MODUL PRAKTEK
Tim Penyusun :
1
Praktik Keperawatan Kritis
DA
MI
SI
VI
SI
N
N
DI
DI
W
G
K
II
O
A
N
A
R
L
E
A
P
P
T
VISI :
Menjadikan Prodi Keperawatan Pekalongan yang
menghasilkan tenaga keperawatan unggul dalam keperawatan
gawat darurat berbasis kearifan lokal dan diakui internasional
2025
MISI:
1. Meaksanakan tri dharma p e rg u r u a n tinggi sesuai
perkembangan dan kebutuhan masyarakat berdasarkan sistem
penjamin mutu poltekkes kemenkes semarang
2. Melaksanakan, mengembangkan pengelolaan program studi
secara terus menerus dalam menghasilkan lulusan yang
berkualitas, berdaya saing tingi dan berbudi pekerti luhur
3. Menghasilkan lulusan D III Keperawatn yang kompeten yang
unggul dalam pengelolaan keparawatan kegawat daruratan
4. Mengembangkan jejaring dengan pengguna lulusan, baik
berskala lokal, regional, nasional maupun internasional.
SASARAN MUTU:
Sarmut I
a . Te r w u j u d n y a p e n y e l e n g g a r a a n p e n d i d i k a n s e s u a i s t a n d a r
pelayanan pendidikan (standar ISO 9001:2008)
b . Te r s e l e n g g a r a n y a p e n g e m b a n g a n S D M
Sarmut II
a . Te r l a k s a n a n y a k e g i a t a n p e n e l i t i a n k e s e h a t a n o l e h s e t i a p
dosen minimal sekali dalam satu tahun
b. Keikutsertaan kegiatan proceeding penelitian baik tingkat
nasional minimal setahun sekali
2
Praktik Keperawatan Kritis
c . Te r s e l e n g g a r a n y a s o s i a l i s a s i h a s i l p e n e l i t i a n d a n
implementasinya kepada mahasiswa dan masyarakat
d . Te r s u s u n n y a r o a d m a p p e n e l i t i a n p r o g r a m s t u d i
Sarmut III
a . Te r s u s u n n y a r e n c a n a p r o g r a m p e n g a b d i a n k e p a d a
masyarakat
b . Te r l a k s a n a n y a k e g i a t a n p e n g a b d i a n k e p a d a m a s y a r a k a t
minimal sekali setiap semester
c . Te r b a n g u n n y a k e r j a s a m a l i n t a s p r o g r a m d a n s e k t o r a l d a l a m
program pemerintah untuk pembangunan kesehatan
masyarakat
d. Mengadakan pelatihan workshop terkait hasil penelitian
pada kegiatan pengabdian masyarakat
Sarmut IV
a . Te r c i p t a n y a k e g i a t a n p e m b e l a j a r a n d e n g a n a m a n , t e r t i b ,
bebas dari suasana keributan / kebisingan
b. Meningkatnya motivasi belajar mahasiswa di lingkungan
kampus
c. Berjalannya kegiatan kemahasiswaan yang dapat meng-
akomodir terhadap kreativitas mahasiswa
d . Te r s e d i a n y a s i s t e m k e a m a n a n d a n k e s e l a m a t a n b a g i s e l u r u h
civitas akademika
e . Te r c i p t a n y a p e g a u l a n s o s i a l a k a d e m i k y a n g m e n y e n s n g k a n
bagi seluruh civitas akademika.
3
Praktik Keperawatan Kritis
KATA PENGANTAR
Anggota Kelompok
4
Praktik Keperawatan Kritis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................4
Daftar Isi...........................................................................................................5
BAB I Pendahuluan..........................................................................................6
1. Deskripsi Singkat.....................................................................................6
2. Relevansi..................................................................................................6
3. Petunjuk Belajar.......................................................................................6
4. Tujuan......................................................................................................6
BAB 2 Isi..........................................................................................................
1. Indikator Pembelajaran............................................................................
2. Uraian Materi...........................................................................................
BAB 3 Penutup.................................................................................................
1.Kesimpulan...............................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
Glosarium/Senarai............................................................................................
