Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

MODUL BAHAN AJAR

BALUT BIDAI

Tim Penyusun :

1.Syervina Khurrun P (P1337420316015)


2.Ratna Dwi Budiarti (P1337420316030)
3.Animatur Rosyi (P1337420316032)
4.Afiana Syarifah (P1337420316033)
5.Moh Noor Aufal (P1337420316041)
6.Dwi Octaviani (P1337420316043)
7.Selly Kusumawardani (P1337420316055)

Kelas : 3 Reguler A

Prodi DIII Keperawatan


Pekalongan

1
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan


Yang Maha Kuasa, Modul Pembelajaran Keperawatan elektif telah dapat
diselesaikan. Modul pembelajaran ini disusun untuk memfasilitasi pebelajar dalam
membantu dan mengarahkan belajar mahasiswa sehingga memiliki kemampuan
internal untuk belajar secara mandiri.
Modul pembelajaran ini akan mengkondisikan mahasiswa belajar secara mandiri
karena dikemas secara interaktif yang didalamnya tersedia alat ukur (soal-soal
latihan dan tugas uji kompetensi dan sekaligus ber-feedback langsung terhadap
kesalahan yang dijawabkan mahasiswa dan mampu mengoreksi secara cepat
berkenaan seberapa tinggi keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari unit materi
tertentu.
Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan modul ini.Akhirnya, penulis berharap modul
pembelajaran ini dapat digunakan untuk mendukung belajar mahasiswa secara
optimal dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pekalongan, 15 Agustus 2018

2
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................. 2
Daftar Isi .................................................................... 3
KB I:KEPERAWATAN ELEKTIF
Pendahuluan ................................................................ 5
Tujuan/KD ................................................................... 6
Sub pokok Bahasan:
Indikator............................. ............................... .......6
Uraian Materi ........................................................... 7
1. Pengertian balut bidai ...........................................................................7
2. Tujuan pembidaian................................................................................7
3. Tujuan pembalutan...............................................................................8
4. Indikasi pembidaian ..............................................................................8
5. Kontra indikasi pembidaian ..................................................................9
6. Jenis-jenis Bidai ....................................................................................10
7. Macam Balut .........................................................................................12
8. Alat dan bahan pembidaian ...................................................................14
9. Prinsip-prinsip pemberian balut bidai ...................................................14
10. Prosedur dasar pembidaian ...................................................................14
11. Tindakan pelaksanaan pembidaian .......................................................16
Latihan ....................................................................... 22
Tes Fomatif ................................................................. 23
Rangkuman .................................................................. 24
Daftar Pustaka ............................................................. 25

3
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami
teori dan tekhnik dalam pembidaian.

RELEVANSI

M ateri dalam modul berkaitan dengan materi pada mata kuliah


Keperawatan Elektif.

TUJUAN PEMBELAJARAN

T ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


memahami teori dan teknik pembidaian yang baik dan benar.

 PETUJUK BELAJAR

M
odul pembelajaran bidaiini terdiri dari 1 modul yang berisi
materi beserta latihan, rangkuman , dan tes formatif. Untuk bisa
mengerjakan latihan dan menjawab tes formatif, pelajarilah
setiap pokok bahasan dengan seksama.

4
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

PEMBIDAIAN

PENDAHULUAN

Keperawatan elektif merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif


diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang mengancam
kehidupan. Kegiatan pelayanan keperawatan menunjukkan keahlian dalam
pengkajian pasien, setting prioritas, intervensi krisis dan pendidikan kesehatan
masyarakat (Krisanty,2009).
Fraktur merupakan salah satu contoh dari keperawatan elektif . Fraktur adalah
diskontinuitas dari jaringan tulang yang biasanya disebabkan adanya kekerasan
yang timbul secara mendadak. Fraktur dapat terjadi dengan patahan tulang dimana
tulang tetap berada di dalam atau disebut fraktur tertutup atau di luar dari kulit
yang disebut fraktur terbuka (Krisanty,2009).
Pada kegawatdaruratan fraktur terbuka dan tertutup dapat ditangani
dengan pertolongan pertama yaitu pembidaian dan pembalutan. Pembidaian
adalah memasang alat untuk imobilisasi dengan mempertahankan kedudukan
tulang yang patah (Krisanty,2009). Pembalutan luka merupakan tindakan
keperawatan untuk melindungi luka dengan drainase tertutup, kontaminasi
mikroorganisme yang dapat dilakukan dengan menggunakan kasa steril yang tidak
melekat pada jaringan luka

