ii
FORMULIR No Dokumen:
No Revisi
PERSETUJUAN SIAP Tgl berlaku
UJIAN SKRIPSI
Halaman 1 dari 1
Menyetujui,
Ns. Chandra Hadi P., S.Kep., M.Kes Ns. Maulidta Karunianingtyas W.,
S.Kep., M.Kep
NIDN: 0615028501 NIDN: 0614118601
iii
FORMULIR No Dokumen:
No Revisi
PENGESAHAN SKRIPSI Tgl berlaku
Halaman 1 dari 1
Menyetujui,
Mengetahui,
Dekan Ketua
iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
( )
v
CURICULUM VITAE / RIWAYAT HIDUP
A. Identitas :
Nama : Indriani Anggesti Ningrum
Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 22 Agustus 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ds. Sinomwidodo DK Lembahbang Kec.
Tambakromo Kab. Pati
Nomor Telp : 081221288310
Email : anggestiindriani@gmail.com
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan Judul ”
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Self Management Diabetes Dengan Tingkat
Stress Pasien Diabetes Mellitus Yang Menjalani Diet”. Penelitian ini disusun
dalam rangka memenuhi syarat dalam pembuatan skripsi. Penelitian ini dapat
terselesaikan atas bantuan dan imbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Dr. Hargianti Dini Iswandari, drg., M.M. selaku Rektor Universitas Widya
Husada Semarang
2. Dr. Ari Dina Permana Citra, SKM.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Bisnis dan Teknologi
3. Ns. Niken Sukesi, S.Kep.M.Kep selaku Ketua Program Studi Keperawatan
4. Ns. Niken Sukesi., S.Kep., M.Kep selaku penguji utama yang selalu
memberikan amasukan untuk skripsi .
5. Ns. Chandra Hadi P., S.Kep., M.Kes selaku pembimbing pertama yang selalu
memberikan motivasi dan dukungan hingga sampai saya mendapatkan ilmu
yang sangat bermanfaat bagi saya.
6. Ns. Maulidta Karunianingtyas W., S.Kep., M.Kep selaku pembimbing kedua
yang selalu memberikan arahan dengan penuh sabar serta mendidikan dan
mendampingi saya sampai saat ini.
7. RS Permata Medika Semarang yang telah bersedia memberikan tempat untuk
saya melakukan penelitian
8. Terimakasih kepada orang tua saya yang sangat saya cintai dan sayangi
terimakasih atas dukungan yang diberikan selama ini dan sampai mencapai
suksesnya kuliah
9. Teman-teman mahasiwa sarjana keperawatan yang saling memberi semangat
dalam proses penyusunan skripsi ini
vii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususnan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangaun sebagai masukan guna melengkapi dan memperbaiki lebih lanjut.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
ix
B. Konsep Self Management
C. Stres
D. Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
B. Hipotesa Penelitian
F. Definisi Operasional
G. Instrumen Penelitian
J. Pengolahan data
K. Analisis data
BAB IV HASIL
A. Deskripsi Penelitian
B. Data Demografis
C. Analisis Univariat
D. Analisis Bivariat
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
x
B. Analisis Univariat
C. Analisis Bivariat
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Pengetahuan Pasien Penderita Diabetes Mellitus di
Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Self Management Pasien Penderita Diabetes Mellitus
Tabel 4.11 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Stress Pada
2023........................................................................................................................69
Tabel 4.12 Hubungan Antara Self Management Dengan Tingkat Stress Pada
2023........................................................................................................................69
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
Program Studi Keperawatan
Universitas Widya Husada Semarang
Semarang, November 2023
ABSTRAK
Indriani Anggesti Ningrum
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SELF MANAGEMENT
DIABETES DENGAN TINGKAT STRESS PASIEN DIABETES
MELLITUS YANG MENJALANI DIET
Xvii + 102 Hal + 12 Tabel + 2 Bagan + 3 Lampiran
Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis dengan
prevalensi yang tinggi di seluruh dunia, khususnya Indonesia. Tingginya kasus
DM di Indonesia dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya gaya hidup. Kontrol
gula darah yang meliputi perubahan diet dan pembatasan makanan dapat
berhubungan dengan stress yang dihadapi pasien. Untuk pengelolaan gaya hidup
dan diet pada pasien DM, dibutuhkan tingkat pengetahuan serta self management
yang baik mengenai penyakit yang dideritanya. Self management merujuk pada
tingkat kemampuan individu untuk mengendalikan penyakitnya, terutama dalam
aspek mengendalikan pola diet sehari-harinya. Tingkat pengetahuan dan self
management yang baik dapat menurunkan dampak negatif dari stress pada pasien
dengan DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan self management dengan tingkat stress pada pasien diabetes
mellitus yang menjalani diet di RS Permata Medika Semarang.
Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan potong
lintang. Responden penelitian berjumlah 41 orang di RS Permata Medika
Semarang. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan instrument yang
digunakan berupa lembar kuesioner yang telah di uji validitas dan reabilitiasnya
oleh peneliti dengan uji Analisa Spearman’s Rank.
Hasil: Hasil uji Spearman’s Rank pada variabel tingkat pengetahuan dan tingkat
stress menunjukkan p value = 0,000 (<0,05) dan nilai Rho = -0,843, sehingga
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat stress. Pada variabel
self management dan tingkat stress, didapatkan p value = 0,000 (<0,05) dan nilai
Rho = -0,866, sehingga terdapat hubungan antara self management dengan tingkat
stress.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan self management cukup dengan
tingkat stress sedang pada pasien diabetes mellitus yang menjalani diet di RS
Permata Medika Semarang.
Kata Kunci: Pengetahuan, Self Management, Tingkat Stress
Daftar Pustaka: 65 (2015-2023)
xvi
Nursing Study Program
Widya Husada University, Semarang
Semarang, November 2023
ABSTRACT
Indriani Anggesti Ningrum
THE RELATIONSHIP BETWEEN LEVEL OF DIABETES KNOWLEDGE
AND SELF MANAGEMENT WITH STRESS LEVEL OF DIABETES
MELLITUS PATIENTS WHO ARE UNDERGOING DIET
Xvii + 102 Pages + 12 Tables + 2 Figures + 3 Attachments
Background: Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease with high prevalence
throughout the world, especially Indonesia. The high number of DM cases in
Indonesia is influenced by various things, one of which is lifestyle. Blood sugar
control, which includes diet changes and food restrictions, can be related to the
stress experienced by patients. To manage lifestyle and diet in DM patients, a
good level of knowledge and self-management regarding the disease is highly
required. Self-management refers to the level of an individual's ability to control
their illness, especially regarding aspects of controlling their daily dietary
patterns. A good level of knowledge and self-management can reduce the negative
impact of stress in patients with DM. This study aims to determine the
relationship between the level of knowledge and self-management and the level of
stress in diabetes mellitus patients who are on a diet at Permata Medika Hospital,
Semarang.
Research Method: This type of research is quantitative with a cross-sectional
approach. There were 41 research respondents at Permata Medika Hospital
Semarang. This research uses an analytical survey, with instrument used in the
form of a questionnaire whose validity and reliability have been tested by
researchers using Spearman's Rank Analysis test.
Results: The results from the Spearman's Rank test on the variables level of
knowledge and level of stress showed p value = 0.000 (<0.05) and Rho value = -
0.843, indicating that there is a relationship between level of knowledge and level
of stress. For the variables of self management and stress level, results showed p
value = 0.000 (<0.05) and Rho value = -0.866, indicating that there is a
relationship between self management and stress level.
Conclusion: Based on the results obtained, it can be concluded that there is a
relationship between sufficient levels of knowledge and self-management and
moderate levels of stress in diabetes mellitus patients who are on a diet at Permata
Medika Hospital Semarang.
Keywords: Pengetahuan, Self Management, Tingkat Stress
Bibliography: 65 (2015-2023)
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara
yang tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kerusakan serius pada
171.230.000 orang, dan pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai jumlah i i
366.210.100 orang atau naik sebesar 114 % pada kurun waktu 30 tahun.
i i
Secara global, lebih dari 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada
i i i i i i
tahun 2021, dibandingkan dengan 108 juta di tahun 1980. Prevalensi diabetes
i i i i i
1
2
kali lipat Dari tahun 1980, berasal 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang i i
tahun 2018 meningkat dari 6,9% 8,5% di tahun 2022. Angka ini menunjukkan i i
bahwa baru sekitar 25% penderita diabetes yang mengetahui bahwa dirinya i i i i i i i
tahun 2022 prevelensi diabetes mellitus sekitar 1,7 % dari jumlah penduduk i i i i i i i i
Indonesia yang berjumlah 264 juta jiwa, sekitar 4,5 juta jiwa yang menderita
i i i i i
beberapa hal, diantaranya gaya hidup. Diabetes Melitus dapat terjadi karena
i i i i i i i
kurangnya kontrol kadar gula darah, kadar gula darah pada pasien DM i
3
berhubungan dengan stres yang dihadapinya. stres yang timbul dan lamanya
i i i i
harus diukur, dan pola kebiasaan makan yang salah sebelum sakit (Darmojo, i i i
mematuhi program diet serta pengendalian kadar gula darah (Arimbi et al.,
i i i i i i
2020).
terutama mengatur pola makan yang sehat dan seimbang. Penerapan diet
i i i i i i i
diabetes, akan tetapi sering kali menjadi kendala dalam pelayanan diabetes
i i i i i i i i i
karena dibutuhkan kepatuhan dan motivasi dari pasien itu sendiri (Khasanah
i i i i
pola makan merupakan salah satu kendala pada pasien diabetes. Penderita i i i i i i i
diabetes banyak yang merasa jenuh dan stres karena harus menaati program
i i i i i i i
sesuai dengan keinginan bila belum menunjukkan gejala serius. Oleh karena
i i i i i i i i i
itu maka diperlukan pengetahuan yang harus dimiliki oleh penderita tersebut,
i i i i i i i i
4
pengetahuan akan bersifat lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari
i i i i i
self management berdasarkan pemantauan gula darah pada kate gori sedang
i i i i i i i
50% dan perilaku self management berdasarkan perawatan kaki pada kategorii i i i i i i
ringan mengatakan stress ditunjukan dengan mengubah pola makan yang telah
i i i i i
terpaksa dirubah secara drastis agar penyakit yang pasien derita tidak semakin
i i i i i i
memburuk. i
tertarik
i mengadakan i penelitian
i i guna mengetahui
i i hubungan tingkat
B. Rumusan masalah
Diabetes mellitus adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh factor genetic,
i i i i i i i i i i i i i i
karena kesalahan pola akan, atau gaya hi dup yang tidak sehat. Pengetahuan
i i i i i i i
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian
i i i i ini i i bertujuan i untuk menganalisa i i Hubungan Tingkat
i
2. Tujuan khusus
D. Manfaat penelitian
keperawatan.
i i
2. Bagi Institusi i i i i
3. Bagi Peneliti i i i i i
4. Bagi Keluarga i i
bagi keluarga yang lain dalam hal menangani tingkat pengetahuan dan self
i i i i i i i i i
berkurang.
i
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak i i i i i i i i
mengatur transport gula darah dari aliran darah ke sel tubuh dengan
i i i i i i
2019).
Diabetes Mellitus
i i i i i diklasifikasikan menjadi 4 yaitu (International
i i i i i i i i i i
a. Diabetes tipe-1 i i i i i
8
9
ini bisa berkembang pada semua usia tetapi diabetes tipe-1 paling
i i i i i i i i i i i i i i i
yang normal. Tanpa insulin pasien tidak akan bisa bertahan hidup. i i i i i i i i
b. Diabetes tipe-2 i i i i i
terhitung sekitar 90% dari semua kasus diabetes. Pada diabetes tipe-
i i i i i i i i i i i i i i
terjadi pada orang dewasa, namun remaja dan anak-anak bisa juga
i i i i i
glukosa puasa lebih tinggi dari biasanya yaitu antara 6,1-6,9 mmol/ i i i i i i i
11
kehamilan. i i
jenuh.
i
Mellitus antara lain usia, aktifitas fisik, terpapar asap, indeks massa
i i i i i i i i i i i
tubuh (IMT), tekanan darah, stres, gaya hidup, adanya riwayat keluarga,
i i i i i i
terjadinya DM, dan orang yang memiliki berat badan dengan tingkat
i i i i i i i i i
12
dengan orang yang berada pada berat badan ideal atau normal.
i i i i i
a. Diabetes tipe-1 i i i i i
penglihatan.i i
b. Diabetes tipe-2 i i i i i
namun seringkali kurang dapat diketahui atau bisa juga tidak ada i i i i i i i i
lambat dan sering infeksi, sering kesemutan atau mati rasa di tangan i i i i i i i i i i i
(Perkeni, 2019). i i i
2021):
macrovascular angiopathy. i
c. Penyakit jantung
i i
d. Neuropati diabetic
i i i i i
paling umum. Faktor risiko utama dari kondisi ini adalah tingkat dan
i i i i i i i i i
e. Oral Health i
tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria (Perke ni, 2019).
i i i i i i i
beberapa decade tetapi kriteria saat ini dari Organisasi Kesehatan Dunia
i i i i i i i i i i i i i i i i i
berikut: i i
Diabetes bisa didiagnosis jika satu Impaired Glucose Tolerance Impaired Fasting
atau lebih masuk dalam kriteria (IGT) bisa didiagnosis jika Glucose (IFG) bisa
berikut: kedua kriteria berikut didiagnosis jika kedua
terpenuhi kriteria
berikut terpenuhi
Glukosa plasma puasa ≥7 mmol/ L Glukosa plasma puasa <7 Glukosa plasma puasa
(126 mg/dl) mmol/L (126 mg/ dl) 6,1-6,9 mmol/L (110-125
mg/dl)
Glukosa plasma 2 jam ≥11,1 Glukosa plasma dua jam ≥7,8 Glukosa plasma dua jam
mmol/L (200 mg/dl) setelah Tes i i i <11,1 mmol/L (≥140 hingga i <7,8 mmol/L (140 mg/dl)
Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
i i <200 mg/dl) setelah Tes i i i setelah Tes Toleransi
i i i i i
gr
Glukosa acak ≥11,1 mmol/L (200
mg/dl) atau HbA1c ≥48 mmol/mol
(setara hingga 6,5%)
i i
Keterangan :
i i
kebiasaan sehari-hari.
i i i i i
menit. i i
glukosa.
glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui i i i i i i i
dengan menerapkan pola hidup sehat (terapi nutrisi medis dan aktivitas
i i i i i i i i i i i i i
hiperglikemia secara oral dan atau suntikan. Obat anti hipeglikemia oral
i i i i i i i i i i i i i
emergensi
i i i i dengan i dekompensasi i i i metabolik i i berat, i misalnya: i
ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurun dengan cepat, atau
i i i i i i i i i
a. Edukasi i i
Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan materi
i i i i i i i i i i i i i i i
2019).
c. Latihan jasmani i i
menit, dengan total 150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak
i i i i i i i i i i
20
untuk selalu aktif setiap hari. Latihan jasmani selain untuk menjaga i i i i i i i i i i
(Anani, 2017). i
d. Terapi farmakologis
i i i
Secretagogue;
i i i seperti i i i sulfonylurea i dan glinid), i i peningkat i i
ginjal
i
sebagainya.
i i
et al., 2020).
i
9. Syarat Diet DM
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
i i i i i i i i i i
meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri (Almaini &
i i i i i i i i i i i i i i i i i
a. Memilih air, sebagai pengganti kopi, teh, juz buah, soda dan
i i i i i i i i i i
b. Makan tiga kali sehari dengan makan sayuran dan buah setiap i i i i i i i
harinya. i
c. Memilih kacang, sepotong buah segar atau yogurt yang tidak manis
i i i i i i i
untuk camilan. i
atau seafood. i
makanan yang boleh maupun yang tidak boleh sangat diperlukan guna i i i i i
prinsip 3J, yaitu jadwal, jenis, dan jumlah, dalam arti pendrita diabetes
i i i i i i i i i i i
a. Jadwal
pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi
i i i i i
b. Jenis i i
c. Jumlah
(Perkeni, 2019) :
i i i
yang dimodifikasi: i i i i
Klasifikasi IMT: i i i i
a) BB kurang <18,5
b) BB Normal 18,5-22,9
c) BB Lebih ≥23,0 = i i
a. Jenis kelamin
i i i i
b. Umur
aktivitas fisik. i i i i
d. Stres Metabolik
i i i
e. Berat Badan i
perilaku oleh individu sendiri. Pada strategi ini, individu terlibat pada
i i i i i i i i i i i i i i i i i i
ekonomi yang stabil, kepercayaan atau self efficacy dan self care agency.
i i i i i i i i i i i
atau insulin. i i
Schmitt, et.al 2018. Unsur yang dinilai antara lain self management pada
i i i i i i i i i
DM, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam rangka i i i
agency, dan self efficacy merupakan faktor internal pada manajemen diri
i i i i i i i i i i i
didapatkan hasil perawatan mandiri (self care agency) dan efikasi diri
i i i i i i i i i i i i i
a) Pendidikan i i i
b) Umur
c) Ketersediaan informasi, i i i i i i
e) Sosisal Budaya i
f) Lingkungan i
Instrumen
i i Tingkat i pengetahuan i i DM digunakan i untuk
D. Stres
1. Definisi Stres
(Ermawati., 2020). i i
b. Stres yang ada saat ini adalah sebuah atribut kehidupan modern. Hal
i i i i i i i i
ini dikarenakan stres sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa
i i i i i i i i i i i
sudah lanjut usia. Dengan kata lain, stres pasti terjadi pada siapapun i i i i i i i i
dan lingkungan kontak social yang bervariasi serta kompitisi hidup yang
i i i i i i i i i i
tinggi. Selain itu, sumber stres yang lain meliputi hal-hal berikut
i i i i i i i i i i i i i
(Asikin, 2018):
i i
Tingkatan stres yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan
i i i i i
umur individu, selain itu stres juga akan muncul dalam dalam diri
i i i i i i i i i
berikut : i i
b. Dalam keluarga i
segala permasalahan yang di hadapi, antara orang tua dan anak, adi k
i i i i i
a) Frustasi i
kurang terpenuhi. i i i
b) Konflik i
c) Tekanan (strain) i i
keputusan. i
2) Dampak Stres i
a) Aspek Biologis i i i
b) Aspek Psikologis i i i
2018).
tekanan dari stresor melebihi daya tahan yang kita punya untuk
i i i i i i i i
masih bisa menahankan tekanan tersebut (yang kita persepsi lebih ringan
i i i i i i i i i i i i i
stresor yang sama atau dari stresor yang lain secara bersaman) maka
i i i i i i
a. Faktor-faktor lingkungan i
masing i individu
i i i sesuai i i pemahaman i kelompok i dalam
tersebut. i i
ingin dicapai
i i i i
perkembangan.
i i
c. Pikiran
i i
(Musradinur., 2017). i
38
4. Tahapan Stres
sebagai berikut :
i i i i
yang sering dikemukakan oleh orang yang berada pada stres tahap II
i i i i i i i i i
segar, merasa lekas capek pada saat menjelang sore, merasa mudah
i i i i i i i i
lelah setelah makan, tidak dapat rileks (santai), lambung atau perut
i i i i i i i i
kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang
i i i i i i i i i
kecemasan. i i
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang akan jatuh dalam stres tahap
i i i i i i
serangan panic dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang
i i i i i
ICCU
i meskipun i i pada akhirnya i dipulangkan i karena i tidak i
(Putri, 2019). i
pasien. i i
pasien. i i
yang sama. Hal ini dapat dilakukan agar pasien dapat saling tukar i i i i i i
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat stres yaitu dengan i i i i i i
yang dinilai antara lain skala stres. Pada kuesioner ini terdiri dari 14
i i i i i i i i i i i i i i
Normal : 0-14
Ringan : 15-18
i
Sedang : 19-25
i
Berat : 26-33
i
E. Kerangka Teori
Diabetes Mellitus
Pilar Pelaksanaan
Tingkat Pengetahuan
Pemahaman terhadap
informasi - Status
glikemik
Manajemen diri baik terkontrol
Sikap pasien - Komplikasi
minimal
Stress
- Status
glikemik
terkontrol
- Komplikasi
Bagan 2.1 Kerangka Teori (Bilous, 2021))(Amanda et al., 2020)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
independen dengan variabel dependen yang akan diamati atau diukur melalui
i i i i i i i i i i i i i i i
1. Variabel Penelitian i i i i i i
Variabel adalah objek penelitian atau media terfokus dari dalam suatu
i i i i i i i i i i i
seseorang atau sesuatu yang dapat menjadi pembeda atau penciri antara
i i i i i i i i i i
yang satu dengan yang lainnya (Hardani, 2017). Dalam penelitian ini i i i i i i i i i
terikat (dependen).
