai, tak diperhatikan, di lupakan orang, itu

merupakan derita kelaparan yang hebat, kemiskinan yang lebih

besar daripada orang yang tak bisa makan.

Kita harus saling merasakan hal itu.

(Mother’s Theresa)

6
Karya ilmiah ini kutujukan kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta,

Serta adik-adik tersayang

7
ABSTRACT

Juliyawati, M. 2017. Family Nursing Care Experienced Uric Acid With Lack
Of Knowledge About Diseases In The Village Lojajar Rt 4 Rw 2 Sub
Tenggarang Bondowoso. The Scientific Paper. DIII Of Nursing Studies
Program Univerciti Of Bondowoso.

Low level of public knowledge about gout and how diet for people with uric
acid, lack of public awareness to check health to health officer around. By giving
health promotion a person can provide information that was previously unknown.
This study aims to improve public health in families who experience gout with
lack of knowledge.
Carry out care to the family Ny B who experienced uric acid with a lacknof
knowledge in the village lojajar RT 4 RW 2 Tenggarang district Bondowoso,
2017.
The method used is case study. The term limits on case studies are
statements that explain key terms that are the focus of case studies. Participants in
the preparation of case studies are one family with knowledge deficiency. The
location for research is in Lojajar village RT 4 RW 2 Tenggarang Subdistrict,
Bondowoso. Time for case study is 7 days.
Results in families with lack of knowledge about the diasease during the
seven day vicit indicates the family is willing to be given a health education about
uric acid and the family can improve health that with health education
Problem can be resolved for seven day after given have understood about
gout and use health care around to improve health

Keyword : Uric Acid, health promotion, familiy nursing care

8
ABSTRAK

Juliyawati, M. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga Yang Mengalami Asam


Urat Dengan Kurangnya Pengetahun Tentang Penyakit di Desa
Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso
Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso.

Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit asam urat dan


bagaimana diet bagi penderita asam urat, kurangnya kesadaran masyarakat untuk
memperiksakan kesehatan ke petugas kesehatan sekitar. Dengan pemberian
promosi kesehatan seseorang dapat memberikan informasi yang sebelumnya tidak
diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
pada keluarga yang mengalami asam urat dengan kurangnya pngetahuan.

Melaksanakan asuhan pada keluarga Pada Ny B yang mengalami Asam Urat


Dengan Kurangnya Pengetahun Tentang Penyakit di Desa Lojajar Rt 4 RW 2
Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

Metode yang digunakan adalah studi kasus. Batasan istilah pada studi kasus
adalah pernyataan yang menjelaskan istilah kunci yang menjadi fokus studi kasus.
Partisipan dalam penyusunan studi kasus adalah satu keluarga dengan defisiensi
pengetahuan. Lokasi untuk penelitian yaitu di desa Lojajar RT 4 RW 2 Kecamatan
Tenggarang, Bondowoso. Waktu untuk studi kasus yaitu 7 hari.

Hasil penelitian pada keluarga dengan kurangnya pengethuan tentang


penyakit selama tujuh hari kunjungan menunjukkan keluarga mau diberikan
pendidikan kesehatan tentang asam urat, dan keluarga bisa meningkatkan
kesehatannya. Dengan pendidikan kesehatan masalah dapat teratasi selama tujuh
hari.

Setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga, keluarga Ny B telah


mengerti tentang asam urat dan menggunakan pelayanan kesehatan sekitar untuk
meningkatkan kesehatan.

Kata kunci : asam urat, pendidikan kesehatan, keperawatan keluarga

9
DAFTAR ISI

HALAMANSAMPUL.......................................................................................i
HALAMANJUDUL..........................................................................................ii
HALAMANPERNYATAAN.............................................................................iii
HALAMANPERSETUJUAN...........................................................................iv
HALAMANPENGESAHAN............................................................................v
MOTTO.............................................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................vii
ABSTRACT.......................................................................................................viii
HALAMANDAFTAR ISI.................................................................................x
HALAMAN KATA PENGANTAR..................................................................ix
HALAMANDAFTARTABEL..........................................................................xv
HAMALANDAFTARGAMBAR.....................................................................xvii
HALAMANDAFTARLAMPIRAN...............................................................xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3
1.3 BatasanMasalah.....................................................................................3
1.4TujuanPenulisan......................................................................................3
1.4.1 TujuanUmum...............................................................................3
1.4.2 TujuanKhusus..............................................................................4
1.5ManfaatPenulisan....................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LandasanTeori
2.1.1 PengertianAsam Urat..........................................................................7
2.1.2 EtiologiAsam Urat.......................................................................8
2.1.3 PatofisiologiAsam Urat................................................................8
2.1.4 GambaranKlinisAsam Urat..........................................................10
2.1.6 PenatalaksanaanAsam Urat.........................................................13
2.1.6 Senam Ergonomis........................................................................14
2.1.6.1 Pengertian Senam Ergonomis............................................14
2.1.6.2Tujuan dan Manfaat Senam Ergonomis..............................14

10
2.1.6.3 Langkah-Langkah Senam Ergonomis.................................14

2.1.7 KomplikasiAsam Urat.................................................................19


2.2 Definisi Keluarga....................................................................................20
2.2.1Tipe-Tipe Keluarga.......................................................................22
2.2.2 Struktur Keluarga........................................................................27
2.2.3 Peran Dan Fungsi Keluarga.........................................................28
2.2.4 Tahap Perkembangan Keluarga...................................................30
2.2.5 Tugas Perkembangan Keluarga Dan Tugas Kesehatan Keluarga34
2.3 Asuhan Keperawatan..............................................................................36
2.3.1 Pengkajian....................................................................................36
2.3.2 Diagnosa......................................................................................43
2.3.4 Skoring Data................................................................................45
2.3.5Intervensi.......................................................................................46
BAB 3 METODE PENULISAN
3.1 Desain.....................................................................................................49
3.2 BatasanIstilah.........................................................................................49
3.3 Partisipan................................................................................................50
3.4 LokasiDanWaktu....................................................................................51
3.5 Pengumpulan Data.................................................................................51
3.6 UjiKeabsahan Data................................................................................51
3.7 Analisa data............................................................................................52
3.8 EtikaPenulisan........................................................................................53
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Gambaran Lokasi Pengambilan Data......................................................55
4.1.1Identitas Umum Keluarga...........................................................55
4.1.2 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga............................59
4.1.3 Pengkajian Lingkungan..............................................................60
4.1.4 Struktur Keluarga......................................................................62
4.1.5 Fungsi Keluarga.........................................................................63
4.1.6 Stress Dan Koping Keluarga.....................................................65
4.1.7 Keadaan Gizi Keluarga..............................................................65
4.1.8 Pemeriksaan Fisik......................................................................65

11
4.1.9 Harapan Keluarga......................................................................66
4.1.10 Analisa Data...............................................................................68
4.1.11 Scoring/Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga........................69
4.1.12 Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas .................................69
4.1.13 Intervensi Keperawatan...............................................................71
4.1.14 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan..............................73
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian.................................................................................86
4.2.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................91
4.2.3 Intervensi...................................................................................92
4.2.4 Implementasi.............................................................................94
4.2.5 Evaluasi.....................................................................................99
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................103
5.2 Saran...............................................................................................104
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................105
Lampiran.............................................................................................................107

12
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehairat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi di program D

III Keperawatan Universitas Bondowoso.

PenulisanKaryaTulisIlmiahinitidaklepasdaribantuandanbimbingandariberba

gaipihaksecaralangsungmaupuntidaklangsung.Padakesempataniniucapkanterimak

asih yang sedalam-dalamnyakamisampaikankepada :

1. YuanaDwi Agustin, SKM, M.Kes, selakuKetuaProdi DIII

KeperawatanUniversitasBondowoso yang telahmemberikanijinpenelitian.

2. Ns. Rismawan Adi Yunanto, M.Kep, selakupembimbing yang

telahmemberikanbimbingandanarahandalampenyusunanpenelitiankami.

3. Dosen ProdiDIII KeperawatanUniversitasBondowoso yang telah memberikan

dukungan dalam penelitian KaryaTulisIlmiahini.

4. Dr. Setio Kusworo selaku kepala Puskesmas Tenggarang yang

telahmemberikanijinpenelitian.

5. Bambang Supriyanto, SH selaku Kepala Desa Lojajar yang telah memberikan

ijin serta dukungan dalam penelitian KaryaTulisIlmiahini.

6. Keluarga Ny B terimakasih atas waktu dan kesempatannya sehingga

terselesainya KaryaTulisIlmiahini.

7. Berbagaipihak yang tidakdapatkamisebutkansatupersatu yang

telahbanyakmembantuhinggaterselesainnyaKaryaTulisIlmiahini.

13
BesarharapankamisemogaKaryaTulisIlmiahinibergunabagipenulisselanjutny

adanjugadiharapkanmampumemberikankontribusibagikemajuanilmukeperawatan.

Namun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini masih jauh

dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan yang membangun sangat

kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Penyusun

Meri Juliyawati
14.03714.0803

DAFTAR TABEL

Lampiran Halaman

14
2.1 Patofisiologi.................................................................................................11

2.2 Data Umum..................................................................................................36

2.3 Riwayat Keluarga.........................................................................................37

2.4 Data Lingkungan..........................................................................................38

2.5 Kemandirian Keluarga.................................................................................40

2.6 Skala Baylon Dan Maglaya..........................................................................42

2.7 Perhitungan Skor..........................................................................................46

2.8 Daftar intervensi...........................................................................................47

4.1 Identitas Keluarga.........................................................................................47

4.2 Komposisi Keluarga......................................................................................56

4.3 Type Keluarga...............................................................................................56

4.4 Suku Bangsa..................................................................................................57

4.5 Agama Yang Di Anut.....................................................................................58

4.6 Status Sosial Ekonomi...................................................................................58

4.7 Aktivitas Rekreasi.........................................................................................58

4.8 Riwayat Dan Tahap Keluarga........................................................................59

4.9 Riwayat Kesehatan........................................................................................59

4.10 Karakteristik Rumah...................................................................................60

4.11 Struktur Keluarga........................................................................................62

4.12 Fungsi Keluarga..........................................................................................63

4.13 Stres Dan Koping........................................................................................64

4.14 Keadaan Gizi...............................................................................................65

4.15 Pemeriksaan Fisik.......................................................................................65

4.16 Harapan Keluarga........................................................................................65

15
4.17 Pemeriksaan Fisik.......................................................................................66

4.18 Kemandirian Keluarga................................................................................68

4.19 Analisa Data................................................................................................68

4.20 Diagnosa Keperawatan................................................................................69

4.21 Scoring Diagnosa Keperawatan..................................................................69

4.22 Intervensi.....................................................................................................71

4.23 Implementasi Dan Evaluasi.........................................................................73

DAFTAR GAMBAR

Lampiran Halaman

16
4.1 Genogram......................................................................................................56

4.2 Denah Rumah................................................................................................62

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

17
1. Dokumentasi Penelitian...............................................................................107

2. Informed Consent.........................................................................................108

3. SuratPengambilan Data................................................................................109

4. SuratBAKESBANGPOL.............................................................................110

5. SuratDinasKesehatanBondowoso................................................................111

6. Surat Puskesmas Tenggarang.......................................................................112

7. Surat Kepala Desa Lojajar...........................................................................113

8. RencanaKegiatanPenelitian.........................................................................114

9. LembarKonsultasi........................................................................................115

10. SOP Senam ergonomis.................................................................................116

11. SAP..............................................................................................................126

12. Angket( FormatAsuhanKeperawatan Keluarga)..........................................132

13. Leaflet Asam Urat........................................................................................133

18
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gout Artritismerupakan sekelompok kondisi inflamasi kronis yang

berhubungan dengan defek metabolisme purin secara genetik dan menyebabkan

hiperurisemia. Hiperurisemia merupakan peningkatan kadar asam urat di dalam

tubuh. Banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang apa itu asam urat,

penyebab dan cara penyembuhannya. Banyak masyarakat yang kurang pengetahuan

tentang asam urat karena berbagai faktor seperti pendidikan rendah, pelayanan

kesehatan yang jauh dari tempat tinggal, bahkan banyak yang sibuk bekerja dan tidak

sempat untuk periksa kesehatannya. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai

sumber informasi diantaranya melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan.

Pencegahan terhadap suatu penyakit akan lebih diperhatikan oleh seseorang yang

mempunyai pengetahuan. Pengetahuan menjadi salah satu hal yang sangat

berpengaruh terhadap perilaku kesehatan masyarakat. Perilaku yang didasari oleh

pengetahuan maka perilaku tersebut akan bertahan lama. Dari penjelasan di atas

menerangkan bahwa tingginya angka penyakit asam urat disebabkan karena

kurangnya informasi tentang penyakit dan cara penanganannya (Husnah, 2013).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013,prevalensi penyakit

sendi adalah 11,9% dan kecenderungan prevalensi penyakit Gout Arthritis (24,7%)

lebih rendah dibanding tahun 2007 (30,3%). Penyakit Gout Arthritis ternyata

19
20

memiliki peringkat yang patut diperhitungkan oleh masyara kat Indonesia. Indonesia

belum banyak publikasi epidemiologi tentang asam urat (Setiati, 2009).

Hasil studi pendahuluan oleh peneliti Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso

menunjukkan bahwa penyakit asam urat menduduki peringkat ke 15 dari 15 besar

penyakit terbanyak di Kabupaten Bondowoso. Data yang di peroleh di atas adalah

data jumlah kunjungan terbanyak di Puskesmas dari berbagai kecamatan di

Bondowoso. Data yang terbanyak kunjungannya adalah Puskesmas Tenggarang. Data

yang di peroleh dari Puskesmas tenggarang penyakit asam urat pada tahun 2016

mencapai 154 penderita. Data yang di peroleh tersebut adalah data hasil rekapan

tahun 2016 (Puskesmas Tenggarang, 2017).

Masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat pengertian

ini perlu di luruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh

Gout Arthritis. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium. Penyakit Gout

Arthritis yang terjadi pada masyarakat salah satunya karena kurang pengetahuan yang

tepat tentang pola makan yang menyebabkan penumpukan kadar asam urat serum.

Pengetahuan merupakan hasil tahu yang berasal dari proses pengindraan manusia

terhadap obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan tentang Gout Arthritis

pada penderita asam urat dilihat dari cara pengaturan makan yang rendah purin dan

senam ergonomis. Pengetahuan tentang diet rendah purin belum di lakukan karena

pengetahuan masyarakat yang minim sekali tentang diet untuk mengurangi asam urat,

sedangkan senam ergonomis merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik

pernafasan. Teknik pernafasan yang dilakukan secara sadar dan menggunakan


21

diafragma, memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang

penuh. Teknik pernafasan tersebut, mampu memberikan pijatan pada jantung akibat

dari naik turunya diafragma, membuka sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran

darah ke jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh. Sehingga memperlancar

pengangkutan sisa pembakaran seperti Gout Arthritis (Wahyuningsih, 2015)

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengambil penelitian tentang

“Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami Gout Artritis Dengan

Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso Tahun 2017”

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini di batasi pada “Asuhan Keperawatan Keluarga

Pada Ny B Yang Mengalami Gout Artritis Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa

Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017”

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami

Gout Artritis Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan

Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017?”

1.4 Tujuan Penelitian

14.1 Tujuan Umum :


22

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami

Gout Artritis Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan

Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017..

14.2 Tujuan Khusus :

1) Melakukan pengkajian keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami Gout

Artritis Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan

Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

2) Merumuskan diagnosa keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami Gout

Artritis Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan

Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

3) Menyusun intervensi keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami Gout Artritis

Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang

Kabupaten BondowosoTahun 2017.

4) Melakukan tindakan keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami Gout Artritis

Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

5) Melakukan evaluasi keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami Gout Artritis

Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis :


23

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu

keperawatan tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami

Gout Arthritis Dengan Defisiensi Pengetahun di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan

Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

1.5.2 Manfaat Praktis :

1) Manfaat bagi masyarakat :

Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya penderita asam urat,

mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet rendah purin, yang

dapat berpengaruh pada penurunan kadar asam urat di dalam tubuh. Informasi

tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat yang menderita asam urat agar lebih

patuh dalam menjalankan diet rendah purin.

2) Manfaat bagi institusi pendidikan :

Dengan adanya penelitian ini institusi pendidikan jadi lebih dikenal oleh

masyarakat serta mahasiswa selanjutnya dapat mengembangkan penelitian atau dapat

digunakan sebagai acuan penelitian.

3) Manfaat bagi peneliti :

Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

4) Manfaat bagi peneliti lain :

Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini supaya lebih lengkap lagi dan

lebih sempurna serta peneliti lain juga bias mengembangkan penelitian ini dengan
24

melakukan penelitian dimasa mendatang, sehingga mengetahui perkembangan dari

penyakit Gout Arthritis di masyarakat.


25

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Gout Artritis

Gout (pirai) merupakan kelainan metabolisme purin bawaan yang di tandai

dengan penimbunan kristal asam urat di sendi akibat adanya peningkatan kadar asam

urat serum. Hal ini menimbulkan artritis gout akut. Penyakit ini sering di temukan

pada laki-laki dengan rasio 20:1 dan gejalanya biasanya timbul pada usia dewasa

muda, dengan puncaknya setelah di atas usia 40 tahun. artritis gout 0sering

menyerang sendi perifer kaki dan tangan, paling sering mengenai persendian

metatarsofalangeal ibu jari kaki (Sjamsuhidajat, 2011).

Artritis pirai (gout) adalah penyakit yang sering di temukan dan tersebar di

seluruh dunia. Artritis pirai merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat

deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di

dalam cairan ekstraseluler. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi asam urat akut,

akumulasi kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi), batu asam urat dan yang

jarang adalah kegagalan ginjal (gout nefropati). Gangguan metabolisme yang

mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang di definisikan sebagai peninggian kadar

urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0 mg/dl (Sudoyo, 2009).

Gout adalah sekelompok kondisi inflamasi kronis yang berhubungan dengan

defek metabolisme purin secara genetik dan menyebabkan hiperurisemia (Suddarth &

Brunner, 2013).
26

2.1.2 Etiologi Gout Artritis

Gout Artritis dapat bersifat primer maupun dari sekunder. Asam urat primer

merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau

akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout Artritis sekunder disebabkan karena

pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang

akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. Faktor-faktor yang berperan

dalam perkembangan gout bergantung pada faktor penyebab terjadinya hiperusemia.

Diet tinggi purin dapat memicu terjadinya serangan gout pada orang yang mempunyai

kelainan bawaan dalam metabolisme purin sehingga terjadi peningkatan produksi

asam urat tetapi diet rendah purin tidak selalu dapat menurunkan kadar asam urat

pada setiap keadaan. Minum alkohol dapat menimbulkan serangan gout karena

alkohol meningkatkan produksi urat. Kadar laktat darah meningkat sebagai akibat

produk sampingan dari metabolisme normal alkohol. Asam laktat menghambat

ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalam serum.

Sejumlah obat obatan dapat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga

dapat menyebabkan serangan asam urat. Yang termasuk di antaranya adalah aspirin

dosis rendah ( kurang dari 1 sampai 2 gram perhari ) ( Silvya, 2006).

2.1.3 Patofisiologi Gout Artritis

Pada penyakit Gout Artritis, terjadi sekresi Gout Arthritis yang berlebihan

atau defek renal yang menyebabkan penurunan eksresi asam urat, atau kombinasi

keduanya. Hiperurisemia primer mungkin disebabkan oleh diet hebat atau kelaparan,

asupan makanan tinggi purin (kerang, daging organ) secara berlebihan, atau herediter.
27

Pada kasus hiperusemia sekunder, gout merupakan manifestasi klinis sekunder dari

berbagai proses genetik atau proses dapatan, termasuk kondisi yang disertai dengan

peningkatan peremajaan sel (leukemia, mieloma multipel, psoriasis, beberapa

anemia) dan peningkatan penghancuran sel (Suddarth & Brunner, 2013).

Histopatologis dari tofus menunjukkan granuloma di kelilingi oleh butir

kristal monosodium urat (MSU). Reaksi inflamasi di sekeliling kristal terutama terdiri

dari sel mononuklear dan sel giant. Erosi karilago dan korteks tulang terjadi di sekitar

tofus. Kapsul fibrosa biasanya prominen di sekeliling tofi. Kristal dalam tofi

berbentuk jarum (needle shape) dan sering membentuk kelompok kecil secara radier

(Wahyuningsih, 2009).

Penyakit Gout Arthritis adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling

sering ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam

ataupun di sekitar persendian. Gout Arthritis merupakan kristal putih tidak berbau

dan tidak berasa lalu mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam

sianida (HCN) sehing cairan ekstraseslular yang disebut sodium urat. Jumlah asam

urat dalam darah dipengaruhi oleh intake purin, biosintesis asam urat dalam tubuh,

dan banyaknya ekskresi asam urat (Sholihah, 2014).

Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara produksi

(10% pasien) dan ekskresi (90% pasien). Bila keseimbangan ini terganggu maka

dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah yang

disebut hiperurisemia.Gangguan metabolisme yang mendasarkan gout adalah

hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl
28

dan 6,0 mg/dl. Secara klinis, hiperurisemia mempunyai arti penting karena dapat

menyebabkan artritis gout, nefropati, topi, dan nferolithiasis (Sholihah, 2014).

Masalah akan timbul jika terbentuk kristal-kristal monosodium urat

monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk

seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut akan

menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai gout. Jika tidak diobati, endapan

kristal akan menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi dan jaringan lunak

(Sholihah, 2014).
Infeksi bakteri pyogen
Reaksi autoimunitas dalam
(mycoplasma, epstein, barr,
jaringan sinovial
dll)

Fagositosis

Perubahan Menghasilkan enzim Membran sinovial ber


Permukaan sendi
degeneratif pada sendi proliferasi
hilang

Mengganggu gerak Erosi tulang Pannus menghancurkan Terbentuk pannus


sendi tulang rawan

Otot juga terkena Pelepasan mediator MK : Nyeri akut


dampak erosi nyeri
MK : Kerusakan
integritas kulit

Kehilangan elastisitas otot dan Memecah kolagen edema


kekuatan kontraksi otot
Tidak tahu dengan MK : Kurangnya
proses perjalanan pengetahuan
penyakit tentang penyakit

29
2.1.4 Gambaran Klinis Gout Artritis

Pada keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah

pubertas. Pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause

karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause,

kadar urat serum meningkat seperti pada pria (Sylvia, 2006).

Gout Arthritis jarang ditemukan pada perempuan. Sekitar 95% kasus adalah

pada laki-laki.Asam urat dapat di temukan pada seluruh dunia, pada semua ras

manusia. Ada pravelensi familial dalam penyakit asam urat yang mengesankan suatu

dasar genetic dari penyakit ini. Namun, ada sejumlah faktor yang agaknya

memengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup

(Sylvia, 2006).

Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit asam urat yang tidak di

obati.Tahap pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Nilai normal asam urat serum

pada laki-laki adalah 5,1±1,0 mg/dl, dan pada peempuan adalah 4,0±1,0 mg/dl. Nilai

nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dl pada seseorang dengan asam urat.Dalam tahap

ini pasien tidak menunjukkan gejala gejala selain dari peningkatan asam urat

serum.Hanya 20% dari pasien hiperurisemiaasimtomatik yang berlanjut menjadi

serangan asam urat akut (Sylvia, 2006).

Tahap kedua adalah asam urat akut.Pada tahap ini terjadi awitan mendadak

pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi

metatarsofalangeal.Asam urat bersifat monoartikular dan menunjukkan tanda tanda

peradangan local. Mungkin terdapat demam dan peningkatan jumlah

leukosit.Serangan dapat dipicu oleh pembedahann, trauma, obat obatan, alcohol, atau

30
31

stress emosional.Tahap ini biasanya mendorong pasien untuk mencari pengobatan

segera. Sendi sendi lain dapat terserang, termasuk sendi jari jari tangan, lutut, mata

kaki, pergelangan tangan, dan siku. Serangan asam urat akut biasanya pulih tanpa

pengobatan, tetapi dapat memakan waktu 10 sampai 14 hari (Sylvia, 2006).

Perkembangan dari serangan akut gout umumnya mengikuti serangkaian

peristiwa sebagai berikut :

a. Mula mula terjadi hipersaturasi dari urat plasma dan cairan tubuh

b. Selanjutnya di ikuti oleh penimbunan di dalam dan sekeliling sendi-sendi.

Mekanisme terjadinya Kristalisasi urat setelah keluar dari serum masih belum

jelas dimengerti.Serangan gout seringkali terjadi sesudah trauma local atau rupture

tofi (timbunan natrium urat), yang mengakibatkan peningkatan cepat konsentrasi

asam urat local.Tubuh mungkin tidak dapat mengatasi peningkatan ini dengan baik,

srhingga terjadi pengendapan asam urat di luar serum. Kristalisasi dan penimbunan

asam urat akan memicu serangan gout. Kristal-kristal asam urat memicu respons

fagositik oleh leukosit, sehingga leukosit memakan Kristal-kristal urat dan memicu

mekanisme respon peradangan lainnya.Respons peradangan ini dapat di pengaruhi

oleh lokasi dan banyaknya timbunan Kristal asam urat. Reaksi peradangan dapat

meluas dan bertambah sendiri, akibat dari penambahan timbunan kristal serum

(Sylvia, 2006).

Tahap ketiga setelah serangan asam urat akut, adalah tahap interkritis.Tidak

terdapat pada gejala gejala pada masa ini, yang dapat berlangsung dari beberapa

bulan sampai tahun.Kebanyakan orang mengalami serangan asam urat berulang

dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak di obati (Sylvia, 2006).
32

Tahap ke empat adalah tahap asam urat kronik, dengan timbunan asam urat

yang terus bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak di

mulai.Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit

dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak.Serangan akut asam

urat dapat terjadi dalam tahap ini.Tofi terbentuk pada masa gout kronik akibat

insolubilitas relatife asam urat. Awitan dan ukran tofi secara proporsional mungkin

berkaitan dengan kadar asam urat serum. Bursa olekranon, tendon Achilles,

permukaan ekstensor lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks telinga adalah

tempat-tempat yang sering di hinggapi tofi.Secara klinis tofi ini mungkin sulit di

bedakan dengan nodul reumatik. Pada masa kini tofi jarang terlihat dan akan

menghilang dengan terapi yang tepat (Sylvia, 2006).