5
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

TUJUAN (KD)
SUB POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu :
1. Mengetahui pengertian balut bidai
2. Mengetahui Tujuan pembidaian
3. Mengetahui Tujuan pembalutan
4. Mengetahui Indikasi pembidaian
5. Mengetahui Kontra indikasi pembidaian
6. Mengetahui Jenis-jenis Bidai
7. Mengetahui Macam Balut
8. Mengetahui Alat dan bahan pembidaian
9. Mengetahui Prinsip-prinsip pemberian balut bidai
10. Mengetahui Prosedur dasar pembidaian
11. Mengetahui Tindakan pelaksanaan pembidaian

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian balut bidai
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Tujuan pembidaian
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Indikasi pembidaian
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Kontra indikasi pembidaian
5. Mahasiswa mampu menjelaskan Jenis-jenis Bidai
6. Mahasiswa mampu menjelaskan Macam Balut
7. Mahasiswa mampu menjelaskan Alat dan bahan pembidaian
8. Mahasiswa mampu menjelaskan Prinsip-prinsip pemberian balut bidai
9. Mahasiswa mampu menjelaskan Prosedur dasar pembidaian
10. Mahasiswa mampu menjelaskan Tindakan pelaksanaan pembidaian
6
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

URAIAN MATERI

A. PENGERTIAN
Balut bidai adalah tindakan memfiksasi /mengimobilisasi bagian
tubuh yang mengalami cidera dengan menggunakan benda yang bersifat
kaku maupun fleksibel sebagai fiksator /imobilisator.
Balut bidai adalah pertolongan pertama dengan pengembalian
anggota tubuh yang dirsakan cukup nyaman dan pengiriman korban tanpa
gangguan dan rasa nyeri
Balut bidai adalah suatu cara untuk menstabilkan /menunjang
persendian dalam menggunakan sendi yang benar /melindungi trauma dari
luar.

B. TUJUAN PEMBIDAIAN
1. Mencegah gerakan bagian yang stabil sehingga mengurangi nyeri
dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
2. Mempertahankan posisi yang nyaman.
3. Mempermudah transportasi organ
4. Mengistirahatkan bagian tubuh yang cidera.
5. Mempercepat penyembuhan.
6. Memperrtahankan posisi bagian tulang yang patah agar tidak
bergerak
7. Memberikan tekanan
8. Melindungi bagian tubuh yang cedera
9. Memberikan penyokong pada bagian tubuh yang cedera.
10. Mencegah terjadinya pembengkakan
11. Mencegah terjadinya kontaminasi dan komplikasi
12. Memudahkan dalam transportasi penderita.
7
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

C. TUJUAN PEMBALUTAN
1. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya
2. Mencegah terjadinya pembengkakan
3. Menyokong bagian badan yang cidera dan mencegah agar bagian itu
tidak bergeser
4. Menutup agar tidak kena cahaya, debu dan kotoran
5. Menahan sesuatu seperti :menahan penutup luka, menahan bidai
menahan bagian yang cedera dari gerakan dan geseran, menahan
rambut kepala di tempat
6. Memberikan tekanan, seperti terhadap :kecenderungan timbulnya
perdarahan atauhematoma, adanya ruang mati (dead space)
7. Melindungi bagian tubuh yang cedera.
8. Memberikan "support" terhadap bagian tubuh yang cedera

D. INDIKASI PEMBIDAIAN
1. Fraktur (Patah Tulang)
a. Fraktur terbuka yaitu tulang yang patah mencuat keluar melalui
luka yang terdapat pada kulit.
b. Fraktur tertutup yaitu tulang yang patah tidak sampai keluar
melalui luka yang terdapat di kulit.
Kemungkinan patah tulang harus selalu dipikirkan setiap
terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada
keraguan, perlakuan korban sebagai penderita patah tulang. Pada
fraktur terbuka tindakan pertolongan harus hati-hati, karena selain
bahaya infeksi gerakan tulang yang patah itu dapat melukai
pembuluh-pembuluh darah sekitarnya sehingga terjadi perdarahan
baru.