i i i i i
43
44
diabetes i i i
B. Hipotesa Penelitian
atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada i i i i i i i i i i i i
suatu saat. Variabel dinilai secara simultan pada satu saat, jadi tidak ada i i i i i i i i i
tindak lanjut (Anjani et al., 2021). Dalam penelitian ini peneliti menganalisis
i i i i i i i i i i i i i i i i
Semarang. i
1. Populasi i
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau suatu i i i i i i i i i i
ditetapkan
i i oleh i peneliti i i i i untuk dipelajari i i i dan kemudian i i ditarik i i
penelitian ini didapatkan data pasien di Ruang Arimbi dan DK pada bulan
i i i i i i i i i i i i
2. Sampel i
ambil dari populasi harus betul-betul mewakili dan harus valid, yaitu bisa
i i i i i i i i i i i
46
n : N1+N.e2 i
Keterangan :
i i
n : Ukuran Sampel i
e :
i Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,05)
i i i i i i i i
n = 46(1+46(0,05.0,05))
n = 46(1+46(0,0025))
n = 46(1,115)
n = 41,25
n = 41 orang
a. Kriteria Inklusi i i i i i
b. Kriteria Eksklusi i i i i i
3. Teknik sampling i i i
F. Definisi Operasional
informasi diet DM
i i i i Knowledd i 1. Jawaban benar skor : 1 i
DM Scale) i
dalam menjalankan i
anjuran diet DM i i
G. Instrumen Penelitian
kuesioner ini peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk
i i i i i i i i i i i i i
Schmitt, et.al 2013. Unsur yang dinilai antara lain self management pada
i i i i i i i i i
penelitian ini berupa normal, ringan, sedang, berat, sangat berat, untuk
i i i i i i i i i i i
jawaban yang dipilih oleh responden pada pertanyaan yang ada dalam i i i i i i i
kuesioner. Dan pada kuesioner ini yang berisi pertanyaan stress normal,
i i i i i i i i i i i i i
stress ringan, stress sedang, stress berat, stress sangat berat (Hiidayat,
i i i i i i i i
2022)
merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat
i i i i i
reliable jika digunakan dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang
i i i i i i i i i i
yang sudah di Uji Validitas dan Reliabilitas ulang oleh peneliti dengan i i i i i i i i i i i i i i
tingkat pengetahuan
i i i pasien tentang penyakit dan perawatan DM. i i i i i i
Schmitt, et.al 2018. Unsur yang dinilai antara lain self management pada
i i i i i i i i i
yang sudah di Uji Validitas dan Reliabilitas ulang oleh peneliti dengan i i i i i i i i i i i i i i
1. Jenis Data
i i
a. Data Primer i i
Data primer adalah data yang diambil langsung dari lapangan atau i i i i i
b. Data Sekunder i i
a. Persiapan Orientasi
i i i i i
Medika Semarang i i i
penelitian i i i i
53
penelitian. i i i i
tempat penelitian.
i i i i i
b. Pelaksanaan Kerja
i i
J. Pengolahan data
penelitian setelah kegiatan pengumpulan data. Data yang masih mentah (raw
i i i i i i i i i i i
1. Editing i i i
2. Coding i
A. Data Demografis
1) Usia
a) 36-45 tahun :1
b) 46-55 tahun :2
c) 56-65 tahun :3
d) >65 tahun :4
2) Pendidikan
a) Tidak sekolah :1
b) SD :2
c) SMP :3
d) SMA/SMK :4
e) Perguruan tinggi :5
3) Penghasilan
b) Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 :2
56
c) Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 :3
d) > Rp 3.500.000 :4
a) Sendiri :1
b) Anak :2
c) Suami/istri :3
d) Keluarga :4
e) Teman/lainnya :5
a) Tidak rutin :1
B. Variabel Penelitian
1) Tingkat pengetahuan
a) Kurang :1
b) Cukup :2
c) Baik :3
2) Self management
a) Kurang :1
b) Cukup :2
c) Baik :3
57
3) Tingkat stress
a) Stress ringan :1
b) Stress sedang :2
c) Stress berat :3
3. Entry
i
self management diet, dan tingkat stres menjalani diet pasien DM.
i i i i i i i i i i i i i
4. Cleaning i i
pengetahuan diet, self management diet, dan tingkat stres menjalani diet
i i i i i i i i i i i i i i i
5. Tabulating Data i
K. Analisis data
1. Analisis univariat i i i i
2. Analisis bivariat i i i i
atau sebagian data adalah ordinal. Data ordinal yaitu data yang
i i i i i
a. Signifikansi Korelasi i i i i i i
diterima. i i i
Semarang. RS Permata Medika adalah Rumah Sakit Umum swasta yang terletak
di wilayah Ngaliyan, Semarang. Rumah sakit ini beralamat di Jalan Moch. Ichsan
No. 93-97 Ngaliyan, Semarang 50181. Rumah sakit ini memberikan pelayanan di
menjadi rumah sakit yang unggul, manusiawi, dan terpilih. Sementara itu
dengan type C Plus. Meskipun bertipe C, rumah sakit ini memiliki beberapa
Trans Arterial Chemo Infusion (Taci). Rumah sakit ini juga dilengkapi dengan
60
61
Klinik Bedah Digesif, Bedah Onkologi, Penyakit saraf, Penyakit THT, Penyakit
Kulit dan Kelamin, Kosmetik Medik, Rehabilitasi Medik, Gigi, Jantung, Paru,
Psikiatri, Radiologi, dan Klinik Umum. Sementara itu dari sisi layanan instalasi
rawat inap, rumah sakit ini dilengkapi dengan kapasitas sebanyak 134 kamar
perawatan.
Rumah sakit Permata Medika Semarang juga yang didukung oleh tenaga
court, minimarket, ruang aula yang juga disewakan bagi masyarakat yang ingin
B. Data Demografis
1. Usia
Kesehatan RI, dimana usia 36–45 tahun termasuk dalam kategori dewasa
akhir, 46–55 tahun termasuk dalam masa lansia awal, 56–65 tahun termasuk
dalam masa lansia akhir, dan usia lebih dari 65 tahun termasuk dalam
dari 65 tahun yaitu sebanyak 19 (46.34%) pasien, diikuti oleh usia 56-65
tahun yaitu sebanyak 11 (26.83%) pasien, dan usia 46-55 yaitu sebanyak 8
(19.51%) pasien. Kelompok usia paling sedikit adalah 36-45 tahun yaitu
2. Jenis Kelamin
63
3. Pendidikan
4. Penghasilan
2021)
6. Pendamping
66
(19.51%) pasien datang berobat dengan ditemani oleh teman atau kerabat
atau istri, dan sebanyak 4 (9.76%) pasien datang dengan ditemani oleh
keluarganya.
7. Rutin Berobat
rutin berobat 2 bulan sekali dan sebanyak 5 (12.19%) pasien rutin berobat 1
minggu sekali. Sementara itu pasien yang rutin berobat 3 bulan sekali dan
C. Analisis Univariat
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, dan hanya 2 (4.88%) pasien yang
Dari tabel 4.10, diketahui bahwa sebagian besar pasien diabetes mellitus
memiliki tingkat stress sedang, diikuti oleh stress berat yaitu sebanyak 15
D. Analisis Bivariat
memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan tingkat stress berat, serta tingkat
sebanyak 15 (36.59%).
Hasil analisis uji korelasi Spearman menunjukkan p-value 0.000. Nilai ini
menggambarkan nilai kemaknaan yang lebih kecil dari 0.05, yang berarti
Didapatkan juga koefisien korelasi senilai 0.843. Nilai ini berada dalam rentang
0.80 – 1.00 yang berarti hubungan ini memiliki kemaknaan yang sangat tinggi
atau kuat. Selain itu, koefisien korelasi memiliki nilai yang negatif. Hal ini
Tabel 4.12 Hubungan Antara Self Management Dengan Tingkat Stress Pada
Pasien Penderita Diabetes Mellitus di RS Permata Medika Semarang Bulan
Juni 2023 (n=41)
Pada tabel 4.12, dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien yang
self management baik dengan tingkat stress sedang, serta tingkat self
Hasil analisis uji korelasi Spearman menunjukkan p-value 0.000. Nilai ini
menggambarkan nilai kemaknaan yang lebih kecil dari 0.05, yang berarti
Didapatkan juga koefisien korelasi senilai 0.866. Nilai ini berada dalam rentang
0.80 – 1.00 yang berarti hubungan ini memiliki kemaknaan yang sangat tinggi
atau kuat. Selain itu, koefisien korelasi memiliki nilai yang negatif. Hal ini
A. Karakteristik Responden
1. Usia
65 tahun yaitu sebanyak 19 (14.34%) pasien, diikuti oleh usia 56-65 tahun yaitu
sebanyak 11 (26.83%) pasien, dan usia 46-55 yaitu sebanyak 8 (19.51%) pasien.