5
Praktik Keperawatan Kritis
BAB I PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Petunjuk Belajar dan Tujuan
DESKRIPSI SINGKAT
RELEVANSI
Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi pada mata kuliah
keperawatan Kritis
PETUJUK BELAJAR
Mekanik (Ventilator)
TUJUAN
6
Praktik Keperawatan Kritis
B2
BA
tor ISI
tih
La
eri
Ur
laj
Pe
an
an
an
be
ka
M
In
ar
di
at
ai
,
,
RA
LA
KA
TO
BE
RA
PE
LA
KA
JA
TO
BE
DI
IN
PE
JA
DI
IN
N
R
N
R
1. Mahasiswa Mampu dan Mau Mempelajari materi tentang Alat
Ventilator
Mekanik (Ventilator)
URAIAN MATERI
1. Pengertian
Ventilator adalah peralatan elektrik dan memerlukan sumber listrik.
Beberapa ventilator, menyediakan back up batere, namun batere tidak
didesain untuk pemakaian jangka lama. Ventilator adalah suatu metode
penunjang/bantuan hidup (life - support). Maksudnya adalah jika ventilator
berhenti bekerja maka pasien akan meninggal. Oleh sebab itu harus tersedia
manual resusitasi seperti ambu bag di samping tempat tidur pasien yang
memakai ventilator, karena jika ventilator berhenti bekerja dapat langsung
dilakukan manual ventilasi.
8
Praktik Keperawatan Kritis
4. Macam-macam Ventilator.
Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu:
a. Volume Cycled Ventilator.
Perinsip dasarnya adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin
berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang
ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada
komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.
b. Pressure Cycled Ventilator
Perinsip dasarnya adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin
berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang
telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan
ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan
komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga
pada pasien yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe
ini tidak dianjurkan.
c. Time Cycled Ventilator
Prinsip kerjanya adalah cyclusnya berdasarkan wamtu ekspirasi
atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan
oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit)
Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2
5. Mode-Mode Ventilator.
Pasien yang mendapatkan bantuan ventilasi mekanik dengan
menggunakan ventilator tidak selalu dibantu sepenuhnya oleh mesin
ventilator, tetapi tergantung dari mode yang kita setting. Mode mode tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Mode Control.
Pada mode ini mesin secara terus menerus membantu pernafasan
pasien. Ini diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek,
lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol
pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frekwensi dan volume yang
telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk
mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan
9
Praktik Keperawatan Kritis
11
Praktik Keperawatan Kritis
12
Praktik Keperawatan Kritis
13
Praktik Keperawatan Kritis
Oksigen,
Perlu Terapi Ventilasi
Monitoring
Khusus) Mekanik.
Ketat
1. MEKANIK
- Frekwensi 12 – 25 25 – 35 > 35
nafas
- Vital capacity
(ml/kg) 70 – 30 30 - 15 < 15
- Inspiratori
force,
CmH2O 100 – 50 50 – 25 < 25
2. OKSIGENASI
- A - aDO2 100%
O2 mmHg
50 – 200 200 – 350 > 350
- PaO2 mmHg
- PaCO2
0,3 - 0,4 0,4 - 0,6 0,6
35 - 45 5 - 60 60
Sumber : http://erfansyah.blogspot.com/2011/05/kep-icu-ventilasi-mekanik-
ventilator.html. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2018, pukul 10.15 WIB
14
Praktik Keperawatan Kritis
15
Praktik Keperawatan Kritis
16
Praktik Keperawatan Kritis
Sistem pernafasan
1. Setting ventilator meliputi:
Mode ventilator
o CR/CMV/IPPV (Controlled Respiration/Controlled Mandatory
Ventilation/Intermitten Positive Pressure Ventilation)
o SIMV (Syncronized Intermitten Mandatory Ventilation)
o ASB/PS (Assisted Spontaneus Breathing/Pressure Suport)
o CPAP (Continous Possitive Air Presure)
17
Praktik Keperawatan Kritis
2. Sistem kardiovaskuler
Penkajian kardiovaskuler dilakukan untuk mengetahui adanmya
gangguan hemodinamik yang diakibatkan setting ventilator (PEEP terlalu
tinggi) atau disebabkan karena hipoksia. Pengkajian meliputi tekanan darah,
nadi, irama jantung, perfusi, adakah sianosis dan banyak mengeluarkan
keringat.
3. Sistem neurologi
Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala, rasa
ngantuk, gelisah dan kekacauan mental.