Asam urat dapat merusak ginjal, sehingga ekskresi asam urat akan bertambah

buruk. Kristal-kristal asam urat dapat terbentuk dalam interstitium medulla, papilla,

dan pyramid, sehingga timbul proteinuria dan hipertensi ringan.Batu ginjal asam urat

juga dapat terbentuk sebagai akibat sekunder dari gout.Batu biasanya berukuran kecil,

bulat, dan tidak terlihat pada pemeriksaan radiografi (Sylvia, 2006).

2.1.5 Penatalaksanaan Gout Artritis

a. Penatalaksaan Medis

1. Pengobatan serangan akut dengan colchicines 0,6 mg (pemberian oral)

2. Pengobatan serangan akut dengan colchicines 1,0-3,0 mg (dalam nacl

intravena)

3. Phenilbutazone (butazolidin), indomethacin (indocin)


33

4. Analgesic dan antipiretik : analgesik membantu mengurangi nyeri yang di

rasakan.

b. Penatalaksaan Non Medis

1. Sendi di istirahatkan

2. Kompres dingin : kompres dingin membantu mengurangi nyeri sendi yang di

rasakan.

3. Diet rendah purin

4. Senam argonomis

2.1.6 Senam Ergonomis

2.1.6.1 Pengertian Senam Ergonomis

Senam ergonomis itu sendiri merupakan suatu teknik senam untuk

mengembalikan atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf dan aliran darah

dan sebagai sistem pembakaran asam urat. Gerakan senam ergonomis sangat logis

karena gerakannya adalah gerakan rangkain sholat (Wahyuningsih, 2015).

2.6.1.2 Tujuan dan Manfaat Senam Ergonomis

Teknik pernafasan yang di lakukan saat senam mampu membuka sumbatan-

sumbatan dan memperlancar aliran darah ke jantung dan aliran darah ke seluruh

tubuh.Memperlancarpengangkutan sisa pembakaran seperti asam urat oleh plasma


34

darah dari sel ke ginjal dan usus besar untuk dikeluarkan dalam bentuk urine dan

feses (Wahyuningsih, 2015).

2.6.1.3 Langkah-Langkah Senam Ergonomis

a. Lapang dada

Gerakan senam ergonomik lapang dada sangat bermanfaat untuk menjaga

kebugaran serta berguna bagi penderita asam urat.

a. Awali dengan posisi tubuh berdiri tegak, dua lengan diputar ke belakang semaksimal

mungkin, rasakan keluar dan masuk nafas dengan rileks.

b. Saat dua lengan di atas kepala jari kaki dijinjit.

c. Dalam posisi ini seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak.

d. Pada waktu berdiri, kedua kaki harus dalam posisi tegak sehingga menekan seluruh

titik syaraf di telapak kaki yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

e. Posisi yang demikian akan membuat punggung lurus dan bermanfaat untuk

memperbaiki postur tubuh.

f. Jantung bekerja normal, begitu juga dengan paru– paru dan pinggang.

g. Pada saat lengan diputar ke belakang dengan posisi kaki dijinjitkan, seluruh fungsi

organ akan aktif karena seluruh syaraf menarik tombol – tombol kesehatan yang

tersebar di seluruh tubuh.

b. Tunduk Syukur

Setelah melakukan gerakan lapang dada :

a. Posisi tubuh berdiri tegak, tarik napas dalam-dalam secara rileks lalu tahan sambil

membungkukkan badan ke depan (napas dada) semampunya.


35

b. Tangan berpegangan pada pergelangan kaki sampai punggung terasa tertarik atau

teregang.

c. Wajah menengadah sampai terasa tegang dan panas.

d. Menarik napas dalam-dalam dan menahannya di dada meruapakan teknik

menghimpun oksigen dalam jumlah maksimal, sebagai bahan bakar metabolisme

tubuh.

e. Saat melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan. Gerakan tunduk syukur

ini selain melonggarkan otot – otot punggung bagian bawah, paha dan betis,darah

dipompa ke batang tubuh bagian atas juga melonggarkan otot – otot perut, abdomen

dan ginjal (Wahyuningsih, 2015).

c. Duduk Perkasa

Dipangkal setiap ruas jari kaki kita sebetulnya terdapat tombol tekukan yang

berguna untuk membuang energi negatif atau sampah bio electric yang berlebihan

dari setiap organ tubuh kita. Listrik negatif ini jika kepenuhan akan menyebabkan sel

tubuh kita bengkak, urat saraf meregang dan lama-lama akan mengganggu fungsi

otak yang mengendalikan semua aktivitas tubuh kita. Kekacauan bio electric ini akan

menyebabkan kita terkena penyakit. Tombol-tombol ini harus selalu dibersihkan dari

pengkapuran dan harus dijaga kelenturannya.Dari hasil pengamatan ternyata tombol-

tombol ini banyak yang mati rasa, terutama pada orang yang terkena stroke, penyakit

leukemia, alergi, atau tombol ini tidak lentur lagi karena penuh oleh pengkapuran

atau asam urat dan rematik. Energi negatif tersebut akan keluar dari tombol-tombol

tersebut jika kita melakukan gerakan duduk perkasa dengan menekuk maksimal

seluruh jari-jari kaki kita, hingga terasa pegal, panas dan akhirnya mati rasa, biasanya
36

sekitar 15-20 menit. Begitu berdiri kaki kita akan kesemutan dan terasa keluar

percikan/partikel elektrik seperti ujung jarum yang jumlahnya tak terhitung. Energi di

tubuh kita sifatnya abadi dan hanya terjadi konversi (hukum fisika tentang kekekalan

energi). Jika energi negatif telah keluar dari setiap organ tubuh kita, maka tubuh kita

akan menjadi perkasa (Wahyuningsih, 2015).

Di sebut duduk perkasa karena penyakit yang diakibatkan oleh penuhnya

endapan energi negatif telah dikeluarkan lewat rasa pegal linu dan kesemutan seperti

ujung jarum yang beterbangan. Mulailah dengan menarik napas dalam-dalam dengan

menggunakan pernapasan dada lalu tahan, sambil membungkukkan badan ke depan

dan dua tangan mencengkram kedua mata kaki, wajah menengadah sampai terasa

tegang dan panas. Saat membungkuk, hendaknya posisi pantat jangsan sampai

menungging. Duduk perkasa dengan lima jari kaki ditekuk-menekan alas/lantai

merupakan stimulator bagi fungsi vital sistem organ tubuh: ibu jari terkait dengan

fungsi pikiran, jari tengah terkait dengan fungsi pernapasan, jari manis dengan fungsi

metabolisme dan detoksifikasi material dalam tubuh. Sedangkan jari kelingking

terkait dengan fungsi liver (hati) dan sistem kekebalan tubuh (Wahyuningsih, 2015).

Sujud dengan posisi duduk perkasa ini akan membantu mereka yang

menderita migrain, vertigo, pusing, mual, kolesterol, keluhan keperkasaan dan lain-

lain. Saat jari – jari ditekuk seluruh tombol kesehatan aktif membuang sampah bio

listrik. Bagi yang mempunyai keluhan sakit diatas, duduk perkasa akan terasa sangat

sakit. Jangan putus asa, lama - kelamaan rasa sakit tersebut akan hilang

(Wahyuningsih, 2015).

d. Duduk Pembakaran
37

Tombol pembakaran itu terletak di pangkal telapak kaki atas antara ibu jari

dan telunjuk. Tombol ini jika ditekan agak lama dan agak keras, sebaiknya diatas ubin

jika belum sensitif, makan terjadi polarisasi medan magnet ditelapak kaki kita dan

terjadi konversi energi negatif menjadi energi pembakaran yang berguna untuk

membakar asam urat, gula darah, kolesterol, asam laktat, crystal oxalate, racun tubuh

di jaringan telapak kaki kita. Perubahan warna telapak kaki akan terjadi mulai dari

ungu, biru tua hingga hitam dan setelah terbakar telapak kaki menjadi merah delima

serta kalau diraba menjadi hangat. Pada orang yang sedang flu, pilek atau keracunan

obat biasanya telapak kakinya dingin dan berkeringat serta pucat, berwarna ungu

hingga menghitam.Tombol ini kebanyakan kurang fungsional atau tidak sensitip lagi

karena jarang dibersihkan atau kebiasaan kita duduk bersila.Pada saat posisi duduk

pembakaran ini pembuluh balik yang di bagian pangkal lutut dikunci sehingga

tekanan darah digunakan untuk mengisi pembuluh darah halus yang ada di telapak

kaki, pembuluh nadi tetap saja terbuka sehingga aliran darah tidak terhenti seperti

logika kita selama ini. Untuk melakukan duduk pembakaran, awalnya posisikan

tubuh kita pada duduk perkasa, telapak tangan pada pangkal paha, tumit disamping

pantat, angkat pantat dan titik berat di dengkul, lipat/buka telapak kaki, tempelkan

pantat ke lantai sehingga tombol pembakaran di telapak kaki luar tertekan. Posisi ini

sangat baik jika dikombinasikan dengan posisi duduk perkasa yang telah dijelaskan

sebelumnya.Lakukan sambil menahan rasa panas, pegel di pangkal lutut, hingga

engkel kaki mati rasa, telapak kaki merah membara, biasanya setelah 15-20 menit

bagi yang tombol pembakarannya berfungsi. Manfaat yang kita peroleh setelah

mengaplikasikan teknik ini adalah badan kita terasa enteng dan menjadi segar, sensor
38

keringat berfungsi normal, tekanan darah normal, gula darah, asam urat, kolesterol

normal. Kita dapat melakukan teknik ini pada saat mendengarkan khotbah, saat

nonton TV, mengerjakan keterampilan, belajar, membaca, menulis sehingga

mencegah kita terkena pikun, stress, stroke, sakit jantung. Dua macam teknik duduk

ini, duduk perkasa dan duduk pembakaran, adalah cara duduk untuk menetralisir

listrik negatif dan pembakaran racun racun di tubuh kita (Wahyuningsih, 2015).

e. Berbaring Pasrah

Posisi kaki duduk pembakaran dilanjutkan dengan posisi Berbaring

Pasrah.Punggung menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus diatas kepala, napas rileks

dengan pernapasan dada, perut mengecil Gerakan berbaring pasrah ialah tidur

terlentang dengan posisi kaki dilipat, lengan di atas kepala dan bertumpu pada

punggung kaki. Gerakan ini adalah gerakan yang sangat sukar dilakukan tetapi

apabila dapat dilakukan dengan sempurna, maka manfaat yang diperoleh sangat

banyak antara lain :

a. Melapangkan dada sehingga bagi yang menderita asma akan merasa lega.

b. Melenturkan tulang punggung sehingga seluruh syaraf akan bekerja optimal terutama

aliran bio listrik sangat cepat.

c. Menarik otot – otot paha, perut dan pinggang secara optimal sehingga meningkatkan

rangsangan sexual, mengurangi rasa sakit saat haid dan bagi mereka yang sering

berlatih gerakan ini sebelum hamil akan mempermudah persalinan dan saat

persalinan tidak akan mengalami sakit (berkurang banyak).Saat tubuh melakukan

posisi ini, maka saraf tulang belakang akan terelaksasi, karena struktur belakang

relatif mendekati posisi meluruh dimana lekukan-lekukan anatomis segmental tulang


39

belakang (diikuti saraf tulang belakang) menyebabkan regangan/tarikan pada serabut

saraf tulang belakang berkurang, sehingga memberikan kesempatan rileks dan bisa

mengatur kembali fungsi optimal organ dalam yang dipersarafi (Wahyuningsih,

2015).

2.6.2 Komplikasi Gout Artritis

Komplikasi yang muncul akibat arthritis pirai antara lain:

a. Gout kronik bertophus

Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi) di sekitar

sendi yang sering meradang. Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat di

sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa atau tendon.

Tofi bisa juga ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung, katub mitral

jantung, retina mata, pangkal tenggorokan.

b. Nefropati gout kronik

Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia. terjadi akibat dari

pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Pada jaringan ginjal bisa

terbentuk mikrotofi yang menyumbat dan merusak glomerulus.

c. Nefrolitiasis asam urat (batu ginjal)

Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam ginjal, bisa

menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air

kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu seperti


40

kalsium, asam urat, sistin dan mineral struvit (campuran magnesium,

amonium, fosfat).

d. Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang (Dianati, 2015).

2.2 Definisi Keluarga

Keluarga telah didefinisikan dalam berbagai hal.Perbedaan definisi keluarga

bergantung pada orientasi teoritis yang digunakan oleh “pendefinisi”yaitu, menurut

jenis penjelasan yang dibuat oleh profesional mengenai keluarga.Sebagai contoh,

penulis yang mengikuti orientasi teoritis para ahli interaksi keluarga, memandang

keluarga sebagai sebuah arena interaksi kepribadian sehingga penekanan diberikan

kepada karakteristik tradisional dinamis keluarga. Oleh karena itu, terdapat banyak

definisi, dengan berbagi teori yang membentuk definisi tersebut dan harapan kita

akan kehidupan keluarga (Smith, 1995 dalam Friedman, 2010).

Friedman(1998) mengartikan keluarga sebagai suatu sumber sistem social.

Keluarga merupakan kelompok kecil yang terdiri dari individu yang mempunyai

hubungan erat dan saling ketergantungan satu dengan lainnyadalam rangka mencapai

tujuan tertentu.Undang-Undang No.10 tahun 1992 mendefinisikan keluarga adalah

unit terkecil dari masyarakat, yang terdiridari suami, istri,dan anak atau suami istri,

atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.


41

Depkes RI 1998 mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil masyarakat yang

terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal dalam satu rumah dalam

keadaan saling ketergantungan.

U.S Bureau Of the Cencus menggunakan definisi keluarga yang berorientasi

tradisional, yaitu sebagai berikut: keluarga terdiri atas individu yang bergabung

bersama oleh ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal didalam suatu rumah

tangga yang sama. Saat ini definisi keluarga tradisional terbatas, baik dalam hal

penerapannya maupun inklusivitasnya.Whall (1986), dalam analisa konsepnya

mengenai keluarga sebagai unit asuhan dalam keperawatan, mendefinisikan keluarga

sebagai “sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu

atan lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan

darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sedemikian rupa sehingga

mereka menganggap dirinya sebagai keluarga”.

Definisi tambahan keluarga dibawah ini disajikan untuk memfasilitasi

pemahaman mengenai kepustakaan keluarga :

1. Keluarga inti (terkait dengan pernikahan) keluarga yang terbentuk kerena pernikahan,

peran sebagi orang tua, atau kelahiran; terdiri atas suami istri, anak-anak mereka-

biologis, adopsi, atau keduanya.

2. Keluarga orientasi (keluarga asal) unit keluarga tepat seseorang dilahirkan

3. Extended family – keluarga inti dari individu terkait lainya (oleh hubungan darah),

yang bisanya merupakan anggota keluarga asal dari salah satu pasangan keluarga inti.

Keluarga ini terdiri atas “sanak saudara” dan dapat mencakup nenek/kakek,

bibi, paman, keponakan, dan sepupu (friedman, 2010).


42

2.2.1 Tipe-Tipe Keluarga

Tipe Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan.Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga

berkembang mengikutinya.Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe

keluarga.Tipe keluarga ada 2 yaitu tipe keluarga tradisional dan non tradisional.

1. Keluarga Tradisional.

a. Keluarga Inti (The Nuclear Family).

Keluarga initi (konjugal) adalah keluarga hasil pernikahan yang mengahsilkan

sistem, orang tua dan anak atau prokreasi.Keluarga ini terdiri dari suami, istri, anak-

kandung, adopsi, dan atau keduanya.

Menurut U.S Census tahun 2000, jumlah keluarga inti, yang terdiri dari

seorang ayah yang mencari nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga, dan

anak-anak yang merupakan keluarga kebanyakan pada tahun 1950-an dan 1960-an

hanya sekitar 8% dari keseluruhan rumah tangga (Fields, 2001). Saat ini, hanya 52%

anak Amerika yang tinggal dalam keluarga initi tradisional. Dua variasi yang

berkembang di antara keluarga inti adalah:

a) Dual Earner Family: suatu keluarga inti yang memiliki orang tua atau anggota

keluarga yang dewasa bekerja baik purna atau paruh waktu.

b) The Dyad Family: Keluarga tanpa anak.

b. Keluarga Adopsi.
43

Adopsi adalah pasangan suami istri yang telah menikah namun tidak dapat

menghasilkan keturunan atau anak, maka dari itu pasangan suami istri mengadopsi

atau mengangkat anak dari pasangan suami istri yang lain.

Adopsi merupakan sebuah cara lain untuk membentuk keluarga. Dengan

menyerahkan secara sah tanggung jawab sebagai orang tua seterusnya dari orang tua

kandung ke orang tua adopsi, biasanya menimbulkan keadaan saling menguntungkan

baik bagi orang tua maupun anak.

Di satu pihak orang tua adopsi mampu memberi asihan dan kasih sayangnya

bagi anak adopsinya, sementara anak adopsi diberi sebuah keluarga yang snagat

menginginkan mereka.

c. Keluarga Asuh

Peengasuhan keluarga asuh adalh sebuah layanan kesejahteraan anak, yaitu

anak ditempatkan di rumah yang terpisah dari salah satu orang tua atau kedua orang

tua kandung untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan fisik serta emosional

mereka.Anak-anak ditempatkan di rumah asuh karena orang tua dianggap tidak

mampu atau tidak layak mengasuh anak-anak mereka.

d. Extended Family

Extended family yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan keluarga lain

seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan lain-lain. Extended family tradisional adalah

keluarga dengan pasangan yang berbagai pengaturan rumah tangga dan pengeluaran

keuangan dengan orang tua, kakak/adik, dan keluarga dekat lainnya. Anak-anak

kemudian dibesarkan oleh beberapa generasi dan memiliki pilihan model pola

perilaku yang akan membentuk prilaku mereka. Menurut U,S Bureau of the
44

Census adalah keluarga yang di dalamnya tinggal seorang anak dengan minimal salah

satu orang tua dan seseorang di luar anggota keluarga inti, baik memiliki hubungan

kekerabatan maupun tidak.

e. Usila

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, atau karena mengejar karir

atau pendidikan.

f. Single Parent

Yaitu Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau

angkat). kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

g. Commuter Family.

Kedua orang tua yang bekerja di luar kota, dan hanya berkumpul pada saat

libur saja.

h. Multigeneration Family.

Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal satu rumah.

i. Kin-network Family.

Beberapa keluarga yang tinggal berdekatan dan menggunakan barang-barang

yang sama, seperti: dapur dan sumur yang sama.

j. Blended Family.

Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari

perkawinan sebelumnya.

k. Single adult living alone.

Rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.

2. Keluarga Non Tradisional.


45

a. The Ummaried Teenage Mother.

Keluarga terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan

tanpa nikah.

b. The Step Parent Family.

Keluarga dengan orang tua tiri.

c. Commune Family.

Lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.

d. The Non Marrital Heterosexsual Cohabiting Family.

Keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

e. Gay and Lesbian Family.

Seseorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana

pasangan suami istri.

f. Cohabiting Couple.

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.

g. Group Marriage Family.

Beberapa orang dewasa telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex

dan membesarkan anak.

h. Group Network Family.

Beberapa keluarga inti dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling

menggunakan yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.

i. Foster Family.
46

Keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu

sementara.

j. Homeless Family.

Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan

ekonomi atau problem kesehatan mental.

k. Gang.

Keluarga yang deskritif dari orang-orang yang mencari ikatan emosioanal,

berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

2.2.2 Struktur Keluarga

Menurut Friedman (1998) strukturkeluargaterdiriatas :

a. Pola Dan Proses Komunikasi

1) Pola interaksi keluargayangberfungsi :

a) Bersifat terbukadan jujur.

b) Selalu menyelesaikankonflik keluarga.

c) Berfikiran positif.

d) Tidak mengulang-ulangisu dan pendapat sendiri.

2) Karakteristik komunikasi keluargaberfungsi untuk :

a) Karakteristik Pengirim

Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apayang disampaikan jelas dan

berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik.

b) Karakteristik Penerima

Siapmendengarkan,memberi umpanbalik,danmelakukan validasi.


47

b. Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi

social yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu

dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada

beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota

keluarga yang lain, sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam

diri di rumah.

c. StrukturKekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

Ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :

1) Legimatipower

Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam suatu

keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku anggota keluarga

yang lain.

2) Referent Power

Kekuasan yang dimiliki orang-orang tertentu terhadap orang lain karena identifikasi

positif terhadapmereka, seperti identifikasi positif seorang anak dengan orang tua

(rolemode).

3) Reward Power

Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterimaoleh seseorang


48

dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang. Seperti

ketaatan anak terhadap orangtua.

4) Coercivepower

Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan paksaan,

ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.

5) Affectif Power

Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan atau tidak

memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual

pasangan suami istri.

2.2.3 Peran Dan Fungsi Keluarga

Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing-asing dalam

keluarga untuk mempertahankan kondisi dalam keluarga. Peran keluarga dapat

diklasifikasikan menjadi dua kategori: peran formal atau terbuka dan peran

informal atau tertutup. Sementara peran formal adalah peran eksplisit yang

terkandung dalam struktur peran keluarga (ayah suami, dll), peran informal

bersifat implisit, sering kali tampak pada permukaanya, dan diharapkan

memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga (Satir, 1967) dan atau

memelihara keseimbangan keluarga.Setiap anggota keluarga menjalankan perannya

dengan baik apabila keluarga berfungsi sebagaimana mestinya. Fungsi keluarga

berkaitan dengan peran dari keluargayang bersifatganda. Friedman (2010)

menguraikan terdapat 5 fungsi keluarga menjadi saling berhubungan erat pada saat

mengkaji dan melakukan intervensi dengan keluarga (Friedman, 2014).


49

1) Fungsi afektif (fungsi mempertahankan kepribadian): memfasilitasi stabilisasi

kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.

2) Fungsi sosialisasi dan status social : Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang

bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif, serta

memberika status pada anggota keluarga.

3) Fungsi reproduksi: untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa

generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.

4) Fungsi ekonomi: menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.

5) Fungsi perawatan kesehatan: menyediakan kebutuhan fisik makanan, pakaian,

tempat tinggal, perawatan kesehatan. Berbagai permasalahan dihadapi oleh setiap

keluarga dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga lainnya. Apabila kelima

fungsi keluarga tersebut berjalan dengan baik, maka keluarga akan menjadi

harmonis. Namun, bila fungsi tersebut mengalami gangguan dalam keluarga yang

memiliki suatu penyakit, maka hal ini akan menjadi beban tersendiri pada anggota

keluarga tersebut yang akan berpengaruh juga pada fungsi dan peran setiap anggota

keluarga lainnya, sehingga diperlukan usaha dari anggota keluarga untuk tetap

menjaga fungsi dan peran masing-masing agar tetap berjalan dengan baik

(Friedman, 2014).

2.2.4 Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998).

a. Tahap I- Pasangan Baru

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan

(istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
50

masing-masing.Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya

banyak keluargabaru yang masih tinggal dengan orang tuanya.Dua orang yang

membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.


Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya (Friedman, 2014).
Tugas perkembangan

1 Membina hubungan intim danmemuaskan.

2 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

3 Mendiskusikan rencana memiliki anak.Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga

keluarga ; keluarga suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.

b. Tahap II-Keluarga “Child Bearing” Kelahiran Anak Pertama

Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak

berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.

Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:

1 Persiapan menjadi orang tua

2 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan

kegiatan.

3 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua : bagaiaman orang tuan

berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan

bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua

dapat tercapai(Friedman, 2014).

c. Tahap III-Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah

Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak

berusia 5 tahun.
51

Tugas perkembangn

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan

rasa aman.

2. Membantu anak untuk bersosialisasi

3. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus

terpenuhi.

4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan

masyarakat.

5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.

6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

d. Tahap IV- Keluarga Dengan Anak Sekolah

Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir

pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah

maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing

anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang

berbeda dengan anak(Friedman, 2014).

Tugas perkembangan keluarga.

1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.

2. Mempertahankan keintiman pasangan.

3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk

kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan

pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar
52

sekolah (Friedman, 2014).

e. Tahap V- Keluarga Dengan Anak Remaja

Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun

kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih

besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.

Tugas perkembangan

1. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.

2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari

perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing

anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan

remaja(Friedman, 2014).

f. Tahap VI- Keluarga Dengan Anak Dewasa

Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat

anak terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan

ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.

Tugas perkembangan

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2. Mempertahankan keintiman pasangan.

3. Membantu orang tua memasuki masa tua.

4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.


53

g. Tahap VII- Keluarga Usia Pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan

fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan

gagal sebagai orang tua.

Tugas perkembangan

1. Mempertahankan kesehatan.

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.

3. Meningkatkan keakraban pasangan.

Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah

raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

h. Tahap VIII- Keluarga Usia Lanjut

Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan

keduanya meninggal.

Tugas perkembangan

1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan

pendapatan.

3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.

4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

5. Melakukan life review.

2.2.5 Tugas Perkembangan Keluarga Dan Tugas Kesehatan Keluarga


54

Karena individu memiliki tugas perkembangan yang harus mereka capai agar

tercapai kepuasan selama tahap perkembangan dan agar mampu berkembang secara

sukses pada tahap berikutnya, setipa tahap perkembangan keluarga memiliki tugas

perkembangan atau harapan peran tertentu. Tugas perkembangan lebih cenderung

membutuhkan rasa tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga pada setiap

tahap perkembangan keluaarga sehingga keluarga dapat memenuhi

(a) Kebutuhan biologis keluarga,

(b) Penekanan budaya keluarga dan

(c) Aspirasi dan nilai keluarga itu sendiri (Duvall, 1997 ).

Walaupun dalam kenyataanya sebagian besar dari tugas perkembangan

tersebut memiliki keterkaitan yang sesuai, tugas perkembangan keluarga timbul

ketika keluarga sebagai unit berjuang keras untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan

anggota keluarga yang juga berjuang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan

mereka secara indivudual.Tugas keluarga juga dibuat oleh tekanan dari masyarakat

pada keluarga dan anggota keluarga untuk menegaskan harapan kelompok acuan

keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Selain itu tugas perkembangan keluarga,

yang meliputi harapan tugas atau peran spesifik pada setiap tahap yang inheren untuk

mencapai lima fungsi dasar dalam keluarga, terdiri dari :

(1) Fungsi afektif (fungsi pertahanan kepribadian);

(2) Fungsi sosialisasi dan status sosial;

(3) Fungsi perawatan kesehatan, ketentuan dan alokasi kebutuhan fisik dan perawatan

kesehatan;
55

(4) Fungsi repoduksi; dan

(5) Fungsi ekonomi (Friedman, 2010).

Setelah pemenuhan tugas perkembangan keluarga, keluarga memiliki tugas

kesehatan keluarga yang harus dipenuhi oleh anggota keluarga lainnya, apabila salah

satu anggotanya mengalami sakit. Menurut Friedman (1998 dalam Padila,2012)

terdapat lima tugas kesehatan keluarga, yaitu:

1. Mengenal masalah kesehatan pada setiap anggota keluarganya,

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat setelah mengetahui

masalah,

3. Melakukan perawatan pada anggota keluarganya yang mengalami sakit,

4. Memodifikasi lingkungan untuk menunjang keberhasilan perawatan,

5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada seperti rumah sakit.

2.3 Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

Tabel 2.2 Data Umum

Nama Puskesmas No. Register


Nama Perawat Tanggal Pengkajian

1. Nama puskesmas :

Isi dengan nama pusksmas terdekat

Contohnya: Puskesmas Tenggarang

Nama perawat
56

Diisi dengan nama perawat yang melakukan pengakajian atau nama perawat

yang bertanggung jawab.

Contohnya: perawat Dini

2. No. Register

Contohnya: 01. 01. 17. 117 (sesuai dengan rumah sakit / puskesmas)

3. Tanggal pegakajian

Diisi dengan tanggal, bulan, tahun dilakukannya pengkajian

Contoh : 14-01-2017

Tabel 2.3 Data Keluarga

Nama Kepala Bahasa sehari-hari


Keluarga
Alamat Rumah & Yankesterdekat, Jarak
Telp
Pekerjaan Alat transportasi
Agama & Suku Status KelasSosial

a. Nama kepala keluarga

Diisi dengan nama kepala keluarga sesuai dengan kartu keluarga yang ditulis

dengan nama inisial dan diikuti dengan lebel status klien.


Contohnya: Tn. K (Tn. Tuan)

b. Alamat Rumah & Telp

Diise dengan alamat rumah lengkap dengan no RT/RW dan nomer telpom klien

Contohnya: jalan. Cipto no. 19 RT/RW 05/03 (telp.085880887657)

c. Pekerjaan

Diisi dengan pekerjaan, profesi, status, atau sesuai dengan pekerjaan klien
Contohnya: dokter/perawat/wiraswasta/PNS
57

d. Agama & Suku

Agama : Islam, kristen, hindu, uda, katolik


Suku : Jawa, madura, batak, dll/WNI,WNA
Contohnya : Islam, jawa/WNI

e. Bahasa Sehari-hari.

Di isi bahasa sehari hari individu di keluarga tersebut.


Contoh : Madura, Indonesia, Inggris, Jawa.

f. Alat Transportasi

Di isi dengan alat transportasi sehari-hari keluarga tersebut


Contoh: Mobil, sepeda motor, sepeda.

g. Status Kelas Sosial

Diisi dengan keadaan status sosial klien


Contohnya: Menengah kebawah/ menengah keatas

Tabel 2.4 Riwayat Keluarga

No Na Hub Umu J Suku Pendid Pekerj Status Gizi TTV Status


ma dgn r K ikan aan (TB, BB, (TD, N, S, Imunisasi
KK Terakh Saat BMI) P) Dasar
ir Ini
1.
2.
3.
LANJUTAN
Nam Status Kesehatan Riwayat Penyakit/
No Alat Bantu/ Protesa
a Saat ini Alergi
1.
2.
3.

a. Nama

Diisi dengan nama anggota keluarga


58

b. Hubungan Dengan Kepala Keluarga

Diisi dengan hubungan anggota keluatga dengan kepala keluarga


Contohnya: Istri, anak, kakak, mertua, orang tua, dll

c. Umur

Diisi dengan umur setiap aggota keluarga dalam tahun


Contohnya :28 tahun

d. Jk

Di isi dengan jenis kelamin


Contohnya: Laki Laki(L)

e. Suku

Contohnya: Madura, jawa, batak, dll

f.Pendidikan Terakhir

Contohnya: SD, SMP, SMA, dll

g. Pekerjaan Saat Ini

Diisi sesuai dengan pekerjaan anggota keluarga saat ini


Contohnya: Siswa, mahasiswa, PNS, wiraswasta, petani, dll

h. Status Gizi (TB, BB, BMI)

Diisi sesuai dengan TB, BB, BMI masing-masing anggota keluarga

i. TTV (TD, S, N, RR)

Diisi sesuai dengan TTV masing-masing anggota keluarga

j. Status Imunisasi Dasar

Diisi dengan imunisasi apa yang sudah di berikan


Contoh : (BCG/Polio/DPT/HB/Campak)

k. Alat Bantu
59

Di isi dengan alat bantu apa pun dalam menunjang ke seharian setiap individu di

keluarga tersebut.
Contoh : Tn.K menggunakan alat bantu pendengaran.

TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA

Diisi tahap perkembangan keluarga saat ini

STRUKTUR KELUARGA

Diisis pola komunikasi dan peran dalam keluarga

Fungsi keluarga

Diisi fungsi keluarga: afektif, sosial, ekonomi

Pola koping keluarga

Diisi mekanisme koping dan stresor yang dihadapi keluarga

Data penunjang keluarga

Tabel 2.5 Data Lingkungan

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga


 Kondisi Rumah  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Type rumah : permanen/semi permanen* Ya/ Tidak* coret (Tidak) apabila persalinan di bawa ketenaga
Coret yang salah atau yang tidak sesuai kesehatan............................................................................
dengan kodisi rumah  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak*
Lantai : coret (Tidak) apabila asi diberikan ekslusif
tanah/plester/keramik,lainnya….  jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Coret yang salah atau yang tidak sesuai Ya/ Tidak* coret (Tidak) apabila balita selalu timbang tiap
engan keadaan lantai rumah bulan..............................................................................
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa*
60

Coret yang salah  Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
 Ventilasi : Ya/ Tidak* coret (Tidak) jika minum dengan air
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak* bersih. ...........................................................................................
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak*  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Coret yang tidak sesuai atau salah Ya/ Tidak* coret (Tidak)jika menggunakan air bersih untuk
PencahayaanRumah : kebersihan diri
Baik/ Tidak* ...........................................................................................
Coret yang tidak sesuai atau yang salah  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
……………………………………………… Ya/ Tidak* coret (Tidak) apabila mencuci tangan dengan air
… bersih dan sabun
 Saluran Buang Limbah : ...........................................................................................
Tertutup/terbuka*  Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Coret yang tidak sesuai atau yang Ya/
salah……………………………………… Tidak* ..........................................................................................
Air Bersih : coret (Tidak) apabila membuang sampah pada tempatnya.
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-
lain*,  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
sebutkan..... ya/tidak
Coret yang salah dan sebutan sumber air coret (Tidak) jika selalu menjaga lingkunga tetap
besih yang di gunakan di keluarga tersebut bersih...........................................................................................
(observasi dan validasi)
Kualitas air: ………………………..  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Jelaskan kualitas air: seperti tidak ber Ya/ Tidak* .coret (Tidak) jika selalu memakan lauk pauk
warna berbau dan tidak berasa. tiap hari..........................................................................................
 Menggunakan jamban sehat :
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/ Tidak*coret (Tidak) apabila selalu menggunakan
Kepemilikan jamban : ya/tidak* jamban
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* sehat...........................................................................................
Coret yang salah atau tidak sesuai dengan  Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
keadaan rumah keluarga tersebut. Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
Jarak septic tank dengan sumber air : coret (Tidak) apabila di rumah tersebut membrantas jentik di
………….. rumah sekali
Sebutkan jarak dari septi tank ke sumber seminggu.........................................................................................
air .
Contoh : 20 meter.  Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/
61

Tidak* ........................................................
 Tempat Sampah:  Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* Tidak* .....................................................
Jenis : Tertutup/Terbuka * Tidak merokok di dalam rumah : Ya/
Coret yang tidak sesuai dengan keadaan di Tidak* ............................................................
rumah tersebut. Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
……………………………………………… coret salah satu yang tidak sesuai dengan keadaan atau ondisi
… di rumah
tersebut....................................................................................
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan
Jumlah
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak *
Coret yang tidak sesuai dengan keadaan
rumah tersebut.dan sebutkan berapa meter
persegi/orang di rumah keluarga tersebut.
……………………………………………

Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan keseahatan anggota

keluarga

Diisi dengan kemampuan keluarga melalukan tugas pemeliharran kesehatan anggota

keluarga.

Tabel 2.6 Kemandirian Keluarga

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria
2. Menerima yankes sesuai rencana 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar Kemandirian II : jika memenuhi kriteria
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran 1 s.d 5
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian III : jika memenuhi
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif kriteria 1 s.d 6
62

7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif Kemandirian IV : Jika memenuhi


kriteria 1 s.d 7
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kriteria 1&2

2.3.1 Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosis keperawatan keluarga merupakan perpanjangan dari diagnosis ke

sistem keluarga dan substansinya serta merupakan pengkajian keperawatan.Diagnosis

keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual dan potensial dengan

perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk

menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman (Bulechek, G. dkk 2013).

Domain 13. Manajemen perawatan jangka panjang

Kode 10021994

Defisiensi Pengetahuan

Definisi

Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif tentang topik tertentu

Batasan karakteristik

Subjektif :
63

Mengungkapkan masalah secara verbal

Objektif :

1. Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat

2. Performa uji tidak akurat

3. Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan (histeris, bermusuhan, agitasi atau

apatis)

Faktor yang berhubungan

1. Keterbatasan kognitif

2. Kesalahan dalam memahami informasi yang ada

3. Kurang pengalaman

4. Kurang perhatian didalam belajar

5. Kurang kemampuan mengingat kembali

6. Kurang familier dengan sumber-sumber informasi

2.3.2 Prioritas Diagnosa Keperawatan

Untuk menemukan prioritas diagnosa dalam keperawatan dapat dihitung dengan

menggunakan skala prioritas yang ditemukan oleh Baylon dan Maglaya, adalah

sebagai berikut :

2.3.2.1 Menentukan skor untuk setiap kriteria. Kriteria terdiri dalam skala Baylon dan

Maglaya terdiri dari 4, antara lain :


64

1) Kriteria 1 yaitu sifat masalah yang lebih berat dan memerlukan tindakan segera karena

disadari dan dirasakan oleh keluarga. Yang termasuk tipologi dari kriteria ini adalah

ancaman kesehatan, keadaan kurang/tidak sehat dan situasi kritis.

2) Kriteria 2 yaitu kemungkinan masalah untuk dapat diubah yang tergantung faktor-

faktor berikut :

a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk mengenai masalah

b) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan, dan tenaga

c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan waktu

d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan

dukungan masyarakat

3) Kriteria 3 yaitu potensial masalah untuk dapat dicegah yang tergantung faktor-faktor

berikut :

a) Kepelikan dari masalah berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada

b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada

c) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dapat

memperbaiki masalah

d) Adanya kelompok high risk yang menambah potensial masalah untuk dapat di

cegah

4) Kriteria 4 yaitu menonjolnya masalah tersebut dalam keluarga

2.3.2.2 Skor di bagi dengan angka tertinggi dan di kaitkan dengan bobot

2.3.2.3 Jumlahkan skor untuk setiap kriteria

2.3.2.4 Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Tabel 2.7 Skala Baylon Dan Maglaya


65

KRITERIA NILAI SCORING

Sifatmasalah 1
Tidak/kurang sehat (3) 3
Ancaman kesehatan (2) 2
Keadaan krisis (1) 1
Kemungkinandiubah 2
Mudah (2) 2
Sebagian (1) 1
Tidak dapat (0) 0
Potensialdicegah / 1
Tinggi (3) 3
Cukup (2) 2
Rendah(1) 1
Menonjolnyamasalah 1
Masalah berat, harus segera ditangani(2) 2
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
(1) 0
Masalah tidak dirasakan (0)
Jumlah total

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat

2) Selanjutnya di bagi dengan angka yang tertinggi dan di kalikan dengan bobot

Tabel 2.8 Perhitungan Skor

Skor yang di peroleh


X Bobot
Skor tertinggi
66

3) Jumlahkan kor untuk semua kriteria

2.3.3 Intervensi Keperawatan

Tabel 2.9 Daftar Intervensi Keperawatan

Diagnosa NOC NIC


1. Kode 10021994 Tujuan : Keluarga mampu mengenal
Defisiensi Pengetahuan Setelah di lakukan 7x masalah :
Definisi kunjungan klien dan keluarga 1. Lakukan test asam urat
2. Ciptakan lingkungan
Ketiadaan atau defisiensi mampu meningkatkan
yang kondusif untuk
informasi kognitif tentang pengetahuan tentang
belajar
topik tertentu penyakit
3. Pilih metode dan
Kriteria hasil :
strategi penyuluhan
Keluarga mampu mengenal
yang sesuai
masalah tentang pengetahuan 4. Pilih materi pengajaran
kesehatan dan perilaku : yang sesuai
5. Anjurkan pasien untuk
1. Pengetahuan
bertanya dan diskusi
pengaturan diet
6. Dokumentasikan
2. Pengetahuan
penyuluhan
manajemen arthritis
7. Ikut sertakan keluarga
3. Pengetahuan
atau orang terdekat, jika
treatment regimen
perlu
8. Kaji tingkat
pengetahuan pasien
dan keluarga akan
penyakit dan
perawatannya
9. Beri penjelasan pada
pasien dan keluarga
akan penyakit dan
perawatannya
10.Beri penjelasan tentang
67

penyakit, tanda dan


gejala, penyebab
penyakit
11.Beri penjelasan diet
mampu merubah pola
makan
12.Mengajarkan senam
ergonomic yang di
lakukan selama 5 menit
13.Beri penjelasan tentang
pengobatan agar klien
memanfaatkan tenaga
medis kesehatan sekitar

2.3.4 Implementasi

Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data

berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan,

serta menilai data yang baru.


Tahap-tahap pelaksanaan

1) Tahap persiapan

a) Review rencana tindalan keperawatan

b) Analisis pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan

c) Antisipasi komplikasi yang akan timbul

d) Mempersiapkan peralatan yang di perlukan (waktu, tenaga, alat)

e) Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik

f) Memperhatikan hak-hak pasien

2) Tahap pelaksanaan
68

a) Berfokus pada klien

b) Berorientasi pada tujuan dan kriteria hasil

c) Memperhatikan keamanan fisik dan pikologis klien

d) Kompeten

Tabel 2.10 Implementasi

No DX Tanggal/jam Tindakan Paraf


1. Melakukan pengkajian dengan mengontrak
waktu terlebih dahulu dan dilakukan pada
waku senggan klien dan keluarga
Menanyakan riwayat penyakit klien dan
keluarga, adakah perbedaan pandangan antara
klien dan perawat tentang kondisi pasien
2. Menginformasikan pada klien mengenai
pandangan atau solusi alternatif dengan cara
mengadakan penyuluhan non formal agar
klien dan keluarga lebih terbuka dan
membagikan leflet serta tanya jawab
3. Memberi edukasi tentang sistem perawatan
kesehatan, bagaimana cara kerjanya, dan apa
yang dapat di harapkan pasien/keluarga
4. Memberikan informasi kepada klien
ketersediaan sumber komunitas dan orang
yang dapat di hubungi. Seperti puskesmas atau
ponkesdes terdekat.

3) Tahap sesudah pelaksanaan

a) Memilih keberhasilan tindakan

b) Mendokumentasikan tindakan

2.3.5 Evaluasi
69

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien

(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan.

A) Tujuan evaluasi

1) Mengakhiri rencana tindakan keperawatan

2) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan

3) Meneruskan rencana tindakan keperawatan

B) Mengukur pencapaian tujuan keluarga

Faktor yang di evaluasi ada beberapa komponen, meliputi :

1) Kognitif (pengetahuan)

Lingkup evaluasi pada kognitif adalah :

a) Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya

b) Mengontrol gejala-gejalanya

c) Pengobatan

d) Diet, aktifitas, persediaan alat-alat

e) Resiko komplikasi

f) Gejala yang harus dilaporkan

g) Pencegahan

Informasi ini dapat di peroleh dengan cara interview, kertas dan pensil.

2) Afektif (status emosional)

Dengan cara observasi secara langsung, yaitu dengan cara observasi, ekspresi

wajah, potur tubuh, nada, uara, isi pesan verbal pada waktu melakukan wawancara.

3) Psikomotor
70

Dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan yang di harapkan

(Setiadi, 2008).
BAB 3
METODE PENULISAN

3.1. Desain Penulisan

Desain penulisan yang di pakai pada karya tulis ini adalah studi kasus. Studi

kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Keluarga

Pada Ny B Yang Mengalami Gout Artritis Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa

Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

3.2. Batasan istilah

Batasan istilah adalah pernyataan yang menjelaskan istilah istilah kunci yang

menjadi fokus studi kasus.Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah Asuhan

Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami Gout Artritis Dengan Defisiensi

Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang Kabupaten

Bondowoso Tahun 2017.

3.2.1 Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah teknik pemecahan masalah yang meliputi :

pengkajian, diagnosis, perencanaan, evaluasi (Carpenito, 2007)

3.2.2 Asuhan keperawatan keluarga

Asuhan keperawatan keluarga adalah proses yang kompleks dengan

menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan

individu sebagai anggota keluarga.

52
53

3.2.3 Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan adalah suatu permasalhan yang menjelaskan respon

manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau

kelompok.

3.2.4 Hiperuresemia

Hiperuresemia adalah peningkatan asam urat di dalam tubuh

3.2.5 Senam ergonomis

Senam ergonomis adalah senam untuk menurunkan kadar asam urat dengan

teknik gerakan dan pernapasan.

3.2.6 Gout Artritis

Gout Artritis adalah penimbunan kristal asam urat di sendi akibat adanya

peningkatan kadar asam urat.

3.3. Partisipan

Pertisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah 1 keluarga dengan diagnosa

Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

3.3.1 Teregister di Puskesmas Tenggarang

3.3.2 Tidak mengalami komplikasi

3.3.3

3.4. Lokasi dan waktu


54

Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang

Mengal0ami Gout Artritis Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2

Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017 selama 7 hari.

3.4.1 Lokasi : Desa Lojajar RT 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang Bondowoso

3.4.2 Wilayah Kerja Puskesmas Tenggarang

3.4.3 Waktu : 7 hari tercatat dari tanggal 24 Agustus 2017 - 30 Agustus 2017

3.5. Pengumpulan data

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang digunakan

1) Wawancara (hasil anamnesa berisi tentang identitas klien. Keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang – dahulu – keluarga). Sumber data dari klien,

keluarga dan perawat lainya.

2) Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi) pada sistem tubuh klien.

3) Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain

yang relevan).

3.6. Uji keabsahan data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi yang

diperoleh sehingga menghasilkan data dengan vadilitas tinggi. Disamping intergritas

penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data dilakukan

yaitu dengan :
55

1) Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan.

2) Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data

utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti.

3.7. Analisa data

Analisis data dilakukan penulis di lapangan, sewaktu pengumpulan data sampai

dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan

fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan

dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan

jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil intrepetasi wawancara mendalam yang

akan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan

cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk

selanjutnya diintrepetasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk

memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan dalam analisi adalah :

1) Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi dan dokumen).

Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk

transkrip (catatan terstruktur).

2) Mereduksi data

Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokan menjadi data subyektif
56

dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian

dibandingkan nilai normal.

3) Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks

naratif.Kerahasiaan klien dijaga dengan mengaburkan identitas dari klien.

4) Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-hasil

penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan

dilakukan dengan cara induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian,

diagnose, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

3.8. Etika penulisan

Dicantumkan etika yang mendasar penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1) Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan

sebelum penelitian dilakukan, tujuanya adalah agar subyek mengerti maksud dan

tujuan penelitian, mengetahui dampaknya, jika subyek bersedia maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka

peneliti harus menghormati.

2) Anonymity (tanpa nama)


57

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, maka peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner hanya menuliskan kode

tertentu pada lembar pengumpulan data.

3) Confidentiality (kerahasiaan)

Untuk menjaga kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun

masalah-masalah lainya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

pada hasil riset.


55

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai 1 keluarga binaan dan merujuk

pada teori dengan susunan Fakta, Teori, dan Opini. Pembahasan asuhan keperawatan

keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita asam urat dengan

masalah keperawatan kurangnya informasi tentang penyakit di wilayah kerja

puskesmas Tenggarang Bondowoso tahun 2017.

Pembahasan asuhan keperawatan keluarga pada Ny B yang meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

4.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

4.1.1 Identitas Umum Keluarga

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

kesehatan (Depkes RI (2004)).

Puskesmas tenggarang adalah salah satu puskesmas yang terdapat di wilayah

Bondowoso yang tepatnya berada di kelurahan Tenggarang yang memiliki wilayah

kerja di desa Bataan, desa Dawuhan, desa Gebang, desa Kajar, desa Kasemek, desa

Koncer Darul Alam, desa Koncer Kidul, desa Lojajar, desa pekalangan, desa Sumber

Salam, desa Tangsil Kulon, dan desa Tenggarang.

Keluarga Ny B berada di desa Lojajar yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas

Tenggarang Bondowoso
56

Tabel 4.1 Identitas Kepala Keluarga

Identitas klien Klien


Nama Ny B
Umur 60 tahun
Agama Islam
Suku Madura
Pendidikan SD
Pekerjan Buruh Tani

Tabel 4.2 Komposisi Keluarga

Klien
No Nama L/P Umur Hubungan Pekerjaan Pendidikan
Keluarga
1 Ny B P 60 tahun Kepala Buruh tani SD
keluarga
2 Sdr T L 24 tahun Anak Belum SMA
bekerja

Gambar 4.1 Genogram

Gambar 4.1.1 Genogram Klien

64 60

24
57

Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Hubungn Keluarga

: Klien

.......... : Tinggal Serumah

Orang tua Ny B tinggal ibu, Ny B mempunyai 1 saudara perempuan yang

masih ada. Suami Ny B sudah meninggal dan orang tua suami Ny B sudah meninggal

juga. Suami Ny B mempunyai 2 saudara. Suami meninggalkan 2 orang anak dan istri.

Tabel 4.3 Type Keluarga

Type keluarga Klien


Jenis type keluarga Single parent family
Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut Ny B mengatakan sering merasakan
kesemutan pada kaki dan tangan asam urat 7,4
mg/dl

Anggota keluarga Ny B hanya berdua Ny B tinggal dengan anaknya, suami Ny

B sudah meninggal pada usia 62 tahun dan anak yang pertama sudah menikah. Ny B

berperan ganda sebagai pencari nafkah dan ibu rumah tangga. Mencari nafkah untuk

kehidupan sehari-hari, dan biaya pendidikan untuk anak terakhirnya. Akhir-akhir ini

Ny B sering merasa kaki kesemutan setiap bangun tidur pagi, bahkan sampai terasa

kaku. Satu tahun kemarin Ny B sering periksa kesehatan ke pelayanan terdekan akan

tetapi belakangan ini Ny B sudah tidak periksa lagi karena sibuk ke sawah. Sehingga

untuk menjaga kesehatannya kurang.


58

Tabel 4.4 Suku Bangsa

Suku bangsa Klien


Asal suku bangsa Madura
Budaya yang berhubungan dengan Ny B mengatakan apabila ada salah satu
kesehatan anggota keluarga yang sakit dibawa periksa ke
puskesmas tenggarang

Suku bangsa yang di anut oleh keluarga Ny B adalah madura dimana

memiliki kepercayaan yang kental sekali dengan kesehatan. Keluarga Ny B sudah

memakai fasilitas kesehatan yang ada.

Tabel 4.5 Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan

Klien
Keluarga Ny B beragama islam, dan keluarga percaya bahwa sakit yang di alami Ny B
merupakan cobaan, dan mengupayakan kesembuhan Ny B baik dari penanganan medis.

Keluarga Ny B membawa anggota keluarganya ke pelayanan kesehatan jika ada

yang sakit. Budaya yang di anut oleh keluarga tidak menyimpang dari aturan atau

norma yang berlaku. Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada apabila ada

anggota keluarga yang sakit.

Tabel 4.6 Status Sosial Ekonomi Keluarga

Status sosial ekonomi keluarga Klien


Anggota keluarga yang mencari nafkah Ny B dan Sdr T
Penghasilan Ny B (± 1.000.000)
Sdr T (----)
Upaya lain Tidak ada
Harta benda yang dimiliki Sepeda motor, TV, sawah, HP
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan Rp. ± 700.000 untuk membayar tagihan listrik,
pendidikan, dan lain-lain

Penghasilan dari keluarga Ny B sekitar Rp.±1.000.000 penghasilan dari sawah.

Kebutuhan yang di keluarkan keluarga tiap bulannya mencapai Rp.± 700.000 untuk
59

biaya tagihan listrik, makan sehari-hari, dan lain untuk biaya pendidikan terkadang

lebih sering pinjam.

Tabel 4.7 Aktivitas Rekreasi

Klien
Keluarga Ny B mengatakan jarang untuk berekreasi saat libur, hari libur di gunakan untuk
berkumpul dengan keluarga atau pergi ke rumah saudara.

Ny B jarang untuk berekreasi saat waktu senggang. Ny B yang jarang untuk

berekreasi lebih banyak menghabiskan waktu di rumahdan kumpul dengan tetangga

dekat rumah. Menurut Ny B tidak penting lagi untuk rekreasi karena Ny B sudah tua.