Kelompok usia paling sedikit adalah 36-45 tahun yaitu sebanyak 3 pasien.
kategori manula atau manusia lanjut usia, sesuai dengan klasifikasi oleh
Kementrian Kesehatan per tahun 2017. Rerata usia penderita diabetes mellitus di
Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yan et al.,
2023), dimana ditemukan bahwa usia merupakan salah satu prediktor utama
terhadap kejadian diabetes, dengan faktor risiko yang meningkat populasi dewasa
akhir dan lansia. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Chen et al., 2023)
73
74
individu berusia lebih dari 40 tahun dengan prevalensi sekitar 11%, dan angka ini
terus meningkat hingga 23,9% pada populasi berusia 60-69 tahun. Pertambahan
klinis pada pasien dengan diabetes. Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi
metabolisme glukosa. Hal ini menyebabkan populasi lansia lebih rentan untuk
intensitas dan durasi dari respons inflamasi sehingga populasi lansia khususnya
menyebabkan inflamasi derajat ringan yang bersifat kronis. Karena inflamasi ini
berlangsung terus menerus selama bertahun tahun, sistem imun yang menurun
2. Jenis Kelamin
risiko diabetes lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini berkaitan
al., 2017) juga menunjukkan prevalensi diabetes tipe II yang lebih tinggi pada
lebih tinggi pada wanita karena terdapat perbedaan dalam toleransi glukosa
setelah makan, dimana pada wanita ditemukan bahwa kemampuan adaptif ini
penurunan juga dalam jumlah reseptor insulin. Selain itu, hubungan antara
vitamin D dengan reseptor insulin ini tidak terbukti terjadi pada laki-laki.
menyebabkan perubahan dalam mekanisme sekresi insulin oleh sel beta pankreas
2022)
3. Pendidikan
pasien.
menentukan kapabilitas orang itu untuk menerima informasi dan berpikir secara
rasional. Pada umumnya, semakin baik tingkat pendidikan seseorang maka akan
semakin baik pula pola pikir yang terbentuk. Adanya pola pikir tersebut akan
membuat seseorang semakin terbuka terhadap hal- hal baru dan mampu
pengetahuan, sikap, maupun perilaku menjadi lebih baik. (Ampu, 2021; Yuliasri,
2022)
suatu individu mengenai penyakit yang dideritanya baik dalam konteks fisik,
77
gaya hidup menjadi lebih baik, termasuk dalam menangani rasa stress. Penelitian
tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pada pasien diabetes secara
4. Penghasilan
Temuan ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh (Bird et al.,
diabetes tipe II. Individu dengan status sosioekonomi rendah memiliki risiko
lebih tinggi untuk menderita tekanan darah tinggi dan obesitas, yang secara garis
besar disebabkan oleh pola gaya hidup dan frekuensi aktivitas fisik. Ditemukan
juga bukti bahwa prevalensi diabetes secara signifikan lebih tinggi pada invidu
tinggi. Penelitian lainnya oleh (Shawahna et al., 2012) juga menunjukkan hal
78
terhadap banyak makanan yang lebih sehat, seperti jenis makanan bebas gluten
cenderung jarang melakukan kontrol kadar gula darah secara teratur. Jarak
kontrol yang dilakukan. Pasien yang mempunyai jarak yang lebih dekat dengan
maupun pola diet yang baik untuk mengatasi diabetes yang dideritanya. Individu
dengan penghasilan rendah juga mungkin tidak memiliki akses terhadap berbagai
fasilitas dan program untuk meningkatkan frekuensi aktivitas fisik, seperti gym.
berlebih atau bahkan obesitas, yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
memiliki kesadaran tinggi akan cenderung lebih aktif mencari informasi terkait
lama menderita yaitu 6.75 ± 1.79 tahun. Sebagian besar pasien yaitu sebanyak 17
(17.07%) pasien telah menderita diabetes mellitus selama 8 tahun, dan sebanyak
Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Chen et al.,
2023) dimana ditemukan bahwa pasien yang telah menderita diabetes selama 5
tahun atau lebih memiliki respons yang lebih agresif terhadap profil metabolic
menderita diabetes disebutkan berkaitan dengan disfungsi sel beta dan resistensi
insulin, sehingga terjadi paparan lebih lama terhadap kondisi hiperglikemik. Pada
pasien yang menderita diabetes lebih lama, disebutkan juga bahwa mereka telah
lain yang mendasarinya adalah peningkatan kadar leptin, inflamasi kronik yang
80
lebih lama, dan resistensi insulin menahun yang menyebabkan penurunan kadar
adipokin.
terdiagnosis dengan diabetes mellitus. (Suryati et al., 2019) Pada penelitian ini,
dapat dipikirkan bahwa pasien yang sudah lebih lama terdiagnosis akan memiliki
pengetahuan yang lebih tinggi juga mengenai penyakit yang dideritanya dan
6. Pendamping
diikuti oleh sebanyak 11 (26.83%) pasien yang datang berobat sendiri. Sebanyak
8 (19.51%) pasien datang berobat dengan ditemani oleh teman atau kerabat
lainnya, sebanyak 5 (12.19%) pasien datang berobat dengan ditemani suami atau
istri, dan sebanyak 4 (9.76%) pasien datang dengan ditemani oleh keluarganya.
7. Frekuensi Berobat
(63.41%) pasien rutin berobat 1 bulan sekali. Sebanyak 8 (19.51%) pasien rutin
berobat 2 bulan sekali dan sebanyak 5 (12.19%) pasien rutin berobat 1 minggu
sekali. Sementara itu pasien yang rutin berobat 3 bulan sekali dan pasien yang
kontrol kadar gula darah, salah satunya menurut (Safitri, 2013) adalah faktor
dari dirinya sendiri sehingga ia bertanggung jawab atas apa yang akan
berobabt 1 bulan sekali, namun hanya sedikit pasien yang rutin berobat 1 minggu
sekali. Dapat dipikirkan bahwa hal ini akan mempengaruhi pengetahuan pasien,
dimana pasien yang lebih rutin kontrol akan menerima lebih banyak edukasi
B. Analisis Univariat
hanya 2 (4.88%) pasien yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Rerata tingkat
tingkat pengetahuan di adopsi dari penelitian Hidayat (2022) dan terdiri dari 20
82
makan yang baik, aktivitas fisik yang disarankan, frekuensi pengobatan atau
kontrol yang disarankan, cara konsumsi obat antidiabetes, komplikasi yang dapat
didapatkan bahwa sebagian besar pasien memiliki skor rendah pada pertanyaan
mengenai frekuensi pengobatan atau kontrol yang benar, gejala diabetes yang
sering muncul, dan cara pengobatan pada penderita diabetes mellitus. Selain itu,
ditemukan juga sebagian besar pasien memiliki skor yang rendah pada
rendah.