4. Sistem urogenital
Adakah penurunan produksi urine (berkurangnya produksi urine
menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal)
6. Status psycososial
Pasien yang dirawat di ICU dan dipasang ventilator sering mengalami
depresi mental lyang dimanifestasikan berupa kebingungan, gangguan
orientasi, merasa terisolasi, kecemasan dan ketakutan akan kematian.
18
Praktik Keperawatan Kritis
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan, proses
penyakitnya
c. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, pengesetan
ventilator yang tidak tepat, obstruksi selang endotracheal
d. Cemas berhubungan dengan penyakit kritis, takut terhadap kematian
e. Gangguan pemenuhan komunikasi verbal berhubungan dengan
pemasangan selang endotracheal
f. Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas berhubungan dengan
pemasangan selang endotracheal
g. Resiko tinggi terjadinya trauma atau cedera berhubungan dengan ventilasi
mekanis, selang endotracheal, ansietas, stress
h. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ventilasi mekanis, letak
selang endotracheal
3. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas sehubungan dengan peningkatan
produksi sekret
Tujuan:
Meningkatkan dan mempertahankan keefektifan jalan napas.
Kriteria hasil:
Bunyi napas terdengar bersih.
Ronchi tidak terdengar.
Tracheal tube bebas sumbatan.
19
Praktik Keperawatan Kritis
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 1 Mengevaluasi keefetifan jalan
jam dan kalau diperlukan. napas.
a. Dengan mengertinya tujuan
tindakan yang akan dilakukan
pasien bisa berpartisipasi aktif.
b. Memberi cadangan O2 untuk
menghindari hipoksia.
c. Mencegah infeksi
nosokomial.
d. Aspirasi lama dapat
menimbulkan hipoksia, karena
tindakan pengisapan akan
mengeluarkan sekret dan O2.
e. Tindakan negatif yang
berlebihan dapat merusak
mukosa jalan napas.
f. Memberikan cadangan
oksigen dalam paru.
g. Menjamin keefektifan jalan
napas.
Membantu mengencerkan skret.
2 Lakukan pengisapan bila 2
terdengar ronchi dengan cara:
a. jelaskan pada pasien tentang
tujuan dari tindakan pengisapan.
b. Berikan oksigen dengan O2 100
% sebelum dilakukan pengisapan,
minimal 4 - 5 X pernapasan.
c. Perhatikan teknik aseptik,
gunakan sarung tangan steril,
20
Praktik Keperawatan Kritis
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan sekresi tertahan, proses
penyakitnya
Tujuan: Pertukaran gas kembali normal.
Kriteria hasil:
Hasil analisa gas darah normal yang terdiri dari:
- PH (7,35 - 7,45)
- PO2 (80 - 100 mmHg)
21
Praktik Keperawatan Kritis
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Cek analisa gas darah setiap 10 - 1 Evaluasi keefektifan setting
2 30 menit setelah perubahan 2 ventilator yang diberikan
3 setting ventilator. 3 Evaluasi kemampuan
4 Monitor hasil analisa gas darah 4 bernapas
(blood gas) atau oksimeteri Sekresi menghambat
selama periode penyapihan. kelancaran udara napas.
Pertahankan jalan napas bebas Diteksi dini adanya
dari skresi. kelainan.
Monitor tanda dan gejala
hipoksia
3. Diagnosa Keperawatan
Ketidak efektifan pola nafas sehubungan dengan kelelahan, pengesetan
ventilator yang tidak tepat, obstruksi selang endotracheal
Tujuan: Pola napas efektif.
Kriteria hasil:
Napas sesuai dengan irama ventilator.
Volume napas adekuat.
Alarm tidak berbunyi.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Lakukan pemeriksaan ventilator 1 Diteksi dini adanya kelainan
tiap 1 - 2 jam. atau gg. fungsi ventilator.
Bunyi alarm menunjukan
2 Evaluasi semua alarm dan 2 adanya gg. Fungsi
tentukan penyebabnya. ventilator.
3 Pertahankan alat resusitasi manual 3 Memudahkan melakukan
(bag & mask) pada posisi tempat pertolongan bila
tidur sepanjang waktu. sewaktu/waktu ada
gangguan fungsi ventilator.