Sedangkan Sdr T di waktu senggang masih sempat untuk rekreasi dan kumpul

bersama teman-temannya.

4.1.2 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tabel 4.8 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Klien


Tahap perkembangan saat ini (di tentukan Tahap keluarga usia pertengahan
dengan anak tertua)
Tahap perkembangan keluarga yang belum Ny B mengatakan bahwa suminya meninggl
terpenuhi dan kendalanya dunia pada usia 62 tahun karena sakit sehingga
Ny B kesulitan dalam biaya Sdr T
Riwayat kesehatan keluarga saat ini
iwayat kesehatan keluarga saat ini Ny B mengatakan tidak tahu jika terkena asam
urat, dia hanya merasakan sering kesemutan
pada kaki dan tangan tetapi belum periksa
Riwayat penyakit keturunan Keluarga Ny B mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit keturunan
Sumber pelayanan kesehatan yang di Ny B mengatakan berobat ke Puskesmas
manfaatkan Tenggarang Bondowoso
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Ny B mengatakan bahwa Ny B sering
mengalami demam

Ny B tidak mengetahui jika terkena penyakit asam urat. Kesemutan di rasakan

bahkan sampai terasa kaku pada kaki. Asam urat saat diperiksa tinggi yaitu 7,4 mg/dl.
60

Ny B mengatakan tidak tahu jika terkena asam urat Ny B sering mengalami demam

akhir-akhir ini. Tetapi Ny B tidak periksa karena di anggap hanya kelelahan bekerja

saja.

No Nama Umu Status TTV Status Status Tindakan


r Gizi (TB, (TD, N, S, P) Imunisasi Kesehatan yang telah di
BB, BMI) Dasar Saat ini lakukan
1. Ny. B 60 th Cukup TD : 110/90 mmhg Imunisasi Asam urat Tidak ada
N : 90 x/menit lengkap
S : 36,5oC
P : 20 x/menit
Asam Urat : 7,4 dl
2 Sdr. T 24 th Baik TD : 120/70 mmhg Imunisasi Sehat Tidak ada
N : 85 x/mnt lengkap
S : 36,0o C
P : 19 x/mnt
Tabel 4.9 Riwayat Kesehatan Masing-Masing Keluarga

Ny B tidak melakukan tindakan apapun untuk asam uratnya. Keluarga Ny B

sebenarnya sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada namun untuk asam urat

Ny B baru mengetahui setelah dilakukan pemeriksan oleh mahasiswa. Untuk tanda-

tanda vital Ny B normal. Sedangkan Sdr T tidak ada keluhan.

4.1.3 Pengkajian Lingkungan

Tabel 4.1.0 Karakteristik Rumah

Karakteristik rumah Klien


Luas rumah 6x10 m²
Type rumah Permanen
Kepemilikan Sendiri
Jumlah dan ratio kamar/ ruangan 4 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi,
dan 1 ruang dapur
Ventilasi/jendela 14 jendela di buka setiap pagi, 1 ventilasi di
kamar mandi, 2 ventilasi di dapur
Pemanfatan ruangan Setiap ruanagn sudah di manfaatkan
sebagaimana mestinya
Septic tank Ada, ±10 m dari sumur
Sumber air minum Sumur
Kamar mandi/WC Ada 1
61

Sampah Ada tempat sampah di dapur untuk


sementara kemudian di buang di samping
rumah untuk di ambil oleh petugas
kebersihan
Limbah RT Langsung mengalir di got belakang rumah
Kebersihan lingkungan Lingkungan tempat tinggal Ny B kurang
bersih, dan barang-barang tidak tertata rapi
Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Kebiasaan Dilakukan kerja bakti tiap bulannya untuk
tanggal dan waktunya belum pasti,
tergantung ada moment tertentu semisalkan
lingkungan kelihatan kotor
Aturan/ kesapakatan Keluarga mengatakan tidak ada aturan atau
kesepakatan tertentu di lingkungan
rumahnya
Budaya Setiap ada keluarga yang sakit, tetangga
datang menjenguk untuk mensuport agar
cepat sembuh
Interaksi Dengan Masyarakat Dan Perkumpulan Keluarga
Klien
Keluarga Ny B setiap harinya berinteraksi dengan tetangga sekitar
Mobilitas Geografis Keluarga
Klien
Keluarga mengatakan tidak pernah pindah rumah
Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Ny B mengatakn mengikuti pengajian setiap malam jumat
System Pendukung Keluarga
Setiap ada anggota keluarga yang sakit atau tertimpa musibah, tetangga menjenguk
bersama-sama

Gambar 4.2 Denah rumah keluarga

Halaman teras Ruang Ruang keluarga Dapur


rumah tamu

K. Tidur K. Tidur
K. S.tank
Mandi
62

Luas rumah pada Ny B ±6x10 m² letak rumah di daerah padat penduduk dan

saling berhimpitan, jendela di ruang tamu sering di buka, cahaya matahari cukup,

keadaan rumah lembab dan sedikit kotor. Meskipun di bersihkan setiap hari meja

masi terlihat kotor, kursi masih berdebu dan banyak pakaian yang tidak tertata rapi

dan berserakan di ruang tamu. Dari kasus rumah Ny B kurang sehat karena kotor dan

kurang rapi.

4.1.4 Struktur Keluarga

Tabel 4.11 Struktur Keluarga

Struktur keluarga Kl;ien


Pola/cara komunikasi keluarga Pola komunikasi baik, tidak sampai terjadi
salam paham antara Ny B dan Sdr T
Struktur kekuatan keluarga Saling menyayangi dan tidak ada masalah
Struktur peran (peran masing-masing Yang berperan sebagai kepala keluarga adalah
anggota keluarga) Ny B dan yang mencari nafkah adalah Ny B
dan pengambilan keputusan berdasarkan
musyawarah
Nilai dan norma keluarga Tidak ada anggota keluarga yang keras kepala,
saling menjaga agar hubungan tetap baik

Ny B yang berperan sebagai kepala keluarga dan yang mencari nafkah. Ny B

yang juga berperan untuk pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah terlebih

dahulu bersama keluarga. Pola komunikasi baik, tidak sampai terjadi salam paham

antara Ny B dan Sdr T. Mereka Saling menyayangi dan tidak ada masalah . Tidak ada

anggota keluarga yang keras kepala, saling menjaga agar hubungan tetap baik.

4.1.5 Fungsi Keluarga

Tabel 4.12 Fungsi Keluarga


63

Fungsi keluarga Klien


Fungsi afektif Keluarga Ny B saling menyayangi, satu sama
lain dan sikap saling menghormati.
Fungsi sosialisasi
Kerukunan hidup dalam RT Keluarga dan tetangga saling hidup rukun
Interaksi dan hubungan dalam keluarga Interaksi dalam keluarga Ny B dan Sdr B
menggunakan bahasa yang sopan
Anggota yang dominan dalam pengambilan Ny B sebagai kepala keluarga dan yang lebih
keputusan dominan dalam mengambil keputusan
Kegiatan keluarga pada saat senggang Jika ada waktu senggang keluarga Ny B di
rumah atau pergi ke rumah saudaranya
Partisipasi dalam kegiatan sosial Keluarga Ny B ikut serta dalam kegiatan
pengajian dan kerja bakti
Fungsi perawatan kesehatan
Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang Keluarga Ny B tahu tentang penyakit yang di
penyakit/masalah kesehatan keluarganya derita oleh Ny B karena di periksakan oleh
mahasiswa
Kemampuan keluarga mengambil Jika ada salah satu anggota keluarga ada yang
keputusan tindakan kesehatan yang tepat sakit keluarga membawa berobat ke puskesmas
tenggarang
Kemampuan keluarga merawat anggota Jika merasa pusing Ny B minum obat dari
keluarga yang sakit puskesmas danm istirahat yang cukup
Kemampuan keluarga memelihara rumah Setiap hari membersihkan rumah, akan tetapi
sehat masih masih terlihat kotor ada di debu di kursi
dan meja, masih terlihat kurang rapi banyak
pakaian tidak tertata rapi di ruang tamu
Kemampuan keluarga menggunakan Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan di masyarakat kesehatan terdekat
Fungsi reproduksi
Perencanaan jumlah anak Tidak ada perencanaan untuk memiliki punya
anak lagi
Aseptor Keluarga Ny B tidak menggunakan aseptor
Keterangan lain -
Fungsi ekonomi
Upaya pemenuhan sandang pangan Ny B bekerja sebagai buruh tani, dan memiliki
sawah yang di tanami untuk penghasilan
Pemanfaatan sumber di masyarakat -

4.1.6 Stress Dan Koping Keluarga

Tabel 4.13 Stress Dan Koping Keluarga

Stress dan koping keluarg Klien


Stressor jangka pendeka Ny B merasa stress karena kakinya terasa
kesemutan dan kaku
Stressor jangka panjang Keluaraga mengatakan ingin Ny B sembuh
Respon keluarga terhadap stressor Ny B mau berobat ke puskesmas
64

tenggarang
Strategi koping Sdr T mengatakan ingin Ny B bisa sembuh
dan tidak mengeluh sakit lagi
Strategi adaptasi fungsional Diantara keluarga tidak pernah melakukan
kekerasan jika salah satu anggota
mengalami stress

Pada kasus tersebut keluarga klien mengalami stres karena penyakit asam

uratnya yang menyebabkan tidak bisa beraktivitas seperti semula. Keinginan dari

keluarga agar Ny B bisa sembuh sangat tinggi. Dukungan dari Sdr T untuk segera

membawa Ny B ke fasilitas kesehatan mempermudah untuk meningkatkan kesehatan

Ny B. Beberapa hari ini Ny B jarang beraktivitas karena kesemutan pada kakinya

semakin di rasakan, yang biasa tiap pagi ke sawah sekarang Ny B lebih banyak

menghabiskan waktu di rumah.

4.1.7 Keadaan gizi keluarga

Tabel 4.14 Keadaan gizi keluarga

Keadaan gizi keluarga Klien


Pemenuhan gizi Untuk pemenuhan gizi pada keluarga Ny B
sudah cukup, tetapi untuk Ny B kurang karena
Ny B tidak suka ikan, ataupun daging
Upaya lain Tidak ada upaya lain

4.1.8 Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.15 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik Klien


65

Identitas
Nama Ny B
Umur 60m tahun
Jenis kelamin Permpuan
Pendidikan SD
Pekerjaan Buruh tani
Keluhan/riwayat penyakit saat ini Ny B mengatakan kakinya sering kesemutan,
nyeri, nyilu dan kaku
Riwayat penyakit sebelumnya Ny B mengatakan mempunyai riwayat DM
Tanda tanda vital TD : 110/90 mmhg
N : 90 x/menit
S : 36,5oC
P : 20 x/menit
Asam Urat : 7,4 dl
System cardiovaskuler
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Teraba di ICS 5 midclavicula
Perkusi Tidak pembesaran jantung
Auskultasi S1 S2 tunggal
System respirasi
Inspeksi Tidak ada retraksi otot bantu nafas, pergerakan
Palpasi dinding dada simetris
Perkusi Vocal vremitus sama
Auskultasi Sonor pada semua lapang paru
Vesikuler
System gastrointestinal (gi tract) Klien mengatakan BAB 1x2 hari
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus 8x/ menit
Palpasi: tidak ada distensi abdomen
System persyarafan Kesadaran komposmentis, E = 4, V = 5, M = 6
System muskuloskeletal Setiap tonus otot ekstremitas atas 5, ekstremitas
bawah 4, tidak ada oedema di ekstremitas atas
atau bawah
System genetalia Tidak di lakukan pemeriksaan

Pada pemeriksaan fisik klien mengalami asam urat. Tanda yang di rasakan

kesemutan dan kaku. Hasil pemeriksaan asam urat Ny B 7,4 mg/dl. Untuk

pemeriksaan jantung dan pernafasan Ny B semua normal. Kesadaran komposmentis

dan kekuatan otot pada kaki mengalami penurunan yaitu 4.

4.1.9 Harapan keluarga

Tabel 4.16 Harapan keluarga


66

Harapan keluarga Klien


Terhadap masalah kesehatan Keluarga berharap Ny B bisa sembuh
Terhadap petugas kesehatan yang ada Dapat memberikan pelayanan kesehatan secara
maksimal

Tabel 4.17 Pemeriksaan Fisik

No pemeriksaan Klien
Ny B Sdr T
1 Kepala - Kulit kepala bersih - Kulit kepala bersih
- tidak ada nyeri tekan - tidak ada nyeri
- rambut beruban tekan
- normo chepal - normo chepal
2 Wajah - simetris - simetris
- tidak ada lesi - tidak ada lesi
3 Leher - tidak ada pembesaran - tidak ada
kelenjar tyroid dan vena pembesaran
jugularis kelenjar tyroid dan
vena jugularis
4 BB, TB, PB BB : 45 kg BB : 57 kg
TB : 155 cm TB : 165 cm
5 Mata - Pupil isokor - Pupil isokor
- Tidak ada - Tidak ada
konjungtivitis konjungtivitis
- Tidak ada buta warna - Tidak ada
- Tidak ada secret buta warna
- Tidak ada
secret
6 Hidung Simetris Simetris
Tidak ada oedema dan nyeri Tidak ada oedema dan
tekan nyeri tekan
Indra penciuman normal Indra penciuman
normal
7 Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab
Ada karies gigi Tidak Ada karies gigi
Tidak terdapat candidas Tidak terdapat
candidas
8 Dada Simetris Simetris
Normal chest Normal chest
Suara nafas vesikuler Suara nafas vesikuler
Tidak ada suara nafas tambahan Tidak ada suara nafas
S1 S2 tunggal tambahan
Tidak terdengar gallop S1 S2 tunggal
Tidak terdengar gallop
9 Perut Simetris Simetris
Tidak ada lesi Tidak ada lesi
Bising usus 8x/ menit Bising usus 7x/ menit
Tidak ada massa Tidak ada massa
67

10 Tangan CRT < 2 detik CRT < 2 detik


Kekuatan ekstremitas atas 5 Kekuatan ekstremitas
Turgor kulit lembab, < 2 detik atas 5
Turgor kulit lembab, <
2 detik
11 Kaki Kekuatan ekstremitas bawah 4 Kekuatan ekstremitas
Tidak terdapat deformitas bawah 5
Tidak terdapat
deformitas

Untuk pemeriksaan head to toe tidak ada kelainan. Peneliti fokus pada

pemeriksaan kaki, tangan dan kekuatan otot pada Ny B di dapatkan terjadi penurunan

kekuatan otot pada kaki yaitu 4 sedangkan pada tangan 5. Kekuatan otot 4 yang

artinya klien bisa melawan gravitasi ringan namun jatuh kembali, sedangkan 5 pada

tangan pasien mampu penuh untuk melawan gravitasi. Tidak terjadi odema pada kaki

maupun tangan dan tidak ada lesi.

Tabel 4.18 Kemandirian Keluarga

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria
2. Menerima yankes sesuai rencana 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar Kemandirian II : jika memenuhi kriteria
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran 1 s.d 5
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian III : jika memenuhi
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif kriteria 1 s.d 6
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif Kemandirian IV : Jika memenuhi
kriteria 1 s.d 7
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II Ѵ

Kemandirian III Kemandirian IV


68

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kriteria 1&2

4.1.10 Analisa Data

Tabel 4.19 Analisa Data

N Tanggal Data Diagnosa Keperawatan


o
1 24 Agustus Data subyektif : Defisiensi Pengetahuan
2017 “saya sering merasakan sakit di kaki,
jika sakit saya hanya istirahat”
Data obyektif :
Klien mempunyai tingkat pendidikan
SD
Klien banyak bertanya tentang penyakit
gout arthritis
Urin Acid 7,4 mg/dl

Tabel 4.20 Diagnosa Keperawatan


No Tanggal Diagnosa Paraf
1 24 Agutus 2017 Kode 10021994
Defisiensi Pengetahuan
Definisi
Ketiadaan atau defisiensi informasi
kognitif tentang topik tertentu

Tabel 4.21 Scoring/Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga

KRITERIA SCORI BOBOT NILAI PEMBENARAN


NG
Sifat masalah 3/3 1 3/3 x 1 Keluarga tidak mengetahui
Tidak/kurang sehat (3) =1 tentang masalah
69

Ancaman kesehatan (2) kesehatannya


Keadaan krisis (1)
Kemungkinan diubah 2/2 2 2/2 x 2 Adanya kemauan keluarga
Mudah (2) =2 untuk berubah
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
Potensial dicegah 3/3 1 3/3 x 1 Perubahan perilaku
Tinggi (3) =1 keluarga dapat ditingkatkan
Cukup (2) dengan pemberian penkes
Rendah(1)
Menonjolnya masalah 0/2 1 2/0 x 1 Keluarga tidak pernah
Masalah berat, harus segera =0 merasakan masalah yang
ditangani(2) ada.
Ada masalah tetapi tidak perlu
ditangani (1)
Masalah tidak dirasakan (0)
Jumlah total 4

Rumus skoring :

Skor yang di peroleh


X Bobot
Skor tertinggi

.
71

4.1.13 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.22 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


TUM TUK Kriteria Standar
Defisiensi Setelah Tujuan : Respon verbal 1. Mampu Keluarga mampu mengenal
pengetahuan memberikan Setelah di lakukan 7x menjelaskan masalah :
asuhan kunjungan klien dan tentang penyakit 1. Lakukan test asam urat
2. Ciptakan lingkungan
keperawatan keluarga mampu gout arthritis
2. Mampu untuk yang kondusif untuk
keluarga dan klien meningkatkan
mengikuti saran belajar
mampu pengetahuan tentang
3. Pilih metode dan strategi
untuk periksa ke
menjelaskan penyakit
penyuluhan yang sesuai
yankes terdekat
kembali tentang Kriteria hasil : 4. Anjurkan pasien untuk
3. Mampu untuk
penyakit dan Keluarga mampu bertanya dan diskusi
melakukan senam
5. Dokumentasikan
mampu untuk ke mengenal masalah
gerak
penyuluhan
yankes terdekat tentang pengetahuan
6. Ikut sertakan keluarga
kesehatan dan perilaku :
atau orang terdekat, jika
1. Pengetahuan
perlu
pengaturan diet 7. Kaji tingkat pengetahuan
2. Pengetahuan
pasien dan keluarga akan
manajemen
penyakit dan
arthritis
perawatannya
Pengetahuan treatment 8. Beri penjelasan pada
regimen pasien dan keluarga akan
72

penyakit dan
perawatannya
9. Beri penjelasan tentang
penyakit, tanda dan
gejala, penyebab penyakit
10.Beri penjelasan diet
mampu merubah pola
makan
11.Mengajarkan senam
ergonomic yang di
lakukan selama 5 menit
12.Beri penjelasan tentang
pengobatan agar klien
memanfaatkan tenaga
medis kesehatan sekitar
73

4.1.14 Implementasi dan Evaluasi


Tabel 4.23 Implementasi dan Evaluasi

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

N HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI


O KEPERAWATAN
1 Kamis, 24 Agustus Defisiensi 09.45 1. Melakukan test asam urat 11.50 Knowledge :
2. Menciptakan lingkungan yang
2017 pengetahuan 09.55 Ny B mengatakan mengerti
kondusif untuk belajar
(09.30) tentang asam urat
3. Memilih metode dan strategi
Ny B mengetahui diet bagi
10.00 penyuluhan yang sesuai
4. Menganjurkan pasien untuk penderita asam urat
bertanya dan diskusi
10.10 5. Mendokumentasikan penyuluhan
Afektif :
6. Mengikut sertakan keluarga atau
Ny B ada kemauan untuk
orang terdekat, jika perlu
10.15 7. Mengkaji tingkat pengetahuan mendengarkan penyuluhan
10.25 pasien dan keluarga akan asam urat
penyakit dan perawatannya
8. Memberi penjelasan pada pasien
10.40 Psikomotor :
dan keluarga akan penyakit dan
Ny B dapat menjelaskan
perawatannya
10.50 kembali apa itu asam urat
9. Memberi penjelasan tentang
74

penyakit, tanda dan gejala, Ny B dapat menyebutkan


penyebab penyakit makanan yang tidak di
10. Memberi penjelasan diet mampu
11.00 anjurkan untuk di konsumsi
merubah pola makan
11. Memberi penjelasan tentang
pengobatan agar klien

11.15 memanfaatkan tenaga medis


kesehatan sekitar

11.30

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 4.24 Implementasi dan Evaluasi


75

NO HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1 Jumat, 25 Agustus Defisiensi 10.45 1. Menciptakan lingkungan 13.20 Knowledge :
2017 pengetahuan yang kondusif untuk Ny B mengatakan mengerti
(10.30) belajar tentang asam urat
2. Memilih metode dan
Ny B mengetahui diet bagi
11.00
strategi penyuluhan yang
penderita asam urat
sesuai
Ny B mengetahui tanda dan
3. Menganjurkan pasien
gejalanya asam urat
11.15 untuk bertanya dan
Ny B mengatakan mau periksa ke
diskusi
4. Mendokumentasikan fasilitas kesehatan sekitar
penyuluhan
11.30 5. Mengikut sertakan
Afektif :
keluarga atau orang
11.40 Ny B ada kemauan untuk
terdekat, jika perlu
mendengarkan penyuluhan asam
6. Mengkaji tingkat
urat
pengetahuan pasien dan
12.00 keluarga akan penyakit
Psikomotor :
dan perawatannya
7. Memberi penjelasan pada Ny B dapat menjelaskan kembali
pasien dan keluarga akan apa itu asam urat
penyakit dan Ny B dapat menyebutkan makanan
76

12.15 perawatannya yang tidak di anjurkan untuk di


8. Memberi penjelasan
konsumsi
tentang penyakit, tanda
Ny B mengetahui tanda dan gejala
dan gejala, penyebab
asam urat
penyakit
Ny B belum ke faskes terdekat
12.30 9. Memberii penjelasan diet
mampu merubah pola
makan
10.Memberi penjelasan
12.40 tentang pengobatan agar
klien memanfaatkan
tenaga medis kesehatan
13.00 sekitar

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 4.25 Implementasi dan Evaluasi


NO HARI/TANGGA DX IMPLEMENTASI EVALUASI
L KEPERAWATAN
1 Sabtu, 26 Agustus Defisiensi 14.10 1. Menciptakan lingkungan yang 16.45 Knowledge :
2017 pengetahuan kondusif untuk belajar Ny B mengatakan mengerti
2. Memilih metode dan strategi
(14.00) 14.20 tentang asam urat
77

penyuluhan yang sesuai Ny B mengetahui diet bagi


14.45 3. Menganjurkan pasien untuk
penderita asam urat
bertanya dan diskusi
15.00 Ny B mengetahui tanda dan
4. Mendokumentasikan penyuluhan
15.10 5. Mengikut sertakan keluarga atau gejalanya asam urat
orang terdekat, jika perlu Ny B mengatakan mau periksa
15.20
6. Mengkaji tingkat pengetahuan
ke fasilitas kesehatan sekitar
pasien dan keluarga akan
15.40
penyakit dan perawatannya
Afektif :
7. Memberi penjelasan pada pasien
Ny B ada kemauan untuk
16.00 dan keluarga akan penyakit dan
mendengarkan penyuluhan asam
perawatannya
8. Memberi penjelasan tentang urat
16.15
penyakit, tanda dan gejala,
16.30
penyebab penyakit Psikomotor :
9. Memberi penjelasan diet mampu
Ny B dapat menjelaskan
merubah pola makan
kembali apa itu asam urat
10. Memberi penjelasan tentang
Ny B dapat menyebutkan
pengobatan agar klien
makanan yang tidak di anjurkan
memanfaatkan tenaga medis
untuk di konsumsi
kesehatan sekitar
Ny B mengetahui tanda dan
gejala asam urat
Ny B belum ke faskes terdekat
78

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 4.26 Implementasi dan Evaluasi

NO HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1 Minggu, 27 Agustus Defisiensi 09.45 1. Menciptakan lingkungan 12.10 Knowledge :
2017 pengetahuan yang kondusif untuk belajar Ny B mengatakan mengerti tentang
2. Memilih metode dan strategi
(09.30) 09.55 asam urat
penyuluhan yang sesuai
Ny B mengetahui diet bagi penderita
3. Menganjurkan pasien untuk
asam urat
79

10.00 bertanya dan diskusi Ny B mengetahui tanda dan gejalanya


4. Mendokumentasikan
asam urat
penyuluhan
10.10 Ny B belum pernah mengikuti senam
5. Mengikut sertakan keluarga
asam urat
atau orang terdekat, jika
Afektif :
10.15 perlu
6. Mengkaji tingkat Ny B ada kemauan untuk mendengarkan
pengetahuan pasien dan penyuluhan asam urat
10.25
keluarga akan penyakit dan Ny B ada kemauan untuk mengikuti
perawatannya senam asam urat
10.40 7. Mengajarkan senam
Psikomotor :
ergonomic yang di lakukan
Ny B dapat menjelaskan kembali apa itu
selama 5 menit
10.50 asam urat
8. Memberi penjelasan pada
Ny B dapat menyebutkan makanan yang
pasien dan keluarga akan
tidak di anjurkan untuk di konsumsi
penyakit dan perawatannya
11.00 9. Memberi penjelasan tentang Ny B mengetahui tanda dan gejala asam
penyakit, tanda dan gejala, urat
penyebab penyakit Ny B dapat mengikuti senam asam urat
10.Memberi penjelasan diet
selama 5 menit
11.15 mampu merubah pola makan
11.Memberi penjelasan tentang
pengobatan agar klien
11.30
memanfaatkan tenaga medis
80

11.45 kesehatan sekitar

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 4.27 Implementasi dan Evaluasi


NO HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Senin, 28 Agustus Defisiensi 13.10 1. Melakukan test asam urat 16.00 Knowledge :
2. Menciptakan lingkungan
2017 pengetahuan 13.20 Ny B mengatakan mengerti tentang
yang kondusif untuk
(13.00) asam urat
belajar
Ny B mengetahui diet bagi penderita
3. Memilih metode dan
asam urat
14.00 strategi penyuluhan yang
Ny B mengetahui tanda dan
sesuai
4. Menganjurkan pasien gejalanya asam urat
14.10
untuk bertanya dan diskusi Ny B mengetahui tentang senam
5. Mendokumentasikan
asam urat
81

