Kelompok 8 :
1. Jupriadi
2. Rida Rahmayanti
3. Siti Jumainah
4. Wilmina Suitela
Definisi
• Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis
Masyarakat (MTBS-M) adalah pendekatan
pelayanan kesehatan bayi dan anak balita
terintegrasi dengan melibatkan masyarakat
sesuai standar Managemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS).
Tujuan
• Penyelenggaraan MTBS-M bertujuan untuk
meningkatkan akses pelayanan Balita sakit di
tingkat masyarakat pada daerah yang sulit
akses terhadap pelayanan kesehatan.
• Pelayanan MTBS-M dilakukan oleh kader
setempat yang telah mendapatkan pelatihan
sebagai pelaksana.
• Dalam melakukan pelayanannya, kader
pelaksana MTBS-M harus di bawah
pengawasan tenaga kesehatan yang berasal
dari Puskesmas pelaksana MTBS setempat.
Penyelenggaraan upaya kesehatan MTBS-M dilakukan
melalui kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,
dan/atau kuratif terbatas.
Pelayanan kuratif terbatas berakhir setelah pelayanan
kesehatan di daerah penyelenggara MTBS-M tersebut
telah dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Dalam hal daerah penyelenggara MTBS-M sudah
dinyatakan bukan sebagai daerah sulit akses pelayanan
kesehatan, penyelenggaraan MTBS-M harus berakhir dan
pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh kader pelaksana
difokuskan hanya pada kegiatan promotif dan preventif
termasuk mempromosikan perilaku pencarian pertolongan
kesehatan dan perawatan balita di rumah.
Latar Belakang
• Angka kematian balita (AKABA) : 40 kematian per
1000 kelahiran hidup (KH); dan
• Angka kematian bayi (AKB) 32 per 1000 KH pada
tahun 2012.
• 36% dari kematian balita di Indonesia disebabkan
oleh masalah bayi baru lahir (neonatal)
diantaranya asfiksia, Berat Badan Lahir Rendah,
kelahiran prematur, infeksi bayi baru lahir, diikuti
oleh diare 17,2%, pneumonia 13,2%.
• Pemberdayaan • Perawatan esensial
masyarakat seperti bayi baru lahir
kader dapat dilatih termasuk promosi
untuk mengenali tanda Inisiasi Menyusu Dini
bahaya umum, (IMD) dan pemberian
perawatan esensial bayi ASI eksklusif terbukti
baru lahir dan dapat mencegah
penyakit-penyakit penyakit-penyakit
utama penyebab tersebut di atas dan
kematian balita seperti dapat memastikan
pneumonia, diare atau status gizi serta daya
malaria. tahan tubuh bayi yang
• Pelatihan tersebut juga optimal.
mencakup penanganan
• laporan ilmiah Lancet 2005 Millenium Project
2005, penanganan pneumonia dengan
antibiotik serta penanganan diare dengan
oralit dan zink mempunyai dampak besar
menurunkan AKABA.
tujuan rpjmn 2014-2019
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00
kelahiran hidup (SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per
1.000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan
promotif dan preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat.
INDIKATOR KELANGSUNGAN HIDUP ANAK
Intervensi inti yang menjadi indikator keberhasilan
kelangsungan hidup anak meliputi: