SURAKARTA
Proposal Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan
Disusun Oleh :
J410170111
2020
PROPOSAL
SURAKARTA
Proposal Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan
Disusun Oleh :
J410170111
Pembimbing:
i
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
SURAKARTA
ii
Telah kami setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proposal Skripsi
Muhammadiyah Surakarta.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya
sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
iii
Surakarta, 17 Desember 2020
Peneliti,
BIODATA
Tengah
Riwayat Pendidikan :
iv
2. Lulus SDN Panjang 04 AmbarawaTahun 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
karunia dan nikmat sehat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Upaya
Pengendalian pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota Surakarta”.
Proposal Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat bagi mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat.
1. Allah SWT
2. Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
v
3. Dr. Mutazalimah, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Sri Darnoto, SKM., MPH selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
5. Anisa Catur Wijayanti, SKM., M.Epid selaku pembimbing yang dengan sabar
telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada penulis selama
menyusun proposal ini.
6. Seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan
dan informasi kepada penulis.
7. Keluarga penulis yang tersayang yaitu Ayahanda Irfano El Farisi, Ibu
Ernaningsih, adik Haekal dan Jessamine yang selalu memberikan doa, motivasi,
semangat, dan kasih sayang selama ini.
8. Teman seperjuangan awal kuliah dan keluh kesah (Salma, Ullya, Anggun, Adjie,
Faiz, Dannis, Dhea, Ikha, Ovi, Aisyah, Anggita, Adib, Mutiara) yang selalu
memberikan semangat, dukungan, bantuan, serta mendengarkan keluh kesah
penulis terutama dalam penyusunan proposal skripsi ini.
9. Teman satu bimbingan skripsi Adib, Atika, Ikha, Indah, Kurnia, Anggita, Syifa,
Reliza, Suci, Elma, Tunjung terkhusus Aang yang selalu membantu memberikan
saran dan dukungan.
10. Teman-teman mahasiswa Kesehatan Masyarakat angkatan 2017, teman satu
peminatan Epidemiologi, dan teman-teman kelas B yang telah memberikan
dukungan, semangat, dan doa satu sama lain.
11. Teman satu organisasi DPM FIK UMS yang selalu memberi semangat dan
dukungan kepada penulis.
12. Ega Zakariyya yang telah membantu dan memberikan semangat setiap harinya
dalam penyelesaian skripsi ini
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
vi
Surakarta, 17 Desember 2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
BIODATA iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBARx
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 7
vii
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 10
A. Diabetes Mellitus 10
1. Pengertian Diabetes Mellitus 10
2. Etiologi Diabetes Mellitus 11
3. Klasifikasi Diabetes Mellitus 12
4. Gejala Diabetes Mellitus 14
5. Patofisiologi Diabetes Mellitus 14
6. Diagnosis Diabetes Mellitus 15
B. Upaya Pengendalian Diabetes Mellitus 15
1. Diet Gizi Seimbang 16
2. Kontrol Gula Darah 17
3. Pengendalian Stress 22
C. Faktor yang Berhubungan dengan Upaya Pengendalian Diabetes Mellitus 22
1. Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi 22
2. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi 31
D. Kerangka Teori 33
E. Kerangka Konsep 34
F. Hipotesis 34
BAB III METODE PENELITIAN 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
CI : Confident Interval
DM : Diabetes Melitus
xii
PTM : Penyakit Tidak Menular
TB : Tinggi Badan
mg : Mili Gram
mL : Mili Liter
dL : Deciliter
kg : Kilogram
m : Meter
gr : Gram
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manis merupakan salah satu diantara penyakit tidak menular yang masih
dimana tubuh tidak dapat menghasilkan cukup hormon insulin atau tidak
maupun yang kronis atau menahun apabila tidak dikendalikan dengan baik.
hampir 90% nya berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat, penderita
dunia pada tahun 2017 sebanyak 425 juta penderita dengan usia antara 20-79
1
tahun. Prevalensi Diabetes Mellitus di dunia dengan usia yang distandarisasi
telah mengalami peningkatan hampir dua kali lipat sejak tahun 1980,
meningkat 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa. Sementara itu,
semua umur yang ada di Indonesia menurut Riskesdas 2018 yaitu sebesar
dalam lima tahun terakhir. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2
tahun 2018 kasus Diabetes Mellitus mencapai 51.284 jiwa. Angka kejadian
Tengah prevalensi Diabetes Mellitus pada tahun 2018 sebesar 2,1%. Angka
Menurut Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 kejadian
Diabetes Mellitus paling tinggi terjadi di Kota Surakarta yaitu sebesar 1.370
Kota Salatiga, Kota Tegal, dan Kota Pekalongan. Berdasarkan data dari Dinas
DM tipe 1 dan tipe 2 yang mengalami perubahan dalam 5 tahun terakhir. Kota
penduduk sebesar 517.887 jiwa. Kasus DM yang ditemukan pada tahun 2018
dari data tercatat di puskesmas sebanyak 8.129 kasus dengan kasus DM tipe 1
yang ditemukan di tahun 2017 sebanyak 6.718 kasus dengan kasus DM tipe 2
3
pengelolaannya dan pengendaliannya tidak tepat. Upaya pengendalian
akut maupun kronis. Diet gizi seimbang merupakan salah satu hal yang
melakukan diet gizi seimbang. Diet gizi seimbang tidak hanya ditujukan untuk
perilaku dan sikap penderita yang tidak sehat, serta adanya perubahan gaya
hidup seperti diet tidak sehat dan tidak seimbang, kurang aktivitas fisik,
serta kebiasaan merokok, disamping faktor faktor risiko lain seperti usia, jenis
4
individu yakni diantaranya pengetahuan dan sikap penderita Diabetes
kendali kadar glukosa darah. Hal ini didukung pula oleh penelitian Nina
kadar gula darah. Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan hasil
darah.
Mellitus yang merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan
5
penderita dapat hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang baik.
atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek.
Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain,
tetapi sikap yang positif atau mendukung terhadap nilai-nilai kesehatan tidak
(Achmadi, 2013).
tinggi, sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam mengukur sejauh mana upaya
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
7
dalam berpikir secara ilmiah mengenai tentang pengetahuan yang
2. Bagi Masyarakat
a. Data dan hasil yang diperoleh dari penelitian dapat dijadikan suatu
pelayanan.
8
c. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan informasi dalam
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus
tubuh akibat tubuh tidak memiliki hormon insulin atau ketika insulin tidak
yang merupakan salah satu dari empat tipe sel dalam pulau-pulau
glukosa ke dalam sel-sel otot, hati serta lemak. Insulin di dalam sel-sel
asam amino yang berasal dari protein makanan ke dalam sel (Smeltzer dan
Bare, 2002).
darah sewaktu <200mg/dL dan kadar gula darah puasa >126mg/dl. Diabetes
10
adalah suatu penyakit serius kronis progresif yang terjadi ketika organ
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau hormon yang mengatur gula
darah, atau glukosa, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
penyakit kronis yang sangat perlu diperhatikan dengan serius, karena apabila
darah atau disebut hiperglikemia yaitu suatu kondisi ketika kadar gula darah
mampu mengendalikan jumlah gula atau glukosa dalam aliran darah yang
terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat atau tidak ada dengan atau
yang disintesis oleh sel khusus di pankreas yaitu sel beta pulau Langerhans.
Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa, kemudian
insulin bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glucagon yang
menghasilkan terlalu sedikit insulin atau jika tubuh tidak menanggapi insulin
11
dengan tepat terjadilah Diabetes Mellitus. Gangguan metabolisme lemak dan
terjadi apabila Diabetes Mellitus tidak segera dengan cepat diatasi (Katzung,
2007).
Yaitu ketika tubuh tidak memiki insulin atau kegagalan sel beta
terkena jenis penyakit ini. Jika mereka tidak diberi insulin, glukosa darah
insulin glukosa tidak dapat memasuki sel dan tetap berada di dalam
12
seperti peningkatan rasa haus, dan berkemih, rasa lelah, dan kehilangan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Diabetes tipe 2 sering ditemui
pada orang-orang yang kelebihan berat badan karena kadar lemak yang
Oleh karena itu meskipun insulin ada, tubuh tidak mampu merespons
glukosa yang terjadi selama masa kehamilan. Anak yang dilahirkan dari
lebih tinggi untuk mengalami obesitas dan diabetes pada saat dewasa.
Hal ini terjadi karena bayi dari ibu mensekresi insulin lebih besar
disebabkan oleh kelainan spesifik atau kelainan genetik fungsi sel beta,
13
4. Gejala Diabetes Mellitus
makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam
waktu 2-4 minggu), mudah lelah. Gejala kronik Diabetes Melitus yaitu
kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di
mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada
pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau
kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg
(Fatimah, 2015).
bekerja secara optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau
pertama karena kerusakan pada sel- sel beta pankreas karena pengaruh dari
luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Penyebab yang kedua adalah
penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan yang ketiga adalah
14
Insulin yang diekskresikan oleh sel beta pankreas berfungsi untuk
mengatur kadar glukosa darah dalam tubuh. Kadar glukosa dalam tubuh
insulin. Sel beta yang tidak berfungsi secara optimal sehingga berakibat pada
Penyebab dari kerusakan sel beta pankreas sangat banyak seperti contoh
darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup
abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM pada hari yang lain atau Tes
(Fatimah, 2015).
Diabetes Mellitus yang sudah menderita penyakit ini, tujuannya adalah untuk
15
Adapun upaya-upaya pengendalian faktor risiko penyakit Diabetes Mellitus
Diet sehat gizi seimbang merupakan hal yang sangat penting untuk
kadar gula darah sampai menjadi batas normal. Pengaturan pola makan
hidangan yang mengandung berbagai zat gizi dalam jumlah dan kualitas
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh individu sesuai usia, aktivitas fisik, dan
suatu kondisi tertentu. Zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat adalah
Prinsip diet yang dianjurkan adlah teratur dalam jadwal, jumlah, dan
badan, dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Pengaturan diet pada penderita
Diabetes Mellitus diatur dalam 3 makanan utama (pagi, siang, sore) dan 2-3
a. Karbohidrat
16
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi
b. Lemak
c. Protein
d. Serat
tinggi serat, konsumsi serat adalah 20-35 gram/hari yang berasal dari
kadar gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat
dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka.
Kadar gula darah tersebut merupakan sumber energi utama bagi sel
apabila kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl dan
17
kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl (Sustrani,
2006).
darah yang normal. Kadar gula tidak boleh lebih tinggi dari 180 mg/dl
Menurut Hans Tandra (2013), kadar gula darah dapat dikontrol dengan
cara :
1) Diet
kadar gula darah yang pesat setelah makan. Terapi diet digunakan
18
Diabetes Mellitus tidak terjadi atau memudahkan penyembuhan
a) Jam makan
tepat dan teratur agar pengaturan gula darah dapat stabil. Gula
b) Jenis makanan
19
zat pembangun (protein) untuk tetap tumbuh dan berkembang
daging.
c) Jumlah makan
2) Olahraga
20
mengembalikan kadar gula darah menjadi normal dan mencegah
berenang.
maka jaringan tubuh dan otot akan semakin resisten terhadap kerja
4) Pengobatan
21
pasien perlu mengonsumsi obat diabetes secara oral dan perlu
3. Pengendalian Stress
kondisi stress tidak terkendali dapat menimbulkan reaksi yang negatif seperti
(Kemenkes, 2016).
Menurut Kemenkes RI (2016), ada faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan
antara lain :
a. Obesitas
22
Obesitas adalah kondisi yang ditandai gangguan keseimbangan energi
waktu yang lama dan dikatakan obesitas bila nilai Z-scorenya >2SD
b. Aktivitas Fisik
menit tanpa henti dengan melakukan aktivitas fisik ringan, sedang, dan
kata lain bergerak yang menyebabkan nafas lebih sedikit dari biasanya.
23
atau dengan menggunakan metabolic equivalent (MET) dari sebuah
aktivitas.
c. Pola makan
bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan
sehari yaitu makan pagi, selingan siang, makan siang, selingan sore,
terutama jika porsi makanan utama yang dikonsumsi saat makan pagi,
d. Stress
24
adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan
ada definisi yang pasti untuk stres karena setiap individu akan memiliki
reaksi yang berbeda terhadap stres yang sama. Stres bersifat individu
antara daya tahan mental individu dengan beban stres yang dirasakan
e. Hipertensi
(TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic
(TDD) pada level 90 mmHg atau lebih (Black, 2014). Hipertensi adalah
tertentu tergantung posisi tubuh, usia, dan tingkat stress yang dialami.
Mellitus karena ada beberapa kriteria yang sering terjadi pada penderita
25
hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah, obesitas, dislipidemia, dan
f. Pengetahuan
1) Pengertian Pengetahuan
2) Tingkat Pengetahuan
26
Menurut Efendi (2013), pengetahuan seseorang terhadap suatu
6 yaitu
a) Mengetahui
b) Memahami
c) Menerapkan
27
Menerapkan merupakan seuatu kemampuan untuk menggunakan
kondisi sebenarnya.
d) Menganalisis
e) Mensintesis
f) Mengevaluasi
g. Sikap
1) Pengertian Sikap
28
tindakan. Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang
terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
2) Komponen Sikap
berikut :
objek.
29
menggunakan emosionalnya disbanding intuisinya tanpa
3) Tingkat Sikap
a) Menerima (receiving)
b) Merespons (responding)
c) Menghargai (validating)
paling tinggi.
30
2. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi
a. Umur
terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah
b. Genetik
akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara
c. Jenis kelamin
tubuh yang lebih besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008,
sampai 57% pada tahun 2012 angka kejadian Diabetes Mellitus di dunia
adalah sebesar 371 juta jiwa, dimana proporsi kejadian Diabetes Mellitus
31
tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita Diabetes Mellitus
32
D. KERANGKA TEORI
Usia
Faktor yang tidak
Jenis kelamin
dapat dimodifikasi
Genetik
Pengetahuan
Obesitas
Upaya 1. Diet gizi
Aktivitas fisik
Faktor yang dapat pengendalian seimbang
Pola makan 2. Kontrol kadar
dimodifikasi Gaya hidup Diabetes Mellitus
Stress gula darah
Hipertensi tipe 2
3. Pengendalian
Stress
33
E. KERANGKA KONSEP
Pengetahuan
Sikap
F. HIPOTESIS
34
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
2. Tempat penelitian
1. Populasi Penelitian
35
Mellitus tipe 2 yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pajang,
1.297 orang.
2. Sampel Penelitian
a. Jumlah Sampel
(1997), yaitu :
Keterangan :
N : Jumlah populasi
36
(1,96)2 . 0,163(1−0,837) 1297
n=
0,052 ( 1297−1 )+(1,96)2 .0,163(1−0,163)
697,77
¿
3,76
¿ 180,79
¿ 181
1
q=
1−f
1
¿
1−0,1
1
¿
1−0,9
q=1,11
¿ 1,11 x 181
¿ 201
37
responden. Namun peneliti ingin menggunakan sampel sebanyak 201
responden.
yang dibutuhkan
1. Gilingan 183 28
2. Pajang 515 80
3. Penumping 31 5
4. Sangkrah 478 74
5. Sibela 90 14
1.297 201
Dalam penelitian ini terdapat kriteria sampel yang meliputi
1) Kriteria inklusi
pengambilan data
38
b) Bersedia menjadi responden
2) Kriteria eksklusi
1. Variabel Penelitian
b. Pengetahuan
2) Kategori :
39
a) Pengetahuan kurang, apabila total skor < mean jika data
4) Skala : Ordinal
c. Sikap
2) Kategori
normal.
b) Sikap negatif, apabila total skor < mean jika data berdistribusi
normal atau total skor < median jika data berdistribusi tidak
normal.
4) Skala : Ordinal
40
1) Definisi : Usaha dan cara penderita Diabetes Mellitus tipe 2 untuk
seimbang
2) Kategori :
normal.
b) Baik, apabila total skor < mean jika data berdistribusi normal
atau total skor < median jika data berdistribusi tidak normal
4) Skala : Ordinal
E. Pengumpulan Data
1. Jenis data
2. Sumber data
a. Data primer
41
b. Data sekunder
a. Instrumen penelitian
Surakarta.
1) Uji Validitas
42
= n-2 dengan signifikansi 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid
2) Uji Reliabilitas
1. Tahap persiapan
43
a. Peneliti melakukan permohonan izin di program studi Kesehatan
melakukan penelitian.
dosen pembimbing.
3. Tahap pelaksanaan
44
a. Peneliti melakukan permohonan izin di di wilayah Kerja Puskesmas
4. Tahap penyelesaian
G. Pengolahan Data
45
1. Editing, yaitu kegiatan memeriksa validitas data yang masuk seperti
perhitungan.
3. Coding, yaitu kegiatan pemberian tanda dari data dan jawaban menurut
a. Pengetahuan
Kode 1 : Baik
Kode 2 : Cukup
Kode 3 : Kurang
b. Sikap
Kode 1 : Positif
Kode 2 : Negatif
Kode 1 : Baik
4. Entry data, yaitu kegiatan memasukkan data yang telah didapat ke dalam
46
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
kepatuhan pengobatan.
2. Analisis Bivariat
variabel bebas dan terikat, yaitu hubungan antara pengetahuan dan sikap
yang ada. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square.
47
a. H0 ditolak jika p-value < 0,05 (CI) 95%, maka ada hubungan yang
b. H0 diterima jika p-value ≥ 0,05 (CI) 95%, maka tidak ada hubungan
3. Koefisien Kontingensi
bebas dengan variabel terikat pada uji Chi-Sqare dapat dilihat melalui
Keterangan:
C : Koefisien kontingensi
X2 :
X2 hitung
N : Jumlah sampel
48
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, P.R. (2013). Faktor Risiko Perilaku yang Berhubungan dengan Kadar
Gula Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kabupaten
Karanganyar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No.1. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Dewi RK. (2014). Diabetes Bukan untuk Ditakuti. Jakarta: F Media.
Hanum, N.N. (2013). Hubungan Kadar Glukosa Darah Sewaktu dengan Profil
Lipid pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Cilegon Periode Januari-April 2013. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
Kementrian Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan Dasar dalam Angka Tahun 2018
Provinsi Jawa Tengah. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2014). Situasi dan Analisis Diabetes, Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI, p.2.doi:24427659.
Lameshow, S., Hosmer Jr, D.W., Klar, J., and Lwanga, S.K. (1997). Adequacy of
sample size in health studies. 36–40.
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus: Ulcer, Infeksi, Ganggren. Jakarta:
Penerbit Populer Obor.
Smeltzer SC, Bare BC. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Edisi ke-8.Jakarta : EGC.
1
Santoso, Singgih. (2010). Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT. Elexmedia
Komputindo
Sulistyoningsih. (2012).Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Graha Ilmu.
2
Lampiran 1. Informed Consent
NIM : J410170111
Nama :
No. Telp :
Alamat :
Peneliti, Responden,
3
Lampiran 2. Kuesioner
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk Pengisian :
A. Identitas Responden
1. Nama : ……………………………………………………………
2. Umur : ……………………………………………………………
3. Pendidikan : □ Tidak Sekolah □ SD □ SMP □ SMA □ Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan : □ Peg. Swasta □ Wiraswasta □ Tidak Berkerja
□ PNS □ Petani □ Buruh □ Lainnya……………………..
5. Alamat : …………………………………………………………...
6. Pendapatan per bulan : …………………………………………………...
7. Diagnosis pertama : …………………………………………………...
4
B. Kadar Gula Darah
Hasil
Kadar Gula Darah Sewaktu mg/dl
Kategori Kadar Gula Darah, yaitu :
1. Tidak Normal : ≥ 200 mg/dl
2. Normal : < 200 mg/dl
C. Pengetahuan
Tidak
No. Pernyataan Ya Tidak
Tahu
Makan terlalu banyak gula dan makanan
1. manis lainnya merupakan penyebab
diabetes
Penyebab umum diabetes adalah kurangnya
2.
insulin yang efektif dalam tubuh.
Diabetes disebabkan karena kegagalan
3. ginjal mencegah gula masuk ke dalam
kencing.
4. Ginjal memproduksi insulin.
Pada diabetes yang tidak diobati, jumlah
5.
gula dalam darah biasanya meningkat.
Jika saya menderita diabetes, anak-anak
6. saya berpeluang lebih besar menderita
diabetes juga.
7. Diabetes dapat disembuhkan.
Kadar gula darah puasa 210 adalah terlalu
8.
tinggi.
Cara terbaik untuk memeriksa diabetes
9.
adalah dengan tes kencing.
Olah raga teratur akan meningkatkan
10. kebutuhan atas insulin atau obat diabetes
lainnya.
Ada dua jenis utama diabetes: Tipe 1
11. (tergantung pada insulin) dan Tipe 2 (tidak
tergantung pada insulin)
Insulin bekerja disebabkan karena makan
12.
terlalu banyak.
5
Obat lebih penting daripada diet dan olah
13.
raga untuk mengendalikan diabetes.
Diabetes sering menyebabkan peredaran
14.
darah yang tidak baik.
Luka dan lecet pada penderita diabetes
15.
sembuhnya lebih lama.
Penderita diabetes harus sangat berhati-hati
16.
saat memotong kuku kaki.
Penderita diabetes harus membersihkan
17.
luka dengan yodium (betadine) dan alkohol
Cara memasak makanan sama pentingnya
18. dengan makanan yang dimakan oleh
penderita diabetes.
19. Diabetes dapat merusak ginjal.
Diabetes dapat menyebabkan mati rasa
20.
pada tangan, jari-jari dan kaki.
Gemetaran dan berkeringat merupakan
21.
tanda tingginya kadar gula darah.
Sering kencing dan haus merupakan tanda
22.
rendahnya kadar gula darah.
Kaos kaki yang ketat boleh dipakai oleh
23.
penderita diabetes.
Diet diabetes sebagian besar terdiri dari
24.
makanan-makanan khusus.
D. Sikap
6
saja dengan dihukum
penyakit seumur hidup.
5. Kadang saya berpikir
bahwa ini tidak adil karena
saya menderita diabetes,
sedangkan teman-teman
6. Berbicara kepada dokter
tentang diabetes biasanya
membuat saya merasa lebih
baik.
7. Diabetes sebenarnya bukan
suatu masalah karena dapat
dikendalikan.
8. Saya merasa memiliki
hubungan yang baik dengan
dokter.
9. Saya percaya sudah
menyesuaikan diri dengan
baik terhadap diabetes.
10. Saya tidak suka disebut
dengan “orang dengan
diabetes”.
11. Saya berusaha untuk tidak
membiarkan orang-orang
mengetahui diabetes
melitus saya.
12. Saya merasa tidak ada
orang yang dapat saya ajak
bicara secara terbuka
tentang diabetes saya.
13. Secara umum, dokter perlu
jauh lebih bersimpati
terhadap perawatan
penderita diabetes.
14. Kebanyakan dokter benar-
benar tidak mengerti
bagaimana rasanya
menderita diabetes.
15. Saya tahu sebanyak yang
perlu saya ketahui tentang
diabetes.
16. Saya suka bercerita jika
diabetes saya sudah
terkendali dengan baik.
17. Menderita diabetes berarti
bertanggung jawab atas
7
perawatan diri sendiri.
18. Saya merasa cukup mampu
merawat diabetes dengan
sedikit bantuan dari luar.
19. Tidak banyak yang dapat
saya lakukan karena
menderita diabetes.
8
kali sehari
6 Saya tidak mengonsumsi
sayur dan buah sesuai
dengan saran yang
dianjurkan oleh dokter
atau perawat setiap hari
7 Saya lupa diet saat
menghadiri pesta dengan
makan makanan dan
minuman sesuka hati
8 Saya ikut makan masakan
keluarga walaupun
bertentangan dengan diet
saya