22
Praktik Keperawatan Kritis
Mencegah berkurangnya
4 Monitor selang / cubbing 4 aliran udara napas.
ventilator dari terlepas , terlipat,
bocor atau tersumbat. Mencegah berkurangnya
5 Evaluasi tekanan atau kebocoran 5 aliran udara napas.
balon cuff. Mencegah tergigitnya
6 Masukan penahan gigi (pada 6 selang ETT
pemasangat ETT lewat oral) Mencegah terlepas /
7 Amankan selang ETT dengan 7 tercabutnya selang ETT.
fiksasi yang baik. Evaluasi keefektifan jalan
8 Monitor suara dan pergerakan 8 napas.
dada secara teratur.
4. Diagnosa Keperawatan
Cemas sehubungan dengan penyakit kritis, takut terhadap kematian
Tujuan: Cemas berkurang atau hilang
Kriteria hasil: Mampu mengekspresikan kecemasan, tidak gelisah,
kooperatif.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Lakukan komunikasi 1 Membina hubungan saling
terapiutik. percaya.
2 Dorong pasien agar mampu 2 Menggali perasaan dan
mengekspresikan permasalahan yang sedang
perasaannya. dihadapi klien.
3 Berikan sentuhan kasih 3 Mengurangi cemas.
sayang.
4 Berikan support mental. 4 Mengurangi cemas.
5 Berikan kesempatan pada 5 Kehadiran orang-orang yang
keluarga dan orang-orang dicintai meningkatkan
yang dekat dengan klien semangat dan motivasi untuk
untuk mengunjungi pada sembuh.
saat-saat tertentu.
6 Berikan informasi realistis 6 Memahami tujuan pemberian
pada tingkat pemahaman atau pemasangan ventilator.
klien.
23
Praktik Keperawatan Kritis
5. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pemenuhan komunikasi verbal sehubungan dengan pemasangan
selang endotracheal
Tujuan: Mempertahankan komunikasi
Kriteria hasil: Klien dapat berkomunikasi dgn menggunakan metode
alternatif.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Berikan papan, kertas dan 1 Mempermudah klien untuk
pensil, gambar untuk mengemukakan perasaan /
komunikasi, ajukan keluhan dengan
pertanyaan dengan jawaban berkomunikasi.
ya atau tidak.
2 Yakinkan klien bahwa suara 2 Mengurangi cemas.
akan kembali bila ETT
dilepas.
6. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas sehubungan dengan
pemasangan selang endotracheal
Tujuan:
Tidak terjadi infeksi saluran napas s/d pemasangan selang ETT / ventilator
Kriteria hasil:
Suhu tubuh normal (36 - 37,5 C)
Warna sputum jernih.
Kultur sputum negatif.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Evaluasi warna, jumlah, 1 Indikator untuk menilai
konsistensi dan bauh sputum adanya infeksi jalan napas.
setiap kali pengisapan.
2 Lakukan pemeriksaan kultur 2 Menentukan jenis kuman dan
sputum dan test sensitifitas sensitifitasnya terhadap
sesuai indikasi. antibiotik.
3 Pertahanakan teknik aseptik 3 Mencegah infeksi
pada saat melakukan nosokomial.
24
Praktik Keperawatan Kritis
pengisapan (succion)
4 Jaga kebersihan bag & mask. 4
Lingkungan kotor merupakan
5 Lakukan pembersihan mulut, 5 media pertumbuhan kuman.
hidung dan rongga faring Lingkungan kotor merupakan
setiap shitf. media pertumbuhan kuman.
7. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terjadinya trauma atau cedera sehubungan dengan ventilasi
mekanis, selang endotracheal, ansietas, stress
Tujuan: Bebas dari cedera selama ventilasi mekanik.
Kriteria hasil:
Tidak terjadi iritasi pada hidung maupun jalan napas.
Tidak terjadi barotrauma.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Monitor ventilator terhadap 1 Peningkatan secara tajam dapat
peningkatan secara tajam. menimbulkan trauma jalan
napas (barutrauma)
2 Yakinkan napas pasien sesuai 2 Napas yang berlawanan
dengan irama ventilator dengan mesin dapat
menimbulkan trauma.
3 Mencegah terjadinya fighting 3 Napas yang berlawanan
kalau perlu kolaborasi dengan mesin dapat
dengan dokter untuk menimbulkan trauma.
4 memberi sedasi. 4 Diteksi dini.
Observasi tanda dan gejala
5 barotrauma. 5 Mencegah iritasi mukosa jalan
Lakukan pengisapan lendir napas.
dengan hati-hati dan gunakan
25
Praktik Keperawatan Kritis
8. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan ventilasi mekanis, letak selang
endotracheal
Tujuan: Merasa nyaman selama dipasang ventilator.