14.15 penyuluhan Afektif :


6. Mengikut sertakan
Ny B ada kemauan untuk
keluarga atau orang
14.25 mendengarkan penyuluhan asam urat
terdekat, jika perlu
Ny B ada kemauan untuk mengikuti
7. Mengkaji tingkat
senam asam urat
14.40 pengetahuan pasien dan
Psikomotor :
keluarga akan penyakit dan
Ny B dapat menjelaskan kembali apa
14.50 perawatannya
8. Memberi penjelasan pada itu asam urat
pasien dan keluarga akan Ny B dapat menyebutkan makanan
penyakit dan perawatannya yang tidak di anjurkan untuk di
15.00 9. Memberi penjelasan
konsumsi
tentang penyakit, tanda dan
Ny B mengetahui tanda dan gejala
gejala, penyebab penyakit
asam urat
10.Memberi penjelasan diet
15.15 mampu merubah pola
makan
11.Memberi penjelasan
15.30
tentang pengobatan agar
klien memanfaatkan tenaga
medis kesehatan sekitar
15.45
82

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 4.28 Implementasi dan Evaluasi


NO HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Selasa, 29 Agustus Defisiensi 14.00 1. Menciptakan lingkungan yang 16.00 Knowledge :
2017 pengetahuan kondusif untuk belajar Ny B mengatakan mengerti tentang
2. Memilih metode dan strategi
(14.00) 14.10 asam urat
penyuluhan yang sesuai
Ny B mengetahui diet bagi penderita
3. Menganjurkan pasien untuk
asam urat
14.15 bertanya dan diskusi
4. Mendokumentasikan Ny B mengetahui tanda dan gejalanya
penyuluhan asam urat
14.25 5. Mengikut sertakan keluarga
Afektif :
atau orang terdekat, jika perlu
Ny B ada kemauan untuk
6. Mengkaji tingkat pengetahuan
14.40 mendengarkan penyuluhan asam urat
pasien dan keluarga akan
Ny B ada kemauan untuk mengikuti
penyakit dan perawatannya
14.50 7. Memberi penjelasan pada senam asam urat
pasien dan keluarga akan Psikomotor :
83

15.00 penyakit dan perawatannya Ny B dapat menjelaskan kembali apa


8. Memberi penjelasan tentang
itu asam urat
penyakit, tanda dan gejala,
Ny B dapat menyebutkan makanan
penyebab penyakit
yang tidak di anjurkan untuk di
15.15 9. Memberi penjelasan diet
konsumsi
mampu merubah pola makan
10.Memberi penjelasan tentang Ny B mengetahui tanda dan gejala asam
pengobatan agar klien urat
15.30
memanfaatkan tenaga medis
kesehatan sekitar
15.45

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


84

Tabel 4.29 Implementasi dan Evaluasi

NO HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1 Rabu, 30 Agustus Defisiensi 18.00 1. Melakukan test asam urat 20.00 Knowledge :
2. Menciptakan lingkungan yang
2017 pengetahuan 18.10 Ny B mengatakan mengerti tentang
kondusif untuk belajar
(18.00) asam urat
3. Memilih metode dan strategi
Ny B mengetahui diet bagi penderita
18.15 penyuluhan yang sesuai
4. Menganjurkan pasien untuk bertanya asam urat
dan diskusi Ny B mengetahui tanda dan gejalanya
18.25 5. Mendokumentasikan penyuluhan
asam urat
6. Mengikut sertakan keluarga atau
Ny B mengetahui tentang senam asam
orang terdekat, jika perlu
18.40 7. Mengkaji tingkat pengetahuan urat
18.50 pasien dan keluarga akan penyakit Afektif :
19.00 dan perawatannya Ny B ada kemauan untuk
8. Memberi penjelasan pada pasien
mendengarkan penyuluhan asam urat
dan keluarga akan penyakit dan
Ny B ada kemauan untuk mengikuti
perawatannya
19.15 senam asam urat
9. Memberi penjelasan tentang
Psikomotor :
penyakit, tanda dan gejala, penyebab
Ny B dapat menjelaskan kembali apa
19.30 penyakit
85

10.Memberi i penjelasan diet mampu itu asam urat


merubah pola makan Ny B dapat menyebutkan makanan
11.Memberi penjelasan tentang
19.45 yang tidak di anjurkan untuk di
pengobatan agar klien
konsumsi
memanfaatkan tenaga medis
19.20 Ny B mengetahui tanda dan gejala
kesehatan sekitar
asam urat
12.Mengajarkan senam ergonomic yang
Ny B dapat mengikuti senam asam
di lakukan selama 5 menit
19.40 urat selama 5 menit
86

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
Pada identitas keluarga Ny B seorang janda di tinggal mati oleh suami. Latar

belakang pendidikan pada Ny B adalah tamatan SD, sedangkan pada anaknya

tamatan SMA dan sekarang melanjutkan kuliah di universitas negeri. Ny B sehari-

hari bekerja sebagai buruh tani, setiap hari pergi ke sawah. Sedangkan Sdr T belum

bekerja. Ny B tinggal berdua dengan anak kandungnya Sdr T. Orang tua Ny B tinggal

ibu, tetapi tidak tinggal dengan Ny B. Ny B mempunyai 1 saudara perempuan yang

masih ada. Sedangkan, Suami Ny B meninggalkan 2 orang anak dan istri. Orang tua

suami Ny B mempunyai 2 saudara. Menurut (Friedman, 2010) Keluarga inti (terkait

dengan pernikahan) keluarga yang terbentuk kerena pernikahan, peran sebagi orang

tua, atau kelahiran terdiri atas suami istri, anak-anak mereka- biologis, adopsi, atau

keduanya. Sedangkan keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung

atau angkat). kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian keluarga ini

disebut tipe keluarga dengan single parent.

Kasus yang ada dan teori yang di jelaskan, keluarga Ny B termasuk dalam

keluarga single parent dimana Ny B sebagai orang tua tunggal yang berperan ganda

sebagai pencari nafkah dan ibu rumah tangga.

Type Keluargaanggota keluarga Ny B hanya dengan 2 orang anak, Ny B

tinggal dengan anaknya, anak yang pertama sudah menikah. Peran ganda Ny B

sebagai pencari nafkah dan ibu rumah tangga. Mencari nafkah untuk kehidupan

sehari-hari, dan biaya pendidikan untuk anak terakhirnya. Akhir-akhir ini Ny B sering
87

merasa kaki kesemutan setiap bangun tidur pagi, bahkan sampai terasa kaku. Satu

tahun kemarin Ny B sering periksa kesehatan ke pelayanan terdekan akan tetapi

belakangan ini Ny B sudah tidak periksa lagi karena sibuk ke sawah. Sehingga untuk

menjaga kesehatannya kurang. Menurut (Friedman,2014) Keluarga inti (konjugal)

adalah keluarga hasil pernikahan yang mengahsilkan sistem, orang tua dan anak atau

prokreasi. Keluarga ini terdiri dari suami, istri, anak-kandung, adopsi, dan atau

keduanya. Keluarga inti, yang terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah, dan

seorang ibu yang mengurusi rumah tangga.

Kasus Ny B sesuai dengan teori dimana Ny B sebagai pencari nafkah karena

ditinggal suami. Ny B dikatakan single parent yang mencari nafkah untuk keluarga

dan berperan sebagai ibu rumah tangga dimana itu memang tugas seorang ibu di

dalam rumah.

Suku bangsa yang di anut oleh keluarga ny b adalah madura dimana memiliki

kepercayaan yang kental sekali dengan kesehatan. Keluarga ny b sudah memakai

fasilitas kesehatan yang ada. Keluarga ny b membawa anggota keluarganya ke

pelayanan kesehatan jika ada yang sakit. Budaya yang di anut oleh keluarga tidak

menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku. Menurut (Friedman dalam Padila,

2012) keluarga memiliki tugas kesehatan keluarga yang harus di penuhi oleh anggota

keluarga lainnya, apabila salah satu anggotanya mengalami sakit. Terdapat lima tugas

kesehatan keluarga, yaitu mengenal masalah kesehatan pada setiap anggota

keluarganya, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat setelah


88

mengetahui masalah, melakukan perawatan pada anggota keluarganya yang

mengalami sakit, memodifikasi lingkungan untuk menunjang keberhasilan

perawatan, menggunakan fasilitas kesehatan yang ada seperti rumah sakit.

Kasus yang ada dan teori yang sudah di jelaskan, keluarga Ny B sudah

melakukan tugas kesehatan keluarganya dimana berdasarkn kasus Ny B sudah

membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan terdekat. Akan tetapi untuk

penyakit yang sekarang di derita Ny B mengenai asam urat Ny B belum pernah

memeriksakannya ke pelayanan kesehatan.

1. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Penghasilan dari keluarga Ny B sekitar Rp.±1.000.000 penghasilan dari sawah.

Kebutuhan yang di keluarkan keluarga tiap bulannya mencapai Rp.± 700.000 untuk

biaya tagihan listrik, makan sehari-hari, dan lain untuk biaya pendidikan terkadang

lebih sering pinjam. Menurut Harlock (2006) orang tua menengah kebawah cenderung

lebih keras dan lebih memaksa dan edikit toleransi di banding dengan keluarga

menengah ke atas. Dari kasus yang ada tidak sesuai dengan teori dimana keluarga Ny

B keluarga yang perekonomiannya menengah kebawah akan tetapi tidak ada watak

keras dalam keluarga dan juga tidak ada sifat memaksa antar keluarga.

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Ny B tidak mengetahui jika terkena penyakit asam urat. Kesemutan di rasakan bahkan

sampai terasa kaku pada kaki. Asam urat saat diperiksa tinggi yaitu 7,4 mg/dl. Ny B

mengatakan tidak tahu jika terkena asam urat Ny B sering mengalami demam akhir-akhir ini.
89

Tetapi Ny B tidak periksa karena di anggap hanya kelelahan bekerja saja. Menurut (Nur

Amalia, 2015) tahapan penyakit asam urat yang pertama yaitu tanpa gejala, pada tahap ini

terjadi peningkatan kadar asam urat tetapi tidak menimbulkan gejala klinik. Pada tahap akut

biasanya yang dirasakan oleh penderita adalah rasanya berdenyut-denyut atau nyeri, bengkak

bahkan terasa panas. Pada kasus Ny B asam urat yang di derita oleh Ng B yaitu pada tahapan

akut dimana sudah dirasakan gejala dari asam urat.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pengkajian yang di temukan pada Ny B yaitu mengalami penyakit asam urat,

saat di lakukan test oleh peneliti asam urat Ny B 7,4 mg/dl. Pada pemeriksaan fisik

ada penurunan kekuatan otot pada ekstremitas bawah, yaitu 4 yang artinya klien

hanya mampu melawan gravitasi ringan. Ny B sebelumnya tidak pernah periksa test

asam urat. Ny B mengetahui setelah diperiksa oleh peneliti. Tanda yang di rasakan

oleh Ny B kaki terasa kesemutan, dan kaku. Sakit ini dirasakan sejak 2 bulan terakhir

tetapi Ny B tidak memperiksakan kesehatannya. Karena mengira hanya sakit kaki

biasa akibat kelelahan bekerja. Menurut (Sjamsuhidajat, 2011) stadium awal pada

asam urat ditandai dengan nyeri, pembengkakan pada sendi, dan kekakuan sendi

sehingga terjadi penurunan kekuatan otot akibat peradangan tersebut. Dari kasus yang

ada maka sesuai dengan teori jika pada penderita asam urat terjadi penurunan

kekuatan otot, dan kekakuan pada sendi kaki.

4. Pengkajian Lingkungan
90

Rumah yang di tempati pada luasnya Ny B ±6x10 m² letak rumah di daerah

padat penduduk dan saling berhimpitan, jendela di ruang tamu sering di buka, cahaya

matahari cukup, keadaan rumah lembab dan sedikit kotor. Meskipun di bersihkan

setiap hari meja masi terlihat kotor, kursi masih berdebu dan banyak pakaian yang

tidak tertata rapi dan berserakan di ruang tamu. Dari kasus rumah Ny B kurang sehat

karena kotor dan kurang rapi. Menurut friedman (2014), tugas keluarga ada 5 salah

satu di antaranya adalah mempertahankan suasana rumah yang sehat. Dari kasus yang

ada rumah Ny B tidak memenuhi syarat rumah sehat, dimana masih terlihat kotor

pada kursi dan meja meskipun di bersihkan setiap hari dan barang-barang tidak tertata

rapi, pakaian berserakan di ruang tamu.

5. Struktur Keluarga

Ny B yang berperan sebagai kepala keluarga dan yang mencari nafkah. Ny B yang juga

berperan untuk pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah terlebih dahulu bersama

keluarga. Pola komunikasi dalam keluarga baik, tidak sampai terjadi salam paham antara Ny

B dan Sdr T. Mereka Saling menyayangi dan tidak ada masalah. Tidak ada anggota keluarga

yang keras kepala, saling menjaga agar hubungan tetap baik. Menurut Friedman (2014)

struktur keluarga terdiri atas Pola interaksi keluarga yang berfungsi : bersifat terbukadan

jujur, selalu menyelesaikan konflik keluarga, berfikiran positif, tidak mengulang-ulang isu

dan pendapat sendiri, karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk, karakteristik

pengirim. Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang disampaikan jelas

dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik. Karakteristik penerima siap
91

mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi. Berdasarkan kasus dan teori

maka komunikasi pada keluarga Ny B termasuk baik dan sesuai dengan teori.

1.2.2 Diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan yang di angkat penulis adalah Defisiensi Pengetahuan

yang telah sesuai dengan teori. Penulis mengambil Keterbatasan kognitif dengan

alasan mengacu pada data pengkajian yaitu data subjektif antara lain klien

mengatakan sering merasakan sakit di kaki, jika sakit saya hanya istirahat. Hal ini

dikarenakan faktor pendidikan Ny B yang rendah sehingga tidak begitu mengetahui

pentingnya akan kesehatan dan tidak bisa memanfakan pelayanan kesehatan secara

optimal. Batasan karakteristik Defisiensi Pengetahuan sendiri menurut Herdman

(2015) yaitu Mengungkapkan masalah secara verbal Berdasarkan data subjektif dan

objektif pada pengkajian serta batasan karakteristik Defisiensi Pengetahuan menurut

Nanda, sehingga penulis memprioritaskan masalah utama yaitu Defisiensi

Pengetahuan. Sehingga untuk kasus keluarga Ny B penulis merumuskan Gout

Arthritis dengan Defisiensi Pengetahuan.

1.2.3 Intervensi
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan umum dan tujuan khusus,
92

penetapan standart dan kriteria dimana tujuan tersebut telah sesuai dengan teori untuk

mengatasi masalah keluarga. Secara teori menurut Setiadi (2008) tujuan di buat

berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu Setelah

memberikan asuhan keperawatan keluarga dan klien mampu menjelaskan kembali

tentang penyakit dan mampu untuk ke yankes terdekat. Kemudian tujuan khusus

ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan dengan

keadaan yang mengancam kehidupan. Tujuan yang dibuat oleh penulis adalah klien

dan keluarga mampu meningkatkan pengetahuan tentang penyakit dengan kriteria

hasil menurut Bulechek et al (2013) Keluarga mampu mengenal masalah tentang

pengetahuan kesehatan dan perilaku, Pengetahuan pengaturan diet,Pengetahuan

manajemen arthritis Intervensi yang di buat penulis menurut Bulechek et al (2013)

meliputi, lakukan test asam urat, ciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar,

pilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai, pilih materi pengajaran yang

sesuai, anjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi, dokumentasikan penyuluhan, ikut

sertakan keluarga atau orang terdekat, jika perlu, kaji tingkat pengetahuan pasien dan

keluarga akan penyakit dan perawatannya, beri penjelasan pada pasien dan keluarga

akan penyakit dan perawatannya, beri penjelasan tentang penyakit, tanda dan gejala,

penyebab penyakit, beri penjelasan diet mampu merubah pola makan, beri penjelasan

tentang pengobatan agar klien memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekitar.

Peneliti mencoba memodivikasi intervensi yang ada 13 kemudian yang di ambil

ada 12, yaitu lakukan test asam urat, ciptakan lingkungan yang kondusif untuk
93

belajar, pilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai, anjurkan pasien untuk

bertanya dan diskusi, dokumentasikan penyuluhan, ikut sertakan keluarga atau orang

terdekat, jika perlu, kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan penyakit dan

perawatannya, beri penjelasan pada pasien dan keluarga akan penyakit dan

perawatannya, beri penjelasan tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab

penyakit, beri penjelasan diet mampu merubah pola makan, beri penjelasan tentang

pengobatan agar klien memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekita.

Peneliti tidak mengambil 1 intervensi yaitu pilih materi pengajaran yang sesuai

dengan alasan adalah intervensi tersebut bisa di gantikan dengan intervensi pilih

metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Sehingga intervensi yang peneliti angkat

tidak sesuai dengan intervensi yang ada di teori karena peneliti menyesuaikan dengan

kondisi pasien, serta waktu dilakukannya penelitian.

Pada prinsipnya antara teori-teori yang ada dengan kasus nyata dalam

merencanakan asuhan keperawatan pada kasus dengan Gout Arthritis Ny B tidak

mengalami perbedaan. Intervensi Defiieni Pengetahuan yaitu penyuluhan tentang

penyakit asam urat. Penyuluhan dilakukan selama 3x kunjungan. Penyuluhan tersebut

mengenai apa itu asam urat, tanda dan gejala yang di rasakan, diet yang tidak boleh di

konsumsi penderita asam urat, serta penanganannya. Menurut (Kusnanto,2007)

Penyuluhan atau pendidilan kesehatan menjadi salah satu peran perawat yang sangat

penting dalam upaya meningkatkan kesehatannya yang terkait dengan pencegahan

dan perawatan sehingga individu ataupun keluarga dapat menerima tanggung jawab
94

terhadap hal-hal yang diketahuinya. Maka dari kasus dan teori sesuai apabila pada

keluarga pasien asam urat direncanakan untuk penyuluhan.

Intervensi kedua juga di rencanakan untuk senam ergonomis yaitu senam bagi

penderita asam urat untuk mengurangi kadar asam urat dalam tubuh. Menurut

(Wratsongko, 2006) senam ergonomis merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik

pernafasan. Teknik pernafasan tersebut mampu memberikan pijatan pada jantung

akibat dari naik turunnya diafragma. Sehingga memperlancar pengankatan sisa

pembekaran seperti asam urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal dan usus besar

untuk dikeluarkan dalam bentuk urine dan feses. Dari teori tersebut peneliti

mengambil intervensi senam ergomis untuk mengurangi kadar asam urat.

4.2.4 Implementasi

Implementasi yang kami terapkan pada Ny B sudah sesuai dengan teori yang

ada. Impementasi yang dilakukan sebagian besar mengacu pada NIC (Nursing

Interventions Classification). akan tetapi ada 4 penambahan pada implementasi yaitu,

menjelaskan maksut dan tujuan perawat melakukan asuhan keperawatan pada

keluarga selama 1 minggu yang akan di lakukan pada keluarga Ny B, mengobservasi

keadaan lingkungan rumah keluarga Ny B, membimbing keluarga untuk mengulagi

penjelasan yang diberikan, memberikan saran agar kontrol secara aktif ke puskesmas.

Penambahan intervesi tersebut ditambahkan karena untuk lebih memudahkan dalam

melakukan proses asuhan keperawatan dan mendapatkan data yang lebih spesifik

untuk di lakukan penelitian.


95

Dalam pelaksanaan implementasi hari pertama di lakukan pada tanggal Kamis,

24 Agustus 2017 Pukul 09.30 WIB pada keluarga Ny B membina hubungan pribadi

dengan pasien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan, dengan

respon keluarga kooperatifkemudian menjelaskan maksut dan tujuan perawat

melakukan asuhan keperawatan pada keluarga selama 1 minggu, dengan respon :

keluarga mengerti dan mendatangani surat informed consen. Intervensi pertama pada

pukul 10.00 wib melakukan test asam urat dengan respon : asam urat klien 7,4 mg/dl.

Intervensi kedua menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi

kedua memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga

menganjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat

mendokumentasikan penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau

orang terdekat, jika perlu. Intervensi ke enammengkaji tingkat pengetahuan pasien

dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi

penjelasan pada pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke

delapan memberi penjelasan tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit.

Intervensi ke sembilan memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan .

Intervensi kesepuluh memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien

memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekitar.

Implementasi hari kedua di lakukan pada tanggal jumat, 25 Agustus 2017

Intervensi pertama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi

kedua memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga
96

menganjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat

mendokumentasikan penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau

orang terdekat, jika perlu. Intervensi ke enam mengkaji tingkat pengetahuan pasien

dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi

penjelasan pada pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke

delapan memberi penjelasan tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit.

Intervensi ke sembilan memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan .

Intervensi kesepuluh memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien

memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekitar

Implementasi hari ketiga di lakukan pada tanggal 26 Agustus 2017 Intervensi

pertama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi kedua

memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga menganjurkan

pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat mendokumentasikan

penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau orang terdekat, jika

perlu. Intervensi ke enam mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan

penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi penjelasan pada pasien dan

keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke delapan memberi penjelasan

tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit. Intervensi ke sembilan

memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan . Intervensi kesepuluh

memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien memanfaatkan tenaga medis

kesehatan sekitar
97

Implementasi hari ke empat di lakukan pada tanggal 27 Agustus 2017

Intervensi pertama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi

kedua memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga

menganjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat

mendokumentasikan penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau

orang terdekat, jika perlu. Intervensi ke enam mengkaji tingkat pengetahuan pasien

dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi

penjelasan pada pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke

delapan memberi penjelasan tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit.

Intervensi ke sembilan memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan .

Intervensi kesepuluh memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien

memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekitar. Intervensi ke sebelas melakukan

senam ergomis selama 5 menit.

Implementasi hari kelima di lakukan pada tanggal 28 Agustus 2017 Intervensi

pertama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi kedua

memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga menganjurkan

pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat mendokumentasikan

penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau orang terdekat, jika

perlu. Intervensi ke enam mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan

penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi penjelasan pada pasien dan

keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke delapan memberi penjelasan


98

tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit. Intervensi ke sembilan

memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan . Intervensi kesepuluh

memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien memanfaatkan tenaga medis

kesehatan sekitar.

Implementasi hari ke enam di lakukan pada tanggal 29 Agustus 2017 Intervensi

pertama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi kedua

memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga menganjurkan

pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat mendokumentasikan

penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau orang terdekat, jika

perlu. Intervensi ke enam mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan

penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi penjelasan pada pasien dan

keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke delapan memberi penjelasan

tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit. Intervensi ke sembilan

memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan . Intervensi kesepuluh

memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien memanfaatkan tenaga medis

kesehatan sekitar.

Implementasi hari ke tujuh intervensi pertama melakukan test asam urat dengan

respon : asam urat klien 7,1 mg/dl. Intervensi kedua menciptakan lingkungan yang

kondusif untuk belajar. Intervensi kedua memilih metode dan strategi penyuluhan

yang sesuai. Intervensi ketiga menganjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi.

Intervensi keempat mendokumentasikan penyuluhan. Intervensi kelima mengikut


99

sertakan keluarga atau orang terdekat, jika perlu. Intervensi ke enammengkaji tingkat

pengetahuan pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke

tujuh memberi penjelasan pada pasien dan keluarga akan penyakit dan

perawatannya. Intervensi ke delapan memberi penjelasan tentang penyakit, tanda dan

gejala, penyebab penyakit. Intervensi ke sembilan memberi i penjelasan diet mampu

merubah pola makan . Intervensi kesepuluh memberi penjelasan tentang pengobatan

agar klien memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekitar.

4.2.5 Evaluasi

Pada evaluasi hari pertama tanggal 24 Agustus 2017 masalah belum teratasi

dari semua 12 implementasi yang kami lakukan pada keluarga Ny B hanya mampu

menjelaskan tentang asam urat dan belum mengetahui tanda dan gejala dan Ny B

mengetahui diet bagi penderita asam urat. Dapat di lihat dari tujuan khusus yaitu

dimana keluarga Ny B belum dapat menggunakan fasilitas kesehatan. Di lihat dari

tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa belum tercapai sepenuhnya maka

akan di lanjutkan evaluasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 5 intervensi

yaitu pada nomor 8,9,10,12,13 untuk evaluasi hari kedua.

Pada evaluasi hari kedua tanggal 25 Agustus 2017 masalah teratasi sebagian

dari 12 intervensi yang kami lakukan dirasa belum dapat teratasi secara sempurna

pada keluarga Ny B. Hal ini dapat di lihat Ny B sedikit mengenal tentang tanda dan

gejala, sedikit mengerti tentang diet bagi penderita asam urat belum mau untuk ke
100

yankes terdekat. Di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa

belum tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi di hari berikutnya.

Sehingga perlu melanjutkan 3 intervensi yaitu pada nomor 8,9,10 untuk evaluasi hari

ke tiga.

Pada evaluasi hari ke tiga tanggal 27 Agustus 2017 masalah teratasi sebagian

dari 12 intervensi yang diberikan hanya 7 yang teratasi yaitu pada nomor

1,2,3,4,5,6,7. Hal tersebut dapat di lihat dari Ny B belum mau untuk dilakukan senam

ergonomis, klien belum manfaatkan yankes terdekat, untuk pemeriksaan asam urat

tidak dilakukan setiap hari.. Di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga

di rasa masih tercapai sebagian dan belum tercapai sepenuhnya maka akan di

lanjutkan evaluasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 3 intervensi yaitu

pada nomor 8,9,10 untuk evaluasi hari ke empat.