8
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

2. Terkilir
Terkilir merupakan kecelakaan sehari-hari, terutama di lapangan
olah raga. Terkilir disebabkan adanya hentakan yang keras terhadap
sebuah sendi, tetapi dengan arah yang salah. Akibatnya, jaringan
pengikat antara tulang (ligamen) robek. Robekan ini diikuti oleh
perdarahan di bawah kulit. Darah yang berkumpul di bawah kulit
itulah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan.
Ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi pada sendi yang
mengalami terkilir :
a. Terjadi peregangan dan memar pada otot atau ligamen, jenis ini
digolongkan terkilir ringan.
b. Robekan pada ligamen, ditandai dengan rasa nyeri, bengkak dan
memar biasanya lebih berat dari pada jenis tang pertama. Jenis ini
digolongkan terkilir sedang.
c. Ligamen sudah putus total sehingga sendi tidak lagi stabil.
Biasanya terjadi perdarahan sekitar robekan, yang tampak sebagai
memaryang hebat.
3. Luka terbuka
4. Penekanan untuk menghentikan pendarahan

Kecurigaan fraktur bisa dimunculkan jika salah satu bagian tubuh


diluruskan.
1. Pasien merasakan tulangnya terasa patah /mendengar bunyi “krek”
2. Ekstremitas yang cidera lebih pendek dari yang sehat /mngalami
angulasi abnormal.
3. Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cidera
4. Posisi ekstremitas yang abnormal
5. Memar
6. Bengkak
9
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

7. Perubahan bentuk
8. Nyeri gerak aktif dan pasif
9. Nyeri sumbu
10. Pasien merasakan sensasi seperti jeruji ketika menggerakkan
ekstremitas yang mengalami k. cidera (krepitasi )
11. Fungsiolaesa
12. Perdarahan bisa ada /tidak.
13. Hilangnya denyut nadi /rasa raba pada distal lokasi cidera.
14. Kram otot sekitar lokasi cidera

E. KONTRA INDIKASI
1. Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika kondisi saluran nafas,
pernafasan dan sirkulasi penderita sudah distabilkan. Jika terdapat
gangguan sirkulasi dan atau gangguan yang berat pada distal daerah
fraktur, jika ada resiko memperlambat sampainya penderita ke rumah
sakit, sebaiknya pembidaian tidak perlu dilakukan.
2. Hipermobilitas
3. Efusi Sendi
4. Inflamasi
5. Fraktur humeri dan osteoporosis

F. JENIS-JENIS BIDAI
1. Bidai keras
Merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam kesdaan
darurat.kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang mempunyai
syarat dilapangan.
Contohnya : pada pasien fraktur tulang

10
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

2. Bidai Traksi
Bidai bentuk jadi dan berfariasi tergantung dari
pembuatannya hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih
khusus umumnya dipakai pada patah tulang paha.
Contohnya : fraktur tulang paha.

3. Bidai improvisasi
Bidai yang cukup dibut dengan bahan cukup kuat dan
ringan untuk menopang ,pembuatannya sangat tergantung dari
bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.
Contohnya : pasien luka kecelakaan
11
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

4. Gendongan /belat dan bebat


Pembidaian dengan menggunakan pembalut umumnya
dipakai misalnya dan memanfaatkan tubuh penderita ebagai sarana
untuk menghentikan pergerakan daerah cidera contoh pada pasien
fraktur pada tangan

G. MACAM BALUT
1. Mitela

12
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

a. Bahan mitela terbuat dari kain berbentuk segitiga sama kaki


dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm.
b. Pemabalutan ini dipergunakan pada bagian kaki yang
berbentuk bulat atau untuk menggantung bagian tubuh yang
cedera.
c. Pembalutan ini bisa dipakai pada cedera dikepala, bahu, dada,
siku, telapak tangan dan kaki, pinggul serta untuk
menggantung lengan.
2. Dasi
a. Pembalut ini adalah mitela yang dilipat-lipat dari satu sisi
segitiga agar menjadi beberapa lapis dan bentuk seperti pita
dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10
cm.
b. Pembalut ini bisa dipakai pada saat membalut mata, dahi
rahang, ketiak, lengan, siku, paha, serta lutut betis, dan kaki
yang terkilir.
3. Pita (Gulungan)
a. Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kasa, bahan
elastic. Bahan yang paling sering adalah dari kasa karena
mudah menyerap air, darah, dan tidak mudah bergeser
(kendur).
b. Macam-macam pembalut yang digunakan adalah sebagai
berikut;
1) Lebar 2,5 cm : untuk jari-jari
2) Lebar 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan.
3) Lebar 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas dan bawah, betis
dan kaki.
4) Lebar 10 cm : untuk paha dan sendi panggul.
5) Lebar 15 cm : untuk dada, perut, punggung.
13
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