Kriteria hasil:
Klien tidak gelisah.
Klien dapat istirahat dan tidur dengan tenang.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Atur posisi selang ETT dan 1 Mencegah penarikan dan
penekanan.
2 Tubing ventilator. 2 Menurunkan upaya pasien
melakukan pernapasan.
3 Atur sensitivitas ventilator. 3 Meningkatkan rasa
nyaman.
4 Atur posisi tidur dengan 4 Mengurangi rasa nyeri
menaikkan bagian kepala tempat
tidur, kecuali ada kontra indikasi.
Kalau perlu kolaborasi dengan
kokter untuk memberi analgesik
dan sedasi.
Sumber : http://erfansyah.blogspot.com/2011/05/kep-icu-ventilasi-mekanik-
ventilator.html. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2018, pukul 10.15 WIB
26
Praktik Keperawatan Kritis
27
Praktik Keperawatan Kritis
3. Disfungsi neurologis.
Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko
mengalami apnoe berulang juga mendapatkan ventilasi
mekanik. Selain itu ventilasi mekanik juga berfungsi
untuk menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan
pemberian hiperventilasi pada klien dengan
peningkatan tekanan intra cranial.
4. Tindakan operasi.
Tindakan operasi yang membutuhkan penggunaan
anestesi dan sedative sangat terbantu dengan
keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas
selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah
bisa tertangani dengan keberadaan ventilasi mekanik.
5. Pasien dengan respiratory failure (gagal napas)
6. Pasien dengan operasi tekhik hemodilusi.
7. Post Trepanasi dengan black out.
8. Respiratory Arrest.
Kriteria Pemasangan Ventilasi Mekanik
Menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu
mendapat bantuan ventilasi mekanik (ventilator) bila :
1. Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
Takipnea (> tingkat pernapasan 30 napas per menit)
2. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2
kurang dari 70 mmHg.
3. PaCO2 lebih dari 60 mmHg
4. AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350
mmHg.
5. Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.
6. Bradypnea atau apnea dengan pernapasan
28
Praktik Keperawatan Kritis
29
Praktik Keperawatan Kritis
o Persiapan
1. Alat :
Set ventilator
Aqua steril
Oksigen
2. Pasien :
Inform consent
Pemberian penjelasan/informasi
Pengaturan posisi sesuai dengan kebutuhan
Prosedur
3. Cara kerja
Hubungkan ventilator dengan sumber listrik
Hubungan ventilator dengan sumber oksigen dan
udara tekan
Isi humidifier dengan aqua steril sampai batas
yang ditentukan
Pastikan breathing sirkuit apakah ada kebocoran
dan tes fungsi masing masing pre set dengan
menggunakan testlung ( kalibrasi )
1. ICU
Unit terkait 2. Instalasi Gawat Darurat
Sumber : https://www.scribd.com/document/318435084/Spo-Penggunaan-
Ventilator. Diakses pada tanggal 21Agustus 2018. Pukul 09.00 WIB
30
Praktik Keperawatan Kritis
Sumber: : https://www.google.com/search?
q=gambar+ventilator&safe=strict&client=firefox-b-
ab&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=2ahUKEwia-
aG3wordAhURbo8KHUFmBmMQ7Al6BAgFEB8&biw=1143&bih=554.
Diakses pada tanggal 21 Agustus 2018, pukul 10.30 WIB
31
Praktik Keperawatan Kritis
1. Flowmeter
Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya suatu matrial (liquid, gas,
powder) dalam suatu jalur aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri,
yang meliputi kecepatan aliran atau flow rate dan total massa atau volume
dari matrial yang mengalir dalam jangka waktu tertentu atau sering disebut
dengan istilah totalizer.
2. Ventilator
Bertujuan untuk memberikan bantuan nafas pasien dengan cara
memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas yang
digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk
mempertahankan oksigenasi.
3. Bellow
Pada desain sistem sirkuit ganda, volume tidal diberikan dari seperangkat
bellow yang berisi bahan karet atau bebas latex didalam tabung plastik
yang transparan. Bellow pada desain ventilator sirkuit ganda
menggantikan fungsi kantong pernafasan pada sirkuit anestesi.