Pada evaluasi hari ke empat tanggal 27 Agustus 2017 masalah teratasi

sebagian dari 11 intervensi yang diberikan mampu teratasi 10 intervensi yaitu pada

nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11. Hal tersebut dapat di lihat dari Ny B sudah mau untuk ke

yankes terdekat, mau untuk melakukan senam ergonomis, dan mampu menjelaskan

kembali tentang asam urat, tanda dan gejala. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi

untuk mempertahankan implementasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan

11 intervensi yaitu pada nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 untuk evaluasi hari ke lima.


101

Pada evaluasi hari ke lima tanggal 28 Agustus 2017 masalah teratasi dari 11

intervensi yang diberikan. Hal tersebut dapat di lihat dari Ny B sudah mau untuk ke

yankes terdekat, mau untuk melakukan senam ergonomis, dan mampu menjelaskan

kembali tentang asam urat, tanda dan gejala. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi

untuk mempertahankan implementasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan

11 intervensi yaitu pada nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 untuk evaluasi hari ke evaluasi

di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 4 intervensi yaitu pada nomor 1,2,4,5

untuk evaluasi hari ke enam.

Pada evaluasi hari ke enam tanggal 29 Agustus 2017 masalah teratasi dari 10

intervensi yang diberikan. Hal tersebut dapat di lihat dari Ny B sudah mau untuk ke

yankes terdekat, mau untuk melakukan senam ergonomis, dan mampu menjelaskan

kembali tentang asam urat, tanda dan gejala. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi

untuk mempertahankan implementasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan

10 intervensi yaitu pada nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 untuk evaluasi hari berikutnya.

Sehingga perlu melanjutkan 11 intervensi untuk mempertahankan implementasi.

Pada evaluasi hari ke tujuh tanggal 30 Agustus 2017 masalah teratasi dari 12

intervensi yang diberikan. Hal tersebut dapat di lihat dari Ny B sudah mau untuk ke

yankes terdekat, mau untuk melakukan senam ergonomis, dan mampu menjelaskan

kembali tentang asam urat, tanda dan gejala. Di lihat dari tujuan khusus asuhan
102

keperawatan keluarga di rasa tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi

untuk mempertahankan implementasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan

12 intervensi yaitu pada nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 untuk evaluasi hari

berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 11 intervensi untuk mempertahankan

implementasi.
103

BAB 5
PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi yang menekankan pada usulan

yang sifatnya operasional atau aplikatif.

5.1 Kesimpulan

Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami Gout Artritis Dengan

Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso Tahun 2017 terdiri dari 5 tahapan.

5.1.1 Pengkajian

Pada tahap pengkajian, Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami

Gout Artritis Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan

Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Pada diagnosa keperawatan beberapa diagnosa yang aktual pada kasus tersebut

adalah Defisiensi Pengetahuan.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Pada intervensi keperawatan rencana tindakan yang dilakukan yaitu sesuai dengan

buku NIC NOC


104

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Pada implementasi keperawatan, tindakan yang dilakukan yaitu pendidikan kesehatan

tentang gout arthritis, bagaimana diet tepat untuk penderita gout arthritis, dan

olahraga senam untuk gout arthritis.

5.1.5 Evaluasi

Pada evaluasi mengacu pada kriteria hasil yang ada dalam interveni yang di buat,

evaluasi teratasi sebagian karena klien dapat memahami apa itu gout arthritis,

penyebab, diet yang di anjurkan

5.2 Saran

5.3.1 Bagi Perawat

Diharapkan melakukan pendataan ulang pada penderita gout arthritis yang ada di

masyarakat sehingga dalam melakukan asuhan bisa lebih terfokus.

5.3.2 Bagi Masyarakat

Agar memanfaatkan tenaga kesehatan sekitar untuk pelayanan kesehatan agar dapat

meningkatkan kesehatannya.

5.3.3 Bagi Klien

Tetap jaga kesehatan untuk terus kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat, dan

menjaga pola makan.

5.3.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya di harapkan untuk lebih banyak lagi refrensi terbaru
105

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, et al.2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Mocomedia

Dianati, Amalia, Nur. 2015. Gout And Hiperuricemia. Artikel review J Majority
volume 4 no. 3

Friedman, Marilyn M. Dkk. 2014. Buku ajar keperawatan Keluarga Riset, Teori dan
Praktik. Jakarta : EGC

Harlock. 2006. Pengaruh Pemberian Pendidikan Asam Urat Terhadap Pengetahuan


Dan Sikap Penderita Asam Urat. Naskah Publikasi Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta 2015.

Husnah. 2013. Hubungan Pengetahuan Diet Rendah Purin Dengan Kadar Asam
Urat Pasien Gout Arthritis. Journal kedokteran syiah kuala volume 13 no. 1

Kusnanto. 2007. Pengaruh Pemberian Pendidikan Asam Urat Terhadap Pengetahuan


Dan Sikap Penderita Asam Urat. Naskah Publikasi Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta2015.

Mary. 2014. Kepearwatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Rapha Publish

Moorhead, Sue, et al.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mocomedia

Mubarak & Chayatin. 2009.Pengaruh Pemberian Pendidikan Asam Urat Terhadap


Pengetahuan Dan Sikap Penderita Asam Urat. Naskah Publikasi Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta 2015.

Notoadmodjo. 2012.Pengaruh Pemberian Pendidikan Asam Urat Terhadap


Pengetahuan Dan Sikap Penderita Asam Urat. Naskah Publikasi Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta2015.

Price, Silvya. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Rohmah, Nikmatul & Saiful Walid. 2014. Proses Keperawatan: Teori & Aplikasi.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Rosyidi, Kholid. 2013. Muskuloskeletal. Jakarta : CV Trans Infomedia


106

Suddarth & Brunner. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


Sudoyo, Aru, W. et al. 2009. Ilmu Penyakit Dalam, edisi 5. Jakarata : Internet Publishing

Suratun. 2008. Klien Dengan Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC

Sholihah, Fatwa. 2014. Diagnosis Treatment Gout Arthritis. Journal J Majority


volume 3 no. 7

Setiati, Siti, et al. 2009. Ilmu Penyakit Dalam, edisi 5. Jakarata : Internet Publishing

Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

Tambayong, Jan. 2013. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Wahyuningsih, Esthi. 2015. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Kadar


Asam Urat. Journal STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Wawan & Dewi. 2010. Pengaruh Pemberian Pendidikan Asam Urat Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Penderita Asam Urat. Naskah Publikasi Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta 2015.
59

Gambar 4.2 Denah rumah keluarga

Halaman teras Ruang Ruang keluarga Dapur


rumah tamu

K. Tidur K. Tidur
K. S.tank
Mandi

Luas rumah pada Ny B ±6x10 m² letak rumah di daerah padat penduduk dan

saling berhimpitan, jendela di ruang tamu sering di buka, cahaya matahari cukup,

keadaan rumah lembab dan sedikit kotor. Meskipun di bersihkan setiap hari meja

masi terlihat kotor, kursi masih berdebu dan banyak pakaian yang tidak tertata rapi

dan berserakan di ruang tamu. Dari kasus rumah Ny B kurang sehat karena kotor dan

kurang rapi.

4.1.4 Struktur Keluarga

Tabel 4.11 Struktur Keluarga

Struktur keluarga Kl;ien


Pola/cara komunikasi keluarga Pola komunikasi baik, tidak sampai terjadi
salam paham antara Ny B dan Sdr T
Struktur kekuatan keluarga Saling menyayangi dan tidak ada masalah
Struktur peran (peran masing-masing Yang berperan sebagai kepala keluarga adalah
anggota keluarga) Ny B dan yang mencari nafkah adalah Ny B
dan pengambilan keputusan berdasarkan
musyawarah
Nilai dan norma keluarga Tidak ada anggota keluarga yang keras kepala,
saling menjaga agar hubungan tetap baik
60

Ny B yang berperan sebagai kepala keluarga dan yang mencari nafkah. Ny B

yang juga berperan untuk pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah terlebih

dahulu bersama keluarga. Pola komunikasi baik, tidak sampai terjadi salam paham

antara Ny B dan Sdr T. Mereka Saling menyayangi dan tidak ada masalah . Tidak ada

anggota keluarga yang keras kepala, saling menjaga agar hubungan tetap baik.

4.1.5 Fungsi Keluarga

Tabel 4.12 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga Klien


Fungsi afektif Keluarga Ny B saling menyayangi, satu sama
lain dan sikap saling menghormati.
Fungsi sosialisasi
Kerukunan hidup dalam RT Keluarga dan tetangga saling hidup rukun
Interaksi dan hubungan dalam keluarga Interaksi dalam keluarga Ny B dan Sdr B
menggunakan bahasa yang sopan
Anggota yang dominan dalam pengambilan Ny B sebagai kepala keluarga dan yang lebih
keputusan dominan dalam mengambil keputusan
Kegiatan keluarga pada saat senggang Jika ada waktu senggang keluarga Ny B di
rumah atau pergi ke rumah saudaranya
Partisipasi dalam kegiatan sosial Keluarga Ny B ikut serta dalam kegiatan
pengajian dan kerja bakti
Fungsi perawatan kesehatan
Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang Keluarga Ny B tahu tentang penyakit yang di
penyakit/masalah kesehatan keluarganya derita oleh Ny B karena di periksakan oleh
mahasiswa
Kemampuan keluarga mengambil Jika ada salah satu anggota keluarga ada yang
keputusan tindakan kesehatan yang tepat sakit keluarga membawa berobat ke puskesmas
tenggarang
Kemampuan keluarga merawat anggota Jika merasa pusing Ny B minum obat dari
keluarga yang sakit puskesmas danm istirahat yang cukup
Kemampuan keluarga memelihara rumah Setiap hari membersihkan rumah, akan tetapi
sehat masih masih terlihat kotor ada di debu di kursi
dan meja, masih terlihat kurang rapi banyak
pakaian tidak tertata rapi di ruang tamu
Kemampuan keluarga menggunakan Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan di masyarakat kesehatan terdekat
Fungsi reproduksi
Perencanaan jumlah anak Tidak ada perencanaan untuk memiliki punya
anak lagi
Aseptor Keluarga Ny B tidak menggunakan aseptor
Keterangan lain -
61

Fungsi ekonomi
Upaya pemenuhan sandang pangan Ny B bekerja sebagai buruh tani, dan memiliki
sawah yang di tanami untuk penghasilan
Pemanfaatan sumber di masyarakat -

4.1.6 Stress Dan Koping Keluarga

Tabel 4.13 Stress Dan Koping Keluarga

Stress dan koping keluarg Klien


Stressor jangka pendeka Ny B merasa stress karena kakinya terasa
kesemutan dan kaku
Stressor jangka panjang Keluaraga mengatakan ingin Ny B sembuh
Respon keluarga terhadap stressor Ny B mau berobat ke puskesmas
tenggarang
Strategi koping Sdr T mengatakan ingin Ny B bisa sembuh
dan tidak mengeluh sakit lagi
Strategi adaptasi fungsional Diantara keluarga tidak pernah melakukan
kekerasan jika salah satu anggota
mengalami stress

Pada kasus tersebut keluarga klien mengalami stres karena penyakit asam

uratnya yang menyebabkan tidak bisa beraktivitas seperti semula. Keinginan dari

keluarga agar Ny B bisa sembuh sangat tinggi. Dukungan dari Sdr T untuk segera

membawa Ny B ke fasilitas kesehatan mempermudah untuk meningkatkan kesehatan

Ny B. Beberapa hari ini Ny B jarang beraktivitas karena kesemutan pada kakinya

semakin di rasakan, yang biasa tiap pagi ke sawah sekarang Ny B lebih banyak

menghabiskan waktu di rumah.


62

4.1.7 Keadaan gizi keluarga

Tabel 4.14 Keadaan gizi keluarga

Keadaan gizi keluarga Klien


Pemenuhan gizi Untuk pemenuhan gizi pada keluarga Ny B
sudah cukup, tetapi untuk Ny B kurang karena
Ny B tidak suka ikan, ataupun daging
Upaya lain Tidak ada upaya lain

4.1.8 Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.15 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik Klien


Identitas
Nama Ny B
Umur 60m tahun
Jenis kelamin Permpuan
Pendidikan SD
Pekerjaan Buruh tani
Keluhan/riwayat penyakit saat ini Ny B mengatakan kakinya sering kesemutan,
nyeri, nyilu dan kaku
Riwayat penyakit sebelumnya Ny B mengatakan mempunyai riwayat DM
Tanda tanda vital TD : 110/90 mmhg
N : 90 x/menit
S : 36,5oC
P : 20 x/menit
Asam Urat : 7,4 dl
System cardiovaskuler
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Teraba di ICS 5 midclavicula
Perkusi Tidak pembesaran jantung
Auskultasi S1 S2 tunggal
System respirasi
Inspeksi Tidak ada retraksi otot bantu nafas, pergerakan
Palpasi dinding dada simetris
Perkusi Vocal vremitus sama
Auskultasi Sonor pada semua lapang paru
Vesikuler
System gastrointestinal (gi tract) Klien mengatakan BAB 1x2 hari
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus 8x/ menit
Palpasi: tidak ada distensi abdomen
System persyarafan Kesadaran komposmentis, E = 4, V = 5, M = 6
System muskuloskeletal Setiap tonus otot ekstremitas atas 5, ekstremitas
bawah 4, tidak ada oedema di ekstremitas atas
63

atau bawah
System genetalia Tidak di lakukan pemeriksaan

Pada pemeriksaan fisik klien mengalami asam urat. Tanda yang di rasakan

kesemutan dan kaku. Hasil pemeriksaan asam urat Ny B 7,4 mg/dl. Untuk

pemeriksaan jantung dan pernafasan Ny B semua normal. Kesadaran komposmentis

dan kekuatan otot pada kaki mengalami penurunan yaitu 4.

4.1.9 Harapan keluarga

Tabel 4.16 Harapan keluarga

Harapan keluarga Klien


Terhadap masalah kesehatan Keluarga berharap Ny B bisa sembuh
Terhadap petugas kesehatan yang ada Dapat memberikan pelayanan kesehatan secara
maksimal

Tabel 4.17 Pemeriksaan Fisik

No pemeriksaan Klien
Ny B Sdr T
1 Kepala - Kulit kepala bersih - Kulit kepala bersih
- tidak ada nyeri tekan - tidak ada nyeri
- rambut beruban tekan
- normo chepal - normo chepal
2 Wajah - simetris - simetris
- tidak ada lesi - tidak ada lesi
3 Leher - tidak ada pembesaran - tidak ada
kelenjar tyroid dan vena pembesaran
jugularis kelenjar tyroid dan
vena jugularis
4 BB, TB, PB BB : 45 kg BB : 57 kg
TB : 155 cm TB : 165 cm
5 Mata - Pupil isokor - Pupil isokor
- Tidak ada - Tidak ada
konjungtivitis konjungtivitis
- Tidak ada buta warna - Tidak ada
- Tidak ada secret buta warna
- Tidak ada
secret
6 Hidung Simetris Simetris
Tidak ada oedema dan nyeri Tidak ada oedema dan
tekan nyeri tekan
64

Indra penciuman normal Indra penciuman


normal
7 Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab
Ada karies gigi Tidak Ada karies gigi
Tidak terdapat candidas Tidak terdapat
candidas
8 Dada Simetris Simetris
Normal chest Normal chest
Suara nafas vesikuler Suara nafas vesikuler
Tidak ada suara nafas tambahan Tidak ada suara nafas
S1 S2 tunggal tambahan
Tidak terdengar gallop S1 S2 tunggal
Tidak terdengar gallop
9 Perut Simetris Simetris
Tidak ada lesi Tidak ada lesi
Bising usus 8x/ menit Bising usus 7x/ menit
Tidak ada massa Tidak ada massa
10 Tangan CRT < 2 detik CRT < 2 detik
Kekuatan ekstremitas atas 5 Kekuatan ekstremitas
Turgor kulit lembab, < 2 detik atas 5
Turgor kulit lembab, <
2 detik
11 Kaki Kekuatan ekstremitas bawah 4 Kekuatan ekstremitas
Tidak terdapat deformitas bawah 5
Tidak terdapat
deformitas

Untuk pemeriksaan head to toe tidak ada kelainan. Peneliti fokus pada

pemeriksaan kaki, tangan dan kekuatan otot pada Ny B di dapatkan terjadi penurunan

kekuatan otot pada kaki yaitu 4 sedangkan pada tangan 5. Kekuatan otot 4 yang

artinya klien bisa melawan gravitasi ringan namun jatuh kembali, sedangkan 5 pada

tangan pasien mampu penuh untuk melawan gravitasi. Tidak terjadi odema pada kaki

maupun tangan dan tidak ada lesi.

Tabel 4.18 Kemandirian Keluarga

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
65

8. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria


9. Menerima yankes sesuai rencana 1&2
10. Menyatakan masalah kesehatan secara benar Kemandirian II : jika memenuhi kriteria
11. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran 1 s.d 5
12. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian III : jika memenuhi
13. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif kriteria 1 s.d 6
14. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif Kemandirian IV : Jika memenuhi
kriteria 1 s.d 7
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II Ѵ

Kemandirian III Kemandirian IV

Contoh : Centang (kemandirian I) apabila keluarga memenuhi kriteria 1&2

4.1.10 Analisa Data

Tabel 4.19 Analisa Data

N Tanggal Data Diagnosa Keperawatan


o
1 24 Agustus Data subyektif : Defisiensi Pengetahuan
2017 “saya sering merasakan sakit di kaki,
jika sakit saya hanya istirahat”
Data obyektif :
Klien mempunyai tingkat pendidikan
SD
Klien banyak bertanya tentang penyakit
gout arthritis
Urin Acid 7,4 mg/dl

Tabel 4.20 Diagnosa Keperawatan


No Tanggal Diagnosa Paraf
66

1 24 Agutus 2017 Kode 10021994


Defisiensi Pengetahuan
Definisi
Ketiadaan atau defisiensi informasi
kognitif tentang topik tertentu

Tabel 4.21 Scoring/Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga

KRITERIA SCORI BOBOT NILAI PEMBENARAN


NG
Sifat masalah 3/3 1 3/3 x 1 Keluarga tidak mengetahui
Tidak/kurang sehat (3) =1 tentang masalah
Ancaman kesehatan (2) kesehatannya
Keadaan krisis (1)
Kemungkinan diubah 2/2 2 2/2 x 2 Adanya kemauan keluarga
Mudah (2) =2 untuk berubah
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
Potensial dicegah 3/3 1 3/3 x 1 Perubahan perilaku
Tinggi (3) =1 keluarga dapat ditingkatkan
Cukup (2) dengan pemberian penkes
Rendah(1)
Menonjolnya masalah 0/2 1 2/0 x 1 Keluarga tidak pernah
Masalah berat, harus segera =0 merasakan masalah yang
ditangani(2) ada.
Ada masalah tetapi tidak perlu
ditangani (1)
Masalah tidak dirasakan (0)
Jumlah total 4

Rumus skoring :
67

Skor yang di peroleh


X Bobot
Skor tertinggi

.
71

4.1.13 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.22 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


TUM TUK Kriteria Standar
Defisiensi Setelah Tujuan : Respon verbal 1. Mampu Keluarga mampu mengenal
pengetahuan memberikan Setelah di lakukan 7x menjelaskan masalah :
asuhan kunjungan klien dan tentang penyakit 14.Lakukan test asam urat
15.Ciptakan lingkungan
keperawatan keluarga mampu gout arthritis
2. Mampu untuk yang kondusif untuk
keluarga dan klien meningkatkan
mengikuti saran belajar
mampu pengetahuan tentang
16.Pilih metode dan strategi
untuk periksa ke
menjelaskan penyakit
penyuluhan yang sesuai
yankes terdekat
kembali tentang Kriteria hasil : 17.Anjurkan pasien untuk
3. Mampu untuk
penyakit dan Keluarga mampu bertanya dan diskusi
melakukan senam
18.Dokumentasikan
mampu untuk ke mengenal masalah
gerak
penyuluhan
yankes terdekat tentang pengetahuan
19.Ikut sertakan keluarga
kesehatan dan perilaku :
atau orang terdekat, jika
4. Pengetahuan
perlu
pengaturan diet 20.Kaji tingkat pengetahuan
5. Pengetahuan
pasien dan keluarga akan
manajemen
penyakit dan
arthritis
perawatannya
Pengetahuan treatment 21.Beri penjelasan pada
regimen pasien dan keluarga akan
72

penyakit dan
perawatannya
22.Beri penjelasan tentang
penyakit, tanda dan
gejala, penyebab penyakit
23.Beri penjelasan diet
mampu merubah pola
makan
24.Mengajarkan senam
ergonomic yang di
lakukan selama 5 menit
25.Beri penjelasan tentang
pengobatan agar klien
memanfaatkan tenaga
medis kesehatan sekitar
73

4.1.14 Implementasi dan Evaluasi


Tabel 4.23 Implementasi dan Evaluasi

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

N HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI


O KEPERAWATAN
1 Kamis, 24 Agustus Defisiensi 09.45 1. Melakukan test asam urat 11.50 Knowledge :
2. Menciptakan lingkungan yang
2017 pengetahuan 09.55 Ny B mengatakan mengerti
kondusif untuk belajar
(09.30) tentang asam urat
3. Memilih metode dan strategi
Ny B mengetahui diet bagi
10.00 penyuluhan yang sesuai
4. Menganjurkan pasien untuk penderita asam urat
bertanya dan diskusi
10.10 5. Mendokumentasikan penyuluhan
Afektif :
6. Mengikut sertakan keluarga atau
Ny B ada kemauan untuk
orang terdekat, jika perlu
10.15 7. Mengkaji tingkat pengetahuan mendengarkan penyuluhan
10.25 pasien dan keluarga akan asam urat
penyakit dan perawatannya
8. Memberi penjelasan pada pasien
10.40 Psikomotor :
dan keluarga akan penyakit dan
Ny B dapat menjelaskan
perawatannya
10.50 kembali apa itu asam urat
9. Memberi penjelasan tentang
74

penyakit, tanda dan gejala, Ny B dapat menyebutkan


penyebab penyakit makanan yang tidak di
10. Memberi penjelasan diet mampu
11.00 anjurkan untuk di konsumsi
merubah pola makan
11. Memberi penjelasan tentang
pengobatan agar klien

11.15 memanfaatkan tenaga medis


kesehatan sekitar

11.30

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 4.24 Implementasi dan Evaluasi


75

NO HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1 Jumat, 25 Agustus Defisiensi 10.45 1. Menciptakan lingkungan 13.20 Knowledge :
2017 pengetahuan yang kondusif untuk Ny B mengatakan mengerti
(10.30) belajar tentang asam urat
2. Memilih metode dan
Ny B mengetahui diet bagi
11.00
strategi penyuluhan yang
penderita asam urat
sesuai
Ny B mengetahui tanda dan
3. Menganjurkan pasien
gejalanya asam urat
11.15 untuk bertanya dan
Ny B mengatakan mau periksa ke
diskusi
4. Mendokumentasikan fasilitas kesehatan sekitar
penyuluhan
11.30 5. Mengikut sertakan
Afektif :
keluarga atau orang
11.40 Ny B ada kemauan untuk
terdekat, jika perlu
mendengarkan penyuluhan asam
6. Mengkaji tingkat
urat
pengetahuan pasien dan
12.00 keluarga akan penyakit
Psikomotor :
dan perawatannya
7. Memberi penjelasan pada Ny B dapat menjelaskan kembali
pasien dan keluarga akan apa itu asam urat
penyakit dan Ny B dapat menyebutkan makanan
76

12.15 perawatannya yang tidak di anjurkan untuk di


8. Memberi penjelasan
konsumsi
tentang penyakit, tanda
Ny B mengetahui tanda dan gejala
dan gejala, penyebab
asam urat
penyakit
Ny B belum ke faskes terdekat
12.30 9. Memberii penjelasan diet
mampu merubah pola
makan
10.Memberi penjelasan
12.40 tentang pengobatan agar
klien memanfaatkan
tenaga medis kesehatan
13.00 sekitar

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 4.25 Implementasi dan Evaluasi


NO HARI/TANGGA DX IMPLEMENTASI EVALUASI
L KEPERAWATAN
1 Sabtu, 26 Agustus Defisiensi 14.10 1. Menciptakan lingkungan yang 16.45 Knowledge :
2017 pengetahuan kondusif untuk belajar Ny B mengatakan mengerti
2. Memilih metode dan strategi
(14.00) 14.20 tentang asam urat
77

penyuluhan yang sesuai Ny B mengetahui diet bagi


14.45 3. Menganjurkan pasien untuk
penderita asam urat
bertanya dan diskusi
15.00 Ny B mengetahui tanda dan
4. Mendokumentasikan penyuluhan
15.10 5. Mengikut sertakan keluarga atau gejalanya asam urat
orang terdekat, jika perlu Ny B mengatakan mau periksa
15.20
6. Mengkaji tingkat pengetahuan
ke fasilitas kesehatan sekitar
pasien dan keluarga akan
15.40
penyakit dan perawatannya
Afektif :
7. Memberi penjelasan pada pasien
Ny B ada kemauan untuk
16.00 dan keluarga akan penyakit dan
mendengarkan penyuluhan asam
perawatannya
8. Memberi penjelasan tentang urat
16.15
penyakit, tanda dan gejala,
16.30
penyebab penyakit Psikomotor :
9. Memberi penjelasan diet mampu
Ny B dapat menjelaskan
merubah pola makan
kembali apa itu asam urat
10. Memberi penjelasan tentang
Ny B dapat menyebutkan
pengobatan agar klien
makanan yang tidak di anjurkan
memanfaatkan tenaga medis
untuk di konsumsi
kesehatan sekitar
Ny B mengetahui tanda dan
gejala asam urat
Ny B belum ke faskes terdekat
78

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 4.26 Implementasi dan Evaluasi

NO HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1 Minggu, 27 Agustus Defisiensi 09.45 1. Menciptakan lingkungan 12.10 Knowledge :
2017 pengetahuan yang kondusif untuk belajar Ny B mengatakan mengerti tentang
2. Memilih metode dan strategi
(09.30) 09.55 asam urat
penyuluhan yang sesuai
Ny B mengetahui diet bagi penderita
3. Menganjurkan pasien untuk
asam urat
79

