Anda di halaman 1dari 23

M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

MODUL PEMBELAJARAN

KONSEP ASUHAN
PEKERAWATAN DENGAN
CVP

Tim Penyusun :

ELVADATUL M.K (P1337420316003)


NIRWANA ANGGARPURI (P1337420316009)
ANGGUN D. W. (P1337420316011)
SARAH MASRUROH (P1337420316027)
ANISA ULYA (P1337420316035)
NURHAYATI (P1337420316037)
SYAHLIYA FITRIYANI (P1337420316038)
NADYA WAHYU K. (P1337420316051)

Prodi DIII Keperawatan


Pekalongan
VISI DAN MISI PRODI
DIII KEPERAWATAN
PEKALONGAN

1
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

VISI: M e n j a d i k an Prodi K e p e r a w a t an
Pekalongan ya n g m e n g h a s i l k a n t e n a g a
k e p e r a w a t a n u n g g u l d a l a m k ep e r a w a t an g a w a t
d a r u r a t b e r b a s i s k e a r i f a n l o ka l d a n d i a k u i
internasional 2025

MISI:
1. Meaksanakan tri dharma perguruan tinggi sesuai
perkembangan dan kebutuhan masyarakat
berdasarkan sistem penjamin mutu poltekkes
kemenkes semarang
2. Melaksanakan, mengembangkan pengelolaan
program studi secara terus menerus dalam
menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya
saing tingi dan berbudi pekerti luhur
3. Menghasilkan lulusan D III Keperawatn yang
kompeten yang unggul dalam pengelolaan
keparawatan kegawat daruratan
4. Mengembangkan jejaring dengan pengguna
lulusan, baik berskala lokal, regional, nasional
maupun internasional.

S A S A R A N M U T U:
Sarmut I
a . Te r w u j u d n y a p e n y e l e n g g a r a a n p e n d i d i k a n s e s u a i
standar pelayanan pendidikan (Standar ISO
9001;2008)
b . Te r s e l e n g g a r a n y a p e n g e m b a n g a n S D M
Sarmut II
a . Te r l a k s a n a n y a k e g i a t a n p e n e l i t i a n k e s e h a t a n o l e h
setiap dosen minimal sekali dalam satu tahun
b. Keikutsertaan kegiatan proceeding penelitian baik
tingkat nasional minimal setahun sekali

2
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

c . Te r s e l e n g g a r a n y a s o s i a l i s a s i h a s i l p e n e l i t i a n d a n
implementasinya kepada mahasiswa dan masyarakat
d . Te r s u s u n n y a r o a d m a p p e n e l i t i a n p r o g r a m s t u d i
Sarmut III
a . Te r s u s u n n y a r e n c a n a p r o g r a m p e n g a b d i a n
masyarakat
b . Te r l a k s a n y a k e g i a t a n p e n g a b d i a n m a s y a r a k a t
minimal sekali setiap semester
c . Te r b a n g u n n y a k e r j a s a m a l i n t a s p r o g r a m d a n
sektoral dalam program pemerintah untuk
pembangunan kesehatan masyarakat
d. Mengadakan pelatihan dan workshop terkait hasil
penelitian pada kegiatan pengabdian masyarakat
Sarmut IV
a . Te r c i p t a n y a k e g i a t a n p e m b e l a j a r a n d e n g a n a m a n ,
tertib, bebas dari suasana keributan/kebisingan
b. meningkatnya motivasi belajar mahasiswa di
lingkungan kampus
c. Berjalannya kegiatan kemahasiswaan yang dapat
mengakomodir terhadap kreativitas mahasiswa
d . Te r s e d i a n y a s i s t e m k e a m a n a n & k e s e l a m a t a n k e r j a
bagi seluruh civitas akademika
e . Te r c i p t a n y a p e r g a u l a n s o s i a l a k a d e m i k y a n g
menyenangkan bagi seluruh civitas akademika