4. Vaporizer
Alat yang digunakan untuk memekatkan suatu larutan dengan cara
menguapkan cairan selain air.
5. APL Valve
Mampu mengatur besar kecil aliran gas dan uap terutama untuk tekanan
rendah.
6. Soda Lime
Digunakan untuk keperluan anestesi
7. Scavenging System
Berfungsi menampung dan membuang sisa/sampah gas untuk
meminimkan terpapar diruang operasi zat anesthesia yang berbahaya.
LATIHAN
32
Praktik Keperawatan Kritis
A. Pilihan ganda
1. Kriteria pemasangan ventilator menurut pontopidan yaitu, kecuali..............
a. Frekuensi napas lebihdari 30 menit
b. PaCO2 lebih dari 60 mmHg
c. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 lebih dari 70 mmHg
d. AaDO2 dengan O2 100% hasilnya lebih dari 350 mmHg
e. Vital capasity kurang dari 15 ml/kg BB
2. Alat-alat yang disediakan untuk pemasangan ventilator kecuali....
a. Spet 10 cc
b. Spirometer
c. Air viva (ambu bag)
d. Oksigen sentral
e. Kompresor air
3. Beberapa yang harus diperhatikan dalam pemasangan ventilator yaitu....
a. Perawatan mulut
b. Humidifasi dan suhu
c. Perhatikan intake dan output cairan
d. Dukungan sosial
e. Perhatikan tekanan darah pasien
4. Pasien yang mendapat bantuan ventilasi mekanik dapat dilakukan penyapihan
bila memenuhi kriteria sebagai berikut keculi........
a. Kapasitas vital 10-15 ml/kgBB
b. Volume tidal 405 ml/kgBB
c. Kekuatan inspirasi 20 cm H2O atau lebih besar
d. Frekuensi pernapasan kurang dari 20 kali/menit
e. Frekuensi pernapasan 30 kali/menit
5. Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan bantuan ventilator antara
lain..............
a. Resiko tinggi gangguan tumbh kembang b/d BB menurun terus menerus
b. Resiko peningkatan suhu tubh b/d proses infeksi sekunder terhadap diare
c. Kerusakan mobilitas fisik b/d kersakan neurovaskuler
d. Ketidakefektifan pola nafas b/d kelelahan, pengesetan ventilator yang
tidak tepat, obstruksi selang endotracheal
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d output berlebih dan
intake yang kurang
B. Essay
1. Apa yang dimaksud dengan ventilator?
33
Praktik Keperawatan Kritis
Jawaban:
1. Ventilator adalah peralatan elektrik dan memerlukan sumber listrik.
Beberapa ventilator, menyediakan back up batere, namun batere
tidak didesain untuk pemakaian jangka lama. Ventilator adalah
suatu metode penunjang/bantuan hidup (life - support). Maksudnya
adalah jika ventilator berhenti bekerja maka pasien akan meninggal.
Oleh sebab itu harus tersedia manual resusitasi seperti ambu bag di
samping tempat tidur pasien yang memakai ventilator, karena jika
ventilator berhenti bekerja dapat langsung dilakukan manual
ventilasi.
35
Praktik Keperawatan Kritis
U
N
A
T
B
P
P
I
esi
pu
m
n
la
36
Praktik Keperawatan Kritis
PU
AK
AF
TA
ST
D
A
http://erfansyah.blogspot.com/2011/05/kep-icu-ventilasi-mekanik-ventilator.html.
Diakses pada tanggal 21 Agustus 2018, pukul 10.15 WIB
https://www.scribd.com/document/318435084/Spo-Penggunaan-Ventilator.
Diakses pada tanggal 21Agustus 2018. Pukul 09.00 WIB
https://www.google.com/search?
q=gambar+ventilator&safe=strict&client=firefox-b-
ab&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=2ahUKEwia-
aG3wordAhURbo8KHUFmBmMQ7Al6BAgFEB8&biw=1143&bih=554.
Diakses pada tanggal 21 Agustus 2018, pukul 10.30 WIB
37
Praktik Keperawatan Kritis
NA
RA
AR
GL
OS
SE
M/
IU
I
Expansi : Aktivitas memperbesar atau memperluas usaha
Ronkhi : Suara tambahan karena saluran nafas berisi sekret shingga saluran
nafas menyempit
Whezing : Penyempitan saluran nafas yang berat secara terus menerus
dengan suara seperti siulan
38