10.00 bertanya dan diskusi Ny B mengetahui tanda dan gejalanya


4. Mendokumentasikan
asam urat
penyuluhan
10.10 Ny B belum pernah mengikuti senam
5. Mengikut sertakan keluarga
asam urat
atau orang terdekat, jika
Afektif :
10.15 perlu
6. Mengkaji tingkat Ny B ada kemauan untuk mendengarkan
pengetahuan pasien dan penyuluhan asam urat
10.25
keluarga akan penyakit dan Ny B ada kemauan untuk mengikuti
perawatannya senam asam urat
10.40 7. Mengajarkan senam
Psikomotor :
ergonomic yang di lakukan
Ny B dapat menjelaskan kembali apa itu
selama 5 menit
10.50 asam urat
8. Memberi penjelasan pada
Ny B dapat menyebutkan makanan yang
pasien dan keluarga akan
tidak di anjurkan untuk di konsumsi
penyakit dan perawatannya
11.00 9. Memberi penjelasan tentang Ny B mengetahui tanda dan gejala asam
penyakit, tanda dan gejala, urat
penyebab penyakit Ny B dapat mengikuti senam asam urat
10.Memberi penjelasan diet
selama 5 menit
11.15 mampu merubah pola makan
11.Memberi penjelasan tentang
pengobatan agar klien
11.30
memanfaatkan tenaga medis
80

11.45 kesehatan sekitar

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 4.27 Implementasi dan Evaluasi


NO HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Senin, 28 Agustus Defisiensi 13.10 1. Melakukan test asam urat 16.00 Knowledge :
2. Menciptakan lingkungan
2017 pengetahuan 13.20 Ny B mengatakan mengerti tentang
yang kondusif untuk
(13.00) asam urat
belajar
Ny B mengetahui diet bagi penderita
3. Memilih metode dan
asam urat
14.00 strategi penyuluhan yang
Ny B mengetahui tanda dan
sesuai
4. Menganjurkan pasien gejalanya asam urat
14.10
untuk bertanya dan diskusi Ny B mengetahui tentang senam
5. Mendokumentasikan
asam urat
81

14.15 penyuluhan Afektif :


6. Mengikut sertakan
Ny B ada kemauan untuk
keluarga atau orang
14.25 mendengarkan penyuluhan asam urat
terdekat, jika perlu
Ny B ada kemauan untuk mengikuti
7. Mengkaji tingkat
senam asam urat
14.40 pengetahuan pasien dan
Psikomotor :
keluarga akan penyakit dan
Ny B dapat menjelaskan kembali apa
14.50 perawatannya
8. Memberi penjelasan pada itu asam urat
pasien dan keluarga akan Ny B dapat menyebutkan makanan
penyakit dan perawatannya yang tidak di anjurkan untuk di
15.00 9. Memberi penjelasan
konsumsi
tentang penyakit, tanda dan
Ny B mengetahui tanda dan gejala
gejala, penyebab penyakit
asam urat
10.Memberi penjelasan diet
15.15 mampu merubah pola
makan
11.Memberi penjelasan
15.30
tentang pengobatan agar
klien memanfaatkan tenaga
medis kesehatan sekitar
15.45
82

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 4.28 Implementasi dan Evaluasi


NO HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Selasa, 29 Agustus Defisiensi 14.00 1. Menciptakan lingkungan yang 16.00 Knowledge :
2017 pengetahuan kondusif untuk belajar Ny B mengatakan mengerti tentang
2. Memilih metode dan strategi
(14.00) 14.10 asam urat
penyuluhan yang sesuai
Ny B mengetahui diet bagi penderita
3. Menganjurkan pasien untuk
asam urat
14.15 bertanya dan diskusi
4. Mendokumentasikan Ny B mengetahui tanda dan gejalanya
penyuluhan asam urat
14.25 5. Mengikut sertakan keluarga
Afektif :
atau orang terdekat, jika perlu
Ny B ada kemauan untuk
6. Mengkaji tingkat pengetahuan
14.40 mendengarkan penyuluhan asam urat
pasien dan keluarga akan
Ny B ada kemauan untuk mengikuti
penyakit dan perawatannya
14.50 7. Memberi penjelasan pada senam asam urat
pasien dan keluarga akan Psikomotor :
83

15.00 penyakit dan perawatannya Ny B dapat menjelaskan kembali apa


8. Memberi penjelasan tentang
itu asam urat
penyakit, tanda dan gejala,
Ny B dapat menyebutkan makanan
penyebab penyakit
yang tidak di anjurkan untuk di
15.15 9. Memberi penjelasan diet
konsumsi
mampu merubah pola makan
10.Memberi penjelasan tentang Ny B mengetahui tanda dan gejala asam
pengobatan agar klien urat
15.30
memanfaatkan tenaga medis
kesehatan sekitar
15.45

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


84

Tabel 4.29 Implementasi dan Evaluasi

NO HARI/TANGGAL DX IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1 Rabu, 30 Agustus Defisiensi 18.00 1. Melakukan test asam urat 20.00 Knowledge :
2. Menciptakan lingkungan yang
2017 pengetahuan 18.10 Ny B mengatakan mengerti tentang
kondusif untuk belajar
(18.00) asam urat
3. Memilih metode dan strategi
Ny B mengetahui diet bagi penderita
18.15 penyuluhan yang sesuai
4. Menganjurkan pasien untuk bertanya asam urat
dan diskusi Ny B mengetahui tanda dan gejalanya
18.25 5. Mendokumentasikan penyuluhan
asam urat
6. Mengikut sertakan keluarga atau
Ny B mengetahui tentang senam asam
orang terdekat, jika perlu
18.40 7. Mengkaji tingkat pengetahuan urat
18.50 pasien dan keluarga akan penyakit Afektif :
19.00 dan perawatannya Ny B ada kemauan untuk
8. Memberi penjelasan pada pasien
mendengarkan penyuluhan asam urat
dan keluarga akan penyakit dan
Ny B ada kemauan untuk mengikuti
perawatannya
19.15 senam asam urat
9. Memberi penjelasan tentang
Psikomotor :
penyakit, tanda dan gejala, penyebab
Ny B dapat menjelaskan kembali apa
19.30 penyakit
85

10.Memberi i penjelasan diet mampu itu asam urat


merubah pola makan Ny B dapat menyebutkan makanan
11.Memberi penjelasan tentang
19.45 yang tidak di anjurkan untuk di
pengobatan agar klien
konsumsi
memanfaatkan tenaga medis
19.20 Ny B mengetahui tanda dan gejala
kesehatan sekitar
asam urat
12.Mengajarkan senam ergonomic yang
Ny B dapat mengikuti senam asam
di lakukan selama 5 menit
19.40 urat selama 5 menit
87

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
Pada identitas keluarga Ny B seorang janda di tinggal mati oleh suami. Latar

belakang pendidikan pada Ny B adalah tamatan SD, sedangkan pada anaknya

tamatan SMA dan sekarang melanjutkan kuliah di universitas negeri. Ny B sehari-

hari bekerja sebagai buruh tani, setiap hari pergi ke sawah. Sedangkan Sdr T belum

bekerja. Ny B tinggal berdua dengan anak kandungnya Sdr T. Orang tua Ny B tinggal

ibu, tetapi tidak tinggal dengan Ny B. Ny B mempunyai 1 saudara perempuan yang

masih ada. Sedangkan, Suami Ny B meninggalkan 2 orang anak dan istri. Orang tua

suami Ny B mempunyai 2 saudara. Menurut (Friedman, 2010) Keluarga inti (terkait

dengan pernikahan) keluarga yang terbentuk kerena pernikahan, peran sebagi orang

tua, atau kelahiran terdiri atas suami istri, anak-anak mereka- biologis, adopsi, atau

keduanya. Sedangkan keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung

atau angkat). kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian keluarga ini

disebut tipe keluarga dengan single parent.

Kasus yang ada dan teori yang di jelaskan, keluarga Ny B termasuk dalam

keluarga single parent dimana Ny B sebagai orang tua tunggal yang berperan ganda

sebagai pencari nafkah dan ibu rumah tangga.

Type Keluargaanggota keluarga Ny B hanya dengan 2 orang anak, Ny B

tinggal dengan anaknya, anak yang pertama sudah menikah. Peran ganda Ny B

sebagai pencari nafkah dan ibu rumah tangga. Mencari nafkah untuk kehidupan

sehari-hari, dan biaya pendidikan untuk anak terakhirnya. Akhir-akhir ini Ny B sering
88

merasa kaki kesemutan setiap bangun tidur pagi, bahkan sampai terasa kaku. Satu

tahun kemarin Ny B sering periksa kesehatan ke pelayanan terdekan akan tetapi

belakangan ini Ny B sudah tidak periksa lagi karena sibuk ke sawah. Sehingga untuk

menjaga kesehatannya kurang. Menurut (Friedman,2014) Keluarga inti (konjugal)

adalah keluarga hasil pernikahan yang mengahsilkan sistem, orang tua dan anak atau

prokreasi. Keluarga ini terdiri dari suami, istri, anak-kandung, adopsi, dan atau

keduanya. Keluarga inti, yang terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah, dan

seorang ibu yang mengurusi rumah tangga.

Kasus Ny B sesuai dengan teori dimana Ny B sebagai pencari nafkah karena

ditinggal suami. Ny B dikatakan single parent yang mencari nafkah untuk keluarga

dan berperan sebagai ibu rumah tangga dimana itu memang tugas seorang ibu di

dalam rumah.

Suku bangsa yang di anut oleh keluarga ny b adalah madura dimana memiliki

kepercayaan yang kental sekali dengan kesehatan. Keluarga ny b sudah memakai

fasilitas kesehatan yang ada. Keluarga ny b membawa anggota keluarganya ke

pelayanan kesehatan jika ada yang sakit. Budaya yang di anut oleh keluarga tidak

menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku. Menurut (Friedman dalam Padila,

2012) keluarga memiliki tugas kesehatan keluarga yang harus di penuhi oleh anggota

keluarga lainnya, apabila salah satu anggotanya mengalami sakit. Terdapat lima tugas

kesehatan keluarga, yaitu mengenal masalah kesehatan pada setiap anggota

keluarganya, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat setelah


89

mengetahui masalah, melakukan perawatan pada anggota keluarganya yang

mengalami sakit, memodifikasi lingkungan untuk menunjang keberhasilan

perawatan, menggunakan fasilitas kesehatan yang ada seperti rumah sakit.

Kasus yang ada dan teori yang sudah di jelaskan, keluarga Ny B sudah

melakukan tugas kesehatan keluarganya dimana berdasarkn kasus Ny B sudah

membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan terdekat. Akan tetapi untuk

penyakit yang sekarang di derita Ny B mengenai asam urat Ny B belum pernah

memeriksakannya ke pelayanan kesehatan.

1. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Penghasilan dari keluarga Ny B sekitar Rp.±1.000.000 penghasilan dari sawah.

Kebutuhan yang di keluarkan keluarga tiap bulannya mencapai Rp.± 700.000 untuk

biaya tagihan listrik, makan sehari-hari, dan lain untuk biaya pendidikan terkadang

lebih sering pinjam. Menurut Harlock (2006) orang tua menengah kebawah cenderung

lebih keras dan lebih memaksa dan edikit toleransi di banding dengan keluarga

menengah ke atas. Dari kasus yang ada tidak sesuai dengan teori dimana keluarga Ny

B keluarga yang perekonomiannya menengah kebawah akan tetapi tidak ada watak

keras dalam keluarga dan juga tidak ada sifat memaksa antar keluarga.

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Ny B tidak mengetahui jika terkena penyakit asam urat. Kesemutan di rasakan

bahkan sampai terasa kaku pada kaki. Asam urat saat diperiksa tinggi yaitu 7,4 mg/dl.
90

Ny B mengatakan tidak tahu jika terkena asam urat Ny B sering mengalami demam

akhir-akhir ini. Tetapi Ny B tidak periksa karena di anggap hanya kelelahan bekerja

saja. Menurut (Nur Amalia, 2015) tahapan penyakit asam urat yang pertama yaitu

tanpa gejala, pada tahap ini terjadi peningkatan kadar asam urat tetapi tidak

menimbulkan gejala klinik. Pada tahap akut biasanya yang dirasakan oleh penderita

adalah rasanya berdenyut-denyut atau nyeri, bengkak bahkan terasa panas. Pada kasus

Ny B asam urat yang di derita oleh Ng B yaitu pada tahapan akut dimana sudah

dirasakan gejala dari asam urat.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pengkajian yang di temukan pada Ny B yaitu mengalami penyakit asam urat,

saat di lakukan test oleh peneliti asam urat Ny B 7,4 mg/dl. Pada pemeriksaan fisik

ada penurunan kekuatan otot pada ekstremitas bawah, yaitu 4 yang artinya klien

hanya mampu melawan gravitasi ringan. Ny B sebelumnya tidak pernah periksa test

asam urat. Ny B mengetahui setelah diperiksa oleh peneliti. Tanda yang di rasakan

oleh Ny B kaki terasa kesemutan, dan kaku. Sakit ini dirasakan sejak 2 bulan terakhir

tetapi Ny B tidak memperiksakan kesehatannya. Karena mengira hanya sakit kaki

biasa akibat kelelahan bekerja. Menurut (Sjamsuhidajat, 2011) stadium awal pada

asam urat ditandai dengan nyeri, pembengkakan pada sendi, dan kekakuan sendi

sehingga terjadi penurunan kekuatan otot akibat peradangan tersebut. Dari kasus yang

ada maka sesuai dengan teori jika pada penderita asam urat terjadi penurunan

kekuatan otot, dan kekakuan pada sendi kaki.


91

4. Pengkajian Lingkungan

Rumah yang di tempati pada luasnya Ny B ±6x10 m² letak rumah di daerah

padat penduduk dan saling berhimpitan, jendela di ruang tamu sering di buka, cahaya

matahari cukup, keadaan rumah lembab dan sedikit kotor. Meskipun di bersihkan

setiap hari meja masi terlihat kotor, kursi masih berdebu dan banyak pakaian yang

tidak tertata rapi dan berserakan di ruang tamu. Dari kasus rumah Ny B kurang sehat

karena kotor dan kurang rapi. Menurut friedman (2014), tugas keluarga ada 5 salah

satu di antaranya adalah mempertahankan suasana rumah yang sehat. Dari kasus yang

ada rumah Ny B tidak memenuhi syarat rumah sehat, dimana masih terlihat kotor

pada kursi dan meja meskipun di bersihkan setiap hari dan barang-barang tidak tertata

rapi, pakaian berserakan di ruang tamu.

5. Struktur Keluarga

Ny B yang berperan sebagai kepala keluarga dan yang mencari nafkah. Ny B

yang juga berperan untuk pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah terlebih

dahulu bersama keluarga. Pola komunikasi dalam keluarga baik, tidak sampai terjadi

salam paham antara Ny B dan Sdr T. Mereka Saling menyayangi dan tidak ada

masalah. Tidak ada anggota keluarga yang keras kepala, saling menjaga agar

hubungan tetap baik. Menurut Friedman (2014) struktur keluarga terdiri atas Pola

interaksi keluarga yang berfungsi : bersifat terbukadan jujur, selalu menyelesaikan

konflik keluarga, berfikiran positif, tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri,
92

karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk, karakteristik pengirim. Yakin

dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan

berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik. Karakteristik penerima siap

mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi. Berdasarkan kasus

dan teori maka komunikasi pada keluarga Ny B termasuk baik dan sesuai dengan

teori.

1.2.2 Diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan yang di angkat penulis adalah Defisiensi Pengetahuan

yang telah sesuai dengan teori. Penulis mengambil Keterbatasan kognitif dengan

alasan mengacu pada data pengkajian yaitu data subjektif antara lain klien

mengatakan sering merasakan sakit di kaki, jika sakit saya hanya istirahat. Hal ini

dikarenakan faktor pendidikan Ny B yang rendah sehingga tidak begitu mengetahui

pentingnya akan kesehatan dan tidak bisa memanfakan pelayanan kesehatan secara

optimal. Batasan karakteristik Defisiensi Pengetahuan sendiri menurut Herdman

(2015) yaitu Mengungkapkan masalah secara verbal Berdasarkan data subjektif dan

objektif pada pengkajian serta batasan karakteristik Defisiensi Pengetahuan menurut

Nanda, sehingga penulis memprioritaskan masalah utama yaitu Defisiensi

Pengetahuan. Sehingga untuk kasus keluarga Ny B penulis merumuskan Gout

Arthritis dengan Defisiensi Pengetahuan.


93

1.2.3 Intervensi
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan umum dan tujuan khusus,

penetapan standart dan kriteria dimana tujuan tersebut telah sesuai dengan teori untuk

mengatasi masalah keluarga. Secara teori menurut Setiadi (2008) tujuan di buat

berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu Setelah

memberikan asuhan keperawatan keluarga dan klien mampu menjelaskan kembali

tentang penyakit dan mampu untuk ke yankes terdekat. Kemudian tujuan khusus

ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan dengan

keadaan yang mengancam kehidupan. Tujuan yang dibuat oleh penulis adalah klien

dan keluarga mampu meningkatkan pengetahuan tentang penyakit dengan kriteria

hasil menurut Bulechek et al (2013) Keluarga mampu mengenal masalah tentang

pengetahuan kesehatan dan perilaku, Pengetahuan pengaturan diet,Pengetahuan

manajemen arthritis Intervensi yang di buat penulis menurut Bulechek et al (2013)

meliputi, lakukan test asam urat, ciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar,

pilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai, pilih materi pengajaran yang

sesuai, anjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi, dokumentasikan penyuluhan, ikut

sertakan keluarga atau orang terdekat, jika perlu, kaji tingkat pengetahuan pasien dan

keluarga akan penyakit dan perawatannya, beri penjelasan pada pasien dan keluarga

akan penyakit dan perawatannya, beri penjelasan tentang penyakit, tanda dan gejala,
94

penyebab penyakit, beri penjelasan diet mampu merubah pola makan, beri penjelasan

tentang pengobatan agar klien memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekitar.

Peneliti mencoba memodivikasi intervensi yang ada 13 kemudian yang di ambil

ada 12, yaitu lakukan test asam urat, ciptakan lingkungan yang kondusif untuk

belajar, pilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai, anjurkan pasien untuk

bertanya dan diskusi, dokumentasikan penyuluhan, ikut sertakan keluarga atau orang

terdekat, jika perlu, kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan penyakit dan

perawatannya, beri penjelasan pada pasien dan keluarga akan penyakit dan

perawatannya, beri penjelasan tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab

penyakit, beri penjelasan diet mampu merubah pola makan, beri penjelasan tentang

pengobatan agar klien memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekita.

Peneliti tidak mengambil 1 intervensi yaitu pilih materi pengajaran yang sesuai

dengan alasan adalah intervensi tersebut bisa di gantikan dengan intervensi pilih

metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Sehingga intervensi yang peneliti angkat

tidak sesuai dengan intervensi yang ada di teori karena peneliti menyesuaikan dengan

kondisi pasien, serta waktu dilakukannya penelitian.

Pada prinsipnya antara teori-teori yang ada dengan kasus nyata dalam

merencanakan asuhan keperawatan pada kasus dengan Gout Arthritis Ny B tidak

mengalami perbedaan. Intervensi Defiieni Pengetahuan yaitu penyuluhan tentang

penyakit asam urat. Penyuluhan dilakukan selama 3x kunjungan. Penyuluhan tersebut


95

mengenai apa itu asam urat, tanda dan gejala yang di rasakan, diet yang tidak boleh di

konsumsi penderita asam urat, serta penanganannya. Menurut (Kusnanto,2007)

Penyuluhan atau pendidilan kesehatan menjadi salah satu peran perawat yang sangat

penting dalam upaya meningkatkan kesehatannya yang terkait dengan pencegahan

dan perawatan sehingga individu ataupun keluarga dapat menerima tanggung jawab

terhadap hal-hal yang diketahuinya. Maka dari kasus dan teori sesuai apabila pada

keluarga pasien asam urat direncanakan untuk penyuluhan.

Intervensi kedua juga di rencanakan untuk senam ergonomis yaitu senam bagi

penderita asam urat untuk mengurangi kadar asam urat dalam tubuh. Menurut

(Wratsongko, 2006) senam ergonomis merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik

pernafasan. Teknik pernafasan tersebut mampu memberikan pijatan pada jantung

akibat dari naik turunnya diafragma. Sehingga memperlancar pengankatan sisa

pembekaran seperti asam urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal dan usus besar

untuk dikeluarkan dalam bentuk urine dan feses. Dari teori tersebut peneliti

mengambil intervensi senam ergomis untuk mengurangi kadar asam urat.

4.2.4 Implementasi

Implementasi yang kami terapkan pada Ny B sudah sesuai dengan teori yang

ada. Impementasi yang dilakukan sebagian besar mengacu pada NIC (Nursing

Interventions Classification). akan tetapi ada 4 penambahan pada implementasi yaitu,

menjelaskan maksut dan tujuan perawat melakukan asuhan keperawatan pada

keluarga selama 1 minggu yang akan di lakukan pada keluarga Ny B, mengobservasi


96

keadaan lingkungan rumah keluarga Ny B, membimbing keluarga untuk mengulagi

penjelasan yang diberikan, memberikan saran agar kontrol secara aktif ke puskesmas.

Penambahan intervesi tersebut ditambahkan karena untuk lebih memudahkan dalam

melakukan proses asuhan keperawatan dan mendapatkan data yang lebih spesifik

untuk di lakukan penelitian.

Dalam pelaksanaan implementasi hari pertama di lakukan pada tanggal Kamis,

24 Agustus 2017 Pukul 09.30 WIB pada keluarga Ny B membina hubungan pribadi

dengan pasien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan, dengan

respon keluarga kooperatifkemudian menjelaskan maksut dan tujuan perawat

melakukan asuhan keperawatan pada keluarga selama 1 minggu, dengan respon :

keluarga mengerti dan mendatangani surat informed consen. Intervensi pertama pada

pukul 10.00 wib melakukan test asam urat dengan respon : asam urat klien 7,4 mg/dl.

Intervensi kedua menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi

kedua memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga

menganjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat

mendokumentasikan penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau

orang terdekat, jika perlu. Intervensi ke enammengkaji tingkat pengetahuan pasien

dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi

penjelasan pada pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke

delapan memberi penjelasan tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit.

Intervensi ke sembilan memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan .


97

Intervensi kesepuluh memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien

memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekitar.

Implementasi hari kedua di lakukan pada tanggal jumat, 25 Agustus 2017

Intervensi pertama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi

kedua memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga

menganjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat

mendokumentasikan penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau

orang terdekat, jika perlu. Intervensi ke enam mengkaji tingkat pengetahuan pasien

dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi

penjelasan pada pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke

delapan memberi penjelasan tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit.

Intervensi ke sembilan memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan .

Intervensi kesepuluh memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien

memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekitar

Implementasi hari ketiga di lakukan pada tanggal 26 Agustus 2017 Intervensi

pertama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi kedua

memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga menganjurkan

pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat mendokumentasikan

penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau orang terdekat, jika

perlu. Intervensi ke enam mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan

penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi penjelasan pada pasien dan
98

keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke delapan memberi penjelasan

tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit. Intervensi ke sembilan

memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan . Intervensi kesepuluh

memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien memanfaatkan tenaga medis

kesehatan sekitar

Implementasi hari ke empat di lakukan pada tanggal 27 Agustus 2017

Intervensi pertama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi

kedua memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga

menganjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat

mendokumentasikan penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau

orang terdekat, jika perlu. Intervensi ke enam mengkaji tingkat pengetahuan pasien

dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi

penjelasan pada pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke

delapan memberi penjelasan tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit.

Intervensi ke sembilan memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan .

Intervensi kesepuluh memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien

memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekitar. Intervensi ke sebelas melakukan

senam ergomis selama 5 menit.

Implementasi hari kelima di lakukan pada tanggal 28 Agustus 2017 Intervensi

pertama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi kedua

memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga menganjurkan
99

pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat mendokumentasikan

penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau orang terdekat, jika

perlu. Intervensi ke enam mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan

penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi penjelasan pada pasien dan

keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke delapan memberi penjelasan

tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit. Intervensi ke sembilan

memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan . Intervensi kesepuluh

memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien memanfaatkan tenaga medis

kesehatan sekitar.

Implementasi hari ke enam di lakukan pada tanggal 29 Agustus 2017 Intervensi

pertama menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Intervensi kedua

memilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai. Intervensi ketiga menganjurkan

pasien untuk bertanya dan diskusi. Intervensi keempat mendokumentasikan

penyuluhan. Intervensi kelima mengikut sertakan keluarga atau orang terdekat, jika

perlu. Intervensi ke enam mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan

penyakit dan perawatannya. Intervensi ke tujuh memberi penjelasan pada pasien dan

keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke delapan memberi penjelasan

tentang penyakit, tanda dan gejala, penyebab penyakit. Intervensi ke sembilan

memberi i penjelasan diet mampu merubah pola makan . Intervensi kesepuluh

memberi penjelasan tentang pengobatan agar klien memanfaatkan tenaga medis

kesehatan sekitar.
100

Implementasi hari ke tujuh intervensi pertama melakukan test asam urat dengan

respon : asam urat klien 7,1 mg/dl. Intervensi kedua menciptakan lingkungan yang

kondusif untuk belajar. Intervensi kedua memilih metode dan strategi penyuluhan

yang sesuai. Intervensi ketiga menganjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi.

Intervensi keempat mendokumentasikan penyuluhan. Intervensi kelima mengikut

sertakan keluarga atau orang terdekat, jika perlu. Intervensi ke enammengkaji tingkat

pengetahuan pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya. Intervensi ke

tujuh memberi penjelasan pada pasien dan keluarga akan penyakit dan

perawatannya. Intervensi ke delapan memberi penjelasan tentang penyakit, tanda dan

gejala, penyebab penyakit. Intervensi ke sembilan memberi i penjelasan diet mampu

merubah pola makan . Intervensi kesepuluh memberi penjelasan tentang pengobatan

agar klien memanfaatkan tenaga medis kesehatan sekitar.