yang dilakukan oleh manusia dalam mencari suatu kebenaran atau masalah yang
berbagai jenis dan sifat: ada yang langsung dan tidak langsung, ada yang bersifat
tidak tetap, subyektif, dan khusus, serta ada pula yang bersifat tetap, obyektif dan
umum. Jenis dan sifat pengetahuan bergantung pada cara dan alat apa
penyakit yang perlu penanganan dan pemantauan seumur hidup. Perilaku pasien
yang didasari oleh pengetahuan dan sikap yang positif akan berlangsung dengan
baik. Pengetahuan yang diberikan kepada pasien diabetes akan membuat pasien
disebarkan adalah mengenai penyebab, tanda dan gejala penyakit DM. Temuan
ini sejalan dengan hasil yang didapatkan pada penelitian ini dimana sebagian
besar pasien juga memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan sebagian besar pasien
pada penelitian ini juga kurang memahami pertanyaan mengenai tanda dan gejala
diabetes.
petugas kesehatan saat kontrol dan informasi berupa leaflet yang diberikan oleh
koran, dan lain sebagainya. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
penyakitnya dengan baik pula. Tingkat pengetahuan pasien yang dimiliki pasien
darah.
Namun, temuan pada penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Haris & Kristianti, 2020) dimana pada penelitian tersebut
mengenai diabetes sebelumnya selama minimal 1 bulan dan maksimal 192 bulan.
Temuan ini menunjang bahwa kesadaran diri pada pasien mengenai penyakit
tersebut, sehingga pasien lebih peka akan kesehatannya dan lebih awas untuk
tingkat pengetahuan sendiri memiliki hubungan linear yang positif dengan sikap
Instrument yang digunakan untuk mengevaluasi self management pada studi ini
Scmitt et al., 2018. Kuesioner ini terdiri dari 16 pertanyaan yang telah tervalidasi.
frekuensi kontrol, pola diet, cara mengkonsumsi obat, dan pertanyaan mengenai
aktivitas fisik. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa sebagian besar pasien
memiliki skor rendah mengenai cara dan frekuensi pemeriksaan gula darah, serta
kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self contracting), dan penguasaan diri
bertujuan untuk mengontrol kadar glukosa darah sehingga kadar glukosa darah
tetap dalam tingkat normal bagi pasien diabetes melitus (Istiyawanti, 2019). Self
86
terhadap pengobatan dan nasihat yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Pada
mencegah komplikasi yang dapat timbul dari diabetes. Self care management
pada diabetes meliputi perilaku seperti pengaturan pola makan, aktifitas latihan
fisik atau latihan jasmani, monitoring kadar gula darah, perawatan kaki dan
terapi pengobatan secara farmasi atau kepatuhan dalam melakukan kontrol dan
tingkat self management yang cukup. Temuan ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Kurniawan & Yudianto, 2016) dan (Pertiwi et al., 2020) dimana
sebagian besar responden memiliki tingkat self management yang juga cukup.
keputusan yang tepat (health literacy), kepercayaan diri seseorang untuk mampu
melakukan sesuatu dengan sukses (self efficacy) serta adanya dukungan keluarga
dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama menderita diabetes dan
C. Analisis Bivariat
uji korelasi rank Spearman yang digunakan untuk melihat kemungkinan adanya
Dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien yang menderita diabetes mellitus di
tingkat stress berat, serta tingkat pengetahuan baik dengan stress sedang, dengan
Hasil analisis uji korelasi Spearman menunjukkan p-value 0.000. Nilai ini
menggambarkan nilai kemaknaan yang lebih kecil dari 0.05, yang berarti
Didapatkan juga koefisien korelasi senilai 0.843. Nilai ini berada dalam rentang
0.80 – 1.00 yang berarti hubungan ini memiliki kemaknaan yang sangat tinggi
atau kuat. Selain itu, koefisien korelasi memiliki nilai yang negatif. Hal ini
dan semakin baik pengetahuannya tentang diabetes, maka semakin baik pula
lama serta kualitas hidup semakin baik. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa
(PERKENI, 2015). Pada penelitian ini, didapatkan bahwa sebagian besar pasien
memiliki tingkat pengetahuan yang cukup mengenai pola diet dan frekuensi
menderita lebih dari 5 tahun juga umumnya mengetahui bahwa mereka harus
kontrol dengan rutin, namun terkadang pasien merasa bahwa gejalanya sudah
ini dibuktikan pada temuan dalam penelitian ini dimana pasien dengan tingkat
tingkat pengetahuan baik dengan stress sedang. Hal ini menunjukkan adanya
Pada penelitian ini ditemukan juga bahwa sebagian besar pasien baru
yang telah menderita DM lebih lama. Sehingga demikian hal ini dapat
meningkatkan tingkat stress akan kondisi yang dialaminya. Hal ini dapat
cukup, sebagian besar pasien masih memiliki stress brat. Pada penelitian ini
didapatkan juga bahwa masih banyak pasien yang datang berobat sendiri tanpa
membantu pasien dalam mengingat edukasi yang diberikan oleh dokter terutama
pengingat untuk minum obat, dan lain sebagainya. Selain itu, terdapatnya
yang dapat berdampak pada penurunan tingkat stress. Hal ini dapat menjelaskan
prevalensi pasien dengan tingkat pengetahuan baik yang masih memiliki stress
baik pula dalam menangani penyakit dan tingkat stressnya (Gharaibeh &
Pada penelitian ini, analisis bivariat dilakukan dengan uji korelasi rank
Medika Semarang memiliki tingkat self management baik dengan tingkat stress
sedang, serta tingkat self management cukup dengan stress berat, dengan jumlah
Hasil analisis uji korelasi Spearman menunjukkan p-value 0.000. Nilai ini
menggambarkan nilai kemaknaan yang lebih kecil dari 0.05, yang berarti
Didapatkan juga koefisien korelasi senilai 0.866. Nilai ini berada dalam rentang
0.80 – 1.00 yang berarti hubungan ini memiliki kemaknaan yang sangat tinggi
atau kuat. Selain itu, koefisien korelasi memiliki nilai yang negatif. Hal ini
terutama mengatur pola makan yang sehat dan seimbang. Penerapan diet
diabetes, akan tetapi sering kali men-jadi kendala dalam pelayanan diabetes
karena dibutuhkan kepatuhan dan motivasi dari pasien itu sendiri. Perubahan
pola hidup dan diet merupakan hal yang sulit dilakukan karena sama saja
puluh tahun yang lalu (Aweko,et al., 2018). Bagi pasien DM, perubahan pola
hidup dan diet bukanlah hal yang mudah, dan dapat membuat individu
dan spiritual. Keadaan ini dialami oleh pasien ketika menjalani pengobatan
yang dianjurkan. Stres yang dialami pasien DM dalam jangka panjang dapat
dalam aspek psikologis, fisiologis dan emosional. Stres sendiri dua kali lebih
tidak mengidap diabetes. Stres yang timbul dan lamanya stres ditentukan oleh
pengobatannya, seperti kesulitan dalam pola diet maupun kesulitan dalam kontrol
Temuan pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
92
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Elbatreek et al., 2019) juga menyatakan
bahwa terdapat hubungan negatif antara gejala depresi dengan perawatan diri
diabetes, dimana semakin rendah perawatan diri pasien maka tingkat stres
Pada penelitian ini, didapatkan bahwa sebagian besar pasien berusia lebih
dari 65 tahun. Pasien dengan usia yang lebih tua mungkin memiliki kesulitan dan
limitasi fisik dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terlebih jika pasien penderita
selanjutnya dapat berdampak pada tingkat stress. Sama halnya, banyaknya pasien
yang datang sendiri saat berobat rutin juga dapat merasa kurangnya dukungan
menjelaskan tingginya pasien yang memiliki stress sedang meskipun dengan self
management yang termasuk baik. Selain itu, sebagian besar pasien pada
penelitian ini juga memiliki tingkat penghasilan rendah yaitu dibawah Rp.
mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan, yang mana hal ini juga terlihat pada
banyaknya proporsi pasien yang hanya rutin berobat 1 bulan sekali. Faktor-faktor
ini juga dapat menjelaskan bahwa meskipun sebagian besar pasien memiliki self
pasien DM memiliki self management baik dengan tingkat stress sedang, dan
pasien dengan tingkat self management cukup memiliki stress berat. Hal ini
A. Kesimpulan
cukup.
kategori cukup.
sedang.
94
95
B. Saran
tingkat pengetahuan dan self management dengan tingkat stress pada pasien
diabetes mellitus.
2. Bagi Institusi
3. Bagi Peneliti
4. Bagi Keluarga
dan masyarakat umum dalam hal menangani tingkat pengetahuan dan self
i. Jadwal Penelitian
Bulan
Kegiatan Januari 2023 Februari Maret 2023 April 2023 Mei 2023 Juni 2023 Juli 2023 Agustus September 2023
2023 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan judul proposal
i
skripsi i i
Uji expert i i i
Pelaksanaan penelitian
i i i i i
akhir i
DAFTAR PUSTAKA
Almaini, & Heriyanto, H. (2019). Pengaruh Kepatuhan Diet, Aktivitas Fisik Dan
Pengobatan Dengan Perubahan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus Suku Rejang. Jurnal Keperawatan Raflesia, 1(1), 55–66.
https://doi.org/10.33088/jkr.v1i1.393
Aregbesola, A., Voutilainen, S., Virtanen, J. K., Mursu, J., & Tuomainen, T. P.
(2017). Gender difference in type 2 diabetes and the role of body iron stores.
Annals of Clinical Biochemistry, 54(1), 113–120.
https://doi.org/10.1177/0004563216646397
Bilous. (2021). Seri Kesehatan Bimbingan Dokter Pada Diabetes. Jakarta : Dian
Rakyat.
Bird, Y., Lemstra, M., Rogers, M., & Moraros, J. (2015). The relationship
between socioeconomic status/income and prevalence of diabetes and
associated conditions: A cross-sectional population-based study in
Saskatchewan, Canada. International Journal for Equity in Health, 14(1), 1–
8. https://doi.org/10.1186/s12939-015-0237-0
Chen, M., Wang, Y., Feng, P., Liang, Y., Liu, Q., Yang, M., Lu, C., Shi, P.,
Cheng, J., Ji, A., & Zheng, Q. (2023). Association between Age at Type 2
Diabetes Onset and Diabetic Retinopathy: A Double-Center Retrospective
Study. Journal of Diabetes Research, 2023.
https://doi.org/10.1155/2023/5919468
Ciarambino, T., Crispino, P., Leto, G., Mastrolorenzo, E., Para, O., & Giordano,
M. (2022). Influence of Gender in Diabetes Mellitus and Its Complication.
International Journal of Molecular Sciences, 23(16), 1–13.
https://doi.org/10.3390/ijms23168850
Elbatreek, M. H., Pachado, M. P., Cuadrado, A., Jandeleit-Dahm, K., & Schmidt,
H. H. H. W. (2019). Reactive Oxygen Comes of Age: Mechanism-Based
Therapy of Diabetic End-Organ Damage. Trends in Endocrinology and
Metabolism, 30(5), 312–327. https://doi.org/10.1016/j.tem.2019.02.006
Hidayat, N. (2022). Analisis faktor yang mempengaruhi Self Management pada pasien
Diabetes Militus Tipe 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUDURAN KAB.
SIDOARJO.
Homoud Alanazi, N., Mohammed Alsharif, M., Rasool, G., Hashash Alruwaili, A.
Bin, Matrouk Zayed Alrowaili, A., Saud Aldaghmi, A., Dughaieum Al
Shkra, M. K., Awadh Alrasheedi, F., Saleem Alenezi, G., & Theyab Alanazi,
M. (2017). Prevalence of diabetes and its relation with age and sex in Turaif
city, northern Saudi Arabia in 2016-2017. Electronic Physician, 9(9), 5294–
5297. https://doi.org/10.19082/5294
Isomah. (2018). Analisis Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Self Care
Management Pasien Diabetes Mellitus Dalam Konteks Asuhan Keperawatan
Di Rs Panti Wilasa Citarum Semarang. Tesis. Universitas Indonesia.
Khasanah, U., Anwar, S., Sofiani, Y., & ... (2019). Edukasi Masyarakat Dalam
Peningkatan Pencegahan Dan Perawatan Hipertensi dan DM Desa Kaliasin
Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang. Prosiding Seminar Nasional
Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, September 2019, 1–10.
Kusnanto, K., Sundari, P. M., Asmoro, C. P., & Arifin, H. (2019). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dan Diabetes Self-Management Dengan Tingkat Stres
Pasien Diabetes Melitus Yang Menjalani Diet. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 22(1), 31–42. https://doi.org/10.7454/jki.v22i1.780
Livana PH, Indah Permata Sari, H. (2018). Gambaran Tingkat Stress Pasien
Diabetes Mellitus.
Mubarak, W.I., Lilis, I., & Joko, S. (2021). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Nazriati, E., Pratiwi, D., & Restuastuti, T. (2018). Pengetahuan pasien diabetes
melitus tipe 2 dan hubungannya dengan kepatuhan minum obat di Puskesmas
Mandau Kabupaten Bengkalis. Majalah Kedokteran Andalas, 41(2), 59.
https://doi.org/10.25077/mka.v41.i2.p59-68.2018
Pertiwi, V., Balgis, B., & Mashuri, Y. A. (2020). The influence of body image and
gender in adolescent obesity. Health Science Journal of Indonesia, 11(1),
22–26. https://doi.org/10.22435/hsji.v11i1.3068
Putra, K. W. R., Toonsiri, C., & Junprasert, S. (2019). International Conference of
Kerta Cendekia Nursing Academy Monthly Income of Family, Educational
Level, Knowledge, and Eating Behaviors Among People With Type 2
Diabetes Mellitus in Sidoarjo. 169–173.
http://ejournal-kertacendekia.id/index.php/ICKCNA/
Putri, R. dan N. (2019). Hubungan Tingkat Stres Klien Dm Tipe 2 Dengan Kadar
Glukosa Darah Di Poli Klinik Khusus Penyakit Dalam RSUD Dr. M. Djamil
Padang. Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
RI, K. K. (2021). Data Sample Registration Survey tahun 2021. Bulletin jendela
data dan informasi kesehatan.
Shao, Y., Liang, L., Shi, L., Wan, C. and Yu, S. (2017). The Effect of Social
Support on Glycemic Control in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus: The
Mediating Roles of Self-Efficacy and Adherence. Journal of Diabetes
Research, 2017.