H. ALAT DAN BAHAN PEMBIDAIAN


1. Spalk / Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan
2. Elastic Verban
3. Peniti
4. Pelindung diri (masker/sarung tangan)

I. PRINSIP PEMBERIAN BALUT BIDAI


1. Prinsip pembalutan
a. Rapat dan rapi
b. Jangan terlalu longgar
c. Ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui funsi sirkulasi
d. Bila ada keluhan terlalu erat longgarkan
2. Prinsip pembidaian
a. Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami
cedera.
b. Lakukan pembidaian pada dugaan terjadinya patah tulang.
c. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan
d. Untuk pemasangan spalk pada saat pemasangan infuse pada bayi dan
anak-anak yang hiperaktivita

J. PROSEDUR DASAR PEMBIDAIAN


1. Persiapan penderita
a. Menenangkan penderita ,jelaskan bahwa akan memberikan
pertolongan.
b. Pemeriksaan mencari tanda fraktur /dislokasi
c. Menjelaskan prosedur tindakan yang dilakukan
d. Meminimalkan gerakan daerah luka. Jangan menggerakkan atau
memindahkan korban jika keadaan tidak mendesak.

14
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

e. Jika ada luka terbuka tangani segera luka dan pendarahan dengan
menggunakan cairan antiseptik dan tekan perdarahan dengan kassa
steril
f. Jika mengalami deformitas yang berat dan adanya gangguan pada
denyut nadi ,sebaiknya dilakukan telusuran pada ekstremitas yang
mengalami deformitas. Proses pelurusan harus hati-hati agar tidak
memperberat .
g. Periksa kecepatan pengisian kapiler. Tekan kkuku pada ekstremitas
yang cedera dengan ekstremitas yang tidak cedera secara bersamaan.
Periksa apakah pengembalian warna merah secara bersamaan
/mengalami keterlambatan pada ekstremitas yang cedera. Jika terjadi
gangguan sirkulasi segera bawa ke RS.Jika terjadi edema pada
daerah cedera ,lepaskan perhiasan yang dipakai penderita .
h. jika ada fraktur terbuka dan tampak tulang keluar. Jangan pernah
menyentuh dan membersihkan tulang tersebut tanpa alat steril karena
akan memperparah keadaan .
2. Persiapan alat
a. Bidai dalam bentuk jadi /bidai standart yang telah dipersiapkan
b. Bidai sederhana (panjang bidai harus melebihi panjang tulang dan
sendi yang akan dibidai )contoh :papan kayu, ranting pohon.
c. Bidai yang terbuat dari benda keras (kayu) sebaiknya dibalut dengan
bahan yang lebih lembut (kain, kassa, dsb)
d. Bahan yang digunakan sebagai pembalut pembidaian bisa berasal
dari pakaian atau bahan lainnya. Bahan yang digunakan harus bisa
membalut dengan sempurna pada ekstremitas yang dibidai namun
tidak terlalu ketat karena dapat menghambat sirkulasi

15
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

K. TINDAKAN PELAKSANAAN PEMBIDAIAN


1. Pembidaian meliputi 2 sendi, sendi yang masuk dalam pembidaian
adalah sendi dibawah dan diatas patah tulang .Contoh : jika tungkai
bawah mengalami fraktur maka bidai harus bisa memobilisasi
pergelangan kaki maupun lutut
2. Luruskan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur secara hati-hati
dan jangan memaksa gerakan ,jika sulit diluruskan maka pembidaian
dilakukan apa adanya
3. Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan dapat dilakukan
traksi,tapi jika pasien merasakan nyeri ,krepitasi sebaiknya jangan
dilakukan traksi, jika traksi berhasil segara fiksasi,agar tidak beresiko
untuk menciderai saraf atau pembuluh darah.
4. Beri bantalan empuk pada anggota gerak yang dibidai
5. Ikatlah bidai diatas atau dibawah daerah fraktur ,jangan mengikat tepat
didaerah fraktur dan jangan terlalu ketat

16
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMASANGAN BIDAI

A. PENGERTIAN
Pemasangan bidai adalah suatu tindakan untuk mengatasi atau membantu
pasien yang mengalami patah tulang sehingga tidak terjadi pergerakan /
pergeseran sehingga pasien tidak merasa sakit.