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang


Maha Kuasa, Modul Pembelajaran Keperawatan Kritis : Konsep Asuhan

3
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

Keperawatan dengan CVP telah dapat diselesaikan. Modul pembelajaran ini


disusun untuk memfasilitasi pebelajar dalam membantu dan mengarahkan belajar
mahasiswa sehingga memiliki kemampuan internal untuk belajar secara mandiri.
Modul pembelajaran ini akan mengkondisikan mahasiswa belajar secara
mandiri karena dikemas secara interaktif yang didalamnya tersedia alat ukur (soal-
soal latihan dan tugas uji kompetensi dan sekaligus ber-feedback langsung
terhadap kesalahan yang dijawabkan mahasiswa dan mampu mengoreksi secara
cepat berkenaan seberapa tinggi keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari unit
materi tertentu.
Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan modul ini. Akhirnya, penulis berharap modul
pembelajaran ini dapat digunakan untuk mendukung belajar mahasiswa secara
optimal dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pekalongan, 21 Agustus 2018

Penulis

DAFTAR ISI
4
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

Vi s i & M i s i P o l t e k k e s K e m e n k e s S em a r a n g … … … … … . .
K a t a P e n g a n t ar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi ................................................................
Ti n j a u a n U m u m M a t a k u l i a h … … … … … … … … … … … … . .
M AT E R I I NT I M O D U L … … … … … … … … . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
M O D U L M AT E R I : A s u h a n K e p e r a w a t a n C V P
Deskripsi singkat.................................................
Tu j u a n / K o m p e t e n s i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
I n d i k a t or b e l a j a r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kegiatan Pembelajaran.........................................
Uraian Materi......................................................
Pokok Bahasan & Sub Pokok Bahasan
Latihan ...............................................................
Rangkuman .......................... ..............................
Te s F o m a t i f . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

D a f t a r r ef e r e n s i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

TINJAUAN UMUM
MK
5
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan


yang secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang
mengancam kehidupan. Secara keilmuan perawatan kritis fokus pada penyakit
yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Untuk pasien yang kritis, pernyataan
penting yang harus dipahami perawat ialah “waktu adalah vital”. Sedangkan
Istilah kritis memiliki arti yang luas penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-
hati terhadap suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan
keluar.

American Association of Critical-Care Nurses (AACN) mendefinisikan


Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang
dihadapkan secara rinci dengan manusia (pasien) dan bertanggung jawab atas
masalah yang mengancam jiwa. Perawat kritis adalah perawat profesional yang
resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan
keluarga pasien mendapatkan kepedulian optimal (AACN, 2006). American
Association of Critical Care Nurses (AACN, 2012) juga menjelaskan secara
spesifik bahwa asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan
penatalaksanaan respon manusia terhadap penyakit aktual atau potensial yang
mengancam kehidupan. Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan
dengan interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan
yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan.

MATERI INTI
MODUL
6
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

C e n t r a l Ve n o u s P r e s s u r e y a n g j u g a d i k e n a l d e n g a n
s i n g k a t a n C V P a t a u k i t a s e b u t s e b a g a i Te k a n a n Ve n a
Sentral, pada beberapa penanganan kasus sangat diperlukan
untuk mendukung diagnosa, mengetahui kondisi pasien,
serta monitoring resusitasi.

MODUL MATERI
kosep Asuhan Keperawata CVP

DESKRIPSI SINGKAT

Mata kuliah ini akan membahas tentang konsep asuhan keperawatan cvp. Mata
kuliah ini akan dibagi 3 bab, menguraikan tentang:
1 Pegertian CVP
2 konsep asuhan keperawatan cvp

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan umum :
Setelah mempelajari modul konsep asuhan keperawatan cvp diharapkan
mahasiswa dapat memahami dan dapat menangani pasien dengan cvp.
Tujuan khusus :
Setelah mempelajai modul konsep asuhan keperawatan cvp diharapkan mahasiswa
dapat:
1 Menjelaskan konsep asuhan keperawatan cvp

7
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

Indikator Pembelajaran
: 
Kompetensi Dasar Indikator
No
1. Menjelaskan konsep a. Menjelaskan pengertian cvp
b. Menjelaskan idikasi pemasangan
dasar Asuhan
CVP
Keperawatan cvp
c. Menjelaskan tujuan pemasangan
CVP
d. Menjelaskan Interpretasi
Pengukuran Tekanan Vena Sentral
e. Menjelaskan Penyebab
Meningkatnya CVP

f. Menjelaskan Faktor‐faktor yang


mempengaruhi pengukuran tekanan
vena sentral
g. Menjelaskan Tempat penusukan
h. Menjelaskan komplikasi
i. Membuat pengkajian keperawatan
j. Mendiagnose keperawatan
k. Membuat tujuan dan intervensi
l. Melaksanakan Implementasi
keperawatan
m. Melaksanakan Evaluasi
Keperawatan

Kegiatan pembelajaran 
Pada modul ini, mahasiswa akan melakukan kegiatan dalam pembelajaran
yaitu :

8
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

1. Mempelajari konsep asuhan keperawatan cvp


2. Merangkum dan mengevaluasi konsep asuhan keperawatan cvp

9
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

URAIAN MATERI

A. Pengertian
Tekanan vena sentral (central venous pressure, CVP) adalah
tekanan intravaskular didalam vena cava torakal. Tekanan vena sentral
menggambarkan banyaknya darah yang kembali ke dalam jantung dan
kemampuan jantung untuk memompa darah kedalam sistem arterial.
Perkiraan yang baik dari tekanan atrium kanan, yang mana merupakan
faktor yang menentukan dari volume akhir diastolik ventrikel kanan.
Tekanan vena sentral menggambarkan keseimbangan antara volume
intravaskular, venous capacitance, dan fungsi ventrikel kanan.
CVP penting karena menggambarkan perubahan dalam sistem
kardiovaskular. Termasuk tekanan atrium kanan (selama vena cava tdak
terhalang), dan secara tidak langsung, tekanan akhir diastolik. Pengukuran
CVP sering digunakan sebagai panduan untuk menentukan status volume
pasien dan kebutuhan cairan dan untuk memeriksa adanya tamponade.

B. Indikasi Pengukuran CVP


1. Kegagalan sirkulasi akut
2. Antisipasi transfusi darah massif untuk terapi penggantian cairan
3. Penggantian cairan yang hati‐hati pada pasien dengan gangguan
jantung
4. Curiga adanya tamponade

10
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

C. Tujuan pemasangan CVP


1. Untuk mengkaji status cairan intravaskuler pasien. (Mary E.
Mancini, 2000 : 164)
2. Sebagai pemandu pemberian cairan pada pasien sakit yang serius
3. Sebagai pengukur volume efektif darah yang beredar
(Smeltzer;2001:747748)

D. Interpretasi Pengukuran Tekanan Vena Sentral


CVP sangat berarti pada penderita yang mengalami shock dan
penilaiannya adalah sebagai berikut :
1. CVP Rendah : < 4 cmH2O
Beri darah atau cairan dengan tetesan cepat.
Bila CVP normal, tanda shock hilang -> shock hipovolemik
Bila CVP normal, tanda – tanda shock bertambah -> shock septik
2. CVP Normal : 4-10 cmH2O
3. Bila darah atau cairan dengan hati – hati dan dipantau pengaruhnya
dalam sirkulasi.
Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif -> shock
hipovolemik
Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif -> septik shock,
cardiogenik shock
4. CVP Sedang : 10-15 cmH2O
5. CVP Tinggi : > 15 cmH2O
Menunjukkan adanya gangguan kerja jantung (insufisiensi kardiak)
Terapi : obat kardiotonika (dopamin)

E. Penyebab Meningkatnya CVP


1. Vasokonstriksi

11
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

2. Peningkatan tekanan darah


3. Kerusakan ventrikel kanan
4. Insufisiensi trikuspid
5. Tamponade perikardial
6. Emboli paru
7. Penyakit Obstruksi paru
8. Ventilasi tekanan positif
Penurunan CVP menunjukkan adanya Hipovolemia, vasodilatasi atau
peningkatan tekanan miokard
F. Faktor‐faktor yang mempengaruhi pengukuran tekanan vena sentral
1. Volume darah vena sentral
2. Venous return/cardiac output
3. Volume darah total
4. Tonus vaskuler regional 4
5. Pemenuhan kompartemen sentral
6. Tonus vaskuler
7. Pemenuhan ventrikel kanan
8. Penyakit myokard
9. Penyakit katup trikuspid
10. Stenosis
11. Regurgitasi
12. Ritme jantung
13. Ritme junctional
G. Tempat penusukan
Pemasangan kateter CVP dapat dilakukan secara perkutan atau dengan
cutdown melalui vena sentral atau vena perifer, seperti
1. vena basilika
2. vena sephalika