4.2.5 Evaluasi

Pada evaluasi hari pertama tanggal 24 Agustus 2017 masalah belum teratasi

dari semua 12 implementasi yang kami lakukan pada keluarga Ny B hanya mampu

menjelaskan tentang asam urat dan belum mengetahui tanda dan gejala dan Ny B

mengetahui diet bagi penderita asam urat. Dapat di lihat dari tujuan khusus yaitu

dimana keluarga Ny B belum dapat menggunakan fasilitas kesehatan. Di lihat dari

tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa belum tercapai sepenuhnya maka
101

akan di lanjutkan evaluasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 5 intervensi

yaitu pada nomor 8,9,10,12,13 untuk evaluasi hari kedua.

Pada evaluasi hari kedua tanggal 25 Agustus 2017 masalah teratasi sebagian

dari 12 intervensi yang kami lakukan dirasa belum dapat teratasi secara sempurna

pada keluarga Ny B. Hal ini dapat di lihat Ny B sedikit mengenal tentang tanda dan

gejala, sedikit mengerti tentang diet bagi penderita asam urat belum mau untuk ke

yankes terdekat. Di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa

belum tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi di hari berikutnya.

Sehingga perlu melanjutkan 3 intervensi yaitu pada nomor 8,9,10 untuk evaluasi hari

ke tiga.

Pada evaluasi hari ke tiga tanggal 27 Agustus 2017 masalah teratasi sebagian

dari 12 intervensi yang diberikan hanya 7 yang teratasi yaitu pada nomor

1,2,3,4,5,6,7. Hal tersebut dapat di lihat dari Ny B belum mau untuk dilakukan senam

ergonomis, klien belum manfaatkan yankes terdekat, untuk pemeriksaan asam urat

tidak dilakukan setiap hari.. Di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga

di rasa masih tercapai sebagian dan belum tercapai sepenuhnya maka akan di

lanjutkan evaluasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 3 intervensi yaitu

pada nomor 8,9,10 untuk evaluasi hari ke empat.

Pada evaluasi hari ke empat tanggal 27 Agustus 2017 masalah teratasi

sebagian dari 11 intervensi yang diberikan mampu teratasi 10 intervensi yaitu pada
102

nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11. Hal tersebut dapat di lihat dari Ny B sudah mau untuk ke

yankes terdekat, mau untuk melakukan senam ergonomis, dan mampu menjelaskan

kembali tentang asam urat, tanda dan gejala. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi

untuk mempertahankan implementasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan

11 intervensi yaitu pada nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 untuk evaluasi hari ke lima.

Pada evaluasi hari ke lima tanggal 28 Agustus 2017 masalah teratasi dari 11

intervensi yang diberikan. Hal tersebut dapat di lihat dari Ny B sudah mau untuk ke

yankes terdekat, mau untuk melakukan senam ergonomis, dan mampu menjelaskan

kembali tentang asam urat, tanda dan gejala. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi

untuk mempertahankan implementasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan

11 intervensi yaitu pada nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 untuk evaluasi hari ke evaluasi

di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 4 intervensi yaitu pada nomor 1,2,4,5

untuk evaluasi hari ke enam.

Pada evaluasi hari ke enam tanggal 29 Agustus 2017 masalah teratasi dari 10

intervensi yang diberikan. Hal tersebut dapat di lihat dari Ny B sudah mau untuk ke

yankes terdekat, mau untuk melakukan senam ergonomis, dan mampu menjelaskan

kembali tentang asam urat, tanda dan gejala. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi

untuk mempertahankan implementasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan


103

10 intervensi yaitu pada nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 untuk evaluasi hari berikutnya.

Sehingga perlu melanjutkan 11 intervensi untuk mempertahankan implementasi.

Pada evaluasi hari ke tujuh tanggal 30 Agustus 2017 masalah teratasi dari 12

intervensi yang diberikan. Hal tersebut dapat di lihat dari Ny B sudah mau untuk ke

yankes terdekat, mau untuk melakukan senam ergonomis, dan mampu menjelaskan

kembali tentang asam urat, tanda dan gejala. Di lihat dari tujuan khusus asuhan

keperawatan keluarga di rasa tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi

untuk mempertahankan implementasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan

12 intervensi yaitu pada nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 untuk evaluasi hari

berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 11 intervensi untuk mempertahankan

implementasi.
104

BAB 5
PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi yang menekankan pada usulan

yang sifatnya operasional atau aplikatif.

5.1 Kesimpulan

Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami Gout Artritis Dengan

Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan Tenggarang

Kabupaten Bondowoso Tahun 2017 terdiri dari 5 tahapan.

5.1.1 Pengkajian

Pada tahap pengkajian, Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny B Yang Mengalami

Gout Artritis Dengan Defisiensi Pengetahuan di Desa Lojajar Rt 4 RW 2 Kecamatan

Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Pada diagnosa keperawatan beberapa diagnosa yang aktual pada kasus tersebut

adalah Defisiensi Pengetahuan.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Pada intervensi keperawatan rencana tindakan yang dilakukan yaitu sesuai dengan

buku NIC NOC


105

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Pada implementasi keperawatan, tindakan yang dilakukan yaitu pendidikan kesehatan

tentang gout arthritis, bagaimana diet tepat untuk penderita gout arthritis, dan

olahraga senam untuk gout arthritis.

5.1.5 Evaluasi

Pada evaluasi mengacu pada kriteria hasil yang ada dalam interveni yang di buat,

evaluasi teratasi sebagian karena klien dapat memahami apa itu gout arthritis,

penyebab, diet yang di anjurkan

5.2 Saran

5.3.1 Bagi Perawat

Diharapkan melakukan pendataan ulang pada penderita gout arthritis yang ada di

masyarakat sehingga dalam melakukan asuhan bisa lebih terfokus.

5.3.2 Bagi Masyarakat

Agar memanfaatkan tenaga kesehatan sekitar untuk pelayanan kesehatan agar dapat

meningkatkan kesehatannya.

5.3.3 Bagi Klien

Tetap jaga kesehatan untuk terus kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat, dan

menjaga pola makan.

5.3.4 Bagi Peneliti Selanjutnya


106

Bagi peneliti selanjutnya di harapkan untuk lebih banyak lagi refrensi terbaru

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, et al.2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Mocomedia

Dianati, Amalia, Nur. 2015. Gout And Hiperuricemia. Artikel review J Majority
volume 4 no. 3

Friedman, Marilyn M. Dkk. 2014. Buku ajar keperawatan Keluarga Riset, Teori dan
Praktik. Jakarta : EGC

Harlock. 2006. Pengaruh Pemberian Pendidikan Asam Urat Terhadap Pengetahuan


Dan Sikap Penderita Asam Urat. Naskah Publikasi Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta 2015.

Husnah. 2013. Hubungan Pengetahuan Diet Rendah Purin Dengan Kadar Asam
Urat Pasien Gout Arthritis. Journal kedokteran syiah kuala volume 13 no. 1

Kusnanto. 2007. Pengaruh Pemberian Pendidikan Asam Urat Terhadap Pengetahuan


Dan Sikap Penderita Asam Urat. Naskah Publikasi Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta2015.

Mary. 2014. Kepearwatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Rapha Publish

Moorhead, Sue, et al.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mocomedia

Mubarak & Chayatin. 2009.Pengaruh Pemberian Pendidikan Asam Urat Terhadap


Pengetahuan Dan Sikap Penderita Asam Urat. Naskah Publikasi Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta 2015.

Notoadmodjo. 2012.Pengaruh Pemberian Pendidikan Asam Urat Terhadap


Pengetahuan Dan Sikap Penderita Asam Urat. Naskah Publikasi Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta2015.

Price, Silvya. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC


107

Rohmah, Nikmatul & Saiful Walid. 2014. Proses Keperawatan: Teori & Aplikasi.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Rosyidi, Kholid. 2013. Muskuloskeletal. Jakarta : CV Trans Infomedia

Suddarth & Brunner. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


Sudoyo, Aru, W. et al. 2009. Ilmu Penyakit Dalam, edisi 5. Jakarata : Internet
Publishing

Suratun. 2008. Klien Dengan Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC

Sholihah, Fatwa. 2014. Diagnosis Treatment Gout Arthritis. Journal J Majority


volume 3 no. 7

Setiati, Siti, et al. 2009. Ilmu Penyakit Dalam, edisi 5. Jakarata : Internet Publishing

Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

Tambayong, Jan. 2013. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Wahyuningsih, Esthi. 2015. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Kadar


Asam Urat. Journal STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Wawan & Dewi. 2010. Pengaruh Pemberian Pendidikan Asam Urat Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Penderita Asam Urat. Naskah Publikasi Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta 2015.
108
109
110
111
112
113
114

U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIII
K E P E R AWATA N
JalanKhairil Anwar No.3B Tlp/Fax. (0332)
433015 Bondowoso

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

NamaPuskesmas No. Register


Nama Perawat Tanggal Pengkajian
A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Bahasa sehari-hari

Keluarga
Alamat Rumah & Yankes terdekat, Jarak

Telp
Pekerjaan Alat transportasi
Agama & Suku Status Kelas Sosial
DATA ANGGOTA KELUARGA
No Nama Hub Umur JK Suku Pendidik Pekerjaan Status Gizi (TB, TTV S
dgn an Saat Ini BB, BMI) (TD, N, S, P) Imu
KK Terakhir D

LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alerg
Saat ini

AnalisisMasalahKesehatan individu :
________________________________________

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


115

Tahap Perkembangan Klg Saat Ini


________________________________________
Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan Tdk Dpt
Dijalankan
Bila Tdk dijalankan, sebutkan
: .............................................................................................................
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi : Baik
Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah
Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada
Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga :
________________________________________
D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk
Berfungsi
Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk
Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang
Baik
E. POLA KOPING KELUARGA
Mekanisme koping : Efektif Tidak
Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga
:___________________________________________

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tena
Type rumah : permanen/semi permanen* kesehatan :
116

Lantai : Ya/
tanah/plester/keramik,lainnya…. Tidak* .................................................................
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa* .....
 Ventilasi :  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tid
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak*  jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* Ya/
………………………………………………… Tidak* .................................................................
PencahayaanRumah : .......
Baik/ Tidak*  Menggunakan air bersih untuk makan & minu
Ya/
………………………………………………… Tidak* .................................................................
 Saluran Buang Limbah : ....................
Tertutup/terbuka*  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri
Ya/
………………………………………………… Tidak* .................................................................
Air Bersih : ....................
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
lain*, Ya/
sebutkan..... Tidak* .................................................................
Kualitas air: ……………………….. ....................
 Melakukan pembuangan sampah pada
 Jamban Memenuhi Syarat : tempatnya :
Kepemilikan jamban : ya/tidak* Ya/
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* Tidak* .................................................................
Jarak septic tank dengan sumber air : ...................
…………..  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
ya/tidak
………………………………………………… .............................................................................
........ (observasi dan validasi)
 Tempat Sampah:  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* Ya/
Jenis : Tertutup/Terbuka * Tidak* .................................................................
....................
…………………………………………………  Menggunakan jamban sehat :
Ya/
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Tidak* .................................................................
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak * ....................
 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
117

………………………………………………… Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)


.............................................................................
........
 Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/
Tidak* ........................................................
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/
Tidak* .....................................................
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/
Tidak* ............................................................
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
.............................................................................

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:  Ada  Tidak
karena ....................................................................................................................................................
....................
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya 
Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya
 Ya  Tidak , ………………………………………………………………..
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :
 Ya  Tidak , ………………………………………………………………..
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bi
tidak diobati/dirawat :
 Ya  Tidak
…………………………………………………………………………………………………………
…….
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
 Keluarga  Tetangga , ……………………………………………………………
 Kader  Tenaga kesehatan, yaitu……………………………………………………………
118

7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:


 Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes
 Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara
aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan),
 Ya  Tidak,jelaskan ...................................................................................
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami
anggota keluarganya :
 Ya  Tidak , Jelaskan............................................................................
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang
dialaminya:  Ya  Tidak,
jelaskan .................................................................................................................................
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluargany
 Ya  Tidak, jelaskan..........................................................................
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak,
jelaskan ...................................................................................................................................
13) Apakahkeluargamampumenggali dan memanfaatkansumber di
masyarakatuntukmengatasimasalahkesehatananggotakeluarganya:
 Ya  Tidak,
jelaskan..................................................................................................................................

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
15. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&
16. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1
17. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
5
18. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
19. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1
20. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
119

21. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif s.d 6


Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1
s.d 7
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV


120

RENCANA KEGIA TAN PENELITIAN TAHUN 2017

Maret April Mei Juni Juli Agustus September


Uraian Kegiatan
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Informasi penelitian

Konfirmasi penelitian

Konfirmas judul/ACC

Penyusunan proposal

Sidang proposal

Penelitian

Pengumpulan Data

Konsultasi KTI

Sidang KTI

Revisi
PEMERIKSAAN ASAM URAT

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :

Pengertian Pemeriksaan asam urat adalah pemeriksaan darah untuk


mengetahui kadar asam urat dalam darah dalam 1 desi liter
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk pemeriksaan asam
urat
Kebijakan SK kepala puskesmas no : tentang jenis pelayanan pemeriksaan
laboratorium
Refrensi Manual kit alat
Prosedur Langkah-langkah :
Alat :
a. Blood lancet
b. Alat pemeriksaan asam urat (UAsure)
c. Stick asam urat
d. Alkohol swab
Langkah kerja:
a. Petugas membersihkan ujung jari manis pasien dengan
alkohol swab dan biarkan kering
b. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan asam urat yang akan
di pakai
c. Petugas memegang bagian jari yang akan di tusuk dan
menekan sedikit, lalu petugas menusuk dengan lancet steril
sedalam ±3 mm
d. Petugas menekan ujung jari yang telah di tusuk sampai
mendapat sample darah
e. Petugas meneteskan darah kedalam stick asam uarat
f. Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar
alat asam urat setelah 10 detik
g. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Asam Uarat

Sub Pokok Bahasan : Asam Urat


Sasaran : Keluarga Penderita

Hari Tangga : Senin, Mei 2017

Tempat : Rumah Penderita

1.6 LatarBelakang

Asam urat merupakan sekelompok kondisi inflamasi kronis yang berhubungan

dengan defek metabolisme purin secara genetik dan menyebabkan hiperurisemia.

Hiperurisemia merupakan peningkatan kadar asam urat di dalam tubuh. Banyak

masyarakat yang belum mengetahui tentang apa itu asam urat. Jempol

membengkak dan timbul nyeri banyak mengira itu reumatik. Sebaliknya, perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan maka akan cepat hilang dan tidak bertahan

lama. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi diantaranya

melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Namun asam urat dan reumatik itu

berbeda. Apabila asam urat tersebut tidak cepat di tangani akan mengakibatkan

kerusakan pada sendi (Brunner & Suddarth, 2013).

Pencegahan terhadap suatu penyakit akan lebih diperhatikan oleh seseorang

yang mempunyai pengetahuan. Pengetahuan menjadi salah satu hal yang sangat

berpengaruh terhadap perilaku kesehatan masyarakat . Perilaku yang didasari oleh

pengetahuan maka perilaku tersebut akan bertahan lama. Dari penjelasan di atas

menerangkan bahwa tingginya angka penyakit asam urat disebabkan karena

kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang

dari ginjal (Husnah, 2013).


Dari beberapa data yang diperoleh, prevalensi gout di Amerika Serikat pada

tahun 1986 dilaporkan adalah 13,6/1000 pria dan 6,4/1000 perempuan. Prevalensi

gout bertambah dengan meningkatnya taraf hidup. Prevalensi diantara pria

African American lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pria caucasian

(Edward, 2009).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013,prevalensi penyakit

sendi adalah 11,9% dan kecenderungan prevalensi penyakit asam urat (24,7%)

lebih rendah dibanding tahun 2007 (30,3%). Penyakit asam urat ternyata memiliki

peringkat yang patut diperhitungkan oleh masyarakat Indonesia (Edward, 2009).

Indonesia belum banyak publikasi epidemiologi tentang asam urat. Pada tahun

1935 seorang dokter kebangsaan Belanda bernama Van Der Horst telah

melaporkan 15 pasien asam uratdengan kecacatan (kelumpuhan anggota gerak)

dari suatu daerah di Jawa Tengah pada masyarakat kurang mampu (Edward,

2009).

Hasil studi pendahuluan oleh peneliti Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso

menunjukkan bahwa penyakit asam urat menduduki peringkat ke 15 dari 15 besar

penyakit terbanyak di Kabupaten Bondowoso. Data yang di peroleh dari Dinkes

adalah data jumlah kunjungan terbanyak di Puskesmas dari berbagai kecamatan di

Bondowoso. Data yang terbanyak kunjungannya adalah Puskesmas Tenggarang

mencapai 41 ribu kunjungan dalam tahun 2016 untuk semua penyakit (Dinkes

kab. Bondowoso, 2016).

Puskesmas tenggarang
Asam urat adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering

ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam

ataupun di sekitar persendian. Asam urat merupakan kristal putih tidak berbau dan

tidak berasa lalu mengalamidekomposisi dengan pemanasan menjadi asam sianida

(HCN) sehing cairan ekstraseslular yang disebut sodium urat. Jumlah asam urat

dalam darah dipengaruhi oleh intake purin, biosintesis asam urat dalam tubuh, dan

banyaknya ekskresi asam urat.Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh

keseimbangan antara produksi (10% pasien) dan ekskresi (90% pasien). Bila

keseimbangan ini terganggu maka dapat menyebabkan terjadinya peningkatan

kadar asam urat dalam darah. Gangguan metabolisme yang mendasarkan asam

urat adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih

dari 7,0 ml/dl dan 6,0 mg/dl.Secara klinis, hiperurisemia mempunyai arti penting

karena dapat menyebabkan asam urat. Masalah akan timbul jika terbentuk kristal-

kristal monosodium urat monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya.

Kristal-kristal berbentuk seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang

jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai asam urat.

Jika tidak diobati, endapan kristal akan menyebabkan kerusakan yang hebat pada

sendi dan jaringan lunak (Sholihah, 2015).

Tindakan non farmakologi yang dapat dilakukan adalah senam lansia, mandi

air hangat dan olahraga ringan.Tindakan non farmakologis seperti kompres air

hangat juga dapat dilakukan secara efektif. Kemudian pengetahuan tentang diet

rendah purin belum di lakukan karena pengetahuan masyarakat yang minim sekali

tentang diet untuk mengurangi asam urat (Husnah, 2013)


Senam ergonomis merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik pernafasan.

Teknik pernafasan yang dilakukan secara sadar dan menggunakan diafragma,

memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh.

Teknik pernafasan tersebut, mampu memberikan pijatan pada jantung akibat dari

naik turunya diafragma, membuka sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran

darah ke jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh. Sehingga memperlancar

pengangkutan sisa pembakaran seperti asam urat oleh plasma darahdari sel ke

ginjal dan usus besar untuk dikeluarkan dalam bentuk urine dan feses

(Wahyuningsih, 2015)

Tujuan umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit keluarga diharapkan dapat

menjelaskan tentang :

a. Pengertian asam urat


b. Penyebab asam urat
c. Tanda dan gejala asam urat
d. Komplikasi asam urat
e. Pengobatan asam urat

Metode : Ceramah dan diskusi

Media :Leaflet

Proses pelaksanaan
No Kegiatan Respon peserta Waktu
1 Pendahuluan Menjawab salam 5 menit
-memberi salam Menyimak
-menyampaikan Menyimak
pokok bahasan Menyimak
-melakukan
apersepsi
2 Penyampaian Memperhatikan 15 menit
materi
3 Penutup Menyampaikan 5 menit
-diskusi jawaban
-kesimpulan Mendengarkan
-evaluasi Menjawab salam
-memberikan
salam penutup

1. PengertianAsamUrat

Asam urat merupakan kelainan metabolisme purin bawaan yang di tandai

dengan penimbunan kristal asam urat di sendi akibat adanya peningkatan kadar

asam urat serum. Hal ini menimbulkan asam urat akut. Penyakit ini sering di

temukan pada laki-laki dengan rasio 20:1 dan gejalanya biasanya timbul pada usia

dewasa muda, dengan puncaknya setelah di atas usia 40 tahun. Asam urat sering

menyerang sendi perifer kaki dan tangan, paling sering mengenai persendian

metatarsofalangeal ibu jari kaki (Sjamsuhidajat, 2011).

Asam urat adalah sekelompok kondisi inflamasi kronis yang berhubungan

dengan defek metabolisme purin secara genetik dan menyebabkan hiperurisemia

(Brunner & suddart, 2013)

2. EtiologiAsamUrat
a. Gangguan sejak lahir
b. Pola makan tidak sehat
c. Pemakaian alkohol
d. Obat diuretik atau analgesik
3. Tandadangejala
a. Bengkak pada sendi
b. Nyeri pada sendi
c. Sendi kaku atau tegang
d. Kemerahan
e. Pusing
f. Demam
g. Rasa malas
h. Nafsu makan menurun
4. Penatalaksaan diet
a. Pembatasan purin
b. Kalori sesuai dengan kebutuhan
c. Tinggi karbohidrat
d. Rendah protein
e. Rendah lemak
f. Tinggi cairan
g. Tanpa alkohol

PenatalaksanaanAsamUrat

f. PenatalaksaanMedis

5. Pengobatanseranganakutdengan colchicines 0,6 mg (pemberian

oral)

6. Pengobatanseranganakutdengan colchicines 1,0-3,0 mg

(dalamnaclintravena)

7. Phenilbutazone (butazolidin), indomethacin (indocin)

8. Analgesic danantipiretik : analgesik membantu mengurangi nyeri

yang di rasakan.

SOP SENAM ERGONOMIK

1. PENGERTIAN
Senam ergonomis itu sendiri merupakan suatu teknik senam untuk

mengembalikan atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf dan

aliran darah dan sebagai sistem pembakaran asam urat.

2. TUJUAN

1. Pembebasan iritasi saraf dan perbaikan fleksibilitas saraf


2. Mencegah pembebanan statik
3. Normalisasi mikrosirkulasi saraf
4. Koreksi postural
5. Mobilisasi sendi, jaringan lunak

3. INDIKASI

1. Penurunn kadar asam urat

2. Melancarkan peredaran darah

4. PERSIAPAN PASIEN

1. Berikan salam, perkenalkan diri anda dan identifikasi klien dengan

memeriksa identitas klien dengan cermat.

2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan

kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh

pertanyaan klien.

3. Siapkan peralatan yang diperlukan.

4. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan nyaman.

5. PERSIAPAN ALAT

1. Laptop
2. Video senam ergonomic

3. Matras

6. CARA BEKERJA

Petunjuk latihan Ergonomic exercises

1. Kontraksi otot dengan kuat dan rasakan kontraksi tersebut

2. Tahan kontraksiotot tersebut selama 5-10 detik

3. Lemaskan otot tersebut sampai terasa rileks

4. Ulangi latihan tersebut sekali lagi

Prosedur Ergonomic

Latihan 1 Lapang dada

h. Awali dengan posisi tubuh berdiri tegak, dua lengan diputar ke belakang

semaksimal mungkin, rasakan keluar dan masuk nafas dengan rileks.

i. Saat dua lengan di atas kepala jari kaki dijinjit.

j. Dalam posisi ini seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak.

k. Pada waktu berdiri, kedua kaki harus dalam posisi tegak sehingga

menekan seluruh titik syaraf di telapak kaki yang sangat bermanfaat bagi

kesehatan tubuh.

l. Posisi yang demikian akan membuat punggung lurus dan bermanfaat

untuk memperbaiki postur tubuh.

m. Jantung bekerja normal, begitu juga dengan paru– paru dan pinggang.
n. Pada saat lengan diputar ke belakang dengan posisi kaki dijinjitkan,

seluruh fungsi organ akan aktif karena seluruh syaraf menarik tombol –

tombol kesehatan yang tersebar di seluruh tubuh.

Latihan 2 Tunduk Syukur

Setelah melakukan gerakan lapang dada :

f. Posisi tubuh berdiri tegak, tarik napas dalam-dalam secara rileks lalu tahan

sambil membungkukkan badan ke depan (napas dada) semampunya.

g. Tangan berpegangan pada pergelangan kaki sampai punggung terasa

tertarik atau teregang.

h. Wajah menengadah sampai terasa tegang dan panas.

i. Menarik napas dalam-dalam dan menahannya di dada meruapakan teknik

menghimpun oksigen dalam jumlah maksimal, sebagai bahan bakar

metabolisme tubuh.

j. Saat melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan. Gerakan

tunduk syukur ini selain melonggarkan otot – otot punggung bagian

bawah, paha dan betis,darah dipompa ke batang tubuh bagian atas juga

melonggarkan otot – otot perut, abdomen dan

Latihan 3 Duduk Perkasa

a. Posisi duduk

b. Menarik nafas dalam (napas dada) lalu tahan

c. Sambil membungkukkan badan ke depan dan dua tangan bertumpu pada

pergelangan kaki

d. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas


e. Saat membungkuk pantat jangan sampai menungging

Latihan 4 Duduk Pembakaran

a. Posisi duduk

b. Menarik nafas dalam (napas dada) lalu tahan

c. Sambil membungkukkan badan ke depan dan dua tangan bertumpu pada

paha

d. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas

e. Saat membungkuk pantat jangan sampai menungging

Latihan 5 Berbaring Pasrah

a. Posisi duduk

b. Punggung menyentuh lantai/alas

c. Kemudian, dua lengan lurus di atas kepala

d. Napas rileks dan dirasakan (napas dada) perut mengecil

e. Apabil tidak mampu menekuk kaki, maka kaki bisa di posisikan pada

keadaan lurus

7. EVALUASI

1. Evaluasi hasil yang dicapai.

2. Beri reinforcement positif pada klien.

3. Kontrak pertemuan selanjutnya.

4. Mengakhiri pertemuan dengan baik.

8. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:


1. Kenyamanan dan kekuatan kondisi fisik klien harus selalu dikaji untuk

mengetahui keadaan klien selama prosedur.

2. Perhatikan kontraindikasi dilakukannya tindakan.

Anda mungkin juga menyukai