Siddalingaiah, N., Chawla, K., Nagaraja, S. B., & Hazra, D. (2023). Risk factors
for the development of tuberculosis among the pediatric population: a
systematic review and meta-analysis. European Journal of Pediatrics, 3007–
3019. https://doi.org/10.1007/s00431-023-04988-0
Suryati, I., Primal, D., & Pordiati, D. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Lama Menderita Diabetes Mellitus (Dm) Dengan Kejadian Ulkus
Diabetikum Pada Pasien Dm Tipe 2. JURNAL KESEHATAN PERINTIS
(Perintis’s Health Journal), 6(1), 1–8. https://doi.org/10.33653/jkp.v6i1.214
Yan, Z., Cai, M., Han, X., Chen, Q., & Lu, H. (2023). The Interaction Between
Age and Risk Factors for Diabetes and Prediabetes: A Community-Based
Cross-Sectional Study. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity,
16(December 2022), 85–93. https://doi.org/10.2147/DMSO.S390857
Semarang, i 2023
Kepada Yth, i
Di Tempati i
Dengan hormat,
i
NIM i : 1907031
Prodi i : S1 Keperawatan i i
responden. Saya selaku peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban
i i i i i i i i i i i i i
menjadi responden penelitian. Jika ada hal- hal yang perlu ditanyakan /
i i i i i i i i i i i
Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan dan kerja sama saudara. i i i i i i i
Hormat Saya,
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak negatif dan
i i i i i i i i i i i i i i
data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya oleh
i i i i i i i i i i i i i i i
peneliti. Semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya digunakan untuk
i i i i i i i i i i i
Demikian dengan sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya
i i i i i i i i
Semarang,
i 2023
Responden i i
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk pengisian :
i i i i
2. Silakan mengisi pada tempat yang sesuai, khusus untuk pertanyaan pilihan
i i i i i i i i i i
Identitas responden :
i i i i i
1. Usia i : …….Tahun
a. Laki-laki i i
b. Perempuan i i
3. Pendidikan i i i : . . . . . . . . ..
a. Tidak Sekolah i i
b. SD
c. SMP
d. SMA/SMK
e. Perguruan Tinggi i i i
4. Penghasilan i i :.........
5. Lama sakit DM i :. . . . . . . . . .
a. Suami/ Istri i i i
b. Sendiri i i i
c. Anak
d. Keluarga i
e. Teman/lainnya i i
b. 4 Sehat 5 Sempurna i i
b. Berkebun i i
c. Bersepeda i i i
b. Rasa Penasaran i
c. Pusing i
a. Insulin
i i
b. Obat Minum i
c. Senaknya saja i
c. Membali sepatu boot yang memiliki ukuran yang lebih besar dari biasanya
i i i i i i i i i i i i
10. Jika pada waktu pemeriksaan terdapat gula darah rendah, apakah boleh
i i i i i i i
a. Boleh banyak i
c. Tidak Bolehi i
a. Berdebar-debar i i i
b. Keringat dingin i i i i
a. Katarak
b. Gatal-gatal
c. Buta warna
13. Bagi penderita DM kuku jari tangan dan kuku jari kaki sebaiknya
i i i i i i i i i
a. Panjang
b. Pendek i i
a. Pola diet i i
b. Pola minum i
c. Pola tidur i
16. Apakah Pasien diabetes melitus boleh makan makanan yang mengandung i i i i i i i i i
17. Olah raga apa yang boleh dilakukan oleh pasien diabetes adalah i i i i i i i i
a. Jalan-jalan santai i
b. Berkebun i i
c. Jogging i
b. Saat kontrol
20. Untuk melindungi kaki agar tidak terkena luka sebaiknya menggunakan alas i i i i i i i i i i
kaki apa. . . i
a. Sandal
b. Sepatu i
Kuesioner ini terdiri atas beberapa pernyataan yang mungkin sesuai dengan
i i i i i i i i i i i i i i i
Terdapat empat pilihan jawaban yang telah disediakan untuk setiap pernyataan
i i i i i i i i i i i
yaitu: i
1 : Kadang-kadang.
2 : Lumayan sering. i i
3 : Sering sekali. i i i i
tanda centang (√) pada salah satu kolom yang pali ng sesuai dengan pengalaman
i i i i i i
yang benar ataupun salah, oleh karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri
i i i i i i i i i i i i
Bapak/Ibu/Saudara yang sebenarnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang
i i i i i i
saya
4 Saya menggunakan semua obat diabetes i i i i i
diresepkan)
i i i
saya
8 Saya melakukan aktifitas fisik (olah raga) i i i i i
dengan ketat i i
diabetes saya
i i i
DIABETES MELITUS
Isilah kuesioner sesuai dengan yang Anda rasakan dengan memberikan tanda
i i i i i i i i i i i i
centang (√) pada salah satu angka yang menurut anda cocok atau anda setuju
i i i
0 : Tidak Pernah i i
1 : Kadang-kadang
2 : Sering i i
N Pernyataan 0 1 2 3
o
1 Saya mudah menjadi marah karena hal-hal kecil atau sepele i i i i i i i i
4 Sayamudahmerasakesal i i
sedang dilakukan
i i
13 Saya merasakan tidak dapat memaklumi hal apa pun yang menghalangi anda untuk
i i i i i i
Descriptives
Statistic Std. Error
USIA Mean 61.95 1.657
95% Confidence Interval for Lower Bound 58.60
Mean Upper Bound 65.30
5% Trimmed Mean 62.28
Median 65.00
Variance 112.598
Std. Deviation 10.611
Minimum 41
Maximum 77
Range 36
Interquartile Range 16
Skewness -.524 .369
Kurtosis -.838 .724
Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00001 Mean 6.75 .284
95% Confidence Interval for Lower Bound 6.18
Mean Upper Bound 7.32
5% Trimmed Mean 6.67
Median 6.00
Variance 3.218
Std. Deviation 1.794
Minimum 5
Maximum 10
Range 5
Interquartile Range 3
Skewness .508 .374
Kurtosis -1.173 .733
Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00001 Mean 55.85 2.438
95% Confidence Interval for Lower Bound 50.93
Mean Upper Bound 60.78
5% Trimmed Mean 56.91
Median 60.00
Variance 243.628
Std. Deviation 15.609
Minimum 10
Maximum 85
Range 75
Interquartile Range 15
Skewness -1.172 .369
Kurtosis 1.548 .724
Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00001 Mean 58.4346 2.11111
95% Confidence Interval for Lower Bound 54.1679
Mean Upper Bound 62.7014
5% Trimmed Mean 58.1044
Median 56.2500
Variance 182.729
Std. Deviation 13.51772
Minimum 25.00
Maximum 100.00
Range 75.00
Interquartile Range 14.59
Skewness .443 .369
Kurtosis 1.564 .724
Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00001 Mean 28.0244 1.18707
95% Confidence Interval for Lower Bound 25.6252
Mean Upper Bound 30.4235
5% Trimmed Mean 27.7466
Median 27.0000
Variance 57.774
Std. Deviation 7.60095
Minimum 15.00
Maximum 46.00
Range 31.00
Interquartile Range 9.50
Skewness .791 .369
Kurtosis .293 .724
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
STRESS * PENGETAHUAN 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%