B. TUJUAN
1. Mempertahankan posisi bagian tulang yang patah agar tidak bergerak
2. Memberikan tekanan
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera
4. Memberikan penyokong pada bagian tubuh yang cedera
5. Mencegah terjadinya pembengkakan
6. Mencegah terjadinya kontaminasi dan komplikasi
7. Memudahkan dalam transportasi penderita

C. PRINSIP
1. Bahan yang digunakan sebagai bidai tidak mudah patah atau tidak terlalu
lentur
2. Panjang bidai mencangkup dua sendi
3. Ikatan pada bidai paling sedikit dua sendi terikat, bila bisa lebih dari dua
ikatan lebih baik
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu longgar
5. Prinsip pertolongan pertama pada patah tulang
6. Pertahankan posisi
7. Cegah infeksi
8. Atasi syok dan perdarahan
9. Imobilisasi (fiksasi dengan pembidaian)

17
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

Nilai Ket
No. Aspek Kegiatan
1 2 3 4
1. Persiapan Alat

1. Perban dengan ukuran sesuai yang


akan digunakan. Lebar dan nomor
perban disesuaikan dengan
kebutuhan. Untuk bahan elastic
biasanya tersedia dalam ukuran
20cm serta 135 dan 270cm, ukuran
7,5cm dan 10cm yang paling sering
digunakan.
2. Kain mitela (sesuai kebutuhan).
3. Spalk (sesuai kebutuhan).
4. Peniti pengaman (sesuai kebutuhan).
5. Plester
6. Gunting Plester

2. Persiapan Pasien
1. Inspeksi adanya gangguan integritas
kulit yang ditandai dengan abrasi,
perubahan warna, luka, atau edema.
(Lihat dengan teliti daerah
penonjolan tulang).
2. Observasi sirkulasi dengan
18
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

mengukur suhu permukaan, warna


kulit, dan sensasi bagian tubuh yang
akan dibalut.
3. Khusus untuk di Unit Gawat
Darurat, perhatikan jika ada luka
maka bersihkan luka, dan berikan
balutan atau jahitan jika luka
terbuka.
4. Khusus untuk di Unit Perawatan,
Kaji ulang adanya program khusus
dalam catatan medis yang
berhubungan dengan pemasangan
perban elastic. Perhatikan area yang
akan dipasang perban, jenis perban
yang dibutuhkan, frekuensi
penggantiannya dan respon
sebelumnya terhadap terapi.
5. Kaji kebutuhan atau kelengkapan
alat.
6. Identifikasi rencana perawatan dan
pengobatan.
7. Menjelaskan prosedur kepada klien.
Jelaskan bahwa tekanan lembut dan
ringan yang diberikan bertujuan
untuk meningkatkan sirkulasi vena,
mencegah terbentuknya bekuan
darah, mencegah gerakan lengan,
menurunkan/mencegah timbulnya
bengkak, memfiksasi balutan operasi
19
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

dan memberikan tekanan.


8. Mengatur posisi pasien. Bantu agar
pasien mendapat posisi yang nyaman
dan benar sesuai anatomik.
9. Mencuci tangan.

3. Prosedur Kerja dan Rasional


1. Tutup pintu kamar atau gorden.
2. Pasang spalk pada area yang
mengalami cidera (disesuaikan).
3. Pegang gulungan perban dengan
tangan yang dominan dan gunakan
tangan yang lainnya untuk
memegang permulaan perban pada
bagian distal tubuh. Teruslah
memindahkan gulungan ke tangan
yang dominan sampai perban
terpasang.
4. Pasang perban dari arah bagian distal
ke proksimal dengan menggunakan
berbagai variasi pemasangan untuk
menutup sesuai dengan bentuk
tubuh.(Lihat didalam tabel).
5. Buka gulungan perban dan
regangkan sedikit. Lilitkan perban di
atas lilitan sebelumnya.
6. Fiksasi perban pertama sebelum
memasang gulungan perban
20
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

tambahan.
7. Mengatur posisi pasien ke posisi
semula.
8. Evaluasi sirkulasi bagian distal bila
pemasangan perban telah selesai dan
lakukan minimal 2 kali selama
periode 8 jam.
9. Dokumentasikan
10. Merapikan alat.
11. Mencuci tangan.