12
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

3. vena jugularis interna/eksterna


4. vena subklavia.
H. Komplikasi
Menurut Nuracmah, Elly (2000) dalam buku saku prosedur keperawatan
medical bedah dijelaskan bahwa komplikasi dari pemasangan cvp sebagai
berikut:
1. Kelebihan cairan Ketidaktepatan pemasangan kateter pada atrium
kanan menyebabkan nilai CVP tidak akurat dan tidak sesuai
dengan kondisi pasien, sehingga pemberian terapi cairan beresiko
berlebihan.
2. Infeksi pada tempat tusukan dan Sepsis Perawatan pada tempat
pemasangan kateter CVP pada tubuh pasien harus memperhatikan
teknik steril, sehingga apabila tidak dilakukan perawatan yang
benar maka akan timbul sepsis akibat adanya infeksi dan
ketidasterilan perwatan pada tempat pemasangan kateter CVP.
3. Emboli udara
4. Hematoma
5. Hemotoraks
6. Pneumotoraks
7. Temponade jantung

I. Konsep Asuhan Keperawatan CVP


1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama:
Keluhan utama yang dirasakan pasien tergantung pada
penyakit yang mengindikasikan pemasangan Central
Venous Pressure (CVP) untuk pemantauan hemodinamik.

13
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

c. Riwayat penyakit sekarang


Pasien yang diindikasikan untuk dilakukan pemasangan alat
Central Venous Pressure adalah pasien yang mengalami
resusitasicairan, pemberian obat dan cairan, pemberian
makanan secara panenteral, pengukuran tekanan vena
sentral, akses vena yang buruk, pacu jantung
d. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan kepada pasien apakah pasien sebelumnya pernah
mengalami penyakit yang sama? Apakah pasien pernah
mengalami penyakit jantung koroner, hipertensi, dan
penyakit jantung lainnnya yang mengakibatkan ketidak
stabilan tekanan darah dan diindikasikan untuk dilakukan
pemasangan Central Venous Pressure (CVP)?
e. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan kepada pasien dan keluarga apakah anggota
keluarga yang lain pernah mengalami penyakit yang sama
dengan yang dialami oleh pasien saat ini?
f. Life style dan aktivitas fisik
Tanyakan apakah pasien seringolahraga? Kegiatansehari-
hari yang dilakukan pasien? Apakah pasien merokok dan
minumalkohol?
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik setelah dilakukan pada pemasangan
Central venous catheter harus dilaukan secara rutin.
Perubahan warna, sensasi, pembengkakan, kemerahan, dan
pergerakan pada area disekitar pemasangan kateter vena
harus dikaji secara rutin. Tanda- tanda tersebut bisa
megindikasikan adanya infeksi dan penurunan sirkulasi

14
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

pada area pemasangan kateter. Pemasangan kateter vena


untuk prosedur CVP dilakukan pada vena jugularis, vena
antekubital, vena subklavia, vena femralis, dan vena
brakialis.
2 Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data subjektif: Pasien Nyeri
mengeluh nyeri pada Kerusakan kontinuitas
daerah pemasangan jaringan
kateter vena

Data objektif:

- Adanya bekas luka


insisi akibat
pemasangan kateter
vena

· Tanda vital pasien

· P :Nyeri di daerah
insisi pemsangan
kateter vena. Q : nyeri
biasanya bersifat
hilang timbul

· R : pemasangan
kateter biasanya pada
vena jugularis, vena
antekubital, vena
subklavia, vena
femralis, dan vena
brakialis.

· S : skala nyeri yang


dirasakan pasien 0-10

· T : nyeri dirasakan
saat bergerak.

15
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

Data subjektif: – Penuruan suplai oksigen Gangguan perfusi


ke ekstremitas jaringan perifer
Data objektif:

· CRT > 3 detik

· Perubahan sensasi,
warna, suhu, dan
gerakan pada
ekstremitas setelah
pemasangan kateter
vena menandakan
adanya kekurangan
suplai oksigen pada
ekstremitas

Data subjektif:– Port de entrée Resiko infeksi


mikroorganisme
Data objektif:

· Adanya luka insisi


pemasangan kateter
vena

· Port de entrée
mikroorganisme dari
luka insisi akibat
pemasangan invasive
Central venous
catheter

· Tanda-tanda vital
pada pasein, suhu
biasanya meningkat

· Kemerahan dan
pembekakan di area
sekitar pemasangan
kakater.

16
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

3 DiagnosaKeperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kontinuitas jaringan yang


ditandai dengan luka insisi pada pemasangan kateter vena
b. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
suplai oksigen pada eksterimtas yang di tandai dengan sianosis
c. Resko infeksi berhubungan dengan port de entrée mikroorganisme
yang ditandai dengan kemerahan, pembekakan dan peningkatan suhu
pada area sekitar insisi
d. Resiko tinggi emboli darah berhubungan dengan efek pemasangan
kateter vena central

4 Intervensi Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kontinuitas jaringan yang


ditandai dengan luka insisi pada pemasangan kateter vena

Tujuan : Dalam waktu 1×24 jam kenyamanan pasien


terpenuhi.

Kriteria hasil : Nyeri berkurang bahkan hilang, TTV kembali


normal, Skala nyeri berkurang

Intervensi Rasional
Pendekatan dengan menggunakan
Jelaskan dan bantu klien dengan
relaksasi dan non-farmakologi lainnya
tindakan pereda nyeri non-farmakologi
telah menunjukkan keefektifan dalam
dan non-invasif.
mengurangi nyeri.
Ajarkan relaksasi : teknik-teknik untuk Akan melancarkan peredaran darah,
menurunkan ketegangan otot rangka, sehingga kebutuhan O2 oleh jaringan
yang dapat menurunkan intensitas akan terpenuhi, sehingga akan
nyeri mengurangi nyerinya.
Mengalihkan perhatian nyerinya ke
Ajarkan metode distraksi selama nyeri
hal-hal yang menyenangkan.
Berikan kesempatan waktu istirahat Istirahat akan merelaksasi semua

17
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

jaringan sehingga akan meningkatkan


bila terasa nyeri dan berikan posisi kenyamanan.
yang nyaman

Pengetahuan yang akan dimiliki


membantu mengurangi nyerinya. Dan
Tingkatkan pengetahuan tentang:
dapat membantu mengembangkan
sebab-sebab nyeri, dan
kepatuhan klien terhadap rencana
menghubungkan berapa lama nyeri
teraupetik.
akan berlangsung.

b. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan


suplai oksigen pada eksterimitas yang ditandai dengan sianosis

Tujuan : dalam waktu 1×24 jam perfusi jaringan klien kembali


ke normal

Kriteria Hasil : 1. Klien tampak tidak lemas

2. CRT normal
3. Klien tidak mengalami sianosis

4. Ekstremitas hangat dan merah

Intervensi Rasional
Perfusi serebral secara langsung
Monitor perubahan tiba-tiba atau
berhubungan dengan curah jantung,
gangguan mental kontinu (camas,
dipengaruhi oleh elektrolit/variasi asam
bingung, letargi, pinsan).
basa, hipoksia atau emboli sistemik.
Observasi adanya pucat, sianosis,
Vasokonstriksi sistemik diakibatkan
belang, kulit dingin/lembab, catat
oleh penurunan curah jantung mungkin
kekuatan nadi perifer.
dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit
dan penurunan nadi.
Kaji tanda Homan (nyeri pada betis Indikator adanya trombosis vena
dengan posisi dorsofleksi), eritema, dalam.

18
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

edema.
Dorong latihan kaki aktif/pasif. Menurunkan stasis vena, meningkatkan
aliran balik vena dan menurunkan
resiko tromboplebitis.
Pompa jantung gagal dapat
Pantau pernafasan. mencetuskan distres pernafasan.
Namun dispnea tiba-tiba/berlanjut
menunjukkan komplikasi
tromboemboli paru.
Kaji fungsi GI, catat anoreksia, Penurunan aliran darah ke mesentrika
penurunan bising usus, mual/muntah, dapat mengakibatkan disfungsi GI,
distensi abdomen, konstipasi contoh kehilangan peristaltik
Penurunan pemasukan/mual terus-
Pantau masukan dan perubahan
menerus dapat mengakibatkan
keluaran urine.
penurunan volume sirkulasi, yang
berdampak negatif pada perfusi dan
organ

c. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entrée mikroorganisme


yang ditandai dengan kemerahan, pembekakan dan peningkatan suhu
pada area sekitar insisi

Tujuan : Dalam 3×24 jam klien bebas dari infeksi

Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi

Intervensi Rasional
Mengidentifikasi tanda-tanda
Pantau tanda-tanda vital. peradangan terutama bila suhu tubuh
meningkat.
Kaji tanda – tanda infeksi dan lakukan
perawatan terhadap prosedur invasif.
Untuk mengurangi risiko infeksi
nosokomial.
Lakukan perawatan luka dengan
teknik aseptik.
Monitor leukosit dan LED Penurunan Hb dan peningkatan jumlah

19
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

leukosit dari normal bisa terjadi akibat


terjadinya proses infeksi.
Mempertahankan status nutrisi serta
Dorongan untuk nutrisi yang optimal
mendukung system immune
Bila perlu berikan antibiotik sesuai Mencegah atau membunuh
advise. pertumbuhan mikroorganisme

d. Diagnosa : Resiko tinggi emboli darah berhubungan dengan efek


pemasangan kateter vena central

Tujuan : Dalam 3 x 24 jam komplikasi dari emboli darah berkurang

Intervensi :

1) Konsultasikan dengan dokter untuk pemberian obat heparin dosis


rendah bagi klien yang beresiko tinggi sampai ia ambulasi.(terapi
heparin dosis rendah akan mengakibatkan viskositas darah dan
daya ikat trombosis menurun dan memungkinkan resiko terjadinya
embolisme)
2) Pantau tanda-tanda dan gejala embolisme pulmonal :

a) Nyeri dada akut dan jelas


b) Dispnea, kelelahan, sianosis
c) Penurunan saturasi oksigen
d) Distensi vena jugularis
e) Hipotensi
f) Dilatasi venrikel kanan akut tanpa penyakit parenkim(pada
ronsen dada)
g) Kekacauan mental
h) Disritmia jantung (oklusi arteri pulmonal mengganggu aliran
darah ke paru-paru bagian distal mengakibatkan hipoksia)

LATIHAN

20
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

Pilihlah jawaban yang tepat pada pilihan a,b,c,d,e


1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran tekanan
yang sentral adalah…
a. Ventilasi tekanan positif
b. Peningkatan tekanan darah
c. Volume darah total
d. Penyakit obstruksi paru
e. Kerusakan ventrikel kanan
2. Penyebab meningkatnya CVP adalah …
a. Stenosis
b. Regurgitas
c. Volume darah sentral
d. Peningkatan miokard
e. Peningkatan tekanan darah
3. Menunjukkan adanya gangguan kerja jantung (insufisiensi
kardiak) dengan nilai…
a. 10-15 cmH20
b. 4-10 cmH20
c. <4 cmH20
d. >15 cmH20
e. <15 cmH20
4. Pengukuran CVP dengan nilai 10-15 cmH20 maka
termasuk …
a. CVP rendah
b. CVP normal
c. CVP sedang
d. CVP bertambah naik
e. CVP tinggi
5. Bila CVP rendah, maka menunjukkan nilai …
a. <4 cmH20
b. 4-10 cmH20
c. 3 cmH20
d. 10-15 cmH20
e. 15 cmH20

21
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

RANGKUM AN

Tekanan vena sentral (central venous pressure, CVP)


adalah tekanan intravaskular didalam vena cava torakal.
Tekanan vena sentral menggambarkan banyaknya darah yang
kembali ke dalam jantung dan kemampuan jantung untuk
memompa darah kedalam sistem arterial. CVP adalah
memasukkan kateter poliethylene dari vena tepi sehingga
ujungnya berada di dalam atrium kanan atau di muara vena
cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis (KVS).
Pengukuran tekanan vena central (CVP) merupakan alat yang
berguna dalam perawatan pasien yang sakit akut. Pengukuran
CVP menunjukkan tekanan dalam vena besar (vena kava
superior dan vena kava inferior).

22
M at a K ul i a h: K E P E RAWATAN K RIT IS

DAFTAR PUSTAKA

Cole, Elaine. 2008. Measuring Central Venous Pressure. Senior lecturer


ED/Trauma, City University Bartsand the London NHS Trust diakses dari
www.CETL.org.uk taggal 21 Agustus 2018 pukul 17.00 WIB

http://anaesthesiaconference.kiev.ua/downloads/CVP_2002.pdf diakses tanggal


21 Agustus 2018 pukul 19.15 WIB

https://ikatannersindonesia.wordpress.com/2016/12/07/askep-dengan-cvp-
invasive-intra-arterial-blood-pressure/. Di akses pada tanggal 24 Agustus
2018 pukul 17.39 WIB

23

Anda mungkin juga menyukai