C. PENDOKUMENTASIAN

1. Mencatat tindakan pemasangan perban dan respon klien dalam catatan


keperawatan.

2. Mencatat warna, kehangatan, nadi, dan mati rasa.

3. Mencatat hasil tindakan perawatan luka yang mencakup data subyektif dan
obyektif, analisa dan planning.

21
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

LATIHAN

Soal :
1. Seorang pengendara sepeda motor CBR bernama tn. T umur 23 th
mengalami kecelakaan, korban patah tulang dapat dilakukan pembidaian
menggunakan bidai kaku.yang termasuk bidai kaku diantaranya…
2. Jelaskan apa yang dimaksud pembidaian dan sebutkan jenis-jenis
pembidaian!
3. Bagaimana konsep pembidaian jika terjadi fraktur humerus?
4. Jelaskan kontra indikasi penanganan bidai!

Jawaban :
1. kayu
2. Pembidaian adalah tindakan memfiksasi atau mengimbolisasi bagian
tubuh yang mengalami cidera dengan menggunakan benda yang bersifat
kaku maupun fleksibel sebagai fraktur atau imobilisasi.
Jenis-jenis bidai meliputi :
1. bidai keras
2. bidai fiksasi
3. bidai improvisasi
4. gendongan
3. Pembidaian yang dilakukan dengan gendongan, yaitu menggunakan
pembalut umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan
tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah
cidera.
4. Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika kondisi saluran nafas, pernafasan
dan sirkulasi penderita sudah distabilkan. Jika terdapat gangguan yang
berat pada diztal daerah fraktur jika ada resiko memperlambat sampainya
penderita ke RS, sebaiknya pembidaian tak perlu dilakukan.
22
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

TES FORMATIF

A. Pilihan Ganda
1. Seorang tenaga medis melakukan pembalutan pada pasien yang
mengalami cidera akibat kecelakaan. Tujuan pembalutan tersebut
kecuali….
a. mempertahankan bidai, kasa penutup, dan lain-lain.
b. Imobilisasi
c. membuat pasien senang
d. sebagai penekan untuk menghentikan perdarahan dan menahan
pembengkakan
2. berikut ini yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembalutan, kecuali:
a. usia korban
b. tempat dan letak yang akan dibalut
c. jenis pembalut yang digunakan
d. pemberian desinfektan pada luka terbuka
3. Sebutkan alat yang dapat digunakan untuk menggantung lengan yang
cidera…
a. balut bidai
b. balut mitela
c. balut kasa
d. semua benar
4. Dalam melakukan pembidaian hal yang perlu diperhatikan kecuali….
a. harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi tulang didekat
tulang yang patah
b. tidak boleh terlalu kencang atau terlalu kendur
c. kurang panjang
d. cukup kuat untuk menyokong
23
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

5 . B e r i k u t i n i ya n g m e r u p a k a n i n d i k a s i d a l a m p e m b i d a i a n
adalah ...
a. Fraktur
b . p e n ya k i t g i n j a l
c. Diabetes militus
d. Perdarahan

RANGKUMAN

Pembidaian atau pembalutan merupakan salah satu proses penting dalam


penatalaksanaan awal korban patah tulang. Memasang bidai / balut adalah
memasang alat untuk immobilisasi atau mempertahankan kedudukan tulang
yang patah.Adapun tujuan dari pembalutan/pembidaian adalah memobilisasi
fraktur dan dislokasi, mengistirahatkan anggota badan yang cedera,
mengurangi rasa sakit, mempercepat penyembuhan.

24
Mata Kuliah:KEPERAWATAN ELEKTIF

DAFTAR PUSTAKA

http://nersayyi89.blogspot.co.id/prosedur melakukan pembidaian. Diakses


pada tanggal 17 Agustus 2018.

Hardisman. 2014. Gawat adrurat medis praktis. Yogyakarta : Gosyen


publishing

Krisanty, P. 2009. Asuhan keperawatan Gawat Darurat. Jakarta : TIM

Ramsi, 2013. Pertolongan Pertama. Jakarta : Erlangga

JF, Sidaruk. 2016. Balut dan Bidai. (http://sidaurukjf.blogspot.co.id


/pembidaian dan pembidaian).Diakses pada tanggal 9 Maret 2018.

http://id.shvoong.com/medicine-and-health. Diakses pada tanggal 18


Agustus 2028

25

Anda mungkin juga menyukai